Laporan Pendahuluan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan
Maternitas yang Dibimbing
Oleh:
Disusun Oleh :
1814401057
TINGKAT 2 REGULER 2
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-obatan (prawiroharjo, 2000).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar,
1998).
B. ETIOLOGI
1. Perubahan fisik
a. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat
yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules yang disebut after pain
post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
b. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi volume
cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil berurutan, kontraksi
uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat
berhenti.
c. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain meningkat
karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell) dalam cavum uteri
d. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spunglosum,
bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum sponglosum yang tinggal
menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8
minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi endometrium
baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
e. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan sel telur,
ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat karena pengaruh
hormon prolaktin.
f. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat lochia
alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni, rambut
lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak serum selaput
lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan tidak berdarah
lagi.
Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung leukosit, sel epitel,
mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya
tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina
saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali
seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak kembali.
Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama.
Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis recti
abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
D. KLASIFIKASI
Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur perineum dapat
dibagi menjadi empat derajat, yaitu :
a. Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah:
1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
b. Ruptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) Mukosa Vagina
a) komisura posterior
b) kulit perineum
c) otot perineum
c. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah
1) sebagaimana rupture derajat dua
2) otot sfingterani
d. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
1) sebagaimana rupture derajat tiga
2) dinding depan rectum
E. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan
alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
- Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan )
b. 6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke – 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke – 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum pasien dan kesadarannya.
2).Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan setelah hamil,
dan total kenaikan berat badan.
3) Wajah.
Pucat atau tidak.
· Chloasma gravidarum.
4) Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.
5) Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang gigi.
6) Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan peningkatan tekanan JVP.
7) Payudara.
· Bagaimanakah proses laktasinya.
· Adakah pembesaran kelenjar / abses.
· Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan lecet
putting)
· Kebersihan payudara.
· ASI / colostrum apakah sudah keluar.
· Adakah pembengkakan.
· Adakah radang atau benjolan abnormal.
8) Abdomen.
· Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis rekti.
· Auskultasi : bising usus.
· Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring )
· Kaji bentuk abdomen.
· Kaji striae.
· Kaji linea rubra.
· Adakah bekas operasi.
9) Kandung kemih.
· Adakah distensi urine.
· Kandung kemih kosong / penuh.
10) Genetalia dan perineum.
· Pengeluaran lochea ( jenis, warna, jumlah, bau )
· Adakah oedema atau memar pada dinding vagina.
· Adakah peradangan.
· Adakah nyeri.
· Kaji jahitan dan keadaan luka episiotomy.
· Adakah nanah.
· Tanda – tanda infeksi pada luka jahitan.
· Kebersihan perineum.
· Adakah hemorrhoid pada anus.
11) Ekstremitas bawah.
· Pergerakan.
· Adakah gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.
· Adakah oedema dan varises.
· Adakah human’s sign.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
No Tujuan
keperawatan Intervensi Rasionalisasi
1 Nyeri b/d adanya Tujuan : a. kaji sifat, lokasi a. membantu
luka episiotomi Nyeri hilang dalam dan derajat mengidentifikasi faktor –
waktu 2×24 jam ketidaknyamanan faktor yang memperberat
Kriteria hasil : b. berikan ketidaknyamanan
Kebutuhan rasa informasi yang
nyaman terpenuhi tepat tentang
perawatan rutin
selama post natal
2 Resiko infeksi Tujuan : a. pantau tanda – a. peningkatan suhu
b/d masuknya Meminimalisasikan tanda vital dengan sampai 38.3oC dalam 24
mikroorganisme resiko infeksi rutin dan sesuai jam pertama sangat
seminimal mungkin indikasi catat menandakan infeksi
Kriteria hasil : tanda – tanda b. Diagnosis dini dari
Resiko infeksi tidak menggigil, infeksi lokal dapat
terjadi anoreksa atau mencegah penyebaran
malaise kejaringan
b. infeksi sisi c. mencegah infeksi dari
perbalkan penyebaran kejaringan
episiotomi setiap sekitar atau aliran darah
8 jam
c.kolaborasi
dengan tim dokter
dalam pemberian
antibiotik
3 Cemas b/d Tujuan: a. kaji a. membantu dalam
perawatan luka Cemas berkurang pengetahuan dan mengidentifikasi
yang tidak dalam waktu 24 jam pengalaman klien kebutuhan saat ini dan
efektif Kriteria hasil : tentang perawatan mengembangkan rencana
Cemas hilang dan luka keperawatan
klien mampu b. berikan b. membantu menjamin
mengatasi rasa informasi perbal suplai perawatan luka
cemas dengan bekal dan tertulis yang adekuat dan
pengetahuan yang mengenai fisiologi mencegah komikasi luka
cukup tentang dan keuntungan episiotomi
merawat luka merawat luka c. teknik ang tepat
episiotomi dan biasanya membantu
menjaga penyembuhan luka
kebersihan episiotomi dengan cepat
c. Demostrasikan d. informasi yang didapat
dan tinjau teknik – dapat klien dapat
teknik perawatan mengurangi tingkat ke
luka
d. berikan
informasi tentang
pentingnya
perawatan luka
episiotomi
DAFTAR PUSTAKA
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta :
Cyrillus Publisher
Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad,
Bandung.
Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-
normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014
http://lissaadati.blogspot.com/2018/01/laporan-pendahuluan-dengan-post-partum.html?m=1