DISUSUN OLEH:
RIKA ROHANI
I 4051191007
Peningkatan Estrogen
Proliferasi endometrium
Imunitas menurun
Perdarahan
USIA TERJADINYA
Perimenars (8-16th) Masa reproduksi (16-35 Perimenopouse (45-65
th) th)
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Wiknjoksastro (2007) & Morgan,Geri dkk (2009), yaitu :
1. Anamnesis dan pemeriksaan klinis yang lengkap Jika anamnesis dan pemeriksaan
fisik menunjukkan adanya penyakit sistemik, maka penyelidikan lebih jauh
mungkin diperlukan. Abnormalitas pada pemeriksaan pelvis harus diperiksa
dengan USG dan laparoskopi jika diperlukan.
3. Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr% : Terapi yang ini diharuskan
pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong darah (250 cc)
diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika
kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong
darah.
1. Perdarahan uterus disfungsi yang anovulatoir Pil kontrasepsi oral digunakan untuk
mengatur siklus haid dan kontrasepsi. Pada penderita dengan siklus haid tidak
teratur akibat anovulasi kronik (oligo ovulasi), pemberian pil kontrasepsi
mencegah resiko yang berkaitan dengan stimulasi estrogen berkepanjangan
terhadap endometrium yang tidak diimbangi dengan progesteron (“unopposed
estrogen stimulation of the endometrium”). Pil kontrasepsi secara efektif dapat
mengendalikan perdarahan anovulatoir pada penderita pre dan perimenopause.
Bila terdapat kontraindikasi pemberian pil kontrasepsi ( perokok berat atau resiko
tromboflebitis) maka dapat diberikan terapi dengan progestin secara siklis selama
5 – 12 hari setiap bulan sebagai alternatif.
DOSIS MAKSUD
Etinil estradiol 20 – 35 mcg + Mengatur siklus haid
progestin monofasik tiap hari Kontrasepsi
Pil 35 mcg 2 – 4 kali sehari selama 5 Mencegah hiperplasia endometrium
– 7 hari sampai perdarahan berhenti dan Penatalaksanaan perdarahan yang
diikuti dengan penurunan secara banyak namum tidak bersifat gawat
bertahap sampai 1 pil 1 kali perhari dan darurat
dilanjutkan dengan pemberian pil
kontrasepsi selama 3 siklus
5 – 10 mg / hari selama 5 – 10 hari @ Mengatur siklus haid
bulan Mencegah hiperplasia endometrium
2. Perdarahan uterus disfungsi ovulatoir Terapi medikamentosa untuk kasus
menoragia terutama adalah NSAID (asam mefenamat) dan AKDR-levonorgesterel
(Mirena). Efektivitas asam mefenamat, pil kontrasepsi, naproxen, danazol terhadap
menoragia adalah setara. Efek samping dan harga dari androgen (Danazol atau
GnRH agonis) membatasi penggunaannya bagi kasus menoragia, namun obat-obat
ini dapat digunakan dalam jangka pendek untuk menipiskan endometrium sebelum
dikerjakan tindakan ablasi endometrium. Obat antifibrinolitik secara bermakna
mengurangi jumlah perdarahan, namun obat ini jarang digunakan dengan alasan
yang menyangkut keamanan ( potensi menyebabkan tromboemboli).
3. Pembedahan Bila terapi medis gagal atau terdapat kontraindikasi maka dilakukan
intervensi pembedahan. Terapi pilhan pada kasus adenokarsionoma adalah
histerektomi, tindakan ini juga dipertimbangkan bila hasil biopsi menunjukan
atipia.
TINDAKAN ALASAN
Histeroskopi operatif Abnormalitas struktur intra uteri.
Mimektomi (abdominal, laparoskopik, Mioma uteri.
histeroskopik)
Reseksi endometrial transervikal Terapi menoragia atau menometroragia
resisten
Ablasi endometrium (thermal Terapi menoragia atau menometroragia
balloon/roller ball) resisten dalam rangka penatalaksanaan
perdarahan uterus akut yang resisten
Embolisasi arteri uterina Mioma uteri.
Histerektomi Hiperplasia atipikal, karsinoma
endometrium.
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika
memungkinkan
Monitor respon klienterhadap
situasi yang mengharuskan
klien makan.
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan
dengan waktu klien makan.
Monitor adanya mual muntah.
Kolaborasi untuk pemberian
terapi sesuai order
Monitor adanya gangguan
dalam input makanan misalnya
perdarahan, bengkak dsb.
Monitor intake nutrisi dan
kalori.
Monitor kadar energi,
kelemahan dan kelelahan.
Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan Kontrol infeksi :
keperawatan3x24 jam tidak Bersihkan lingkungan setelah
imunitas tubuh
terdapat faktor risiko dipakai pasien lain.
menurun, prosedur infeksi dg KH: Batasi pengunjung bila perlu
bebas dari gejala infeksi, dan anjurkan u/ istirahat yang
invasive
angka lekosit normal (4- cukup
11.000) Anjurkan keluarga untuk cuci
tangan sebelum dan setelah
kontak dengan klien.
Gunakan sabun anti microba
untuk mencuci tangan.
Lakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
keperawatan.
Gunakan baju dan sarung
tangan sebagai alat pelindung.
Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan
alat.
Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari jika
ada
Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuat
berikan antibiotik sesuai
program.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M., Baziad, A., & Prabowo, R.P. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Benson, Ralp C & Martin L. Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri & Ginekologi. Edisi 9. Jakarta
: EGC
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC Carpenito, Lynda
Juall. 2010. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta : EGC Ida
Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif,dkk. 2001.Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3. Jakarta: FKUI
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC Carpenito, Lynda
Juall. 2010. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Jakarta : EGC Ida
Bagus Gde Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif,dkk. 2001.Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3. Jakarta: FKUI
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.