Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH

(ISK)

1 Definisi

Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme


didalam saluran kemih,yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus atau mikroorganisme lain.infeksi saluran kemih dapat terjadi baik lpria
maupun wanita dari semua umur,dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih
sering menderita infeksi dari pada pria.(Sudoyo Aru,dkk2009 )
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung
bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-Noc,2012)
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau beberapa
bagian saluran kemih.( Muttaqin, A dan Sari, K 2011)
Infeksi saluran kemih (ISK ) Atau Urinarius Tractus Infection(UTI) adalah suatu
keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih.(Agus Tessy,2001
hal.112)

Klasifikasi ISK Menurut M.Clevo Rendy dan Margareth TH (2012,hal 220)


berdasarkan letak peradangan yaitu :
1.Kanduung Kemih (Sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine
dari uretra kedalam kandung kemih , kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistokop.
2.Uretra (Uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai
gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak
seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan
niesseria gonorhea biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma
urelytikum.
3.Prostat (Prostatitis)
4.Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri pada ginjal,
tubulus dan jaringan interstisial dari satu atau kedua ginjal.

Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :


I. ISK Uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada penderita
dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal.ISK ini pada
usia lanjut terutama mengenai penderita Wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa
superficial kandung kemih.
II. ISK Complicated , sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman
penyebab sulit diberantas,kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock.

2 Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia, gender, prevalensi
bakteriuria,dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran
kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan usia :
1. Jenis – jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,antara lain :
- Escherichia Coli : 90 % Penyebab ISK uncomplicated (simple )
- Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
- Enterobacter, Staphylococcus Epidemidis, Enterococci,dll.
2.Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan
kandung kemih yang kurang efektif.
- Mobilitas menurun.
- Nutrisi yang kurang baik.
- Sistem imun menurun.
- Hilang efek bakterisid dari sekresi prostat.
Anatomi

Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua
ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang
berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari
kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal menyaring 1700 L
darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu suatu fungsional ginjal.
Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang
mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian
paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira
sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal
berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu
tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah
bening, saraf dan ureter. Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun
ke bawah pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun
ke arah luar dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong
(oblik). Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih
sedang terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah
kembalinya kemih ke dalam ureter. Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi
sebagian, kandung kemih ini terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya
maka kandung kemih ini mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan
atas kandung kemih. Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung
kemih dengan organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau
kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum
douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem reproduksi
maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan bertindak hanya
sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra internal dari kandung
kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke dinding anterior vagina.
Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan
external dibawah volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.

3. Patofisiologi

Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme
terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90
persen kejadian, disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif :
streptococcus, S. Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada
saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi pada saluran intestinal maka terjadi respon
tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam, anoreksia, mual, muntah, menggigil,
diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika urinaria yang dekat sehingga
memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra secara asenden. Masuknya
mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan,
yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan vesika
urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma,
sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh
kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan
kandung kemih maka mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan sistoscopy
merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka uretra
kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat yang
dimasukkan dan penggunaan alat yang lama dapat menyebabkan mikroorganisme
berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem
urinarius. Intake minum yang kurang, menyebabkan urine sedikit keluar, yang
seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa metabolisme adalah 1400 – 1900
ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada vesika urinaria tidak
dapat di bawa keluar.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine mengandung
glukosa dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan Angiopati ( kelainan
pembuluh darah ) di ginjal sehingga air kemih mengandung glukosa yang lebih dari
normal sehingga kuman menjadi lebih mudah berkembang.
Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme ke seluruh
saluran kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang menyebabkan infeksi sehingga
timbul keluhan disuria, sering berkemih, ketidaknyamanan suprapubik, urgency,
peningkatan suhu. Urine statis  ini memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang
telah terkontaminasi dengan urine ke pelvis ginjal.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena
adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara
integritas lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat
kembali, karena mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi
akan memasukkan mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel)
vesika urinaria dan urine, dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja
anti bakteri (pada selaput lendir urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembangnya
kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila saluran kemih terjadi
kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan
kandung kemih yang tidak tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low
back pain dan dapat terjadi hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo
Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218)

4. Manifestasi Klinis
- Rasa ingin buang air kecil,meski sudah dicoba untuk berkemih namun tidak ada air
kemih yang keluar.
- Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencing bisa berwarna putih, coklat
atau kemerahan dan bau nya sangat menyengat.
- Warna air seni kental / pekat seperti air teh,kadang kemerahan bila ada darah.
- Nyeri pada pinggang.
- Demam/ menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal.
( diiringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual, atau muntah )
- Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh –
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
- Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau sepsis berupa
demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret, anoreksia, problem
minum dan sianosis (kebiruan)
- Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia.
- Pada anak besar gejalanya lebih besar gejalanya lebih khas seprti sakit waktu
kencing, frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang,mengompol, dan
bau kencing yang menyengat.
-

5. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria
positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP) sediment
air kemih.
b. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih.
Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan
glomerolus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin
tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria
utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka pasien mengalami
piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang
mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime menular
secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonnorrhoeae, herpes
simplek) .
c. Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan apakah infeksi akibat dari
abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis
atau hiperplasie prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan
prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya
infeksi yang resisten.

6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya
proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan :

1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan
intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.

2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati
dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut  dan kronik.

7. Penatalaksanaan Medis Dan Non Medis


1) NonMedis
- Istirahat.
- Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran kemih.

2) Medis
Antibiotik sesuai kultur, jika hasil kultur belum ada dapat diberikan antibiotik antara
lain cefotaxime, ceftriaxone, kotrimoxsazol,trimetoprim, doksisiklin.
- Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
- Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam
jangka waktu 3 – 4 minggu.
-    Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam
waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi
lebih lanjut.
- Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi penisilin
dengan aminoglikosida.
- Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin,nitrofurotoin atau sefalosporin.
Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal
terhadap flora fekal dan vagina.
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole
(gastrisin),trimethoprim / sulfamethoxazole ( tpm / smz,bactrim,septra),kadang
ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri
ini.pyridium,suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi
ketidak nyamanan akibat infeksi.Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK
sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke
uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari
kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces.
8. Pencegahan ISK

1.      Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.
2.      Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat mengiritasi kandung
kemih.
3.      Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
 jangan menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat.
 Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu
biasakan mengosongkan kandung kemih

ASUHAN KEPERAWATAN

A .   Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan, Status
Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama: Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi
keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan
klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik.
Dan biasanya jika klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya
sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau
nyeri pinggang.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya
berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih
sedikit- sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika
klien mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala,
malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri
pinggang
c) Riwayat kesehatan Dahulu
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi saluran
kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien.
Biasanya klien dengan ISK pada waktu dulu pernah mengalami penyankit
infeksi saluran kemih sebelumnya atau penyakit ginjal polikistik atau batu
saluran kemih, atau memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat
analgetik atau estrogen, atau pernah di rawat di rumah sakit dengan
dipasangkan kateter.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga.
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk
keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti
DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini lebih
disebabkan dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup
seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk
atau memperparah keadan klien.
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung kemih, trauma
kandung kemih, infeksi saluran kemih berulang, Personal hygiene yang
salah, Kebiasaan menahan BAK, Riwayat penyakit DM

b. Pola Nutrisi Metabolisme


Berapa kali makan dalam sehari, berapa banyak minum dalam sehari,
komposisi makanan yang dikonsumsi.
c. Pola Eliminasi
Berapa kali dalam sehari BAB/ BAK, konsistensi, warna, bau khas.

d. Pola Tidur dan Istirahat


berapa jam istirahat (siang dan malam), kualitas tidur/ istirahat.

e. Pola Persepsi dan Kognitif.


Nyeri Supra pubik, Dysuria, Rasa terbakar saat berkemih, Spasme kandung
kemih, Low back pain.
f. Pola Sistem Kepercayaan.  
Keyakinan yang dianut oleh pasien
4.    Pemeriksaan Fisik
   Kesadaran Tanda – tanda vital Pemeriksaan head to toe
NO BAGIAN PEMERIKSAAN FISIK
TUBUH

1. Rambut keadaan kepala klien ISK biasanya baik (tergantung klien):


distibusi rambut merata, warna rambut normal (hitam),
rambut tidak bercabang, rambut bersih. pada saat di palpasi
keadaan rambut klien ISK biasanya lembut, tidak berminyak,
rambut halus.

2. Mata keadaan mata penderita ISK biasanya normal. Mata simetris,


tidak udema di sekita mata, sklera tidak ikterik, konjugtiva
anemis, pandangan tidak kabur.

3. Hidung normal. Simetris tidak ada pembengkakan ,tidak ada secret,


hidung bersih

4. Telinga Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk daun teling
normal, tidak terdapat serumenm,keberihan telinga baik.

5. Mulut mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut


bersih(lidah,gigi,gusi)

6. Leher biasanya pada klien ISK Normal


I : leher simetris,tidak ada penonjolan JVP,terlihat pulsasi
Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran nodus limfa
7. Thoraks I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada sama,
Paru pernapasan cepat dan dangkal, tidak ada penonjolan rusuk.
Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada nyeri tekan dan
nyeri lepas serta edema atau massa.tractil fremitus positif kiri
dan kanan.
Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan suara resonan
pada intercosta.
Jantung Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada pernapasan
(ronchi,whezing)
biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu Tidak ada terjadi
ganguan pada jantung klien (kecuali klien memilki riwayat
sakit jantung).teraba pulsasi pada daerah jantung klien pada
intercosta 2 dan pada intercosta 3-5 tidak teraba, pada garis
mid klavikula teraba vibrasi lembut ketukan jantung.suara
jantung S1 dan s2 terdengar dan seimbang pada intercosta ke
3 dan pada intercosta ke 5 bunyi s1 lebih dominan dari pada
s2.

8. Abdomen I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang di tandai


dengan perut buncit, tidak ada pembuluh darah yang
menonjol pada abdomen, tidak ada selulit.
Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian bawah akibat
penekanan oleh infeksi
Pe : bunyi yang di hasilkan timpani
Au : bising usus terdengar
9. Ekstremitas kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat melakukan
pergerakan sesuai perintah, tidak ada nyeri tekan atau lepas
pada ekstermitas, tidak ada bunyi krepitus pasa ekstermitas

5. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau
pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
a.   Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
b.  Urine kultur :
 Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya :
streptococcus, E. Coli, dll.
c.   Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2.      Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
 Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri abdominal,
panggul.
Akumulasi
6.WOC etiologi dan factor
Makanan terkontaminasi Jaringan parut -> total
resiko(infeksi mikroorganisme,
mikroorganisme masuk tersumbat
penggunaan steroid dalam jangka
lewat mulut
panjang, usia lanjut, anomaly
saluran kemih, cidera uretra,
riwayat isk )
Obstruksi saluran kemih yang
bermuara kevesika urinaria
HCL (Lambung)

Hidup Tidak hidup

Usus terutama pleg player MK. Resiko infeksi Peningkatan tekanan VU

Mati
Kuman mengeluarkan
Penebalan dinding VU
endotoksin.

Difagosit
Bakteremia primer Penurunan kontraksi otot
Procesia pada kulit dan tidak VU.

Tidak difagosit hipertermi


Kesulitan berkemih

Pembuluh darah kapiler


Bakteremia sekunder MK. Retensi urine

Hipotalamus ureter
Reinteraksi abdominal

Menekan thermoregular Iritasi ureteral


obstruksi

MK.hipertermi oliguria
Mual muntah
peradangan MK.gangguan eliminasi urine
MK.kekurangan volume
7. Diagnosa keperawatan
cairan.
Peningkatan Depresi saraf perifer
frekuensi/dorongan kontraksi MK. Nyeri
uretral
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif ditandai dengan mual,
muntah.
2. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme akibat bakteri berkembang pada kandung
kemih..
3. Nyeri akut b/d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan stuktur traktus
urinarius.
4. Retensi urie b/d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung kemih.
5. Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
stuktur traktus urinarius.
6. Resiko infeksi b/d port de entry kuman.
7. Defisiensi pengetahuan b/d kurang sumber informasi tentang kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.

8. Intervensi Keperawatan.

NO NANDA NOC NIC


1. Kekurangan volume NOC NIC
cairan  Fluid balance Fluid Management
Definisi : penurunan  Hydration  Pertahankan
cairan intravaskuler,  intake catatan intake
interstisial, atau  Nutritional status: dan output
intraseluler, ini food and fluid. yang akurat.
mengacu pada Kriteria Hasil  Monitor status
dehidrasi, kehilangan  Mempertahankan dehidrasi
cairan saat tanpa urine output sesuai (kelembaban
perubahan pada dengan usia dan membran
natrium. BB,BJ urine mukosa, nadi
Batasan karakteristik : normal, HT adekuat
 Perubahan normal. tekanan darah
status mental  Tekanan darah, ortostatik)jika
 Penurunan nadi, suhu tubuh diperlukan.
tekanan darah. dalam batas  Monitor vital
 Penurunan normal. sign.
tekanan nadi.  Tidak ada tanda –  Monitor
 Penurunan tanda dehidrasi. masukan
volume nadi.  Elastisitas turgor makanan /
 Kulit kering. kulit baik, cairan dan
 Kelemahan. membran mukosa hitung intake
 Penurunan lembab, tidak ada kalori harian.
turgor kulit. rasa haus yang  Kolaborasi
Faktor yang berlebihan. dalam
berhubungan pemberian
 Kehilangan cairan iv.
cairan aktif  Monitor status
 Kegagalan nutrisi.
mekanisme  Dorongan
regulasi. masukan oral.
 Berikan
penggantian
nasogatrik
sesuai output.
 Dorong
keluarga untuk
membantu
pasien makan.
 Tawarkan
snack (jus
buah, buah
segar)
 Monitor berat
badan

2. Hipertermia NOC NIC


Definisi : peningkatan Thermoregulation Fever Treatment
suhu tubuh diatas Kriteria Hasil :  Monitor suhu
kisaran normal.  suhu tubuh Dalam tubuh sesering
Batasan karakteristik rentang normal. mungkin.
 Konvulsi  Nadi dan RR  Monitor IWL
 Kulit kemerahan dalam rentang  Monitor warna
 Kejang normal. dan suhu kulit
 Takikardi  Tidak ada  Monitor
 Peningkatan perubahan warna tekanan darah,
suhu tubuh kulit dan tidak ada nadi , RR,
diatas kisaran  pusing.  Monitor
normal. WBC,HB,Dan
 Kulit terasa HCT.
hangat.  Berikan
Faktor yang antipiretik.
berhubungan  Selimuti pasien
 Anastesia  Monitor intake
 Penurunan dan output
respirasi  Kolaborasi
 Dehidrasi pemberian
 Pemajanan cairan
lingkungan yang intravena.
panas  Berikan
 penyakit pengobatan
 aktivitas untuk
berlebihan mengatasi
penyebab
demam.
 Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi.

3. Nyeri akut NOC NIC


Definisi : pengalaman  Pain level Pain Management
sensori dan emosional  Pain control  Lakukan
yang tidak  Comfort level pengkajian nyeri
menyenangkan yang Kriteria Hasil secara
muncul akibat  Mampu komprehensif
kerusakan jaringan mengontrol nyeri termasuk lokasi,
yang aktual atau (tahu penyebab karakteristik,
potensialatau nyeri, mampu durasi,
digambarkan dalam hal menggunakan frekuensi,
kerusakan sedemikian teknik kualitas, dan
rupa. nonfarmakologi faktor
Batasan Karakteristik ; untuk mengurangi presipitasi.
 Perubahan nyeri, mencari  Observasi
selera bantuan) reaksi
makanperubaha  Melaporkan nonverbal dari
n tekanan darah. bahwa nyeri ketidaknyamana
 Indikasi nyeri berkurang dengan n
yang dapat menggunakan  Gunakan
diamati. manajemen nyeri. teknik
 Gangguan tidur  Mampu mengenali komunikasi
 Mengekspresika nyeri (skala, teraupetik
n perilaku intensitas, untuk
(gelisah, frekuensi, dan mengetahui
merenggek, tanda nyeri ) pengalaman
menangis)  Menyatakan rasa nyeri pasien.
Faktor yang yang nyaman  Kaji kultur
berhubungan setelah nyeri yang
 Agen cedera berkurang. mempengaruhi
( mis. Biologis, respon nyeri
zat kimia,fisik)  Evaluasi
pengalaman
nyeri dimasa
lalu.
 Kontrol
lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri.
 Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
 Tingkatkan
istirahat

4. Retensi urine NOC NIC


Definisi pengosongan  Urinary Urinary Retention
kandung kemih tidak eliminination Care
komplit.  Urinary  Monitor intake
Batasan karakteristik continence dan output
- Tidak ada Kriteria Hasil  Monitor
haluaran urine  Kandung kemih penggunaan
- Distensi kosong secara obat
kandung kemih penuh antikolinergik.
- Disuria.  Tidak ada residu  Monitor derajat
- Sering berkemih urine > 100-200 distensi bladder
- Sensasi kandung cc  Instruksikan
kemih penuh.  Bebas dari ISK pada pasien
Faktor yang  Tidak ada spasme dan keluarga
berhubungan bladder untuk mencatat
- Sumbatan  Balance cairan output urine
- Tekanan ureter seimbang  Sediakan
privacy untuk
tinggi
eliminasi
- Inhibisi arkus
 Stimulasi
reflex, sfingter
refleks bladder
kuat.
dengan
kompres dingin
pada abdomen
 Katerisasi jika
perlu
 Monitor tanda
dan gejala ISK
( Panas,
hematuria,
perubahan bau
dan konsistensi
urine)
5. Gangguan eliminasi NOC NIC
urine  Urinary Urinary retention care
Definisi : disfungsi elimination.  Lakukan
pada eliminasi urine  Urinary penilaian
Batasan karakteristik : continuence. kemih yang
- Disuria Kriteria hasil : komprehensif
- Sering berkemih  Kandung kemih berfokus pada
- Inkontinensia secara penuh inkontinensia
urine  Bebas dari isk  Memantau
- Retensi  Tidak ada spasme pengguna obat
- Nokturia. bladder dengan sifat
Faktor yang  Balance cairan antikolinergik
berhubungan : seimbang  Menggunakan
- Penyebab kekuatan
multiple sugesti dengan
- Gangguan menjalankan
sensorik air atau disiram
motorik toilet.
-  Merangsang
refleks
kandung kemih
 Sediakan
waktu yang
cukup untuk
mengosongkan
kandung
kemih.

6. Resiko infeksi NOC NIC


Definisi : mengalami  Immune status Infection control
peningkatan resiko  Knowledge :  Bersihkan
terserang organisme infection control lingkungan
patogenik.  Risk control setelah dipakai
Faktor yang Kriteria Hasil : pasien lain.
berhubungan :  Klien bebas dari  Pertahankan
- Penyakit kronis tanda dan gejala teknik isolasi.
- Pengetahuan infeksi.  Gunakan sabun
yang tidak  Menunjukkan antimikrobia
cukup. kemampuan untuk untuk cuci
- Vaksinasi tidak mencegah tangan.
adekuat timbulnya infeksi.  Batasi
- Prosedur  Mendeskripsikan pengunjung
invasif. proses penularan bila perlu.
penyakit.  Monitor tanda
dan gejala
infeksi.

7. Defisiensi pengetahuan NOC NIC


Definisi : ketiadaan  Knowledge : Teaching disease
atau defisiensi disease process process
informasi kognitif yang  Knowledge :  Berikan
berkaitan yang health behavior penilaian
berkaitan dengan topik Kriteria Hasil : tentang
tertentu.  Pasien dan tingkatpengeta
Batasan karakteristik : keluarga mampu huan pasien.
- Perilaku menjelaskan  Jelaskan
hiperbola kembali apa yang patofisiologi
- Pengungkapan dijelaskan oleh dari penyakit
masalah perawat/ tim  Gambarkan
- Ketidakakuratan kesehatan lainnya. tanda dan
melakukan tes. gejala yang
Faktor yang biasa muncul
berhubungan : dari
- Keterbatasan penyakitnya.
kognitif  Identifikasi
- Salah intepretasi kemungkinan
informasi penyebab,deng
- Kurang pajanan. an cara yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Academia.education. diakses melalui www.abcd-academia.edu.com. Pada hari selasa

tanggal 05 februai 2019, 20.00

Basuki B. purnomo, dasar-dasar urologi, malang, fakultas kedokteran

Brawijaya 2000

Price,sylvia anderson, wilson, lorraine Mc Carty, 2006. Patofisiologi konsep

Klinis proses-proses penyakit,Ed.6, volume 1&2, EGC, Jakarta

Sudoyo Aru, dkk 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat.

Internal publishing, jakarta

Anda mungkin juga menyukai