Anda di halaman 1dari 2

3. Jelaskan bagaimana patomekanisme BAB bercampur darah dan berlendir?

Feses yang disertai darah diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah pada dinding
saluran cerna. Pembuluh darah pada dinding traktus gastrointestinal mulai terdapat pada
lamina propria tunika mukosa namun jumlah pembuluh darah yang banyak ditemukan pada
tunika submukosa. Hal ini berarti bahwa jika terdapat ulkus yang mengenai tunika mukosa,
maka dapat bermanifestasi sebagai feses disertai darah. Darah dapat bermanifestasi sebagai
melena maupun hematokezia. Darah yang berwarna lebih gelap terjadi akibat oksidasi
hemoglobin oleh bakteri usus. Melena atau “darah hitam” menunjukkan bahwa perdarahan
saluran cerna terjadi pada bagian usus proximal atau bagian usus distal dengan masa transit
yang lama sehingga memberi kesempatan bakteri untuk mengoksidasi hemoglobin.
Sedangkan hematokezia atau “darah segar” dapat disebabkan oleh perdarahan saluran cerna
bagian distal (misalnya rektum) atau pada proximal usus tetapi dengan masa transit yang
singkat sehingga tidak memberi kesempatan bakteri usus untuk mengoksidasi hemoglobin
secara maksimal.

Hematochezia

Hematochezia disebabkan oleh perdarahan pada saluran percernaan bagian bawah,


terutama di usus besar. Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan perdarahan saluran
pencernaan bagian bawah adalah:

 Divertikulitis. Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada divertikula (kantong-


kantong kecil tidak normal yang terbentuk di saluran pencernaan).
 Radang usus. Radang usus adalah kondisi usus yang mengalami peradangan. Radang
usus juga dapat merujuk pada dua gangguan saluran pencernaan, yaitu penyakit
Crohn dan kolitis ulseratif.
 Polip. Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang bertangkai dan berukuran
kecil, kurang dari 1,5 cm.
 Tumor jinak. Tumor jinak yang tumbuh di usus besar dan rektum dapat menyebabkan
perdarahan.
 Kanker kolon. Kanker kolon merupakan kanker yang tumbuh di kolon (usus besar).
 Fisura ani. Fisura ani adalah luka terbuka pada saluran anus atau dubur.
 Wasir atau hemoroid. Wasir adalah pelebaran pembuluh darah di daerah anus yang
berisiko menimbulkan perdarahan.
 Infeksi bakteri – Infeksi bakteri dapat menyebabkan berbagai jenis peradangan di
dalam saluran pencernaan. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran
pencernaan adalah helicobacter pylori.
 Ulkus peptikum – Ulkus peptikum, yang sering ditandai dengan luka terbuka di
lapisan perut atau bagian ujung atas usus kecil, juga dapat menyebabkan
pendarahan. Penyebab ulkus peptikum yang umum adalah mengonsumsi obat anti
radang, misalnya ibuprofen dan aspirin, dalam jangka panjang atau secara
berlebihan.

Pada penderita hematochezia, darah yang keluar bersama feses akan terlihat merah. Hal
ini karena perdarahan terjadi di area yang tidak jauh dari dubur, sehingga darah keluar dalam
keadaan masih segar. Hematochezia kadang disertai diare, demam, perubahan pada frekuensi
BAB, sakit perut, dan penurunan berat badan. Selain dapat keluar bersama feses, darah juga
dapat menetes dari anus. Dan sedangkan untuk bab berlendir yaitu, ketika mukosa usus
(terutama pada mukosa usus besar) teriritasi, maka dapat menyebabkan sel goblet menjadi
lebih aktif. Sel-sel goblet menghasilkan banyak mucus yang berfungsi untuk proteksi mukosa.
Ketika mucus jumlahnya terlalu berlebihan, maka dapat muncul dalam feses dan
bermanifestasi sebagi feses berlendir.

Referensi :
 Guyton & Hall, Fisiologi Kedokteran. Edisi 11
 Siti setiati dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta : Interna
Publishing. Hal 1894-1895

Anda mungkin juga menyukai