Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari
saluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawahdinamai sistitis(infeksi kandung
kemih) sederhana, dan ketika mengenaisaluran kemih atas dinamai
pielonefritis(infeksi ginjal). Gejala dari salurankemih bawah meliputi buang air
kecilterasa sakit dan sering buang air kecilatau desakan untuk buang air kecil (atau
keduanya), sementara gejala pielonefritis meliputi demamdan nyeri pangguldi samping
gejala ISK bawah.Pada orang lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau
tidakspesifik.
Kuman tersering penyebab kedua tipe tersebut adalah Escherichiacoli, tetapi
bakteri lain, virus, maupun jamurdapat menjadi penyebabmeskipun jarang.Infeksi
saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkanlaki-laki, dengan
separuh perempuan mengalami setidaknya satu kali infeksiselama hidupnya.
Kekambuhan juga sering terjadi. Faktor risikonya antaraanatomi perempuan,
hubungan seksual, dan riwayat keluarga. Pielonefritis, bila terjadi, biasanya ditemukan
setelah infeksi kandung kemih namun jugadapat diakibatkan oleh infeksi yang
ditularkan melalui darah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana penanganan gangguan sistem perkemihan pada pasien dengan kasus
infeksi saluran kemih.
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan laporan pendahuluan ini adalah agar siswa/siswi mengerti
dan memahami tentang infeksi saluran kemih dan penyebabnya

1
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian Infeksi saluran kemih
2. Mengetahui aktivitas, mekanisme kerja, kombinasi sulfonamida,
penggunaan, efek-efek samping, dosis dan penggolongan darisulfonamida
3. Mengetahui khasiat, mekanisme kerja, penggunaan, efek samping
dangolongan senyawa-senyawa kuinolon.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat individu
Sebagai bahan kajian dan informasi bagi siswa/siawi serta menambah
wawasan tentang penyakit ISK.

1.4.2 Manfaat untuk sekolah


Supaya bisa menjadi bahan pembelajaran atau referensi bagi siswa/siswi
di SMK YARSI MATARAM.

1.4.3 Manfaat untuk masyarakat


1. Sebagai sumber informasi kepada para praktisi kesehatan, masyarakat umum
dan penelitian pendahuluan mengenai penggunaan antibiotika golongan
sefalosporin pada kasus infeksi saluran kemih.
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di rumah sakit kepada pasien
terkait dengan kepatuhan pasien dalam menggunakan antibiotika golongan
sefalosporin pada kasus infeksi saluran kemih.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi ISK


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi saat ada bakteri pada organ saluran
kencing. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih dapat memengaruhi organ ginjal,
kandung kemih, dan tabung yang menghubungkan keduanya.
Saluran kemih atau kencing dapat dibagi menjadi dua, yakni saluran kemih atas
dan bawah. Saluran kemih bagian atas terdiri dari ginjal dan ureter (saluran dari ginjal
ke kandung kemih).
Sementara itu, saluran kemih bagian bawah terdiri dari kandung kemih dan uretra
(saluran dari kandung kemih untuk mengalirkan urine keluar tubuh).
2.2 Anatomi-Fisiologi

1. Ginjal
Ginjal adalah organ yang bekerja secara terus menerus. Fungsi ginjal dalam
sistem perkemihan adalah untuk menyaring darah serta membuat urine yang akan
dikeluarkan tubuh. Sebagian besar orang mempunyai dua pasang ginjal, yang
letaknya masing-masing berada di sisi belakang perut. Yaitu, tepat di bawah
tulang rusuk.

3
2. Ureter
Pada anatomi sistem perkemihan pun terdapat ureter, yaitu dua tabung tipis
yang berada di dalam panggul. Fungsinya adalah untuk membawa urine dari
ginjal ke kandung kemih. Ini karena setiap ginjal memiliki organ ureter.
Kemungkinan, hampir setiap 10 – 15 detik ureter mengosongkan urine dari area
kandunga kemih.
3. Kandung kemih
Lalu, ada pula organ lainnya seperti kandung kemih yang berfungsi untuk
menahan urine sampai Anda siap untuk mengeluarkannya. Kandung kemih adalah
organ berbentuk segitiga yang terbuat dari otot, mempunyai rongga, dan
bentuknya seperti balon. Jadi, kandung kemih ini akan mengembang saat sudah
terisi. Faktanya, sebagian besar kandung kemih dapat menampung hingga 2
cangkir urine dalam tubuh.
4. Uretra
Penting untuk Anda ketahui bahwa ureter dan uretra adalah dua organ dalam
sistem perkemihan yang berbeda. Uretra adalah tabung yang membawa urine dari
kandung kemih keluar dari tubuh. Nantinya, sesuai dengan proses pembentukan
urine, akan berakhir di lubang ke luar tubuh Anda. Seperti melalui organ penis
pada pria, serta uretra wanita terjadi pada vagina.
2.3 Etiologi
Biasanya bakteri enteric, terutama Escherichia coli pada wanita. Gejala bervariasi
tergantung dari variasi jenis bakteri tersebut. Pada pria dan pasien di rumah sakit, 30–
40% disebabkan proteus,stapilokok, dan bahkan pseudomonas. Bila ditemukan,
kemungkinan besar terdapat kelainansalauran kemih. Namun harus dip[erhitungkan
kemungkinan kontaminasi jika ditemukan lebih darisatu organisme. Selain itu
terdapat factor-faktor predisposisi yang mempermudah terjadinya ISK yaitu:
1. Bendungan aliran urin : anomaly congenital, batu saluran kemih, oklusi ureter
(sebagian atau total).
2. Refluks Vesikoureter

4
3. Urin sisa dalam buli-buli karena hipertropi prostate
4. Penyakit metabolic (diabetes, gout, batu)
5. Peralatan kedokteran (terutama kateter tinggal)
6. Kehamilan
7. Jenis kelamin
8. Penyalahgunaan analgesic secara kronik
9. Penyakit ginjal
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan bagian yang terinfeksi, infeksi saluran kemih (ISK) terbagi menjadi
dua jenis, yaitu:
1. ISK atas, yaitu infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung
kemih, yaitu ginjal dan ureter
2. ISK bawah, yaitu infeksi di kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih
dan uretra
3. ISK atas lebih berbahaya dan harus segera ditangani. Jika dibiarkan, infeksi di
ginjal dapat menyebar luas ke seluruh tubuh.
2.5 Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui; penyebaran
endogen yaitu kontaklangsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen,
eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter, atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadinya ISK ialah, hematogen dan asending, tetapi dari dua
cara ini asending lah yang paling sering terjadi.
1) Hematogen
Hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
rendah, karenamenderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara
mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen bias juga timbul
akibat focus infeksi di salah satu tempat.

5
2) Asending
a. Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina
Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme
kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri
normal kulit seperti, basil difteroid, streptokokus.
b. Masuknya mokroorganisme dalam kandung kemih
Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandung kemih belum
diketahui dengan jelas. Beberapa factor yang mempengaruhi masuknya
mikroorganisme ke dalam kandung kemih adalah:
1. Faktor Anatomi
2. Faktor tekanan urin pada waktu miksi
3. Faktor lain, misalnya: Kebersihan alat kelamin bagian luar.
c. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
Hal ini disebabkan oleh refluks vesikoureter dan menyebarnya infeksi dari
elvis ke korteks karenarefluks intrareral. Refluks vesikoureter adalah keadaan
patologis karena tidak berfungsinya valvula vesikoureter sehingga aliran urin
naik dari kandung kemih ke ginjal.

6
7
2.6 Manifestasi Klinis
Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, nyeri suprapubik dan
daerah pelvis.Polakisuri terjadi akibat kandung kemih tidak dapat manampung urin
lebih dari 500 ml karenamukosa yang meradang sehingga sering kencing. Nokturia
ialah cenderung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih
menurun.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai
berikut :
a. Pada ISK bagian bawah
Jika di ueretra, tanda-tanda infeksi akan muncul, vasokonstriksi,
vasodilatasi pada tempat peradangan kemerahan, peningkatan permeabilitas
dinding terjadi, bengkak, perembesan protein.
Pada fesika urinary, gejala yang nampak yaitu nyeri karena system
persarafan terganggu, nyeri abdomen sampai kebelakang, nokturia, nanah.
Keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau panas di uetra sewaktu kencing
dengan air kemih sedikit, serta rasa tidak enak di daerah supra pubik.
b. Pada ISK bagian atas
Pada ISK bagian atas (pielonefritis) dapat ditemukan gejala sakit kepala,
malaise, mual muntah,anoreksia, demam, menggigil, nyeri pinggang, kekakuan
abdomen, output urin menurun.Beberapa pasien mengeluh bau yang tidak
menyenengkan atau keruh dan mungkin kematuran.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Urinalisis
Pemeriksaan urinalisis meliputi leukosituria, nitrit, leukosit esterase,
protein, dan darah. Leukosituria merupakan petunjuk kemungkinan adanya
bakteriuria, leukosituria biasanya ditemukan pada anak dengan ISK (80-90%)
pada setiap episode ISK simtomatik, tetapi tidak adanya leukosituria tidak
menyingkirkan ISK.

8
b. Pemeriksaan darah Leukositosis
peningkatan nilai absolut neutrofil, peningkatan laju endap darah (LED),
C-Reactive Protein (CRP) yang positif, merupakan indikator non-spesifk ISK
atas. Kadar prokalsitonin yang tinggi dapat digunakan sebagai prediktor yang
valid untuk pielonefritis akut pada anak dengan ISK febris (febrile urinary tract
infection) dan skar ginjal. Sitokin merupakan protein kecil yang penting dalam
proses inflamasi.
2.8 Penatalaksanakan
Pengobatan infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan
cepat, membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi
berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta angka kematian.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan perawatan berupa :
1) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
2) Mencegah konstipasi
3) Perubahan pola hidup, diantaranya :
a) Membersihkan perineum dari depan ke belakang
b) Pakaian dalam tidak ketat dan dari bahan katun
c) Menghilangkan kebiasaan menahan buang air kecil
d) Menghindari kopi, alkohol

Penatalaksanaan Medis Menurut ikatan dokter indonesia IDI (2011) dalam


Wulandari (2014) penatalaksanaan medis mengenai ISK antara lain yaitu melalui
medikamentosa yaitu pemberian obat-obatan berupa antibiotik secara empirik selama
7-10 hari untuk eridikasi infeksi akut. Pemberian analgetik dan anti spasmodik untuk
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita, obat golongan
venozopyiridine/pyridium untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih.

9
Terapi farmakologik yang dianjurkan secara empiris disesuaikan dengan pola
kuman yang ada disetiap tempat.. Pemberian obat ISK pada penderita geriatri
mengacu kepada prinsip pemberian obat pada usia lanjut, umumnya dengan
memperhitungkan kelarutan obat, perubahan komposisi tubuh, status nutrisi (kadar
albumin), dan efek samping obat (mual, gangguan fungsi ginjal).

2.9 Pencegahan
1. jaga kebersihan
2. sering ganti celana dalam
3. banyak minum air putih
4. tidak sering menahan kencing
2.10 komplikasi
ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan
meningitis. Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal
ginjal, komplikasi pada masa kehamilan seperti preeklampsia. Parut ginjal terjadi
pada 8-40% pasien setelah mengalami episode pielonefritis akut.
Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain umur muda, keterlambatan
pemberian antibiotik dalam tatalaksana ISK, infeksi berulang, RVU, dan obstruksi
saluran kemih (Pardede et al, 2011). Sedangkan menurut Purnomo (2011), adapun
komplikasi yang ditimbulkan yaitu:
a. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal. b.
b. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara
akut dan kronik.

10
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ISK

3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok. Proses pengkajian anak dengan infeksi saluran
kemih menurut Cempaka (2018) sebagai berikut:
a. Identitas pasien
Berisikan nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosa medis dan tanggal
masuk serta tanggal pengakajian dan identitas penanggung jawab.
b. Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa
rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-
sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien
mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan klien biasanya berupa
rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-
sedikit serta rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien
mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise, mual,
muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri pinggang.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian biasanya di temukan kemungkinan penyebab infeksi
saluran kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di alami klien.

11
e. Riwayat kesehatan keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat meperburuk
keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit turunan seperti
Diabetes Mellitus, hipertensi. ISK bukanlah penyakit turunan karena penyakit ini
lebih disebabkan dari anatomi reproduksi, higiene seseorang dan gaya hidup
seseorang, namun jika ada penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau
memperparah keadan klien.
f. Riwayat Bio-Psiko-Sosio-Spiritual
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan,
persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan
menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan,
2. Pola Nutrisi –Metabolik
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu
makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan
kulit, makanan kesukaan.
3. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri, dll),penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah
bau badan, perspirasi berlebih, dll
4.  Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain.

12
5. Pola Kognitif Perseptual
Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh.
6. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energi.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau
mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri,
peran, identitas dan ide diri sendiri. 
8. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan,tempat
tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang passive atau agresif terhadap
orang lain,masalah keuangan dll.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan
dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan
genital.
10. Pola Pertahanan Diri (Koping-Toleransi Stres )
Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan
penggunaan system. Pendukung. Penggunaan obat untuk menangani
stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode koping
yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress.

13
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk
spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama
yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan
buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan,
mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.
g. pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu pemeriksaan fisik head to toe yaitu
pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Pemeriksaan ini meliputi:
1. Kepala
Mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit dan mengetahui adanya lesi atau
bekas luka.
 Inspeksi : lihat ada atau tidak adanya lesi, warna kehitaman atau
kecoklatan, edema, dan distribusi rambut kulit.
 Palpasi : diraba dan tentukan turgor kulit elastik atau tidak, tekstur kepala
kasar atau halus, akral dingin atau hangat.
2. Rambut
Mengetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut dan untuk
mengetahui mudah rontok dan kotor.
 Inspeksi : distribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang
atau tidak.
 Palpasi : mudah rontok atau tidak, tektur kasar atau halus.

14
3. Wajah
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala dan untuk mengetahui luka dan
kelainan pada kepala.
4. Mata
Mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan penglihatan visus dan otot-
otot mata), dan juga untuk mengetahui adanya kelainan atau pandagan pada
mata. Bila terjadi hematuria, kemungkinan konjungtiva anemis.
 Inspeksi : kelopak mata ada lubang atau tidak, reflek kedip baik/tidak,
konjungtiva dan sclera : merah atau konjungtivitis, ikterik/indikasi
hiperbilirubin atau gangguan pada hepar, pupil : isokor, miosis atau
medriasis.
 Palpasi : tekan secara rinagn untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra
okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien
glaucoma/kerusakan dikus optikus) kaji adanya nyeri tekan.
5. Telinga
Mengetahui kedalaman telinga luar, saluran telinga, gendang telinga.
6. Hidung
Mengetahui bentuk dan fungsi hidung dan mengetahui adanya inflamasi
atau sinusitis.
7. Mulut dan gigi
Mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut, dan untuk mengetahui
kebersihan mulut dan gigi.
 Inspeksi : amati bibir apa ada kelainan kongenital (bibir
sumbing)warna,kesimetrisan, kelembaban pembengkakan, lesi, amati
jumlah dan bentuk gigi, berlubang, warna plak dan kebersihan gigi.
 Palpasi : pegang dan tekan darah pipi kemudian rasakan ada massa atau
tumor, pembengkakan dan nyeri.

15
8. Leher
Menentukan struktur imtegritas leher, untuk mengetahui bentuk dan organ
yang berkaitan dan untuk memeriksa system limfatik.
 Inspeksi : amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut, amati
adanya pembengkakan kelenjar tiroid, amati kesimetrisan leher dari depan
belakan dan samping.
 Palpasi : letakkan telapak tangan pada leher klien, minta pasien menelan
dan rasakan adanya kelenjar tiroid.
9. Abdomen
Mengetahui bentuk dan gerakan perut , mendengarkan bunyi peristaltik
usus, dan mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen.
 Inspeksi : amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
 Palpasi : adanya massa dan respon nyeri tekan.
 Auskultasi : bising usus normal 10-12x/menit.
 Perkusi : apakah perut terdapat kembung/meteorismus.
10. Dada
Mengetahui bentuk kesimetrisan, frekuensi, irama pernafasan, adanya
nyeri tekan, dan untuk mendengarkan bunyi paru.
 Inspeksi : amati kesimetrisan dada kanan kiri, amati adanya retraksi
interkosta, amati pergerakan paru.
 Palpasi : adakah nyeri tekan , adakah benjolan
 Perkusi : untuk menentukan batas normal paru.
 Auskultasi : untuk mengetahui bunyi nafas, vesikuler, wheezing/crecles.
11. Ekstremitas atas dan bawah
Mengetahui mobilitas kekuatan otot dan gangguan-gangguan pada
ektremitas atas dan bawah. Lakukan inspeksi identifikasi mengenai ukuran
dan adanya atrofil dan hipertrofil, amati kekuatan otot dengan memberi
penahanan pada anggota gerak atas dan bawah.

16
12. Kulit
Mengetahui adanya lesi atau gangguan pada kulit klien. Lakukan inspeksi
dan palpasi pada kulit dengan mengkaji kulit kering/lembab, dan apakah
terdapat oedem.
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan Urinalisis
b) Pemeriksaan darah Leukositosis
3.2 Diagnosa Keperawatan ISK
1. Nyeri akut b.d. rasa sakit dan panas di simpisis dysuria
2. Hipertermi b.d. respon peradangan
3. Ganguan eliminasi urine b.d abstuksi makanik pada kandung pada kandung
kemih ataupun stukrur traktus anarius
4. Infeksi saluran kemih b.d pekembangan kuman
5. Kurang pengetahuan b.d akumulasi etiologi dan factor resiko
3.3 INTERVENSI

No. Tujuan/ kriteria hasil Intervensi Rasional


1. Nyeri akut b.d 1. Lakukan 1. Membantu
insflamasi dan infeksi pengakjian nyeri mengevaluasi tempat
uretra,kandung secara abstruksi dan
kemih,dan struktur komperhensip penyebab nyeri
traktus unarius lain 2. Berikan tindakan 2. Meningkatkan
Kreteria hasil; nyaman seperti relaksi menurunkan
1. Mampu tindakan pijetan takanan otot
mengontrol punggung 3. Membantu
nyeri,tahu 3. Beri antibiotic mengarahkan
penyebab ,mamp kembali perhatian
u mengunakan dan relasi otot
tehnik non
farmakologi
untuk

17
mengurangi
nyeri ,dan
mencari bantuan
2. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
dengan
mengunakan
manajemen nyeri
3. Mampu
mengenali
(sekala,intesitas,
ferkunsi,dan
tanda nyari).
2. Hipertemia b.d 1. Monitor suhu 1. Mengetahui
peroses penyakit sesering monitor ttv klien
suhu tubuh dalam mungkin 2. Meyeimbangkan
batas normal 2. Berikan kompres kebutuhan cairan
Kreteria hasil; hangat klien
1. Suhu dalam 3. Tingkatkan 3. Membantu
retang normal srkulasi udara menurunkan suhu
36-37 0c 4. Berikan dengan
2. Nadi dan RR antipretik farmotologi
dalam rentang 5. Klaborasi 4. Dapat membantu
normal nadi pemberian cairan menstabilkan
60-100,RR suhu tubuh pklien
16-24 5. Menimarisil
3. Tidak ada jumlah kegiatan
berubahan kegiatan
warna kulit
dan tidak ada

18
pusing
3 Ganguan eliminasi 1. Awasi pemasukan 1. Bemberikan
urine b.d abstuksi pengeluaran informasi tentang
makanik pada karakteristik urine fungsi ginjal dan
kandung pada 2. Tentukan pola adanya kompikasi
kandung kemih berkemih pasien 2. Penigkatan dihidrasi
ataupun stukrur 3. Dorong pemasukan membilas bakteri
traktus anarius pemasukan pasien 3. Untuk mencegah
Kreteria hasil; statis urine
1. Kandung kemih
kosong secara
penuh
2. Bebas dari isk
3. Tidak ada spasme
bladder

4 Infeksi saluran kemih 1. Berikan tindakan 1. Rasa sakit yang hebat


b.d pekembangan nyaman seperti menandakan adanya
kuman pijatan infeksi
Kreteria hasil; 2. Berikan prawatan 2. Klien istrirahat
1. Pasien preneal dengan tenang dan
mengatakan tidak 3. Alihkan perhatian dapat merileksikan
ada keluhan nyeri kepada hal yang otot
pada saat menyenagkan 3. Untuk membnatu
berkemih klien dapat berkemih
2. Kandung kemih
tidak tegang
3. Pasien tampak
tenang
4. Ekspresi wajah

19
tenang

5 Kurang pengetahuan 1. Dukung keluarga 1. Untuk mempermudah


b.d akumulasi untuk dalam memberikan
etiologi dan factor mengeksplorasi penjelasan pada klien
resiko 2. Beri penilaian 2. Meningkatkan
Kriteria hasil : tentang tingkat pengetahuan dan
1. Pasien dan pengetahuan pasien mengurangi rasa
keluarga tentang proses cemas
menyatakan
pengetahuan
tentang penyakit
2. Pasien mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara
benar

BAB IV

LAPORAN KASUS PADA PENYAKIT ‘ISK’

20
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi saat ada bakteri pada organ saluran
kencing. Bakteri penyebab infeksi saluran kemih dapat memengaruhi organ ginjal,
kandung kemih, dan tabung yang menghubungkan keduanya.
Saluran kemih atau kencing dapat dibagi menjadi dua, yakni saluran kemih atas
dan bawah. Saluran kemih bagian atas terdiri dari ginjal dan ureter (saluran dari ginjal
ke kandung kemih).
Sementara itu, saluran kemih bagian bawah terdiri dari kandung kemih dan uretra
(saluran dari kandung kemih untuk mengalirkan urine keluar tubuh).
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepan nya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu nya dapat di pertanggung jawabkan.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/53913/2/BAB%20I.pdf

22
23

Anda mungkin juga menyukai