Anda di halaman 1dari 14

Konsep Dasar Post Partum

a. Definisi
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 20018).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan
lahir. (Prawirohardjo, 20018). Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah
proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu
sendiri dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu.(Rustam Mochtar,2017).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat
– alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal.( Barbara F. weller 2005 )
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2018)
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2018).
b. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
a) Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.

1
b) Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d) Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
c. Tanda dan Gejela
1.   Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir,
uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
2.   Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi
menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3.  After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll
cell) dalam cavum uteri .

2
4.   Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi
endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh
kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi
endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5.  Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan
sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya
terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
6.   Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat
lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah
lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir,
tetapi tidak busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a.  Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion,
liguoramni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b.   Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak
serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c.   Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan
tidak berdarah lagi.
d.  Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung
leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
7.  Serviks dan vagina

3
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun
mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3
post partum, rugae mulai nampak kembali.
8.  Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena
diregang begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat,
terdapat striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut)
akibat janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
9.  Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan
eksresi cairan extra vasculer. Curah jantung/cardiac output kembali normal
setelah partus
10. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan
hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema
trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin.
Pengaruh laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
11. Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum.
Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum
karena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
12. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari
ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang,
membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang
dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae.

4
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi
alkalis dan mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung
antibodi, bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
14. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali
dalam 24 jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui
vagina ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya
vagina.
15. Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.
Penurunan ini akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi
seiring lepasnya
d. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae Salehah (2019).
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks
ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang
terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis
ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-
5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala Salehah (2019).

5
Pathway

Salehah (2019)

e. Komplikasi
Beberapa komplikasi persalinan normal (Aspiani, 2017):
a. Distosia atau persalinan yang sulit akibat dari:
1) Kelainan tenaga atau his
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kelainan his dibedakan
menjadi 2 yaitu:
a) Inersia uteri hipotonik: kontraksi uterus terkoordinasi, tapi tidak adekuat.
b) Inersia uteri hipertonik: kontraksi uterus tidak terkoordinasi, kuat tidak
adekuat.

6
2) Kelainan janin (kelainan dalam letak atau bentuk janin )
3) Kelainan jalan lahir
b. Perdarahan saat dan setelah persalinan
1) Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayilahir.
2) Perlukaan vulva, vagina dan serviks
3) Rupture uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang myometrium,
4) Emboli air ketuban.
f. Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan diagnosis yang diperlukan selama sebelum prosespersalinan antara lain :
a. Darah : Hb, Gula darah
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, padatrimester pertama dan
pada kehamilan 30 minggu,karena pada usia30 minggu terjadi puncak hemodilusi.
Ibu dikatakan anemia ringanHb < 11 gr% dan anemia berat < 8 gr%.
Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada
urin.
b. USG (Ultrasonografi)
Tekhnik diagnostic untuk pengujian struktur badan bagianyang melibatkan
formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonik. (Aspiani,2017)
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada persalinan normal biasa disebut dengan kaladan dibagi menjadi
empat kala diantara lain (Hidayat & Sujiatini 2018):
1) Kala I atau kala pembukaan dimulai dari adanya kontraksi yangadekuat sampai
pembukaan lengkap. Kala I dibagi dalam 2 fase :fase laten (O servik 1 – 3 cm – dibawah
4 cm ) membutuhkanwaktu 8 jam, fase aktif (O servik 4 – 10 cm / lengkap),
membutuhkan waktu 6 jam.
2) Kala II atau kala pengeluaraan dari pembukaan lengkap sampailahirnya bayi. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jampada multi.
3) Kala III atau kala uri dimulai segera setelah bayi lahir sampailahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

7
Konsep Dasar KPP (Ketubah Pecah Premature)
1. Definisi
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan
(Prawirohardjo, 2018)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dansetelah
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.(Manuaba, 2019)
Ketuban pecah dini/spontaneous/early/premature rupture of the membrane adalah
pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primi.(Sofian, 2018)
2. Etiologi
Penyebab KPP masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti
beberapalaporan menyebutkan factor-faktor yang berhubungan erat dengan KPP, namun
factor yanglebih berperan sulit diketahui (Nugroho, 2018).
1) Infeksi vagina atau serviks seperti : gonorrhea, stertococcus, group B dan
grandelavaginalis bacteriolis fragilis, lactobacilli, shaphylococus. Bakteri ini
melepaskanmediator inflamasi yang menyebabkan adanya pembukaan dan
perubahan serviksdan pecahnya selaput ketuban. (Verney, 2017 )
2) Infeksi korroammomtis : demam korion dan amnion dini cairan ketuban
terkenainfeksi bakteri karioammomtis ini termasuk komplikasi yang dapat berlanjut
menjadisepsis ( Prawirohardjo, 2017 )
3) Riwayat KPP : beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah dini kembali
akibatadanya penurunan kandungan kolagen dalam membrane sehingga memicu
terjadinyaKPP. ( Nugroho, 2018 )
4) Tekanan intra uterin yang mengangkat secara berlebihan (overdistensi
uterus),misalnya hidraminion dan gemeli, pada kehamilan kembar sebelum 37

8
minggusering terjadikelahiran premature, sedangkan bila lebih dari 37 minggu lebih
seringmengalami KPP. ( Nugroho, 2018)
5) Keadaan fetus yang abnormal, kelainan letak janin dan rahim. Misal:
letaksungsang/lintang.
6) Makrosomia: BB neonates > 4000 gram. Menimbulkan overdistensi/uterus
yangmenimbulkan uterus menipis/selaput merangsang dan pecah. (Winkjo,
Sastro.2018).
7) Faktor golongan darah
Gabungan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dengan menimbulkan kelemahan
bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban
a. Factor dispeoporsi antar kepala janin dan janin dan punggung ibu
b. Factor multigranditis, merokok, dan perdarahan antepartum
c. Distensi gizi dari tembaga dan asam askorbat (vit. C). ( Nugroho.2018)
8) Hipermoftalitas uterus: kontraksi otot uterus rahim menjadi meningkat
yangmenekan selaput amnion
3. Manifestasi Klinis
Menurut Ahmad (2018) Atsier (2017) manifestasi ketuban pecah premature adalah:
a. Keluar air ketuban keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan sedekit-sedikit atau
banyak
b. Dapat disertai demam, demam bila sudah terjadi infeksi
c. Janin mudah diraba
d. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban sudah tidak ada dan air ketuban kering
e. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban/selaput ketuban tidakada
dan air ketuban sudah kering
f. Usia kehamilan vible (> 20 minggu)
g. Bunyi jantung bisa tetap normal

Konsep Asuhan Keperawatan


I. Pengkajian
A. Anamnesa
1. Data Demografi Klien:

9
Menanyakan Identitas klien seperti : nama, usia, jenis kelamin, suku / bangsa, alamat,
agama,tanggal MRS, jam MRS, nama suami, pendidikan, pekerjaan, tanggal
pengkajian.
2. Keluhan utama :
Keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau/ kecoklatan sedikit/ banyak,
pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspeksikula
tampak air ketuban mengalir/ selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
3. Riwayat haid :
Umur menarch pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi, siklus
haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
4. Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa, apakah perkawinan sah atau
tidak, atautidak direstui dengan orang tua
5. Riwayat Obstetris :
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine,
keluhanselama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi
keluhan, tindakandan pengobatan yang diperoleh
6. Riwayat penyakit dahulu:
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalaninya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita sampai
saat ini atau kambuh berulang-ulang.
7. Riwayat kesehatan keluarga :
Riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara genetic
seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yang menderita penyakit menular,
kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita oleh keluarga.
8. Kebiasaan sehari-hari:
a. Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan nafsu
makan,frekuensi minum klien juga mengalami penurunan
b. Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah
pinggangsehingga pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu
dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum)

10
c. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia(hilangnya infolunter pengeluaran urin),hilangnya kontrol blas,
terjadi over distensi blassatau tidak atau retensi urine karena rasa takut luka
episiotomi, apakah perlu bantuan saatBAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,rasa
takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dankebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah
e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan KPD di
anjurkan untuk bedresh total
f. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
membuat fresh dan relaks
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Klien tampak lemas dan tanda tanda vital terjadi
peningkatankarena respon dari terjadinya ketuban pecan prematur atau tanda- tanda
persalinan.
2. Head to toe
a. Rambut : warna rambut, jenis rambut, baunya, apakah ada luka lesi/lecet2)
b. Mata : sklera nya apakah ikterik/tdk, konjungtiva anemis/tidak, apakah palpebra
oedema/tidak,bagaimana fungsi penglihatan nya baik/tidak, apakah klien
menggunakan alat bantu penglihatan/tidak. Pada umumnya ibu hamil
konjungtiva anemis)
c. Telinga : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen/tidak,
apakah klienmenggunakan alat bantu pendengaran/tidak, bagaimana fungsi
pendengaran klien baik/tidak
d. Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung/tidak, apakah terdapat
serumen/tidak,apakah fungsi penciuman klien baik/tidak
e. Mulut dan gigi : bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau
kering,keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah
ada karies gigi/tidak,keadaan lidah klien bersih/tidak, apakah keadaan mulut
klien berbau/tidak. Pada ibu hamil padaumum nya berkaries gigi, hal itu
disebabkan karena ibu hamil mengalami penurunan kalsium

11
f. Leher : apakah klien mengalami pembengkakan tiroid
g. Paru-paru
I : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah
ada terdapatluka memar/lecet, frekuensi pernafasannya
P : apakah ada teraba massa/tidak , apakah ada teraba pembengkakan/tidak,
getaran dindingdada apakah simetris/tidak antara kiri dan kanan
P : apakah ada teraba massa/tidak , apakah ada teraba pembengkakan/tidak,
getaran dindingdada apakah simetris/tidak antara kiri dan kanan
P : bunyi Paru A : suara nafas
h. Jantung
I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah terlihat/tidak
P: frekuensi jantung berapa,apakah teraba ictus cordis pada ICS%
Midclavikula
P : bunyi jantung
A : apakah ada suara tambahan/tidak pada jantung klien
i. Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada/tidak luka lesi dan lecet
P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk
PAP/belum
P : bunyi abdomen
A : bising usu klien, DJJ janin apakah masih terdengar/tidak
j.Payudara : puting susu klien apakah menonjol/tidak,warna aerola, kondisi mamae,
kondisi ASI klien, apakah sudah mengeluarkan ASI /belum
k. Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi/memar, apakah ada oedema/tidak Bawah
: apakah ada luka memar/tidak, apakah oedema/tidak
l. Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema/tidak pada daerah
genitalia klien
m. Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik/tidak
C. Pemeriksasan Penunjang
1. Pemeriksaan pH cairan ketuban

12
Cairan yang merembes tersebut diperiksa dengan kertas nitrazine, kertas ini
mengukur pH(asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan
ketuban adalah 7,1-7,3.Tes tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila
terdapat keterlibatan trikomonas,darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni.
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air
ketubanyang terdapat di dalam rahim

II. Diagnosa Keperawatan


1) Resiko infeksi b.d jaringan yang terbuka
2) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d ketegangan otot rahim
3) Ansietas b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi persalinan
4) intoleransi aktivitas b.d bedrest total
III. Intervensi
1) Resiko infeksi b.d jaringan yang terbuka
- Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam di harapkan
masalah dapatteratasi
- KH :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi
b. Tidak demam, cairan amnion keluar, tidak berbau
2) Intervensi :
a. Lakukan pemeriksaan vagina awal
R: pemeriksaan berperan dalam insfeksi saluran asenden2.
b. Gunakan tehnik aseptic dalam pemeriksaan vagina
R: mencegah pertumbuhan bakteri dan kontaminasi vagina
c. Anjurkan perawatan perineum tiap 4 jam
R: menurunkan resiko infeksi
d. Pantau dan gambarkan karakteritik cairan amnion
R: pada infeksi, cairan amnion menjadi lebih kental dan kuning pekat

13
Daftar Pustka

Achsin, A., Rusli, N., Ahmad, T.R., Musdah, M., Syahrul, R & Sri’ah, A.L. 2017. Untukmu ibu
Tercinta. Bogor : Prenada
Almatsier, S. 2018. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Pelajar
Aspiani, A. C. 2017. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta : Graha Ilmu
Budiyanto, M.A.K. 2017. Gizi dan Kesehatan. Malang : Bayu Media Chumbley,.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Indonesia Menyusui. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
Marmi. 2018. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care”. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Manuban 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Novita, R.V.T. 2017. Keperawatan Maternitas. Bogor : Ghalia Indonesia
Nugroho, T. 2018. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika
Riksani, R. 2017. Keajaiban ASI. Jakarta : Dunia Sehat
Prawiroharjo 2018. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta : Pustaka Cendekia
Saleha, S. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

14

Anda mungkin juga menyukai