http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Disusun Oleh :
BAB II
2 Asuhan Keperawatan
BAB III
3 Penutup
4
BAB I
Tinjauan Pustaka
A. DEFINISI
Hormon
Alat kontrasepsi IUD / hormonal
Pada saat mengalami perdarahan
Beberapa hal yang dapat mengganggu
berat saat menggunakan IUD, maka
keseimbangan hormon yang rumit yang
harus diganti dengan metode
mempengaruhi ovulasi dan pendarahan,
pengendalian kelahiran alternatif.
yaitu:
Pada siklus haid yang normal atau yang berovulasi, perubahan yang dialami kelenjar-
kelenjar, pembuluh darah, dan komponen stroma dari endometrium berturut-turut terjadi
sesuai dengan pengaruh estrogen dan progesteron yang secara teratur dan bergiliran
dihasilkan oleh folikel dan korpus luteum atas pengaruh gonadotropin (FSH dan LH)
yang dihasilkan hipofisis setelah menerima rangsangan faktor-faktor pelepas
gonadotropin dari hipotalamus. Perubahan anatomi dan fungsonal ini dari endometrium
berulang kembali setiap 28 hari yang secara berurutan dapat dibagi ke dalam 5 fase :
1. fase menstruasi,
2. fase proliferasi,
3. fase sekresi,
4. fase persiapan untuk implantasi, dan
5. fase kehancuran. Pada perdarahan uterus disfungsional tidak ditemukan kelima fase
ini secara baik dan teratur pada endometrium. Perdarahan uterus disfungsi dapat
terjadi pada siklus ovulatori, anovulatori maupun pada keadaan folikel persisten.
D. PATOFISIOLOGI & PATHWAY (lanjutan)
E. MANIFESTASI KLINIS
(Achadinat, C, 2004)
F. KOMPLIKASI
1.
Infertilitas akibat tidak adanya
ovulasi.
2. 3.
Anemia berat akibat perdarahan Pertumbuhan endometrium yang
yang berlebihan dan lama. berlebihan akibat ketikseimbangan
hormonal merupakan faktor
penyebab kanker endometrium.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan harus difokuskan untuk mengidentifikasi tanda-tanda penyebab lain dari perdarahan. Sindroma Ovarium Polikistik
(SOP) dapat ditentukan karena gejalanya sangat jelas, sedangkan adanya anovulasi kronik tidak menunjukkan tanda yang jelas.
2.
1. Kelebihan hormon androgen
Obesitas, SOP, disfungsi Tumor ovarium/adrenal-Virilisme
H-P dan hipotiroidisme (klitoromegali, kebotakan daerah
(menometroragi) 01 02 frontal, fisik maskulin)
SOP, Hirsutisme, jerawat.
6. 3.
Adanya masa pada Memar-memar –
adneksa koagulopati
06 03
5. 4.
Pembesaran uterus. Galaktore – peningkatan
Kemungkinan hamil, prolaktin singkirkan
tumor atau miom. 05 04 kemungkinan adanya
adenoma hipofise.
(Yunizaf, 2001)
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
01 02 03 04 05
Tes kehamilan PAP tes : untuk Hitung jenis Fungsi koagulasi, Fungsi tiroid, hati,
harus dilakukan. mencari hyperplas; leukosit, bila ada memar - glukosa, dan
kemungkinan STD menentukan memar. hyperp endokrin
harus selalu dicari. derajat perdarahan yang mungkin
apakah berupa berinteraksi dan
hyperplasia hanya mengakibatkan
memar saja. perdarahan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG (lanjutan)
Your Picture Here
6. 7.
Pemeriksaan kadar hyperpl Biopsi endometrium, untuk
steroid menyingkirkan kanker pada
wanita dengan riwayat PUD > 1
tahun dan onset pada
perimenopause.
8.
USG untuk menyingkirkan
adanya massa dan gambaran
(Yunizaf, 2001)
(Yunizaf, 2001)
hyperplasia.
I. PENATALAKSANAAN
1. Obat - obatan Sebelum memberikan terapi atau
a. Hormonal pengobatan terhadap pasien,
menghentikan perdarahan yang masif akibat perlu diperhatikan faktor-faktor
pertumbuhan endometrium yang cepat. berikut :
b. Nonsteroidal antiinflammatory agents (NSAIDs) 1. Usia pasien.
menghambat biosintesis dari siklik 2. Perdarahan kuantitas, durasi
endoperoksid yang mengubah asam 3. Kemungkinan kondisi patologik
arakhidonat menjadi prostaglandin. organik (kehamilan, tumor, infeksi,
c. Antifibrinolitik penyakit sistemik).
menghambat fibrinolisis dan digunakan dalam 4. Keinginan hamil di kemudian hari.
mengatasi perdarahan.
4. Ablasi Endometrium
Tujuan dari cara ini adalah untuk menghancurkan
sebagian atau seluruh lapisan basal dari
endometrium.
5. Histerektomi
Tindakan histerektomi dilakukan
pada penderita yang mengalami
perdarahan hebat yang berulang
atau pada kegagalan tindakan
ablasi endometrium.
(Yunizaf, 2001)
BAB II
Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Riwayat
kehamilan dan
persalinan
C. Riwayat
B. Keluhan kesehatan
pasien saat
masuk rumah
sakit a. Riwayat kesehatan
sekarang, keluhan
A. Identitas Klien yang dirasakan klien
Biasanya klien adalah nyeri pada
merasa nyeri pada daerah abdomen
daerah perut dan bawah,
Meliputi nama, terasa ada massa b. Riwayat kesehatan
umur, jenis di daerah keluarga, kaji riwayat
kelamin, abdomen, serta keluarga dalam
pendidikan, menstruasi yang kelainan kaitannya
pekerjaan, agama tidak berhenti - dengan ginekologi
dan alamat, serta berhenti.
data penanggung
jawab
2. PENGKAJIAN (lanjutan)
H. Data
Psikologis
G. Data sosial
ekonomi Fungsi ovrium sebagai
penghasil ovum,
F. Pemeriksaan
sementara pada klien
Fisik Kaji golongan dengan perdarahan
E. Riwayat masyarakat dan tingkat abnormal pervaginaan
Menstruasi a. Abdomen, terdapat umur, baik sebelum hal ini akan
nyeri tekan pada masa pubertas maupun mempengaruhi mental
abdomen, teraba sebelum menopause. klien yang ingin hamil
Kadang-kadang massa pada
terjadi digumenorhea abdomen.
dan bahkan sampai b. Ekstremitas, nyeri
amenorhea. panggul saat
menarche, lama, beraktivitas, tidak
siklus, jumlah, warna ada kelemahan.
dan bau. c. Eliminasi, adanya
konstipasi, susah
BAK.
2. PENGKAJIAN (lanjutan)
J. Pemeriksaan
penunjang
I. Pola kebiasaan
sehari-hari
a. Data laboratorium,
pemeriksaan darah
Biasanya klien lengkap.
mengalami b. Pemeriksaan fisik,
gangguan dalam ada tidaknya
aktivitas, dan tidur benjolan dan
karena merasa ukuran benjolan
nyeri.
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Defisit volume cairan berhubungan dengan:
1. Kehilangan volume cairan secara aktif
2. Kegagalan mekanisme pengaturan
•Temperatur tubuh meningkat •Orientasi terhadap waktu dan tempat • Dorong keluarga untuk membantu pasien
•Kehilangan berat badan secara tiba - baik makan
tiba •Jumlah dan irama pernapasan dalam • Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
•Penurunan urine output batas normal muncul meburuk
•HMT meningkat •Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal, • Atur kemungkinan tranfusi
•Kelemahan pH urin dalam batas normal • Persiapan untuk tranfusi
•Intake oral dan intravena adekuat • Pasang kateter jika perlu
• Monitor intake dan urin output setiap 8 jam
3. INTERVENSI KEPERAWATAN (lanjutan)
Diagnosa Keperawatan/Masalah Rencana Keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi