Anda di halaman 1dari 7

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN AKIBAT PATOLOGIS

SISTEM PERKEMIHAN

KEGIATAN BELAJAR-9

Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Mahasiswa mampu mendemonstrasikan asuhan keperawatan pada gangguan system
perkemihan
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan anamneses gangguan perkemihan
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik : dehidrasi, overload
cairan/edema, kurang mineral
3. Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien BNO/IVP, USG Ginjal

Materi

A. ANAMNESIS GANGGUAN PERKEMIHAN


1. Riwayat
Salah satu cara pegkajian fungsi ginjal dan urologi adalah menggunakan pola fungsi kesehatan.
Pasien sering mengalami masalah nutrisi / metabolic dan eliminasi.
Pola Nutrisi/Metabolik
 Apa jenis intake makanan? Gambarkan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, snack dan
vitamin.
 Berapa banyak garam yang ditambahkan dalam makanan? Apakah menggunakan
pengganti garam?
 Apakah mengalami anoreksia?
 Apakah mengalami mual dan muntah?
 Apakah jenis cairan yang diminum (air putih, jus, soft drinks, kopi, the)
 Berapa banyak cairan yang diminum setiap hari?
 Apakah mengalami perubahan berat badan? Apakah BB meningkat? Apakah BB menurun?
Berapa banyak peningkatan/penurunan BB?
 Apakah mengalami perubahan ukuran cincin atau sepatu?
 Apakah ada perubahan kulit? Apakah kulit lebih kering? Apakah kulit gatal?

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


56
Pola eliminasi
 Bagaimanakah pola eliminasi BAB? Frekuensi? Karakter? Ketidaknyamanan? Laksatif?
 Bagaimanakah pola eliminasi BAK? Frekuensi? Jumlah? Warna? Bau? Kontrol?
 Apakah ada perubahan jumlah urine?
 Apakah mempunyai masalah dengan keringat berlebihan?
 Apakah ada pengeluaran cairan jenis lain?
2. Data Demografi dan Riwayat Personal
Usia, jenis kelamin dan etnis sangat penting untuk mengkaji klien dengan masalah
ginjal atau urinary. Hipertensi tiba-tiba pada usia >50 tahun perlu dipertibangkan
kemungkinan penyakit ginjal. Perubahan klinik penyakit ginjal polikistik sering
ditemukan pada usia 40-an atau 50-an. Laki-laki usia >50 tahun dapat mengalami
gangguan pola eliminasi yang menyertai penyakit prostat.

Tanyakan tentang masalah ginjal atau urologic sebelumnya termasuk tumor,


infeksi, batu atau pebedahan ginjal. Riwayat masalah kesehatan kronik seperti DM
dan hipertensi meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ginjal. Dapatkan
informasi tentang :
 Paparan zat kimia atau toksin di tempat kerja atau setting lain
 Apakah pernah bepergian ke wilayah yang meningkatkan risiko paparan infeksi
 Cedera fisik sebelumnya
 Trauma
 Kontak seksual
 Riwayat yang berhubungan dengan pola eliminasi urine.
3. Riwayat Det
4. Status social ekonomi
5. Masalah kesehatan sekarang
 Anuria : output urine kurang 100 ml dalam 24 jam
 Azotemia : peningkatan BUN dan kadar kreatinin
 Disuria : nyeri saat eliminasi BAK
 Hesitensi : sulit untuk memulai berkemih, sehingga untuk memulai
berkemih kadang-kadang harus mengedan
 Nokturia : buang air kecil sering di malam hari, menyebabkan terbangun
beberapa kali di malam hari untuk BAK
 Poliuria : Peningkatan output urine, total output urine umumnya
>2000 ml dalam 24 jam

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


57
 Oliguria : Penurunan output urine, total output urine antara 100-400
ml dalam 24 jam.
 Uremia : Keadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi bila
fungsi ginjal tidak dapat membuang urea keluar dari tubuh sehingga urea
menumpuk dalam darah
B. PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN PERKEMIHAN
1. Intake dan Output Normal
 Intake : 1500-2500 ml dalam 24 jam
 Ingat ! peningkatan 1 kg mengindikasikan retensi 1 liter
 Output : 1500 – 2500 ml dalam 48 jam (40-80 ml/jam)
 Output urine minimal 30 ml/jam
 Insensible loss (respirasi, keringat, BM) adalah 500-1000 ml/hari
2. Dehidrasi
Defisit volume cairan :
- Umum : kehilangan BB
- Kulit dan membrane mukosa : turgor kulit menurun, membrane mukosa kering
- Cardiovaskuler : Hematokrit meningkat, tekanan nadi menyempit, pengisian vena
tangan >5 detik, hipotensi postural, takikardia saat berdiri
- Perkemihan : oliguria, urine pekat
- Gastrointestinal : anoreksia (penurunan aliran darah intestinal), alur longitudinal
di lidah
- Susunan saraf pusat : konfusi dan disorientasi
Temuan fisik dehidrasi
Ringan Sedang Berat
Kesadaran Alert Letargi Obtunded
CRT 2 detik 2-4 detik >4 detik, kulit
dingin
Membran mukosa Normal Kering Kering retak
HR (Heart Rate) Agak meningkat Meningkat Sangat
meningkat
Pulse Normal, penuh tready Lemah, tidak
dapat dipalpasi
Frekuensi Napas Normal Meningkat Cepat,
hyperpnea
Tekanan darah Normal Orthostatik Menurun
Turgor kulit Normal Lambat Tenting
Output Urine Menurun Oliguria Oliguria, anuria

3. Overload Cairan/Edema

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


58
- Umum : BB meningkat, edema
- Kulit dan membrane mukosa : kulit mengkilap
- Cardiovaskular : hematocrit menurun, Peningkatan tekanan nadi, gagal jantung
kongestif, edema paru.
- Perkemihan : polyuria, dilusi urine
- Gastrointestinal : mual, anoreksia
- Susunan saraf pusat : kebingungan yang memburuk
4. Kurang Mineral
a. Hipokalsemia (Kalsium serum <8,5 mg/dl
Tanda dan Gejala : ansietas, iritabilitas, berkedut di sekitar mulut, kejang,
kram/kesemutan pada jari, diare, kram pada otot/abdomen, aritmia
Kemungkinan Penyebab : Kadar albumin yang rendah merupakan penyebab
umum, gagal ginjal, hipertiroid, Mg meningkat, pankreatitis akut dan Chron’s
diseases
b. Hipokalemia (Kalium serum <3.5 mEq/L)
Tanda dan Gejala : mual, muntah, kelelahan, LOC↓, kram kaki, kelemahan
otot, ansietas, iritabilitas, aritmia, hipotensi postural dan koma
Kemungkinan Penyebab : anoreksia, diet lemak, status puasa yang lama,
alkalosis, transfuse RBCs, Suction NGT yang lama.
c. Hipomagnesemia (Magnesium serum <1.7 mg/dL)
Tanda dan Gejala : diare, anoreksia, aritmia, letargi, kelemahan otot, tremor,
mual, pusing, kejang, iritabilitas, bingung, psikosis, BP ↓, HR ↑.
Kemungkinan Penyebab : suction NGT yang lama, diare, penyalahgunaan
laksatif, malnutrisi, alkoholik, penggunaan diuretic yang lama, DKA, digoksin.
d. Hiponatremia (Natrium seum <135 mEq/L)
Tanda dan Gejala :mual, muntah, kram abdomen, diare, pusing, bingung, afek
datar, penurunan TD diastolik, HR ↑, hipotensi postural, Refleks tendon dalam
↓.
Kemungkinan Penyebab : penggunaan diuretic, muntah, diare, luka bakar,
perdarahan, demam, diaphoresis, CHF, gagal ginjal, hiperglikemia, ADH↑.
C. PERSIAPAN BNO/IVP, USG GINJAL
Pyelography intravena (IVP) adalah teknik pencitraan paling awal untuk menentukan anatomi
ginjal dan saluran kemih dengan menggunakan kontras iodium, yang diekskresikan oleh ginjal
ke dalam sistem pengumpul. IVP dapat digunakan untuk mendeteksi batu ginjal dan
menggambarkan tingkat penyumbatan pada pasien dengan obstruksi saluran kemih. Hindari
IVP pada pasien dengan alergi terhadap zat warna kontras yodium dan pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal (umumnya kadar kreatinin serum> 2 mg / dL).

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


59
Ultrasonografi ginjal sangat penting sebagai tes skrining untuk hidronefrosis dan gejala
obstruksi saluran kemih. Indikasi USG ginjal adalah untuk mengevaluasi penyakit ginjal
kistik, diagnosis hidronefrosis, menilai ukuran ginjal dan evaluasi penyakit ginjal kronis,
mendeteksi oklusi arteri renalis melalui Doppler dan tidak terpapar radiasi dan kontras
selama kehamilan.

Alat dan Bahan

A. ANAMNESIS GANGGUAN PERKEMIHAN


1. Form pengkajian gangguan perkemihan
2. Pulpen
B. PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN PERKEMIHAN
1. Wadah ukur setiap jenis cairan yang dikeluarkan
2. Peralatan yang sesuai untuk mengukur input seperti spuit, cangkir, dll
3. Sarung tangan disposable
4. Form intake dan output
5. Pena

Langkah-langkah Kegiatan

A. ANAMNESIS GANGGUAN PERKEMIHAN


1. Mahasiswa menyiapkan pedoman anamnesis berdasarkan materi yang ada
2. Mahasiswa berpasangan dan melakukan anamneses gangguan perkemihan secara
bergantian berdasarkan pedoman anamneses yang telah disiapkan.
3. Dokumentasikan kegiatan
4. Kumpulkan hasil anamnesis pada pembimbing

B. PEMERIKSAAN FISIK GANGGUAN PERKEMIHAN


Dehidrasi
Status hidrasi pasien dapat dinilai berdasarkan vital sign, turgor kulit, distensi vena
jugularis, bunyi jantung, bunyi napas, berat badan, nadi dan membrane mukosa.
Overload Cairan/Edema
- Ucapkan salam

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


60
- Inspeksi daerah edema (simetris, tanda radang)
- Lakukan palpasi pitting dengan cara menekan dengan menggunakan ibu jari dan amati
waktu kembalinya.
Derajat Edema:
o 0: tidak ada pitting edema
o 1+: minimal
o 2+: sedang, menghilang dalam 10-45 detik
o 3+: dalam, menghilang dalam 1-2 menit
o 4+: sangat dalam, menghilang dalam 3-5 menit
Atau :

o +1 : Pitting ringan sedalam 2 mm, menghilang dengan cepat. Tidak ada gangguan
pada ekstremitas
o +2 : Pitting lebih dalam, 4 mm menghilang sekitar 10-15 detik. Tidak terlihat
gangguan pada ekstremitas
o +3 : Depresi 6 mm berlangsung lebih 1 menit. Ekstremitas mengalami edema
o +4 : Pitting sangat dalam depresi 8 mm yang berlangsung 2-3 menit. Ekstremitas
sangat edema
Kurang Mineral
Lakukan pemeriksaan berdasarkan tanda dan gejala (lihat materi)

Rangkuman

Fungsi utama ginjal dalam mempertahankan kesehatan adalah mempertahankan volume


cairan tubuh dan komposisi serta filtrasi produk sampah untuk eliminasi. Masalah pada
struktur dan fungsi ginjal dan traktus urinary menyebabkan gangguan keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa.

Tugas Mandiri

1. Tuliskan persiapan BNO/IVP!


2. Tuliskan persiapan USG Ginjal!

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


61
3. Seorang laki-laki usia 50 tahun, dirawat di RS karena mengalami asites. BB sebelum
sakit 50 kg. TD 140/90 mmhg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas
28x/menit, suhu 37oC, terdengar ronchi di kedua lapang paru. Pasien dianjurkan
minum 600 ml/hari, namun pasien tidak bisa menahan diri dan minum hingga 2
liter/hari. Produksi urine 200 ml/24 jam. Pasien akan menjalani HD yang kedua
kalinya.
- Hitung intake dan output pada pasien tersebut!
- Berapakah retensi cairan pada pasien tersebut? Berapakah peningkatan BB
pasien tersebut?

REFERENSI

Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L., (2006). Medical-surgical nursing critical thinking for
collaborative care. Philadelphia: Saunders Elseviers.

Myers, E. (2006). RNotes Nurse’s clinical pocket guide. Philadelfia : F.A. Davis Company

Schmitz, P. G. (2015). Kidney, ureters, and bladder imaging. Augustus 27, 2017.
http://emedicine.medscape.com/article

Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017


62

Anda mungkin juga menyukai