Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

H DENGAN

POST PARTUS SPONTAN DI RSUD HAJI MAKASSAR

ANTONIUS PADUA W.WANGGE, S.Kep

NS0619057

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. H DENGAN

POST PARTUS SPONTAN

1. DEFINISI
Ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam
jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa
alat serta tidak melukai
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu.(Rustam Mochtar,1998).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat
– alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. (Barbara F. weller 2005)
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat  – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2002)
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

2. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

3. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks
ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang
terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis
ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-
5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala.
Pathways
4. Tanda dan Gejela
a. Perubahan fisik
1) Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.  Setelah plasenta
lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-
3 hari.
2) Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi volume cairan intra uteri.  Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi
menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3) After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3.  After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah
(stoll cell) dalam cavum uteri .
4) Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari
stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari
lochia.  Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu
endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
tetapi endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5) Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur.  Masa nifa terjadi pematangan
sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya
terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
6) Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas,
sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang
biak.  Jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu
menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
7) Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a) Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion,
liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b) Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir,
banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c) Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair
dan tidak berdarah lagi.
d) Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang
telah mati.
8) Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak).  Pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui oleh 1 jari saja.  Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun
mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-
3 post partum, rugae mulai nampak kembali.
9) Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang
begitu lama.  Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat
striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat
janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
10) Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan
eksresi cairan extra vasculer.
Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
11) Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan
hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan.  Kadang-kadang oedema
trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio
urin.  Pengaruh laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
12) Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post
partum.  Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan
perineum karena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
13) Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum.  Hari
ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang,
membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
14) Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
kehamilan.  Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang
dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis
dan mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung
antibodi.Bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
15) Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali
dalam 24 jam.  Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui
vagina ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya
vagina.
16) Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal.  Penurunan ini
akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya
placenta. Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai
mekanisme kompensasi dari jantung dan akan normal pada akhir minggu
pertama.
17) Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan
ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus
diperhatikan secara serius.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada Ny.H pada hari minggu 07 Juni 2020 jam 10.00
dengan metode wawancara

1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ny.H
Umur : 18 Tahun
Alamat : Maccini Sombala
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SLTA
DX. Medis : Post Partum Spontan ( P1 A0 )
Agama : Islam

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.P
Umur : 20 Tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Maccini Sombala
Agama : Islam
Hub Dg Klien : Suami

2. Keluhan Utama
Nyeri pada luka jalan lahir
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien sebelumnya mengeluh kencang-kencang sejak 3 jam sebelum masuk
rumah sakit pada tanggal 2 Juni 2020 jam 00.20 WIB. Sebelumnya klien
datang ke bidan namun dirujuk ke RSUD Haji Makassar untuk pendapatkan
penanganan yang memadai.
b. Riwayat kesahatan masalalu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit. Ini
merupakan kehamilan yang pertama.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti diabetes dan hipertensi.

4. Riwayat Obstetri Dan Ginekologi


a. Riwayat menstruasi
Manarche : 16 tahun
Lama : 7 Hari
Siklus : 28 Hari
Jumlah : sedang
HPHT : 15 November 2019
HPL : 4 Juli
b. Riwayat perkawinan
Usia saat menikah : 16 tahun
Lama : 7 Bulan
Dengan suami : Pertama
c. Riwayat Kehamilan
P1 A0 H 39 Minggu
Klien mengatakan kehamilan ini terjadi diluar nikah, keluhan trimester I mual
dan muntah, trimester II tidak ada keluhan, trimester III klien mengeluh pegal
pada bagian punggung.
Riwayat ANC : klien mengatakan untuk ANC klien memeriksakan kebidan
secara rutin. Klien sudah mendapat imunisasi TT dan belum pernah melakukan
senam hamil atau perawatan payudara.
d. Riwayat persalinan sekarang
1) Lama persalinan : 12 jam
2) Jenis : spontan
3) Penolong : coas dan bidan
4) Riwayat bayi :
a) Lahir : 4 Juni 2020 jam 05.15
b) Jenis kelamin : laki-laki
c) PB : 46 Cm
d) BBL : 2900 gr
e) LK : 34 cm
f) LD : 32 cm
g) LL : 11 cm
5. Riwayat Pengkajian Psikologis
a. Pengkajian reva rubin
Talking In
Ditandai dengan klien tampak lemas, kelelahan, dan masih belum beraktivitas.
b. Bouding Attachment
Bouding (+)
Ditandai dengan ibu merasa senang dan bahagia saat bertemu bayinya.
Attachment (+)
Ditandai dengan bayi diam dan tertidur saat didekatkan denag ibunya.
c. Post partum blues
Ibu mengalami penurunan nafsu makan.
6. Pemeriksaan fisik
KU : sedang
Kesadaran : composmentis
Tanda- tanda Vital:
Tekanan Darah : 115/86 mmHg
Nadi : 88 x / Menit
Suhu : 36,5oc
Respirasi : 20 x / menit
a. Kepala
Bentuk simetris, wajah bersih simetris tidak ada lesi, tampak meringis,
penyebaran rambut merata.
b. Mata
Konjungtiva merah,pengelihatan baik
c. Hidung
Tidak keluar cairan, penciuman baik
d. Telinga
Simetris, bersih, tidak keluar cairan, pendengaran baik
e. Mulut
Keadaan bersih, tidak terdapat sariawan, lidah bersih, pengecapan baik.
f. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
g. Dada
I : Simetris
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Resonan
A : vasikule

h. Jantung
I : Nadi optical berdenyut
P : Nadi optical teraba
P :
A : Tidak ada nyeri tekan
i. Payudara
Puting menonjol, aerola mamae meluas, tidak ada varies, ASI belum keluar.
j. Perut
I : simetris , terdapat striac
A : Bising usus (+)
P : Tympani
P : tidak ada nyeri Tekan
k. Kulit
Turgor kulit baik, warna sawp matang
l. Ekstemitas
1) Atas : terpasang infus ditangan kiri, pergerakan terbatas.
2) Bawah : pergerakan terbatas, klien terlihat berhati-hati saat bergerak
m. Genetalia
Tidak terpasang kateter, bersih, terdapat luka jahitan pada perinium
n. Anus
Tidak terdapat hemoroid, tidak terdapat iritasi
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tanggal 28 juni 2015

Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Metode
Rujukan
Darah Rutin
Hemoglobin 14.4 13.5 – 17.5 9 / dl Spectiophotometry
Lekosit 13.3 4 – 10 ribu E. Impedance
Eritrosit 4.73 4.5 – 6.8 juta E. Impedance
Hematrokit 43.1 40 – 50 % Integration Volume
Monosit 0.4 0.2-1.0
Granulasit 11.5 2-4
Trombosit 22,1 150 – 400 ribu E. Impedance
Limfosit % 10.5 25-40
Monosit % 2.8 2-8
Granulasit % 86.6 50-80
SGOT 18 >29
SGPT 9 >25
Ureum 15-47
kreatinin 0.50 <1
Hbs.Ag Non
Reactive

b. Terapi
Tanggal 28 juni 2015
 Ciprotiaxin 2 x 1 (500mg)
 Infus RL 20 Tpm

c. Pengkajian Nyeri
DS : Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir
P : luka jalan lahir
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : pada perinium
S : skala nyeri 5
T : Timbul Terus menerus
DO : Pasien mengeluh nyeri
Wajah tampak meringis
ANALISA DATA

Hari/ Tanggal/ Data Fokus Etiologi Masalah


Jam keperawatan
Minggu, 7 juni DS : Klien mengatakan Trauma Mekanis Nyeri
2020 nyeri pada jalan lahir
P : luka jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 5
T: Timbul Terus menerus
DO:
Pasien mengeluh nyeri
Wajah tampak meringis

Minggu, 7 juni DS : Kien mengatakan Episiotomi Resiko tinggi


2020 nyeri pada luka perinium ↓ infeksi
DO : Terbukanya
Terdapat luka episiotomi sistem barier
Leukosit 13.3 tubuh
Suhu : 36.5oC ↓
Nadi : 88x / menit Infasi bakteri

Resti infeksi
Minggu, 7 juni DS : Klien mengatakan Kontarksi duktus Resiko nutrisi
2020 Asi belum keluar dan Alveoli tidak bayi tidak
DO : efektif terpenuhi
Puting menonjol ↓
Aerola meluas ASI tidak keluar
ASI belum keluar ↓
Inefektif
Menyusui

Resiko Nutrisi
Bayi tidak
terpenuhi

DIAGNOSA MEDIS

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma mekanis


2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanya sistem barier tubuh
3. Resiko pemenuhan nutrisi bayi tidak terpenuhi berhubungan dengan menyusui
inefektif
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

N TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O
D
X
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam nyeri keadaan nyeri
diharapkan masalah nyeri 2. Ajarakn teknik 2. Mengalihkan rasa
teratasi dengan KH : distraksi dan nyeri
- Skala nyeri turun rileksasi
menjadi 2 3. Berikan posisi 3. Memberiakan
- Ekpresi wajah rileks nyaman kenyamanan pada
- Klien mengatakan nyeri pasien
berkurang 4. Memotifasi untuk 4. Mengurangi nyeri
mobilisasi dini secara bertahap
sesuai index
2. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan luka 1. Mengetahui
keperawatan selama 3x24 jam keadaan luka
diharapkan masalah infeksi 2. Observasi tanda 2. Mengetahui
tidak muncul dengan KH : infeksi munculnya tanda
- Tidak terdapat tanda infeksi
infeksi 3. Pantau ttv dan 3. Mengetahuai
- Suhu tubuh normal kadar leukosit keadaan umum
- Leukosit normal 4. Lakukan vulva 4. Membersihkan
higine / daerah luka
perawatan luka
5. Kolaborasi dalam 5. Obat dapat
pemberian obat mencegah
timbulnya infeksi
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kondisi 1. Mengetahuai
keperawatan selama 3x24 jam payudara keadaan payudara
diharapkan masalah nitrisi bayi 2. Kaji pengetahua 2. Mengetahui
dapat terpenuhi dengan KH : pengalaman pengalaman
- Klien sudah tahu cara menyusui dalam menyusui
menyusui yang benar 3. Lakukan
- Bayi mendapat asupan perawatan 3. Merangsang
ASI dari ibu payudara pengeluaran ASI
- ASI ibu keluar 4. Kolaborasi dalam
pemberian 4. Memperlancar
pelancar ASI produksi ASI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Hari/ tanggal/ Implementasi Respon


O jam
D
X
1 Minggu 7 1. Mengaji karakteristik nyeri 1. DS: Pasien mengatakan
juni 2020 nyeri pada jalan lahir.
P : luka jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 5
T: Timbul Terus menerus
2. Mengajarakn teknik distraksi 2. Pasien mau diajarkan
dan rileksasi
3. Memberikan posisi nyaman 3. Pasien sudah dalam posisi
nyaman
4. Memotifasi untuk mobilisasi 4. Klien masih lemah dan
dini sesuai index belum bisa bangun dari
tempat tidur
5. Memberikan obat ketorolax 5. Obat diberiakan melalui IV,
tidak ada alergi

2 Minggu 7 1. Memonitor TTV 1. TD : 121/83


juni 2020 Nadi: 88x/menit
Suhu: 36,5oC
Pernafasan : 20x/menit
2. Mengkaji keadaan luka 2. Keadaan luka bersih jaitan
baik
3. Mengobservasi tanda inveks 3. Tidak terdapat tanda infeksi
4. Memberikan obat ciproflaxin 4. Obat masuk memalui IV,
500mg tidak ada tanda alergi
3 Minggu 7 1. Mengkaji kondisi payudara 1. Payudara teraba
juni 2020 kencang,areola meluas,
puting menonjol, ASI
belum keluar
2. Mengkaji pengetahuan tentang 2. Klien mengatakan belum
cara menyusui yang benar tahu tentang cara menyusui
yang benar
3. Mengajarkan teknik menyusui 3. Klien mau diajarkan
yang benar
4. Melakukan perawatan 4. Klien kooperatif
payudara
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ tanggal/ NO DX Evaluasi


jam
Minggu 7 juni 1 S : Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir
2020 P : luka jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 5
T: Timbul Terus menerus
O:
- Pasien mengeluh nyeri
- Wajah tampak meringis dan lemah
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Minggu 7 juni 2 S: klien mengatakan nyeri pada luka jahitan


2020 O:
- Tidak ada perdarahan, jahitan baik
- Tidak ada tanda infeksi
Nadi : 88x / menit
Suhu : 36,5oC
A: masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Minggu 7 juni 3 S : Klien mengatakan ASI belum keluar
2020 O:
- Payudara teraba kencang
- ASI belum keluar
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Hari/ tanggal/ Implementasi Respon


O jam
D
X
1 Senin, 8 juni 1. Mengaji karakteristik nyeri 1. DS: Pasien mengatakan
2020 nyeri pada jalan lahir.
P : luka jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 3
T: Timbul Terus menerus
2. Mengajarakn teknik nafas 2. Pasien mau diajarkan
dalam
3. Memberikan posisi nyaman 3. Pasien sudah dalam posisi
nyaman
4. Memotifasi untuk mobilisasi 4. Klien sudah mulai duduk di
dini sesuai index tempat tidur

2 Senin, 8 juni 1. Memonitor TTV 1. TD : 128/89


2020 Nadi: 88x/menit
Suhu: 36oC
Pernafasan : 20x/menit
2. Mengkaji keadaan luka 2. Keadaan luka bersih jaitan
baik
3. Mengobservasi tanda inveks 3. Tidak terdapat tanda infeksi
4. Memberikan obat ciproflaxin 4. Obat masuk memalui IV,
500mg tidak ada tanda alergi
3 Senin, 8 juni 1. Mengkaji kondisi payudara 1. Payudara teraba
2020 kencang,areola meluas,
puting menonjol, ASI
belum keluar
2. Mengajarkan teknik menyusui 2. Klien mengatakan belum
yang benar tahu tentang cara menyusui
3. Menganjurkan klien untuk yang benar
melakukan perawatan 3. Klien mau melakukan
payudara anjuran
4. Menberikan pendidikan 4. Klien mengatakan sudah
kesehatan tentang nutrisi pada tahu tentang nutrisi ibu
ibu menyusui menyusui.
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/ tanggal/ NO DX Evaluasi


jam
Senin, 8 Juni 1 S : Klien mengatakan masih merasa nyeri pada jalan lahir
2020 P : taruma jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 3
T: Timbul Terus menerus
O:
- Pasien mengeluh nyeri
- Wajah tampak meringis
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Senin, 8 Juni 2 S: klien mengatakan nyeri pada luka jahitan


2020 O:
- Tidak ada perdarahan, jahitan baik
- Tidak ada tanda infeksi
Nadi : 88x / menit
Suhu : 36oC
A: Masalah Infeksi tidak terjadi
P : Lanjutkan Intervensi
Senin, 8 Juni 3 S : Klien mengatakan ASI belum keluar
2020 O:
- Payudara teraba kencang
- ASI belum keluar
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Hari/ tanggal/ Implementasi Respon


O jam
D
X
1 Selasa, 9 Juni 1. Mengaji karakteristik nyeri 1. DS: Pasien mengatakan
2020 nyeri pada jalan lahir.
P : luka jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 2
T: Timbul Terus menerus
2. Mengajarakn teknik nafas 2. Pasien mau diajarkan
dalam
3. Memberikan posisi nyaman 3. Pasien sudah dalam posisi
nyaman
4. Memotifasi untuk mobilisasi 4. Klien sudah mulai berjalan
dini sesuai index dan beraktifitas ringan

2 Selasa, 9 Juni 1. Memonitor TTV 1. TD : 125/88


2020 Nadi: 88x/menit
Suhu: 36.2oC
Pernafasan : 20x/menit
2. Mengkaji keadaan luka 2. Keadaan luka bersih jaitan
baik
3. Mengobservasi tanda inveks 3. Tidak terdapat tanda infeksi

3 Selasa, 9 Juni 1. Mengkaji kondisi payudara 1. Payudara teraba


2020 kencang, ASI belum
2. Melakukan pijat oksitosin keluar
2. Klien mau melakukan
3. Menyarankan kepada klien anjuran
untuk mengkonsumsi nutrisi 3. Klien mengatakan
yang seimbang sudah tahu tentang
nutrisi ibu menyusui.
Hari/ tanggal/ NO DX Evaluasi
jam
Selasa, 30 Juni 1 S : Klien mengatakan masih merasa nyeri pada jalan lahir
2015 P : taruma jalan lahir
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: pada perinium
S: skala nyeri 2
T: Timbul Terus menerus
O:
- Pasien terlihat berhati-hati saat berjalan
A: Masalah sudah teratasi
P : Lanjutkan intervensi

Selasa, 30 Juni 2 S: klien mengatakan nyeri pada luka jahitan


2015 O:
- Tidak ada perdarahan, jahitan baik
- Tidak ada tanda infeksi
Nadi : 88x / menit
Suhu : 36.2oC
A: Masalah Infeksi tidak terjadi
P : Lanjutkan Intervensi
Selasa, 30 Juni 3 S : Klien mengatakan ASI belum keluar
2015 O:
- Payudara teraba kencang
- ASI belum keluar
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad, Bandung.
Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-
partum-normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal
22 Juni 2014
http://dwitasari37.blogspot.com/2013/09/post-partum.html diakses pada tanggal 22 Juni
2014
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai