Anda di halaman 1dari 3

2.

Patomekanisme BAB berdarah

Feses yang disertai darah diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah pada dinding
saluran cerna. Pembuluh darah pada dinding traktus gastrointestinal mulai terdapat pada
lamina propria tunika mukosa namun jumlah pembuluh darah yang banyak ditemukan pada
tunika submukosa. Hal ini berarti bahwa jika terdapat ulkus yang mengenai tunika mukosa,
maka dapat bermanifestasi sebagai feses disertai darah. Darah dapat bermanifestasi sebagai
melena maupun hematokezia. Darah yang berwarna lebih gelap terjadi akibat oksidasi
hemoglobin oleh bakteri usus. Melena atau “darah hitam” menunjukkan bahwa perdarahan
saluran cerna terjadi pada bagian usus proximal atau bagian usus distal dengan masa transit
yang lama sehingga memberi kesempatan bakteri untuk mengoksidasi hemoglobin.
Sedangkan hematokezia atau “darah segar” dapat disebabkan oleh perdarahan saluran cerna
bagian distal (misalnya rektum) atau pada proximal usus tetapi dengan masa transit yang
singkat sehingga tidak memberi kesempatan bakteri usus untuk mengoksidasi hemoglobin
secara maksimal.

Hematochezia
Hematochezia disebabkan oleh perdarahan pada saluran percernaan bagian bawah, terutama
di usus besar. Beberapa kondisi yang dapat mengakibatkan perdarahan saluran pencernaan
bagian bawah adalah:

 Divertikulitis. Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada divertikula


(kantong-kantong kecil tidak normal yang terbentuk di saluran pencernaan).
 Radang usus. Radang usus adalah kondisi usus yang mengalami peradangan. Radang
usus juga dapat merujuk pada dua gangguan saluran pencernaan, yaitu penyakit
Crohn dan kolitis ulseratif.
 Polip. Polip adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang bertangkai dan berukuran
kecil, kurang dari 1,5 cm.
 Tumor jinak. Tumor jinak yang tumbuh di usus besar dan rektum dapat
menyebabkan perdarahan.
 Kanker kolon. Kanker kolon merupakan kanker yang tumbuh di kolon (usus besar).
 Fisura ani. Fisura ani adalah luka terbuka pada saluran anus atau dubur.
 Wasir atau hemoroid. Wasir adalah pelebaran pembuluh darah di daerah anus yang
berisiko menimbulkan perdarahan.
 Infeksi bakteri – Infeksi bakteri dapat menyebabkan berbagai jenis peradangan
di dalam saluran pencernaan. Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi
saluran pencernaan adalah helicobacter pylori.
 Ulkus peptikum – kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai
lapisan otot saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam
lambung yang berlebihan. Yang menyebabkan ulkus peptikum yaitu faktor asam dan
pepsin, di mana kelebihan produksi asam akan menimbulkan luka pada
mukosa saluran pencernaan. Terdapat faktor ketahanan mukosa, di mana faktor
agresif atau agen perusak mukosa lebih dominan daripada faktor defensif atau agen
yang melindungi mukosa. Faktor agresif yang utama adalah asam lambung dan
pepsin. Faktor defensif yang berperan adalah mucous
barrier (mukus dan bikarbonat), mucosal resistance barrier (resistensi
mukosa), microcirculation (aliran darah mukosa) dan prostaglandin.
Pada penderita hematochezia, darah yang keluar bersama feses akan terlihat merah. Hal ini
karena perdarahan terjadi di area yang tidak jauh dari dubur, sehingga darah keluar dalam
keadaan masih segar. Hematochezia kadang disertai diare, demam, perubahan pada frekuensi
BAB, sakit perut, dan penurunan berat badan. Selain dapat keluar bersama feses, darah juga
dapat menetes dari anus.

Melena
Melena disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Kondisi yang dapat
menimbulkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas, antara lain:

 Pecah varises esofagus. Varises esofagus adalah pelebaran pembuluh darah vena di
area esofagus (kerongkongan).
 Gastritis. Gastritis merupakan peradangan pada lapisan pelindung di lambung.
 Tukak lambung. Tukak lambung adalah luka yang terbentuk di permukaan dalam
dinding. Karena adanya luka biasanya penderita akan mengalami rasa nyeri di daerah
ulu hati atau perut kiri atas, pada penyakit tukak lambung biasa umumnya gejala tidak
terlalu parah dan pengobatannya seputar mengurangi pengeluaran asam lambung
dengan golongan antihistamin atau Penghambat Proton inhibitor, memberikan obat
yang menetralkan asam lambung seperti golongan antasida atau obat yang berfungsi
melapisi dinding yakni seperti kandungan sukralfat.
 Kanker lambung. Kanker lambung adalah kondisi yang ditandai dengan
pertumbuhan sel kanker pada dinding lambung.
 Sindrom Mallory-Weiss. Kondisi ini ditandai dengan robekan pada jaringan di area
kerongkongan yang berbatasan dengan lambung.

Gejala melena adalah feses yang berwarna gelap seperti aspal, serta bertekstur lunak dan
lengket. Feses yang berwarna gelap disebabkan oleh bercampurnya darah dengan asam
lambung, enzim, atau bakteri di usus besar, sebelum keluar bersama feses. Melena dapat
disertai muntah darah, tubuh terasa lelah, pusing dan pingsan.

Mikroorganisme menembus lapisan muskularis mukosa-> bersarang disubmukosa ->


membuat kerusakan yang luas dimukosa -> ulkus -> bisa melebar ke lateral sepanjang sumbu
usus -> kerusakan jadi luas sekali -> ulkus saling berhubungan dan terbentuk sinus dibawah
mukosa -> Mikroorganisme ditemukan dalam jumlah besar di dasar dan dinding ulkus ->
Karena peristaltik usus, mikroorganisme dikeluarkan bersama isi ulkus ke rongga usus ->
dikeluarkan menjadi tinja yang disertai dengan darah.
Referensi : -Setiawan, GW.2015. Saluran Pencernaan Manusia.
Sumatera:USU.repository.us.u.ac.id
-Buku Ajar Gastroenterologi.ed.Interna Publishing

Anda mungkin juga menyukai