Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN


DENGAN ISK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


KEPERAWATAN KLINIK MEDIKAL BEDAH
Dosen Pengampu: Ns. Ginanjar sasmito adi,M.Kep.,Sp.Kep.KMB

Disusu Oleh:

Siti Maratus Sholekhah 1711011037

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan dimana terdapat
adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan
bakteri di dalam saluran kemih, yang meliputi infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Infeksi
saluran kemih (ISK) ini merupakan infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
salurankemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur,
dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita dari
pada pria.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari ISK adalah Escherichia coli. Sedangkan penyebab
lain dari ISK ialah klebsiela, enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan
stafilokok.
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a. EscherichiaColi : 90% penyebab ISK uncomplicated( simple )
b. Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
Prevalensi
2. Penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran darah
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat berbagai jenis
orgnisme dapat menyebabkan ISK.
Escherichia coli dari (80% kasus) dan organisme enterik garam-negatif
lainnya merupakan organisme yang paling sering menyebabkan ISK :
kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme
lain yag menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse-
negatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-
kanak.
C. Patofisiologi dan WOC

Menurut Purnomo, (2011). Sejauh ini diketahui bahwa saluran

kemih atau urine bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi

saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam

saluran kemih dan berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme

memasuki saluran kemih melalui cara: 1) ascending, 2) hematogen

seperti pada penularan M. tubercolisatau S aureus, 3) limfogen, dan

4) langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi.

Sebagianbesar mikro-organisme memasuki saluran kemih melalui

cara asending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman

yang berasal dari floral normal usus dan hidup secara komensal di

dalam introitus vagina, prepisum kemih melalui uretra- prostrat-vas

deferens-testis (pada pria)-buli-buli-ureter, dan sampai ke ginjal.

Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan

keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen)

sebagai agentdan epitel saluran kemih sebagai host. Gangguan


keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahankan tubuh dari

host yang menurun atau karena virulensi agent meningkat.

Hariyono, Rudi. (2012) infeksi saluran kemih disebabkan oleh

adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus

urinarius.Mikroorganisme ini masuk melalui kontak langsung dari

tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada dua jalur utama

terjadi isk, yaitu ansending dan hematogen.

1. Secara asending

a. masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara

lain faktor anatomi dimana wanita memiliki uretra yang

lebih pendek dari pada laki-laki sehingga insiden terjadinya

isk lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi

fekal, pemasangan alat ke dalam traktus urinarius

(pemeriksaan sitoskopik, pemakaian kateter), adanya

dekubitus yang terinfeksi.

b. Naiknya bakteri dari kandung kemih keginjal

Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjalKuman

penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal

dari flora normal usus. Dan hidup secara komensal di

dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum,

dan di sekitar anus.

2. Secara hematogen

Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah


sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara hematogen.

Ada beberapa hal yang memengaruhi struktur dan fungsi ginjal

sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya

bendungan total urin yang mengakibatkan distensi kandung

kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan parut, dll.

3. Limfogen

Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan

infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari

salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih

melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai

25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui

aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3

%. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung

kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui

infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua

ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang,

dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu,

obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering

disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat

disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung

kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian

kateter atau sistoskop. Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah


suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai

general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh

niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual.

Uretritis nongonoreal; uretritis yang tidak berhubungan dengan

niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia

frakomatik atau urea plasma uren.

D. Manifestasi Klinis
1. Gejala – gejala dari infeksi saluran kemihsecara umum sering meliputi:

a) Gejala yang terlihat, sering timbulnya dorongan untuk berkemih

b) Rasa terbakar dan perih pada saat berkemih

c) Seringnya berkemih, namun urinnya dalam jumlah sedikit (oliguria)

d) Adanya sel darah merah pada urin (hematuria)

e) Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat
dari urin

f) Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis

g) Rasa sakit pada daerah di atas pubis

h) Perasaan tertekan pada perut bagian bawah

i) Demam

j) Pada wanita yang lebih tua juga menunjukkan gejala yang


serupa, yaiu kelelahan, hilangnya kekuatan, demam
k) Sering berkemih pada malam hari
Jika infeksi dibiarkan saja, infeksi akan meluas dari kandung kemih
hingga ginjal. Gejala – gejala dari adanya infeksi pada ginjal berkaitan
dengan gejala pada cystitis, yaitu demam, kedinginan, rasa nyeri pada
punggung, mual, dan muntah. Cystitis dan infeksi ginjal termasuk dalam
infeksi saluran kemih.
2. Gejala – gejala dari infeksi saluran kemih secara spesifik sering meliputi:

a) Pyelonephritis akut

Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya
infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat
menyebabkan rasa salit pada punggung atas dan panggul, demam
tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta mual atau muntah.
b) Cystitis
Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan
rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah,
rasa sakit pada saat urinasi, dan bau yang mnyengat dari urin.
c) Uretritis
Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat
urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.

Tanda dan gejala infeksi saluran kemih berdasarkan rentang usia,


meliputi :

a. Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
1) Kecendrungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui
sebabnya, khususnya jika dikaitkan dengan tanda – tanda bayi
yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.
2) Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya
tidak dapat mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya
dengan mencium urin bayinya. Oleh karena itu pemeriksaan
medis diperlukan).
3) Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip
dengan penyakit, walaupun tidak dapat dibuktikan
kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran
kemih).
4) Rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.

5) Muntah dan sakit pada daerah abdomen (pada bayi)


b. Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:

1) Diarrhea

2) Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha


tertentu (misalnya: pemberian makan, dan menggendong)
3) Kehilangan nafsu makan

4) Demam

5) Mual dan muntah


6) Pada anak – anak, mengompol juga menandakan gejala adanya
infeksi saluran kemih.
7) Lemah

8) Adanya rasa sakit pada saat berkemih.


c. Untuk anak-anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:
1) Rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan
infeksi pada ginjal)
2) Seringnya berkemih
3) Ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal,
dengan kata lain, urin berjumlah sedikit (oliguria)
4) Tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut
5) Rasa sakit pada perut dan daerah pelvis
6) Rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
7) Urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat
d. Gejala infeksi saluran kemih pada orang dewasa, meliputi:

1) Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemihringan


(misalnya: cystitis, uretritis) meliputi :
a) rasa sakit pada punggung

b) adanya darah pada urin (hematuria)

c) adanya protein pada urin (proteinuria)

d) urin yang keruh

e) ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang


keluar

f) dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)

g) tidak nafsu makan

h) lemah dan lesu (malaise)

i) rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)


j) rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)

k) rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)


2) Gejala yang mengindikasikan infeksi saluran kemih lebih berat
(misalnya: pyelonephritis) meliputi:

a) Kedinginan

b) demam tinggi dan gemetar

c) mual

d) muntah (emesis)

e) rasa sakit di bawah rusuk

f) rasa sakit pada daerah sekitar abdomen


E. Pemeriksaan penunjang
1. Urinalisis

a) Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting


adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih

b) Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB


sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai
keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun
urolitiasis.
2. Bakteriologis

a) Mikroskopis

b) Biakan bakteri

3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik

4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter


urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam
kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a) Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit
(tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif:
maka psien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif
jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi
nitrit.
b) Tes Penyakit Menular Seksual (PMS):
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
c) Tes- tes tambahan:
Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah
infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa
renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV
atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.

F. Penatalaksanaan

Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens


antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus
urinarius dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina.

Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan
atas:

1) Terapi antibiotika dosis tunggal


2) Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
3) Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
4) Terapi dosis rendah untuk supresi

Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan


infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal
infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus
segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif
dosis rendah.

Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),


trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang
ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten
terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt
digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.

Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:

a. Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan

b. Interansi obat

c. Efek samping obat

d. Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui


ginjal
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian Teori
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
a. Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
b. Adakah riwayat obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial
a. Bagaimana dengan pemasangan folley kateter ?
b. Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
c. Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
a. Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor
predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan
jumlah)
b. Adakah disuria?
c. Adakah urgensi?
d. Adakah hesitancy?
e. Adakah bau urine yang menyengat?
f. Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan
konsentrasi urine?
g. Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih
bagian bawah ?
h. Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi
saluran kemih bagian atas ?
i. Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
a. Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan
pengobatan yang telah dilakukan?
b. Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik
pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif ditandai dengan mual, muntah.
C. Intervensi
NO DIAGNOSAKEPERAWATAN NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan infeksi Tujuan : Nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
traktus urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu kualitas, dan factor presipitasi.
penyebab, mampu menggunakan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
tehnik non farmakologi untuk ketidak nyamanan
mengurangi nyeri, mencari bantuan) 3. Gunakan tehnik relaksasi : nafas
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dalam.
dengan menggunakan manajemen 4. Berikan analgesik dan antibiotic.
nyeri 5. Ciptakan lingkungan yang aman
3. Mampu mengenali nyeri (skala, dan nyaman (batasi pengunjung,
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) ciptakan suasana yang tidak
berisik).
6. Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau.
7. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
8. Kurangi factor presipitasi nyeri
9. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
10. Tingkatkan istirahat.
11. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
12. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan
kebisingan.
13. Lakukan pengkajian Tanda-tanda
infeksi, Calor (panas), Dolor
(rasa sakit/nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa
(danya perubahan fungsi).
14. Lakukan perawatan kateter.
15. Anjurkan ibu atau keluarga klien
untuk melakukan hand hygine.
16. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam.
2 Hipertermi berhubungan Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal 1. Monitor suhu sesering mungkin
dengan Proses penyakit. Kriteria hasil : 2. Monitor watna dan suhu kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi dan
1. Suhu dalam rentang normal (36- RR
37 ) 4. Monitor Wbc,Hb, Dan Hct
2. Nadi dan RR dalam rentang normal 5. Monitor intake dan output
(nadi 60-100) (RR 16-24). 6. Berikan kompre hangat.
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan 7. Berikn anti piretik
tidak ada pusing. 8. Kolaborasi pemberian cairan
intravena.
9. Tingkatkan sirkulasi udara
10. Monitor minimal tiap 2 jam
11. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
12. Selimuti pasien.
13. Lakukan tapid sponge.

3. Gangguan eliminasi urine Tujuan : Masalah disfungsi pada eliminasi 1. Lakukan penilaian kemih yang
berhubungan dengan obstruksi urine teratasi. komprehensif berfokus pada
mekanik pada kandung kemih Kriteria hasil : inkontinensia (misalnya output
ataupun struktur traktus 1. Kandung kemih kosong secara penuh urine, pola berkemih, fungsi
urinarius lain Bebas dari ISK. kognitif, dan masalah kencing
2. Tidak ada spasme bladder persisten)
2. Memntau penggunaan obat
dengan sifat antikolinergik
3. Meransang reflek kandung kemih
dengan menerapkan dingin untuk
perut
4. Instruksikan cara-cara untuk
menghindari konstipasi
5. Masukan kateter kemih, sesuai
6. Anjurkan pasien atau keluarga
untuk merekam output urin,
sesuai
7. Memantau asupan dan keluaran
8. Membantu dengan toilet secara
berkala, sesuai
9. Memenrtau tingkat distensi
kandung kemih dengan palpasi
dan perkusi

4 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tekanan
berhubungan dengan diharapkan klien masalah kebutuhan ciaran darah,suhu,nadi,dan tekanan
kehilangan cairan aktif ditandai adekuat dengan Kriteria Hasil: darah
dengan mual, muntah. 1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 2. Kolaborasikan dalam pemberian
2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh cairan IV
dalam batas normal 3. Monitor status dehidrasi
(kelembaban mukosa bibir, nadi
adekuat, nadi,) jika di perlukan.
4. Monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori
harian.
5. Dorong keluarga untuk
mementau makan.
6. Monitor status nutrisi.
7. Dorong masukan oral
8. Kolaborasikan dengan dokter
dalam pemberian terapi
9. Memantau tingkat Hb dan
hematocrit
10. Monitor berat badan.
11. Memonitor balance cairan.

5. Resiko infeksi b/d dengan port Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tanda-tanda infeksi
diharapkan klien Infeksi tidak terjadi dengan 2. Jelaskan untuk tidak menahan
de entry kuman. Kriteria Hasil: keinginan berkemih, kosongkan
kandung kemih secara sempurna
1. klien bebas dari tanda gejala infeksi setiap kali berkemih.
2. Mendeskripsikan proses penularan 3. Ajarkan perawatan perineal yang
penyakit, factor yang mempengaruhi benar terutama setelah berkemih
penularan. dan defekasi, bersihkan dari
3. Menunjukkan kemampuan untuk depan ke belakang
mencegah timbulnya infeksi 4. Mencegah perpindahan
4. Jumlah leukosit dalam batas normal mikroorganisme yang ada di anus
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat. agar kebersihan perineal agar
tetap kering dan bersih keringkan
depan sampai ke belakang
5. Jelaskan pentingnya
mengkonsumsi antibiotik sesuai
dengan resep atau sampai habis.
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan.
7. Monitor terhadap kerentanan
terhadap Infeksi
8. Batasi pengunjung.
9. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
10. Instruksikan pasien untuk minum
anti boitik sesuai resep
11. Ajarkan pasein dan kelurga tanda
dan gejala infeksi
12. Laporkan kecurigaan infeksi
13. Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &


NANDA NIC – NOC. Yogyakarta :Mediaction

Ardhiyand.S dan Habib,I. 2011. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Urinalisis Nitrit


dengan Kultur Urin Sebagai Uji Diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Pada Pasien Dengan Kateterisasi Uretra. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta .

Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Aulia,D., Lidya,A.,


2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid 1, Internal Publishing.
Jakarta.

Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku


Kedokteran : EGC.
Purnomo, (2011). Dasar-dasar urologi. Edisi Pertama. Jakarta: CV.Sagung Seto.
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA KLIEN
DENGAN ISK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


KEPERAWATAN KLINIK MEDIKAL BEDAH
Dosen Pengampu: Ns. Ginanjar sasmito adi,M.Kep.,Sp.Kep.KMB

Disusu Oleh:

Siti Maratus Sholekhah 1711011037

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
DEPARTEMEN KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH

Tgl / jam MRS : Ruang : Melati


Tgl. Pengkajian : 6 juni 2018 No. Register :-
Diagnosa Medis : ISK

IDENTITAS KLIEN

Nama : An. S Suami / Istri / Orang tua:


Umur : 6 th 10 bln Nama : Ny.F
Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam Alamat : Baso Koto Tinggi
Suku / Bangsa : Minang
Bahasa : Indonesia Penanggung jawab :
Pendidikan : SD Nama :-
Pekerjaan : Siswa Alamat :-
Status : Belum kawin
Alamat : Baso Koto Tinggi

KELUHAN UTAMA
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan urin tidak keluar sejak 1 hari yang
lalu, dan nafsu makan dan minum menurun sejak 1 hari yang lalu, tidak BAB
dan BAK sejak 1 hari yang lalu (Tidak BAK )
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan susah buang air kecil, dan klien mengatakan sakit saat

Buang Air Kecil, ibu klien mengatakan klien juga susah Buang Air Besar,

klien juga mengatakan perut terasa nyeri, ibu klien mengatakan klien

susahmakan, klien juga mengeluh kerongkongan terasa sakit saat menelan,

klien juga mengatakan badannya terasa lemah dan letih, ibu klien

mengatakan selama sakit klien tidak ada dimandikan, ibu klien mengatakan

klien susah tidur.

Pengakjian nyeri :

P : Nyeri timbul saat kencingkeluar Q :

Seperti di tusuk-tusuk.

R : Nyeri pada daerah perut di kuadran ke IV sebelah kananbawah S :

Skala 5-6

T : ± 30 detik sampai 1 menit

B. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Ibu klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, dan

ini pertama klien di rawat di Rumah sakit.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Ibu klien mengatakan keluarga klien pernah menderita penyakit demam

biasa saja dan ibu klien mengatakan keluarga juga tidak ada menderita

penyakit seperti Infeksi

Saluran Kemih, DM, Hipertensi, atau pun penyakit yang lainnya


GENOGRAM

Laki-laki :

Perempuan. :

Klien :

Meninggal : X

Serumah : -----
D. Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit
Tidak ada lingkungan bersih dan tidak ramai karna jauh dari jalan raya.
E. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sehat : nasi, lauk pauk dan sayuran, 1 piring habis, minum 3-5 gelas/hari
Sakit : MPLG, 2 sendok makan, minum 2-3 gelas/ hari
c. Pola eliminasi
BAK
Sehat :4-5X sehari, kuning jernih, pesing, cair dan tidak ada kesuitan saat
BAK
Sakit : 2-3X sehari, kuning pekat, pesing, cair dan ada kesuitan saat BAK
BAB
Sehat :1x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi padat,
tidak ada kesulitan saat BAB
Sakit :1x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi padat,
ada kesulitan saat BAB
d. Pola aktivitas
Sehat : mandi 2x sehari, cuci rambut 1x sehari, menggosok gigi 1x sehari
Sakit : -
e. Pola istirahat tidur
Sehat : 8-10 jam/hari, tidak ada kesulitan
Sakit :4-3 jam/ hari, tidak ada kesulitan (ada kesulitan, nyeri)
f. Pola kognitif dan presepsi sensori
-
g. Pola konsep diri
-
h. Pola hubungan-peran
Hubungan dengan teman sebaya baik
i. Pola fungsi seksualitas
-
j. Pola mekanisme koping
-
k. Pola nilai dan kepercayaan
-
F. STATUS MENTAL ( PSIKOLOGIS)
-
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum
Keadaan/ penampilan umum :
Kesadaran : Compos mentis
BB sebelum sakit : -
BB saat ini : 19kg
GCS : 15 (4,5,6)
TB : 110 cm
BB Ideal
Tanda-tanda vital :
TD :110/70 mmHg
S : 36,4 0C
N : 86x/m
RR : 22x/m
b. Kepala
1. Rambut
Inspeksi : berwarna hitam dan ikal, tampak kotor, tidak ada ketombe
dan kutu
Palpasi : tidak terdapat pembekakan kepala
2. Mata
Pupil isokor, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
gangguan pengelihatan
3. Hidung
Simetris, tidak ada sekresi, tidak ada gangguan penciuman
4. Mulut dan gigi
Mulut bersih, gigi tampak kotor dan berlubang, lidah kotor
5. Telinga
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
c. Leher
Tidak terdapat pembekakan kelenjar tiroid
d. Thorak
1. Paru-paru
I : pergerakan dada simetris
P : nyeri tekan (-)
P : sonor bagian kiri, redup di bagian kanan
A : normal, suara tambahan (-)
2. Jantung
I : ictus cordis tidak terlihat
P : ICS teraba pada ics ke 5
P : pembekakan jantung (-)
A : suara tambahan (-)
e. Abdomen
I : lesi(-), bekas luka (-)
A : bising usus normal 12x/m
P : nyeri tekan (+)
P : timpani
f. Tulang belakang
-
g. Ekstermitas
Atas : terpasang infus otsu D5% 10 TPM
Bawah : terpasang kateter
h. Integumen
-
i. Genetalia dan anus
Tampak kotor, tepasang kateter
j. Pemeriksaan neurologis
-
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
No Nama Jumlah Satuan Nilai
pemeriksaan normal
1 HBG 13.1 [g/dl] 13.0-16.0
2 RBC 4.66 [10^6/ul] 4.5-5.5
3 HCT 39.5 [%] 40.0-48.0
4 WBC 14.25 [10^3/Ul] 5.0-10.0
5 EO% 0.1 [%] 1-3
6 BASO% 0.2 [%] 0-1
7 NEUT% 83.7 [%] 50-70
8 LYMPH% 10.0 [%] 20-40
9 MONO% 6.0 [%] 2-8
10 LED 20 [Mm/jam] L<10
11 Kalsium darah 138.8 [Meq/L] 9-11

12 Kalium 108.0 [Meq/L] 3,5-5,5

13 Natrium 0,45 [Mg/dl] 135-147


14 Creatin 20 [Mg/dl] 8.6-10.3
15 Urea 14.25 [10^3/uL] 15-43

I. TERAPI
No Nama obat Dosis Jam
1. Ceftriacone 1x1 gr 06.00 wib
15.00 wib
24.00 wib
2 Paracetamol 3x 250 mg 06.00 wib
12.00 wib
20.00 wib
3. Dulcolak supos 1x1 mg 21.00 wib
4. Infus D5% 10 tts/m

A. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DO: Nyeri Infeksi traktus
- Ibu klien urinarius
mengatakan
anaknya susah
untuk buang air
kecil.
- Klien mengatakan
anaknya saat
buang air kecil
terasa sakit.
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian
perut dan
pinggang.
DO:
- Klien tampak sakit
ketika saat mau
buang air kecil
- Skala nyeri 5-6
- Klien tampak
terpasang kateter.
Klien tampak
kesakitan saat di
pegang bagian
perutnya tampak
- WBC : 14.25
10^3/Ul
2 Resiko Intake tidak
DS: gangguan adekuat.
- Ibu klien pemenuhan
mengatakan klien kebutuhan
nafsu makan nutrisi kurang
menurun
- Ibu klien
mengatakan
tenggorokan sakit
saat menelan.
- Klein mengatakan
badannya
terasa lemah dan
letih
DO:
- Klien tampak
tidak
menghabiskan
makannya
hanya dengan
porsi 2 sendok
makan saja
- Klien tampak
susah menelan
karena
tenggorokan sakit
- Klien tampak
lemah dan lesu.
- Berat Badan: 19 kg
- Tinggi Badan: 110
cm
3 DS: Defisit perawatan Kelemahan fisik.
- Ibu klien diri
mengatakan
selama sakit klien
tidak ada di
mandikan.
- Klien mengatakan
kepalanya tersasa
gatal.
- Ibu klien
mengatakan
anaknya
mengalami
kesulitan
dalam bergerak.
Klien mengatakan
aktivitas sehari-
hari terasa
tergannggu.
DO:
- Badan klien
tampak kotor dan
berbau
- Kepala klien
tampak kotor
- ADL Tampak di
bantu
- Klien tampak
susah
menggerakan
anggota badannya
- Klien tampak
hanya berbaring di
tempat tidur.

4 Resiko defisit Intake tidak ade


DS: volume ciran kuat
- Klein mengatakan
badannya
terasa lemah dan
letih
DO:
- Mukosa bibir
tampak kering
- Turgor kulit
tampak lembab
- Intake 810 cc
- Output 200cc
- Klien tampak
terpasang infus
outsu D5% 10 tts/i

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.
2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi intake berhubungan
dengan tidak adekuat.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Resiko difisit volume cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Daignosa Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri b/d infeksi traktus Tujuan : Nyeri berkurang dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor
mampu menggunakan tehnik non presipitasi.
farmakologi untuk mengurangi nyeri, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
mencari bantuan) ketidaknyamanan
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan 3. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam.
menggunakan manajemen nyeri 4. Berikan analgesik dan antobiotik.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 5. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
frekuensi, dan tanda nyeri) (batasi pengunjung, ciptakan suasana yang
4. Tanda-tanda infeksi tidak terjadi, Calor tidak berisik).
(panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor 6. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan), 7. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Functiolaesa (danya perubahan fungsi). mengetahui pengalaman nyeri pasien.
8. Kurangi factor presipitasi nyeri.
9. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
10. Tingkatkan istirahat.
11. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
12. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan.
29. Lakukan pengkajian Tanda-tanda infeksi,
Calor (panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan),
Functiolaesa (danya perubahan fungsi).
30. Lakukan perawatan kateter.
31. Anjurkan ibu atau keluarga klien untuk
melakukan hand hygine.
32. Anjurkan klien sering untuk mengganti
celana dalam.
2 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi makanan
pemenuhan kebutuhan keperawatan 1x 24 jam 2. Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang
nutrisi kurang b/d intake diharapkan asupan nutrisi nutrisi yang dibutuhkan
tidak adekuat. tercukupi dengan Kriteria Hasil: 3. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dan vitamin C ( minum jus jeruk, dan
dengan tujuan mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang)
2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
3. Menunjukkan peningkatan fungsi menelan 5. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang nutrisi yang dibutuhkan
berarti 6. Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya
makan bagi tubuh.
7. Menganjurkan memberikan makanan ketika
dalam keadaan hangat.
8. Menganjurkan memberikan makanan dalam
bentuk bervariasi.
9. Menganjurkan memberikan makanan sedikit
tapi sering.
3 Defisit perawatan diri b/d Setelah di lakukan tindakan 1. Mempertimbangkan budaya pasien ketika
kelemahan fisik. keperawatan 1x24 jam di mempromosikan aktivitas perawatan diri.
harapkan klien mampu 2. Mempertimbangkan ketika mempromosiksn
melakukan perawatan diri secara aktivitas perawatan diri.
mandiri dengan KH: 3. Menyediakan artikel pribadi yang diinginkan
1. Perawatan diri :aktivitas kehidupan sehari- ( misalnya dedoran,sikat gigi , sabun mandi,
hari mampu melakukan aktifitas fisik dan sampo, lotion dan produk aroma terapi)
pribadi secara mandiri 4. Tempatkan handuk,sabun,dan alat lainnya
2. Perawatan mandi: mampu untuk yang dibutuhkan klien.
membersihkan tubuh secara mandiri 5. Mempersiapkan sikat gigi dan membantu
Perawatan oral hygine: mampu untuk menyikat gigi.
merawat mulut dan gigi secara 6. menyediakan lingkungan yang
mandiri dengan atau tampa alat terapeutik,santai,hangat dan personal.
bantu 7. Memantau kebersihan kuku.
8. Memantau integritas kulit.
9. Memantau hygine klien.

4 Resiko difisit volume Setelah dilakukan tindakan 1x24 1. Monitor tekanan darah,suhu,nadi,dan tekanan
cairan b/d intake tidak jam diharapkan klien masalah darah
adekuat. kebutuhan ciaran adekuat 2. Kolaborasikan dalam pemberian cairan IV
dengan KH: 3. Monitor status dehidrasi (kelembaban
1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi mukosa bibir, nadi adekuat, nadi,) jika di
2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam batas perlukan.
normal 4. Monitor masukan makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian.
5. Dorong keluarga untuk mementau makan.
6. Monitor status nutrisi.
7. Dorong masukan oral
8. Kolaborasikan dengan dokter dalam
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/tangagal Dx Jam Implementasi Evaluasi

1 Rabu, 06 Juni 1. 09.00 wib 1. Melakukan pengkajian nyeri S:


2018. secara komprehensif termasuk - Ibu klien mengatakan anaknya susah
lokasi, karakteristik, durasi, untuk buang air kecil
frekuensi, kualitas, dan factor - Klien mengatakan saat buang air
presipitasi. (P : Nyeri timbul kecil terasa sakit
saat kencing keluar Q : Seperti - Klien mengatakan nyeri pada bagian
di tusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut dan pinggang.
daerah perut di kuadran ke - P : Nyeri timbul saat kencing keluar
IV sebelah kanan bawah, S : Q : Seperti di tusuk-tusuk, R : Nyeri
Skala 5-6 T : ± 30 detik sampai pada daerah perut di kuadran ke IV
1 menit) sebelah kanan bawah, S : Skala 5-6 T
09.15 wib 2. Mengobservasi reaksi : ± 30 detik sampai 1 menit
nonverbal dari
ketidaknyamanan (ekspresi O:
wajah meringis) TTV:
09.30 wib 3. Menggunakan tehnik relaksasi TD : 110/70 mmhg
: (nafas dalam.) Suhu : 36,4 O C
12.00 wib 4. Memberikan analgesik dan Nadi : 86 x/i
antibotik : (paracetamol dan RR : 22 x/i
ceftriacone ) Wbc : 14.25 10^3/Ul
12.10 wib 5. Menciptakan lingkungan yang - Klien tampak sakit saat mau buang
aman dan nyaman (batasi air kecil dengan skala nyeri 5-6
pengunjung, ciptakan suasana - Klien tampak terpasang kateter
yang tidak berisik). - Klien tampak kesakitan saat di
12.15 wib 6. Melakukan pengkajian Tanda- pegang bagian perutnya
tanda infeksi, Calor (panas),
Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor A: nyeri b/d infeksi traktus urinarius.
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa P: Interversi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
(danya perubahan fungsi).
12.30 wib 7. Melakukan perawatan kateter.
12.15 wib ( supaya tidak menambah
infeksi )
8. Menganjurkan ibu atau
keluarga klien untuk
12.30 wib melakukan hand hygine. (
memekai handrap).
9. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam (
supaya tidak menambah atau
memperberat infeksi )

2. Rabu,06 Juni 2. 10.00 wib 1. Mengkaji adanya alergi S:


2018. makanan. ( seperti alergi - Ibu klien mengatakan klien nafsu
udang, telur, dan ikan laut ) makan menurun.
11.00 wib 2. Menantau tentang nutrisi yang - Ibu klien mengatakan tenggorokan
dibutuhkan klien ( klien sakit saat menelan.
menganjurkan makan makan - Klein mengatakan badannya terasa
lemah dan letih.
nasi yang lunak )
12.15 wib O:
3. Menganjurkan klien untuk TD : 110/70 mmhg
meningkatkan protein dan Suhu : 36,4 O C
vitamin C (anjurkan makan Nadi : 86 x/i
buah-buahan yang RR : 22 x/i
BB : 19 Kg
mengandung vitamin C seperti
TB : 110
jeruk dan pisang)
12.20 wib 4. Memonitor jumlah nutrisi ( - Klien tampak tidak menghabiskan
menanyakan kepada klien makannya
dalam sehari berapa porsi yang klien hanya makan dengan porsi
dihabiskan ) 2 sendok makan saja.
12.25 wib 5. Menjelaskan kepada klien - Klien tampak susah menelan karena
tentang pentingnya makan bagi tenggorokannya sakit.
tubuh ( menjelaskan jika klien - Klien tampak lemah dan lesu.
tidak makan maka badannya
akan terasa lemah) A :Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
12.30 wib 6. Menganjurkan memberikan nutrisi kurang b/d intake tidak adekuat.
makanan ketika dalam keadaan
hangat.( supaya meningkatkan P: intervensi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8.
nafsu makan klien )
12.10 wib 7. Menganjurkan memberikan
makanan dalam bentuk
bervariasi.(supaya anak tidak
bosan dan anak semngat untuk
makan)
12. 15 wib 8. Menganjurkan memberikan
makanan sedikit tapi sering.
( seperti menganjurkan ibu
klien untuk menyuapkan
anaknya makan satu atau dua
sendok
makan smapai habis.
3 Rabu, 06 Juni 3. 10.00 wib 1. Mempertimbangkan budaya S:
2018. pasien ketika mempromosikan - Ibu klien mengatakan kesulitan
aktivitas perawatan diri. ( dalam bergerak.
memasang sampiran ) - Klien mengatakan aktivitas
10.05 wib 2. Mempatkan handuk,sabun,dan tergannggu.
alat lainnya yang dibutuhkan - Ibu klien mengatakan selama sakit
klien. klien tidak ada di mandikan
10.15 wib 3. Menyediakan lingkungan yang - Klien mengatakan kepalanya tersasa
terapeutik,santai,hangat dan gatal
personal.
10.30 wib 4. Memantau kebersihan kuku O:
(untuk mencegah memperberat - Klien tampak susah menggerakan
infeksi ) anggota badannya
11.00 wib 5. Memantau integritas kulit ( - Klien tampak hanya berbaring di
seperti melihat apakah kulit tempat tidur.
klien tampak kering atau - Badan klien tampak kotor dan
lembab ) berbau
11.15 wib 6. Memantau hygine klien ( - Kepala klien tampak kotor
seperti memantau kebersihan - ADL Tampak di bantu.
hygine bersih tau tidak )
A: Defisit perawatan diri b/d kelemahan
fisik

P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6.

4 Rabu,06 Juni 4. 10.00 wib 1. Monitor tekanan darah, suhu, S:


2018. nadi, dan tekanan darah (TD : - Klein mengatakan badannya terasa
110/70 mmhg, Suhu : 36,4 O C, lemah dan letih.
Nadi : 86 x/i, RR : 22 x/ i ) O:
10.05 wib 2. Memantau pemberian cairan TTV
IV ( cairan infus D5 % TD : 110/70 mmhg
pemberiannya 10 tetes/ menit) Suhu : 36,4 O C
11.00 wib 3. Melakukan pemberian Nadi : 86 x/i
pemberian terapi. ( pemberian RR : 22 x/ i
injeksi ceftriacone 1x 1 mg dan - Mukosa bibir tampak kering
pemberian paracetamol ) - Turgor kulit tampak lembab
12.00 wib 4. Memonitor balance cairan. - Intake 810 cc
(menyakan berapa cairan - output 200cc
masuk dan melihat berapa cc - Klien tampak terpasang infus outsu
urin keluar ) D5% 10 tts/i
12.05 wib 5. Monitor masukan makanan.
(menyakan kepada ibu klien A: Resiko defisit volume cairan b/d intake
berapa porsi dalam sehari tidak adekuat.
berapa sendok klien
menghabiskan makan) P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6
12.15 wib 6. Mendorong keluarga untuk
memantau makan (anjurkan
ibu klien untuk memantau
masukan makan klien )

1 Kamis,07 juni 1 08.00 wib 1. Melakukan pengkajian nyeri S:


2018 secara komprehensif termasuk - Ibu klien mengatakan anaknya masih
lokasi, karakteristik, durasi, susah untuk buang air kecil
frekuensi, kualitas, dan factor - Klien mengatakan saat buang air
presipitasi. (P : Nyeri timbul kecil masih terasa sakit
08.15 wib saat kencing keluar Q : Seperti - Klien mengatakan nyeri pada bagian
di tusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut dan pinggang masih ada.
daerah perut di kuadran ke - P : Nyeri timbul saat kencing keluar
09.00 wib IV sebelah kanan bawah, S : Q : Seperti di tusuk-tusuk, R : Nyeri
Skala 5-6 T : ± 30 detik sampai pada daerah perut di kuadran ke IV
12.00 wib 1 menit) sebelah kanan bawah, S : Skala 5-6 T
2. Mengobservasi reaksi : ± 30 detik sampai 1 menit
12.30 wib nonverbal dari
ketidaknyamanan (ekspresi O:
wajah meringis) TTV
3. Menggunakan tehnik relaksasi TD : 110/70 mmhg
12.15 wib : (nafas dalam.) Suhu : 36,4 O C
4. Memberikan analgesik dan Nadi : 78 x/i
antibotik : (paracetamol dan RR : 24 x/i
ceftriacone )
5. Menciptakan lingkungan yang - Klien tampak sakit saat mau buang
aman dan nyaman (batasi air kecil dengan skala nyeri 5-6
12.30 wib pengunjung, ciptakan suasana - Klien tampak terpasang kateter
12.15 wib yang tidak berisik). - Klien tampak kesakitan saat di
6. Melakukan pengkajian Tanda- pegang bagian perutnya
tanda infeksi, Calor (panas),
12.30 wib Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor A: Nyeri b/d infeksi traktus urinarius.
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa P: Interversi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
(danya perubahan fungsi).
7. Melakukan perawatan kateter.
( supaya tidak menambah
infeksi )
8. Menganjurkan ibu atau
keluarga klien untuk
melakukan hand hygine. (
memekai handrap).
9. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam
( supaya tidak menambah atau
memperberat infeksi )

2 Kamis,07 Juni 2 08.00 wib 1. Mengkaji adanya alergi S:


2018 makanan. ( seperti alergi - Ibu klien mengatakan anaknya masih
udang, telur, dan ikan laut ) belum mau makan.
2. Menantau tentang nutrisi yang - Ibu klien mengatakan tenggorokan
dibutuhkan klien ( klien masih sakit saat menelan
11.00 wib menganjurkan makan makan - Klein mengatakan badannya masih
terasa lemah dan letih.
nasi yang lunak )
O:
12.15 wib 3. Menganjurkan klien untuk TD : 110/70 mmhg
meningkatkan protein dan Suhu : 36,4 O C
vitamin C (anjurkan makan Nadi :7 8 x/i
buah-buahan yang RR : 24 x/i
mengandung vitamin C seperti BB : 19 Kg
jeruk dan pisang) TB : 110
12.20 wib
4. Memonitor jumlah nutrisi (
- Klien tampak tidak menghabiskan
menanyakan kepada klien makannya klien hanya makan 2
12.25 wib dalam sehari berapa porsi yang sendok makan saja
dihabiskan ) - Klien tampak susah menelan karena
5. Menjelaskan kepada klien kerongkongannya masih sakit
12.30 wib tentang pentingnya makan bagi - Klien tampak lemah dan lesu.
tubuh ( menjelaskan jika klien
tidak makan maka badannya A : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
12.10 wib akan terasa lemah) nutrisi kurang b/d intake tidak adekuat.
6. Menganjurkan memberikan P: intervensi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8.
makanan ketika dalam keadaan
hangat.( supaya meningkatkan
nafsu makan klien )
7. Menganjurkan memberikan
makanan dalam bentuk
bervariasi.(supaya anak tidak
bosan dan anak semngat untuk
makan)
8. Menganjurkan memberikan
makanan sedikit tapi sering.
( seperti menganjurkan ibu
klien untuk menyuapkan
anaknya makan satu atau dua
sendok makan smapai habis.

3 Kamis,07 Juni 3 10.00 wib 1. Mempertimbangkan budaya S:


2018 pasien ketika mempromosikan - Ibu klien mengatakan tidak ada
aktivitas perawatan diri. ( memandikan atau mengelap badan
memasang sampiran ) pasien pada pagi hari.
10.05 wib 2. Mempatkan handuk,sabun,dan - Klien mengatakan kepalanya tersasa
alat lainnya yang dibutuhkan masih gatal
klien. - Ibu klien mengatakan anaknya
10.15 wib 3. Menyediakan lingkungan yang mengalami kesulitan dalam bergerak.
terapeutik,santai,hangat dan - Klien mengatakan merasa aktivitas
personal. sehari-harinya terganggu.
10.30 wib 4. Memantau kebersihan kuku
(untuk mencegah memperberat O:
infeksi ) - Klien tampak susah menggerakan
11.35wib 5. Memantau integritas kulit ( anggota badannya
seperti melihat apakah kulit - Klien tampak hanya berbaring di
klien tampak kering atau tempat tidur.
lembab ) - Badan klien tampak kotor dan
11.40 wib 6. Memantau hygine klien ( berbau
seperti memantau kebersihan - Kepala klien tampak kotor
hygine bersih tau tidak ) - ADL Tampak di bantu.

A: Defisit perawatan dirib/d kelemahan


fisik.

P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6

4 Kamis,07 Juni 4 09.00 wib 1. Monitor tekanan darah, suhu, S:


2018 nadi, dan tekanan darah (TD : - Klein mengatakan badannya terasa
110/70 mmhg, Suhu : 36,4 O C, lemah dan letih.
Nadi : 86 x/i, RR : 22 x/ i )
2. Memantau pemberian cairan O:
IV ( cairan infus D5 % TTV:
pemberiannya 10 tetes/ menit) TD : 110/70 mmhg
12.00 wib 3. Melakukan pemberian Suhu : 36,4 O C
12.15 wib pemberian terapi. ( pemberian Nadi : 78 x/i
12.20 wib injeksi ceftriacone 1x 1 mg dan RR : 24 x/i
pemberian paracetamol ) - Mukosa bibir tampak kering
4. Memonitor balance cairan - Turgor kulit tampak lembab
(menyakan berapa cairan - Intake 960
masuk dan melihat berapa cc - output 300cc
urin keluar ) - Klien tampak terpasanginfus outsu
5. Monitor masukan makanan D5% 10 tts/i
(menyakan kepada ibu klien
berapa porsi dalam sehari A: Resiko defisit volume cairan b/d intake
berapa sendok klien tidak adekuat.
menghabiskan makan)
6. Mendorong keluarga untuk P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6.
memantau makan (anjurkan
ibu klien untuk memantau
masukan makan klien )

1 Jum’at, 08 Juni 1 08.00 wib 1. Melakukan pengkajian nyeri S:


2018. secara komprehensif termasuk - Ibu klien mengatakan anaknya susah
lokasi, karakteristik, durasi, untuk buang air kecil
frekuensi, kualitas, dan factor - Klien mengatakan saat nyeri buang
presipitasi. P : Nyeri timbul air kecil masih hilang timbul.
08.15 wib saat kencing keluar Q : Seperti - Klien mengatakan nyeri pada bagian
di tusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut masih hilang timbul.
daerah perut di kuadran ke - P : Nyeri timbul saat kencing keluar
10.00 wib IV sebelah kanan bawah, S : Q : Seperti di tusuk-tusuk, R : Nyeri
Skala 4-3 T : ± 30 detik sampai pada daerah perut di kuadran ke IV
12.00 wib 1 menit. sebelah kanan bawah, S : Skala 4-3 T
2. Mengobservasi reaksi : ± 30 detik sampai 1 menit.
12.15 wib nonverbal dari
ketidaknyamanan (ekspresi O:
wajah meringis) TTV
3. Menggunakan tehnik relaksasi TD : 90/70 mmhg
12.20 wib : (nafas dalam.) Suhu : 36,8 O C
4. Memberikan analgesik dan Nadi : 83x/i
antibotik : (paracetamol dan RR : 26 x/i
ceftriacone )
5. Menciptakan lingkungan yang - Klien tampak sakit saat mau buang
aman dan nyaman (batasi air kecil dengan skala nyeri 4-3
12.25 wib pengunjung, ciptakan suasana - Aff kateter
12.30 wib yang tidak berisik).
6. Melakukan pengkajian Tanda- A: Masalah tentang nyeri teratasi
tanda infeksi, Calor (panas),
12.35 wib Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor P: Interversi di hentikan
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa
(danya perubahan fungsi).
7. Melakukan perawatan kateter.
( supaya tidak menambah
infeksi )
8. Menganjurkan ibu atau
keluarga klien untuk
melakukan hand hygine. (
memekai handrap).
9. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam (
supaya tidak menambah atau
memperberat infeksi )

2 Jum’at, 08 Juni 2 08.00 wib 1. Mengkaji adanya alergi S:


2018. makanan. ( seperti alergi - Ibu klien mengatakan anaknya
udang, telur, dan ikan laut ) sudah mau makan
2. Menantau tentang nutrisi yang - klien mengatakan tenggorokan sudah
dibutuhkan klien ( tidak sakit saat menelan.
11.00 wib menganjurkan makan makan O:
TD : 9/70 mmhg
nasi yang lunak )
Suhu : 36,8O C
3. Menganjurkan klien untuk Nadi : 83 x/i
12.15 wib meningkatkan protein dan RR : 26 x/i
vitamin C (anjurkan makan BB : 19 Kg
buah-buahan yang TB : 110
mengandung vitamin C seperti
- Klien tampak sudah menghabiskan
12.20 wib jeruk dan pisang) makanannya ½ porsi piring
4. Memonitor jumlah nutrisi ( - Klien tampak tidaksusah lagi saat
menanyakan kepada klien menelan makanan.
12.25 wib dalam sehari berapa porsi yang - Klien tampak masih lemah dan lesu.
dihabiskan )
5. Menjelaskan kepada klien A : masalah nutrisi teratasi
12.30 wib tentang pentingnya makan bagi
tubuh ( menjelaskan jika klien P: intervensi di hentikan
tidak makan maka badannya
12.10 wib akan terasa lemah)
6. Menganjurkan memberikan
makanan ketika dalam keadaan
hangat.( supaya meningkatkan
nafsu makan klien )
7. Menganjurkan memberikan
makanan dalam bentuk
bervariasi.(supaya anak tidak
bosan dan anak semngat untuk
makan)
8. Menganjurkan memberikan
makanan sedikit tapi sering.
( seperti menganjurkan ibu
klien untuk menyuapkan
anaknya makan satu atau dua
sendok
makan smapai habis.

3 Jum’at, 08 Juni 3 10.00 wib 1. Mempertimbangkan budaya S:


2018. pasien ketika mempromosikan - Ibu klien mengatakan klien sudah
aktivitas perawatan diri. ( mulai bisa duduk sendiri.
10.05 wib memasang sampiran ) - Klien mengatakan sudah tidak ada
2. Mempatkan handuk,sabun,dan gangguan dalam aktifitas.
alat lainnya yang dibutuhkan - Ibu klien mengatakan setiap bangun
10.15 wib klien. tidur An.S sudah mau di mandikan
3. Menyediakan lingkungan yang - Klien mengatakan kepalanya tidak
terapeutik,santai,hangat dan tersasa gatal lagi.
10.30 wib personal. O:
10.40 wib 4. Memantau kebersihan kuku - Klien tampak sudah mampu duduk
11.00 wib (untuk mencegah memperberat dan mampu berjalan k wc.
infeksi ) - Badan klien tampak bersih
5. Memantau integritas kulit ( - Kepala klien tampak bersih
seperti melihat apakah kulit - ADL Tampak di bantu
klien tampak kering atau
lembab ) A: Masalah defisit perawatan diri teratasi.
6. Memantau hygine klien (
seperti memantau kebersihan P: intervensi di hentikan.
hygine bersih tau tidak )

4 Jum’at, 08 Juni 4 09.00 wib 1. Monitor tekanan darah, suhu, S:


2018. nadi, dan tekanan darah (TD : - Klien mengatakan letih sudah mulai
O
110/70 mmhg, Suhu : 36,4 C, berkurang.
Nadi : 86 x/i, RR : 22 x/ i ) - Klein mengatakan badan sudah
2. Memantau pemberian cairan mulai segar kembali
9.15 wib IV ( cairan infus D5 %
12.00 wib pemberiannya 10 tetes/ menit) O:
12.15 wib 3. Melakukan pemberian - Mukosa bibir tampak kering.
12.15 wib pemberian terapi. ( pemberian - Turgor kulit tampak lembab
injeksi ceftriacone 1x 1 mg dan - Intake 810
pemberian paracetamol ) - output 500 cc
4. Memonitor balance cairan - infus di aff
(menyakan berapa cairan - kateter aff
masuk dan melihat berapa cc
urin keluar ) A: masalah resiko defisisit volume cairan
5. Monitor masukan makanan teratasi.
(menyakan kepada ibu klien
berapa porsi dalam sehari P: intervensi di hentikan.
berapa sendok klien
menghabiskan makan)
6. Mendorong keluarga untuk
memantau makan (anjurkan
ibu klien untuk memantau
masukan makan klien )
Lampiran Kasus Askep

BAB III

TINJAUAN

KASUS

3.1 Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2018

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : An.S

Tempat Tanggal Lahir : Lambau, 15

Juli 2011 Umur : 6 tahun 10

bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah/Ibu : Mazni/Fitri

Pekerjaan Ayah : Petani

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Baso Koto Tinggi

Suku Bangsa : Minang

Agama : Islam
Nama Penanggung Jawab

Nama : Ny.F

Alamat : Baso

Koto Tinggi Hubungan dengan

penderita : Ibu Kandung


3.1.2 Keluhan Utama

Klien datang kerumah sakit dengan keluhan urin tidak keluar sejak 1 hari

yang lalu, dan nafsu makan dan minum menurun sejak 1 hari yang lalu, tidak

BAB dan BAK sejak 1 hari yang lalu

3.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan susah buang air kecil, dan klien mengatakan sakit saat

Buang Air Kecil, ibu klien mengatakan klien juga susah Buang Air Besar,

klien juga mengatakan perut terasa nyeri, ibu klien mengatakan klien susah

makan, klien juga mengeluh kerongkongan terasa sakit saat menelan, klien

juga mengatakan badannya terasa lemah dan letih, ibu klien mengatakan

selama sakit klien tidak ada dimandikan, ibu klien mengatakan klien susah

tidur.

Pengakjian nyeri :

P : Nyeri timbul saat kencing keluar

Q : Seperti di tusuk-tusuk.

R : Nyeri pada daerah perut di kuadran ke IV sebelah kanan bawah

S : Skala 5-6

T : ± 30 detik sampai 1 menit

3.1.4 Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, dan

ini pertama klien di rawat di Rumah sakit.

3.1.5 Riwayat Kesehatan keluarga

a. Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga


Ibu klien mengatakan keluarga klien pernah menderita penyakit demam

biasa saja dan ibu klien mengatakan keluarga juga tidak ada menderita

penyakit seperti Infeksi Saluran Kemih, DM, Hipertensi, atau pun

penyakit yang lainnya.

b. Penyakit yang sedang diderita anggota keluarga

Ibu klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang sakit kecuali yang

sedang sakit anaknya An.S

GENOGRAM

1. Laki-laki :

2. Perempuan. :

3. Klien :

4. Meninggal : X
5. - - - - - - - : tinggal serumah.

c. Riwayat Sosial.

1. Yang Mengasuh : Ibu klien sendiri

2. Hubungan dengan keluarga : Ibu kandung

3. Hubungan dengan teman sebaya : Baik

4. Pembawaan secara umum : An.s tampak pendiam

5. Lingkungan rumah

bersih dan tidak ramai karna jauh dari jalan raya.

3.1.6 Data Biologis

Tabel 3.1 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1. Makanan
-menu Nasi ,lauk pauk MLPG
+ sayuran
-porsi 1 piring 2 sendok
makan
-pantangan Tidak ada Tidak ada
2 Minuman
-jumlah 3-5 gelas/ hari 2-3 gelas/ hari
-pantangan Tidak ada Tidak ada
3 Eliminasi
BAB
-frekuensi 1x sehari 1x hari
-warna Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan
-Bau Khas Khas
-konsistensi Padat Padat
-kesulitan Tidak ada Ada
BAK
-frekuensi 4-5 x sehari 2-3 x sehari
-warna Kuning jernih Kuning pekat
-bau Pesing Pesing
-konsistensi Cair Cair
-kesulitan Tidak ada Ada
4 Istirahat dan tidur
-waktu tidur Malam Malam
-lama tidur 8-10 jam sehari 4-3 jam
sehari
-kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Personal hygiene
-mandi 2x sehari Tidak ada

-mencuci rambut 1x sehari Tidak ada

-menggosok gigi 2x sehari Tidak ada

3.1.8 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Compos mentis

GCS 15

BB/TB : 19 Kg/110 cm
Tanda Vital

Suhu : 36,4 0C

Nadi : 86 x/m

Pernafasan : 22 x/m

TD : 110/70 mmhg

1. Kepala

a) Rambut

Inspeksi :

rambut berwarna hitam dan ikal, kepala tampak kotor,tidak ada

ketombe, tidak ada kutu.

Palpasi :

tidak ada terdapat pembengkakan pada kepala.

b) Mata

Pupil : isokor

Scelera : tidak ikterik

Konjungtiva : tidak Anemis

Gangguan penglihatan :Tidak ada gangguan penglihatan

c) Hidung

Bentuk : simetris kiri dan kanan

Sekresi : tidak ada sekresi.

Gangguan penciuman : tidak ada gannguan penciuman.


d) Mulut dan gigi

Kebersiahan mulut tampak bersih, gigi tampak kotor, gigi tampak

berlobang, lidah tampak kotor.

e) Telinga

Bentuk teilinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada

gangguan pendengaran

2. Leher

Tidak terdapat pembengkakan kelenjer tiroid.

3. Thorak

a) Paru-paru

Inspeksi : pergerkan dada simetris kiri dan kanan

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi

Perkusi : sonor di bagaian kiri, redup di bagian kanan

Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan pada pernafasan.

b) Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.

Palpasi : ictus cordis teraba pada ics ke v

Perkus : tidak ada pembengkakan pada jantung.

Auskultasi : tidak terdengar suara tambahan.

c) Abdomen

Inspeksi : tidak ada bekas luka, tidak ada lesi.

Auskultasi : bising usus normal 12x/i, vasikuler

Palpasi : nyeri pada saat di tekan

Perkusi : timpani
d) Punggung

Tidak ada lesi, tidak ada luka bekas operasi.

e) Ekstermitas

Atas : tampak terpasang infus outsu D5 % 10 tts/m

Bawah : tampak terpasang kateter

f) Genetalia

Genetalia tampak kotor, terpasang kateter.

3.1.9 Pemeriksaan Tingkat Perkembangan

a.) Kemandirian dan Bergaul

Klien sangat mandiri saat bermain, klien sudah mampu mandi dan

memakai pakaian sendiri.

b.) Motorik Halus

Klien mampu membaca, menggambar dan belajar sendiri

c.) Motorik Kasar

Klien bermain dengan aktif tidak ada kendala saat sehat.

3.1.10 Pemeriksaan Penunjang


1. USG ABDOMEN, PatBNO pada tanggal 07 Juni 2018
2. LABORATORIUM
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 06 juni 2018

Tabel 3.2 laboratorium


No Nama Jumlah Satuan Nilai
pemeriksaan normal
1 HBG 13.1 [g/dl] 13.0-16.0
2 RBC 4.66 [10^6/ul] 4.5-5.5
3 HCT 39.5 [%] 40.0-48.0
4 WBC 14.25 [10^3/Ul] 5.0-10.0
5 EO% 0.1 [%] 1-3
6 BASO% 0.2 [%] 0-1
7 NEUT% 83.7 [%] 50-70
8 LYMPH% 10.0 [%] 20-40
9 MONO% 6.0 [%] 2-8
10 LED 20 [Mm/jam] L<10
11 Kalsium darah 138.8 [Meq/L] 9-11

12 Kalium 108.0 [Meq/L] 3,5-5,5

13 Natrium 0,45 [Mg/dl] 135-147


14 Creatin 20 [Mg/dl] 8.6-10.3
15 Urea 14.25 [10^3/uL] 15-43

3.1.11 Data Pengobatan


Tabel 3.3 Data Pengobatan
No Nama obat Dosis Jam
1. Ceftriacone 1x1 gr 06.00 wib
15.00 wib
24.00 wib
2 Paracetamol 3x 250 mg 06.00 wib
12.00 wib
20.00 wib
3. Dulcolak supos 1x1 mg 21.00 wib
4. Infus D5% 10 tts/m
3.1.12 Data Fokus

a. Data Subjektif.

1. Ibu klien mengatakan anaknya susah untuk buang air kecil

2. Klien mengatakan saat buang air kecil terasa sakit

3. Ibu klien mengatakan klien susah BAB

4. Klien mengatakan nyeri pada bagian perut

5. Ibu klien mengatakan klien nafsu makan menurun

6. Ibu klien mengatakan kerongkongannya sakit saat menelan

7. Ibu klien mengatakan kesulitan dalam bergerak

8. Klien mengatakan aktivitas terasa tergannggu

9. Ibu klien mengatakan selama sakit klien tidak ada di mandikan

10. Klien mengatakan kepalanya tersasa gatal.

11. Klein mengatakan badannya terasa lemah dan letih

b. Data objektif.

1. Klien tampak sakit saat mau buang air kecil

2. WBC : 14.25 10^3/Ul

3. Klien tampak terpasang kateter

4. Klien tampak kesakitan saat di pegang bagian perutnya

5. Klien tampak tidak menghabiskan makannya hanya dengan porsi

2 sendok makan saja

6. Klien tampak susah menelan karena kerongkongannya sakit

7. Klien tampak susah menggerakan anggota badannya

8. Klien tampak hanya berbaring di tempat tidur.

9. Klien tampak lemah dan lesu


10. Klien tampak terpasang infus outsu D5% 10 tetes/menit

11. Badan klien tampak kotor dan berbau

12. Kepala klien tampak kotor

13. ADL Tampak di bantu

14. Klien tampak gelisah

15. Mukosa bibir tampak kering

16. Turgor kulit tampak lembab

17. Intake 810

18. output 200cc

19. Berat Badan: 19 kg

20. Tinggi Badan: 110 cm

3.1.13 Analisa Data


Tabel 3.4 Analisa Data
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DO: Nyeri Infeksi traktus
- Ibu klien mengatakan urinarius.
anaknya susah untuk
buang air kecil.
- Klien mengatakan
anaknya saat buang
air kecil terasa sakit.
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian
perut dan pinggang.

DO:
- Klien tampak sakit
ketika saat mau buang
air kecil
- Skala nyeri 5-6
- Klien tampak
terpasang kateter.
- Klien tampak
kesakitan saat di
pegang bagian
perutnya.
- WBC : 14.25 10^3/Ul

2 DS: Resiko gangguan Intake tidak


- Ibu klien mengatakan pemenuhan adekuat.
klien nafsu makan kebutuhan nutrisi
menurun kurang
- Ibu klien mengatakan
tenggorokan sakit saat
menelan.
- Klein mengatakan
badannya terasa
lemah dan letih

DO:
- Klien tampak tidak
menghabiskan
makannya hanya
dengan porsi 2 sendok
makan saja
- Klien tampak susah
menelan karena
tenggorokan sakit
- Klien tampak lemah
dan lesu.
- Berat Badan: 19 kg
- Tinggi Badan: 110 cm

3 DS: Defisit perawatan diri Kelemahan


- Ibu klien mengatakan fisik.
selama sakit klien
tidak ada di
mandikan.
- Klien mengatakan
kepalanya tersasa
gatal.
- Ibu klien mengatakan
anaknya mengalami
kesulitan dalam
bergerak.
- Klien mengatakan
aktivitas sehari-hari
terasa tergannggu.

DO:
- Badan klien tampak
kotor dan berbau
- Kepala klien tampak
kotor
- ADL Tampak di bantu
- Klien tampak susah
menggerakan anggota
badannya
- Klien tampak hanya
berbaring di tempat
tidur.

4. DS: Resiko defisit volume Intake tidak


- Klein mengatakan ciran adekuat
badannya terasa
lemah dan letih
DO:
- Mukosa bibir tampak
kering
- Turgor kulit tampak
lembab
- Intake 810 cc
- Output 200cc
- Klien tampak
terpasang infus outsu
D5% 10 tts/i
3.2 Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.

2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi intake berhubungan dengan

tidak adekuat.

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

4. Resiko difisit volume cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat.


3.3 Intervensi keperawatan

Tabel 3.5 Intervensi keperawatan

No Daignosa Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri b/d infeksi traktus Tujuan : Nyeri berkurang dengan 13. Lakukan pengkajian nyeri secara
urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
5. Mampu mengontrol nyeri (tahu durasi, frekuensi, kualitas, dan factor
penyebab, mampu menggunakan tehnik presipitasi.
non farmakologi untuk mengurangi 14. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mencari bantuan) ketidaknyamanan
6. Melaporkan bahwa nyeri berkurang 15. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam.
dengan menggunakan manajemen nyeri 16. Berikan analgesik dan antobiotik.
7. Mampu mengenali nyeri (skala, 17. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) (batasi pengunjung, ciptakan suasana yang
8. Tanda-tanda infeksi tidak terjadi, Calor tidak berisik).
(panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor 18. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan), 19. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Functiolaesa (danya perubahan fungsi). mengetahui pengalaman nyeri pasien.
20. Kurangi factor presipitasi nyeri.
21. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
22. Tingkatkan istirahat.
23. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
24. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan.
33. Lakukan pengkajian Tanda-tanda infeksi,
Calor (panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan),
Functiolaesa (danya perubahan fungsi).
34. Lakukan perawatan kateter.
35. Anjurkan ibu atau keluarga klien untuk
melakukan hand hygine.
36. Anjurkan klien sering untuk mengganti
celana dalam.

2 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 10. Kaji adanya alergi makanan
pemenuhan kebutuhan jam diharapkan asupan nutrisi tercukupi 11. Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang
nutrisi kurang b/d intake dengan Kriteria Hasil: nutrisi yang dibutuhkan
tidak adekuat. 5. Adanya peningkatan berat badan sesuai 12. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein
dengan tujuan dan vitamin C ( minum jus jeruk, dan
6. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang)
7. Menunjukkan peningkatan fungsi 13. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
menelan 14. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
8. Tidak terjadi penurunan berat badan nutrisi yang dibutuhkan
yang berarti 15. Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya
makan bagi tubuh.
16. Menganjurkan memberikan makanan ketika
dalam keadaan hangat.
17. Menganjurkan memberikan makanan dalam
bentuk bervariasi.
18. Menganjurkan memberikan makanan sedikit
tapi sering.
3 Defisit perawatan diri b/d Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 10. Mempertimbangkan budaya pasien ketika
kelemahan fisik. jam di harapkan klien mampu melakukan mempromosikan aktivitas perawatan diri.
perawatan diri secara mandiri dengan KH: 11. Mempertimbangkan ketika mempromosiksn
3. Perawatan diri :aktivitas kehidupan aktivitas perawatan diri.
sehari-hari mampu melakukan aktifitas 12. Menyediakan artikel pribadi yang diinginkan
fisik dan pribadi secara mandiri ( misalnya dedoran,sikat gigi , sabun mandi,
4. Perawatan mandi: mampu untuk sampo, lotion dan produk aroma terapi)
membersihkan tubuh secara mandiri 13. Tempatkan handuk,sabun,dan alat lainnya
Perawatan oral hygine: mampu yang dibutuhkan klien.
merawat mulut dan gigi secara mandiri 14. Mempersiapkan sikat gigi dan membantu
dengan atau tampa alat bantu untuk menyikat gigi.
15. menyediakan lingkungan yang
terapeutik,santai,hangat dan personal.
16. Memantau kebersihan kuku.
17. Memantau integritas kulit.
18. Memantau hygine klien.

4 Resiko difisit volume Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 9. Monitor tekanan darah,suhu,nadi,dan tekanan
cairan b/d intake tidak diharapkan klien masalah kebutuhan ciaran darah
adekuat. adekuat dengan KH: 10. Kolaborasikan dalam pemberian cairan IV
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 11. Monitor status dehidrasi (kelembaban
4. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam mukosa bibir, nadi adekuat, nadi,) jika di
batas normal perlukan.
12. Monitor masukan makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian.
13. Dorong keluarga untuk mementau makan.
14. Monitor status nutrisi.
15. Dorong masukan oral
16. Kolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian terapi
20. Memantau tingkat Hb dan hematocrit
21. Monitor berat badan.
22. Memonitor balance cairan.
3.4 Implementasi Dan Evaluasi keperawatan

Tabel 3.6 Implementasi dan Evaluasi keperawatan

No Hari/tangagal Dx Jam Implementasi Evaluasi

1 Rabu, 06 Juni 1. 09.00 wib 6. Melakukan pengkajian nyeri S:


2018. secara komprehensif termasuk - Ibu klien mengatakan anaknya susah
lokasi, karakteristik, durasi, untuk buang air kecil
frekuensi, kualitas, dan factor - Klien mengatakan saat buang air
presipitasi. (P : Nyeri timbul kecil terasa sakit
saat kencing keluar Q : Seperti - Klien mengatakan nyeri pada bagian
di tusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut dan pinggang.
daerah perut di kuadran ke - P : Nyeri timbul saat kencing keluar
IV sebelah kanan bawah, S : Q : Seperti di tusuk-tusuk, R : Nyeri
Skala 5-6 T : ± 30 detik sampai pada daerah perut di kuadran ke IV
1 menit) sebelah kanan bawah, S : Skala 5-6 T
09.15 wib 7. Mengobservasi reaksi : ± 30 detik sampai 1 menit
nonverbal dari
ketidaknyamanan (ekspresi O:
wajah meringis) TTV:
09.30 wib 8. Menggunakan tehnik relaksasi TD : 110/70 mmhg
: (nafas dalam.) Suhu : 36,4 O C
12.00 wib 9. Memberikan analgesik dan Nadi : 86 x/i
antibotik : (paracetamol dan RR : 22 x/i
ceftriacone ) Wbc : 14.25 10^3/Ul
12.10 wib 10. Menciptakan lingkungan yang - Klien tampak sakit saat mau buang
aman dan nyaman (batasi air kecil dengan skala nyeri 5-6
pengunjung, ciptakan suasana - Klien tampak terpasang kateter
yang tidak berisik). - Klien tampak kesakitan saat di
12.15 wib 10. Melakukan pengkajian Tanda- pegang bagian perutnya
tanda infeksi, Calor (panas),
Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor A: nyeri b/d infeksi traktus urinarius.
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa P: Interversi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
(danya perubahan fungsi).
12.30 wib 11. Melakukan perawatan kateter.
12.15 wib ( supaya tidak menambah
infeksi )
12. Menganjurkan ibu atau
keluarga klien untuk
12.30 wib melakukan hand hygine. (
memekai handrap).
13. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam (
supaya tidak menambah atau
memperberat infeksi )

2. Rabu,06 Juni 2. 10.00 wib 4. Mengkaji adanya alergi S:


2018. makanan. ( seperti alergi - Ibu klien mengatakan klien nafsu
udang, telur, dan ikan laut ) makan menurun.
11.00 wib 5. Menantau tentang nutrisi yang - Ibu klien mengatakan tenggorokan
dibutuhkan klien ( klien sakit saat menelan.
menganjurkan makan makan - Klein mengatakan badannya terasa
lemah dan letih.
nasi yang lunak )
12.15 wib O:
6. Menganjurkan klien untuk TD : 110/70 mmhg
meningkatkan protein dan Suhu : 36,4 O C
vitamin C (anjurkan makan Nadi : 86 x/i
buah-buahan yang RR : 22 x/i
BB : 19 Kg
mengandung vitamin C seperti
TB : 110
jeruk dan pisang)
12.20 wib 9. Memonitor jumlah nutrisi ( - Klien tampak tidak menghabiskan
menanyakan kepada klien makannya
dalam sehari berapa porsi yang klien hanya makan dengan porsi
dihabiskan ) 2 sendok makan saja.
12.25 wib 10. Menjelaskan kepada klien - Klien tampak susah menelan karena
tentang pentingnya makan bagi tenggorokannya sakit.
tubuh ( menjelaskan jika klien - Klien tampak lemah dan lesu.
tidak makan maka badannya
akan terasa lemah) A :Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
12.30 wib 11. Menganjurkan memberikan nutrisi kurang b/d intake tidak adekuat.
makanan ketika dalam keadaan
hangat.( supaya meningkatkan P: intervensi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8.
nafsu makan klien )
12.10 wib 12. Menganjurkan memberikan
makanan dalam bentuk
bervariasi.(supaya anak tidak
bosan dan anak semngat untuk
makan)
12. 15 wib 13. Menganjurkan memberikan
makanan sedikit tapi sering.
( seperti menganjurkan ibu
klien untuk menyuapkan
anaknya makan satu atau dua
sendok
makan smapai habis.
3 Rabu, 06 Juni 3. 10.00 wib 7. Mempertimbangkan budaya S:
2018. pasien ketika mempromosikan - Ibu klien mengatakan kesulitan
aktivitas perawatan diri. ( dalam bergerak.
memasang sampiran ) - Klien mengatakan aktivitas
10.05 wib 8. Mempatkan handuk,sabun,dan tergannggu.
alat lainnya yang dibutuhkan - Ibu klien mengatakan selama sakit
klien. klien tidak ada di mandikan
10.15 wib 9. Menyediakan lingkungan yang - Klien mengatakan kepalanya tersasa
terapeutik,santai,hangat dan gatal
personal.
10.30 wib 10. Memantau kebersihan kuku O:
(untuk mencegah memperberat - Klien tampak susah menggerakan
infeksi ) anggota badannya
11.00 wib 11. Memantau integritas kulit ( - Klien tampak hanya berbaring di
seperti melihat apakah kulit tempat tidur.
klien tampak kering atau - Badan klien tampak kotor dan
lembab ) berbau
11.15 wib 12. Memantau hygine klien ( - Kepala klien tampak kotor
seperti memantau kebersihan - ADL Tampak di bantu.
hygine bersih tau tidak )
A: Defisit perawatan diri b/d kelemahan
fisik

P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6.

4 Rabu,06 Juni 4. 10.00 wib 1. Monitor tekanan darah, suhu, S:


2018. nadi, dan tekanan darah (TD : - Klein mengatakan badannya terasa
110/70 mmhg, Suhu : 36,4 O C, lemah dan letih.
Nadi : 86 x/i, RR : 22 x/ i ) O:
10.05 wib 7. Memantau pemberian cairan TTV
IV ( cairan infus D5 % TD : 110/70 mmhg
pemberiannya 10 tetes/ menit) Suhu : 36,4 O C
11.00 wib 8. Melakukan pemberian Nadi : 86 x/i
pemberian terapi. ( pemberian RR : 22 x/ i
injeksi ceftriacone 1x 1 mg dan - Mukosa bibir tampak kering
pemberian paracetamol ) - Turgor kulit tampak lembab
12.00 wib 9. Memonitor balance cairan. - Intake 810 cc
(menyakan berapa cairan - output 200cc
masuk dan melihat berapa cc - Klien tampak terpasang infus outsu
urin keluar ) D5% 10 tts/i
12.05 wib 10. Monitor masukan makanan.
(menyakan kepada ibu klien A: Resiko defisit volume cairan b/d intake
berapa porsi dalam sehari tidak adekuat.
berapa sendok klien
menghabiskan makan) P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6
12.15 wib 11. Mendorong keluarga untuk
memantau makan (anjurkan
ibu klien untuk memantau
masukan makan klien )

1 Kamis,07 juni 1 08.00 wib 1. Melakukan pengkajian nyeri S:


2018 secara komprehensif termasuk - Ibu klien mengatakan anaknya masih
lokasi, karakteristik, durasi, susah untuk buang air kecil
frekuensi, kualitas, dan factor - Klien mengatakan saat buang air
presipitasi. (P : Nyeri timbul kecil masih terasa sakit
08.15 wib saat kencing keluar Q : Seperti - Klien mengatakan nyeri pada bagian
di tusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut dan pinggang masih ada.
daerah perut di kuadran ke - P : Nyeri timbul saat kencing keluar
09.00 wib IV sebelah kanan bawah, S : Q : Seperti di tusuk-tusuk, R : Nyeri
Skala 5-6 T : ± 30 detik sampai pada daerah perut di kuadran ke IV
12.00 wib 1 menit) sebelah kanan bawah, S : Skala 5-6 T
10. Mengobservasi reaksi : ± 30 detik sampai 1 menit
12.30 wib nonverbal dari
ketidaknyamanan (ekspresi O:
wajah meringis) TTV
11. Menggunakan tehnik relaksasi TD : 110/70 mmhg
12.15 wib : (nafas dalam.) Suhu : 36,4 O C
12. Memberikan analgesik dan Nadi : 78 x/i
antibotik : (paracetamol dan RR : 24 x/i
ceftriacone )
13. Menciptakan lingkungan yang - Klien tampak sakit saat mau buang
aman dan nyaman (batasi air kecil dengan skala nyeri 5-6
12.30 wib pengunjung, ciptakan suasana - Klien tampak terpasang kateter
12.15 wib yang tidak berisik). - Klien tampak kesakitan saat di
14. Melakukan pengkajian Tanda- pegang bagian perutnya
tanda infeksi, Calor (panas),
12.30 wib Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor A: Nyeri b/d infeksi traktus urinarius.
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa P: Interversi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8,9
(danya perubahan fungsi).
15. Melakukan perawatan kateter.
( supaya tidak menambah
infeksi )
16. Menganjurkan ibu atau
keluarga klien untuk
melakukan hand hygine. (
memekai handrap).
17. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam
( supaya tidak menambah atau
memperberat infeksi )

2 Kamis,07 Juni 2 08.00 wib 6. Mengkaji adanya alergi S:


2018 makanan. ( seperti alergi - Ibu klien mengatakan anaknya masih
udang, telur, dan ikan laut ) belum mau makan.
7. Menantau tentang nutrisi yang - Ibu klien mengatakan tenggorokan
dibutuhkan klien ( klien masih sakit saat menelan
11.00 wib menganjurkan makan makan - Klein mengatakan badannya masih
terasa lemah dan letih.
nasi yang lunak )
O:
12.15 wib 8. Menganjurkan klien untuk TD : 110/70 mmhg
meningkatkan protein dan Suhu : 36,4 O C
vitamin C (anjurkan makan Nadi :7 8 x/i
buah-buahan yang RR : 24 x/i
mengandung vitamin C seperti BB : 19 Kg
jeruk dan pisang) TB : 110
12.20 wib
9. Memonitor jumlah nutrisi (
- Klien tampak tidak menghabiskan
menanyakan kepada klien makannya klien hanya makan 2
12.25 wib dalam sehari berapa porsi yang sendok makan saja
dihabiskan ) - Klien tampak susah menelan karena
10. Menjelaskan kepada klien kerongkongannya masih sakit
12.30 wib tentang pentingnya makan bagi - Klien tampak lemah dan lesu.
tubuh ( menjelaskan jika klien
tidak makan maka badannya A : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan
12.10 wib akan terasa lemah) nutrisi kurang b/d intake tidak adekuat.
9. Menganjurkan memberikan P: intervensi di lanjutkan 1,2,3,4,5,6,7,8.
makanan ketika dalam keadaan
hangat.( supaya meningkatkan
nafsu makan klien )
10. Menganjurkan memberikan
makanan dalam bentuk
bervariasi.(supaya anak tidak
bosan dan anak semngat untuk
makan)
11. Menganjurkan memberikan
makanan sedikit tapi sering.
( seperti menganjurkan ibu
klien untuk menyuapkan
anaknya makan satu atau dua
sendok makan smapai habis.

3 Kamis,07 Juni 3 10.00 wib 6. Mempertimbangkan budaya S:


2018 pasien ketika mempromosikan - Ibu klien mengatakan tidak ada
aktivitas perawatan diri. ( memandikan atau mengelap badan
memasang sampiran ) pasien pada pagi hari.
10.05 wib 7. Mempatkan handuk,sabun,dan - Klien mengatakan kepalanya tersasa
alat lainnya yang dibutuhkan masih gatal
klien. - Ibu klien mengatakan anaknya
10.15 wib 8. Menyediakan lingkungan yang mengalami kesulitan dalam bergerak.
terapeutik,santai,hangat dan - Klien mengatakan merasa aktivitas
personal. sehari-harinya terganggu.
10.30 wib 9. Memantau kebersihan kuku
(untuk mencegah memperberat O:
infeksi ) - Klien tampak susah menggerakan
11.35wib 10. Memantau integritas kulit ( anggota badannya
seperti melihat apakah kulit - Klien tampak hanya berbaring di
klien tampak kering atau tempat tidur.
lembab ) - Badan klien tampak kotor dan
11.40 wib 6. Memantau hygine klien ( berbau
seperti memantau kebersihan - Kepala klien tampak kotor
hygine bersih tau tidak ) - ADL Tampak di bantu.

A: Defisit perawatan dirib/d kelemahan


fisik.

P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6

4 Kamis,07 Juni 4 09.00 wib 6. Monitor tekanan darah, suhu, S:


2018 nadi, dan tekanan darah (TD : - Klein mengatakan badannya terasa
110/70 mmhg, Suhu : 36,4 O C, lemah dan letih.
Nadi : 86 x/i, RR : 22 x/ i )
7. Memantau pemberian cairan O:
IV ( cairan infus D5 % TTV:
pemberiannya 10 tetes/ menit) TD : 110/70 mmhg
12.00 wib 8. Melakukan pemberian Suhu : 36,4 O C
12.15 wib pemberian terapi. ( pemberian Nadi : 78 x/i
12.20 wib injeksi ceftriacone 1x 1 mg dan RR : 24 x/i
pemberian paracetamol ) - Mukosa bibir tampak kering
9. Memonitor balance cairan - Turgor kulit tampak lembab
(menyakan berapa cairan - Intake 960
masuk dan melihat berapa cc - output 300cc
urin keluar ) - Klien tampak terpasanginfus outsu
10. Monitor masukan makanan D5% 10 tts/i
(menyakan kepada ibu klien
berapa porsi dalam sehari A: Resiko defisit volume cairan b/d intake
berapa sendok klien tidak adekuat.
menghabiskan makan)
6. Mendorong keluarga untuk P: intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,6.
memantau makan (anjurkan
ibu klien untuk memantau
masukan makan klien )

1 Jum’at, 08 Juni 1 08.00 wib 6. Melakukan pengkajian nyeri S:


2018. secara komprehensif termasuk - Ibu klien mengatakan anaknya susah
lokasi, karakteristik, durasi, untuk buang air kecil
frekuensi, kualitas, dan factor - Klien mengatakan saat nyeri buang
presipitasi. P : Nyeri timbul air kecil masih hilang timbul.
08.15 wib saat kencing keluar Q : Seperti - Klien mengatakan nyeri pada bagian
di tusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut masih hilang timbul.
daerah perut di kuadran ke - P : Nyeri timbul saat kencing keluar
10.00 wib IV sebelah kanan bawah, S : Q : Seperti di tusuk-tusuk, R : Nyeri
Skala 4-3 T : ± 30 detik sampai pada daerah perut di kuadran ke IV
12.00 wib 1 menit. sebelah kanan bawah, S : Skala 4-3 T
7. Mengobservasi reaksi : ± 30 detik sampai 1 menit.
12.15 wib nonverbal dari
ketidaknyamanan (ekspresi O:
wajah meringis) TTV
8. Menggunakan tehnik relaksasi TD : 90/70 mmhg
12.20 wib : (nafas dalam.) Suhu : 36,8 O C
9. Memberikan analgesik dan Nadi : 83x/i
antibotik : (paracetamol dan RR : 26 x/i
ceftriacone )
10. Menciptakan lingkungan yang - Klien tampak sakit saat mau buang
aman dan nyaman (batasi air kecil dengan skala nyeri 4-3
12.25 wib pengunjung, ciptakan suasana - Aff kateter
12.30 wib yang tidak berisik).
10. Melakukan pengkajian Tanda- A: Masalah tentang nyeri teratasi
tanda infeksi, Calor (panas),
12.35 wib Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor P: Interversi di hentikan
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa
(danya perubahan fungsi).
11. Melakukan perawatan kateter.
( supaya tidak menambah
infeksi )
12. Menganjurkan ibu atau
keluarga klien untuk
melakukan hand hygine. (
memekai handrap).
13. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam (
supaya tidak menambah atau
memperberat infeksi )

2 Jum’at, 08 Juni 2 08.00 wib 4. Mengkaji adanya alergi S:


2018. makanan. ( seperti alergi - Ibu klien mengatakan anaknya
udang, telur, dan ikan laut ) sudah mau makan
5. Menantau tentang nutrisi yang - klien mengatakan tenggorokan sudah
dibutuhkan klien ( tidak sakit saat menelan.
11.00 wib menganjurkan makan makan O:
TD : 9/70 mmhg
nasi yang lunak )
Suhu : 36,8O C
6. Menganjurkan klien untuk Nadi : 83 x/i
12.15 wib meningkatkan protein dan RR : 26 x/i
vitamin C (anjurkan makan BB : 19 Kg
buah-buahan yang TB : 110
mengandung vitamin C seperti
- Klien tampak sudah menghabiskan
12.20 wib jeruk dan pisang) makanannya ½ porsi piring
9. Memonitor jumlah nutrisi ( - Klien tampak tidaksusah lagi saat
menanyakan kepada klien menelan makanan.
12.25 wib dalam sehari berapa porsi yang - Klien tampak masih lemah dan lesu.
dihabiskan )
10. Menjelaskan kepada klien A : masalah nutrisi teratasi
12.30 wib tentang pentingnya makan bagi
tubuh ( menjelaskan jika klien P: intervensi di hentikan
tidak makan maka badannya
12.10 wib akan terasa lemah)
11. Menganjurkan memberikan
makanan ketika dalam keadaan
hangat.( supaya meningkatkan
nafsu makan klien )
12. Menganjurkan memberikan
makanan dalam bentuk
bervariasi.(supaya anak tidak
bosan dan anak semngat untuk
makan)
13. Menganjurkan memberikan
makanan sedikit tapi sering.
( seperti menganjurkan ibu
klien untuk menyuapkan
anaknya makan satu atau dua
sendok
makan smapai habis.

3 Jum’at, 08 Juni 3 10.00 wib 7. Mempertimbangkan budaya S:


2018. pasien ketika mempromosikan - Ibu klien mengatakan klien sudah
aktivitas perawatan diri. ( mulai bisa duduk sendiri.
10.05 wib memasang sampiran ) - Klien mengatakan sudah tidak ada
8. Mempatkan handuk,sabun,dan gangguan dalam aktifitas.
alat lainnya yang dibutuhkan - Ibu klien mengatakan setiap bangun
10.15 wib klien. tidur An.S sudah mau di mandikan
9. Menyediakan lingkungan yang - Klien mengatakan kepalanya tidak
terapeutik,santai,hangat dan tersasa gatal lagi.
10.30 wib personal. O:
10.40 wib 10. Memantau kebersihan kuku - Klien tampak sudah mampu duduk
11.00 wib (untuk mencegah memperberat dan mampu berjalan k wc.
infeksi ) - Badan klien tampak bersih
11. Memantau integritas kulit ( - Kepala klien tampak bersih
seperti melihat apakah kulit - ADL Tampak di bantu
klien tampak kering atau
lembab ) A: Masalah defisit perawatan diri teratasi.
12. Memantau hygine klien (
seperti memantau kebersihan P: intervensi di hentikan.
hygine bersih tau tidak )

4 Jum’at, 08 Juni 4 09.00 wib 3. Monitor tekanan darah, suhu, S:


2018. nadi, dan tekanan darah (TD : - Klien mengatakan letih sudah mulai
O
110/70 mmhg, Suhu : 36,4 C, berkurang.
Nadi : 86 x/i, RR : 22 x/ i ) - Klein mengatakan badan sudah
4. Memantau pemberian cairan mulai segar kembali
9.15 wib IV ( cairan infus D5 %
12.00 wib pemberiannya 10 tetes/ menit) O:
12.15 wib 7. Melakukan pemberian - Mukosa bibir tampak kering.
12.15 wib pemberian terapi. ( pemberian - Turgor kulit tampak lembab
injeksi ceftriacone 1x 1 mg dan - Intake 810
pemberian paracetamol ) - output 500 cc
8. Memonitor balance cairan - infus di aff
(menyakan berapa cairan - kateter aff
masuk dan melihat berapa cc
urin keluar ) A: masalah resiko defisisit volume cairan
9. Monitor masukan makanan teratasi.
(menyakan kepada ibu klien
berapa porsi dalam sehari P: intervensi di hentikan.
berapa sendok klien
menghabiskan makan)
10. Mendorong keluarga untuk
memantau makan (anjurkan
ibu klien untuk memantau
masukan makan klien )

Anda mungkin juga menyukai