Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

(TAK) SOSIALISASI

NERS 23

Oleh Kelompok 1-4:


1. Ahmad Dairoby (2020204610)
2. Dwi Wahyu Sani (2020204610)
3. Vinda Purnamawati (202020461011069)
4. Aprisandi (2020204610)
5. Indah Rosdiana N (2020204610)
6. Indah Wahyuni (2020204610)
7. Bagus Putra N (2020204610)
8. Nila K (2020204610)
9. Yashinta (2020204610)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan proposal Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi ini.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari peranan pihak-pihak yang membantu
dalam proses penulisan. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Sri
Widowati, S.Kep., M.Kep selaku dosen fasilitator stase Jiwa yang membimbing dan
membantu kami dalam penyusunan proposal ini, dan juga untuk teman-teman serta orang tua
yang selalu memberikan dukungan untuk kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa proposal ini masih sangat sederhana dan masih terdapat banyak
kekurangan. Maka dari itu, besar harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan nantinya
dapat berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
positif yang membangun demi kesempurnaan proposal ini.

Malang 6 Oktober 2021

Penulis
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sosialisasi adalah suatu proses pengenalan akan nilai-nilai dan norma sosial
sebagai tata kelakuan bagi anggota-anggota masyarakat (Setiadi, 2020). Menurut
Gidens (2006) menyebutkan bahwa sosialisasi diartikan sebagai proses belajar bagi
seseorang atau sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola-pola hidup,
nilai-nilai, dan norma sosial agar dapay menjadi pribadi yang dapat diterima oleh
kelompoknya (Setiadi, 2020). Terjadinya penurunan sosialisasi dapat terjadi pada
individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain (Supinganto et al., 2021). Menarik diri sering dikenal dengan isolasi sosial
(Isos), dimana isos sendiri merupakan suatu perubahan yang dialami oleh klien
skizofrenia (Supinganto et al., 2021). Pada NANDA-1 (2018) isos didefinisikan
sebagai kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap timbul karena orang lain
serta sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam (Supinganto et al., 2021).

Pada individu yang mengalami isolasi biasanya terjadi karena


ketidakmampuan dalam berinteraksi dengan orang lain yang mana klien merasa
ditolak, tidak diterima, dan mengalami kegagalan dalam membina hubungan dengan
orang lain (Supinganto et al., 2021). Pada individu yang menarik diri, mereka
memiliki mekanisme koping maladaptif (skizofrenia), dan bila tidak segera
mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah
yang lebih banyak dan bahkan lebih buruk (Zaini, 2019). Keliat dan Akemat (2005)
menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada pada pasien isos dapat
dilakukan dengan pemberian Terapi Aktifitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
(Ruswadi, 2021). TAK sendiri merupakan suatu psikoterapi yang diberikan kepada
sekelompok pasien/klien dan dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau
petugas kesehatan yang telah terlatih (Riyadi et al., 2020).
Berdasarkan data WHO (2017) tercatat hampir diseluruh dunia terdapat sekitar
450 juta (11%) orang yang mengalami skizofrenia (Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2019). Hasil survey riset kesehatan tahun 2018
menunjukkan Rumah tangga dengan ART gangguan jiwa Skizofrenia terdapat
1
450.000 jiwa dengan kasus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) berat (Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2019). Kejadian isos yang terjadi di
masyarakat berdasarkan kasus tertinggi adalah karena di pasung, pada tahun 2018
disebutkan di Indonesia pernah dipasung seumur hidup sebanyak 14,0% (Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2019). Jika melihat dari tempat tinggalnya
kejadian skizofrenia lebih banyak terjadi di pedesaan (7,0%), daripada perkotaan
(6,4%) (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2019). Adapun pada
kasus pemasungan yang dipasung 3 bulan terakhir di Indonesia sebanyak 31,5%
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2019)
Penyebab yang menjadi dasar individu mengalami isolasi sosial menurut
keliat, el.al (2019) adalah karena sulit berinteraksi, tidak mampu
berhubungan/interaksi kurang memuaskan, perasaan malu, tidak berhaga, atau
memiliki pengalaman ditolak, dikucilkan dan dihina oleh orang lain (Supinganto et
al., 2021). Gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial yaitu merasa ingin
sendiri/menyendiri, merasa tidak aman di tempat umum, merasa ditolak, menarik diri,
dan biasanya tidak berminat atau menolak berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan (Supinganto et al., 2021). Adapun tanda lain yang mendukung klien
terdapat masalah isos yaitu mereka merasa berbeda dengan orang lain, asik dengan
pikirannya sendiri, tidak memiliki tujuan yang jelas, terlihat memiliki afek datar,
sedih, memiliki riwayat penolakan, menunjukkan sikap permusuhan dan lain
sebagainya (Supinganto et al., 2021). Beberapa kondisi terkait yang menyebabkan
individu menarik diri adalah karena memiliki penyakit seperti TBC, AIDS, Hepatitis,
atau memiliki riwayat kecelakaan yang menyebabkan kaki cacat karena harus di
amputasi, memiliki gangguan psikiatri seperti ansietas ekstrem, paranoid, depresi
(Supinganto et al., 2021).
Rencana tindakan keperawatan pada pasien yang riwayat menarik diri dapat
dilakukan salah satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktifitas Kelompok
Sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam
sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis,
perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien (Ruswadi, 2021). Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya untuk memfasilitasi kemampuan pasien
dalam meningkatkan sosialisasi (Ruswadi, 2021). Dari latar belakang diatas kami

2
tertarik membuat penatalaksanaan Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi pada
pasien skizofrenia dengan riwayat menarik diri atau isolasi sosial.
B. Tujuan penulisan proposal

1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan klien dalam mengekspresikan diri, ketrampilan sosial,
kepercayaan diri, berempati serta kemampuan klien dalam pemecahan masalah
dalam kehidupan.

2. Tujuan khusus
a) Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal klien
b) Melatih klien mematuhi peraturan / rules
c) Meningkatkan interaksi dengan klien lain
C. Manfaat penulisan
1. Meningkatkan kemampuan menilai dan menguji kenyataan (reality
testing) melalui komunikasi dan umpan balik (feed back) dari individu
lain
2. Membangkitkan kembali semangat dengan memotivasi untuk kemajuan
diri dalam aspek psikologis
3. Meningkatkan kesadaran diri akan pentingnya hubungan sosial terhadap
fungsi psikologis
4. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada klien
5. Meningkatkan kemampuan diri dalam menyadari pentingnya hubungan
antara reaksi emosional dengan perilaku defence (bertahan terhadap stres)
serta adaptasi.

3
BAB II

Terapi Aktivitas Kelompok – Sosialisasi (TAK-S)

A. Pengertian
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) merupakan upaya dalam
meningkatkan kemampuan sosialisasi pada sejumlah klien dengan dengan masalah
hubungan sosial utamanya pada klien isolasi sosial (Ruswadi, 2021). Terapi aktivitas
kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama yang digunakan sebagai terapi, dan
kelompok digunakan sebagai target capaian asuhan (Widiyawati, 2020). Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
lama yang maladaptif (Ruswadi, 2021).
B. Tujuan TAK-S

a. Tujuan umum
Meningkatnya kemampuan klien untuk bersosialisasi dalam membina hubungan
sosial pada kelompok secara bertahap.
b. Tujuan Khusus
1. Klien mampu memperkenalkan diri

2. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok

3. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok

4. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan

5. Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi


pada orang lain
6. Pasien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok

7. Pasien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan


tentang TAKS yang telah dilakukan
C. Tahap Pelaksanaan TAK-S
Tahapan-tahapan dalam terapi aktivitas kelompok secara umum adalah sebagai
berikut (Ruswadi, 2021) :
1) Pra kelompok Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang
menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
4
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber –
sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian biaya
dan keuangan.
2) Fase awal Kelompok terbagi menjadi 3 fase, yaitu :
a) Orientasi. Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,
dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
b) Konflik. Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai
memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota,
tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kohesif. Kebersamaan Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi
masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.
3) Fase kerja Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok
lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan
tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4) Fase terminasi. Fase ini ditandai dengan perasaan puas dan pengalaman kelompok
akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Tahap ini dapat
bersifat sementara (temporer) atau akhir.
D. Peran Perawat dalam TAKS
Adapun peran perawat dalam menangani klien dengan gangguan jiwa dengan
menggunakan TAKS, yaitu (Widiyawati, 2020):
1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
2) Sebagai leader dan co leader
3) Sebagai fasilitator
4) Sebagai observer
5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
E. Kriteria perekrutan klien

1. Kriteria Klien

a. Klien yang memiliki riwayat pernah menarik diri dengan kondisi mulai
menunjukkan kemampuan dan kemauan untuk melakukan interaksi
interpersonal
5
b. Klien dengan gangguan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus yang diberikan
2. Proses seleksi

a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria

b. Mengumpulkanm klien yang masuk kriteria

c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju mengikuti TAK,

meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok


dan aturan main dalam kelompok

F. Pembagian Tugas Pelaksanaan TAK


1. Leader
a) Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai
c) Menjelaskan aturan permainan
d) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
dan memperkenalkan dirinya
e) Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib
f) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
2. Co-Leader
a) Mendampingi leader
b) Menyampaikan informasi dan fasilitator ke leader tentang aktifitas pasien
c) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah
dibuat
d) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blockingdalam proses
terapi
3. Fasilitator
a) Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
c) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikutijalannya terapi
4. Observer
a) Mengobservasi jalannya proes kegiatan
6
b) Mengamati serta mencatat prilaku Verbal dan Non-verbal pasien selama
kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persisapan, proses, hingga
penutupan.
5. Operator
a) Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan musik)
b) Timekeeper
G. Waktu Pelaksanaan :

Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :
H. Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

I. Media/Alat yang dibutuhkan

1. Laptop

2. Musik/lagu

3. Bola Tennis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Kartu kwartet

6. Jadwal Kegiatan Klien

7
J. Setting Tempat :

L CL

O K

K K

K F

F K

K K

K F

OP
Keterangan Gambar:

L : Leader
CL : Co-Leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
OP : Operator
K. Rancangan Pelaksanaan TAKS
1. Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut:
a. Leader :
b. Co. Leader :
c. Fasilitator :
d. Observer :
e. Operator :

8
No Nama Klien Masalah Keperawatan Jenis TAK Penanggung jawab
1 TAK-S 7 sesi

L. Jadwal Pelaksaan TAKS

No Hari/Tanggal Jam Jenis Leader Co- Fasilitator Observer


TAK Leader

TAKS-1

TAKS-2

TAKS-3

TAKS-4

TAKS-5

TAKS-6

TAKS-7

M.Tata Tertib Pelaksanaan TAK


1. Tata Tertib Panitia / pelaksana kegiatan TAK :
a) Pelaksana Wajib mengikuti kegiatan sampai akhir
b) Pelaksana melakukan Jobdesc sesuai yang telah ditentukan dalam proposal
TAK
c) Pelaksana mampu memfasilitasi klien saat pelaksanaan dimulai
d) Pelaksana dapat menghargai dan menghormati sesama dan klien
e) Seluruh pelaksana bertanggung jawab menyelesaikan TAKS dengan maksimal
dan tepat waktu
9
2. Tata Tertib Peserta :
1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAKS sampai selesai.
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
3. Peserta berpakaian rapi, bersih, sudah mandi, dan sudah sarapan/makan
siang.
4. Peserta tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
TAKS berlangsung.
5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari
permainan.
7. Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAKS selesai.
8. Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah
habis, sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta
persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAKS.
3. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
A. Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1) Memanggil pasien
2) Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain (Sebutkan nama).
B. Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit
1 Panggil nama pasien.
2 Tanya alasan pasien meninggalkan permainan.
3 Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien
boleh kembali lagi.
C. Bila ada pasien lain ingin ikut
1. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih.
2. Katakana pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh pasien tersebut.
3. Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.

10
SPO TAKS

SESI I

1. Pengertian

Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan social (Ruswadi, 2021)
2. Tujuan

Klien mampu menyebutkan jati diri: nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi.

3. Indikasi

a) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi inter personal.

b) Klien kerusakan komunikasi ferbal yang telah berespon seuai stimulus.

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Pesiapan alat

a) Tape recorder

b) Kaset lagu yang ceria

c) Bola tenis

d) Buku catatan dan bulpoin

e) Jadwal kegiatan klien

6. Metode

Dinamika kelompok

7. Prosedur

a) Persiapan

1) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana


ruang yang tenang dan nyaman).
b) Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik


11
2) Menanyakan perasaan klien hari ini

3) Menjalankan tujuan kegiatan 4) Menjelaskan aturan main


(a) Klien harus mengikuti kegiatan awal sampai akhir

(b) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis

(c) Lama kegiatan 45 menit

(d) Masing-masing menyebutkan jati diri

c) Kerja

1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tipe recorder akan dinyalakan saat


music terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan salam, nama, nama panggilan, hobi.
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan. Saat
music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis menyebutkan
salam, nama panggilan, hobi.
3) Tulis nama panggilan pada kertas dan pakaikan.

4) Ulangi langkah no 3 sampai semua peserta mendapat giliran.

5) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan


perasaanya.
d) Terminasi

1) Evaluasi

(a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

(b) Memberi pujian atas pencapain kelompok


2) Rencana tindak lanjut
(a) Menganjurkan agar pasien melatih perkenalan dengan orang lain di
kehidupan sehari-hari
(b) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal kegiatan harian
pasien
3) Kontrak yang akan datang : Membuat kontrak kembali untuk TAK selanjutnya

8. Evaluasi dan dokumentasi

12
a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS
Sesi I dievaluasi kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut (Wuryaningsih et al.,
2018)
Sesi I TAKS

Kemampuan Memperkenalkan Diri

1) Kemampuan verbal

No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Menyebutkan
nama
lengkap
2. Menyebutkan
nama
panggilan
3. Menyebutkan
nama asal
4. Menyebutkan
hobi
Jumlah

13
2) Kemampuan non verbal
No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunaka
n bahasa
tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk :

1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan .

3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu,


dan jika nilai 0,1 atau 2 klien belum mampu.
b. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tidak pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi I TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain diruang rawat (buat jadwal)
(Wuryaningsih et al., 2018)
.

14
SESI II

1. Pengertian

Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan social (Wuryaningsih et al., 2018).
2. Tujuan

a. Klien mampu menyebutkan jati diri sendiri: nama lengkap, nama panggilan,
asal, hobi.
b. Klien mampu menyebutkan jati diri kelompok lain nama lengkap, nama
panggilan, asal, hobi.
3. Indikasi

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai stimulus

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Persiapan alat

a. Tape recorder

b. Kaset dengan lagu yang ceria

c. Bola tenis

d. Buku catatan dan bulpoint

e. Jadwal kegiatan klien

6. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Bermain peran stimulasi

7. Prosedur

a. Persiapan

(a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

15
(b) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk meligkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman)
b. Orientasi

(c) Mengucapkan salam terapeutik dan masing-masing memasang name tag

(d) Menanyakan perasaan klien hari ini dan menanyakan apakah sudah
mencoba memperkenalkan diri
(e) Menjelaskan tujuan kegiatan
(f) Menjelaskan aturan main:
(a) Klien harus mengikuti kegiatan mulai awal sampai akhir

(b) Bila ingin keluar dari kelompok Hrus meminta izin dari terapis

(c) Lama kegiatan 45 menit

(d) Masing-masing memperkenalkan diri dengan anggota lain


c. Kerja
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tipe recorder akan dinyalakan saat
music terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain.
Saat music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan salam, nama, nama panggilan, hobi.
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan. Saat
music dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis menyebutkan
salam, nama panggilan, hobi anggota kelompok yang ada di sebelah
kanannya
3) Ulangi langkah no 2 sampai peserta mendapat giliran

4) Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai

5) Terapis menyalakan tipe recorder dan menghentikan kembali. Saat musik


dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis dimohon
memperkenalkan anggota kelompok yang berada di sebelah kanannya
kepada semua kelompok
6) Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai

d. Terminasi

1) Evaluasi

16
(a) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

(b) Memberikan pujian atas pencapain kelompok

2) Rencana tindak lanjut

(a) Menganjurkan agar pasien melatih berkenalan dengan orang lain

(b) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri kepada jadwal kegiatan


harian pasien.
(c) Membuat kontrak kembali TAK berikutnya

8. Evaluasi dan dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
untuk menilai kemampuan pasien melakukan TAK. aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi II
dievaluasi kemampuan pasien memperkenalkan diri secara verbal dan non
verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut (Wuryaningsih et al.,
2018).
Sesi II –TAKS -Kemampuan Berkenalan

1) Kemampuan verbal
No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Menyebutkan
nama
lengkap
2. Menyebutkan
nama
panggilan
3. Menyebutkan

asal
4. Menyebutkan
hobi

17
5. Menanyakan
nama
lengkap
6. Menanyakan
nama
panggilan
Jumlah

2) Kemampuan non verbal


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk

1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan

4) Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6: disebut belum


mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
5) Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 dan 4 disebut
belum mampu jika mendapat nilai kurang dari 2
b. Dokumentasi
18
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap pasien. Misalnya jika nilai pasien 7 untuk verbal dan 3 untuk
non verbal, catatan keperawatan adalah: pasien mengikuti TAKS sesi II, pasien
berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan pasien untuk berkenalan
dengan pasien lain, buat jadwal (Wuryaningsih et al., 2018).

19
SESI III

1. Pengertian

Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan sosial (Wuryaningsih et al., 2018)
2. Tujuan

a. Klien mampu mengajukan pertanyaan tentang kehidupan pribadi kepada satu


orang kelompok
b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi

3. Indikasi

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Persiapan alat

a. Tape recorder

b. Kaset dengan lagu yang ceria

c. Bola tenis

d. Buku catatan dan bolpoin

e. Jadwal kegiatan klien

6. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Bermain peran stimulus

7. Prosedur

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

20
2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman
b. Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik dan masing-masing memakai name-tag

2) Menanyakan perasaan klien hari ini dan menanyakan apakah sudah


mencoba berkenalan
3) Menjelaskan tujuan kegiatan

4) Menjelaskan aturan main

a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis

c) Lama kegiatan 45 menit

d) Bertanya dan menjawab tentang kehidupan pribadi

c. Kerja

1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya:

a) Tape recorder akan dinyalakan.

b) Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke peserta
lain.
c) Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada disebelah kanannya dengan cara: memberi salam,
memanggil nama panggilannya, menanyakan kehidupan pribadi
misalnya orang terdekatnya siapa?
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu menghentikan.
Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada disebelah kanannya dengan cara: memberi salam,
memanggil nama panggilannya, menanyakan kehidupan pribadi
3) Ulangi langkah no 2 sampai semua peserta mendapat giliran

4) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan


perasaannya
21
d. Terminasi

1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAKS

2) Memberi pujian atas pencapaian kelompok

3) Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang kehidupan pribadi dan


memasukkan ke dalam jadwal harian klien
4) Membuat kontrak kembali untuk TAKS berikutnya

8. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tidak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan
TAKS. Untuk TAKS sesi III, dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya
dan tanya jawab pada saat bercakap-cakap, serta kemampuan non verbal
dengan menggunakan formulir evaluasi berikutnya (Wuryaningsih et al.,
2018)
Sesi III TAK SOSIALISASI
Kemampuan Pasien Bercakap-cakap

1) Kemampuan verbal: bertanya


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Menganjurkan
pertanyaan
yang jelas
2. Menganjurkan
pertanyaan
yang ringkas
3. Menganjurkan
pertanyaan
yang relevan
4. Menganjurkan
pertanyaan
secara spontan

22
Jumlah

2) Kemampuan verbal: menjawab


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Menjawab

dengan jelas
2. Menjawab
dengan
ringkas
3. Menjawab
dengan
relevan
4. Menjawab
secara spontan

Jumlah

3) Kemampuan non verbal


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk

23
1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu jika mendapat nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu.
b. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAK pada catatan


proses keperawatan tiap pasien. Misalnya nilai kemampuan verbal bertanya 2,
kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan nonverbal 2 maka catatan
keperawatan adalah: pasien mengikuti TAKS sesi III, pasien mampu
bercakap-cakap secara verbal dan non verbal, anjurkan latihan ulang diruang
(buat jadwal) (Wuryaningsih et al., 2018).

24
SESI IV

1. Pengertian

Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan sosial (Wuryaningsih et al., 2018)
2. Tujuan

Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik tertentu

3. Indikasi

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Persiapan alat

a. Tape recorder

b. Kaset dengan lagu yang ceria

c. Bola tenis

d. Buku catatan dan bolpoin

e. Jadwal kegiatan klien

f. White board

6. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Bermain peran stimulus

7. Prosedur

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana


ruang yang tenang dan nyaman
25
b. Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik dan masing-masing memakai name tag

2) Menanyakan perasaan klien hari ini dan apakah sudah latihan


bercakapcakap dengan orang lain 3) Menjelaskan tujuan kegiatan 4)
Menjelaskan aturan main:
a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

b) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis

c) Lama kegiatan 45 menit

d) Masing-masing membicarakan topik tertentu

c. Kerja

1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya:

a) Tape recordet akan dinyalakan

b) Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke


peserta lain.
c) Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin
dibicarakan misalnya cara mencari teman, setelah semua mendapat
giliran.
d) Tape akan dihidupkan lagi dan edarkan bola.

e) Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis


mendapat giliran untuk memilih topik yang disukai dan setelah
masalah ditentukan
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tenis lalu menghentikan.
Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan
3) Tulis topik pada white board/ paoan tulis. Topik yang disampaikan secara
berurutan

4) Ulangi langkah no 2 dan 3 sampai semua peserta mendapat giliran

26
5) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang bola tennis mendapat giliran untuk memilih topik yang
disukai
6) Ulangi no 5 sampai semuanya mendapat giliran

7) Terapis membantu menentukan topik yang paling banyak

8) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk memberikan
pendapat tentang topik yang telah ditentukan
9) Ulangi no 8 sampai semua mendapatkan giliran

10) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan


perasaannya.
d. Terminasi

1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

2) Memberi pujian atas pencapaian kelompok

3) Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang topik tertentu

4) Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya

8. Evaluasi dan dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tidak berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Askep yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK sesi IV, dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan,
memilih, dan memberi pendapat tentang topik percakapan serta kemampuan
non verbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikutnya (Wuryaningsih
et al., 2018).
Kemampuan pasien bercakap-cakap topik tertentu

27
1) Kemampuan verbal : menyampaikan topik
No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Menyampaikan
topik dengan
jelas
2. Menyampaikan

topik secara
ringkas
3. Menyampaikan
topik yang
relevan
4. Menyampaikan

topik secara
relevan
Jumlah

2) Kemampuan verbal: memilih topik


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Memilih topik
dengan jelas
2. Memilih topik
secara ringkas
3. Memilih topik
yang relevan
4. Memilih topik
secara relevan
Jumlah

3) Kemampuan verbal: memberi pendapat


No Aspek yang Nama Pasien

28
dinilai
1. Menyampaikan
topik dengan
jelas
2. Menyampaikan

topik secara
ringkas
3. Menyampaikan
topik yang
relevan
4. Menyampaikan
topik secara
relevan
Jumlah
4) Kemampuan non verbal
No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah

29
Petunjuk:

1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien
mampu jika mendapat nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu.
b. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS. Misalnya


kemampuan verbal menyampaikan dan memilih topik percakapan 3,
kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan non verbal 2. Oleh karena
itu, catatan keperawatan adalah pasien mengikuti TAKS sesi IV, pasien
mampu menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi belum mampu
memberikan pendapat. Secara non verbal juga belum mampu, dianjurkan
untuk melatih pasien bercakap-cakap dengan topik tertentu diruang rawat
(buat jadwal) (Wuryaningsih et al., 2018)

30
SESI V

1. Pengertian

Terapi yang berupaya memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan sosial (Wuryaningsih et al., 2018).
2. Tujuan

Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang


lain
3. Indikasi

a) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Persiapan alat

a) Tape recorder

b) Kaset dengan lagu yang ceria

c) Bola tenis

d) Buku catatan dan bolpoin

e) Jadwal kegiatan klien

f) White board

6. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Bermain peran stimulus

7. Prosedur

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

31
2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana
ruang yang tenang dan nyaman)
b. Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik

2) Menanyakan perasaan klien hari ini

3) Menjelaskan tujuan kegiatan 4) Menjelaskan aturan main:


(a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

(b) Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin kepada
terapis

(c) Lama kegiatan 45 menit

(d) Masing-masing membicarakan masalah pribadi dengan orang


lain
c. Kerja
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya:

(a) Tape recorder akan dinyalakan

(b) Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke
peserta lain.
(c) Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin
dibicarakan misalnya cara mencari teman, setelah semua mendapat
giliran.
(d) Tape akan dihidupkan lagi dan edarkan bola

(e) Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk memilih masalah yang ingin dibicarakan dan
setelah masalah ditentukan memberikan pendapat
2) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan boa tennis lalu menghentikan.
Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis mendapat
giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan.
3) Tulis topik pada white board. Topik yang disampaikan secara berurutan

4) Ulangi langkah no 2 dan 3 sampai semua peserta mendapat giliran

32
5) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk memilih masalah
yang ingin dibicarakan
6) Ulangi no 5 sampai semuanya mendapat giliran

7) Terapis membantu menentukan topik yang paling banyak

8) Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang
sedang memegang bola tenis mendapat giliran untuk memberi pendapat
tentang topik yang telah ditentukan
9) Ulangi no 8 sampai semua mendapat giliran

10) Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan


perasaannya.
d) Terminasi

1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

2) Memberi pujian atas pencapaian kelompok

3) Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang masalah pribadi

4) Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya

8. Evaluasi dan dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khusunya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi
verbal pasien yang menyampaikan , memilih, dan memberi mpendapat tentang
percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan non verbal
(Wuryaningsih et al., 2018).
SESI 5 – TAKS

KEMAMPUAN BERCAKAP – CAKAP MASALAH PRIBADI

1) Kemampuan verbal : menyampaikan topik


No Aspek yang dinilai Nama pasien

33
1 Menyampaikan topik
dengan jelas
2 Menyampaikan topik
secara ringkas
3 Menyampaikan topik
yang relevan
4 Menyampaikan topik
secara relevan
Jumlah

2) Kemampuan verbal : memilih topik


No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Memilih topik dengan jelas


2 Memilih topik secara
ringkas
3 Memilih topik yang relevan
4 Memilih topik secara
relevan
Jumlah

3) Kemampuan verbal : memberi pendapat


No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Memberi pendapat
dengan jelas
2 Memberi pendapat secara
ringkas
3 Memberi pendapat yang
relevan
4 Memberi pendapat secara
spontan

34
Jumlah

4) Kemampuan non verbal :


No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh
yang sesuai
4 Mengikuti kegitan dari awal
sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :

1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS

2) Untuk tiap pasien, semua aspekn dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada pasien atau tanda [x] jika tidak ditemukan
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 batau 4 pasien
mampu; jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu
b. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan


proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan menyampaikan topik
masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan memberi pendapat 2, dan
kemampuan nonverbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya adalah pasien
mengikuti TAK sesi 5, pasien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin
dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi pendapat, tapui non verbal baik.
Anjurkan/latih pasien untuk bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan
perawat dan pasien laindi ruang rawat (buat jadwal).(Eko prabowo, 2014: 266-268)

35
SESI VI

1. Pengertian

Terapi yang berupa memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan sosial (Wuryaningsih et al., 2018).
2. Tujuan

Klien mampu bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok

a) Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain

b) Menjawab dan memberi pada orang lain

3. Indikasi

a) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Persiapan alat

a) Tape recorder

b) Kaset dengan lagu yang ceria

c) Bola tenis

d) Buku catatan dan bolpoin

e) Jadwal kegiatan klien

f) Kartu kwartet

6. Metode

a) Dinamika kelompok

b) Diskusi dan tanya jawab

c) Bermain peran stimulus

7. Prosedur

a) Persiapan

36
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana


ruang yang tenang dan nyaman)
b) Orientasi

1) Mengucapkan salam terapeutik, masing-masing memakai name tag

2) Menanyakan perasaan klien hari ini dan apakah telah bercakap-cakap


tentang masalah pribadi
3) Menjelaskan tujuan kegiatan

4) Menjelaskan aturan main:

(a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

(b) Bila ingin keluar dari kelompok harus minta izin dari terapis

(c) Lama kegiatan 45 menit

(d) Masing-masing bertanya dan meminta kartu yang diperlukan

(e) Menjawab dan memberi kartu pada anggota yang lain

c) Kerja

1) Terapis membagi 4 buah kartu kwartet pada setiap anggota sisanya


diletakkan diatas meja
2) Terapis meminta tiap anggota menyusun kartu sesuai serinya

3) Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola lalu menghentikan. Saat


musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis memulai
permainan dengan cara:
(a) Meminta kartu yang dibutuhkan kepada anggota kelompok disebelah
kanannya
(b) Jika kartu yang dipeganggnya telah lengkap maka diumumkan pada
kelompok dengan membaca judul dan subjudul
(c) Jika kartu yang dipegang tidak lengkap maka diperkenankan
mengambil kartu yang berada diatas meja
(d) Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang
meminta ia berhak mengambil satu kartu yang berada diatas meja
(e) Setiap menerima kartu diminta mengucapkan terima kasih
37
4) Ulangi langkah no 2,3, jika 3b, 3c terjadi

5) Terapis memberikan pujian untuk tiap kali keberhasilan klien

d) Terminasi

1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

2) Memberi pujian atas pencapaian kelompok

3) Menganjurkan agar pasien berlatih bekerjasama

4) Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya

8. Evaluasi dan dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6,
dievaluasikemampuanverbal pasien dalam bertanya, meminta, menjawab, dan
memberi serta kemampuan non verbal.(Eko prabowo, 2014: 269-271)
Sesi 6 – TAKS

KEMAMPUAN BEKERJASAMA

1) Kemampuan verbal: bertanya dan meminta


No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Bertanya dan
meminta dengan jelas
2 Bertanya dan
meminta secara
ringkas
3 Bertanya dan
meminta yang
relevan
4 Bertanya dan
meminta secara
spontan
38
Jumlah

2) Kemampuan non verbal: menjawab dan memberi


No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Menjawab dan memberi


dengan jelas
2 Menjawab dan memberi
secara ringkas
3 Menjawab dan memberi
yang relevan
4 Menjawab dan memberi
secara spontan
Jumlah

3) Kemampuan non verbal


No Aspek yang dinilai Nama pasien

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah
Petunjuk :

1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang


ikut TAKS

2) Untuk tiap pasien, semua aspekn dimulai dengan memberi tanda [√]
jika ditemukan pada pasien atau tanda [x] jika tidak ditemukan
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3
batau 4 pasien mampu; jika nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu
39
b. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan


proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan verbal bertanya,
meminta,menjawab, dan memberi 4, serta kemampuan nonverbal 4. Maka,
catatan keperawatannya adalah pasien mengikuti TAK sesi 6, pasien mampu
secara verbal dan nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan
memberi. Anjurkan pasien untuk melakukannya di ruang rawat (buat jadwal).
(Eko prabowo, 2014: 271-271)

40
SESI VII

1. Pengertian

Terapi yang berupa memfasilitasi kemampuan sejumlah klien dengan masalah


hubungan sosial (Wuryaningsih et al., 2018).
2. Tujuan klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
kelompok yang telah dilakukan
3. Indikasi

a) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal

b) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai stimulus

4. Setting

Peserta dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

5. Persiapan alat

a. Tape recorder

b. Kaset dengan lagu yang ceria

c. Bola tenis

d. Buku catatan dan bolpoin

e. Jadwal kegiatan klien

6. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Bermain peran stimulus

7. Prosedur

a. Persiapan

1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang sesuai indikasi

2) Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana


ruang yang tenang dan nyaman)
b. Orientasi

41
1) Mengucapkan salam terapeutik, dan memakai name tag

2) Menanyakan perasaan klien hari ini dan apakah telah latihan bekerjasama

3) Menjelaskan tujuan kegiatan


4) Menjelaskan aturan main:
(a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

(b) Bila ingin keluar dari kelompok harus minta izin dari terapis

(c) Lama kegiatan 45 menit

(d) Masing-masing dapat menyampaikan manfaat 6 kali pertemuan


TAKS
c. Kerja
1) Terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan.
Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke peserta
lain. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tenis
menyebutkan manfaat 6 kali pertemuan TAKS

2) Terapis menyalakan tape dan menghentikan. Saat musik dihentikan peserta


yang sedang memegang bola tennis menyebutkan manfaat 6 kali
pertemuan TAKS
3) Ulangi langkah no 2 sampai semua peserta mendapat giliran

4) Terapis memberikan pujian untuk tiap kali pasien berhasil

d. Terminasi

1) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

2) Memberi pujian atas pencapaian kelompok

3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu

4) Menganjurkan agar pasien melatih diri untuk 6 kemampuan yang telah


dimiliki
5) Penkes keluarga agar memberi dukungan pada klien

6) Membuat kontrak kembali untuk evaluasi kemampuan secara periodik

8. Evaluasi dan dokumentasi

a. Evaluasi
42
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi VII
dievaluasi kemampuan verbal pasien menyampaikan manfaat TAKS yang
telah berlangsung 6 sesi secara verbal dan disertai kemampuan non verbal
(Wuryaningsih et al., 2018).
Sesi VII TAKS- Evaluasi Kemampuan Sosialisasi

1) Kemampuan verbal: menyebutkan manfaat 6 kali TAKS


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Menyebutkan
manfaat
dengan jelas
2. Menyebutkan
manfaat
secara
ringkas
3. Menyebutkan
manfaat
secara
relevan
4. Menyebutkan
manfaat
secara
spontan
Jumlah

2) Kemampuan non verbal


No Aspek yang Nama Pasien

dinilai
1. Kontak mata
2. Duduk tegak

43
3. Menggunakan
bahasa tubuh
yang sesuai
4. Mengikuti
kegiatan dari
awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk:

1) Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut
TAKS
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (√) jika
ditemukan pada klien, dan tanda (x) jika tidak ditemukan.
3) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3 atau 4
pasien mampu jika mendapat nilai ≤ 2 pasien dianggap belum mampu.
b. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika akhir TAKS pada


catatan proses keperawatan setiap pasien. Disimpulkan kemampuan yang telah
dapat diterapkan oleh pasien berhari-hari. Untuk pasien yang telah mampu
maka dianjurkan dan dievaluasi pada kegiatan sehari-hari (melalui jadwal
kegiatan keseharian). Jika pasien tidak mampu, maka pasien dapat disertakan
pada kelompok TAKS yang baru (Wuryaningsih et al., 2018)

44
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2019). Situasi Kesehatan Jiwa Di
Indonesia. In InfoDATIN (p. 12).
Riyadi, A., Syarifuddin, A., Alhimny, A. K., Khumairoh, A. A., Anaqoh;, & Zulfa, S. (2020).
Dinamika Pendekatan Dalam Penanganan Covid-19. PT. Nasya Expanding
Management.
https://www.google.co.id/books/edition/DINAMIKA_PENDEKATAN_DALAM_PEN
ANGANANAN_C/OAQLEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=manajemen+stres+masa+pandemi&pg=PA158&printsec=frontcove
r
Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa : Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Penerbit Adab.
https://www.google.co.id/books/edition/KEPERAWATAN_JIWA_Panduan_Praktis_Un
tuk_M/g20qEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=keperawatan+jiwa+ansietas&printsec=frontcover
Setiadi, E. M. (2020). Pengantar Ringkas Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial (Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya). Kencana.
https://www.google.co.id/books/edition/Penghantar_Ringkas_Sosiologi/YCTyDwAAQ
BAJ?hl=en&gbpv=1&dq=sosialisasi+adalah&printsec=frontcover
Supinganto, A., Yani, A. L., Kuswanto;, Darmawan, D., Paula, V., & Marliana, T. (2021).
Keperawatan Jiwa Dasar. Yayasan Kita Menulis.
https://www.google.co.id/books/edition/Keperawatan_Jiwa_Dasar/fl8sEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=keperawatan+jiwa+ansietas&printsec=frontcover
Widiyawati, W. (2020). Keperawatan Jiwa. CV. Literasi Nusantara.
https://www.google.co.id/books/edition/KEPERAWATAN_JIWA/2dMoEAAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=keperawatan+jiwa+ansietas&printsec=frontcover
Wuryaningsih, E. W., Windarwati, H. D., Dewi, E. I., Deviantony, F., & Kurniyawan, E. H.
(2018). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. UNEJ Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Keperawatan_Kesehatan_Jiwa_1/P
FnYDwAAQBAJ?
hl=en&gbpv=1&dq=keperawatan+jiwa+ansietas&printsec=frontcover
Zaini, M. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa: Masalah Psikososial di Pelayanan Klinis dan
Komunitas. Deepublish. https://books.google.co.id/books?
id=ZhKfDwAAQBAJ&pg=PA43&dq=penyakit+psikososial&hl=id&sa=X&ved=2ahU
KEwi1_J7izprsAhXKYisKHfmPDiUQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=penyakit
psikososial&f=false

45

Anda mungkin juga menyukai