Disusu Oleh:
A. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan dimana terdapat
adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan
bakteri di dalam saluran kemih, yang meliputi infeksi parenkim ginjal
sampai kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna. Infeksi
saluran kemih (ISK) ini merupakan infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi
salurankemih dapat terjadi baik di pria maupun wanita dari semua umur,
dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering menderita dari
pada pria.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari ISK adalah Escherichia coli. Sedangkan penyebab
lain dari ISK ialah klebsiela, enterobakteri, pseudomonas, streptokok, dan
stafilokok.
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :
a. EscherichiaColi : 90% penyebab ISK uncomplicated( simple )
b. Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
Prevalensi
2. Penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat
pengosongan kandung kemih yang kurang efektif.
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran darah
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat berbagai jenis
orgnisme dapat menyebabkan ISK.
Escherichia coli dari (80% kasus) dan organisme enterik garam-negatif
lainnya merupakan organisme yang paling sering menyebabkan ISK :
kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus dan perineum. Organisme
lain yag menyebabkan ISK antara lain Proteus, Pseudomonas, Klebsiella,
Staphylococcus aureus, Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse-
negatif. Beberapa faktor menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-
kanak.
C. Patofisiologi dan WOC
yang berasal dari floral normal usus dan hidup secara komensal di
1. Secara asending
2. Secara hematogen
3. Limfogen
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala – gejala dari infeksi saluran kemihsecara umum sering meliputi:
e) Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat
dari urin
i) Demam
a) Pyelonephritis akut
Pada tipe ini, infeksi pada ginjal mungkin terjadi setelah meluasnya
infeksi yang terjadi pada kandung kemih. Infeksi pada ginjal dapat
menyebabkan rasa salit pada punggung atas dan panggul, demam
tinggi, gemetar akibat kedinginan, serta mual atau muntah.
b) Cystitis
Inflamasi atau infeksi pada kandung kemih dapat dapat menyebabkan
rasa tertekan pada pelvis, ketidaknyamanan pada perut bagian bawah,
rasa sakit pada saat urinasi, dan bau yang mnyengat dari urin.
c) Uretritis
Inflamasi atau infeksi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat
urinasi. Pada pria, uretritis dapat menyebabkan gangguan pada penis.
a. Gejala pada bayi dan anak kecil yang sering terjadi, meliputi:
1) Kecendrungan terjadi demam tinggi yang tidak diketahui
sebabnya, khususnya jika dikaitkan dengan tanda – tanda bayi
yang lapar dan sakit, misalnya: letih dan lesu.
2) Rasa sakit dan bau urin yang tidak enak. ( orang tua umumnya
tidak dapat mengidentifikasikan infeksi saluran kemih hanya
dengan mencium urin bayinya. Oleh karena itu pemeriksaan
medis diperlukan).
3) Urin yang keruh. (jika urinnya jernih, hal ini hanya mirip
dengan penyakit, walaupun tidak dapat dibuktikan
kebenarannya bahwa bayi tersebut bebas dari Infeksi saluran
kemih).
4) Rasa sakit pada bagian abdomen dan punggung.
1) Diarrhea
4) Demam
a) Kedinginan
c) mual
d) muntah (emesis)
a) Mikroskopis
b) Biakan bakteri
F. Penatalaksanaan
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan
atas:
b. Interansi obat
A. Pengkajian Teori
1. Pemerikasaan fisik: dilakukan secara head to toe
2. Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko:
a. Adakah riwayat infeksi sebelumnya?
b. Adakah riwayat obstruksi pada saluran kemih?
3. Adanya faktor predisposisi pasien terhadap infeksi nosokomial
a. Bagaimana dengan pemasangan folley kateter ?
b. Imobilisasi dalam waktu yang lama ?
c. Apakah terjadi inkontinensia urine?
4. Pengkajian dari manifestasi klinik infeksi saluran kemih
a. Bagaimana pola berkemih pasien? untuk mendeteksi factor
predisposisi terjadinya ISK pasien (dorongan, frekuensi, dan
jumlah)
b. Adakah disuria?
c. Adakah urgensi?
d. Adakah hesitancy?
e. Adakah bau urine yang menyengat?
f. Bagaimana haluaran volume orine, warna (keabu-abuan) dan
konsentrasi urine?
g. Adakah nyeri-biasanya suprapubik pada infeksi saluran kemih
bagian bawah ?
h. Adakah nyesi pangggul atau pinggang-biasanya pada infeksi
saluran kemih bagian atas ?
i. Peningkatan suhu tubuh biasanya pada infeksi saluran kemih
bagian atas.
5. Pengkajian psikologi pasien:
a. Bagaimana perasaan pasien terhadap hasil tindakan dan
pengobatan yang telah dilakukan?
b. Adakakan perasaan malu atau takut kekambuhan terhadap
penyakitnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.
2. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi mekanik
pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman.
5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif ditandai dengan mual, muntah.
C. Intervensi
NO DIAGNOSAKEPERAWATAN NOC NIC
1 Nyeri akut berhubungan infeksi Tujuan : Nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
traktus urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu kualitas, dan factor presipitasi.
penyebab, mampu menggunakan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
tehnik non farmakologi untuk ketidak nyamanan
mengurangi nyeri, mencari bantuan) 3. Gunakan tehnik relaksasi : nafas
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dalam.
dengan menggunakan manajemen 4. Berikan analgesik dan antibiotic.
nyeri 5. Ciptakan lingkungan yang aman
3. Mampu mengenali nyeri (skala, dan nyaman (batasi pengunjung,
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) ciptakan suasana yang tidak
berisik).
6. Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau.
7. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
8. Kurangi factor presipitasi nyeri
9. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
10. Tingkatkan istirahat.
11. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil.
12. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan
kebisingan.
13. Lakukan pengkajian Tanda-tanda
infeksi, Calor (panas), Dolor
(rasa sakit/nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor
(pembengkakan), Functiolaesa
(danya perubahan fungsi).
14. Lakukan perawatan kateter.
15. Anjurkan ibu atau keluarga klien
untuk melakukan hand hygine.
16. Anjurkan klien sering untuk
mengganti celana dalam.
2 Hipertermi berhubungan Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal 1. Monitor suhu sesering mungkin
dengan Proses penyakit. Kriteria hasil : 2. Monitor watna dan suhu kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi dan
1. Suhu dalam rentang normal (36- RR
37 ) 4. Monitor Wbc,Hb, Dan Hct
2. Nadi dan RR dalam rentang normal 5. Monitor intake dan output
(nadi 60-100) (RR 16-24). 6. Berikan kompre hangat.
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan 7. Berikn anti piretik
tidak ada pusing. 8. Kolaborasi pemberian cairan
intravena.
9. Tingkatkan sirkulasi udara
10. Monitor minimal tiap 2 jam
11. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
12. Selimuti pasien.
13. Lakukan tapid sponge.
3. Gangguan eliminasi urine Tujuan : Masalah disfungsi pada eliminasi 1. Lakukan penilaian kemih yang
berhubungan dengan obstruksi urine teratasi. komprehensif berfokus pada
mekanik pada kandung kemih Kriteria hasil : inkontinensia (misalnya output
ataupun struktur traktus 1. Kandung kemih kosong secara penuh urine, pola berkemih, fungsi
urinarius lain Bebas dari ISK. kognitif, dan masalah kencing
2. Tidak ada spasme bladder persisten)
2. Memntau penggunaan obat
dengan sifat antikolinergik
3. Meransang reflek kandung kemih
dengan menerapkan dingin untuk
perut
4. Instruksikan cara-cara untuk
menghindari konstipasi
5. Masukan kateter kemih, sesuai
6. Anjurkan pasien atau keluarga
untuk merekam output urin,
sesuai
7. Memantau asupan dan keluaran
8. Membantu dengan toilet secara
berkala, sesuai
9. Memenrtau tingkat distensi
kandung kemih dengan palpasi
dan perkusi
4 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tekanan
berhubungan dengan diharapkan klien masalah kebutuhan ciaran darah,suhu,nadi,dan tekanan
kehilangan cairan aktif ditandai adekuat dengan Kriteria Hasil: darah
dengan mual, muntah. 1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 2. Kolaborasikan dalam pemberian
2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh cairan IV
dalam batas normal 3. Monitor status dehidrasi
(kelembaban mukosa bibir, nadi
adekuat, nadi,) jika di perlukan.
4. Monitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori
harian.
5. Dorong keluarga untuk
mementau makan.
6. Monitor status nutrisi.
7. Dorong masukan oral
8. Kolaborasikan dengan dokter
dalam pemberian terapi
9. Memantau tingkat Hb dan
hematocrit
10. Monitor berat badan.
11. Memonitor balance cairan.
5. Resiko infeksi b/d dengan port Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 1. Monitor tanda-tanda infeksi
diharapkan klien Infeksi tidak terjadi dengan 2. Jelaskan untuk tidak menahan
de entry kuman. Kriteria Hasil: keinginan berkemih, kosongkan
kandung kemih secara sempurna
1. klien bebas dari tanda gejala infeksi setiap kali berkemih.
2. Mendeskripsikan proses penularan 3. Ajarkan perawatan perineal yang
penyakit, factor yang mempengaruhi benar terutama setelah berkemih
penularan. dan defekasi, bersihkan dari
3. Menunjukkan kemampuan untuk depan ke belakang
mencegah timbulnya infeksi 4. Mencegah perpindahan
4. Jumlah leukosit dalam batas normal mikroorganisme yang ada di anus
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat. agar kebersihan perineal agar
tetap kering dan bersih keringkan
depan sampai ke belakang
5. Jelaskan pentingnya
mengkonsumsi antibiotik sesuai
dengan resep atau sampai habis.
6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan.
7. Monitor terhadap kerentanan
terhadap Infeksi
8. Batasi pengunjung.
9. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
10. Instruksikan pasien untuk minum
anti boitik sesuai resep
11. Ajarkan pasein dan kelurga tanda
dan gejala infeksi
12. Laporkan kecurigaan infeksi
13. Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA
Disusu Oleh:
IDENTITAS KLIEN
KELUHAN UTAMA
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan urin tidak keluar sejak 1 hari yang
lalu, dan nafsu makan dan minum menurun sejak 1 hari yang lalu, tidak BAB
dan BAK sejak 1 hari yang lalu (Tidak BAK )
A. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan susah buang air kecil, dan klien mengatakan sakit saat
Buang Air Kecil, ibu klien mengatakan klien juga susah Buang Air Besar,
klien juga mengatakan perut terasa nyeri, ibu klien mengatakan klien
klien juga mengatakan badannya terasa lemah dan letih, ibu klien
mengatakan selama sakit klien tidak ada dimandikan, ibu klien mengatakan
Pengakjian nyeri :
Seperti di tusuk-tusuk.
Skala 5-6
biasa saja dan ibu klien mengatakan keluarga juga tidak ada menderita
Laki-laki :
Perempuan. :
Klien :
Meninggal : X
Serumah : -----
D. Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit
Tidak ada lingkungan bersih dan tidak ramai karna jauh dari jalan raya.
E. POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sehat : nasi, lauk pauk dan sayuran, 1 piring habis, minum 3-5 gelas/hari
Sakit : MPLG, 2 sendok makan, minum 2-3 gelas/ hari
c. Pola eliminasi
BAK
Sehat :4-5X sehari, kuning jernih, pesing, cair dan tidak ada kesuitan saat
BAK
Sakit : 2-3X sehari, kuning pekat, pesing, cair dan ada kesuitan saat BAK
BAB
Sehat :1x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi padat,
tidak ada kesulitan saat BAB
Sakit :1x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi padat,
ada kesulitan saat BAB
d. Pola aktivitas
Sehat : mandi 2x sehari, cuci rambut 1x sehari, menggosok gigi 1x sehari
Sakit : -
e. Pola istirahat tidur
Sehat : 8-10 jam/hari, tidak ada kesulitan
Sakit :4-3 jam/ hari, tidak ada kesulitan (ada kesulitan, nyeri)
f. Pola kognitif dan presepsi sensori
-
g. Pola konsep diri
-
h. Pola hubungan-peran
Hubungan dengan teman sebaya baik
i. Pola fungsi seksualitas
-
j. Pola mekanisme koping
-
k. Pola nilai dan kepercayaan
-
F. STATUS MENTAL ( PSIKOLOGIS)
-
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum
Keadaan/ penampilan umum :
Kesadaran : Compos mentis
BB sebelum sakit : -
BB saat ini : 19kg
GCS : 15 (4,5,6)
TB : 110 cm
BB Ideal
Tanda-tanda vital :
TD :110/70 mmHg
S : 36,4 0C
N : 86x/m
RR : 22x/m
b. Kepala
1. Rambut
Inspeksi : berwarna hitam dan ikal, tampak kotor, tidak ada ketombe
dan kutu
Palpasi : tidak terdapat pembekakan kepala
2. Mata
Pupil isokor, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
gangguan pengelihatan
3. Hidung
Simetris, tidak ada sekresi, tidak ada gangguan penciuman
4. Mulut dan gigi
Mulut bersih, gigi tampak kotor dan berlubang, lidah kotor
5. Telinga
Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran
c. Leher
Tidak terdapat pembekakan kelenjar tiroid
d. Thorak
1. Paru-paru
I : pergerakan dada simetris
P : nyeri tekan (-)
P : sonor bagian kiri, redup di bagian kanan
A : normal, suara tambahan (-)
2. Jantung
I : ictus cordis tidak terlihat
P : ICS teraba pada ics ke 5
P : pembekakan jantung (-)
A : suara tambahan (-)
e. Abdomen
I : lesi(-), bekas luka (-)
A : bising usus normal 12x/m
P : nyeri tekan (+)
P : timpani
f. Tulang belakang
-
g. Ekstermitas
Atas : terpasang infus otsu D5% 10 TPM
Bawah : terpasang kateter
h. Integumen
-
i. Genetalia dan anus
Tampak kotor, tepasang kateter
j. Pemeriksaan neurologis
-
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
No Nama Jumlah Satuan Nilai
pemeriksaan normal
1 HBG 13.1 [g/dl] 13.0-16.0
2 RBC 4.66 [10^6/ul] 4.5-5.5
3 HCT 39.5 [%] 40.0-48.0
4 WBC 14.25 [10^3/Ul] 5.0-10.0
5 EO% 0.1 [%] 1-3
6 BASO% 0.2 [%] 0-1
7 NEUT% 83.7 [%] 50-70
8 LYMPH% 10.0 [%] 20-40
9 MONO% 6.0 [%] 2-8
10 LED 20 [Mm/jam] L<10
11 Kalsium darah 138.8 [Meq/L] 9-11
I. TERAPI
No Nama obat Dosis Jam
1. Ceftriacone 1x1 gr 06.00 wib
15.00 wib
24.00 wib
2 Paracetamol 3x 250 mg 06.00 wib
12.00 wib
20.00 wib
3. Dulcolak supos 1x1 mg 21.00 wib
4. Infus D5% 10 tts/m
A. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DO: Nyeri Infeksi traktus
- Ibu klien urinarius
mengatakan
anaknya susah
untuk buang air
kecil.
- Klien mengatakan
anaknya saat
buang air kecil
terasa sakit.
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian
perut dan
pinggang.
DO:
- Klien tampak sakit
ketika saat mau
buang air kecil
- Skala nyeri 5-6
- Klien tampak
terpasang kateter.
Klien tampak
kesakitan saat di
pegang bagian
perutnya tampak
- WBC : 14.25
10^3/Ul
2 Resiko Intake tidak
DS: gangguan adekuat.
- Ibu klien pemenuhan
mengatakan klien kebutuhan
nafsu makan nutrisi kurang
menurun
- Ibu klien
mengatakan
tenggorokan sakit
saat menelan.
- Klein mengatakan
badannya
terasa lemah dan
letih
DO:
- Klien tampak
tidak
menghabiskan
makannya
hanya dengan
porsi 2 sendok
makan saja
- Klien tampak
susah menelan
karena
tenggorokan sakit
- Klien tampak
lemah dan lesu.
- Berat Badan: 19 kg
- Tinggi Badan: 110
cm
3 DS: Defisit perawatan Kelemahan fisik.
- Ibu klien diri
mengatakan
selama sakit klien
tidak ada di
mandikan.
- Klien mengatakan
kepalanya tersasa
gatal.
- Ibu klien
mengatakan
anaknya
mengalami
kesulitan
dalam bergerak.
Klien mengatakan
aktivitas sehari-
hari terasa
tergannggu.
DO:
- Badan klien
tampak kotor dan
berbau
- Kepala klien
tampak kotor
- ADL Tampak di
bantu
- Klien tampak
susah
menggerakan
anggota badannya
- Klien tampak
hanya berbaring di
tempat tidur.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan infeksi traktus urinarius.
2. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi intake berhubungan
dengan tidak adekuat.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Resiko difisit volume cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Daignosa Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri b/d infeksi traktus Tujuan : Nyeri berkurang dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor
mampu menggunakan tehnik non presipitasi.
farmakologi untuk mengurangi nyeri, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
mencari bantuan) ketidaknyamanan
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan 3. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam.
menggunakan manajemen nyeri 4. Berikan analgesik dan antobiotik.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 5. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
frekuensi, dan tanda nyeri) (batasi pengunjung, ciptakan suasana yang
4. Tanda-tanda infeksi tidak terjadi, Calor tidak berisik).
(panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor 6. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan), 7. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Functiolaesa (danya perubahan fungsi). mengetahui pengalaman nyeri pasien.
8. Kurangi factor presipitasi nyeri.
9. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
10. Tingkatkan istirahat.
11. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
12. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan.
29. Lakukan pengkajian Tanda-tanda infeksi,
Calor (panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan),
Functiolaesa (danya perubahan fungsi).
30. Lakukan perawatan kateter.
31. Anjurkan ibu atau keluarga klien untuk
melakukan hand hygine.
32. Anjurkan klien sering untuk mengganti
celana dalam.
2 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi makanan
pemenuhan kebutuhan keperawatan 1x 24 jam 2. Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang
nutrisi kurang b/d intake diharapkan asupan nutrisi nutrisi yang dibutuhkan
tidak adekuat. tercukupi dengan Kriteria Hasil: 3. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dan vitamin C ( minum jus jeruk, dan
dengan tujuan mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang)
2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
3. Menunjukkan peningkatan fungsi menelan 5. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang nutrisi yang dibutuhkan
berarti 6. Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya
makan bagi tubuh.
7. Menganjurkan memberikan makanan ketika
dalam keadaan hangat.
8. Menganjurkan memberikan makanan dalam
bentuk bervariasi.
9. Menganjurkan memberikan makanan sedikit
tapi sering.
3 Defisit perawatan diri b/d Setelah di lakukan tindakan 1. Mempertimbangkan budaya pasien ketika
kelemahan fisik. keperawatan 1x24 jam di mempromosikan aktivitas perawatan diri.
harapkan klien mampu 2. Mempertimbangkan ketika mempromosiksn
melakukan perawatan diri secara aktivitas perawatan diri.
mandiri dengan KH: 3. Menyediakan artikel pribadi yang diinginkan
1. Perawatan diri :aktivitas kehidupan sehari- ( misalnya dedoran,sikat gigi , sabun mandi,
hari mampu melakukan aktifitas fisik dan sampo, lotion dan produk aroma terapi)
pribadi secara mandiri 4. Tempatkan handuk,sabun,dan alat lainnya
2. Perawatan mandi: mampu untuk yang dibutuhkan klien.
membersihkan tubuh secara mandiri 5. Mempersiapkan sikat gigi dan membantu
Perawatan oral hygine: mampu untuk menyikat gigi.
merawat mulut dan gigi secara 6. menyediakan lingkungan yang
mandiri dengan atau tampa alat terapeutik,santai,hangat dan personal.
bantu 7. Memantau kebersihan kuku.
8. Memantau integritas kulit.
9. Memantau hygine klien.
4 Resiko difisit volume Setelah dilakukan tindakan 1x24 1. Monitor tekanan darah,suhu,nadi,dan tekanan
cairan b/d intake tidak jam diharapkan klien masalah darah
adekuat. kebutuhan ciaran adekuat 2. Kolaborasikan dalam pemberian cairan IV
dengan KH: 3. Monitor status dehidrasi (kelembaban
1. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi mukosa bibir, nadi adekuat, nadi,) jika di
2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam batas perlukan.
normal 4. Monitor masukan makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian.
5. Dorong keluarga untuk mementau makan.
6. Monitor status nutrisi.
7. Dorong masukan oral
8. Kolaborasikan dengan dokter dalam
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB III
TINJAUAN
KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : An.S
bulan
Agama : Islam
Nama Penanggung Jawab
Nama : Ny.F
Alamat : Baso
Klien datang kerumah sakit dengan keluhan urin tidak keluar sejak 1 hari
yang lalu, dan nafsu makan dan minum menurun sejak 1 hari yang lalu, tidak
Klien mengatakan susah buang air kecil, dan klien mengatakan sakit saat
Buang Air Kecil, ibu klien mengatakan klien juga susah Buang Air Besar,
klien juga mengatakan perut terasa nyeri, ibu klien mengatakan klien susah
makan, klien juga mengeluh kerongkongan terasa sakit saat menelan, klien
juga mengatakan badannya terasa lemah dan letih, ibu klien mengatakan
selama sakit klien tidak ada dimandikan, ibu klien mengatakan klien susah
tidur.
Pengakjian nyeri :
Q : Seperti di tusuk-tusuk.
S : Skala 5-6
Ibu klien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, dan
biasa saja dan ibu klien mengatakan keluarga juga tidak ada menderita
Ibu klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang sakit kecuali yang
GENOGRAM
1. Laki-laki :
2. Perempuan. :
3. Klien :
4. Meninggal : X
5. - - - - - - - : tinggal serumah.
c. Riwayat Sosial.
5. Lingkungan rumah
1. Makanan
-menu Nasi ,lauk pauk MLPG
+ sayuran
-porsi 1 piring 2 sendok
makan
-pantangan Tidak ada Tidak ada
2 Minuman
-jumlah 3-5 gelas/ hari 2-3 gelas/ hari
-pantangan Tidak ada Tidak ada
3 Eliminasi
BAB
-frekuensi 1x sehari 1x hari
-warna Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan
-Bau Khas Khas
-konsistensi Padat Padat
-kesulitan Tidak ada Ada
BAK
-frekuensi 4-5 x sehari 2-3 x sehari
-warna Kuning jernih Kuning pekat
-bau Pesing Pesing
-konsistensi Cair Cair
-kesulitan Tidak ada Ada
4 Istirahat dan tidur
-waktu tidur Malam Malam
-lama tidur 8-10 jam sehari 4-3 jam
sehari
-kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Personal hygiene
-mandi 2x sehari Tidak ada
GCS 15
BB/TB : 19 Kg/110 cm
Tanda Vital
Suhu : 36,4 0C
Nadi : 86 x/m
Pernafasan : 22 x/m
TD : 110/70 mmhg
1. Kepala
a) Rambut
Inspeksi :
Palpasi :
b) Mata
Pupil : isokor
c) Hidung
e) Telinga
Bentuk teilinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada
gangguan pendengaran
2. Leher
3. Thorak
a) Paru-paru
b) Jantung
c) Abdomen
Perkusi : timpani
d) Punggung
e) Ekstermitas
f) Genetalia
Klien sangat mandiri saat bermain, klien sudah mampu mandi dan
a. Data Subjektif.
b. Data objektif.
DO:
- Klien tampak sakit
ketika saat mau buang
air kecil
- Skala nyeri 5-6
- Klien tampak
terpasang kateter.
- Klien tampak
kesakitan saat di
pegang bagian
perutnya.
- WBC : 14.25 10^3/Ul
DO:
- Klien tampak tidak
menghabiskan
makannya hanya
dengan porsi 2 sendok
makan saja
- Klien tampak susah
menelan karena
tenggorokan sakit
- Klien tampak lemah
dan lesu.
- Berat Badan: 19 kg
- Tinggi Badan: 110 cm
DO:
- Badan klien tampak
kotor dan berbau
- Kepala klien tampak
kotor
- ADL Tampak di bantu
- Klien tampak susah
menggerakan anggota
badannya
- Klien tampak hanya
berbaring di tempat
tidur.
tidak adekuat.
1 Nyeri b/d infeksi traktus Tujuan : Nyeri berkurang dengan 13. Lakukan pengkajian nyeri secara
urinarius. Kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
5. Mampu mengontrol nyeri (tahu durasi, frekuensi, kualitas, dan factor
penyebab, mampu menggunakan tehnik presipitasi.
non farmakologi untuk mengurangi 14. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mencari bantuan) ketidaknyamanan
6. Melaporkan bahwa nyeri berkurang 15. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam.
dengan menggunakan manajemen nyeri 16. Berikan analgesik dan antobiotik.
7. Mampu mengenali nyeri (skala, 17. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) (batasi pengunjung, ciptakan suasana yang
8. Tanda-tanda infeksi tidak terjadi, Calor tidak berisik).
(panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor 18. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan), 19. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
Functiolaesa (danya perubahan fungsi). mengetahui pengalaman nyeri pasien.
20. Kurangi factor presipitasi nyeri.
21. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
22. Tingkatkan istirahat.
23. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
24. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan dan kebisingan.
33. Lakukan pengkajian Tanda-tanda infeksi,
Calor (panas), Dolor (rasa sakit/nyeri), Rubor
(Kemerahan), Tumor (pembengkakan),
Functiolaesa (danya perubahan fungsi).
34. Lakukan perawatan kateter.
35. Anjurkan ibu atau keluarga klien untuk
melakukan hand hygine.
36. Anjurkan klien sering untuk mengganti
celana dalam.
2 Resiko gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 10. Kaji adanya alergi makanan
pemenuhan kebutuhan jam diharapkan asupan nutrisi tercukupi 11. Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang
nutrisi kurang b/d intake dengan Kriteria Hasil: nutrisi yang dibutuhkan
tidak adekuat. 5. Adanya peningkatan berat badan sesuai 12. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein
dengan tujuan dan vitamin C ( minum jus jeruk, dan
6. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi mengkonsumsi buah-buahan seperti pisang)
7. Menunjukkan peningkatan fungsi 13. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
menelan 14. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
8. Tidak terjadi penurunan berat badan nutrisi yang dibutuhkan
yang berarti 15. Menjelaskan kepada klien tentang pentingnya
makan bagi tubuh.
16. Menganjurkan memberikan makanan ketika
dalam keadaan hangat.
17. Menganjurkan memberikan makanan dalam
bentuk bervariasi.
18. Menganjurkan memberikan makanan sedikit
tapi sering.
3 Defisit perawatan diri b/d Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 10. Mempertimbangkan budaya pasien ketika
kelemahan fisik. jam di harapkan klien mampu melakukan mempromosikan aktivitas perawatan diri.
perawatan diri secara mandiri dengan KH: 11. Mempertimbangkan ketika mempromosiksn
3. Perawatan diri :aktivitas kehidupan aktivitas perawatan diri.
sehari-hari mampu melakukan aktifitas 12. Menyediakan artikel pribadi yang diinginkan
fisik dan pribadi secara mandiri ( misalnya dedoran,sikat gigi , sabun mandi,
4. Perawatan mandi: mampu untuk sampo, lotion dan produk aroma terapi)
membersihkan tubuh secara mandiri 13. Tempatkan handuk,sabun,dan alat lainnya
Perawatan oral hygine: mampu yang dibutuhkan klien.
merawat mulut dan gigi secara mandiri 14. Mempersiapkan sikat gigi dan membantu
dengan atau tampa alat bantu untuk menyikat gigi.
15. menyediakan lingkungan yang
terapeutik,santai,hangat dan personal.
16. Memantau kebersihan kuku.
17. Memantau integritas kulit.
18. Memantau hygine klien.
4 Resiko difisit volume Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam 9. Monitor tekanan darah,suhu,nadi,dan tekanan
cairan b/d intake tidak diharapkan klien masalah kebutuhan ciaran darah
adekuat. adekuat dengan KH: 10. Kolaborasikan dalam pemberian cairan IV
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi 11. Monitor status dehidrasi (kelembaban
4. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh dalam mukosa bibir, nadi adekuat, nadi,) jika di
batas normal perlukan.
12. Monitor masukan makanan / cairan dan
hitung intake kalori harian.
13. Dorong keluarga untuk mementau makan.
14. Monitor status nutrisi.
15. Dorong masukan oral
16. Kolaborasikan dengan dokter dalam
pemberian terapi
20. Memantau tingkat Hb dan hematocrit
21. Monitor berat badan.
22. Memonitor balance cairan.
3.4 Implementasi Dan Evaluasi keperawatan