Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 2

Tutor : dr. Kartono Ichwani, SpBK

PRODUKSI KENCING MENURUN


SISTEM UROGENITAL

Boby Ilham Ramadhan 2014730015


Dwinur Syafitri C 2014730022
Ghina Anzani S 2014730035
Irmalita 2014730042
Larasantang Has Nuroh 2014730049
Mulky Maurival 2014730065
Nadya Ayu P 2014730070
Verga Baiqillah T 2014730096
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan


tentang penyakit-penyakit yang menyebabkan produksi urin (air seni = kencing)
menurun, penyebab dan patomekanisme, gambaran klinik, cara diagnosis,
penaganan dan pencegahan peyakit-penyakit yang menyebabkan produksi kencing
menurun.
SKENARIO

Seorang pria, 68 thn, masuk rumah sakit dengan keluhan produksi kencing berkurang. Gejala ini disertai
muntah-muntah, merasa sangat lemas dan malaise. Dua minggu sebelumnya penderita merasa sangat lemas dan
sakit seluruh tubuh, terutama lengan pada kaki, dan penderita minum obat untuk mengurangi rasa sakit tsb.

Kata Sulit

Malaise : perasaan yang tidak jelas dari ketidaknyaman (Dorland, Edisi 28)

Kata Kunci

1. Pria, 68 th
2. Produksi kencing berkurang
3. Muntah-muntah, sangat lemas dan malaise
4. Dua minggu sebelumnya sangat lemas dan sakit seluruh tubuh terutama lengan dan kaki
5. Riwayat pengobatan : pengurang rasa sakit (2 minggu sebelumnya)
MIND MAP
Dehidrasi
Mual, Muntah

Obat
PRODUKSI
Nyeri
KENCING

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


 Identitas : pria, 68th

 KU : produksi kencing menurun

 KT : Muntah, lemas, malaise, 2


minggu sebelumnya merasa sangat
lemas, sakit seluruh tubuh, terutama
ekstremitas.

 RPO : mengonsumsi obat penghilang


rasa sakit sejak 2 minggu sebelumnya

Komplikasi dan Prognosis Penatalaksanaan WD DD


Pemeriksaan Penunjang
pencegahan
PERTANYAAN

1. Apa saja penyakit-penyakit yang menyebabkan produksi kencing menurun beserta


penyebabnya ?
2. Bagaimana patomekanisme timbulnya gejala produksi kencing menurun ?
3. Apa pengaruh obat penurun nyeri dengan produksi kencing menurun ?
4. Apa hubungan muntah, lemas, malaise dengan produksi kencing menurun? Dan
jelaskan!
5. Bagaimana alur diagnosis dari skenario ? dan jelaskan DD 1!
6. Bagaimana alur diagnosis dari skenario ? dan jelaskan DD 2!
7. Bagaimana penatalaksanaan WD pada skenario ?
8. Apa komplikasi, prognosis, dan pencegahan dari WD pada skenario ?
PENYAKIT-PENYAKIT YANG
MENYEBABKAN PRODUKSI KENCING
MENURUN
1. Sindrom nefritik
2. Glomerulonefritis proliferasi akut
3. Glomerulonefritis progresif cepat
4. Nekrosis tubulus akut
5. Gagal ginjal akut
6. Urolithiasis
7. Cystitis
8. ISK (Infeksi Saluran Kelamin)
PATOMEKANISME TIMBULNYA GEJALA
PRODUKSI KENCING MENURUN
Prerenal Renal Postrenal

Kelainan sebelum ginjal Kelainan dalam ginjal Obstruksi saluran Kemih

Gagal jantung Kerusakan


Urin sulit keluar
glomerulus,obstruksi
Hipovolemia tubulus

Aktivasi sistem saraf


simpatis GFR menurun Oliguria

Angiotensin II

Vasokonstriksi arteriol Reabsorpsi Na Price,Sylvia.A.2003.Patofisiologi.EGC:Jakarta


Setiati,siti.2014.Ilmu Penyakit Dalam.Interna Publishing:Jakarta
afferen dan air Robbins.2013.Buku Ajar Patologi.Elsevier:Singapore
PENGARUH OBAT PENURUN NYERI
DENGAN PRODUKSI KENCING MENURUN

Menghambat
AINS(NSAID) Vasokonstriksi
prostaglandin

Filtasi
Iskemik
Oliguria glomerulus
tubular
menurun

Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6 ed. Jilid 1 Jakarta: EGC; 2006.
HUBUNGAN MUNTAH, LEMAS, MALAISE
DENGAN PRODUKSI KENCING MENURUN

Biosintesis
Nyeri Meminum obat
prostaglandin Oliguria
jenis AINS
terhambat

Dehidrasi Muntah Mengiritasi Azotemia


Gastrointestinal

Malaise

Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6 ed. Jilid 1 Jakarta: EGC; 2006.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
GAGAL GINJAL AKUT (GGA) GAGAL GINJAL KRONIK

Definisi Penurunan fungsi ginjal yang terjadi mendadak, Kerusakan ginjal yang terjadi selama > 3 bulan,
dalam beberapa jam sampai beberapa minggu, berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan
diikuti oleh kegagalan ginjal untuk mengekskresi ginjal seperti proteinuria & jika nilai LFG < 60
sisa metabolism nitrogen dengan atau tanpa ml/menit/1,73m²
disertai terjadiny gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit.

Epidemiologi Kecenderungan terjadinya gagal ginjal akut di • Diperkirakan, di Indonesia sekitar 50 orang per satu
seluruh dunia adalah 24,7% dari keseluruhan juta penduduk.
penyakit terjadi. Dan prevalensi GGA di Indonesia • Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
sebesar 30/1.000.000 penduduk. Sebesar 5% Jepang, Australia dan Inggris :77 - 283 per satu juta
pasien rawat inap yang berada di rumah sakit di penduduk.
Indonesia mengalami GGA dan 2-5% dari
penderita yang dirawat di unit perawatan intensif.

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
GAGAL GINJAL AKUT (GGA) GAGAL GINJAL KRONIK
Etiologi • GGA Praprenal • Glomerulonefritis
• GGA Renal • DM
• GGA Pascarenal • Hipertensi
• Ginjal Polikistik
Manifestasi Klinis • Nyeri otot • Anemia
• Oliguria • Mual & muntah
• Edema • Kelainan neuropsikiatri
• Hipertensi • Gagal jantung kongestif
• Mual dan muntah • Letargi
• Dehidrasi • Anoreksia
• Akibat obat

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
ALUR DIAGNOSIS GGA
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang • Apakah pasien mengalami gejala gagal ginjal?(misalnya oliguria, mual, muntah, sesak nafas, edema, gatal,
cegukan, neuropati perifer, lelah, malaise, hematuria nokturia)
• Apakah ada hematuria? Hematuria yang jelas terlihat (frank hematuria) yang diikuti oleh oligouri mengarah
pada glomerulonephritis;
• Apakah ada gejala penyerta seperti hemoptysis? Hemoptysis mengarah pada sindrom rostat Goodpasture;
riwayat infeksi kulit/tenggorok sebelumnya? Mengarah ke glomerulonephritis pasca infeksi.
• Pada pria, perlu ditanyakan apakah ada keluhan berkemih seperti frekuensi, nokturia, dan pancaran yang
busuk dengan hesitansi serta urin menetes mengarah pada obstruksi pasca renal akibat penyakit?
Riwayat penyakit dahulu • Apakah pernah didiagnosis penyakit ginjal sebelumnya?
• Tanyakan adakah hipertensi, atau diabetes yang semuanya merupakan predisposisi iskemia ginjal?
Riwayat pengobatan • Apakah pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan seperti AINS? Seperti asam mefenamat dan
Meklofenamat karena penggunaaanya dalam waktu yang lama dapat menyebabkan laju filtrasi glomerulus
menurun yang dapat menyebabkan penurunan kencing, serta obat (OAINS, ACE-I, antibiotic), Setiap terapi
tertentu untuk gagal ginjal (misalnya eritropoietin), Setiap obat yang bias terakumulasi dan menyebabkan
tosisitas pada ginjal (misalnya digoksin)
Riwayat keluarga • Adakah riwayat penyakit ginjal dalam keluarga? (misalnya ginjal polikistik, nefropati refluks)
Penyakit ginjal polikistik adalah kelainan ginjal turunan yang paling sering terjadi, penyakit ini mencakup 4-
10% pasien dengan gagal ginjal yang membutuhkan transplantasi atau dialysis
Alur Diagnosis GGA

PEMERIKSAAN FISIK • Nilailah status volume cairan pasien


• Carilah tanda penyakit multisystem, emboli kolesterol, dan penggunaan obat intravena
• Pembengkakan atau nyeri otot mengarah pada rabdomiolosis
• Pada mata dapat ditemukan perubahan hipertensif, diabetic, atau perubahan diagnostic lainnya
• Periksalah ulkus decubitus, luka operasi dan traumatic untuk sepsis
• Nadi, tekanan darah, tekanan vena jugularis
• Pemeriksaan jantung dapat mengindiksikan deplesi volume, lesi jantung, pericarditis
• Periksalah dada untuk menemukan edema paru dan bukti infeksi atau perdarahan
• Penyakit saluran pernapasan atas atau sinusitis mengarah pada penyakit Wegener
• Ginjal polikistik dapat teraba dan kandung kemih yang teraba besar dapat mengarah pada obstruksi
• Pemeriksaan ginjal dapat menunjukkan penyakit prostat atau pelvis
PEMERIKSAAN PENUNJANG • Biokimia Darah
• Hematologi
• Urin
• Radiologi
• Imunologi
• Mikrobiologi

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga


ALUR DIAGNOSIS GGK

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

1. Anemia 1. Hipertensi 1. Gamb. Lab : penurunan fungsi ginjal ,


2. Mual dan muntah kelainan biokimia darah, & kelainan
3. Gatal urinalisis
4. Labil, insomnia, dan depresi 2. Gamb. Radiologis : foto polos abdomen
5. Terjadi penurunan jumlah urin, tampak batu radio-opak, usg : ukuran ginjal
nokturia, proteinuria yg mengecil, korteks yg menipis, adanya
6. Riwayat hipertensi, DM, hidronefrosis
merokok

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
PENATALAKSANAAN GGA
Komplikasi Terapi Efek
Kelebihan cairan intravascular  Batasi garam (1-2gr/hari) dan air <1liter/hari
 Diuretik: furosemid 10 – 40 mg 2x sehari
 Diuresis dalam 10 – 20 menit
Hyponatremia  Batasi cairan <1liter/hari
 Hindari pemberian cairan hipotonis

Hyperkalemia  Batasi intake kalium <40mmol/hari  Perforasi lambung, edema,


alkalosis sistemik

 Hindari diuretic hemat kalium: antagonis


aldosterone dan triamterene dan amilorid
 Natrium bikarbonat 500 mg 1-4g/hari
 Salbutamol 10 – 20 mg inhaler

Hipokalsemia  Beri kalsium karbonat 0,5g 2-3g/hari

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Berbagai jenis dan cara dialysis pada gangguan ginjal akut
Jenis dan cara dialysis Dialiser Prinsip Kerja
Hemodialysis
Konvensional Hemodialiser Klirens difusi dan ultrafiltrasi bersamaan,
intermiten
Slow long extended daily dialysis Hemodialiser Klirens difusi dan ultrafiltrasi dengan
aliran darah dan dialisat yang pelan,
intermiten

Sequential ultrafiltration and clearance Hemodialiser Ultrafiltrasi diikuti dengan kliren difusi,
intermiten
Continuous arteriovenous hemodialysis Hemodialiser Kliren difusi dan ultrafiltrasi pelan dan
bersamaan tanpa pompa darah

Continuous venovenous hemodialysis Hemofilter Kliren difusi dan ultrafiltrasi pelan dan
bersamaan dengan pompa darah

Hemodialysis dan hemofiltrasi


Continuous arteriovenous hemodialysis Hemofilter Klirens konvektif berkesinambungan
plus hemofiltration tanpa pompa darah
Continuous venovenous hemodialysis plus Hemofilter Klirens konvektif berkesinambungan
hemofiltration dengan pompa darah
Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Ultrafiltrasi
Isolated ultrafiltration Hemodialiser Klirens konvektif dan difusi
berkesinambungan tanpa pompa
darah

Slow continuous ultrafiltration Hemofilter Klirens konvektif dan difusi


berkesinambungan dengan
pompa darah

Dialysis peritoneal
Berkesinambungan Peritoneum Klirens dan ultrafiltrasi
berkesinambungan; ganti cairan
selang beberapa jam

Intermiten Peritoneum Klirens dan ultrafiltrasi


intermitem; ganti cairan tiap jam
selama 12 jam setiap 2 – 3

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
KOMPLIKASI, PROGNOSIS, DAN
PENCEGAHAN
Pengelolaan
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan ginjal,mempertahankan
kemostasis,melakukan resusitasi,mencegah komplikasi metabolik dan infeksi serta
mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya sembuh secara spontan,Prinsip
pengelolaan yaitu dengan
 mengidentifeksi pasien-pasien beresiko GGA (sebagai tindakan pencegahan)
 mengatasi penyakit penyebab GGA
 mempertahankan homeostasis
 mempertahankan eopolemia keseimbangan cairan dan elektrolit
 mencegah komplikasi metabolik
 mencegah infeksi dan selalu mengevaluasi obat-obat yang dipakai
KOMPLIKASI, PROGNOSIS, DAN
PENCEGAHAN

Pencegahan GGA dapat dicegah dalam beberapa keadaan misalnya


 penggunaan zat kontras yang dapat menyebabkan nefropati kontras
adalah menjaga hidrasi yang baik ,pemakaian N-asetyl cystein serta pemakaian
purosemid pada penyakit tropik yang perlu diwaspadai kemungkinan GGA pada
gastrointeristis akut,malaria dan DBD.

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
KOMPLIKASI, PROGNOSIS, DAN
PENCEGAHAN
Kelebihan volume
intravaskular
Hiponatremia
Prognosis GGA
baik jika
Hiperkalemia
ditangani secara
konservatif dan
Asidosis metabolik
berlanjut
Hiperfosfatemia

Hipokalemia nutrisi Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
KESIMPULAN

Berdasarkan keluhan pada skenario yaitu seorang laki-laki 68th dengan


keluhan produksi kencing berkurang, muntah, lemas dan malaise, 2 minggu
sebelumnya merasa sangat lemas, dan pasien merasakan sakit di seluruh
tubuh terutama dibagian tangan dan kaki. Pasien juga mengaku bahwa
meminum obat untuk menghilangkan rasa sakitnya. Menurut, hasil kelompok
kami, differensial diagnosis pada skenario adalah gagal ginjal akut dan gagal
ginjal kronik. Namun, untuk memastikan diagnosis ini, perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang.
REFERENSI

Ben Greenstein, Diana F. Wood. 2006. At a Glance Sistem Endokrin


Edisi Kedua. Indonesia : Erlangga
Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. 6 ed. Jilid 2 Jakarta: EGC; 2006
Robbins. 2013. Buku Ajar Patologi. Elsevier:Singapore
Setiati,siti. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing :Jakarta
Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II
edisi V. Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Anda mungkin juga menyukai