Anda di halaman 1dari 54

MODUL 5

PENYAKIT DEGENERATIF DAN NEOPLASMA SISTEM UROGENITAL

Kelompok 5
Tutor : dr. Noviana Zara, MKM
Anggota : Elsa Nur Salsabila
TGK. Fikri Ardiansyah
Fadhilah Amirah Nst
Siti Sapura
Hayatul Farziani
Muhammad Naufal Arif
Rosdina Permata Kasih
Nabila Az-zahra
Annisah Istiqamah
Nadia Karimah
Rizky Adinda Nurhidayah
Skenario
JUMP 2 DAN 3

1. Mengapa Tn. Andi mengeluh perut melilit, diare cair > 5 kali sehari, muntah selama 3 hari?
• Diare  karena infeksi saluran cerna, peristaltik usus cepat
• Melilit  karena gerakan peristaltik usus terlalu cepat
• Muntah  karena adanya diare

2. Bagaimana hubungan usia (40 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki) dengan keluhan Tn.
Andi?
• Tidak ada hubungan, karena usia 40 tahun belum menjadi faktor resiko, sebab prevalensi tertingi
terjadi pada anak-anak dan lansia (> 60 tahun). Sedangkan untuk jenis kelamin, dapat terjadi baik
pada wanita maupun laki-laki.

3. Mengapa obat diare yang dibeli di warung tidak berefek pada keluhan Tn. Andi?
Kemungkinan obat diare yang dibeli tidak sesuai dengan penyebab diare pada Tn. Andi
4. Mengapa Tn. Andi lemas dan tidak nafsu makan hingga dibawa ke puskesmas?
Diare > 5 kali sehari, muntah  kekurangan cairan tubuh  dehidrasi dan gangguan elektrolit 
lemas dan tidak nafsu makan (dapat diakibatkan oleh muntah juga).

5. Bagaimana interpretasi pemeriksaan Tn. Andi?


• Tek. Darah  80/50 mmHg  hipotensi (karena diare + muntah  cairan tubuh   hipotensi)
• Nadi 110 kali/menit  takikardi, karena hipotensi  jantung mengkompensasi  detak jantung
  nadi 
• RR  30 kali/menit  takipneu, aliran darah ke paru lambat  pertukaran O2 dan CO2 lambat
 paru kompensasi  RR 
• Turgor jelek  tubuh  cairan lalu dehidrasi
6. Mengapa dokter memasang O2 sebanyak 3 liter/menit ?
• Indikasi pasang O2 :
asidosis, syok hipovolemik, adanya gangguan pernapasan.

7. Bagaimana cara menghitung defisit cairan dan mengapa dokter memberi ringer laktat pada
Tn. Andi?
• Cara menghitung defisit cairan :
1). 0,4 x BB (Na plasma/140-L)
2). IWL (15 x BB  24 jam) + volume urin 24 jam + volume cairan yang keluar melalui
saluran cerna
• Ringer laktat  isotonis (osmolalitas hampir sama dengan tubuh), indikasi : dehidrasi, asidosis
metabolik, untuk suplai ion bikarbonat.
8. Mengapa setelah kondisi umumnya membaik, Tn. Andi justru dirujuk ke rumah sakit?
• Karena dikhawatirkan adanya dehidrasi berat yang akan memicu keadaan lebih parah dari asidosis
metabolik.

9. Mengapa Tn. Andi dirawat di HCU, dan bagaimanakah kriteria pasien yang dapat dirawat
di HCU?
• Indikasi/kriteria rawatan HCU :
1). Pasien gagal organ tunggal yang berisiko  terjadi komplikasi
2). Pasien yang memerlukan perawatan perioperatif
3). Pasien yang hanya memerlukan 1 alat bantu
10. Obat apa saja kah yang dapat diberikan dokter kepada Tn. Andi?
• Cairan infus natrium
• Suplemen elektrolit
• Insulin saat hiperkalemia dan KAD
• Sucralfate  untuk diare
• Na bicarbonat

11. Mengapa dokter melakukan pemeriksaan analisa gas darah dan didapatkan kesan asidosis
metabolik?
• AGDA  untuk mengetahui kadar Na, HCO3, hidrogen dan PCO2
• Asidosis metabolik   bikarbonat,  pH darah,  CO2
• Anemia  bisa sebabkan asidosis laktat
12. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium dan EKG?
• Kadar Natrium : 130  hiponatremia (normal : 135-145 mEq/L)
• Kadar Kalium : 2,0  hipokalemia (terjadi  perangsangan miokardium  aritmia  terbentuk
gelombang U pada EKG, biasanya dapat ditemukan pada hipokalemia). Nilai normal : 3,5-5
mEq/L.

13. Bagaimana cara mengoreksi asidosis dan hipokalemia pada Tn. Andi?

• Hipokalemia :  Asidosis :
1). Suplemen kalium oral atau IV 1). Perbaiki ventilasi
2). Tambahan mannitol
3). Spironolaktol dan asetazolamid
14. Apa diagnosis dan diagnosis banding terhadap kasus Tn. Andi?
• Diagnosis :  Diagnosis banding :
Asidosis metabolik, et causa diare akut Asidosis respiratorik

15. Bagaimanakah prognosis dan komplikasi yang mungkin saja terjadi terhadap kondisi Tn.
Andi?
• Prognosis :
1). Untuk hipokalemia  jika tidak berulang, kualitas hidup dapat normal.
2). Angka morbiditas cukup 
3). Cepat ditangani  prognosis baik

• Komplikasi :
1). Multi organ failure
2). Acute kidney injury
3). Acute tubular necrosis
JUMP 4: SKEMA
JUMP 5: LO
1. Penyakit degeneratif urogenital
(+) kelainan ereksi dan ejakulasi
2. Neoplasma urogenital
1. Penyakit degeneratif urogenital

INKONTINENSIA URIN
definisi
Inkontinensia urin merupakan eliminasi urin dari kandung kemih yang tidak terkendali di
luar keinginan.

Variasi dari Inkontinensia urin meliputi:


-Keluar hanya beberapa tetes
-Atau benar-benar banyak
-Atau juga disertai inkontinensia alvi

Lebih sering terjadi pada wanita yg sudah pernah melahirkan, karena adanya perubahan
otot dan fascia di pelvis
• Pelepasan urin yg tdk terkontrol setelah ada peringatan ingin melakukan
URGENS urinasi, disebabkan oleh aktivitas M. Detrusor yg berkontraksi
I

• Tidak terkontrol selama aktivitas yang meningkatkan tekanan intra


abdominal
TEKANAN • Cth: batuk, bersin, tertawa

• Terjadi jika retensi yg menyebabkan buli terisi penuh dan sebagian


terlepas secara tidak terkontrol
OVERFLOW • Disebut juga paradoksa, cth pada pasien BPH
 Etiologi umum yang terjadi:

Atrof
Gejala i
ISK vagi
nitis
ES Konsum
si kopi
Oba dan
Underlying
disease
t alkohol

Hipoe
stroge Geriatri keha
nic, milan
 Kultur urin  untuk menyingkirkan infeksi
 IVU  u/ menilai obstruksi atau fistula
 sistoskopi  jk dicurigai ada batu atau massa
 px speculum vagina
 uji uro dinamik, meliputi;
- uroflowmetri (ukur kecepatan aliran)
- sistometri (menggambarkan kontraktur M. Destrusor)
- sistometri video (melihat ada/tdk kebocoran urin saat mengedan)
- flowmetri tekanan urethra
 Q tip Test
 Marshall test  u/ mengrtahui apakah kebocoran dpt dicegah dgn cara
menstabilisasi kandung kemih
 Pad test  u/ memastikan apakah cairan yg keluar adalah urin, seberapa banyak
yg tujuan untuk memantau keberhasilan dalam terapi
 Standing pelvic examination
 Menurut Grace A Pierce 2006 (Ilmu Bedah Edisi 3 Jakarta)
- inkontinensia urgensi
- medikamentosa  modifikasi asupan cairan, hindari kafein, obati setiap
penyebab, latihan berkemih, antikolinergik (oksibutin, tolterdin)
- pembedahan
- inkontinensia stress
- medikamentosa  latihan otot dasar panggul, estrogen untuk
vaginitis atrofi
- pembedahan  uretropeksi retropubik atau endoskopik, membuat spingter
buatan
- inkontinensi overflow
- (+) obstruksi  obati etiologi, mis BPH  TUR P
- (-) obstruksi  drainase jangka pendek dgn kateter  beri stimulan otot
detrusor (bethanekol, distigmin)
Ruam kulit/
iritasi

ISK BSK

Perubahan dlm
Prolaps kehidupan
pasien

Perubahan dlm
aktivitas
sehari-hari
DISFUNGSI EREKSI etiologi: impoten
Definisi: ketidakmampuan untuk
mencapai atau mempertahankan
ereksi yang cukup untuk
memuaskan kinerja seksual.
Dua aspek utama ereksi:
- Ereksi refleks dicapai dengan
menyentuh penis secara
langsung dan berada dibawah
kendali saraf perifer dan tulang
belakang (S2-4 dan Th12-L2).
- Ereksi psikogenik dicapai
dengan rangsangan erotis atau
emosional, dan menggunakan
sistem limbic otak.
Komponen penis dan fungsi saat ereksi
Diagnosis

Evaluasi riwayat seksual, evaluasi medik, dan evaluasi psikologik.


Tujuan : menentukan apakah pasien memang menderita disfungsi ereksi atau disfungsi
seksual yang lain (penurunan libido, ejakulasi dini, ejakulasi retrograde, tidak menikmati
orgasmus (anorgasmus),
Tumor Ginjal

Carsinoma sel ginjal ( renal cell carcinoma ) adalah tumor malignansi renal tersering, dua
kali lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Kanker ginjal
menyebabkan 2% dari semua penyakit kanker yang menyerang orang dewasa di
Amerika serikat.
Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari pada wanita dan
umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel ginjal (
kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000 kasus baru
ditemukan disetiap tahun , serta 12.000 orang meninggal karena kanker ginjal di AS.
Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan jenis
kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno
karsinoma renalis / hipernefroma). Kanker Ginjal atau hipernefroma merupakan jenis
kanker yang terdapat pada bagian ginjal atau disebut tubulus renal proksimal.
 Merokok
 Obesitas dan hipertensi
 Paparan sinar radiasi
 Bidang pekerjaan, bekerja di bidang-bidang berikut: logam, percetakan surat kabar,
pekerja petrokimia, pekerja arang batu bara, yang ternyata bisa meningkatkan resiko
terkena kanker ginjal.
 Faktor genetic
 Makanan dan obat
 Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut,
gejala yang paling banyak ditemukan adalahhematuria ( adanya darah di dalam air
kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau
diketahui melalui analisis air kemih.
 Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang
ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau
perdarahan ke dalam jaringan ginjal.
 Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor bergerak
turun melalui ureter.
 Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian
atau seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk
meningkatkan tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar
hormone eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan
pembentukan sel darah merah.
 Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah
pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi
radikal).
 Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal
diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening. Pada
nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.
 Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh
darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan
kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
 Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri
dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri bisa
menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara.
Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah
menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat
penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan
suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau
interleukin-2. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di
laboratorium untuk membantu mengobati penyakit. Efek samping yang timbul berupa
menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan
 Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan
pengangkatan kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.
 Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena
kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa
memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar
dengan cepat, terutama ke paru-paru.
 Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena
tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.
Tumor Buli-Buli

Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung
kemih yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing
warna merah terus. Tumor buli-buli paling sering menyerang 3 kali lebih sering
dari tumor urogenital lain. Sebagian besar (atau ±90%) tumor buli-buli adalah
karsinoma sel transisional.
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko yaitu :
 Usia, resiko terjadinya kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia
 Merokok. Merupakan faktor resiko yang utama. Rokok mengandung amin aromatic
dan nitrosamine yang merupakan jenis hidrokarbon didalam TAR. Zat ini akan
meningkatkan resiko terkena kanker buli.
 Lingkungan pekerjaan , beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena ditempatnya bekerja ditemukan bahan – bahan
karsinogenik ( penyebab kanker ). Misalnya pekerja industry karet, KIMA, dll
 Pria , memiliki resiko 2 – 3 kali lebih besar.
 Riwayat keluarga , orang – orang yang keluarganya ada yang menderita kanker
kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti
sedang mempelajari adanya perubahan Gen tertentu yang mungkin meningkatkan
resiko terjadinya kanker ini.
Tanda dan gejala Ca Buli – buli yaitu :
 Kencing campur darah yang intermitten
 Merasa panas waktu kencing
 Merasa ingin kencing
 Nyeri suprapubik yang constan
 Panas badan dan merasa lemah
 Nyeri pinggang karena tekanan saraf
 Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
 Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis)
dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika
dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
1. Operasi.
Operasi kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup
ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker
yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru. Angka
kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih
setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai
pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.
Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat
diangkat seluruhnya dengan sistoskopi. Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh
kandung kemih (sistektomi). Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah
kanker telah menyebar atau belum.Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi
kadang bisa mengobati kanker. Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat
untuk membuang air kemih.Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma)
melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop. Selanjutnya air kemih dikumpulkan
dalam suatu kantong.
Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat,
digolongkan ke dalam 2 kategori:
 Orthotopic neobladder
 Continent cutaneous diversion.
2. Radioterapy.
 Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi
 Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
 Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklus
Tumor Ureter

Angka kejadian tumor ureter sangat jarang terjadi, yaitu <1% dari seluruh tumor
urogenitalia.
25% merupakan tumor benigna.
75% merupakan tumor maligna.
Sebagian besar tumor ganas ureter merupakan karsinoma sel transisional.
Gejala klinis
Nyeri pinggang
Hematuria kambuhan

10% diantaranya tanpa keluhan


Pemeriksaan

Pem. IVU: didapat filling defect pada lumen ureter


Uji skrening degan USG

Tata laksana

Sitologi urine
Biopsi, dengan alat brush biopsi
Uteroskopi
Terapi

Nefrouterektomi: mengangkat ginjal, ureter beserta cuff buli-buli sebanyak 2cm di


sekeliling muara ureter.
Tumor Uretra

Karunkel Uretra adalah tumor jinak yang biasanya muncul di bagian ujung belakang
uretra.

Karunkel lebih sering terjadi pada wanita yang telah melalui masa menopause.
Menurut penelitian, karunkel uretra disebabkan oleh tingkat estrogen yang rendah pada
wanita, dan pada pasca menopause ini lah hormon kewanitaan menurun drastis.
Gejala klinis
karunkel uretra biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Kebanyakan orang bahkan
tidak tahu jika mereka memiliki kondisi ini sampai mereka menemukannya saat menjalani
pemeriksaan rutin.
Namun, gejala yang umumnya ditemukan pada orang yang menderita karunkel uretra
meliputi :
Rasa nyeri seperti terbakar ketika buang air kecil.
Perdarahan saat buang air kecil mungkin terjadi.
Frekuensi buang air kecil yang meningkat
Pengobatan
Perawatan biasa dilakukan bila karunkel menyebabkan gejala yang mengganggu.
Dengan diberikan perawatan untuk mengurangi peradangan dan memperbaiki
penyebab yang mendasarinya.
pemberian obat-obatan topikal seperti krim estrogen
pembedahan jika karunkel berukuran sangat besar sehingga menyebabkan gejala yang
signifikan
Kanker Uretra

Merupakan keganasan yang ditemukan pada uretra baik anterior maupun posterior.

Gejala awal nya adalah hematuria, yakni darah dalam urin. Selain itu, penderita juga bisa
mengalami kesulitan buang air kecil atau aliran urin melambat atau sedikit akibat
tersumbatnya aliran urin.

Diagnosa
Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan fisik guna mengetahui dan
merasakan ada tidaknya benjolan dalam uretra. Sitoskopi bisa dimasukkan ke penis untuk
mengatahui kondisi uretra pada pria. Bila ditemukan sel atau tanda-tanda kelainan, maka
akan diambil contoh jaringan untuk diperiksa dengan mikroskop (biopsi).
Pengobatan

1. Pembedahan
2. Terapi penyinaran dengan sinar X dosis tinggi atau sinar energi lain untuk membunuh
sel-sel kanker
3. Kemoterapi, pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker

Pembedahan untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari:


1. Elektrofulgurasi, mengangkat kanker dengan arus listrik. Tumor dan daerah di
sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau bedah.
2. Terapi laser.
3. Sistouretrektomi (pengangkatan kandung kemih dan uretra).
Tindakan lanjutan
Laki-laki
Jika sebagian penis pria mengandung kanker uretra maka bisa dilakukan pembedahan
panektomi parsial. Terkadang bisa juga dilakukan pengangkatan seluruh penis
(penektomi).
Setelah pengangkatan sebagian atau seluruh penis, maka dapat dilakukan bedah plastik
untuk membuat penis yang baru .

Perempuan
Pada wanita bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat uretra, kandung kemih dan
vagina,
Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah plastik.
BPH & Ca. Prostat

BPH (Benign Prostate Hyperplasia)

Istilah BPH sebenarnya merupakan istilah histopatologis,yaitu adanya hyperplasia sel


stroma dan sel epitel kelenjar prostat

Epidemiologi
BPH Terjadi pada sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka Ini akan meningkat hingga
90% pada pria berusia di atas 80 tahun.
Penyebab BPH
Berkurangnya jumlah tesosteron yang aktif
Peningkatan hormon estrogen memengaruhi pertumbuhan sel kelenjar prostat
Produksi dihidrotestosteron pada lelaki usia lanjut yang memacu pertumbuhan sel

Gejala
Lower urinary tract symptoms (LUTS), Yang terdiri atas
gejala obstruksi (voiding symptoms)
Pancaran kemih lemah dan terputus (intermitensi)
Merasa tidak puas sehabis berkemih.
gejala iritasi (storage symptoms)
frekuensi berkemih meningkat
urgensi
nokturia
gejala pasca berkemih
urine menetes (dribbling)
PEMERIKSAAN
-Rectal Toucher
-urinalisis
-Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)
-Uroflowmetry (Pancaran Urine )
-Residu urine dengan cara USG, bladder scan atau dengan kateter uretra
-ultrasonografi transabdominal (TAUS) atau ultrasonografi transrektal (TRUS)
-Skor IPSS
Karsinoma Prostat

Kanker prostat merupakan suatu penyakit kanker yang menyerang kelenjar prostat
dengan sel-sel prostat, tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali, sehingga
mendesak dan merusak jaringan sekitarnya yang merupakan keganasan terbanyak
diantara sistem urogenitalia pada pria.

Epidemiologi
Kanker ini sering menyerang pria yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30%
menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini
jarang menyerang pria berusia di bawah 45 tahun
Karsinoma prostat paling sering ditemukan pada zona perifer sekitar 75%, pada zona
sentral atau zona transisi sekitar 15-20%.
Keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritasi
Pemeriksaan
- Colok dubur
- TRUS (Ultrasonografi Transrectal)
- Tumor marker
PAP (Prostatic Acid Fosfat)
PSA ( Prostatic Spesifik Antigen )
- CT-Scan dan MRI

Tatalaksana

Observasi
Prostatektomi Radikal
Radiasi
Terapi hormonal

Anda mungkin juga menyukai