OLEH:
NI MADE AYU PRIYASTINI
NIM : 20.901.2686
b) Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,
dengan bantuan.Partus dibagi menjadi 4 kala :
a. Kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nolsampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung
tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapatberjalan-jalan. Lamanya
kala I untuk primigravida berlangsung 12jam sedangkan multigravida
sekitar 8 jam.
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat denganinterval 2
sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.Menjelang akhir kala I
ketuban pecah yang ditandai denganpengeluaran cairan secara mendadak.
Ketuban pecah padapembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan. Kedua kekuatan, His dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehinggakepala membuka pintu. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti
olehputar paksi luar. Setelah putar paksi luar berlangsung kepaladipegang di
bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan bahubelakang. Setelah
kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkansisa badan bayi yang diikuti
dengan sisa air ketuban.
c. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.Lepasnya plasenta dapat
ditandai dengan uterus menjadi bundar,uterus terdorong ke atas, tali pusat
bertambah panjang dan terjadiperdarahan.
d. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi karenaperdarahan post
partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama,observasi yang dilakukan
yaitu tingkat kesadaran penderita,pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi
uterus, terjadinyaperdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila
jumlahnya tidakmelebihi 400 sampai 500 cc
c) Patofisiologi
Pada post partus spontan terjadi perubahan fisiologis dan psikologis, pada
perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadinya peningkatan
kadar ocytosis, peningkatan kontraksi uterus sehingga muncul masalah
keperawatan nyeri akut. Perubahan pada vagina dan perineum terjadi rupture
jaringan sehingga terjadi trauma mekanis, personal hygine yang kurang baik,
pembulug darah rusak menyebabkan genetalia kotor dan terjadi pendarahan
sehingga muncul masalah keperawatan risiko infeksi. Pada proses involusi
menyebabkan peningkatan kontraksi uterus lambat menyebabkan atonia uteri
sehingga terjadi pendarahan, ibu akan kekurangan darah, kadar Hb O 2 turun
menyebabkan hipoksia sehingga muncul masalah keperawatan risiko syok, ibu
yang hipoksia menyebabkan kelemahan sehingga muncul masalah keperawatan
keletihan. Perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara laktasi
dipengaruhi oleh hormone estrogen dan peningkatan prolactin sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara berurai
dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara maka akan terjadi
bengkak (edema) dan muncul penyempitan pada ductus intiverus, sehingga asi
tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidak efektif. Pada
perubahan psikologis akan muncul fase looking in (ketergantungan) fase ini
dimulai pada hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
membutuhkan perlindungan dan pelayanan. Fase taking hold (tidak
ketergantungan), fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir
pada hari keempat sampai minggu kelima. Ibu berusaha bertanggung jawab
terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi.
Fase letting go (saling ketergantungan), fase ini dimulai sekitar hari kelima
sampai hari keenam setelah melahirkan. Sistem keluarga menyesuaikan diri
dengan anggotanya yang baru sehingga muncul masalah keperawatan ansietas.
d) Pathway (Terlampir)
e) Manifestasi Klinis
a. Sistem reproduksi
a) Involusi uterus
Involusi uterus adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan
jalan lahir setelah bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules
yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
b) Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna
untuk mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post
partum, kontraksi menurun stabil berurutan, kontraksi uterus
menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan setelah
plasenta lahir dapat berhenti.
c) After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3.
After pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri,
dan gumpalan darah (stoll cell) dalam cavum uteri
d) Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada
stratum spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa
lapisan atas dari stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis
keluar dari lochia. Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan
setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan
parut, tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari
pinggir luka.
e) Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi
pematangan sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu
menyusui mentruasinya terlambat karena pengaruh hormon
prolaktin.
f) Lochia
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas, sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman
penyakit berkembang biak. Jumlah lebih banyak dari pengeluaran
darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak
busuk.Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa
chorion, liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah
merah.
b. Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur
lendir, banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit
yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak
kuning cair dan tidak berdarah lagi.
d. Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman
penyakit yang telah mati.
g) Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh
2 jari dan pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu
pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan
sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal dan tonus otot
kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai
nampak kembali.
b. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena
diregang begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali
kuat, terdapat striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot
rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
c. Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus
dan eksresi cairan extra vasculer.Curah jantung/cardiac output kembali
normal setelah partus
d. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema
dan hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-
kadang oedema trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga
terjadi retensio urin. Pengaruh laserasi/episiotomi yang menyebabkan
refleks miksi menurun.
e. Perubahan sistem Gastrointestinal
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2-3hari post
partum. Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema,
kekakuan perineum karena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut
jahitan lepas
f. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari
ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang,
membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
g. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum
yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae.Colustrum yaitu
cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung
antibody bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra
indikasi
h. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38oC dan normal kembali
dalam 24 jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan
melalui vagina ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan
terkontaminasinya vagina.
i. Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.
Penurunan ini akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada
sirkulasi seiring lepasnya placenta. Bertambahnya volume darah
menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi dari jantung
dan akan normal pada akhir minggu pertama.
j. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat
kehamilan ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan
yang harus diperhatikan secara serius.
f) Klasifikasi
Masa nifas dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dinama ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan dan boleh bekerja setelah 40 hari
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
lamanya 6 – 8 minggu
c. Remote Puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan
atau tahunan.
g) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
a) GCS dan tingkat kesadaran
b) Tanda-Tanda Vital
a. Jam I : tiap 15 menit
b. Jam II : tiap 30 menit
c. 24 jam I : tiap 4 jam
d. Setelah 24 jam : tiap 8 jam
b. Head to toe
a) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
b) Mata
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterik
c) Leher
a) Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
b) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar
tiroid membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
d) Thorak
a. Payudara
a) Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting
mudah erektil.
b) Pruduksi colostrums 48 jam.
c) Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.
b. Jantung
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena
dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
b) Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc.
c) Perubahan hematologic
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
d) Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3
minggu.
c. Paru
a) Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,
keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post
partum.
e) Abdomen
a) Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
b) Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi,
posisi, tinggi fundus.
c) Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu
post partum.
d) Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.
f) Genetalia
a. Uterus
Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi
normal.
b. Lochea
a) Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
b) Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
c) Tahap : loche rubra, sanguilenta, serosa, alba
d) Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
e) Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
c. Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal
melebar dan tampak bercelah.
d. Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk
ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
g) Perinium dan Anus
a. Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
b. Pemeriksaan adanya hemoroid.
h) Ekstremitas
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan.
b. Apakah ada varises.
c. Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo
atau hyper.
d. Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
h) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit pada hari pertama post partum
untuk mengkaji kehilangan darah pada saat persalinan
b. Pemeriksaan kultur urine
i) Penatalaksanaan
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
b. 6-8 jam pasca persalinan anjurkan istirahat dan tidur tenang, usahakan
miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2, memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke-2, mulai latihan duduk
e. Hari ke-3, diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
j) Komplikasi
a. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
b. Infeksi
a) Endometritis (radang edometrium)
b) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
d) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi
keras dan berbenjol-benjol)
e) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada
pengobatan bisa terjadi abses)
f) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada
kehamilan dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
g) Luka perineum (ditandai dengan adanya nyeri lokal, disuria, temperatur
naik 38,3 °C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan
pada tepi, pus atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau
lembab, lukanya meluas)
c. Gangguan psikologis
d. Depresi post partum
e. Post partum blues
f. Post partum psikosa
g. Gangguan involusi uterus
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data
yang dikumpulkan atau dikaji meliputi:
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan
terakhir, nomor registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggung
jawab.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama dikaji untuk tanda dan gejala yang berhubungan dengan
Post Partum dan untuk keperluan penegakan diagnosa. Adapun keluhan
yang berhubungan dengan Post Partum adalah sakit perut, pendarahan,
nyeri pada luka jahitan, takut bergerak.
c. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi dikasi untuk mengetahui Menarche, siklus haid
teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar saat haid, lamanya haid,
disertai nyeri atau tidak dan tanyakan tanggal haid yang masih normal
atau hari pertama haid terakhir untuk mengetahui umur kehamilan.
d. Riwayat Pernikahan
Riwayat pernikahan perlu dikaji untuk mengetahui status perkawinan,
jika menikah apakah ini pernikahannya yang pertama, apakah
pernikahannya “bahagia”, jika belum menikah apakah terdapat hubungan
yang sifatnya mendukung.
e. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan perlu dikaji untuk mengetahui sebelumnya
pernah hamil atau belum, hasil akhir yang terjadi, komplikasi
muncul atau tidak dan intervensi dilakukan atau tidak.
b) Riwayat Persalinan
Riwayat persalinan dikaji untuk mengetahui persalinan spontan atau
buatan, lahir aterm, preterm, atau post term, ada pendarahan waktu
persalinan atau tidak, ditolong siapa, dan di mana tempat pesalinan.
c) Riwayat Nifas
Mengkaji riwayat nifas untuk mengetahui apakah pernah mengalami
perdarahan dan infeksi, bagaimana proses laktasi dan apakah ada
jahitan pada perineum.
d) Riwayat Anak
Mengkaji riwayat anak yaitu untuk mengetahui jenis kelamin,
jumlah anak, hidup atau mati, berat badan waktu lahir dan
komplikasi yang terjadi pada bayi.
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat Kehamilan sekarang pada ibu hamil meliputi:
a) Gravida/Para
b) Hari pertama haid terakhir (HPHT), dapat digunakan untuk
mengatahui umur kehamilan
c) Hari Perkiraan Lahir (HPL), dapat digunakan untuk menentukan hari
perkiraan lahir
d) Ante Natal Care (ANC), dapat digunakan untuk ,mengetahui riwayat
ANC teratur/tidak, sejak hamil beberapa minggu, temoat ANC
dimana dan untuk mengetahui riwayat kehamilannya, Imunisasi
Tetanus Toxoid (TT) sudah/belum, kapan dan sudah berapa kali.
e) Keluhan, digunakan untuk mengetahui keluhan selama hamil
g. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a) Pola Manjemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
Kaji pasien mengenai arti sehat dan sakit bagi pasien, pengetahuan
status kesehatan pasien saat ini
b) Pola Metabolik - Nutrisi
Kaji pasien mengenai kebiasaan jumlah makanan dan kudapan, jenis
dan jumlah (makanan dan minuman), pola makan 3 hari terakhir atau
24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan.
c) Pola Eliminasi
Kebiasaan pola buang air kecil: frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan
lain.
Kebiasaan pola buang air besar: frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan
lain.
d) Gerak dan Aktivitas
Kaji pasien mengenai aktivitas kehidupan sehari-hari, kemampuan
untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, kamar
mandi) mandiri, bergantung atau perlu bantuan, penggunaan alat
bantu (kruk, kaki tiga).
e) Pola Istirahat – Tidur
Kaji pasien mengenai kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu
tidur, jam tidur dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur,
tingkat kesegaran). Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata,
keadaan umum, mengantuk).
f) Pola Persepsi – Kognitif
Kaji pasien mengenai:
a. Gambaran tentang indra khusus (penglihatan, penciuman,
pendengaran, perasa, peraba)
b. Penggunaan alat bantu indra
c. Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif)
d. Keyakinan budaya terhadap nyeri
e. Tingkat pengetahuan terhadap nyeri dan pengetahuan untuk
mengontrol dan mengatasi nyeri
f. Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)
g) Pola Konsep Diri - Persepsi Diri
Kaji pasien mengenai:
a. Keadaan sosisal: pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial
b. Identitas personal: penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki
c. Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh (yang
disukai dan tidak)
d. Harga diri: perasaan mengenai diri sendiri
e. Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)
f. Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan ataupun
psikologi
g. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung,
tidak mau berinteraksi)
h) Pola Hubungan – Peran
Kaji pasien meliputi:
a. Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, temen, kerja
b. Keputusan / ketidakpuasaan menjalankan peran
c. Efek terhadap status kesehatan
d. Pentingnya keluarga
e. Struktur dan dukungan keluarga
f. Proses pengambilan keputusan keluarga
g. Pola membesarkan anak
h. Hubungan dengan orang lain
i. Orang terdekat dengan klien
j. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
i) Pola Reproduksi – Seksualitas
Kaji pasien mengenai:
a. Masalah atau perhatian seksual
b. Menstruasi, jumlah anak, jumlah suami/istri
c. Gambaran perilaku seksual (perilaku seksualitas yang aman,
pelukan, sentuhan, dll)
d. Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan
reproduksi
e. Efek terhadap kesehatan
f. Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dana tau
psikologi
g. Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara,
rectum)
j) Pola Toleransi Terhadap Stress – Koping
Kaji pasien mengenai:
a. Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini
b. Tingkat stress yang dirasakan
c. Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
d. Strategi mengatasi stress yang biasanya digunakan dan
keefektifannya
e. Strategi koping yang biasa digunakan
f. Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress dengan
keluarga
k) Pola Keyakinan – Nilai
Kaji pasien mengenai:
a. Latar belakang budaya/etnik
b. Status ekonomi, prilaku kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok budaya/etnik
h. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum: tampak lemah, sesak nafas
b) Kesadaran: tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolen
c) Tanda-tanda vital:
(1) Jam I : tiap 15 menit
(2) Jam II : tiap 30 menit
(3) 24 jam I : tiap 4 jam
(4) Setelah 24 jam : tiap 8 jam
d) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.
e) Mata
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterik
f) Leher
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar
tiroid membesar, pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.
g) Thorak
a. Payudara
a) Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting
mudah erektil.
b) Pruduksi colostrums 48 jam.
c) Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.
b. Jantung
a) Tanda-tanda vital
Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena
dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.
b) Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu
Persalinan normal : 200 – 500 cc.
c) Perubahan hematologic
Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.
d) Jantung
Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3
minggu.
c. Paru
a Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit,
keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post
partum.
h) Abdomen
a. Memeriksa bising usus pada empat kuadran.
b. Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi,
tinggi fundus.
c. Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat
hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post
partum.
d. Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.
i) Genetalia
a. Uterus
Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi
normal.
b. Lochea
a) Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.
b) Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.
c) Tahap : loche rubra, sanguilenta, serosa, alba
d) Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.
e) Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.
c. Serviks
Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal
melebar dan tampak bercelah.
d. Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati
ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk
ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.
j) Perinium dan Anus
a. Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation)
b. Pemeriksaan adanya hemoroid.
k) Ekstremitas
a. Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan.
b. Apakah ada varises.
c. Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo
atau hyper.
d. Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
b) Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume Cairan berhubungan dengan pendarahan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
3) Risiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
4) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan payudara membesar, alveoli
mulai terisi ASI
5) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
6) Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis
c) Intervensi Keperawatan
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah dilakukan NIC: Pencegahan Pendarahan 1. Untuk pencegahan
tindakan asuhan 1. Monitor dengan ketat pendarahan
keperawatan …x… jam resiko terjadinya 2. Untuk dapat melakukan
diharapkan keseimbangan pendarahan pada pasien intervensi selanjutnya
cairan membaik dengan 2. Catat nilai hemoglobin dan 3. Tetap terpantaunya resiko
kriteria hasil: hematocrit sebelum dan pendarahan dengan
NOC: Keseimbangan setelah pasien kehilangan melakukan pengukurran
Cairan darah sesuai indikasi tanda –tanda vital
1. Tekanan darah tidak 3. Monitor tanda-tanda vital 4. Untuk mencegah
terganggu ortostatik termasuk tekanan terjadinya kekurangan
2. Denyut nadi radial darah cairan dalam tubuh
tidak terganggu 4. Berikan asupan cairan oral 5. Mencegah pendarahan
3. Keseimbangan intake 5. Pertahankan agar pasien yang semakin meningkat
dan output dalam 24 tetap tirah baring jika 6. Untuk melakukan
jam tidak terganggu terjadi pendarahan aktif tindakan atau penanganan
4. Turgor kulit tidak 6. Instruksikan pasien dan yang tanggap
terganggu keluarga untuk memonitor 7. Membantu proses
5. Kelembaban tanda – tanda pendarahan pemenuhan cairan
membrane mukosa (misalnya, lapor kepada
tidak terganggu perawat)
7. Kolaborasi pemberian
cairan IV
2 Setelah dilakukan NIC: Manajemen Nyeri 1. Untuk menentukan
tindakan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri intervensi selanjutnya yang
keperawatan …x… jam komprehensif yang meliputi sesuai.
diharapkan nyeri yang lokasi, karakteristik,
2. Untuk mengurangi rasa
dirasakan pasien onset/durasi, frekuensi,
ketidaknyamanan bagi
berkurang, dengan kriteria kualitas atau beratnya nyeri
pasien.
hasil : dan factor pencetus
NOC : kontrol nyeri 2. Observasi adanya petunjuk 3. Untuk membantu proses
NOC : Kontrol resiko : 3. Ajarkan pasien dan keluarga yang merusak kesehatan.
e) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencanakan kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan, dengan cara melibatkan pasien
yang nantinya diharapkan dapat memperoleh evaluasi disetiap diagnosa.
No Dx Evaluasi
1 S : Evaluasi perasaan atau keluhan yang dikeluhkan oleh pasien
secara objektif setelah di berikan implementasi
Pasien tidak merasa lemas
O : Evaluasi keadaan pasien dengan pengamatan dari perawat
secara objekstif
Intake cairan dan output seimbang
Tekanan darah normal (100-120/70-80 mmHg)
A : Analisa masalah klien oleh perawat setelah mengetahui respon
secara subjektif dan objektif apakah masalah teratasi atau belum
teratasi
Masalah teratasi
Masalah belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien
apakah perencanaan keperawatan diperhatikan di
modifikasikan atau dihentikan
2 S : Evaluasi perasaan atau keluhan yang dikeluhkan oleh pasien
secara objektif setelah di berikan implementasi
Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
O : Evaluasi keadaan pasien dengan pengamatan dari perawat
secara objekstif
Pasien mampu menggambarkan faktor penyebab nyeri
Pasien tidak tampak meringis
A : Analisa masalah klien oleh perawat setelah mengetahui respon
secara subjektif dan objektif apakah masalah teratasi atau
belum teratasi
Masalah teratasi
Masalah belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien
apakah perencanaan keperawatan diperhatikan di
modifikasikan atau dihentikan
3 S : Evaluasi perasaan atau keluhan yang dikeluhkan oleh pasien
secara objektif setelah di berikan implementasi
pasien dan keluarga pasien mengatakan sudah mengerti
cara mencuci tangan yang baik dan benar
O : Evaluasi keadaan pasien dengan pengamatan dari perawat
secara objekstif
Pasien & keluarga mampu mengenali faktor risiko individu
terkait infeksi
Pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
yang di alami
A : Analisa masalah klien oleh perawat setelah mengetahui respon
secara subjektif dan objektif apakah masalah teratasi atau
belum teratasi
Masalah teratasi
Masalah belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien
apakah perencanaan keperawatan diperhatikan di
modifikasikan atau dihentikan
4 S : Evaluasi perasaan atau keluhan yang dikeluhkan oleh pasien
secara objektif setelah di berikan implementasi
pasien mengatakan mampu menyusui anaknya
O : Evaluasi keadaan pasien dengan pengamatan dari perawat
secara objekstif
Berat badan bayi normal
Suplai ASI adekuat
Ibu mampu memposisikan bayi dengan benar
A : Analisa masalah klien oleh perawat setelah mengetahui respon
secara subjektif dan objektif apakah masalah teratasi atau
belum teratasi
Masalah teratasi
Masalah belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien
apakah perencanaan keperawatan diperhatikan di
modifikasikan atau dihentikan
5 S : Evaluasi perasaan atau keluhan yang dikeluhkan oleh pasien
secara objektif setelah di berikan implementasi
Pasien mampu mengatasi masalah
Pasiem mampu memenuhi kebutuhan dasar
O : Evaluasi keadaan pasien dengan pengamatan dari perawat
secara objekstif
Pasien mampu memenuhi peran yang diharapkan
Prilaku pasien asertif
A : Analisa masalah klien oleh perawat setelah mengetahui respon
secara subjektif dan objektif apakah masalah teratasi atau belum
teratasi
Masalah teratasi
Masalah belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien
apakah perencanaan keperawatan diperhatikan di
modifikasikan atau dihentikan
6 : Evaluasi perasaan atau keluhan yang dikeluhkan oleh pasien
secara objektif setelah di berikan implementasi
Pasien mengatakan sudah tidak mengalami kelelahan
O : Evaluasi keadaan pasien dengan pengamatan dari perawat
secara objekstif
Pasien tidak mengalami penurunan energy
Pasien tidak mengalami malaise
Aktivitas sehari-hari pasien tidak terganggu
Nafsu makan pasien meningkat
A : Analisa masalah klien oleh perawat setelah mengetahui respon
secara subjektif dan objektif apakah masalah teratasi atau belum
teratasi
Masalah teratasi
Masalah belum teratasi
P : Perencanaan selanjutnya yang akan diberikan kepada pasien
apakah perencanaan keperawatan diperhatikan di
modifikasikan atau dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: DPP PPNI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN POST PN P2A0H0
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.A
Umur : 24 Th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Alamat : Denpasar
No. CM : 20.44.93
PENANGGUNG/ SUAMI
Nama : Tn.D
Umur : 26 Th
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Denpasar
B. ALASAN DIRAWAT
1. Alasan MRS
Pasien mengatakan sudah mengeluarkan air per vagina pukul 24.00 WITA
pada tanggal 03 November 2021
Umur Peda
N Peny Jeni Penol Peny Lasera Infe Jenis
Tahun keham raha BB PJ
o ulit s ong ulit si ksi kelamin
ilan n
Nor 2.8
2 2021 37mg - Dokter - - - - Laki-laki 48cm
mal 00
5hr dan
Bidan
Makan/ minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat,
4: tergantung total.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kepala Wajah
o Perineum :
R: tidak ada kemerahan
Atas :
Bawah
F. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium :
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
RUJUKAN
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI
LENGKAP
Hemoglobin L 11.5 g/dL 11.7 – 15.5
WBC 10.39 10^3/uL 3.80 – 10.60
Hitung Jenis
Basofil 0.3 % 0.0 – 1.0
Eosinofil 3.1 % 2.0 – 4.0
Neutrofil 69.6 % 37.0 – 72.0
Limfosit L 19.7 % 25.0 – 40.0
Monosit 7.3 % 2.0 – 8.0
Immature 0.6 % 0.0 – 72.0
Granulosit
RBC L 4.21 10^6/uL 4.40 – 5.90
Hematokrit 36.0 % 35.0 – 47.0
MCV 85.5 fL 80.0 – 100.0
MCH 27.3 Pg 26.0 – 34.0
MCHC L 31.9 g/L 32.0 – 36.0
PLT L 140 10^3/ul 150 – 440
RDW-SD 40.3 fL 37 – 54
RDW-CV 12.9 % 11.5 - 14.5
PDW 13.3 fL 9.0 - 17.0
MPV 10.9 fL 9.0 - 13.0
PLCR 30.9 % 13.0 - 43.0
PCT L 0.15 % 0.17 - 0.35
NLR H 3.5 < 3.13
G. DIAGNOSA MEDIS
Post PN P2 A0 H0
H. PENGOBATAN
Asam mefenamat 3x1
II. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
P: nyeri post PN
Terdapat jahitan
Q: nyeri seperti ditusuk-
bekas luka
tusuk
episiotomi
R: pada perineum
DO :
Menyusui tidak
efektif
DO: Memerlukan
perlindungan dan
Pasien tampak lemas,
pelayanan
aktivitas masih dibantu
oleh suaminya seperti ke
toilet maupun berpindah
keletihan
V. EVALUASI
Tgl/Jam No Dx Evaluasi Hasil
04-11-2021/ 1 S :pasien mengatakan nyeri pada perineum setelah persalinan
20.00 P: nyeri post PN
Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: pada perineum
S: skala nyeri 3 dari (0-10)
T: nyeri dirasakan terutama pada saat bergerak
O :Pasien tampak meringis setiap bergerak
A : masalah belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
04-11-2021/ 2 S : pasien mengatakan sudah mengerti cara pijat oksitosin dan
20.00 saat ini ASI pasien belum lancar
O : ASI pasien tampak belum lancar
A : masalah belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
04-11-2021/ 3 S : pasien mengatakan masih merasakan lemas karena nyeri
20.00 setelah melahirkan, belum bisa melakukan aktivitas dengan
mandiri
O : pasien tampak lemas dan melakukan aktivitas dibantu
suaminya
A : masalah belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
PATHWAY (Lampiran)
Usia Kehamilan Cukup Bulan (37-42 mg)
Kontraksi uterus
Persalinan spontan
Post Partum