Anda di halaman 1dari 17

LOGBOOK KASUS 2

BLOK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Dosen Pengampu:
Ns. Andika Sulistiawan , S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 8
Assyafiah Harnum G1B119078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2020/2021
SKENARIO KASUS 2

KMB II

Ny. K, Umur 49 Tahun datang ke IGD Rumah sakit swasta yang berada di kota jambi, Ny. K
datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan skala
nyeri 7 dan menjalar ke daerah perut. Pasien menjelaskan bahwa dua bulan yang lalu pernah
mengalami nyeri seperti ini dan bisa hilang setelah diberikan obat analgesik oleh dokter. Namun
sejak 2 hari yang lalu nyeri bertambah berat dan tidak hilang setelah minum obat penghilang rasa
nyeri, sehingga pasien datang kerumah sakit. Ny.K juga mengeluhkan mual dan muntah
sebanyak 5 kali sejak kemarin, badan terasa demam dan urin berawarna keruh, dari hasil
pemeriksaan lab didapatkan HB: 14 gr%, Leukosit : 14.000/mm3, ureum, 50 mg/dl, creatinin:
1,6/mm3. Hasil pemeriksaan USG TUG: Hidronefrosis Dekstra.
STEP 1

(ISTILAH SULIT)

1. Analgesik

2. Creatinin

3. Ureum

4. USG TUG

5. Hidronefosis Dekstra

Jawab

1. Obat analgesik adalah golongan obat yang dirancang untuk meredakan nyeri tanpa
menyebabkan hilangnya kesadaran.

2. Kreatinin adalah zat limbah dalam darah yang diproduksi oleh jaringan otot saat Anda
bergerak atau beraktivitas. Jumlah kreatinin di dalam darah diatur oleh ginjal. Itulah alasan
mengapa pemeriksaan kadar kreatinin sering dilakukan sebagai salah satu cara untuk menilai
fungsi ginjal.

Normalnya, kreatinin dalam darah akan disaring oleh ginjal, lalu dibuang keluar melalui urine.
Ketika ginjal bermasalah atau fungsinya terganggu, kreatinin tidak dapat disaring dengan baik.

3. Ureum merupakan zat sisa dari pemecahan protein dan asam amino di dalam hati. Kadar
ureum dapat diukur melalui tes blood urea nitrogen (BUN). Batas normal kadar ureum dibedakan
berdasarkan usia dan jenis kelamin.

4. Ultrasonografi (USG) adalah prosedur pemindaian dengan menggunakan teknologi gelombang


suara berfrekuensi tinggi. Tujuan USG adalah untuk menghasilkan gambar organ tubuh bagian
dalam.

5. Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal akibat penumpukan urine, di mana urine tidak bisa
mengalir dari ginjal ke kandung kemih. Kondisi ini umumnya terjadi pada salah satu ginjal,
namun tidak menutup kemungkinan untuk terjadi pada kedua ginjal sekaligus
STEP 2

(IDENTIFIKASI MASALAH)

1. Berdsrkn kasus Ny.K mengonsumsi obat analgesik (pereda nyeri) jika nyeri nya kambuh,
nah apakah obat analgesik itu ada kaitannya dengan parahnya rasa sakit/terjadinya
Hidronefrosis Dekstra pd Ny. K?
2. Masalah keperawatan yang mungkin timbul dari kasus yang ada?
3. Apakah urin keruh padak kasus normal, apa penyebabnya?
4. Bagaimana pencegahan dan edukasi kepada pasien, agar kasus tersebut tidak terulang
kembali?
5. Apa saja manfaat obat analgesik dan efek samping jika dikomsumsi terus menerus?

STEP 3

1. Berkaitan, karena dilihat dari kasus nyeri ibu semakin bertambah dan memperburuk
keadaan sehingga nyeri ny. K menjalar ke perut. Oleh sebab itu, obat pereda nyeri
hadir untuk meringankan gejala akibat ginjal bengkak. Namun, tidak semua obat
penghilang rasa sakit ini bisa digunakan karena beberapa diantaranya justru dapat
merusak ginjal. obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) tidak dianjurkan untuk
pasien dengan penyakit ginjal, kecuali aspirin dosis rendah. Pasalnya, penggunaan
obat NSAID, seperti ibuprofen dan naproxen, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
penyakit ginjal hingga gagal ginjal. 
2. Dilihat dari keluhan yang di sampaikan oleh klien, maka masalah keperawatan yang
mungkin muncul adalah nyeri
3. Normalnya, urine berwarna kuning cerah dan jernih. Apabila urine berubah menjadi
keruh, mungkin ada sesuatu yang salah dengan salurah kemih. Meski urine keruh
biasanya tidak mengindikasikan kegawatarutan medis, kondisi itu bisa menjadi tanda
adanya penyakit serius.
Faktor penyebab urin menjadi keruh
- Dehidrasi Urine yang gelap dan keruh sering disebabkan oleh dehidrasi, yang
terjadi setiap kali Anda kehilangan lebih banyak air daripada yang diminum.
Kondisi ini bisa terjadp pada siapa saja, mulai dari anak kecil, orang dewasa,
termasuk orang yang memiliki penyakit kronis sekali pun.
- Infeksi saluran kemih (ISK) Infeksi saluran kemih adalah penyebab umum urine
keruh. ISK adalah infeksi yang terjadi di mana saja di sepanjang saluran kemih.
Infeksi
- Vaginitis Air seni yang keruh kadang-kadang disebabkan oleh jenis vaginitis.
- Batu ginjal Batu ginjal adalah deposit mineral dan garam yang tidak normal yang
terbentuk di dalam saluran kemih Anda. Batu ginjal ini dapat tumbuh cukup besar
dan menyebabkan banyak rasa sakit.
- Gagal ginjal , Gagal ginjal terjadi ketika fungsi ginjal turun di bawah 15 persen
dari normal. Padahal, ginja bertanggung jawab untuk menyaring limbah dan
cairan ekstra dari tubuh. Ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik, produk limbah
menumpuk dan mengganggu keseimbangan garam dan mineral dalam aliran
darah.
- Infeksi Menular Seksual, Seperti halnya infeksi lain (vaginitis dan ISK), sel darah
putih merespons ke lokasi infeksi pada IMS. Sel-sel darah putih ini dapat
bercampur dengan urine, kemudian menciptakan penampilan yang keruh.
- Diabetes Penderita diabetes memiliki kadar gula yang sangat tinggi di dalam
darahnya. Kondisi itu membuat ginjal harus bekerja lembur untuk menyaring
gula. Gula ini pun sering diekskresikan ke dalam urine. Diabetes memberi
tekanan pada ginjal dan dapat menyebabkan penyakit ginjal. Penyakit ginjal
sering didiagnosis dengan mengukur keberadaan protein tertentu dalam urin.
Protein inilah yang dapat mengubah penampilan atau bau urine.
- Pola makan Ada kemungkinan susu yang terlalu banyak membuat urine keruh.
Produk susu pasalnya mengandung kalsium fosfat. Seperti diketahui, ginjal
bertanggung jawab untuk menyaring fosfor dari darah, sehingga kelebihan fosfor
akan berakhir di urine. Ketika fosfor diekskresikan ke dalam urine, itu disebut
fosfaturia. Fosfor dalam urine dapat membuatnya keruh.
- Masalah prostat Masalah dengan prostat, seperti prostatitis, dapat juga
menyebabkan urine keruh.
- Kehamilan Selama kehamilan, urine yang keruh dapat disebabkan oleh ISK, IMS,
atau vaginitis. Gejala untuk kondisi ini sama seperti pada wanita tidak hamil.
Namun, karena infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, sangat
penting untuk mencari penanganan medis. Infeksi yang tidak diobati dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, persalinan prematur, dan
infeksi lain yang lebih serius. Urine keruh pada wanita hamil juga bisa menjadi
tanda adanya preeclampsia maupun komplikasi kehamilan yang berbahaya. Hal
itu dikarenakan urine mengandung protein yang cukup tinggi sebagai tanda
penyakit tersebut.
4. Beberapa upaya dalam pencegahan dari kasus tersebut adalah dengan menerapkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) misalnya banyak minum air putih, tidak
merokok dan menghindari asap rokok, tidak minum minuman beralkohol, serta rajin
berolahraga. Mengonsumsi makanan sehat, seperti buah, sayuran, kacang-kacangan,
dan lemak sehat, serta menjauhi makanan penyebab gagal ginjal. untuk mengedukasi
jelaskan kepada pasien tentang pengertian,gejala,faktor resiko,penyebab,dan
pencegahan dalam saluran perkemihan
5. Obat analgesik adalah golongan obat yang dirancang untuk meredakan nyeri tanpa
menyebabkan hilangnya kesadaran. Obat ini dapat diresepkan atau dijual bebas di
apotek. Meskipun demikian, obat analgesik tak boleh dikonsumsi sembarangan.

Secara teknis, istilah analgesik mengacu pada obat yang dapat meredakan nyeri tanpa
membuat tertidur atau membuat kehilangan kesadaran.Hal itu dikarenakan
obat analgesik meredakan nyeri secara selektif tanpa menghalangi konduksi impuls
saraf, yang secara nyata mengubah persepsi sensorik atau memengaruhi kesadaran.
Analgesik memiliki manfaat untuk meredakan nyeri atau rasa sakit yang dapat
disebabkan oleh suatu kondisi medis tertentu. Beberapa penyakit yang dapat diatasi
dengan obat analgesik termasuk:
Apendistis (radang usus buntu), Kanker, Fibromyalgia (nyeri dan rasa sensitif pada
otot), Gangguan gastrointestinal, Sakit kepala, Infeksi, Kerusakan saraf,
Oseteoarthritis (penyakit degeneratif sendi), Sakit gigi, Rheumatoid arthritis.
Tetapi bila analgetik tersebut digunakan terus-menerus.
Pembentukan reseptor-reseptor baru distimulasi dan
produksi endorfin di ujung saraf di rintangi. Akibatnya
terjadilah kebiasaan dan ketagihan.

Efek samping dari penggunaan obat pereda nyeri ini yaitu :


- Sakit perut
- Sakit kepala
- Kulit mudah memar
- Telinga berdenging
- Mual
- Muntah
- Kelelahan parah
- Urin berwarna gelap
- Mata dan kulit menguning
- Diare
- Sembelit
Efek Samping Umum
- Supresi SSP, mual sedasi, menekan pernafasan
- batuk, pada dosis lebih tinggi mengakibatkan menurunnya aktivitas mental dan
motoris.
- Saluran cerna : motilitas berkurang (obstipansi), kontraksi sfingter kandung
empedu (kolik batu empedu)
- Saluran urogenital : retensi urin (karena naiknya tonus dari sfingter kandung
kemih)
- Saluran nafas : bronkokontriksi, pernafasan menjadi lebih dangkal dan
frekuensinya turun
- Sistem sirkulasi : vasodilatasi, hipertensi, bradikardia
- Kebiasaan : dengan resiko adiksi pada penggunaan lama.
STEP 4

MIND MAPPING
Ny. K 49 Tahun

Datang ke IGD RS

Anamnesis

1. Pasien mengatakan mengeluh nyeri pinggang


sebelah kanan
2. Nyeri yang dirasakan hilang timbul nyeri skala 7
3. Mual dan muntah sebanyak 5 kali
4. Badan terasa demam
5. Urine bewarnah keruh

Hasil pemeriksaan

Keadaan umum Pemeriksaan Laboratorium

1. 2 bulan yang lalu mengalami nyeri 1. HB : 14 Gr %


yg sama 2. Leukosit : 1400/mm
2. Nyeri bisa hilang setelah diberi 3. Ureum : 50 mg/dl
obat analgesik oleh dokter 4. Creatinin : 1,6 / mm
5. USG TUG : Hidronefrosis Dextra

Gagal Ginjal
STEP 5

LEARNING OBJEKTIF

1. Pathway Hidronefrosis
2. Asuhan Keperawatan Hidronefrosis
STEP 6

HIDRONEFROSIS

1. Pengertian

Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi aliran keluar
urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter sehingga pelvis membesar dan
terdapat destruksi progresif jaringan ginjal (Gibson, 2003).

Hidronefrosis adalah pembesaran ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena
aliran air kemih tersumbat. Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal
terhadap kandung kemih yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis
ginjal dan ureter serta atrofi pada parenkim ginjal (Price, 2001).

Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan tekanan yang sangat rendah.
Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir kembali ke dalam tabung-tabung
kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam daerah pusat pengumpulan air
kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal menggembung dan menekan
jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhinya, tekanan hidronefrosis yang menetap dan berat
akan merusak jaringan ginjal sehingga secara perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.

2. Epidemologi

Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta
atrofi pada parenkim ginjal. Epidemiologi dari penyakit hidronefrosis yaitu di
Semarang terdapat 51,9 dari 10.000 penduduk yang menderita atau mengidap
hidronefrosis. Sedangkan di Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya angka kejadiannya
yaitu pria : wanita = 5:1, usia yang terkena hidronefrosis rata-rata pada usia 41,5 tahun.

3. Etiologi
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik
(sambungan antara ureter dan pelvis renalis) yaitu :

a. Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu
tinggi
b. Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah;
c. Batu di dalam pelvis renalis;
d. Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang letaknya abnormal,
dan tumor.

Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih :

a. Batu di dalam ureter;


b. Tumor di dalam atau di dekat ureter;
c. Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau
pembedahan;
d. Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
e. Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibatpembedahan,
rontgen atau obat-obatan (terutama metisergid)
f. Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
g. Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggullainnya
h. Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretraakibat
pembesaran prostat, peradangan atau kanker
i. Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
j. Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangikontraksi
ureter.

Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter.
Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter
yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Hidronefrosis akan berakhir
bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan ureter mungkin tetap agak
melebar. Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot
ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu
akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi
kerusakan yang menetap.

4. Tanda dan gejala

Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi majadisuria,
menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria
mungkin juga ada. Jika kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik
akan muncul, seperti:

a. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium)


b. Gagal jantung kongestif
c. Perikarditis (akibat iritasi oleh toksik uremi)
d. Pruritis (gatal kulit)
e. Butiran uremik (kristal urea pada kulit)
f. Anoreksia, mual, muntah, cegukan
g. Penurunan konsentrasi, kedutan otot dan kejang
h. Amenore, atrofi testikuler.(Smeltzer dan Bare, 2002).

5. Patofisiologi

Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan
di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik
akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat
adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.

Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk dipiala
ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor
yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter
dan menjepit saluran tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk abnormal di
pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau
kaku. Pada pria lansia , penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih
akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat
pembesaran uterus.

Adanya akumulasi urin di piala ginjal akan menyebabkan distensi piala dan kaliks
ginjal. Pada saat ini atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal sedang mengalami
kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertropi
kompensatori), akhirnya fungsi renal terganggu (Smeltzer danBare, 2002).

6. Komplikasi dan Prognosis

Jika hidronefrosis tetap tidak diobati, peningkatan tekanan di dalam ginjal bisa
menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring darah, mengeluarkan produk sampah,
dan membuat urin serta mengatur elektrolit dalam tubuh. Hidronefrosis bisa menyebabkan
infeksi ginjal (pyelonephrosis) gagal ginjal, sepsis, dan dalam beberapa kasus, ginjal
kehilangan fungsi atau kematian. Fungsi ginjal akan mulai menurun segera dengan
timbulnya hidronefrosis tetapi reversibel jika tidak menyelesaikan pembengkakan.
Biasanya ginjal sembuh dengan baik bahkan jika ada halangan berlangsung hingga 6
minggu.

7. Penatalaksanaan dan Pengobatan


a) Penatalaksanaan

Tujuannya adalah untuk mengaktivasi dan memperbaiki penyebab dari hidronefrosis


(obstruksi, infeksi) dan untuk mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal. Untuk
mengurangi obstruksi urin akan dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe disertasi
lainnya. Infeksi ditangani dengan agen anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks akan
menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan mengangkat lesi
obstrukstif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu fungsi ginjal rusak parah dan
hancur maka nefrektomi (pengangkatan ginjal) dapat dilakukan (Smeltzer dan Bare, 2002)
b) Pengobatan.
a. Hidronefrosis akut
1. Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air
kemih yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui
sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit)
2. Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka
bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu

b. hidronefrosis kronik
1. Diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air kemih
2. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan
ujung-ujungnya disambungkan kembali
3. Dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa. Jika
sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan
untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembalidi sisi kandung kemih
yang berbeda
4. Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi:
a. terapi hormonal untuk kanker prostat
b. pembedahan
c. pelebaran uretra dengan dilator

8. Pemeriksaan

Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu :

1. Adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal
sangat membesar.

2. USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih

3. Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal

4. Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung


5. LaboratoriumPemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar urea naik karena ginjal
tidak mampu membuang limbah metabolik.
DAFTAR PUSTAKA

N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3.Jakarta :
EGC.

Gibson, John. 2003. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.

Smaltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. Buku Ajar Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai