Anda di halaman 1dari 24

TUTORIAL 2

SKENARIO 4
‘’ A MAN WITH LEFT FLANK PAIN ”

Ketua :
Aliffia Setyawibowo Putri (J500190097)
Scriber :
Oxa Aqilla Putri Suharyono (J500190130)
Anggota :
1. Zhela Fatin Fatiha (J500190007)
2. Niken Mafatiha Nafila (J500190019)
3. Kurrun Aini Nazila (J500190024)
4. Alda Amelia Rif'At (J500190044)
5. Vitania Marsya (J500190045)
6. Laila Cahya Ratnasari (J500190064)
7. Kharisma Zahrotus Saida (J500190115)
8. Mega Cantik Mutiara Cahaya (J500190118)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
A MAN WITH LEFT FLANK PAIN

A 30 years old man came to the emergency room with complaints of sudden left flank
pain since this afternoon. Although it was compressed with hot water in a bottle, it did not
decrease.
Complaints of low back pain felt like radiating from the left waist to the genitals and
medial left upper thigh. The complaint is accompanied by nausea, anxiety, pain, body chills
and pain when urinating.
He had been suffered a similar pain in the left flank five years earlier. He had the
habit of drinking soft drinks, and not enough water.
On physical examination found, general condition: compos mentis, moderate pain, BP:
130 / 90mmHg, HR: 106x / minute, regular, RR: 20x / minute, regular and temperature: 380
Celsius The abdomen examination showed tenderness at the left costovertebral angle.
On radiological examination, it was found a picture as below:
STEP 1
1. Compos mentis :
Aliffia : keadaan seseorang sadar penuh dan bisa menjawab pertanyaan tentang dirinya
dan lingkungan
2. Nausea :
Nafila : kondisi seseorang tidak nyaman diperut dan menyebabkan ingin muntah
3. Moderate pain :
Laila : nyeri sedang, penilaian tingkat nyeri mengganggu pasien tapi bisa dikontrol dan
pasin biasanya meminta pereda nyeri
4. Sudut costovertebral :
Kharisma : sudut dibentuk oleh batas kosta dengan proc vertebral lumbalis, daerah
untuk menentukan ada tidak nyeri ginjal
5. Anxiety :
Nazila :rasa cemas, hal normal saat seseorang menghadapi situasi yang menimbulkan
rasa takut atau khawatir
6. Abdoment examination :
Vita : pem fisik khusus abdomen untuk mengobservasi tanda2 penyakit tertentu
7. Flank pain :
Zhela : nyeri panggul, yaitu sensasi tidak nyaman di perut bagian atas atau panggul
menjalar ke tulang rusuk dan pelvis
8. RR :
Mega : jumlah siklus pernafasan,yang dihitung dalam waktu 1 mnt
9. HR :
Alda : kecepatan detak jantung dengan diukur dengan kontraksi denyut jantung/menit.
60-100x/mnt
10. Tenderness :
Oxa : nyeri tekan, biasanya timbul kita menekan salah satu bagian tubuh yang
mengalami memar atau suatu masalah pada organnya
STEP 2
1. Apakah ada hubungan jenis kelamin dengan penyakit pasien ?
2. Apakah yang menyebabkan pasieen mengeluh nyeri pinggal sebelah kiri tiba tiba ?
3. Apakah ada hubungan antara kebiasaan pasien dengan keluhannya ?
4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik di skenario ?
5. Kenapa pasien mengeluhkan nyeri saat buang air kecil ?
6. Bagaimana tatalaksana untuk pasien diskenario ?
7. Apa maksud dari pemeriksaan perut yang menyebutkan adanya nyeri tekan pada sudut
costovertebral kiri ?
8. Bagaimana interpretasi pem radiologis di skenario ?
9. Apakah diagnosis pada skenario tsb ?
10. Apakah penyakit pada skenario bisa dicegah dan bagaimana pencegahannya?
STEP 3
1. Apakah ada hubungan jenis kelamin dengan penyakit pasien ?
Jawab :
Khurun : jenis kelamin pasien biasanya pada laki2 dibanding perempuan, penyebabnya krn
adanya peningkatan hormon testoteron dan penurunan estrogen pada lki2 dalam pembentukan
terutama pada penyakit batu saluran kemih, juga karena kadar kalsium air kemih sebagai
bahan utama pembentuk batu pada wanita lebih rendah dibanding laki2 dan kadar sitrat air
kemih untuk prnghambat terjadinya batu lebih tinggi pada wanita dari pada laki2, serum
testoteron yang meningkatkan penghasilan produksi oksalat endogen oleh hati menyebabkan
rendahnya penyakit batu saluran kemih pada wanita dan anak-anak.
2. Apakah yang menyebabkan pasieen mengeluh nyeri pinggal sebelah kiri tiba tiba ?
Jawab :
Oxa : karena ototnya meregang disebabkan aktivitas berat shg tertarik dan meregang,
schiatica (pergeseran bantalan saraf), stenosis spinal (penyempitan tulang belakang shg saraf
tulang belakang tertekan), gangguan pd ginjal : batu ginjal/batu saluran kemih yg
menghalangi jalannya urin, cedera fisik : patahtulang panggul
3. Apakah ada hubungan antara kebiasaan pasien dengan keluhannya ?
Jawab :
Nafila : nyeri pinggang kiri karena batu saluran kemih, kebiasaan pasien sering minum soft
drink dan sedikit minum air putih menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi dan ginjal dalam
memfiltrat cairan tidak berjalan normal juga tubuh tidak punya cukup air untuk melarutkan
urin jadi ada penumpukan mineral lalu mengkristal dan jadi batu saluran kemih. Soft drink
ada sodium karbonat menyebabkan kristal menumpuk dan terjadi batu saluran kemih.
4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik di skenario ?
Jawab :
Kharisma : ditemukan compos mentis maka sadar penuh
Nyeri sedang, tek darah 130/90 (sedikit tinggi tapi masih normal) normalnya 120/80 mmhg,
HR 106x/mnt (cukup tinggi) normal 60/100 x/mnt bisa menunjukkan serangan jantung, RR
20x/mnt (normal) normal 12-20x/mnt, suhu 38 c (tinggi)
5. Mengapa pasien mengeluhkan nyeri saat buang air kecil ?
Jawab :
Aliffia : ada beberapa faktor
1. kurang minum sehingga dehidrasi lalu nyeri saat berkemih, urinnya jadi coklat saat
berkemih
2. karena sering menahan buang air kecil, menyebabkan penumpukan urin yang terlalu lama
dikandung kemih sehingga nyeri saat berkemih
3. sering melakukan aktivitas yang menyebabkan pergeseran genita, seperti bersepeda,
kondisi terlalu bersemangat menyebabkakan luka di genital eksternal sehingga ada rasa nyeri
saat berkemih
4. infeksi saluran kemih, karena orgenisme yang tumbuh disaluran kemih, iritasi saat
berhubungan intim, sembelit yg menyebabkan isk, obstruksi seperti batu /urolithiasis

6. Bagaimana tatalaksana untuk pasien diskenario ?


Jawab :
Laila :
1. umum
 Berdasarkan komposisi batu, ukuran dan gejala pasien. Tujuan untuk mengatasi gejala
urolithiasis dgn analgesik yang merupakan pilihan lini 1, parasetamol(pperhatikan
dosis dan efek samping juga ada faktor resiko kardio), obat NSAID : diklofenak atau
ibuprofen
 Pasien urolithiasis symptomatic bisa pengangkatan batu segera (lini 1 ) jika
memungkinkan
2. spesifiki
 Konservatif : pasien pertama kali terdiagnosis batu saluran kemih dgn diameter <5 ml
bisa observatif berulang. Untuk mengeluarkan batu bukan di hancurkan. Jika
ditemukan batu diameter >5 ml llau dilakukan terapi infasif atau pembedahan
tergantung letak dan diameter batu
 Medikamentosa punya 3 komponen obat : obat punya efek diuretik (mempercepat
pengeluaran urin), efek elastis bisa melonggarkan otot saluran kemih, efek anti
inflamasi
7. Apa maksud dari pemeriksaan perut yang menyebutkan adanya nyeri tekan pada
sudut costovertebral kiri ?
Jawab :
Vita : diskenario karena nyeri saat buang kecil, dx batu saluran kemih. Ketika ada nyeri takan
dia area costovertebral jadi sedang mengalami cronic renal biasanya dipunggung atau bagian
bawah yang menjalar sampai genitalia. Batu saluran kemih menghambat urin menyebabkan
tekanan hidrostat juga bisa karena spasme oto polos pada saluran urin.
8. Bagaimana interpretasi pem radiologis di skenario ?
Alda : radio opac, tampak kalkulus/batu pada melintang kanan L4 dan menyebabkan dilatasi
ureter. Radio lusen batu tidak terlihat sedangkan opac terlihat di ct scan.
9. Apakah diagnosis pada skenario tsb ?
Jawab :
Mega : dx urolithiasis, karena pada skenario mengeluhkan nyeri pinggang kiri ke alat kelamin
dan bagian atas medial, mual, muntah, menggigil, nyeri buang air kecil. HR sedikit tingga,
RR normal, suhu tinggi menyebbkan menggigil, pasien mengalami dehidrasi menyebabkan
penumpukan limbah dan asal yg menyumbat ginjal yg menyebabkan pembentukan batu
ginjal dan isk, nyeri buang air kecil air dibuli2 habis sehingga buli2 mengkontraksi air
tersebut sehingga mengalami nyeri.
Urolithiasis ada gejala spt hematuria, rasa spt terbakar saat buang air kacil, ingin buang air
kecil terus menerus terutama saat malam, urin lebih pekat dan tidak lancar saat buang air
kecil.
Pem radiologis ada kalkulus atau batu yg di proyeksikan melintang di L4 yg menyebabkan
dilatasi ureter.
10. Apakah penyakit pada skenario bisa dicegah dan bagaimana pencegahannya?
Jawab :
Zhela : pasien pernah mengalami penyakit yang similiar sebelumnya dan kurang minum air
putih. Jadi pencegahannya :
1. asupan makan
 Mengurangi makanan tinggi oksalat, karean jika tinggi bisa membentuk batu oksalat
 Mengurangi makanan tinggi protein hewani, menurunkan asam urat
 Tdk mengonsumsi makanan tinggi garam, karena mengikat air dlm tubuh jadi
dehidrasi dan kerja organ yg mengalami cairan berkurang
 Mengonsumsi makanan tinggi kalsium untuk mengikat oksalat
2. cairan
 Mengonsumsi cairan yang banyak, 2-3 L, agar urin tidak keruh
 Tdk disarankan konsumsi minuman softdrink
3. aktivitas
 Aerobic, selama 1 jam / hari
4. sosial
STEP 4
S : Pria 30 thn, dengan keluhan nyeri pinggang sebeleah kiri tiba tiba dan terasa menjalar dari
pinggang kiri ke alat kelmin dan paha atas kiri medial. Mual, gelisah, nyeri, dan badan
menggigil, saat buang air kecil nyeri. Kebiasaan pasiem minum munuman bersoda dan tdk
konsumsi cukup air, pasien pernah mengeluhkan keluhan yang sama 5 thn lalu.
O : Pem fisik kompos mentis, nyeri sedang, tek darah 130/90 mmhg, HR 160x/mnt, RR
20x/mnt, suhu 38 C. Pemeriksaan abdomen nyeri tekan pada kostovertebral kiri, Pemeriksaan
radiologi yaitu radio opac
A: Ureterolithiasis
P: Mengatasi nyeri, pencegahan pembentukan batu berulang, mengeluarkan batu.
Konservatif, terapi farmakologis dengan medikamentosa, batu diameter >5 ml bisa dengan
pengangkatan batu ureter secara URS, operasi lasparoskopi
STEP 5
1. Anatomi dan fisiologi saluran perkemihan
2. Histologi dan biokimia saluran perkemihan
3. Definisi, Etiologi dan epidemiologi ureterolithiasis
4. Patofisiologi dan patogenesis ureterolithiasis
5. Faktor resiko ureterolithiasis dan terjadinya colic renal
6. Manifestasi klinis ureterolithiasis
7. Penegakan diagnosis ureterolithiasis
8. Tatalaksana dan Diagnosis banding ureterolithiasis
9. Prognosis dan Komplikasi ureterolithiasis
10. peran kedokteran keluarga, pencegahan dan edukasi ureterolithiasis

STEP 6
Belajar Mandiri
1. Anatomi dan fisiologi saluran perkemihan
2. Histologi dan biokimia saluran perkemihan
3. Definisi, Etiologi dan epidemiologi ureterolithiasis
4. Patofisiologi dan patogenesis ureterolithiasis
5. Faktor resiko ureterolithiasis dan terjadinya colic renal
6. Manifestasi klinis ureterolithiasis
7. Penegakan diagnosis ureterolithiasis
8. Tatalaksana dan Diagnosis banding ureterolithiasis
9. Prognosis dan Komplikasi ureterolithiasis
10. peran kedokteran keluarga, pencegahan dan edukasi ureterolithiasis

Anda mungkin juga menyukai