Anda di halaman 1dari 14

Universitas Muhammadiyah Malang

Fakultas Ilmu Kesehatan


Program Pendidikan Profesi Ners
Kampus II : JL. Bendungan Sutami No. 188-A Tlp. (0341) 551149
Fax.0341-582060 Malang 65145 E-mail : fikes@umm.ac.id Website :
fikes.umm.ac.id

SOP
Klasifikasi/Identifikasi Masalah dan Plan Of Action (POA)

No Dokumen No Revisi Halaman Tanggal Terbit


--- 1-14
Disetujui oleh Mengetahui,
Kepala Departemen Manajemen Keperawatan Kepala Laboratorium

Zahid Fikri, S.Kep, Ns, M.Kep Juwitasari., S.Kep., Ns., MS


NIP UMM 11218030638 NIP UMM 110128061987

Pengertian
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan
masalah yang dapat kita kenali sebagai suatu masalah (Joko Gunawan,
2017).
2. Plan of Action (POA )
Plan Of Action adalah suatu rencana yang telah diatur agar bisa
dilaksanakan. POA disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran
kegiatan (Maryono, 2018).
Tujuan 1. Tujuan Identifikasi Masalah
Memperoleh informasi yang dapat mempengaruhi kejadian suatu
masalah dari berbagai aspek.
2. Tujuan Plan of Action (POA)
Merencanakan kegiatan dalam menangani masalah.
Prosedur 1. Identifikasi Masalah
1. Ketenagaan (M1)
a. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien
b. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinya
c. Pembagian tugas masih belum jelas
d. Kualitas perawat masih rendah, dimana 5,54% perawat masih
berlatar pendidikan SPK
Penyebab : .......
2. Sarana dan prasarana (M2)
a. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal
b. Nurse station belum termanfaatkan secara optimal
c. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit,
gliserin, tiang infus, standar O2, dan termometer.

Penyebab : ..........
3. Metode (M3)
a. Penerapan MAKP
1) Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan
model MAKP yang telah ada
2) Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan
perawatan pasien secara komprehensif
3) Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan
akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas)
4) Kuraangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi
penerapan model yang digunakan

Penyebab : .........
b. Ronde keperawatan
1) Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat
dilaksanakan secara optimal di ruang X
2) Tim yang dibentuk belum mampu dalam pelaksanaan
ronde dan penyelesaian tugas
3) Jumlah perawat yang tidak seimbang dengan jumlah
perawat

Penyebab : .......
c. Sentralisasi obat
1) Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal
2) Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi,
dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya
3) Selama ini belum ada format persetujuan sentralisasi obat
untuk pasien
4) Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah
terbatas
5) Teknik sentralisasi obat belum jelas

Penyebab : .......
d. Supervisi
1) Belum ada program yang jelas tentang supervisi
2) Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan
supervisi
3) Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi

Penyebab : ........
e. Timbang terima
1) Perawat kurang disiplin waktu timbang terima
2) Masalah keperawatan lebih fokus pada penatalaksanaan
medis
3) Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima
karena formatnya kurang sistematis
4) Data hanya ditulis secarik kertas sehingga kadang hilang
saat akan dilaporkan
5) Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan
belum spesifik

Penyebab : ......
f. Penerimaan pasien baru
1) Pelaksanaan PPB belum optimal ditinjau dari aspek
mekanisme dan isinya
2) Leaflet belum tersedia
3) Dokumentasi PPB belum terfasilitasi
4) Keterlibatan tim medis dalam menjelaskan penyakit
masih kurang

Penyebab : .......
g. Disharge Planning dan Penerimaan Pasien Baru
1) Pelaksanaan Disharge Planning belum optimal
2) Tidak tersedianya brosur/ Leaflet untuk pasien saat
melakukan Disharge Planning
3) Tidak tersedianya anggaran untuk Disharge Planning
4) Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan
pada setiap pasien/keluarga
5) Belum optimalnya pendokumentasian Disharge Planning

Penyebab : ........
h. Dokumentasi keperawatan
1) Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual
(belum ada komputerisasi)
2) Belum semua tindakan perawat didokumentasikan
3) Pendokumentasian tidak segera dilakukan setelah
melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat
pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang
memungkinkan
4) Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan
dan kurang lengkap
5) Respons pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi
6) Dari 20 rekam medis pasien yang ada, hanya 12 rekam
medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu
7) Enam perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi
yang digunakan menambah beban kerja perawat dan lima
perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang
digunakan menyita banyak waktu perawat

Penyebab : ........
4. Prioritas Masalah
1. Ketenagaan
a. Jumlah dan kualitas tenaga perawat masih belum sebanding
dengan jumlah pasien
b. Perawat ruang kurang disiplin

Penyebab : .......
2. Sarana dan prasarana
a. Sarana prasarana yang dimiliki ruangan belum terpakai
secara optimal
b. Jumlah peralatan tidak sesuai dengan rasio pasien

Penyebab : ..........
3. Metode
a. Penerapan MAKP
1) Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan
model MAKP yang telah ada
2) Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan
perawatan pasien secara komprehensif
3) Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan
akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas)
4) Kuraangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi
penerapan model yang digunakan

Penyebab : .........
b. Ronde keperawatan
1) Ronde keperawatan belum terlaksana secara optimal atau
secara rutin karena kesempatan perawat yang terbatas
2) Tim yang dibentuk hanya cukup mampu membantu dalam
pelaksanaan ronde keperawatan dan penyelesaian tugas
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam ronde
keperawatan
3) Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah
yang terjadi di ruangan telah dilaksanakan tetapi hanya
diikuti oleh sebagian dari perawat (sekitar 54,5%)
Penyebab : .......

c. Sentralisasi obat
1) Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal
2) Selama ini belum ada format persetujuan sentralisasi obat
untuk pasien
3) Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah
terbatas
4) Teknik sentralisasi obat belum jelas

Penyebab : .......
d. Supervisi
1) Supervisi sudah berjalan namun belum optimal, belum ada
uraian yang jelas mengenai supervisi
2) Supervisi di ruangan belum mempunyai format yang baku

Penyebab : ........
e. Timbang terima
1) Perawat kurang disiplin waktu timbang terima
2) Masalah keperawatan lebih fokus pada penatalaksanaan
medis
3) Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima
karena formatnya kurang sistematis
4) Data hanya ditulis secarik kertas sehingga kadang hilang
saat akan dilaporkan
5) Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan
belum spesifik

Penyebab : ......
f. Penerimaan pasien baru
1) Mekanisme dan isi PPB belum sesuai
2) Belum tersedia format dan fasilitas pendukung lainnya

Penyebab : .......
g. Disharge Planning dan Penerimaan Pasien Baru
Disharge Planning belum terlaksana sesuai dengan standar
yang baku

Penyebab : ........
h. Dokumentasi keperawatan
1) Pemahaman dan pengaplikasian perawat tentang format
pendokumentasian kurang benar dan kurang tepat
2) Kurang disiplinnya perawat dalam melakukan
dokumentasi yang komprehensif

Penyebab : ........
5.. Mutu (M5)
a. Keselamatan pasien
b. Kepuasan pasien
c. Kecemasan pasien
d. Kenyamanan (nyeri)
e. Perawatan diri
f. Pengetahuan pasien

Dasar Pertimbangan dalam Menentukan Masalah :


CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan untuk
menentukan prioritas suatu masalah apabila data yang tersedia adalah
data kualitatif (Alexander Lucas Haryadi, 2016).
C-A-R-L
C : Capability (Kemampuan/kompentensi)
A : Accessibility (Akses, keterjangkauan)
R : Relevancy (Sesuai dengan kebutuhan dan urgensi)
L : Legality (Berdasarkan peraturan yang berlaku)
Langkah Inti Pelaksanaan CARL
Langka 1 : Pemberian skor pada masing-masing masalah dan
perhitungan hasilnya
1. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis
situasi dan letakkan pada lembar flipchart atau papan tulis atau
white board

2. Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada tiap


masalah berdasarkan kesepakatan bersama.
Misal : Telah disepakati bersama skor atau nilai yang diberikan
adalah 1-5, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
Nilai 2 = tidak menjadi masalah
Nilai 3 = cukup menjadi masalah
Nilai 4 = sangat menjadi masalah
Nilai 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)
3. Berikan skor atau nilai untuk setiap alternatif masalah
berdasarkan kriteria CARL (Capability atau kemampuan,
Accessibility atau Kemudahan, Readiness atau kesiapan,
Leverage atau Daya Ungkit)
Contoh :

No Masalah Hasil Skor Rangking


C A R L CxAxRxL
1 Mutu pelayanan 4 5 4 5 400 1
BP rendah
2 Perilaku PHBS 3 3 3 3 81 2
rendah
3 Perhatian 4 4 3 3 144 3
keluarga pada
bumil rendah
Langkah 2 : Menentukan prioritas berdasarkan hasil ranking
Urutkan masalah menurut prioritasnya, berdasarkan hasil yang telah
diperoleh pada langkah 2.
Misal : Dari contoh tampilan pada langkah 2, maka prioritas
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya mutu pelayanan BP
2. Perhatian keluarga pada bumil rendah
3. Perilaku PHBS rendah
2. Plan of Action (POA)
Langkah-langkah POA:
1) Langkah Pertama : Menguraikan masalah untuk mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang masalah yang dihadapi.

Uraian masalah merupakan langkah pertama dalam suatu rencana

kesehatan. Kegiatan ini adalah gambaran singkat dari berbagai

masalah yang berkaitan dengan bidang kesehatan serta analisis dari

berbagai faktor yang mempengaruhinya.

2) Langkah Kedua : Perumusan tujuan, sasaran dan kebijaksanaan

Menentukan tujuan pada hakekatnya adalah menentukan tingkat

pengurangan masalah (problem reduction level) yang digariskan


dalam kurun waktu tertentu. Karena itu perumusan tujuan pada

tingkat rencana operasional harus dituliskan dengan jelas,

menggunakan kata kerja aktif, dapat diukur tingkat pengurangan

masalahnya dan dapat dilihat pencapaian keberhasilannya.

3) Langkah Ketiga : Uraian program kesehatan

Langkah ini meliputi uraian semua program kesehatan baik yang

bersifat operasional di lapangan maupun yang bersifat manajerial.

4) Langkah Keempat : Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan dan pengendalian merupakan bagian yang tidak dapat


dipisahkan. Pengendalian merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu rencana operasional.
(Contoh POA : Lampiran 1)
Sumber Alexander Lucas Haryadi. (2016). Ilmu Kesehatan Masyarakat. ANDI.
Joko Gunawan. (2017). Buku Saku Metodologi Penelitian Kesehatan. CV.
Violet Indah Sejahtera.
Maryono. (2018). Istilah-istilah dalam Kebijakan dan Manajemen Kesehatan.
Qiara Media.
Nursalam. (2014). manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Salemba Medika.
Sulaeman. (2011). Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, Ed
2. Gadjah Mada University Press.
Tim EduNers. (2021). Buku Pengayaan Uji Kompetensi Manajemen
Keperawatan. Health Books Publishing.
Lampiran 1 : Contoh Plan of Action (POA)
No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/ Target Penanggung Wakt
Keberhasilan Jawab u
1. M1-Man Meningkatkan Mengusulkan : 1. Rasio kecukupan
Sumber Daya kualitas dan 1. Peningkatan antara perawat dan
Manusia: Yang kuantitas SDM jenjang pasien menurut
tidak sesuai dengan pendidikan tingkat
prestasi kerja pegawai lebih 2. Peningkatan jenjang
tinggi pendidikan dan skill
2. Peningkatan skill pegawai tercapai
pegawai melalui 3. Beban kerja perawat
pendidikan dan sesuai dengan
pelatihan secara tugasnya
berkala 4. Peningkatan kinerja
3. Penyegaran ilmu perawat
keperawatan oleh
tenaga yang
berkompeten
secara periodik
4. Pemberian
insentif tambahan
atas suatu prestasi
atau kerja ekstra
5. Perbaikan
fasilitas rumah
sakit
2. M2. Mengupayakan 1. Identifikasi 1. Terpenuhinya
Fasilitas rumah terpenuhinya kebutuhan sarana kebutuhan fasilitas
sakit yang kurang kebutuhan prasarana sesuai standar
mendukung fasilitas 2. Mengusulkan 2. Rasio alat
pelayanan kebutuhan sesuai kesehatan sesuai
standar peralatan dengan pasien
3. Tersedianya
kebutuhan alat
habis pakai
3. M3-Methode Mampu 1. Mendiskusikan MAKP primary nursing
MAKP. Belum meningkatkan setiap hambatan diterapkan secara baik
terlaksananya penerapan yang dalam
MAKP secara MAKP penerapan model
optimal primary primary nursing
nursing 2. Sosialisasi hasil
pemula diseminasi
3. Merencanakan
kebutuhan tenaga
perawat
4. Melakukan
pembagian peran
perawat
5. Menentukan
deskripsi tugas
dan tanggung
jawab perawat
6. Melakukan
pembagian jadwal
serta pembagian
tenaga perawat
7. Membantu
penerapan model
MAKP yang
sudah ada
1. Discharge Discharge 1. Membuat alur Setiap pasien mulai masuk
planning. planning pelaksanaan sampai pulang sudah
Format dilaksanakan Discharge mendapatkan Discharge
pemulangan secara optimal planning planning dengan media
pasien dan 2. Menentukan booklet dan leaflet
sudah ada terdokumentasi penyakit
tapi belum dengan baik terbanyak untuk
dilakukan dilakukan
Discharge
planning
3. Melakuka
sosialisasi dan
simulasi
Discharge
planning di
ruangan
4. Membagikan
media sosialisasi
berupa booklet
dan leaflet bagi
pasien
5. Pembuatan dan
pemasangan
poster alur
Discharge
planning di
ruangan
6. dokumentasi
2. M2- Sarana dan Megusulkan : 1. Setiap tindakan
Material. prasarana 1. Perawatan sarana keperawatan tersedia
Sarana dan untuk tindakan dan prasarana instrumen sesuai
prasarana perawatan secara berkala dengan protap
belum sudah tersedia dan lebih intensif 2. Ada perawatan sarana
tercukupi dan mencukupi 2. Meningkatkan dan prasarana secara
terutama proses berkala
mengenai inventarisasi 3. Apabila ada
alat 3. Penataan alat-alat kerusakan alat segera
kesehatan emergency lebih ada gantinya
yang belum rapi
tersedia
3. Timbang Timbang 1. Menentukan 1. Timbang terima
terima terima penanggungjawab dilakukan di nurse
belum dilakukan timbang terima station dan di pasien
efektif secara efektif 2. Menyusun format 2. Isi timbang terima
dalam dan sesuai timbang terima tentang masalah
prosesnya konten pasien serta keperawatan yang
dan kurang petunjuk teknis sudah dan belum
sesuai pengisiannya teratasi
dengan lebih menekankan 3. Timbang terima
konten pada aspek terdokumentasi
keperawatan dengan baik
3. Melaksanakan
timbang terima,
setiap pergantian
shift
4. Dokumentasi
4. Ronde Ronde 1. Menentukan pasien Ronde keperawatan sudah
keperawata keperawatan untuk ronde terlaksana bersama perawat
n terlaksana 2. Mempersiapkan ruangan
dengan optimal ronde keperawatan
sesuai prosedur 3. Melaksanakan ronde
keperawatan (strategi
dan materi)
5. Supervisi Mampu 1. Mengajukan Supervisi terdokumentasikan
sudah menerapkan proposal dengan baik dan benar
berjalan supervisi pelaksanaan alur
tetapi belum keperawatan supervisi
optimal dengan benar 2. Melaksanakan
dalam supervisi
pendokume keperawatan
ntasian bersama-sama
perawat dan
kepala ruangan
3. Mendokumentasi
kan hasil
pelaksanaan
supervisi
keperawatan
4. Membuat format
supervisi
6. Sentralisasi Sentralisasi 1. Mengusulkan
obat sudah obat sentralisasi obat
berjalan dilaksanakan dengan
dengan baik secara optimal menggunakan
program Unit Day
Dose (UDD)
2. Mengadakan
informed consent
untuk pasien atau
keluarga dalam
melaksanakan
sentralisasi obat
3. Melaksanakan
sentralisasi obat
pasien bekerja sama
dengan perawat,
dokter dan bagian
farmasi
4. M4-Money
5. M5-Mutu Keselamatan Mengusulkan 1. Kepuasan pasien
Pelayanan dan pasien peningkatan mutu terpenuhi
keselamatan meningkat, pelayanan terus- 2. Tidak ada complain
pasien. Mutu kepuasan menerus sehingga dari pasien dan
pelayanan sudah pasien memberi kesan yang keluarga pasien
berjalan tapi meningkat, baik pada pasien. terhada pelayanan
pendokumentasian pendokumenta Menyusun 3. Mengupayakan
patient safety sia mutu perencanaan adanya information
masih kurang pelayanan keselamatan pasien center di nurse station
teroptimalkan sesuai standar bagi keluarga pasien
dan adanya akreditasi rumah 4. Keselamatan pasien
pendokumenta sakit terbaru (6 terjaga
sian yang rapi sasaran utama)
untuk indikator
mutu

Anda mungkin juga menyukai