A. TUJUAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum
a. Peserta penyuluhan mampu menguasai pengetahuan tentang
dyspnea.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
a. Memahami pengertian dyspnea
b. Mengetahui tanda dan gejala dyspnea
c. Mengetahui penyebab terjadinya dyspnea
d. Mengetahui komplikasi yang dapat menyertai dyspnea
e. Memahami penatalaksanaan dyspnea
B. POKOK BAHASAN
1. Pengertian dyspnea
2. Tanda dan gejala dyspnea
3. Penyebab dyspnea
4. Komplikasi yang dapat menyertai dyspnea
5. Penatalaksaan keperawatan dyspnea
C. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Waktu Kegiatan Metode
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 10 - Memberikan - Menjawab Ceramah
menit salam salam
- Menyampaikan - Mendengarkan
tujuan umum penyampaian
dan tujuan tujuan umum
khusus dan tujuan
penyuluhan khusus
penyuluhan
2. Penyajian 40 - Menjelask - Mendenga Ceramah
Diskusi
Materi menit an pengertian rkan penjelassan
- Mendenga
dyspnea rkan penjelasan
- Menjelask - Mendenga
an tanda dan rkan penjelasan
- Mendenga
gejala dyspnea
- Menjelask rkan penjelasan
- Mendenga
an penyebab
rkan penjelasan
terjadinya
- Melakuka
dyspnea
n tanya jawab
- Menjelask
(diskusi)
an komplikasi
yang dapat
menyertai
dyspnea
- Memaham
i
penatalaksanaa
n dyspnea
3. Penutup 10 - Melakuka - Menjawab Ceramah
menit n review materi pertanyaan
- Menjawab
dengan
salam penutup
beberapa
pertanyaan
- Menutup
pertemuan
D. MEDIA
1. Lefleat
2. Balok kayu, bola kecil
E. EVALUASI
1. Prosedur evaluasi dilakukan dengan tanya jawab secara lisan tentang
materi yang telah diberikan.
F. REFERENSI
1. Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan medikal bedah.Jakarta: EGC.
Harahap. (2005). Oksigenasi dalam suatu asuhan keperawatan. Jurnal
Keperwatan
2. Rufaidah Sumatera Utara Volume 1 hal 1-7. Medan: USU. Johnson,
Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2000). Nursing outcome classification
(NOC). Philadelphia: Mosby.
3. McCloskey & Gloria M Bulechek. (1996). Nursing intervention
classification (NIC).USA:Mosby.
4. Muttaqin. (2005). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan
pernafasan. Salemba Medika: Jakarta.
5. NANDA. (2012). NANDA Internasional: Diagnosis keperawatan definisi
dan klasifikasi. Jakarta: EGC.
6. Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
G. LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian dyspnea
Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika
melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa
penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga
dengan istilah “Shortness Of Breath”. Dyspnea atau sesak nafas di bedakan
menjadi 2 yaitu :
a. Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab
umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut
diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit
jantung atau trauma dada.
b. Dyspnea kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit
Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor,
kelainan pita suara.
3. Penyebab dyspnea
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti
jika ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan
pada pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan
kebutuhan ventilasi makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada
orang normal ruang mati ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu
penting, namun pada orang dalam keadaan patologis pada saluran
pernapasn maka ruang mati akan meningkat. Begitu juga jika terjadi
peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga akan
terganggu dan juga dapat mentebabkan dispnea. Dispnea juga dapat
terjadi pada orang yang mengalami penurnan terhadap compliance paru,
semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka makinbesar
gradien tekanan transmural yang harus dibentuk selama inspirasi untuk
menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya
compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya
jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau
iritan yang sama.