Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS NORMAL DI RUANG


BRAWIJAYA RSUD KANJURUHAN KEPANJEN MALANG

OLEH :
MOCHAMAD ABDUR ROHMAN
NIM 1810023

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG


2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Di
RSUD Yang Di Lakukan Oleh :

NAMA : MOCHAMAD ABDUR ROHMAN

NIM : 1810023

PRODI : PROGRAM STUDI PROGRAM DIPLOMA III

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Pemenuhan Tugas Praktek Program


Studi Program Diploma III Departemen Keparawatan Maternitas Yang Di
Laksanakan Pada Tanggal 29 Maret 2021 Yang Telah Disetujui Dan Di Sahkan
Pada :

Tanggal :

Hari :

Kepanjen, 29 maret 2021

Mengetahui,

Pembimbin Institusi Pembimbing Klinik

(.................................) (.................................)
A. Definisi

Masa nifas (puerperium) dimulai setelahplasenta lahir dan berakhir


ketika alat-alat kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selam kira-kira 6 minggu.Wanita yang melalui periode
puerperium disebut puerpura. Nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42
hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan
pada keadaan yang normal (Halen Varney,2007).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulaidari persalinan


selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa
nifas 6-8 minggu.

Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada


batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam batas waktu yang relatif pendek
darah sudah keluar, sedangkan batas maksimumnya adalah 40 hari.

Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama da dan tepat setelah


kelahiran. Namun secara populer, diketahui istilah tersebut mencakup 6
minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal (hughes,1972
dalam chunningham 2006).

B. Tahapan MasaNifas

Nifas dibagi menjadi 3 tahap:

a. puerperiumdini.
Kepulihan dimanan ibu telah diperbolekan berdiri dan berjalan-
jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
40 hari
b. puereriumintramedial.
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yanglamanya 6-89
minggu
c. remote puererium
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu
C. Perubahan Fisiologis MasaNifas

A. Perubahan sistemreproduksi :

1. Infolusi

a. Pengertian

Infolusi atau pengurutan uterus merupakan suatu proses dimana uetus


kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir ekibat kontraksi otot-otot polos uterus

b.Proses involusiuteri

Pada akhir persalinan kala III, uterus berada di garis tengah, kira- kira 2 cm
dibawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promotorium sakralis.
Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia
kehamilan 16 minggu dengan berat 1000 gram. Peningkatan kadar estrogen dan
progesteron betanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama masa
hamil. Pertumbuhan uterus pada masa prenatal bertanggung jawab pada
hyperplasia, peningkatan jumblah sel-sel otot dan hipertropi, yaitu pembesaran
sel-sel yang sudah ada.Pada masa post partum penuruna kadar hormon-hormon ini
menyebabkan terjadinya autolisis.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

1. Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi
di dalam otot uterine. Enzim proteolitik dan memendekkan jaringan
otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari
semula dan 5 kali lebar semula selama kehamilan. Sitoplasma sel
yang berlebih akan tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan
fibro elastic dalam jumblah renik sebagai bukti kehamilan.
2. Atrofi jaringan
Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estrogen dalam jumblah
besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap
penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta.
Selain perubahan atrofi pada otot-otot uterus, lapisan desidua akan
mengalami atrofi dan terlepas dengan meninggalkan lapisan basal
yang akan berregenerasi menjadi endometrium yang baru.
3. Efek oksitosin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga sebagi respon terhadap penurunan volume
intrauterin yang sangat besar. Hormon oksitosin yang dilepas oleh
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengopresi pembuluh darah yang membantu proses hemostatis.
Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi suplai darah ke
uterus. Proses ini membantu mengurangi bekas luka tempat
implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Luka bekas
perlekatan plasenta memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh
total. Selama 1-2 jam pertama post partum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi teratur. Karena itu penting sekali
menjaga dan mempertahankan kontraksi uterus pada masa ini.
Suntikan oksitosin biasanya diberikan secara intravena atau
intramuskuler segera setalah bayi lahir pemerian ASI segera setelah
bayi lahir akan merangsang pelepasan oksitosin kareba usapan bayi
pada payudara.
4. Bagian bekas implantasiplasenta
a) Bekas implantasi plasenta setelah segera plasenta lahir seluas 12x 5
cm, permukaankasar, dimana pebuluh darah besar bermuara.
b) Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombosis disamping
pembuluh darah tertutup karena kontraksi ototrahim
c) Bekas luka imlantasi dengan cepat mengecil, pada minggu kedua
sebesar 6-8 cm dan pada akhir masa nifas sebesar 2cm.
d) Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis
bersama denganlokea
e) Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan
endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan
basalisendometrium
f) Luka sembuh sempurna pada 6-8 minggupostpartum

Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundusuteri
dengan cara:

1.Segara setelah persalian, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12 jam


kemudian kembali 1 cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiaphari

2.Pada hari kedua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1 cm dibawah pusat .pada
hari ke 3 atau 4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 tinggi
fundus uteri tidakteraba. Bila uterus tidak mengalami atau terjadi kegagalan dalam
proses involusi tersebut dengan subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan oleh
infeksi dan tertinggalnya sisa plasenta/perdarahan lanjut.

Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan:

a.Lochea rubra/merah

Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke empat masa postpartum. Cairan
yang keluar berwarna marah karena berisih darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium

b.Lochea sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung


dari hari ke empat sampai hari ke 7 postpartum

c.Lochea serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit


dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 postpartum

d.Locheaalba

mengandung leukosit,sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati lochea alba bisa berlangsung selama 2-6 minggu postpartum .
Lochea rubra yang menetap pada awal periode postpartum menunjukan adanya
perdaraha postpartum sekunder yang mungkin disebabkan tertinggalnya
sisa/selaput plasenta. Lochea serosa atau alba yang berlanjut bisa menandakan
adanya endometritis, terutama jika disertai demam, rasa sakit atau nyeri tekan
pada abdomen. Bilaterjadi infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk yang disebut
dengan lochea purulenta, pengeluaran lochea yang tida lancar disebut dengan
lochea statis

2. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.Warna serviks


sndiri berwarna kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistensinya
lunak kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang
terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali kepada keadaan sebelum
hamil. Bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang
mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehinga pada
perbatasan antara korpus uteri dan servikd terbentuk cincin

Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan, menutup


secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masi bisa masuk rongga rahim, setelah
2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup.

3.Vulva danvagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang besar selama
proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu
postpartum. Penurunan hormon estrogen pada masa postpartum berperan dalam
penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada
sekitar minggu ke 4

B. Perubahan sitempencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini


disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat
tekanan.Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan
yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup.

C. Perubahan sistemperkemihan
Hendaknya buanga air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya.Kadang-
kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter ditekan oleh
kepala janindan spasme oleh iritasi muskulus sphinter ani selama persalinan,
kadang-kadang edema dari triogonium menimbulkan obstruksi dari uretra
sehingga sering terjadi retensio urine.Kandung kemih dalam puerperium sangat
kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh
atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine residual.( normal kuang lebih
150cc). Sisa urine dan trauma pada kandung pada kandung kencing waktu
persalinan memudahkan terjadinya infeksi.Dilatasi reter dan pyelum normal
kembali dalam waktu 2 minggu.Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari
kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat
retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri
akibat proses katalitik involusi. Acetonurieterutama setelah partus yang sulit dan
lama yang disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-
otot rahim dan karena kelaparan.Proteinurine akibat dari autolisis sel-selotot.

D.Perubahan sistemmusculoskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena
rotundum menjadi kendor.Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu
setelah persalinan.Sebagai akibat putusnya serat- serat elastik kulit dan distensi
yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen
masih lunak dan kendur untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan
latihan

E.Perubahanendokrin

1.Hormonplasenta

Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang besar.Pengeluaran


plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon yang diproduksi
oleh plasenta.Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.

2.Hormonpituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun
dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler
pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi

3.Hormonoksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang (posterior),


bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.Selama tahap ketiga
persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta.Kemudian seterusnya
bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan
mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih menyusui bayinya, isapan sang
bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali ke
bentuk normal dan pengeluaran airsusu.

4.Hipotalamik pituitari ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia
mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama itu bersifat anovulasi
yang dikarenakannya rendah kadar estrogen dan progesteron.

F. perubahan tanda-tanda vital

1. suhu badan

24 jam post partum suhu badan akan naik sedikit ( 37,5 oc – 38oc ) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan kehilangan cairan dan kelelahan, apabila
keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu badan kan
naik laik karena ada pembentukan asi, buah dada akan menjadi bengkak
berwarna merah karena ada banyak asi bila suhu tidak turun kemungkinan
adanya infeksi endometrium, mastitis, traktus urognitalis atau sistem lain.

2. nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan


biasanya denyut nadi akan lebih cepat. Setiap denut nadi yang lebih 100
adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau
perdarahan postpartumtertunda.
3.tekanandarah

Biasanya tidak berubah kemungkina tekanan darah akan rendah setelah


melahirkan karena adanya perdarahan tekanan darah tinggi pada post partum
menandakan terjadinya prekeklamsi post partum

4.pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut


nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal maka pernapasan juga kan
mengikutinya kecuali ada gangguan kusus di saluranpernapasan.

G. perubahan sistem kardiovaskuler

Pada persaliana pervaginam kehilangnya darah sekitar 300-400 cc. bila


kelahiran melalui SC kehilangan darah akan dua kali lipat. Perubahan terdiri dari
volume darah dan hemokonsentrasi. Apabila persalinan pervaginam
hemokonsentrasi akan naik dan pada SC hemokonsentrasi cenderung stabil dan
kembali normal setelah 4 – 6minggu.

D. Etiologi

Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah


cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain, dengan bantuan.

Partus dibagi menjadi 4 kala :

a. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol


sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat
berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12
jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan
interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada
pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua
kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
kepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh
putar paksi luar. Setelah putar paksi luar berlangsung kepala
dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkan
sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10
menit. Dengan lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.
Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan uterus menjadi bundar,
uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan terjadi
perdarahan.
d. KlaIV,dimaksudkanuntukmelakukanobservasikarena
perdarahan post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama,
observasi yang dilakukan yaitu tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan

E. Patofisiologi

A.Adaptasi Fisiologi

a.Infolusi uterus

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah


melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan,
uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus
dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam
waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam.Pada
hari pasca partum keenam fundus normal akan berada dipertengahan
antara umbilikus dan simpisis pubis.

Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum


hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggu setelah
melahirkan dan 350 gr 2 minggu setelah lahir. Satu minggu setelah
melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam,
beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen dan progesteron
bertabggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil.
Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon menyebapkan
terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi
yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa
hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit lebih besar
setelah hamil.

b. Kontraksi intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna


segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap
penurunan volume intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca
partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah
intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan
bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh
darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak
teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin
secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta
lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan
bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin. tanda-tanda
vital, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan. Perdarah dianggap
masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc
(Manuaba, 1989).

Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu,


faktor janin, dan faktor persalinan pervagina.

a. Faktor Ibu
1. Paritas
Menurut panduan Pusdiknakes 2003, paritas adalah jumlah
kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih
dari 28 minggu). Paritas menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu
yang telah mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa
mengingat jumlah anaknya ( Oxorn, 2003).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paritas adalah keadaan
kelahiran atau partus. Pada primipara robekan perineum hampir selalu
terjadi dan tidak jarang berulang pada persalinan berikutnya (Sarwono,
2005).
2. Meneran
Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila
pembukaan sudah lengkap dan reflek ferguson telah terjadi. Ibu harus
didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan
dorongan dan memang ingin mengejang (Jhonson, 2004). Ibu mungkin
merasa dapat meneran secara lebih efektif pada posisi tertentu
(JHPIEGO, 2005).

b. Faktor Janin
1. Berat Badan Bayi Baru lahir

Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000
gram (Rayburn, 2001). Makrosomia disertai dengan meningkatnya
resiko trauma persalinan melalui vagina seperti distosia bahu,
kerusakan fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan kerusakan
jaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada
perineum (Rayburn, 2001).

c. Presentasi

Menurut kamus kedokteran, presentasi adalah letak hubungan


sumbu memanjang janin dengan sumbu memanjang panggulibu
( Dorland, 1998).

1. Presentasi Muka

Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang, sikap


extensi sempurna dengan diameter pada waktu masuk panggul atau
diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm. Bagian terendahnya
adalah bagian antara glabella dan dagu, sedang pada presentasi dahi
bagian terendahnya antara glabella dan bregma (Oxorn, 2003).

2. Presentasi Dahi

Presentasi dahi adalah sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini


berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya sempurna. Bagian
terendahnya adalah daerah diantara margo orbitalis dengan bregma dengan
penunjukknya adalah dahi. Diameter bagian terendah adalah diameter
verticomentalis sebesar 13,5 cm, merupakan diameter antero posterior
kepala janin yang terpanjang (Oxorn, 2003).

3. Presentasi Bokong

Presentasi bokong memiliki letak memanjang dengan kelainan dalam


polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah dengan penunjuknya
adalah sacrum. Berdasarkan posisi janin, presentasi bokong dapat
dibedakan menjadi empat macam yaitu presentasi bokong sempurna,
presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki, dan presentasi bokong
lutut (Oxorn, 2003).

d. Faktor Persalinan Pervagina


1. Vakum ekstrasi

Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin


dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat
vacum yang dipasang di kepalanya ( Mansjoer,2002).

2. Ekstrasi Cunam/Forsep

Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan, janin


dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala janin (Mansjoer, 2002).
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena tindakan ekstrasi forsep
antara lain ruptur uteri, robekan portio, vagina, ruptur perineum, syok,
perdarahan post partum, pecahnya varices vagina (Oxorn, 2003).
Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan
melakukan pengurangan volume atau merubah struktur organ tertentu pada
bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar untuk
melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifudin, 2002).

B. Adaptasi psikologis

Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis ibu post partum


dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1. Fase taking in / ketergantungan


Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan
dimana ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
2. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir
pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap
untuk menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal
baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi
ibu muda yang membutuhkan sumber informasi danpenyembuhan
fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
3. Fase letting go / saling ketergantungan
Dimulai sekitar minggu kelima sampai keenam setelah kelahiran.
Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang
baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali
dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
F. PATHWAY
G. Komplikasi

1.       Infeksi Nifas

a. Definisi

v  Infeksi nifas mencakup semua peradangan yg disebabkan oleh


masuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan
dan nifas.

v  Demam dalam nifas sering disebabkan infeksi nifas, ditandai dengan


suhu 38 ºC yg terjadi selama 2 hari berturut-turut.

v  Kuman2 penyebab infeksi dapat berasal dari eksogen atau endogen,


kuman - kumannya seperti streptococcus, bacil coli, staphylococcus.

b. Faktor Predisposisi

v Perdarahan

v  Trauma persalinan
v  Partus lama

v  Retensio plasenta

v  KU ibu (anemia dan malnutrition)

c.  Macam-macam infeksi nifas :

1) .ENDOMETRITIS

Merupakan jenis infeksi yg paling sering, kuman-kuman memasuki


endometrium biasanya pada luka bekas insersio plasenta & dalam waktu
singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.

2) . PERITONITIS

Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus


langsung mencapai peritonium sehingga menyebabkan peritonitis.

2. BENDUNGAN ASI

Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena


penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak
dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu
(Mochtar, 1996).

Menurut Huliana (2003) payudara bengkak terjadi karena


hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat
ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi
yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir
masih sedikit.

3. INFEKSI PAYUDARA

Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada


mammae terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa
panas dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan
tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus.
Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses.

4.THROMBOPHLEBITIS

Penjalaran infeksi melalui vena. Sering terjadi dan menyebabkan


kematian. Dua golongan vena yg memegang peranan yaitu:

v  Vena-vena dinding rahim ligamentum. Latum (vena ovarica, vena


uterina, dan vena hipogastrika) atau disebut tromboplebitis pelvic

v  Vena-vena tungkai (vena femoralis, poplitea, dan saphena) atau disebut


tromboplebitis femoralis

5.PERDARAHAN POST PARTUM

Perdarahan post partum adl perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24


jam setelah anak lahir.

Tahap perdarahan Post Partum :

v  Early post partum (primer), terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir

v  Late post partum (sekunder), terjadi lebih dr 24 jam pertama setelah


bayi lahir

Hal-hal yang menyebabkan perdarahan Post Partum

1)      Atonia uteri : Gagalnya uterus berkontraksi dgn baik setelah


persalinan

2)      Retenio plasenta : Keadaan dimana plasenta belum lahir dlm waktu
lebih dr 30 menit setelah bayi lahir

3)      Inversio Uteri : Keadaan dimana keadaan fundus uteri terbalik


sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum uteri

4)      Robekan jalan lahir : Robekan jalan lahir merupakan penyebab ke2
tersering dari perdarahan Post Partum
Gejala : perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelahh bayi
lahir, kontraksi uterus baik, plasenta baik, kadang ibu terlihat pucat, lemah
, menggigil

Robekan perinium di bagi 4 :

v  Tingkat 1 : Robekan hanya pada selaput lender vagina atau tanpa


mengenai, kulit perineum

v  Tingkat 2 : Robekan mengenai selaput lender vagina & otot perinea


transversalis tapi tidak mengenai sfingter ani

v  Tingkat 3 : Robekan mengenai seluruh perinium & otot springter ani

v  Tingkat 4 : Robekan sampai mukosa rectum

H. Pemeriksaan Penunjang

-USG

-Pemeriksaan Hb

I. Penatalaksanaan

Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk


penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:

1. Kaji kondisi fisik klien


2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature.
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Langkah-Langkah Menurut Halen Varney

Pengumpulan atau pengumpulan data dasar adalah mengumpukan semua


data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan
langkah Pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari
semua sumber yang berkaqitan dengan kondisi pasien

a) Pengkajian

A.Data subjektif

A. Biodata yang mencakup identitaspasien


a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliri dalam memberikan penanganan
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belumsiap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun
rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau megarahkan pasien dalam berdoa
d. Pendidikan
Berpengaruh pada tindakan keperawatan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga perawat dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikan
e. Suku/bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
f. Pekerjaan
Gunannya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya karena ini juga mempengaruhi dalam gizi
pasientersebut
g. Alamat
Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
B. Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa


nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena
adanya jahitan pada perinium

C. Riwayatkesehatan
a. Riwayat kesehatan yanglalu
data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
atau penyakit akut, kondisi seperti : jantung,DM, hipertensi, asma,
yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
b. Riwayat kesehatansekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
masa nifas dan bayinya
c. Riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan
bayinya, yaitu apabila penyakit keluarga yangmenyertainya.
d. Riwayatperkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status pernikahan syah
atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan
berkaitan dengan psikologinya sehingga akan mempengaruhi
prosesnifas.
e. Riwayatobstetrik
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali ibu
hamil, apakah pernah abortus, jumblah anak, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan, keadaan nifas yanglalu.
f. RiwayatKB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengikuti KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi seta rencana KB setelah masa nifas ini dan
beralih ke kontrasepsi apa.
g. Kehidupan sosialbudaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang mnganut adat istiadat
yang akan menguntungkan atau merugikann pasien khususnya pada
masa nifas misalnya ada kebiasaan yang pantang makan.
h. Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita
mengalami banyak perubahan emosi/psikologi selama masa nifas
sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup inu sering
menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran.Depresi
tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum blues
sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang
dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini
sering diakibatkan oleh sejumblah faktor:

Penyebab yang paling menonjol adalah:

1. Rasa sakit masa nifasawal.


2. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan danostpartum
3. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setalah
meninggalkan rumahsakit
4. Rasa takut menjadi tidak menarik
5. Menjelaskan pengkajianpsikologis:
6. Respon keluarga terhadap ibu danbayinya
7. Respon ibu terhadapbayinya
8. Respon ibu terhadapdirinya

i. Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan
setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas
j. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
Mengambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya
dan jenis makanan, makanan pantangan.
2. Eliminasi
Mengambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumblah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang
air kecil meliputi frekuensi, warnah dan jumblah
3. Istrahat
Mengambarkan pola istrahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
kebiasanan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik,
kebiasaan mengonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan
waktu luang. Istrahat sangat penting bagi ubu masa nifas karena
dengan istrahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan
4. Personalhygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genitalia, karena pada masa nifas masih
mengeluarkan lochea
5. Aktivitas
Mengambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.Pada pola ini perlu
dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini
mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi.
Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan,
dengan bantuan atau sendiri, apakah ibu pusing ketika
melakukanambulasi
B. Data objektif

Dalam mengatasi masa nifas dari seorang klien, seorang perawat harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam
keadaan stabil. Termasuk dalam komponen-komponen pengkajian data
objektif ini adalah:

1.Vitalsign

Ditunjukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang


dialami

a.Termperatur/suhu

Meningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada
umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya
cairan pada waktu melahirkan, selain itu juga bisa disebabkan oleh karena
istrahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan.tetapi pada
umumnya setelah 12 jam postpartum suhu tubuh kembali normal.
Kenaikan suhu yang mencapai lebih dari 38ºC adalah mengarah pada
tanda-tanda infeksi

b.Nadi danpernafasan

1.Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi diatas 100 kali/menit


pada masa nifas adalah mengidikasikan dadanya suatu infeksi, hal ini salah
satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangan darah yangberlebihan

2.Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena


adanya vitiumkordis.

3.Beberapa ibu postpartum kadang-kadang mengalami bradikardi


puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah-rendahnya40 sampai
50kali/menit.

c.Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini
akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit- penyakit
lain yang meyertainya dalam 2 bulan pengobatan

2.Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki menjelaskan


pemeriksaan fisik

a.Keadaan buah dada danpusingsusu

 Simetris/tidak
 Konsistensi,adapembengkakan/tidak
 Putingmenonjol/tidak,lecet/tidak

b.Keadaan abdomen

 Uterus:

Normal:

 Kokoh , berkontraksi baik


 Tidak ada di atas ketinggian fundal segera

Abnormal:

 Lembek
 Diatas ketinggian fundal saat masa postpartum segera
 Kandung kemih : bisa buang air/ tidak bisa buang air

c.Keadaan genetalia

 Lochea :

Normal :

 Merah hitam(Lochea rubra)


 Bau Biasa
 Tidak ada bekuan darah atau butir butir darah beku ukuran
jeruk (Kecil)
 Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit

Abnormal :

 Merah terang
 Bau busuk
 Mengeluarkan darah beku
 Perdarahan berat
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri Akut
Menyusui Efektif

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


KEP
1 Nyeri Akut Setelah Dilakukan tindakan 1.Manajemen Nyeri
2x24jam diharapkan a.Identifikasi lokasi
masalah nyeri akut dapat nyeri.karakteristik dan durasi
berkurang dengan kriteria b.Identifikasi skala nyeri
hasil c.Identifikasi faktor yang
1. Melaporkan nyeri memperberat dan memperingan
terkontrol: nyeri
Meningkat d.Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Kemampuan 2.Terapeutik
mengenali onset a.Berikan teknik non
nyeri : Meningkat farmakologi untuk mengurangi
nyeri
3. Kemampuan b.fasilitasi istirahat dan tidur
mengenali 3.Edukasi
penyebab nyeri: a. Anjurkan posisi duduk jika
Meeningkat mampu
4. Kolaborasi
4. Kemampuan a.Kolaborasidengan ahligizi
menggunakan untuk menentukan jumlah kalori
teknik non dan jenis nutrient yag
farmakologi : dibutuhkan
Meningkat

2 Menyusui Setelah Dilakukan tindakan 1.Edukasi menyusui


Efektif
2x24jam diharapkan a.Identifikasi Kesiapan dan
masalah status menyusui kemampuan menerima informasi
dapat meningkat dengan 2. Terapeutik
kriteria hasil a.Dukung ibu meningkatkan
kepercayaan diri dalam
1. Perlekatan bayi menyusui
pada payudara ibu : b.Libatkan system pendukung
Meningkat 3. Edukasi
2. Kemampuan ibu a.Berikan konseling menyusui
memposisikan bayi b.Jelaskan manfaat menyusui
dengan benar: bagi ibu dan bayi
meningkat c.Ajarkanperawatan payudara
3. Berat badan bayi: antepartum
meningkat d.Ajarkan perawatan payudara
4. Suplai asi adekuat: post partum
meningkat

F. EVALUASI
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien
terhadap perilaku keperawatan dan kemajuan klien dalam
mencapai tujuan. Setiap kali perawat melakukan kontak dengan
klien, penilaian dilakukan. Fokusnya adalah pada hasil klien.
Perawat akan menilai apakah perilaku klien mencerminkan
penurunan atau kemajuan diagnosis keperawatan (Perry, 2010).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS

PENGKAJIAN : 29 Maret 2021

TANGGAL : 29 Maret 2021

JAM :-

TEMPAT : Ruang Brawijaya

A. DATA SUBJEKTIF

1. IDENTITAS

Nama : Ny. S Nama Suami : -

Umur : 37 thn Umur :-

Agama : islam Agama : islam

Pendidikan : SMA Pendidikan :-

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :-

Penghasilan :- Penghasilan :-

Alamat : Kanigoro

No reg :-

Diagnose medis: Post Natal Care


2. KELUHAN UTAMA

a. Saat MRS : Pasien dirujuk dari bidan dan datang ke RSUD Kanjuruhan pada
pukul 21.00 tanggal 29 maret 2021 dengan keluhan kenceng kenceng pukul 01.00
tanggal 30 maret 2021 pasien melahirkan di kamar bersalin RSUD Kanjuruhan

b.Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak nyaman pada luka bekas jahitan
melahirkan dan sedikit nyeri

3. RIWAYAT KESEHATAN

 Penyakit yang lalu :


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat hingga harus ke
rumah sakit.
 Penyakit sekarang :
Pasien mengatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika dibuat
duduk atau berjalan

 Penyakit keluarga :
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada penyakit

4. RIWAYAT OBSTETRI / KEBIDANAN

Riwayat Menstruasi

Amenorhea: 2 bulan tidak haid teratur / tidak : teratur

Menarche : 12 tahun dismenorhea : Tidak

Lama : 6– 7 hari flour albus: Menjelang haid

Banyak : 2 – 3x ganti pembalut HPHT : Agustus 2020

Siklus : 28 hari menopause :-

5. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU

N Tgl Usia Tempa penol Pe Anak nifas Usia Hidup /


Jk bb p
o persalin keha t ong ny b anak mati
an mila persali ulit
n nan
1. 29 40mi Ruma Bidan L 270 8 Hidup
Maret nggu h Sakit 0g Tahu
2021 n

6.RIWAYATKEHAMILAN SEKARANG
6.1 Riwayat Kehamilan ini : G2P1001Ab00
6.2 HPHT : 20 September 2019 HPL : Agustus 2021
6.3 Usia Kehamilan: 40 minggu
6.4 Keluhan hamil muda : Morning sicknes,Sakit kepala,Sering buang air
kecil,Keputihan ,Kram
6.5 Kapan terasa gerakan awal : Mulai usia 14 minggu
6.6 ANC : -
6.7 Status TT : diberikan 2x dengan dosis 0,5 cc
6.8 Terapi yang pernah diberikan : Senam ibu hamil setiap sabtu dan minggu

6.9 Penyuluhan yg pernah didapat : tentang mencegah anemia , pemenuhan


kebutuhan gizi ibu hamil

7. RIWAYAT PERSALINAN DAN NIFAS SEKARANG


Tempat Persalinan:Rumah sakit Penolong: BidanJenis Persalinan
spontan/Tindakan: tindakan atas indikasi.Nyeri perut bagian bawah
Komplikasi:tidak ada (partus lama,
KPD,PER/PEB)
Plasenta lahir spontan/
manual.manual.lengkap/tidak..ukuran.16cm,berat.2700.gr,Panjang 49 cm
tali pusat.60 cm
Perenium : Utuh/ ruptur (derajat 1/2/3/totalis ) Jahitan 1
Epidemiologi (Medialis/ lateralis/ mediolateralis)
Perdarahan : Kala I : 10cc
Kala II : 60cc
Kala III : 150cc.
Kala IV : 50cc
Tindakan Lain : Infus : IVFD RL 20 tpm
Transfusi darah : Tidak ada
Lama Persalinan : Kala I : 6jam,39 menit
Kala II : 2jam..12.menit
Kala II : 30menit
Kala IV : .2 jam
 Keadaan Bayi Baru Lahir
Lahir Tanggal : 29 maret 2021
Masa Gestasi : 40minggu
BB/ PB lahir : 2700gram / 49cm
Apgar: 5 menit pertama total 9 , 5 menit kedua total 10
Cacat bawaan : Tidak ada
Rawat gabung : Tidak

7. RIWAYAT KB

(-) Anak Kedua

8. RIWAYAT PERNIKAHAN

Usia pernikahan : Tidak dikaji

Jarak perkawinan dan kehamilan pertama : Tidak dikaji

Usia anak terakhir : (-)

9. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL


Pasien beragama islam .selalu menjalankan shalat 5 waktu pasien yakin akan
adanya allah swt.

10. POLA AKTIVITAS


Kebutuhan dasar Sebelum hamil Saat hamil
1. cairan dan 3x sehari (nasi, sayur, 3x sehari (nasi, sayur,
makanan buah ) minum 8-9 buah ) minum 8-9
gelas/ hari gelas/ hari
2. eliminasi BAB 2x/hari (kuning BAB 1x/hari (kuning
kecoklatan) BAK 3x/ kecoklatan) BAK 5x/
hari warna kekuningan hari warna kekuningan

3. istirahat & Siang 1 jam/ hari Siang tidak tidur


tidur Malam 8jam/ hari Malam 4jam/ hari
4. aktivitas Mandiri Terkadang di bantu
suami
5.personal Mandi 2x sehari Mandi 1x sehari
hygiene Gosok gigi 2x sehari Gosok gigi 2x sehari
Keramas 2hari sekali Keramas Tidak
6. pola Pasien melakuakan Pasien melakukan
sexualitas hubungan seksual 2x hubungan seksual 1x
dalam 1 minggu dalam 1 bulan

B. DATA OBJEKTIF
1. KEADAAN UMUM :
a. kesadaran : compos mentis
b. TTV :
 TD :130/80 mmHg
 N : 80x/m
 S: 36,4°C
 RR : 20x/m
c. TB : 165cm
d. BB : 68 Kg

2. PEMERIKSAAN FISIK

a. Pemeriksaan Kepala (Inspeksi Dan Palpasi)

 Rambut
- Inspeksi : Rambut warna hitam bersih
- Palpasi : tidak ada massa / benjolan
 Mata
- Inspeksi : konjungtiva pucat, sclera tidak ikterus

 Hidung
- Inspeksi : terdpat secret pada lubang hidung
 Mulut
- Inspeksi : bibir simetris tampak kering

 Telinga

- Inspeksi : tidak ada serumen dan kebersihan cukup , tidak ada gangguan
pendengaran

b. Pemeriksaan Leher

 Leher
Inpeksi : tidak ada distensi vena jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Pemeriksaan Thorax ( Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
 Paru
Inspeksi : hemithoraks dekstra dan sinistra simetris, retraksi dada
(-)
Palpasi : Stem fremitus dekstra = sinistra, nyeri tekan negatif
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara dasar vesikuler (N/N), Ronki basah kasar (-/-)
 Jantung
S1 dan s2 normal murmur (-)
 Mammae: simetris, tidak ada benjolan , tidak ada nyeri tekan
d. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak membesar, sikatriks (-), tanda
inflamasi (-), striae gravidarum (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Perkusi : redup
 Palpasi: supel (-), nyeri tekan abdomen (-) di quadran kanan
bawah, nyeri lepas (+), teraba massa (+), konsistensi lunak,
permukaan rata, tidak berbenjol.
e. Pemeriksaan Genetelia

Terdapat luka rupture perineum dengan jahitan 1


f. Ekstremitas : tidak ada odema terpasang IVFD RL 20 Tpm pada tangan
kanan
g. Crt : <2 detik
h. Turgor : normal
I . Kulit : bersih, tidak sianosis

3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan USG : -

b. Pemeriksaan laboratorium : -

4. TERAPI MEDIS
 Oxitocin injeksi
 Antibiotik
 Amoxicilin tablet 500mg 3x500mg oral
 Asam mafenamat tablet 500
mg3x500mg oral
 IVFD RL 20 tpm

5. ANALIS DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Pasien Perubahan Fiologis Nyeri akut
mengatakan tidak
nyaman pada luka Proses Involusi
bekas jahitan
melahirkan dan
Peningkatan kadar
sedikit nyeri ocytocin

P: Ruptur
Peningkatan
perineum
kontraksi uterus
Q: Cekit cekit
R:Genetalia
S:Skala nyeri 3 Nyeri Akut b.d Agen
Pencedera Fisiologis
T: Saat berpindah
posisi

DO :
- Tampak memakai
pempers
kesadaran : CM
TTV: TD :130/80
mmHg
N : 80x/m
S: 36,4°C
RR : 20x/m
TB : 165 cm
BB : 68 Kg
Terpasang IVFD RL
20tpm
2. DS : pasien Perubahan Psikologi Menyusui
Efektif
mengatakan saat
menyusui bayi nya
Latting Go
suplai asi nya bancar
( Kemandirian)

DO :
Perubahan menjadi
- Bayi tampak orang tua
melekat pada ibunya
-Bayi tidur setelah Menyusui Efektif b.d
Hormon Oksitosin
disusui
dan Prolaktin Adekuat
TTV TD: 130/80
mmHg
N: 80x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36,4

6.DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan yang di peroleh untuk post partum normal menurut


SDKI adalah :

1) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis


2) Menyusui Efektif b.d Hormon Oksitosin dan Prolaktin Adekuat

7.INTERVENSI

TGL/TT DIAGNOSA SLKI SIKI


D KEPERAWATA
N
29 Maret 1.Nyeri Akut Setelah Dilakukan tindakan 1.Manajemen Nyeri
2021 2x24jam diharapkan masalah a.Identifikasi lokasi
nyeri akut dapat berkurang nyeri.karakteristik dan
dengan kriteria hasil durasi
1. Melaporkan nyeri b.Identifikasi skala nyeri
terkontrol: c.Identifikasi faktor yang
Meningkat memperberat dan
2. Kemampuan memperingan nyeri
mengenali onset d.Monitor efek samping
nyeri : Meningkat penggunaan analgetik
3. Kemampuan 2.Terapeutik
mengenali penyebab a.Berikan teknik non
nyeri: Meeningkat farmakologi untuk
4. Kemampuan mengurangi nyeri
menggunakan teknik b.fasilitasi istirahat dan
non farmakologi : tidur
Meningkat 3.Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk
jika mampu
4. Kolaborasi
a.Kolaborasidengan
ahligizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yag
dibutuhkan
30 Maret Menyusui efektif Setelah Dilakukan tindakan 1.Edukasi menyusui
2021 2x24jam diharapkan masalah a.Identifikasi Kesiapan
Status menyusui dengan dan kemampuan
kriteria hasil menerima informasi
2. Terapeutik
1.Pendekatan bayi pada a.Dukung ibu
payudara ibu: Meningkat meningkatkan
kepercayaan diri dalam
2.Kemampuan ibu menyusui
memposisikan bayi dengan b.Libatkan system
benar: Meningkat pendukung
3. Edukasi
3.Lecet pada putting : a.Berikan konseling
Menurun menyusui
b.Jelaskan manfaat
4.Bayi rewel: Menurun menyusui bagi ibu dan
bayi
5.Bayi menangis setelah c.Ajarkanperawatan
menyusu : Menurun payudara antepartum
d.Ajarkan perawatan
payudara post partum
8. IMPLEMENTASI

TGL/TTD DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATA
N
29 Maret 1.Nyeri Akut 1.Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan
2021 lokasi ( Di genetalia) tidak nyaman pada luka
2.Mengidentifikasi bekas jahitan melahirkan
skala nyeri (skala 3) dan sedikit nyeri
3.Mengidentifikasi
faktor yang O:
memperberat dan - Tampak memakai
memperingan nyeri pempers
( Setelah melahirkan) kesadaran : CM
4. Monitoring efek TTV: TD :130/80 mmHg
samping penggunaan N : 80x/m
Inflamasi (Asam S: 36,4°C
mefenamat) RR : 20x/m
5.Memberikan teknik TB : 165 cm
non farmakologi BB : 68 Kg
untuk mengurangi Terpasang IVFD RL
nyeri ( Pijat 20tpm
punggung dan
relaksasi) A: Masalah Teratasi
6. Anjurkan posisi Sebagian
duduk jika
mampu(Posisi P: Lanjutkan Intervensi
Fowler)
29 Maret Menyusui Efektif 1.Mengidentifikasi S : pasien mengatakan
2021 Kesiapan dan saat menyusui bayi nya
kemampuan suplai asi nya bancar
menerima informasi (
Minta solusi atau O:
saran kepada perawat - Bayi tampak melekat
saat konseling) pada ibunya
2.Melibatkan sistem -Bayi tidur setelah disusui
pendukung ( Suami TTV TD: 130/80 mmHg
Dan Keluarga) N: 80x/mnt
3.Menjelaskan RR: 20x/mnt
manfaat menyusui S: 36,4
bagi ibu dan bayi
4.Mengajarkan A: Masalah Teratasi
perawatan payudara Sebagian
post partum Pijat
Oksitosin dan Perah P: Lanjutkan Intervensi
Asi)

9.IMPLEMENTASI

TGL /TTD DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
30 Maret Nyeri Akut 1. Monitororing efek S: Pasien mengatakan
2021 samping penggunaan Nyeri sudah berkurang
Inflamasi (Asam
mefenamat) O: Keadaan umum :CM
2.Memberikan teknik TD: 110/70 mmHg
non farmakologi N:88x/mnt
untuk mengurangi RR:21x/mnt
nyeri ( Pijat S:36,5
punggung dan A: Masalah Sudah
relaksasi) Teratasi
P:Hentikan Intervensi
Pasien Pulang
30 maret Menyususi Efektif 1.Melibatkan sistem S: Pasien mengatakan
2021 pendukung ( Suami sudah bisa memposisikan
Dan Keluarga) bayi dengan benar saat
2.Mengajarkan menyusui
perawatan payudara
post partum Pijat O: Keadaan Umum:CM
Oksitosin dan Perah TD: 110/70 mmHg
Asi) N:88x/mnt
RR:21x/mnt
S:36,5
A: Masalah Sudah
Teratasi
P:Hentikan Intervensi
Pasien Pulang

Anda mungkin juga menyukai