Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

SKIZOFRENIA PARANOID

A. TINJAUAN TEORITIS
1. DEFINISI
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama
pada proses fikir serta disharmoni ( keretakan / perpecahan ) antara proses fikir, afek/
emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham
dan halusinasi, asosiasi terbagi –bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi
perilaku bizar. ( Stuart B. W dan Studden, 1998 ).
Paranoid adalah abjektiva, kata sifat untuk penderita paranoid. Paranoid
didefinisikan sebagai penyakit mental dimana seseorang meyakini bahwa orang lain
ingin membahayakan dirinya, atau gangguan mental yang ditandai dengan
kecurigaan yang tidak rasional atau logis.
Skizofernia paranoid adalah gangguan psikotik yang disebabkan oleh kelainan
pada otak, yang kemudian memunculkan kesalahan persepsi pada panca indra,
selanjutnya mengakibatkan gangguan yang khasdalam berfikir ( delusi ), persepsi
( halusinasi ), pebicaraan, emosi dan perilaku. ( Kliat Budi Ana, 1999 )
Skizofrenia paranoid adalah gangguan mood ( seperti depresi berat ) dengan
gejala psikotik atau gangguan psikotik lainnya. ( faktor neorologi ) atau sebab –
sebab yang diakibatkan oleh kondisi medis ( Aziz R. dkk / dr. Amino Gonohotomo,
2003 )
2. Etiologi
Terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli yang menyebabkan
terjadinya skizofernia antara lain :
a) Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubungan dengan sering timbulnya skizofrenia
pada waktu pubertas dan waktu kehamilan.
b) Metabolisme
Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan
metabolism karena penderita pucaat, tidak sehat, napsu makan berkurang, dan
berat badan menurun.
c) Teori adolf meyer
Skizofrenia disebabkan oleh penyakit badariah sebab hingga sekarang tidak
dapt ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada
susunan saraf.
d) Teori Sigmund fread
Teori ini juga termasuk teori psikoganik yaitu
a. Kelemahan ego
b. Super ego yang dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi.
c. Kehilangan kapasitas untuk pemindahan sehingga terapi psikoanalitik
tidak mungkin.
e) Eugen B Leuler
Penonjolan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya
keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan.

Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut sbgai berikut :
1) Genetic
Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga – keluarga
penderita skizofrenia terutama anak – anak kembar genetic sehingga dapat
dipastikan faktor genetic turut menentukan timbulnya skizofrenia.
2) Neurokimia
Hipotesis dopamine mengatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh over
aktifitas pada jaras dopamine mesolimebik.
3) Hipotesis perkembangan saraf
Studi autopsy dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas struktur
dan marfologi otak penderita skizorenia antaralain berat otak rata – rata lebih
kecil 6 % dari normal ukuran aferior – aferior yang 4% lebih pendek.
3. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala skizofrenia paranoid antara lain :
- Halusinasi pendengaran seperti mendengar suara – suara bisikan.
- Delusi , seperti percaya rekan kerja ingin meracuni anda.
- Kegelisahan
- Kemarahan
- Emosi datar
- Kekerasan
- Banyak beragumentasi ( berdebat )
- Merasa diri penting atau memandang orang lain rendah
- Pikiran dan perilaku bunuh diri.
Tanda dan gejala lainnya juga dapat dilihat dari :
- Gejala primer
Gangguan proses fikir ( bentuk, langkah dan isi fikiran ) yang paling
menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkhoherensi.
o Gangguan afek emosi
 Terjadinya kedongkolan afek emosi
 Paramimi dan paratimi
 Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu
kesatuan
 Emosi berlebihan
o Gangguan kemauan
 Terjadinya kelemahan kemauan
 Perilaku negatiftisme atas permintaan
 Otomatisme : merasa pikiran atau perbuatannya dipengaruhi
oleh orang lain.
o Gangguan psikomotor
 Stupor atau hiperkinesia, logonea dan neologisme
 Streatipi
 Kolelepsi : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang
lama.
- Gejala sekunder
 Waham
 Halusinasi
Istilah ini menggambarkan persepsi sensori yang salah yang mungkin
meliputi salah satu dari kelima panca indra. Halusinasi pendengaran
dan penglihatan yang paling umum terjadi.
4. Patofisiologi
Perjalanan penyakit skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu :
- Fase prodromal
Pada fase ini biasanya timbul gejala – gejala non spesifik yang lamanya bisa
minggu, bulan, ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi
jelas. Gejala fase ini meliputi : penurunan fungsi pekerjaan, fungsi social,
fungsi penggunaan, waktu luang dan perawatan diri.
- Fase aktif
Pada fase ini gejala positif atau psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katakonik, inkohernsi, waham halusinasi disertai gangguan afek.
Bila tidak dapat pengobatan gejala – gejala tersebut dapat hilang secara
spontan tetapi suatu saat mengalami eksaserbosi ( terus bertahan dan tidak
dapat disembuhkan ) fase ini akan diikuti oleh fase residual.
- Fase residual
Fase ini memiliki gejala-gejala yang sama dengan fase prodromal ,tetapi
positif atau psikotiknya sudah berkurang.

Disamping gejala-gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas ,penderita


skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara
spontan ,mengurutkan peristiwa ,kewaspadaan ,konsentrasi ,hubungan sosial.
(Ivana ,2007).
5. Penatalaksanaan
Penanganan semua subtype skizofrenia sebenarnya serupa.Tapi ,tiap penderita
mungkin menjalani perawatan yang berbeda ,tergantung pada tingkat keparahan
gejala dan kondisi penderitanya masing-masing.
Bentuk penanganan skizofrenia paranoid berupa penggunaan obat-obatan
psikoterapi ,rawat inap dirumah sakit ,elekteroconvulsif terapi(ETC) dan
pelatihan kemampuan vokasional.
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan skizofrenia antara lain :
- Terapi somatic (medica mentosa)
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati skizofrenia disebut
antipsikotik.
- Antipsikotik konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunaannya .
 Haldol (haloperidol)
 Stelazine (trifluoperazine)
 Mellaril (thioridazine)
 Thorazine (chlorpromazine)
 Navane (thiothixene)
 Trilafen (perphenazine)
 Prolixin (fruphenazine)

- Never atypical antipsycatic


Obat-obatan yang tergolong kelompok antipikal karena prinsip kerjanya
berbeda .
 Risperdol (risperidone)
 Seroquel (quetiapine)
 Zyprexa (olonzapine)

Anda mungkin juga menyukai