Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM

Laporan Pendahuluan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan
Maternitas yang Dibimbing

Oleh:

Dr. Ns. Anita, M.Kep., Sp. Mat


NIP. 196902101992122001

Disusun Oleh :

MENTARI ANGGERAINI USMAN

1814401057

TINGKAT 2 REGULER 2

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM
A. DEFINISI
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu.Postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24
jam (Bobak, 2005).

Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-obatan (prawiroharjo, 2000).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar,
1998).

B. ETIOLOGI

Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan


faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
a.       Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen.
Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
b.      Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c.       Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d.      Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e.       Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

C. TANDA DAN GEJALA

1. Perubahan fisik
a.  Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.  Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat
yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules yang disebut after pain
post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
b.  Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi volume
cairan intra uteri.  Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil berurutan, kontraksi
uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat
berhenti.
      c. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3.  After pain meningkat
karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell) dalam cavum uteri
d. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spunglosum,
bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum sponglosum yang tinggal
menjadi nekrosis keluar dari lochia.  Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8
minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi endometrium
baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
  e. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur.  Masa nifa terjadi pematangan sel telur,
ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat karena pengaruh
hormon prolaktin.
  f. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat lochia
alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak.  Jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
  Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni, rambut
lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak serum selaput
lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan tidak berdarah
lagi.
Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung leukosit, sel epitel,
mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
   Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya
tidak rata (retak-retak).  Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja.  Vagina
saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali
seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak kembali.
 
Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama. 
Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis recti
abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar atau bayi kembar.

  Perubahan Sistem kardiovaskuler


Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi cairan extra
vasculer.
Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi karena
desakan pada waktu janin dilahirkan.  Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan obstruksi
dari uretra sehingga terjadi retensio urin.  Pengaruh laserasi/episiotomi yang menyebabkan
refleks miksi menurun.
Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum.  Penyebabnya karena
penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum karena episiotomi, laserasi, haemorroid
dan takut jahitan lepas
Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum.  Hari ketiga produksi ASI
sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak, lebut, hangat dipermukaan
kulit (vasokongesti vaskuler)
Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan.  Buah dada
belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola
mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan mengandung
protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi.
bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam 24 jam. 
Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina ataupun keringat, dan
infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.  Penurunan ini akibat dari
bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya placenta.  Bertambahnya
volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi dari jantung dan akan
normal pada akhir minggu pertama.
Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan ataupun post
partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan secara serius.
Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24 hari, setelah 1
minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin meningkat untuk proses laktasi

D. KLASIFIKASI
Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur perineum dapat
dibagi menjadi empat derajat, yaitu :

a. Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah:
1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
b. Ruptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Mukosa Vagina
a) komisura posterior
b) kulit perineum
c) otot perineum
c. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah
1) sebagaimana rupture derajat dua
2) otot sfingterani
d. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) sebagaimana rupture derajat tiga
2) dinding depan rectum

E. PATOFISIOLOGI

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
-       Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

-       Keadaan umum: TTV, selera makan dll

-       Payudara: air susu, putting

-       Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

-       Sekres yang keluar atau lochea


-       Keadaan alat kandungan

Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001


-       Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum

-       Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a.    Observasi ketat 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan )
b.    6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c.    Hari ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d.   Hari ke – 2 : mulai latihan duduk
e.    Hari ke – 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

H. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA PENDUKUNG

1. Riwayat Kesehatan, meliputi :


a. Keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah afterpains, nyeri luka jahitan perineum,
adakah perdarahan.
b. Riwayat kehamilan meliputi umur kehamilan serta riwayat penyakit yang menyertai.
 c. Riwayat persalinan meliputi lama persalinan, GPA, proses persalinan,
adakah    komplikasi, laserasi atau episiotomi.
d. Riwayat obstetric terdahulu, adakah komplikasi saat nifas, apakah ibu menyusui bayinya
secara eksklusif, adakah masalah waktu laktasi.
e. Riwayat KB, rencana ibu untuk KB selanjutnya.
e. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, adakah penyakit menular maupun menurun.
f. Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari misalnya pola
makan, BAK, BAB, personal hygiene, istirahat maupun mobilisasi.
g. Obat / suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi.
h. Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran baru
sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan,
kekhawatiran.
i. Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari – hari.
j. Bagaimana rencana menyusui nanti ( ASI eksklusif atau tidak) , rencana merawat bayi
dirumah ( dilakukan ibu sendiri atau dibantu orangtua / mertua )
k. Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
l. Pengetahuan ibu tentang nifas.
m. Adakah adat istiadat yang merugikan kesehatan pada masa nifas.

2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum pasien dan kesadarannya.
2).Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan setelah hamil,
dan total kenaikan berat badan.
3) Wajah.
        Pucat atau tidak.
·         Chloasma gravidarum.
4) Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.
5) Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang gigi.
6) Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan peningkatan tekanan JVP.
7) Payudara.
·         Bagaimanakah proses laktasinya.
·         Adakah pembesaran kelenjar / abses.
·         Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan lecet
putting)
·         Kebersihan payudara.
·         ASI / colostrum apakah sudah keluar.
·         Adakah pembengkakan.
·         Adakah radang atau benjolan abnormal.
8) Abdomen.
·         Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis rekti.
·         Auskultasi : bising usus.
·         Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring )
·         Kaji bentuk abdomen.
·         Kaji striae.
·         Kaji linea rubra.
·         Adakah bekas operasi.
9) Kandung kemih.
·         Adakah distensi urine.
·         Kandung kemih kosong / penuh.
10) Genetalia dan perineum.
·         Pengeluaran lochea ( jenis, warna, jumlah, bau )
·         Adakah oedema atau memar pada dinding vagina.
·         Adakah peradangan.
·         Adakah nyeri.
·         Kaji jahitan dan keadaan luka episiotomy.
·         Adakah nanah.
·         Tanda – tanda infeksi pada luka jahitan.
·         Kebersihan perineum.
·         Adakah hemorrhoid pada anus.
11) Ekstremitas bawah.
·         Pergerakan.
·         Adakah gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.
·         Adakah oedema dan varises.
·         Adakah human’s sign.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka episiotomi.


2. Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme.
3. Cemas berhubungan dengan perawatan luka yang tidak efektif
J. INTERVENSI KEPERAWATAN (TUJUAN BESERTA KRITERI HASIL &
INTERVENSI BESERTA RASIONAL)

Diagnosa Perencanaan
No Tujuan
keperawatan Intervensi Rasionalisasi
1 Nyeri b/d adanya Tujuan : a. kaji sifat, lokasi a. membantu
luka episiotomi Nyeri hilang dalam dan derajat mengidentifikasi faktor –
waktu 2×24 jam ketidaknyamanan faktor yang memperberat
Kriteria hasil : b. berikan ketidaknyamanan
Kebutuhan rasa informasi yang
nyaman terpenuhi tepat tentang
perawatan rutin
selama post natal
2 Resiko infeksi Tujuan : a. pantau tanda – a. peningkatan suhu
b/d masuknya Meminimalisasikan tanda vital dengan sampai 38.3oC dalam 24
mikroorganisme resiko infeksi rutin dan sesuai jam pertama sangat
seminimal mungkin indikasi catat menandakan infeksi
Kriteria hasil : tanda – tanda b. Diagnosis dini dari
Resiko infeksi tidak menggigil, infeksi lokal dapat
terjadi anoreksa atau mencegah penyebaran
malaise kejaringan
b. infeksi sisi c. mencegah infeksi dari
perbalkan penyebaran kejaringan
episiotomi setiap sekitar atau aliran darah
8 jam
c.kolaborasi
dengan tim dokter
dalam pemberian
antibiotik
3 Cemas b/d Tujuan: a. kaji a. membantu dalam
perawatan luka Cemas berkurang pengetahuan dan mengidentifikasi
yang tidak dalam waktu 24 jam pengalaman klien kebutuhan saat ini dan
efektif Kriteria hasil : tentang perawatan mengembangkan rencana
Cemas hilang dan luka keperawatan
klien mampu b. berikan b. membantu menjamin
mengatasi rasa informasi perbal suplai perawatan luka
cemas dengan bekal dan tertulis yang adekuat dan
pengetahuan yang mengenai fisiologi mencegah komikasi luka
cukup tentang dan keuntungan episiotomi
merawat luka merawat luka c. teknik ang tepat
episiotomi dan biasanya membantu
menjaga penyembuhan luka
kebersihan episiotomi dengan cepat
c. Demostrasikan d. informasi yang didapat
dan tinjau teknik – dapat klien dapat
teknik perawatan mengurangi tingkat ke
luka
d. berikan
informasi tentang
pentingnya
perawatan luka
episiotomi

DAFTAR PUSTAKA
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta :
Gosyen    Publishing
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta :
Cyrillus Publisher
Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad,
Bandung.
Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-
normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014
http://lissaadati.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-dengan-post-partum.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai