Tidak ada Kesehatan tanpa Kesehatan Jiwa (No Health without Mental Health) slogan ini sesuai dengan Undang-
undang Kesehatan No 36 tahun 2009 bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Meskipun konsep sehat ini sudah
disepakati, tapi kenyataannya petugas kesehatan tetap saja berfokus pada kesehatan fisik.
Tidak ada Kesehatan tanpa Kesehatan Jiwa (No Health without Mental Health) slogan ini sesuai dengan Undang-
undang Kesehatan No 36 tahun 2009 bahwa Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Meskipun konsep sehat ini sudah
disepakati, tapi kenyataannya petugas kesehatan tetap saja berfokus pada kesehatan fisik.
Orang dengan pikiran yang sehat harus mampu berpikir dengan jelas, mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi
dalam hidup, menikmati hubungan baik dengan teman-teman, rekan kerja, keluarga dan merasa tenteram secara spiritual serta
membawa kebahagiaan bagi orang lain. Aspek kesehatan inilah yang disebut sebagai kesehatan jiwa.
Meskipun kita membicarakan tentang pikiran (jiwa) dan tubuh (fisik) secara terpisah, pada kenyataannya keduanya
hampir seperti dua sisi mata uang. Keduanya berpengaruh satu sama lain tetapi menunjukkan manifestasi yang berbeda. Bila
salah satu terganggu dipastikan yang lain juga terganggu. Hanya karena kita sering berpikir tentang tubuh dan pikiran secara
terpisah, bukan berarti keduanya tidak saling bergantung satu sama lain.
Seperti halnya tubuh secara fisik dapat jatuh sakit , begitu juga dengan pikiran, keadaan ini disebut gangguan jiwa. Gangguan
jiwa adalah penyakit yang dialami oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, pikiran dan tingkah laku mereka , diluar
kepercayaan budaya dan kepribadian mereka dan menimbulkan hendaya bagi kehidupan mereka dan keluarga.
Gangguan jiwa dapat dialami oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan tingkat usia baik anak-anak, remaja, dewasa
dan lanjut usia. Bagi sebagian orang gangguan jiwa dianggap sebagai suatu penyakit yang dikaitkan dengan dengan gangguan
tingkah laku yang berat seperti tindak kekerasan, agitasi, perilaku seksual yang tidak pantas. Gangguan ini biasanya dikenal
dengan gangguan jiwa berat seperti Skizofrenia.
Tetapi mayoritas orang dengan gangguan jiwa bertingkah laku dan tampak tidak berbeda dengan orang lain, gangguan jiwa yang
umum ini meliputi depresi, ansietas atau kecemasan, gangguan seksual, gangguan ketergantungan zat, alkohol dan rokok.
Gangguan Jiwa menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita atau orang-orang yang dekat dengan
penderita. Ada beberapa gejala utama gangguan jiwa:
Gejala-gejala fisik “somatic”. mempengaruhi tubuh dan fungsi fisik seperti sakit kepala, lelah dan gangguan tidur
Gejala-gejala perasaan –emosional
Gejala-gejala pikiran “kognitif”
Gejala-gejala persepsi
a. DEPRESI
Seorang yang mengalami Depresi biasanya merasa rendah diri, sedih, marah atau tidak berharga. Ini merupakan
gangguan pada emosi dan hampir setiap orang pernah mengalaminya. Dalam hal tertentu dapat dikatakan sebagai suatu reaksi
normal dari suatu peristiwa kehilangan sesuatu objek yang dicintai misalnya orang dicintai, harta benda, jabatan, pekerjaan dan
lain-lain. Tapi ada waktu-waktu tertentu dimana depresi mulai mengacaukan kehidupan dan kemudian menimbulkan berbagai
masalah.
Contohnya setiap orang pernah merasakan sedih tetapi hampir sebagian besar mampu melaluinya dalam hidup dan
kemudian perasaan sedih itu hilang. Kadang-kadang baru hilang dalam waktu yang lama, bahkan bisa lebih dari satu bulan.
Keadaan ini biasanya berhubungan dengan gejala-gejala ketidakmampuan seperti kelelahan dan sulit berkonsentrasi. Kemudian
mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan membuat seseorang sulit bekerja atau mengasuh anak di rumah. Jika kondisi ini
mulai mengganggu kehidupan dan hilang dalam beberapa waktu yang lama , maka dapat dipastikan bahwa seseorang menderita
gangguan depresi.
b. KECEMASAN (ANCIETAS)
Kecemasan merupakan sensasi perasaan takut dan gelisah , seperti halnya Depresi, perasaan ini dianggap normal
dalam beberapa situasi. Contohnya seorang siswa yang akan menghadapi ujian dia dapat merasa gelisah dan tegang, tapi ia
masih mampu mengatasinya. Seperti dengan depresi, kecemasan akan menjadi suatu penyakit apabila hilang dalam waktu
lama biasanya lebih dari dua minggu, mempengaruhi kehidupan sehari-hari atau menimbulkan gejala yang lebih berat.
yang
PERILAKU Menghindari situasi yang menimbulkan ketakutan seperti ditempat ramai atau kenderaan
umum
Kurang tidur
Hampir semua orang dengan gangguan kejiwaan umumnya menunjukkan campuran berbagai gejala depresi dan
kecemasan. Banyak juga orang yang tidak mengeluh adanya gejala perasaan atau pikiran sebagai masalah utama tetapi
mengalaminya sebagai gejala fisik dan perubahan tingkah laku. Salah satu alasan, mungkin mereka merasa bahwa gejala
psikologis tersebut akan membuat mereka dilabel sebagai orang yang memiliki masalah kejiwaan. Gangguan cemas yang sering
terjadi:
Panik: adalah ketika kecemasan muncul tiba-tiba pada serangan yang berat, biasanya hanya berlangsung beberapa menit.
Serangan ini berkaitan dengan gejala fisik kecemasan yang berat dan membuat seseorang merasa ketakutan seolah-olah
sesuatu yang mengerikan akan terjadi atau seolah-olah akan mati.
Fobia: adalah seseorang merasa takut (sering disertai panik) hanya pada keadaan tertentu seperti tempat ramai, dalam bis,
tempat tertutup, dan pada situasi sosial tertentu seperti bertemu dengan orang lain. Orang yang mengalami fobia seringkali
menghindar dari keadaan-keadaan yang dapat membuatnya cemas, pada kasus yang berat penderita bahkan tidak mau
keluar rumah sama sekali.
Kelompok gangguan jiwa terdiri dari tiga jenis penyakit yaitu Skizofrenia, Gangguan Bipolar (Manik - Depresif) dan
Psikosis Akut. Penyakitnya sebenarnya jarang terjadi, prevalensinya hanya berkisar antara 1-3 % populasi. Gangguan ini
ditandai dengan terjadinya gangguan perilaku dan pikiran yang aneh atau tidak biasa. Sebagian besar pasien yang dirawat di
rumah sakit jiwa mengalami gangguan jiwa ini.
a. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang biasanya dimulai pada usia dewasa muda dimana penderita bisa
menjadi agresif atau menarik diri, bicara sendiri atau bicara yang tidak berhubungan atau nyambung. Penderita merasa
curiga kepada orang lain dan percaya pada hal-hal yang tidak biasa seolah-olah pikiran mereka dirasuki. Penderita
mungkin mengalami halusinasi seperti mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar orang lain. Sayangnya banyak
orang dengan skizofrenia tidak menyadari bahwa mereka sedang menderita suatu penyakit dan menolak untuk diobati
dengan sukarela. Skizofrenia merupakan penyakit menahun, berlangsung selama beberapa bulan atau tahun, dan
memerlukan pengobatan jangka panjang
TANDA-TANDA KHAS SKIZOFRENIA
FISIK keluhan aneh seperti sensasi ada benda atau binatang yg tidak biasa ada dalam tubuhnya
PERASAAN Depresi
Hilangnya minat dan motivasi tehadap kegiatan sehari-hari
Merasa takut dicelakai
PERILAKU Menghindari situasi yang menimbulkan ketakutan seperti ditempat ramai atau kenderaan umum
Kurang tidur
b. Gangguan Bipolar : Biasanya disertai dengan adanya dua kutub ekstrim yaitu mood yang meningkat (mania) dan mood yang
rendah (depresi) . Penyakit ini biasanya muncul pada usia dewasa muda dan dapat dikenali karena adanya fase mania.
Pada fase depresi sama dengan dengan depresi pada gangguan jiwa umum, hanya fase depresi biasanya lebih serius dan
muncul secara episodik. Artinya ada masa dimana penderita benar-benar baik meskipun sedang tidak minum obat. Kondisi
ini bisa juga tampak pada skizofrenia yang mungkin akibat tidak makan obat sehingga sering tetap sakit.
PIKIRAN Percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau dirinya adalah orang yang special
Merasa bahwa orang lain sedang mencoba mencelakakkannya
Menyangkal bahwa dirinya sedang sakit
PERILAKU Berbicara cepat
Tidak bertanggungjawab secara social, seperti berperilaku seksual yang tidak pantas
Tidak mampu m oleh orang lain rasa santai atau duduk diam
Kurang tidur
Mencoba melakukan banyak hal tetapi tidak satupun mampu diselesaikan
Menolak pengobatan
PERSEPSI Mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar ( suara-suara yang sering mengatakan
bahwa ia orang penting yang mampu melakukan hal yang hebat)
Psikosis akut secara sepintas tampak sama dengan Skizofrenia, tetapi perbedaannya bahwa psikosis muncul secara
tiba-tiba tapi durasinya singkat, karena itu hampir semua penderita dapat sembuh total dalam satu bulan atau tidak memerlukan
pengobatan jangka panjang.
Psikosis akut terutama disebabkan oleh peristiwa berat yang sangat menekan seperti kematian orang yang dicintai,
kadang-kadang penyakit medis atau otak yang berat dapat menyebabkan psikosis, bila ini terjadi maka kondisi ini disebut
Delirium.
TANDA-TANDA KHAS PSIKOSIS AKUT
Gejalanya sama dengan gejala skizofrenia dan mania , namun gejala ini muncul secara tiba-tiba dan sembuh dalam
waktu kurang dari satu bulan. Tanda khas yang terlihat adalah:
Orang lanjut usia sering menderita dua jenis gangguan jiwa yang utama, yaitu :
1) Depresi yang sering disertai dengan rasa kesepian, sakit secara fisik, ketidakmampuan dan kemiskinan berpikir. Gejala
depresi ini sama dengan depresi pada kelompok usia lain.
Jenis-jenis tertentu gangguan jiwa yang sering muncul pada anak-anak, yaitu:
Anak-anak juga akan menyita perhatian saat mereka menjadi korban penganiayaan. Tanda-tanda khas gangguan jiwa pada
anak, yaitu:
Anak yang mendapat nilai buruk dalam pelajaran meskipun ia cukup pintar
Anak yang selalu gelisah dan tidak mampu memperhatikan
Anak yang terus menerus membuat masalah dan berkelahi dengan anak lain
Anak yang menarik diri dan tidak mau bermain dengan anak lain
Anak yang menolak pergi sekolah
Seseorang dikatakan mengalami ketergantungan terhadap alkohol dan zat ketika penggunaannya telah
membahayakan kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang. Pada dasarnya sangat sulit bagi seseorang untuk berhenti
menggunakannya karena zat tersebut menyebabkan rasa tidak nyaman secara fisik dan keinginan yang besar untuk
mengkonsumsi zat itu lagi (gejala putus zat).
Masalah ketergantungan menyebabkan kerusakan yang hebat terhadap penderita, keluarga, dan juga masyarakat.
Alkohol contohnya, tidak hanya membahayakan peminum melalui efek fisiknya tetapi berhubungan dengan tingkat
bunuh diri yang tinggi, masalah perkawinan dan kekerasan rumah tangga, kecelakaan lalu lintas dan peningkatan angka
kemiskinan. Pada hampir semua peminum berat, penyalahgunaan alhohol jarang menjadi alasan utama untuk mereka
mencari layanan kesehatan. Berbagai jenis obat-obatan dan zat dapat disalahgunakan antara lain ganja, heroin, kokain,
amfetamin jenis stimulant seperti ekstasi, sabu, obat penenang lain. Ada kebiasaan lain yang dapat merusak kesehatan
manusia yaitu: merokok, ketergantungan obat tidur dan berjudi.
1. Peristiwa yang sangat menekan. Hidup ini dengan berbagai macam pengalaman dan peristiwa. Beberapa diantaranya dapat
membuat orang sangat khawatir dan tertekan. Hampir semua orang akan belajar bagaimana cara menghadapi peristiwa
tersebut dan melanjutkan hidup. Tetapi kadang-kadang peristiwa tersebut dapat menyebabkan timbulnya gangguan jiwa.
Berbagai peristiwa hidup yang dapat menyebabkan stress hebat yaitu pengangguran, kematian orang yang dicintai, masalah
ekonomi seperti terlilit hutang, kesepian, konflik rumah tangga, kekerasan, trauma dan lain-lain.
2. Latar belakang keluarga yang sulit. Orang yang masa kecilnya tidak berbahagia karena kekerasan atau penelantaran secara
emosional lebih rentan menderita gangguan jiwa seperti depresi dan kecemasan saat ia dewasa
3. Penyakit otak. Retardasi mental, demensia dan gangguan emosional yang disebabkan infeksi otak, AIDS, cedera kepala,
epilepsi dan stroke. Belum ada patologi otak yang berhasil dikenali pada banyak kasus gangguan jiwa. Meskipun ada bukti
yang menunjukkan bahwa banyak gangguan diserta dengan perubahan kimiawi otak seperti neurotransmitter
4. Hereditas atau genetik. Merupakan faktor yang penting pada gangguan jiwa berat. Tetapi jika salah satu orang tua
mengalami gangguan jiwa, risiko terhadap anak akan mengalami gangguan jiwa sangat kecil. Hal ini karena gangguan jiwa
ini juga di pengaruhi oleh faktor –faktor lingkungan seperti halnya penyakit fisik seperti diabetes atau penyakit jantung.
5. Gangguan medis atau penyakit fisik seperti gagal ginjal, penyakit hati, kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
Beberapa jenis obat –obat juga ada yang dapat menimbulkan depresi.
Rumah dan keluarga sangat penting dalam membentuk perilaku lahiriah anak, reaksi emosinya, intelejensinya, cara
pandang dan nilai-nilai dalam diri anak. Bila kita meyakini bahwa perilaku itu didapatkan dengan berlatih dan penguasaan
minimal pada awalnya dipengaruhi oleh hubungan timbal balik dengan lingkungan, maka tetap saja keluarga memiliki posisi
sangat penting. Sekalipun kepribadian manusia mengalami perubahan dalam pelbagai tahapan pertumbuhan dan usia, tapi
keluarga menentukan pengaruh pertama, dasar pembentukan pandangan umum dan harapan anak. Dengan kata lain, rumah
merupakan tempat dimana kehidupan dimulai, sekalipun anak muda di awal masa remajanya berusaha melepaskan diri dari
batasan keluarga dan tidak adanya rasa solidaritas dalam keluarga sesuai yang diinginkannya. Pada usia 12-13 tahun
khususnya, anak memiliki perasaan yang demikian dan berdampak merusak keharmonisan keluarga.
Dalam sebuah keluarga yang tidak memiliki ayah dan ibu memiliki profesi di luar rumah, atau dikarenakan perceraian,
narkotika atau faktor lain yang membuat munculnya masalah dan ketidakseimbangan dalam keluarga, kemungkinan anak-anak
melakukan perbuatan seperti lari dari sekolah, berbohong, mencuri dan perilaku buruk lainnya. Tampaknya pondasi keluarga
dalam kesehatan jiwa bukan hanya keharusan biologis tapi juga psikis.
Keluarga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan anak dan remaja. Harga diri dan gengsi seorang remaja pada dasarnya
bersumber dari bagaimana anggota keluarga memandangnya. Setiap kali orang tua memberikan tanggung jawab kepada anak di
setiap tahapan pertumbuhannya, perlahan-lahan ia merasa sebagai seorang yang dapat dipercaya. Bila orang tua mencintainya
dengan jujur, ia juga melakukan hal yang sama kepada orang lain dan mau belajar apa yang disukai orang lain. Pada akhirnya,
bila orang tua mempercayainya dan tidak mencegah apa yang disukainya, maka ia mampu mencapai kemandirian yang
diperlukannya di masa remajanya dan perlahan-lahan ia meninggalkan masa kebergantungan anak-anak.
Cara pandang dan perilaku orang tua dapat mempermudah atau mencegah proses pertumbuhan anak. Orang tua yang
keras dan ketat akan menghalangi anaknya menjalin hubungan positif dan konstruktif dengan anak-anak seusianya yang sangat
membantunya meraih kemandirian. Sementara orang tua yang menerima dan mengerti akan menjadi tempat aman bagi remaja
yang merasa cemas dan gelisah akan dirinya. Orang tua yang seperti ini bukan hanya akan senantiasa bersama anak remajanya
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anaknya, tapi justru mendorongnya menjadi mandiri dan menerima tanggung
jawab.
Orang tua sangat penting dan bernilai bagi pertumbuhan anak. Orang tua yang dalam kehidupannya memiliki parameter
dan nilai-nilai yang tinggi serta mengamalkannya, biasanya anak-anak mereka juga memiliki nilai-nilai yang sama saat
menghadapi kontradisi dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Sebaliknya, orang tua yang tidak memiliki rasa tanggung
jawab dan hidup apa adanya, tak syak nilai dan parameter yang diyakininya itu yang akan berpindah kepada anaknya.
Lingkungan rumah
Lingkungan dan kondisi keluarga juga dapat menjadi faktor pendorong atau penghalang dalam tahapan pertumbuhan anak.
Dalam rumah yang anggota keluarganya bekerja dan bersenang-senang dilakukan bersama-sama atau memutuskan sesuatu
secara bersama akan mendidik remaja yang memiliki rasa percara diri yang tinggi. Di sisi lain, anak dan remaja yang hidup dan
besar di rumah yang penuh dengan prasangka, mencari kesalahan dan penuh ketegangan akan bermasalah saat ingin mencari
identitas dirinya dan membangun hubungan dengan anak-anak atau remaja seusianya. Remaja yang hidup dalam keluarga
seperiti ini biasanya suka lari dari rumah dan kemungkinan bergabung dengan anak-anak jalanan atau kelompok masyarakat
lain.
Remaja memiliki harapan dari orang tua yang dinilainya sangat penting bagi kehidupannya seperti:
1. Dapat menjaga rahasiaRemaja membutuhkan orang tua yang mau mendengar ucapannya dan berusaha memahaminya, tapi
yang paling penting adalah mau menyimpan rahasianya.
2. Dapat dipercayaRemaja sebelum menginginkan orang tua yang dapat menjaga rahasianya, ia berharap mereka dapat menjadi
orang yang dapat dipercaya dalam kehidupannya, sehingga bila suatu saat ia melakukan kesalahan, pada waktu yang sama ia
juga diberi kesempatan untuk memberi penjelasan.
3. Mandiri dalam memutuskanRemaja senantiasa berusaha agar ia sendiri yang menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan
bantuan orang tua atau guru tetap harus memberinya kesempatan untuk memutuskan sesuatu secara bebas. Orang tua yang tidak
memberikan kesempatan ini kepadanya, pada dasarnya telah menghalangi anak remajanya untuk menjadi pribadi yang percaya
diri.
4. DoronganRemaja senantiasa membutuhkan dorongan dan pujian atas pekerjaan yang dilakukannya dengan baik. Ringkasnya,
kondisi anak di tengah keluarga, jenis kelamin anak dan pendidikannya, hubungan antara anak dan orang tua, adanya nilai dan
para meter akhlak dan akidah dalam keluarga, faktor ekonomi dan budaya semunya berpengaruh dalam pembentukan
kepribadian anak. Ada banyak bacaan ringan yang berisikan tuntunan praktis pendidikan, moral dan akidah yang dapat
membantu orang tua mengenal anaknya lebih jauh dan mengenalkan prinsip-prinsip pendidikan. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Risiko Tinggi Gangguan Kepribadian Adanya sifat dan sikap yang dimulai sejak
remaja dan relatif menetap, seperti :
a. Tidak dapat belajar dari pengalaman hidup;
b. Selalu menderita oleh perbuatannya sendiri, dan membuat orang lain ikut menderita;
c. Tidak merasa bersalah/berdosa walaupun melakukan perbuatan yang tercela;
d. Melakukan tindak kekerasan tanpa perasaan menyesal atau iba melihat oarang lain
menderita; e. Dalam bergurau sering melampui batas kewajaran, sehingga membuat
orang lain menderita;
e. Sering berbuat sesuatu yang mengejutkan orang lain disekitarnya, atau berbuat yang
tidak biasa diperbuat orang pada umumnya;
f. Tidak mampu mengendalikan impuls/dorongan dalam dirinya;
g. Tidak memiliki rasa tanggung jawab, santai, tidak mau bekerja, mudah terseret dalam
tindakan yang merugikan;
h. Selalu ingin menarik perhatian orang lain, sehingga tidak segan berpura-pura, bergaya
yang menyolok dan berlebihan.
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan atau bagian integral
dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.
Gangguan jiwa adalah “suatu keadaan yang mengakibatkan terjadinya gangguan pikiran,
perasaan, atau perilaku yang membahayakan dan merupakan penurunan kemampuan fungsi
psikologis, sosial, pekerjaan atau hubungan dengan orang lain.” (Funnell, Koutoukidis, dan
Lawrence, 2005)
1. Pada Anak
Gambar: www.health.howstuffworks.com
# Sering menangis, terbangun pada malam hari, atau mengalami mimpi buruk
# Menolak untuk tidur, ketidakmampuan untuk tidur atau tidur bersama orang tua
2. Pada Remaja
# Sering marah
3. Pada Dewasa
# Tidak Mandiri
4. Pada Lansia
# Merasa kehilangan
# Masih ingin berbuat banyak tetapi merasa tidak punya waktu lagi
Sampai sekarang tidak diketahui dengan pasti apa penyebab gangguan jiwa namun, factor-faktor
dibawah ini dipercaya berkontribusi terhadap kejadian gangguan jiwa yaitu:
1. 1. Faktor biologis
Gangguan jiwa disebabkan oelh malfungsi fisiologis dalam tubuh. Penyebabnya dapat dibedakan
ke dalam factor yang didapat dan factor yang tidak didapat.
Penyebab yang didapat termasuk cendera kepala, infeksi serebral, dan penyalahgunaan zat.
Penyebab yang tidak didapat termasuk keturunan genetic, perubahan konduksi (hubungan)
listrik di otak, atau perubahan produksi dan aktivitas dari neurotransmitter.
1. 2. Faktor Psikologis
Yang termasuk ke dalam faktor psikologis adalah:
1. Trauma dimasa kanak-kanak seperti anak yang ditolak kelahirannya, penganiayaan fisik,
kekerasan seksual pada anak, kehilangan kedua orang tua dan anak yang ditelantarkan.
2. Disfungsi keluarga seperti terlalu melindungi anak secara berlebihan, orang tua yang selalu
menuntut anaknya untuk melakukan segala seuatu secara perfeksionis (sempurna), disiplin yang
terlalu keras pada keluarga, persilihan antara ayah dan ibu (keluarga yang tidak harmonis),
perceraian kedua orang tua, dan persaingan antara saudara.
3. Stress berat yang dialami oleh seseorang. Tekanan stress yang timbul bersamaan atau secara
berturut-turut dialami seseorang bisa menyebabkan berkurang atau hilangnya daya tahan
terhadap stress.
1. 3. Faktor sosial
Yang termasuk factor social adalah status ekonomi yang rendah (kemiskinan), seseorang yang
diasingkan dari masyarakat, kekerasan fisik, bencana alam, konflik dalam masyarakat, dan lain
lain.
1. 4. Faktor interpersonal
Yang termasuk factor interpersonal adalah masalah hubungan seseorang dengan orang lain.
Misalnya seseorang yang tidak mampu memecahkan masalah dalam hubungan antar pribadi
dengan orang lain. Contohnya masalah pekerjaan antara atasan dengan bawahan.
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik
maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
Masalah-masalah psikososial:
Adalah masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan gangguan jiwa.
1. 1. Penganiayaan Anak
Penyebab
Pernah jadi korban penganiayaan orang tua dan terpapar oleh kekerasana dalam rumah, kondisi
kehidupannya penuh stress, seperti rumah yang sesak, kemiskinan, penyalahgunaan NAPZA,
mengalamai gangguan jiwa seperti depresi atau psikotik gangguan kepribadian.
Penatapelaksanaan
Melakukan pendekatan kepada anak dengan cara berinteraksi yang baik dengan anak, membantu
anak untuk mengungkapkan perasaannya yaitu mengungkapkan kesulitan dan ketidaksukaannya
terhadap sesuatu.
1. 2. Kenakalan Remaja
Penyebab
Factor pola asuh, rasa rendah diri, tidak aman, takut yang dikompensasi dengan perilaku resiko
tinggi, pembentukan identitas diri yang kurang mantap dan keinginan mencoba batas
kemampuannya. Proses identifikasi remaja terhadap tindak kekerasan. Penanaman nilai yang
salah, yaitu orang atau kelompok yang berbeda (misalnya seragam sekolah, etnik, agama)
dianggap “musuh”. Pengaruh media massa (majalah, film)
Penatalaksanaan
Melakukan komunikasi dua arah yang terbuka, memberikan perhatian pada anak terkait dengan
aktifitasnya sehari-hari dan hubungan interpersonal dengan lawan jenis dan teman sebaya,
menanamkan nilai-nilai moral dan agama.
Penyebab
Faktor budaya dan hubungan antar individu yang berperan terjadinya kekerasan pada
perempuan.
Terjadinya bencana alam (banjir tsunami, gempa bumi, menyaksikan peristiwa yang menakutkan
(penganiayaan, pembunuhan, tertimpa tanah longsor dan terkena bom)
1. Sadar Diri
Berusaha memahami hakekat manusia yang mempunyai pembawaan dan pengalaman yang
berbeda-beda dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Termasuk memahami diri sendiri
yang bisa dilakukan melalui introspeksi diri.
2. Penyesuaian diri
a. Terbuka
Mencurahkan isi hatinya pada orang lain yang dipercaya, melakukan komunikasi dua arah
sehingga dapat menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat.
b. Positif thinking
Berpikiran positif dengan memandang segala sesuatu dari aspek positif atau hikmahnya.
c. Selalu bersyukur
Selalu bersyukur dengan berpikir realistis yaitu dengan menerima kenyataan atau fakta secara
rasional.
This preview has intentionally blurred sections. Sign up to view the full version.
Masalah tersebut berasal dari diri remaja sendiri, hubungan orang tua dan remaja atau
akibat interaksi sosial diluar lingkungan keluarga. Sebagai akibatnya dapat terjadi masalah
kesehatan jiwa remaja dengan manifestasi bermacam-macam antara lain kesulitan belajar,
kenakalan remaja dan masalah perilaku seksual. Berikut adalah beberapa jenis gangguan jiwa
yang banyak terjadi pada remaja.
Gangguan ini kayaknya yang paling sering dialami ya, teman Sehat, Cemas (ancietas)
adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan antisipasi terhadap bahaya. Gangguan cemas
merupakan gangguan yang banyak terjadi pada anak dan remaja. Fobia sosial ditemukan lebih
banyak pada anak laki-laki sedangkan fobia simpel gangguan menghindar lebih banyak pada
anak perempuan.
2. Gangguan Mood
Depresi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %. Seorang remaja mempunyai
kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu sangat penting buat membedakan
secara jelas dan hati-hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada
remaja dengan depresi patologik. Depresi pada remaja sering ngga terdiagnosis juga loh! Adanya
gangguan mood akan beresiko terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja. Bunuh diri adalah
penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15 – 24 tahun.
3. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik adalah suatu kondisi terdapatnya gangguan yang berat dalam
kemampuan menilai realitas. Yang termasuk gangguan psikotik adalah skizoprenia. Skizoprenia
pada remaja merupakan hal yang umum dan insidennya selama remaja akhir sangat tinggi.
Gejala awalnya meliputi perubahan ekstrem dalam perilaku sehari- hari, isolasi sosial, penurunan
nilai akademik dan mengekspresikan perilaku yang ngga disadarinya.
4. Gangguan penyalahgunaan zat
Nah, itu dia masalah-masalah terkait kesehatan jiwa yang kerap dialami remaja. Teman
Sehat perlu ingat nih, bahwa keluarga maupun lingkungan sosial berperan penting baik dalam
menyebabkan atau menyembuhkan masalah ini. Yuk, bantu remaja kita hidup sehat secara fisik,
mental, maupun sosial!