Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DUB


SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKATA

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Disusun Oleh :

Your Picture Here Your Picture Here

Frida Dwi Oktaviani Suci Ramadhani


P07120218040 P07120218043
Welcome!!
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DUB
Agenda Style
BAB I
1 Tinjauan Pustaka

BAB II
2 Asuhan Keperawatan

BAB III
3 Penutup

4
BAB I
Tinjauan Pustaka
A. DEFINISI

Disfungsional Uterine Bleeding (DUB) atau perdarahan uterus disfungsional adalah


perdarahan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam dan di
luar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi, dan kehamilan, dan merupakan
kelainan poros hipotalamus-hipofise-ovarium (Sadikin, 2005).
DUB dibedakan menjadi dua jenis :
a. DUB Anovulatoris
Bentuk dominan pada masa menarche dan pramenopause akibat terganggunya
fungsi neuroendokrinologi.
b. DUB Ovulatoris
Perdarahan yang terjadi pada 10% wanita usia masa reproduksi. Bercak darah pada
pertengahan siklus setelah “LH surge” biasanya bersifat fisiologis.
B. ETIOLOGI
Menurut Manuaba, 2010 perdarahan uterus disfungsional dapat diakibatkan oleh berbagai penyebab misalnya :

Bila tidak ada sekresi progesteron


(anovulasi) dan dalam perangsangan yang
Gagalnya efek umpan balik terus berlanjut, endometrium akan

01 positif  dari estrogen, pengubahan


perifer
androgen
yang abnormal dari
menjadi estrogen,
02 berproliferasi, sehingga mencapai tinggi
yang abnormal. Terdapat vaskularitas
yang hebat dan pertumbuhan kelenjar
atau cacat endometrium yang yang tanpa dukungan stroma. Endometrium
dapat berada dalam tingkat akhirnya tumbuh melebihi perangsangan
reseptor atau dalam sekresi atau yang ditimbulkan oleh estrogen dan
pelepasan perdarahan terjadi dengan peluruhan
prostaglandin. endometrium secara tidak teratur.

Kelainan fungsi poros hipotalamus-


03 hipofise-ovarium.
Usia terjadinya :
04
•Perimenarche (usia 8-16 tahun)
•Masa reproduksi (usia 16-35 tahun)
•Perimenopouse (usia 45-65 tahun)
B. ETIOLOGI (lanjutan)
Menurut Isselbacher Harrison, 2012, Perdarahan Uterus Disfungsional dapat dibedakan menjadi penyebab deng
an siklus anovulasi dan penyebab siklus ovulasi.

Hormon
Alat kontrasepsi IUD / hormonal
Pada saat mengalami perdarahan
Beberapa hal yang dapat mengganggu
berat saat menggunakan IUD, maka
keseimbangan hormon yang rumit yang
harus diganti dengan metode
mempengaruhi ovulasi dan pendarahan,
pengendalian kelahiran alternatif.
yaitu:

Gangguan Trombosit 1. Kehamilan


Merupakan kelainan darah yang 2. Perimenopause
paling umum yang menyebabkan 3. Stres
perdarahan berlebihan, 4. Polycystic ovary syndrome (PCOS)
gangguan trombosit yang paling 5. Penyebab lainnya :
umum adalah penyakit Von a. FibroidPolip
Willebrand. b. Penyakit radang panggul (PID)
c. Kanker Rahim
d. Kanker endometrium
e. Gangguan nutrisi
C. TANDA DAN GEJALA

Pada siklus ovulasi biasanya perdarahan


bersifat spontan, teratur dan lebih bisa
diramalkan serta seringkali disertai rasa
tidak nyaman sedangkan pada anovulasi
merupakan kebalikannya (Rudolph,
Abraham, 2006). Selain itu gejala yang
yang dapat timbul diantaranya seperti
mood ayunan, kekeringan atau
kelembutan vagina serta juga dapat
menimbulkan rasa lelah yang berlebih
(Stork, Susan, 2006).
D. PATOFISIOLOGI & PATHWAY

Pada siklus haid yang normal atau yang berovulasi, perubahan yang dialami kelenjar-
kelenjar, pembuluh darah, dan komponen stroma dari endometrium berturut-turut terjadi
sesuai dengan pengaruh estrogen dan progesteron yang secara teratur dan bergiliran
dihasilkan oleh folikel dan korpus luteum atas pengaruh gonadotropin (FSH dan LH)
yang dihasilkan hipofisis setelah menerima rangsangan faktor-faktor pelepas
gonadotropin dari hipotalamus. Perubahan anatomi dan fungsonal ini dari endometrium
berulang kembali setiap 28 hari yang secara berurutan dapat dibagi ke dalam 5 fase :
1. fase menstruasi,
2. fase proliferasi,
3. fase sekresi,
4. fase persiapan untuk implantasi, dan
5. fase kehancuran. Pada perdarahan uterus disfungsional tidak ditemukan kelima fase
ini secara baik dan teratur pada endometrium. Perdarahan uterus disfungsi dapat
terjadi pada siklus ovulatori, anovulatori maupun pada keadaan folikel persisten.
D. PATOFISIOLOGI & PATHWAY (lanjutan)
E. MANIFESTASI KLINIS

Korpus luteum persistens


dalam hal ini dijumpai perdarahan
kadang-kadang bersamaan dengan
ovarium membesar. Dapat juga
menyebabkan pelepasan endometrium
tidak teratur.
Insufisiensi korpus luteum A Apopleksia uteri
dapat menyebabkan premenstrual
spotting, menoragia atau
polimenorea. Dasarnya ialah
B D pada wanita dengan hipertensi
dapat terjadi pecahnya pembuluh
darah dalam uterus.
kurangnya produksi Biopsygerone
disebabkan oleh gangguan LH C Kelainan darah seperti anemia,
releasing biopsy.
purpura trombositopenik dan
gangguan dalam mekanisme
pembekuan darah.

(Achadinat, C, 2004)
F. KOMPLIKASI

1.
Infertilitas akibat tidak adanya
ovulasi.

2. 3.
Anemia berat akibat perdarahan Pertumbuhan endometrium yang
yang berlebihan dan lama. berlebihan akibat ketikseimbangan
hormonal merupakan faktor
penyebab kanker endometrium.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan harus difokuskan untuk mengidentifikasi tanda-tanda penyebab lain dari perdarahan. Sindroma Ovarium Polikistik
(SOP) dapat ditentukan karena gejalanya sangat jelas, sedangkan adanya anovulasi kronik tidak menunjukkan tanda yang jelas.

2.
1. Kelebihan hormon androgen
Obesitas, SOP, disfungsi Tumor ovarium/adrenal-Virilisme
H-P dan hipotiroidisme (klitoromegali, kebotakan daerah
(menometroragi) 01 02 frontal, fisik maskulin)
SOP, Hirsutisme, jerawat.
6. 3.
Adanya masa pada Memar-memar –
adneksa koagulopati
06 03
5. 4.
Pembesaran uterus. Galaktore – peningkatan
Kemungkinan hamil, prolaktin singkirkan
tumor atau miom. 05 04 kemungkinan adanya
adenoma hipofise.

(Yunizaf, 2001)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

01 02 03 04 05

Tes kehamilan PAP tes : untuk Hitung jenis Fungsi koagulasi, Fungsi tiroid, hati,
harus dilakukan. mencari hyperplas; leukosit, bila ada memar - glukosa, dan
kemungkinan STD menentukan memar. hyperp endokrin
harus selalu dicari. derajat perdarahan yang mungkin
apakah berupa berinteraksi dan
hyperplasia hanya mengakibatkan
memar saja. perdarahan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG (lanjutan)
Your Picture Here

6. 7.
Pemeriksaan kadar hyperpl Biopsi endometrium, untuk
steroid menyingkirkan kanker pada
wanita dengan riwayat PUD > 1
tahun dan onset pada
perimenopause.

8.
USG untuk menyingkirkan
adanya massa dan gambaran
(Yunizaf, 2001)
(Yunizaf, 2001)
hyperplasia.
I. PENATALAKSANAAN
1. Obat - obatan Sebelum memberikan terapi atau
a. Hormonal pengobatan terhadap pasien,
menghentikan perdarahan yang masif akibat perlu diperhatikan faktor-faktor
pertumbuhan endometrium yang cepat. berikut :
b. Nonsteroidal antiinflammatory agents (NSAIDs) 1. Usia pasien.
menghambat biosintesis dari siklik 2. Perdarahan kuantitas, durasi
endoperoksid yang mengubah asam 3. Kemungkinan kondisi patologik
arakhidonat menjadi prostaglandin. organik (kehamilan, tumor, infeksi,
c. Antifibrinolitik penyakit sistemik).
menghambat fibrinolisis dan digunakan dalam 4. Keinginan hamil di kemudian hari.
mengatasi perdarahan.

2. Operatif 3. Dilatasi Kuretase


Tindakan operatif Menghilangkan jaringan yang
dilaksanakan bila terapi akan ber-proliferasi sehingga
konservatif gagal, tindakan akan berfungsi normal.
operatif ini bukan saja
sebagai terapi tetapi juga
dibutuhkan untuk diagnosis.
I. PENATALAKSANAAN (lanjutan)

4. Ablasi Endometrium
Tujuan dari cara ini adalah untuk menghancurkan
sebagian atau seluruh lapisan basal dari
endometrium.

5. Histerektomi
Tindakan histerektomi dilakukan
pada penderita yang mengalami
perdarahan hebat yang berulang
atau pada kegagalan tindakan
ablasi endometrium.

(Yunizaf, 2001)
BAB II
Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Riwayat
kehamilan dan
persalinan
C. Riwayat
B. Keluhan kesehatan
pasien saat
masuk rumah
sakit a. Riwayat kesehatan
sekarang, keluhan
A. Identitas Klien yang dirasakan klien
Biasanya klien adalah nyeri pada
merasa nyeri pada daerah abdomen
daerah perut dan bawah,
Meliputi nama, terasa ada massa b. Riwayat kesehatan
umur, jenis di daerah keluarga, kaji riwayat
kelamin, abdomen, serta keluarga dalam
pendidikan, menstruasi yang kelainan kaitannya
pekerjaan, agama tidak berhenti - dengan ginekologi
dan alamat, serta berhenti.
data penanggung
jawab
2. PENGKAJIAN (lanjutan)
H. Data
Psikologis

G. Data sosial
ekonomi Fungsi ovrium sebagai
penghasil ovum,
F. Pemeriksaan
sementara pada klien
Fisik Kaji golongan dengan perdarahan
E. Riwayat masyarakat dan tingkat abnormal pervaginaan
Menstruasi a. Abdomen, terdapat umur, baik sebelum hal ini akan
nyeri tekan pada masa pubertas maupun mempengaruhi mental
abdomen, teraba sebelum menopause. klien yang ingin hamil
Kadang-kadang massa pada
terjadi digumenorhea abdomen.
dan bahkan sampai b. Ekstremitas, nyeri
amenorhea. panggul saat
menarche, lama, beraktivitas, tidak
siklus, jumlah, warna ada kelemahan.
dan bau. c. Eliminasi, adanya
konstipasi, susah
BAK.
2. PENGKAJIAN (lanjutan)

J. Pemeriksaan
penunjang
I. Pola kebiasaan
sehari-hari
a. Data laboratorium,
pemeriksaan darah
Biasanya klien lengkap.
mengalami b. Pemeriksaan fisik,
gangguan dalam ada tidaknya
aktivitas, dan tidur benjolan dan
karena merasa ukuran benjolan
nyeri.
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Defisit volume cairan berhubungan dengan:
1. Kehilangan volume cairan secara aktif
2. Kegagalan mekanisme pengaturan

• Nyeri akut berhubungan dengan:


1. Agen injuri (biologi, kimia, fisik,
psikologis)
2. Kerusakan jaringan

• Kecemasan berhubungan dengan


1. Faktor keturunan
2. Krisis situasional
3. Stress
4. Perubahan status kesehatan
5. Ancaman kematian
6. Perubahan konsep diri
7. Kurang pengetahuan
8. Hospitalisasi
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
(lanjutan)
• Risiko infeksi berhubungan dengan:
1. Prosedur Infasif
2. Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan lingkungan pathogen
5. Imonusupresi
6. Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan respon inflamasi)
7. Penyakit kronik
8. Pertahan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, trauma
jaringan, gangguan peristaltik) • Kurang pengetahuan berhubungan dengan:
1. Keterbatasan kognitif
2. Interpretasi terhadap informasi yang salah
3. Kurangnya keinginan untuk mencari informasi
4. Tidak mengetahui sumber-sumber informasi.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Berhubungan dengan: • Fluid balance • Pertahankan catatan intake dan output yang
Kehilangan volume cairan secara aktif • Hydration akurat
Kegagalan mekanisme pengaturan • Nutritional Status : Food and Fluid • Monitor status hidrasi (kelembaban membran
  Intake mukosa, nadi adekuat, tekanan darah
DS : Haus Setelah dilakukan tindakan keperawatan ortostatik ), jika diperlukan
DO: selama….. defisit volume cairan teratasi • Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi
•Penurunan turgor kulit/lidah dengan kriteria hasil: cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin,
•Membran mukosa/kulit kering • Mempertahankan urine output sesuai albumin, total protein )
•Peningkatan denyut nadi, penurunan dengan usia dan BB, BJ urine normal. • Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam
tekanan darah, penurunan volume / •Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam • Kolaborasi pemberian cairan IV
tekanan nadi batas normal • Monitor status nutrisi
•Pengisian vena menurun •Tidak ada tanda tanda dehidrasi • Berikan cairan oral
•Perubahan status mental •Elastisitas turgor kulit baik, membrane • Berikan penggantian nasogatrik sesuai output
•Konsentrasi urine meningkat mukosa lembab, tidak ada rasa haus (50 – 100cc/jam)
yang berlebihan
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

•Temperatur tubuh meningkat •Orientasi terhadap waktu dan tempat • Dorong keluarga untuk membantu pasien
•Kehilangan berat badan secara tiba - baik makan
tiba •Jumlah dan irama pernapasan dalam • Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
•Penurunan urine output batas normal muncul meburuk
•HMT meningkat •Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal, • Atur kemungkinan tranfusi
•Kelemahan pH urin dalam batas normal • Persiapan untuk tranfusi
•Intake oral dan intravena adekuat • Pasang kateter jika perlu
• Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik, • Pain Level, pain control, • Lakukan pengkajian nyeri secara
psikologis), kerusakan jaringan comfort level komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
  Setelah dilakukan tinfakan keperawatan durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
DS: selama …. Pasien tidak mengalami • Observasi reaksi nonverbal dari
Laporan secara verbal nyeri, dengan kriteria hasil: ketidaknyamana
DO: • Mampu mengontrol nyeri (tahu • Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
• Posisi untuk menahan nyeri penyebab nyeri, mampu menggunakan dan menemukan dukungan
•Tingkah laku berhati-hati tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi •Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
• Gangguan tidur (mata sayu, tampak nyeri, mencari bantuan) nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
capek, sulit atau gerakan kacau, •Melaporkan bahwa nyeri berkurang dan kebisingan
menyeringai) dengan menggunakan manajemen nyeri • Kurangi faktor presipitasi nyeri
• Terfokus pada diri sendiri •Mampu mengenali nyeri (skala, • Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
• Fokus menyempit (penurunan intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) intervensi
persepsi waktu, kerusakan proses •Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri • Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
berpikir, penurunan interaksi dengan berkurang napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
orang dan lingkungan) •Tanda vital dalam rentang normal hangat/ dingin
•Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- •Tidak mengalami gangguan tidur Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri:
jalan, menemui orang lain dan/atau ……...
aktivitas, aktivitas berulang-ulang) • Tingkatkan istirahat
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

•Respon autonom (seperti • Berikan informasi tentang nyeri seperti


diaphoresis, perubahan tekanan penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
darah, perubahan nafas, nadi dan berkurang dan antisipasi
dilatasi pupil) ketidaknyamanan dari prosedur
• Perubahan autonomik dalam tonus • Monitor vital sign sebelum dan sesudah
otot (mungkin dalam rentang dari pemberian analgesik pertama kali
lemah ke kaku)
•Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
• Perubahan dalam nafsu makan
dan minum
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :


Faktor keturunan, Krisis situasional, •Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan
Stress, perubahan status •Koping kecemasan)
kesehatan, ancaman kematian, Setelah dilakukan asuhan selama klien  Gunakan pendekatan yang menenangkan
perubahan konsep diri, kurang kecemasan teratasi dengan kriteria  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
pengetahuan dan hospitalisasi hasil: pelaku pasien
  •Klien mampu mengidentifikasi dan  Jelaskan semua prosedur dan apa yang
DO/DS: mengungkapkan gejala cemas dirasakan selama prosedur
•Insomnia •Mengidentifikasi, mengungkapkan dan  Temani pasien untuk memberikan
•Kontak mata kurang menunjukkantehnik untuk mengontrol keamanan dan mengurangi takut
•Kurang istirahat cemas
 Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
•Berfokus pada diri sendiri •Vital sign dalam batas normal
•Iritabilitas •Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tindakan prognosis
•Takut tubuh dan tingkat aktivitas  Libatkan keluarga untuk mendampingi
•Nyeri perut menunjukkan berkurangnya klien
•Penurunan TD dan denyut nadi kecemasan  Instruksikan pada pasien untuk menggunakan
•Diare, mual, kelelahan tehnik relaksasi
•Gangguan tidur
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

•Gemetar  Dengarkan dengan penuh perhatian


•Anoreksia, mulut kering  Identifikasi tingkat kecemasan
•Peningkatan TD, denyut nadi, RR  Bantu pasien mengenal situasi yang
•Kesulitan bernafas menimbulkan kecemasan
•Bingung  Dorongpasien untuk mengungkapkan
•Bloking dalam pembicaraan perasaan, ketakutan, persepsi
•Sulit berkonsentrasi
 Kelola pemberian obat anti cemas:........
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko infeksi NOC : NIC :


  • Immune Status  Pertahankan teknik aseptif
Faktor-faktor risiko : • Knowledge : Infection control
 Batasi pengunjung bila perlu
• Prosedur Infasif • Risk control
• Kerusakan jaringan dan Setelah dilakukan tindakan  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
peningkatan paparan lingkungan keperawatan selama…… pasien tidak tindakan keperawatan
• Malnutrisi mengalami infeksi dengan kriteria hasil:  Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
• Peningkatan paparan lingkungan • Klien bebas dari tanda dan gejala pelindung
pathogen infeksi
• Imonusupresi •Menunjukkan kemampuan untuk  Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai
• Tidak adekuat pertahanan mencegah timbulnya infeksi dengan petunjuk umum
sekunder (penurunan Hb, • Jumlah leukosit dalam batas normal  Gunakan kateter intermiten untuk
Leukopenia, penekanan • Menunjukkan perilaku hidup sehat menurunkan infeksi kandung kencing
respon inflamasi) • Status imun, gastrointestinal,
• Penyakit kronik genitourinaria dalam batas normal
 Tingkatkan intake nutrisi
• Pertahan primer tidak adekuat
(kerusakan kulit, trauma jaringan,
gangguan peristaltik)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/Masalah
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi

 Berikan terapi antibiotik:...........


 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan local
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
 Monitor adanya luka
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Kaji suhu badan pada pasien neutropenia
setiap 4 jam
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kurang Pengetahuan NOC: NIC :


Berhubungan dengan : •Knowledge : disease process  Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
keterbatasan kognitif, interpretasi •Knowledge : health Behavior keluarga
terhadap informasi yang salah, Setelah dilakukan tindakan
kurangnya keinginan untuk mencari keperawatan selama …. pasien  Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
informasi, tidak mengetahui sumber- menunjukkan pengetahuan tentang bagaimana hal ini berhubungan dengan
sumber informasi. proses penyakit dengan kriteria hasil: anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
   •Pasien dan keluarga menyatakan tepat.
DS: Menyatakan secara verbal pemahaman tentang penyakit, kondisi,
adanya masalah prognosis dan program  Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
DO: ketidakakuratan mengikuti pengobatan muncul pada penyakit, dengan cara yang
instruksi, perilaku tidak sesuai •Pasien dan keluarga mampu tepat
melaksanakan prosedur yang  Gambarkan proses penyakit, dengan cara
dijelaskan secara benar
•Pasien dan keluarga mampu
yang tepat
menjelaskan kembali apa yang  Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan
dijelaskan perawat/tim kesehatan cara yang tepat
lainnya  Sediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat
 Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/Masalah
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi

 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan


 Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
 Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
4. IMPLEMENTASI

Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi,


disamping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual, teknik yang
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon
pasien (Bararah & Jauhar, 2013).
5. EVALUASI

Perawat mempunyai 3 alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:


1. Tercapai: perilaku pasien sesuai pertanyaan tujuan dalam waktu tanggal yang
ditetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian : pasien menunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan
dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai : pasien tidak ammpu sama sekali menunjukkan perilaku yang
diharapkan sesuai dengan pernyataan tujuan (Bararah & Jauhar, 2013).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN & SARAN
SARAN
KESIMPULAN

Perdarahan uterus disfungsional Untuk pembaca, makalah tentang


merupakan semua perdarahan Disungsional Uterine Bleeding ini
abnormal dari uterus tanpa dapat digunakan sebagai acuan
ditemukannya sebab organik. pembelajaran bagi mahasiswa
Kebanyakan perdarahan disertai siklus kesehatan khususnya
yang anovulatoar dan insidensnya keperawatan, oleh karena itu sangat
sering pada masa premenopausal, disarankan untuk mempelajari hal-
segera setelah menarche, wanita hal terkait dengan gangguan
dengan polikistik ovarian sistem reproduksi ini supaya dapat
syndrome, penggunaan meningkatkan pengetahuan
kontrasepsi dan kongenital dan keprofesionalan perawat
hiperplasia. dalam berpikir dan
menjalankan tugasnya.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai