Sindrom Nefrotik
I. Pengertian
Penyakit ini ditandai dengan oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang
kental akibat proteinuria berat. Pada usia dewasa yang jelas terlihat adalah edema
pada kaki dan genitalia.
II. Etiologi
III.Patofisiologi
Hematuria terjadi akibat kerusakan membran glomerulus dengan kebocoran sel darah
merah. Terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus dan peningkatan resorbsi natrium dan
air tubulus. Akibat retensi natrium, mungkin pula dipengaruhi mekanisme hormonal,
terjadi hipertensi. Peningkatan resorbsi cairan menyebabkan edema.
IV. Manifestasi Klinis
Biasanya 2 minggu setelah infeksi tenggorokan atau organ lain, pasien mengalami
gejala-gejala akut berupa :
Hematuria makroskopis
Oliguria
Hipertensi
Edema (ringan hingga berat, biasanya pada muka)
Proteinuria ringan (biasanaya 3,5 g/hari)
Pada kasus yang berat dapat ditemukan gagal ginjal
Dapat ditambah dengan adanya fatigue, malaise
Nyeri pinggang akibat pembengkakan kapsul ginjal. Dan nyeri pada palpasi.
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fungsi ginjal berupa urin mikroskopik, ureum, kreatinin, elektrolit,
protein urin, dan kliren kreatinin.
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari mikroangiopati, titer antistreptolisin,
apus tenggorok, LED, pemeriksaan imunologi untuk lupus eritematosus sistemik,
antibodi anti membran basal glomerulus, dan antibodi sitoplasmik antineutrofil.
Pemeriksaan foto toraks untuk mengetahui besarnya jantung, adanya edema, atau
perdarahan paru.
Biopsi ginjal dilakukan kecuali pada glomerulonefritis pascastreptokok dengan
gejala yang jelas.
Untuk pengawasan kemajuan dilakukan pengukuran dan pencatatan berkala dari
tekanan darah, keseimbangan cairan, serta berat badan. Pemeriksaan penunjang
yang dilakukan berkala adalah ureum, kreatinin, elektrolit, klirens kreatinin, urin
mikroskopis, protein, dan foto toraks.
VI. Komplikasi
Hipertensi (ensefalopati, kejang, perdarahan serebral), gagal ventrikel kiri, gagal ginjal,
dan perburukan ke arah penyakit ginjal kronik.
VII. Penatalaksanaan
Tentukan penyebabnya ( biasanya dengan biopsi ginjal, kecuali jelas akibat
glomerulonefritis pascastreptokok).
Penatalaksanaan hipertensi dengan obat anti hipertensi.
Mencegah kelebihan garam dan air. Dilakukan pembatasan garam dan cairan ,
pemberian diuretik dosis tinggi bila perlu. Pengawasan ketat terhadap berat
badan, keseimbangan cairan, dan ukuran jantung.
Penatalaksanaan gagal ginjal.
Penatalaksanaan penyebabnya. Penundaan dapat menyebabkan perburukan,
terapi disesuaikan dengan penyebab.
VIII. Prognosis
Pada 50% pasien dewasa terjadi kesembuhan sempurna,. Prognosis buruk bila
termasuk glomerulonefritis rapidly progresive dengan perburukan ke arah ginjal,
atau sembuh tidak sempurna dengan tetap adanya hipertensi, proteinuria, dan
hematuria mikroskopis misalnya berupa glomerulonefritis kronik, yang akan
berakhir pada penurunan fungsi ginjal.
IX. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
B. Riwayat Penyakit
C. Data dasar Pengkajian Pasien
1. Neurologis
- Sakit kepala - Rasa terbakar pada telapak kaki
- Penglihatan kabur - Perubahan status mental
- Nistagmus - Malaise
- Kesemutan/ kebas - Penurunan tingkat kesadaran
2. Pernafasan
Sesak nafas
- Hiperventilasi - Nafas berbau amonia
- Oedema paru - Nafas cheyne stoke
- Pneumonia - Batuk produktif
3. Kardiovaskuler
- Hipertensi - Miokardiopati
- Takikardi - Perikarditis
- Disritmia
5. Gastrointestinal
- Rasa pahit pada mulut - Konstipasi
- Anoreksia - Pancreatitis
- Malnutrisi - Hemoragik
- Mual muntah
6. Integument
- Kulit kering bersisik - Pucat, kuning, atau merah muda
- Kuku pucat - Memar
- Pruritus
7. Hematologi
- Anemia
- Defisiensi trombosit
8. Imunologis
- Peningkatan suhu - Infeksi
- Leukosit tinggi - Septicemia
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium :
Darah
HB menurun
Eritrosit menurun
Ph asidosis metabolic
BUN dan kreatinin meningkat
Elektrolit meningkat
Protein menurun.
Urine
Volume urine kurang dari 400 ml/ 24 jam
Warna kotor karena adanya darah, Hb, mioglobin
Berat jenis kurang dari 1,020, Ph lebih dari 7
BUN dan Kreatinin meningkat
Natrium turun
Bicarbonate meningkat
Proteinuria derajat tinggi (positif 3-4)
2. Pemeriksaan radiologis
Foto polos abdomen
IVP
USG
CT Scan
MRI
EKG
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan air dan menahan natrium
2. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan cairan,
ketidakseimbangan elektrolit, perpindahan cairan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan katabolisme
protein, pembatasan diet untuk menurunkan produk sisa nitrogen, anoreksia.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan oksigenisasi jaringan tidak adekuat,
anemia, nutrisi tidak adekuat, kelemahan.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan depresi pertahanan imunologis, prosedur
invasive.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses
penyakit, tidak mengenal sumber informasi.
XI. RENCANA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme ginjal untuk meretensi
air dan natrium.
Tujuan :
Kelebihan volume cairan teratasi
Kriteria hasil
Menunjukkan haluaran urine sesuai dengan berat jenis
Berat badan stabil
Tanda vital dalam batas normal
Oedem hilang/ tidak ada
Intervensi
Pantau dan catat masukan dan haluaran tiap jam secara akurat.
Pantau peningkatan tekanan darah, denyut nadi
Timbang berat badan setiap hari dengan alat dan pakaian yang sama
Kaji kulit, wajah, area tergantung, oedema
Auskultasi paru dan bunyi jantung
Kaji tingkat kesadaran
Selidiki perubahan mental adanya gelisah
Batasi cairan sesuai program, pemberian obat-obatan dengan makanan jika
mungkin.
Tujuan
Mempertahankan curah jantung
Kriteria hasil
Tekanan darah dalam batas normal
Denyut jantung dan irama jantung dalam batas normal
Nadi perifer kuat sesuai dengan waktu pengisian kapiler
Intervensi
Observasi EKG untuk perubahan irama
Auskultasi denyut jantung
Kaji warna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku kemungkinan adanya
sianosis
Perhatikan terjadinya nadilambat, hipotensi, kemerahan, mual atau muntah dan
penurunan tingkat kesadaran
Monitor adanya kejang otot, kram otot, kesemutan pada jari, hiperrefleksia
Pertahankan tirah baring atau dorong untuk istirahat adekuat
Barikan bantuan dengan perawatan dan aktifitas yang diinginkan
Kolaborasi medis untuk pemberian obat & oksigen sesuai indikasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan katabolisme
protein, pembatasan diet untuk menurunkan produk sisa nitrogen, anoreksia
Tujuan
Mempertahankan BB sesuai yang diindikasikan
Bebas oedem
Intervensi
Kaji/ catat pemasukan diet
Berikan makanan sedikit dan sering
Berikan pasien dan keluarga daftar makanan dan cairan yang diizinkan dan
dorong terlibat pada pemilihan menu
Tawarkan perawatan mulut
Timbang BB setiap hari
Anjurkan pasien mengontrol rencana menu bila mungkin
Konsul dengan ahli gizi untuk merencanakan menu yang berhubungan dengan
batasan diet
Awasi pemeriksaan laboratorium mis. BUN, natrium dan kalium
Beri obat sesuai indikasi
Tujuan
Toleransi pasien terhadap aktifitas meningkat
Intervensi
Identifikasi factor yang dapat mendukung pasien untuk toleransi terhadap
aktifitas
Atur jadwal pasien untuk pemberian waktu istirahat antara aktifitas dan waktu
tidur yang cukup
Izinkan pasien untuk menetukan aktifitas sehari-hari
Beri semangat untuk mencapai kemajuan aktifitas secara bertahap yang dapat
ditoleransi
Pertahankan nutrisi yang adekuat
Batasi pengunjung
Tujuan
Tidak mengalami tanda dan gejala infeksi
Intervensi
Pantau tanda dan gejala infeksi seperti demam, menggigil, peningkatan
leukosit, perubahan warna dan bau urine
Pantau tanda-tanda vital
Pertahankan tehnik steril pada semua prosedur invasif
Pertahankan integritas kulit
Pertahankan nutrisi yang adekuat
Gunakan tehnik cuci tangan yang baik bagi pasien dan staff
Awasi pemeriksaan laboratorium leukosit, LED
Beri obat sesuai program
Kriteria hasil
Pasien mampu menjelaskan ulang penjelasan yang diberikan
Intervensi
Kaji ulang proses penyakit, prognosis dan factor pencetus bila diketahui
Kaji ulang rencana diet atau pembatasan
Instruksikan pasien untuk melaporkan penurunan urine pada perawat
Anjurkan pada pasien untuk makan makanan berkarbohidrat, rendah protein,
rendah natrium
Buat jadwal teratur untuk penimbangan berat badan
Diskusikan pembatasan aktifitas sesuai yang diindikasikan secara bertahap
Dorong pasien menggunakan tehnik penghematan energi, relaksasi dan aktifitas
therapeutic
Identifikasi gejala yang memerlukan intervensi medik mis. Penurunan
pengeluaran urine, peningkatan BB tiba-tiba, adanya tanda-tanda infeksi
Diskusikan dialisis ginjal bila merupakan bagian yang akan dilakukan
XIII. EVALUASI
Evaluasi mengacu pada tujuan dan kriteria hasil pada masing-masing diagnosa.
PATHWAYS SINDROM NEFROTIK
Hiperpermiabelitas
Glomerulus
Hipoalbuminemia
Resiko Penyakit
Retensi Natrium Kardiovaskuler
Dan Cairan
(Sumber : Smeltzer dan Bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, EGC, 2001)
DAFTAR PUSTAKA
Engram Barbara, Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, Volume I, EGC, 1999.
Manjoer, Arif, et al/editor, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III, Jilid 1, Media
Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2001.
Marlyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, F.E Davis Company, Philadelphia, 1987
Smeltzer dan Bare , Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 2, EGC,
Jakarta, 2001.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Balai penerbit FKUI, 1990
Sylvia Anderson Price. Patofisisologi Konsep Klinis, proses-proses penyakit, Alih bahasa
Adji Dharma. Edisi III