Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH:

APRISANDY DWINENSEVI

NIM: 202020461011052

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS

KELOMPOK 2

NAMA: APRISANDY DWINENSEVI


NIM: 202020461011052
PERIODE PRAKTEK/ MINGGU KE : 13 s/d 18 September 2021/Minggu Ke-4
Malang, 12 September 2021
Mahasiswa,

Aprisandy Dwinensevi
Pembimbing, CI lahan

Juwitasari, S.Kep., Ns., M.S Sunarni, SST, M.MKes


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Definisi....................................................................................................................................4
1.2 Klasifikasi................................................................................................................................4
1.3 Etiologi....................................................................................................................................6
1.4 Patofisiologi.............................................................................................................................6
1.5 Manifestasi Klinis..................................................................................................................10
1.6 Komplikasi............................................................................................................................10
1.7 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................................10
1.8 Penatalaksanaan.....................................................................................................................12
1.9 Konsep Asuhan Keperawatan................................................................................................12
1.10 Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................16
1.11 SLKI dan SIKI.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................22
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi

Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang

berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung

lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua

jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari

virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada

beberapa jenis, hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat

virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula

yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ) (Defriyanti & Ristyaning,

2017).

1.2 Klasifikasi

1.      Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal,

HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi. Potensi penularan infeksi

hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa

endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi

paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2.      Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan

seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna

obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap

darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan

wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk
darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi  mulai 6 minggu sampai dengan 6

bulan sampai timbul gejala klinis.

3.      Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis

yang ditularkan  melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama

seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi

adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko

terhadap pekerja perawatan kesehatan  dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah.

Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

4.      Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.

Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengedap infeksi

kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi  hanya bila individu telah mempunyai HBV,

dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna

obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah

mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan

resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian

5.      Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air yan tercemar.

populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada atau perjalanan pada

bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa

muda hingga pertengahan.

6.      Kemungkinan Hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar belum

sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan hepatitis G


gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak

menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi

darah jarum suntik.

(Syifa & Dian, 2017)

1.3 Etiologi

Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas

infeksi dan bukan infeksi. Penyebab-penyebab tersebut antara lain :

·    Infeksi virus : Hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, Hepatitis E,

Hepatitis F, hepatitis G.

·     Non virus : Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan kimia atau zat

kimia, Penyakit autoimun.

Hepatitis A, B dan C merupakan jenis hepatitis terbanyak yang sering dijumpai.

Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang ditemukan. Para ahli pun masih

memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis hepatitis tersendiri atau tidak.

Ikterus merupakan salah satu gajala klinis pada wanita hamil denga hepatitis, namun

adapun ikterus dalam kehamilan sebenarnya disebabkan oleh beberapa keadaan. Ikterus

yang disebabkan oleh kehamilan berupa ; perlemakan hati akut, toksemia, dan

kolestasis intrhepatik. Sedangkan ikterus yang tejadi bersamaan dengan suatu

kehamilan; hepatitis virus, batu empedu, penggunaan obat-obatan hepatotoksik, dan

sirosis hepatis. Ikterus dapat timbul pada satu dari 1500 kehamilan, 41% diantaranya

adalah hepatitis virus,21% oleh karena kolestatis intahepatik, dan kurang dari 6% oleh

karena obtruksi saluran empedu di luar hati (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

1.4 Patofisiologi
Masa Inkubasi infeksi hepatitis B adalah 45-180 hari (rata-rata 60-90hari ). Onset penyakit ini sering

tersembunyi dengan gejala klinik yang tergantung usia penderita. Gejala akut dapat berupa mual,

muntah, nafsumakan menurun, demam, nyeri perut dan ikterik.

Konsentrasi VHB dalam berbagai cairan tubuh dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu :

a. konsentrasi tinggi (darah, serum, eksudat luka)

b. sedang (semen, cairan vagina, saliva)

c. rendah (urine, feses, keringat, air mata, air susu).

d. Secara umum penularan VHB  melalui jalur sebagai berikut:

e. Kontak seksual yang tidak aman baik pervaginal ataupun anal dengan penderita dengan

HbsAg positif.

f. Melalui oral seks dengan penderita HbsAg positif yaitu melalui salivayang sama

infeksiusnya dengan cairan alat genital.

g. Kontak darah dengan penderita HbsAg positif seperti; jarum suntik,tranfusi darah,dsb.

h. Transmisi Ibu-anak baik selama kehamilan, saat persalinan maupunwaktu menyusui.

Transmisi dapat diturunkan dengan memberikanvaksinasi, dimana bayi yang dilahirkan dari

ibu yang infeksiusdiberikan imunoglobulin dalam 24 jam pertama sebelum disusui.Hanya

bayi yang dapat vaksinasi yang boleh disusui oleh ibu yanginfeksius

Hepatitis virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada janin, baik in utero maupun

segera setelah lahir. Penularan virus ini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara,

yaitu :

a. Melewati placenta

b. Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

c. Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

d. Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.


Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus

in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal. Jenis

virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembusplacenta, ialah virus type B.

Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya

hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir (Prawirohardjo,

2013).
1.5 Manifestasi Klinis

Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada wanita hami, namun apabila timbul ikterus

pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling sering adalah hepatitis virus

(Kementrian Kesehatan RI, 2017). Adapun penilaian klinik yaitu :

a.       Demam tinggi yang menetap hingga 2 minggu kemudian diikuti dengan ikterus.

b.      Disertai pula dengan mual dan mutah, pusing, napsu makan menurun, deficit

cairan, dan diare.

c.       Pada pemeriksaan fisik ditemui nyeri epigastrik dan hepatomegali.

d.      Hasil laboratorium menunjukkan reaksi imunologik terhadap antigen virus

hepatitis.

e.       Transmisi ke janin dapat melalui transplasenta, ASI, dan kontak langsung.

1.6 Komplikasi

a.       Pengaruh dalam kehamilan

Terjadinya abortus, partus prematurus, dan kematian janin dalam kandungan.

b.      Pengaruh dalam persalinan dan nifas

Penghentian kehamilan tidak mengubah jalannya penyakit, baik dengan jalan abortus

buatan maupun dengan induksi persalinan. Bila tidak ada indikasi penyelesaian persalinan,

persalinan pervaginam diawasi dengan baik. Kala II boleh diperpendek dengan ekstraksi

vakum atau forcep bila janin hidup dan embriotomi bila mati. Bahaya yang

paling mengancam ibu adalah pada saat pasca persalinan, karena sering terjadi perdarahan

yang hebat dan sulit di control (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, K, & Setiati, 2014).

1.7 Pemeriksaan Penunjang

Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang hipertensi dalam kehamilan

yang dapat dilakukan adalah :


Laboratorium

1) Pemeriksaan pigmen.

a. Urobilirubin direk.

b. Bilirubin serum total

c. Bilirubin urine

d. Urobilinogen urine

e. Urobilinogen feses

2) Pemeriksaan protein

a. Protein total serum

b. Albumin serum

c. Globulin serum

d. HbsAG

e. Waktu protom

f. Respon waktu protombin terhadap vitamin K.

3) Pemeriksaan serum transferase dan transminase

a. AST dan SGOT.

b. ALT dan SGPT.

c. LDH.

d. Amonia serum.

4) Radiologi

a. Foto rontgen abdomen.

b. Pemindahan hati dengan preparat technetium,emas atau rose,begal yang

berlabelradiokatif.

c. Kolestogram dan kalangiogram.

d. Arteografi pembuluh darah seliaka.


5) Pemeriksaan tambahan

a. Laporaskopi

b. Biopsi hati

1.8 Penatalaksanaan

a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat

b. Tirah baring

c. Tatalaksana farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien.

d. Antpiretik bila demam ibuprofen 2 kali 400mg/hari.

e. Apabila ada keluhan gastrointestinal,seperti mual (antimetik),perut perih,dan kembung

(simetidin 3 kali 200mg/hari) (children,2012)

1.9 Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengumpulan Data

A. DATA SUBJEKTIF

Data subjektif adalah menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data pasien

melalui anamnesa yang termasuk data subjektif untuk pasien dengan hepatitis, antara lain :

1. Identitas

Yang perlu dikaji : nama,umur,agama,suku,pendidikan,pekerjaan dan alamat. Tujuan

dilakukan anamnesa ini adalah untuk mengidentifikasi pasien lebih dekat.

Dasar : untuk mengidentifikasi (mengenal) klien.

2. Keluhan utama

Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan apa-apa saja keluhan yang biasa ibu

rasakan.

Misalnya ibu datang dengan keluhan :

a. Ibu mengatakan cepat merasakan lelah.


b. Ibu mengatakan urin nya berwarna kuning atau bahkan kecoklatan seperti air teh.

c. Ibu mengatakan sering nyeri pada ulu hati.

d. Ibu mengatakan pegal-pegal pada pinggang dan kaki, mata berkunang-kunang.

3. Riwayat perkawinan

Kemungkinan di ketahui status perkawinan, umur waktu kawin, berapa lama kawin baru

hamil. Data fokus pada riwayat perkawinan ini adalah menanyakan sudah berapa kali ibu

kawin.

4. Riwayat menstruasi

Yang ditanyakan adalah HPHT, siklus, lama, banyaknya, bau, warna, dan apakah nyeri waktu

haid, serta kapan mendapat haid pertama kalinya.

(HPHT ditanyakan untuk menentukan taksiran persalian, usia kehamilan)

5. Riwayat obstetric yang lalu

Jika ibu mengalami kehamilan dengan hepatitis kemungkinan kehamilan sekarang ibu

mengidap hepatitis +.

6. Riwayat kehamilan sekarang

Yang ditanyakan adalah HPHT

Analisa : untuk menentukan taksiran persalinan, siklus, lama, banyak nya, bau, warna dan

apakah nyeri waktu haid,sejak kapan mendapat haid pertama kalinya.

a. Kemungkinan klien merasa cepat lelah dan mata berkunang-kunang.

b. Kemungkinan kapan merasakan gerakan janin pertama kalinya.

c. Kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,mendapatkan

imunisasi TT dan tablet fe.

d. Kemungkinan adanya tanda dan gejala ibu mengidap hepatitis (+).

7. Riwayat kesehatan
a. Kemungkinan Penyakit yang pernah atau sedang diderita (menular, menurun,

menahun) klien mengalami riwayat

b. Kemungkinan keluarga klien mengalami

8. Riwayat kontrasepsi

Kemungkinan ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak, berapa lama ibu

menggunakan alat kontrasepsi, dan apa keluhannya.

9. Riwayat spiritual

Kemungkinan ibu melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik.

10. Riwayat psikologis

Kemungkinan adanya tanggapan ibu dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan

persalinan ini. Kemungkinan ibu dan suaminya mengharapkan  dan senang dengan kehamilan

ini atau kemungkinan ibu cemas dan gelisah dengan kehamilannya.

11. Riwayat sosial, ekonomi dan budaya

Jika ekonomi ibu tidak memadai akan mempengaruhi terhadap pemenuhan nutrisi.

Sosial budaya yang melarang wanita hamil untuk mengkonsumsi makanan seperti ikan dan

telur selama kehamilan serta sosial budaya yang beranggapan wanita hamil beristirahat adalah

tindakan negative.

12. Pola pemenuhan kebutuhan dasar

Kemungkinan pola pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses

eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personal hygiene dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.

B. DATA OBJEKTIF

Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus. Data

objektif menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil laboratorium

dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus.


1. Pemeriksaan umum

Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum klien baik, yang mencakup

kesadaran, tekanan darah, nadi,  nafas, suhu, tinggi badan, berat badan, dan keadaan umum

Pada keadaan hepatitis : keadaan umum ibu kurang baik , kesadaran compos mentis

2. Pemeriksaan khusus

a. Secara inspeksi

Yaitu pemeriksaan pandang yang dinilai dari kepala sampai kaki. Yang dinilai ialah

kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka, conjunctiva, sklera,

hidung,dan telinga. Mulut apakah ada caries dentis, stomatitis, karang gigi, leher apakah ada

pemebesaran kalenjer gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan puting susu

menonjol atau tidak. Kolostrum ada atau tidak, perut membesar sesuai dengan tua kehamilan,

apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau tidak, oedema dan

pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada haemoroid, ekstremitas atas dan bawah apakah ada

kelainan.

Pada ibu hamil dengan hepatitis (+) :

1. Sclera tampak kuning.

2. Kulit tampak kuning.

3. Kuku tampak kuning.

4. Fisik tampak letih.

5. Selera makan hilang

6. Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)

b. Secara palpasi

Dengan menggunakan cara leopold, kemungkinan yang ditemukan ialah:

1. Leopold 1: Tinggi fundus uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian  

kepala,bokong atau lainnya


2. Leopold 2 : Pada dinding perut sebelah kiri atau kanan kemungkinan teraba punggung,

anggota gerak atau bokong atau kepala

3. Leopold 3: Pada bagian terbawah kemungkinan sudah masuk PAP atau belum

4. Leopold 4: kemungkinan seberapa jauh bagian terbawah janin telah masuk pintu atas

panggul.

c. Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya teratur atau tidak,dan posisi

punctum maximumnya.

d. Secara perkusi

Kemungkinan refleks patella kiri dan kanan positif

3. Pemeriksaan ukuran panggul

Kemungkinan normal atau tidak dengan menggunakan pengukuran jangka panggul

4. Pemeriksaan tafsiran berat janin(TBJ)

Kemungkinan berat badan janin Dengan rumus: (TFU dalam cm-13)155

1.10 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan mengenai masalah kesehatan klien yang

aktual atau potensial yang dapat dikelola melalui intervensi keperawatan mandiri. Diagnosis

keperawatan adalah pernyaataan yang ringkas, jelas, berpusat pada klien dan spesifik pada

klien (Rosdahl & Kowalski, 2014):

A. Resiko infeksi (D.)

B. Defisit nutrisi (D.0019)

C. Ansietas (D.)

D. Gangguan integritas kulit (D.0129)

E. Nyeri akut (D.)

F. Intoleransi aktivitas (D.)


Sumber: (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

1.11 SLKI dan SIKI

No SDKI SLKI SIKI


1 Resiko infeksi Setelah Dilakukan Pencegahan infeksi
Observasi
(D.) tindakan 2x24jam
- Monitor tanda dan gejala infeksi local
diharapkan masalah resiko
dan sistemik
infeksi dapat berkurang
Terapeutik
dengan kriteria hasil - Batasi jumlah pengunjung

- Demam: menurun - Cuci tangan sebelum dan sesudah

- Kemerahan : menurun kontak dengan pasien dan lingkungan

- Nyeri : menurun pasien

- Bengkak: menurun - Pertahankan teknik aseptic pada pasien

resiko tinggi

Edukasi
- Ajarkan cara cuci tangan yang benar

- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi
2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I.03119)

(D.0019) tindakan keperawatan 3 x Observasi

24 jam maka status nutrisi - Identifikasi status nutrisi

meningkat dengan kriteria - Identifikasi alergi atau intoleran

hasil : makanan

- Porsi makanan yang - Identifikasi makanan yang disukai

dihabiskan meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis

- Nyeri abdomen nutrien

menurun
Terapeutik
- Frekuensi makan
- Fasilitasi menentukan pedoman diet
membaik
- Sajikan makanan secara menarik dan
- Nafsu makan membaik
suhu yang sesuai

- Berikan makanan tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

- Berikan suplemen makanan, jika perlu

Edukasi

- Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian medikasi

sebelum makan (missal. Pereda nyeri,

antiemetic)

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

menentukan jumlah kalori dannutrien

yang dibutuhkan, jika perlu


3 Ansietas (D.) Setelah dilakukan Reduksi Ansietas (I.09314)
tindakan keperawatan Observasi
3x24 jam maka tingkat - Identifikasi saat tingkat ansietas
ansieatas menurun berubah
(L.09093) dengan kriteria
- Monitor tanda tanda ansietas (verbal
hasil :
dan nonverbal)
- Verbalisasi
Terapeutik
khawatir akibat
- Ciptakan suasana terapuetik untuk
kondisi yang
menumbuhkan kepercayaan
dihadapi menurun
(5) - Pahami situasi yang membuat ansietas
- Perilaku gelisah - Dengarkan dengan penuh perhatian
menurun (5)
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
- Perilaku tegang meyakinkan
menurun (5)
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
- Jelaskan prosedur termasuk sensasi
yang mungkin dialami
- Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas,
jika perlu
4 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit (I.11353)

integritas kulit tindakan keperawatan 3 x Observasi

24 jam maka integritas - Identifikasi penyebab gangguan

kulit dan jaringan integritas kulit

meningkat (L.14125)
Terapeutik
dengan kriteria hasil : - Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring

- Hidrasi meningkat (5) - Gunakan produk berbahan petrolium

atau minyak pada kulit kering


- Perfusi jaringan

meningkat (5) - Hindari produk berbahan dasar alkohol

pada kulit
- Kerusakan jaringan

menurun (5) Edukasi

- Anjurkan menggunakan pelembab


- Kerusakan lapisan

kulit menurun (5) - Anjurkan minum air yang cukup

- Kemerahan menurun - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

(5)
- Anjurkan menghindari terpapar suhu

ekstrem

- Anjurkan mandi dan menggunkan

sabun secukupnya
5 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I.08238)
tindakan keperawatan 3 x Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
24 jam maka tingkat nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
menurun dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri
hasil : - Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Frekuensi nadi
memperingan nyeri
membaik (5) - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
- Pola nafas membaik tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
(5)
hidup
- Keluhan nyeri - Monitor efek samping penggunaan
menurun (5) analgetik
- Meringis menurun (5) Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk
- Gelisah menurun (5) mengurangi rasa nyeri
- Kesulitan tidur - Kontrol lingkungan yang memperberat
menurun (5) rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
6. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi
tindakan keperawatan 3 x Observasi
aktivitas - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
24 jam maka toleransi
mengakibatkan kelelahan
aktivitas meningkat - Monitor pola dan jam tidur
dengan kriteria hasil : - Monitor kelelahan fisik dan emosional
Terapeutik
- Kemudahan dalam
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
melakukan aktivitas stimulus
sehari-hari meningkat - Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
(5)
- Berikan aktivitas distraksi yang
- Kekuatan tubuh bagian menenangkan
atas dan bawah - Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
meningkat (5) tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Keluhan lelah menurun - Anjurkan tirah baring
(5) - Anjurkan melakukan aktivitas secara
- Dyspnea saat bertahap

beraktivitas menurun Kolaborasi


- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
(5)
cara meningkatkan asupan makanan

Sumber: (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018; Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Defriyanti, P. A., & Ristyaning, A. P. (2017). Tatalakasana Persalinan pada Kehamilan


dengan Hepatitis B. J Medula Unila.
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi Penyakit Hepatiti. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Situasi Penyakit Hepatiti di Indonesia. Jakarta.
Prawirohardjo, S. (2013). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar (10th ed.).
Jakarta: EGC.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., & Setiati, S. (2014). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: FK UI.
Syifa, M., & Dian, H. (2017). Prevalensi Infeksi Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Malang.
Jurnal Kedokteran Brawijaya.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta Selatan: DPP PPNI.

22
23

Anda mungkin juga menyukai