Anda di halaman 1dari 10

CONTOH ASKEP

Senin, 13 Oktober 2008


ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN

Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagaii jaringan


nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri
pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi
yang memanjang; perlukaan (digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses
degeneratif (arteriosklerosis) atau gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja,
1999). Ganggren diabetik adalah nekrosis jaringan pada bagian tubuh perifer akibat penyakit
diabetes mellitus. Biasanya gangren tersebut terjadi pada daerah tungkai. Keadaan ini ditandai
dengan pertukaran sekulitis dan timbulnya vesikula atau bula yang hemoragik kuman yang biasa
menginfeksi pada gangren diabetik adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999). Faktor resiko
terjadinya gangren diabetik Berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi timbulnya gangren
diabetik adalah neuropati, iskemia, dan infeksi. (Sutjahyo A, 1998 ) Iskemia disebabkan karena
adanya penurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati ( aterosklerosis ) dari pembuluh
darah besar di tungkai terutama pembuluh darah di daerah betis. Angka kejadian gangguan
pembuluh darah perifer lebih besar pada diabetes millitus dibandingkan dengan yang bukan
diabetes millitus. Menurut Ari Sutjahjo (1998 ) hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Resiko
lebih banyak dijumpai pada diabetes mellitus sehingga memperburuk fungsi endotel yang
berperan terhadap terjadinya proses atherosklerosis. Kerusakan endotel ini merangsang agregasi
platelet dan timbul trombosis, selanjutnya akan terjadi penyempitan pembuluh darah dan timbul
hipoksia. Ischemia atau gangren pada kaki diabetik dapat terjadi akibat dari atherosklerosis yang
disertai trombosis, pembentukan mikro trombin akibat infeksi, kolesterol emboli yang bersal dari
plak atheromatous dan obat-obat vasopressor. Gambaran klinik yang tampak adalah penderita
mengeluh nyeri tungkai bawah waktu istirahat, kesemutan, cepat lelah, pada perabaan terasa
dingin, pulsasi pembuluh darah kurang kuat dan didapatkan ulkus atau gangren. Adanya
neurophaty perifer akan menyebabkan gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik
akan menyebabkan hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga penderita akan
mengalami trauma tanpa terasa, yang mengakibatkan terjadinya atropi pada otot kaki sehingga
merubah titik tumpu yang mengakibatkan pula terjadinya ulkus pada kaki. Ulkus yang terjadi
pada kaki diabetik umumnya diakibatkan karena trauma ringan, ulkus ini timbul didaerah-daerah
yang sering mendapat tekanan atau trauma pada telapak kaki, hal ini paling sering terjadi,
didaerah sendi metatarsofalangeal satu dan lima didaerah ibu jari kaki dan didaerah tumit. Mula-
mula inti penebalan hiper keratotik dikulit telapak kaki, kemudian penebalan tersebut mengalami
trauma disertai dengan infeksi sekunder. Ulkus terjadi makin lama makin dalam mencapai daerah
subkutis dan tampak sebagaii sinus atau kerucut bahkan sampai ketulang. Infeksi sendiri jarang
merupakan faktor tunggal untuk terjadinya gangren. Infeksi lebih sering merupakan komplikasi
yang menyertai gangren akibat ischemia dan neuropathy. Ulkus berbentuk bullae, biasanya
berdiameter lebih dari satu sentimeter dan terisi masa, sisa-sisa jaringan tanduk, lemak pus dan
krusta diatas dasar granulomatous. Ulkus berjalan progresif secara kronik, tidak terasa nyeri
tetapi kadang-kadang ada rasa sakit yang berasal dari struktur jaringan yang lebih dalam atau
lebih luar dari luka. Bila krusta dan produk-produk ulkus dibersihkan maka tampak ulkus yang
dalam seperti kerucut, ulkus ini dapat lebih progresif bila tidak diobati dan dapat terjadi
periostitis atau osteomyelitis oleh infeksi sekunder akibatnya timbul osteoporosis, osteolisis dan
destruktif tulang. Gejala Umum Penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan
yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri
pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, maka apabila penderita mengalami trauma atau
luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita
tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung-gelembung pada telapak kaki. Kadang
menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri, sehingga bahayanya
mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Sutjahyo A,
1998 ). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh, bahkan bertambah luas baru penderita
menyadari dan mencari pengobatan. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang
makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak
serta adanya bau yang makin tajam. Pengobatan dan perawatan Pengobatan dari gangren diabetik
sangat dipengaruhi oleh derajat dan dalamnya ulkus, apabila dijumpai ulkus yang dalam harus
dilakukan pemeriksaan yang seksama untuk menentukan kondisi ulkus dan besar kecilnya
debridement yang akan dilakukan. Dari penatalaksanaan perawatan luka diabetik ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai, antara lain : Mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab
Optimalisasi suanana lingkungan luka dalam kondisi lembab Dukungan kondisi klien atau host
(nutrisi, kontrol DM, kontrol faktor penyerta) Meningkatkan edukasi klien dan keluarga
Perawatan luka diabetik Mencuci luka Mencuci luka merupakan hal pokok untuk meningkatkan,
memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta menghindari kemungkinan
terjaadinya infeksi. Proses pencucian luka bertujuan untuk membuang jaringan nekrosis, cairan
luka yang berlebihan, sisa balutan yang digunakan dan sisa metabolik tubuh pada permukaan
luka. Cairan yang terbaik dan teraman untuk mencuci luka adalah yang non toksik pada proses
penyembuhan luka (misalnya NaCl 0,9%). Penggunaan hidrogenperoxida, hypoclorite solution
dan beberapa cairan debridement lainnya, sebaliknya hanya digunakan pada jaringan nekrosis /
slough dan tidak digunakan pada jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti provine iodine
sebaiknya hanya digunakan saat luka terinfeksi atau tubuh pada keadaan penurunan imunitas,
yang kemudian dilakukan pembilasan kembali dengan saline. (Gitarja, 1999 ). Debridement
Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis atau slough pada luka. Debridement
dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan nekrosis selalu
berhubungan dengan adanya peningkatan jumlah bakteri. Setelah debridement, jumlah bakteri
akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan kemampuan tubuh secara efektif melawan
infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrosis
atau slough yang menempel pada luka (peristiwa autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya
atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem
autolysis dengan menggunakan occlusive dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien
dengan luka diabetik. Terutama untuk menghindari resiko infeksi. (Gitarja W, 1999; hal. 16).
Terapi Antibiotika Pemberian antibiotika biasanya diberikan peroral yang bersifat menghambat
kuman gram positip dan gram negatip. Apabila tidak dijumpai perbaikan pada luka tersebut,
maka terapi antibiotika dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan kepekaan kuman.
(Sutjahyo A, 1998 ). Nutrisi Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan
dalam penyembuhan luka. Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1 dengan
nilai gizi : yaitu 60% kalori karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein. (Tjokroprawiro,
A, 1998 ). Pemilihan jenis balutan Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan
yang dapat mempertahankan suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab, mempercepat
proses penyembuhan hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar berlebihan,
membuang jaringan nekrosis / slough (support autolysis ), kontrol terhadap infeksi / terhindar
dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat mengganti balutan dan
menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis balutan: absorbent
dressing, hydroactive gel, hydrocoloid. (Gitarja, 1999 ). Selain pengobatan dan perawatan diatas,
perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin minimal satu minggu sekali, karena adanya anemia dan
hipoalbumin akan sangat berpengaruh dalam penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12
g/dl dan albumin darah dipertahankan lebih 3,5 g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa
darah secara ketat, Karena bila didapatkan peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan,
ini merupakan salah satu tanda memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh.
Untuk mencegah timbulnya gangren diabetik dibutuhkan kerja sama antara dokter, perawat dan
penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang rasional bisa
dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren dapat ditekan
serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dimana
masing-masing profesi mempunyai peranan yang saling menunjang. Dalam memberikan
penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki diabetik (Sutjahyo A, 1998 ):
Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan bertelanjang
kaki bila berjalan Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan
perhatian khusus pada daerah sela-sela jari kaki Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat
kalus, tonjolan kaki atau jamur pada kuku kaki Suhu air yang digunakan untuk mecuci kaki
antara 29,5 30 derajat celsius dan diukur dulu dengan termometer Janganlah

menggunakan alat pemanas atau botol diisi air panas Langkah-langkah yang
membantu meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah yang harus dilakukan, yaitu : -
Hindari kebiasaan merokok - Hindari bertumpang kaki duduk - Lindungi kaki dari kedinginan -
Hindari merendam kaki dalam air dingin Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak
menyebabkan tekanan pada tungkai atau daerah tertentu Periksalah kaki setiap hari dan laporkan
bila terdapat luka, bullae kemerahan atau tanda-tanda radang, sehingga segera dilakukan
tindakan awal Jika kulit kaki kering gunakan pelembab atau cream

A. ANALISA DATA
NO TGL / JAM
1 Diisi pada saat tanggal pengkajian

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

o Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran


darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

o Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada


ekstrimitas.

o Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.


Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang

o Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.

o Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake makanan yang kurang.

o Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya


kadar gula darah.

o Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

o Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi

o Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu


anggota tubuh.

o Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

o
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGN

1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menu

2 Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pa


3 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringa

Diposkan oleh Ariyanto Susetyo di 22.42


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Askep Medikal Bedah, Kumpulan Contoh Askep
Reaksi:

1 komentar:

1.

andhy jubair28 Desember 2012 06.57

gangren itu mayoritas pada siapa??

Balas

Muat yang lain...


Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Entri Populer

ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN


Gangren atau pemakan luka didefinisikan sebagaii jaringan nekrosis atau jaringan mati
yang disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besa...

ASKEP HIPERTENSI

TEORI Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Ro...

ASKEP ANAK DENGAN THYPOID

TEORI Pengertian Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksi salmonella Thypi. Organisme ini m...

ASKEP BAYI BBLR

TEORI Definisi BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO
1961) BBLR adalah bayi baru lahir y...

ASKEP KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS ( TBC )

TEORI Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia,


menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang ...

ASKEP ANAK DENGAN DHF

TEORI Pengertian Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh
nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kep...

ASKEP BAYI DENGAN RDS

TEORI Respiratory Distress Syndrome (RDS) disebut juga Hyaline Membrane Disease
(HMD), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defi...

Contoh Judul Skripsi FKM-Epidemiologi 1/2

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA DI


POSYANDU XXX FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA
RETENSIO PLASENTA PADA IBU ...

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : MORBUS


BASEDOW

a. Pengertian Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves
merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda aki...

ASKEP ANAK DENGAN GASTROENTERITIS


TEORI Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa d...

Best Friends
About Me

Contoh Askep
Contoh Askep

Medikal Bedah

Anak

Maternitas

Nurse
Lowongan Kerja

Lansia

Drugs

Kesehatan

Keperawatan

Jurnal Kesehatan

KTI - Skripsi

Label
Kehidupan Jepang (18)
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.

CONTOH ASKEP: ASKEP KLIEN DM DENGAN GANGREN

Anda mungkin juga menyukai