Anda di halaman 1dari 27

DI SUSUN OLEH

BAYU INDRA SAPUTRA (201410201014)


DEDI FIRMANSYAH (201410201017)
DYAH SETYO ANUGRAHENI (201410201026)
FEBY KURNIA (201410201027)
HAJJAR NUR PUTRIANA (201410201029)
HASNA MUFIDA NURAINI (201410201030)
INAS NUHA NOFITASARI (201410201031)
INTAN DHANURI S (201410201032)
INTAN KUSUMA HHAPSARI (201410201033)
INTAN NOVI SUHARNI (201410201034)
ISTIYANI RENA NINGSIH (201410201035)

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARYA

TAHUN 201
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah keperawatan
maternitas ini tepat sesuai tenggang waktu yang diberikan.
Adapun Makalah Keperawatan Anak ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
Makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan Makalah Keperawatan Anak.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Makalah
Keperawatan Anak ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Makalah Keperawatan Anak ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 28 Oktober 2016

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Gastreoentritis adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada
saluran pencernaan dengan gejala awal utama diare dan mutah (chow et al,2010).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(Suriadi,Yulianti R.,2001). Gastroentritis akut merupakan penyebab utama muntah
pada anak,biasanya terjadi akibat langsung dari gastroentritis atauapun akibat diare
pada penderita gastroentritis .
Gastroentritis merupakan salah satu penyebab yang sangat sering dijumpai dan
menyebab mortalitas yang berarti pada negara-negara berkembang dan menjadi beban
ekonomi pada negara maju. Di dunia penyakit ini mengenai 3-5 miliar anak setiap
tahun dan menyebabkan sekitar 1,5-2,5 juta kematian per tahun atau merupakan 12 %
dari seluruh penyebab kematian pada anak-anak pada usia di bawah 5 tahun . Secara
epidemologi penyakit ini dapat dijumpai diseluruh daerah baik negara maju maupun
negara berkembang seperti Indonesia (chow et al,2010) .

Di Indonesia dari 2.812 pasien gastroenteritis atau diare yang disebabkan


bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Jawa,
Sumatra yang dianalisa dari 2004 s/d 2005. Menurut Mary Phillips (2010) penyebab
terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V.
Parahaemoliticus, Salmonella typhi,Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan
Salmonella paratyphi A.
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di Jawa Tengah
berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus gastroenteritis
dirumah sakit sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan penderita yang terdeteksi
adalah 428.235 dengan jumlah kematian adalah sebanyak 54 orang.
Hal ini kalau tidak segera ditangani akan mengancam keselamatan klien
misalnya, jika terjadi dehidrasi akan menyebabkan syok hipovolemik, serta dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan hai ini disebabkan oleh kurangnya makanan
yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan kurangnya masukan makanan yang masuk
dalam tubuh. Oleh karena itu peran perawat dalam menangani klien dengan gangguan
gastroenteritis adalah dengan memonitor intake dan output klien, monitor tanda-tanda
vital, monitor asupan makanan dan diet klien, menyarankan pada klien untuk banyak
minum, menjaga personal hygiene, dan menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan
tenang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SKENARIO
Seorang anak laki-laki berusia 10 bulan baru saja masuk dirawat di Bangsal
Anak RS. Hasil anamnesis, orang tua anak mengatakan bahwa ia menderita demam,
mencret-mencret mulai 2 hari yang lalu dengan frekuensi 8 kali dalam sehari, sulit
disuruh makan dan minum. Keluarga mengatakan bahwa baru sekali ini anggota
keluarga mereka dirawat di RS. Orang tua mengatakan bhawa mereka khawatir
memikirkan kondisi anaknya.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan, Keadaan umum: Sadar penuh
(compos mentis), anak rewel, matanya cekung. Hasil pemeriksaan lain menunjukkan
BB= 8,5 kg, PB= 70cm. Suhu= 38°C, Nadi=92kali/menit, Respirasi= 24kali/menit,
Tekanan Darah= 110/70 mmHg. Turgor kulit kembali melambat. Kulit kering,
memran mukosa kering. Hasil pemeriksaan laboraturium menunjukkan:
Haemoglobin: 12,2 gr/dl, Haematokrit: 35%, Eritrosit: 4,0jt/µL, Trombosit:
210.000/mm³, Leukosit: 9.500/µL, tidak ada darah dalam feses.
Diagnosa medis: Gastroenteritis akut. Terapi/instruksi medis yang diberikan
saat ini: injeksi intravena ampicillin 3x200 mg, cairan Ringer Lactat 1000ml/24 jam.

B. Clarifying unfamiliar terms


1. Gastroenteritis akut (Intan Dhanuri)
2. Ringer Lactat (Feby)
3. Turgor kulit (Intan Novi)
4. Membran mukosa (Dedi)

Jawaban:
1. Gastroenteritis akut adalah inflamasi pada membran mukosa saluran pencernaan
yang ditandai dengan diare terus menerus (Hasna).
2. Ringer Lactat yaitu cairan elektrolit yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai
pengganti cairan tubuh atau zat-zat yang terkandung dalam makanan (Dedi).
Larutan steril dari kalsium klorida, kalium klorida, natrium klorida dan natrium
lactat dalam air untuk injeksi (Intan Novi).

3. Turgor kulit yaitu kelenturan kulit (Istiyani Rena)


4. Membran mukosa adalah lapisan kulit dalam yang tertutup pada epitelium dan
terlibat dalam proses absorbsi dan proses sekresi. Membran ini melapisi
bebrbagai rongga tubuh yang memiliki kontak dengan lingkungan luar dan organ
internal (Intan Kusuma).

C. Problem definition and Brainstorming


1. Apa indikasi dari pemberian injeksi intravena ampicillin dan cairan intravena
Ringer Lactat (Intan Dhanuri)
2. Pemeriksaan apa saja yang tidak normal dan berapa nilai normalnya (Rena)
3. Mengapa turgor kulit kembali lambat? Apakah pasien sudah mengalami
dehidrasi? (Hasna)
4. Apakah hubungannya demam dengan mencret? Apakah demam selalu disertai
mencret? (Inas)
5. Apa penyebab dari gastroenteritis pada anak? (Hasna)
6. Apa yang menyebabkan membran mukosa anak menjadi kering? (Intan
Kusuma)
7. Pemeriksaan apa sajakah yang harus dilakukan pada pasien demam? (Dedi)
8. Apakah dengan diberikan beberapa terapi akan mengurangi keluhan pasien?
(Bayu)
9. Apa yang terjadi jika pasien terus mengalami demam, mencret dan tidak mau
makan dan minum? (Feby)
10. Mengapa eritrosit mengalami penurunan? (Intan Dhanuri)

Jawaban:

1. Ampicillin digunakan untuk mencegah dan mengobati sejumlah bakteri.


Ringer lactat untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi
(Intan Novi)

2. Haemoglobin : 10-16g/dl (anak)

Trombosit: 200.000-400.000/mm³

Hematokrit: 33%-38%

Eritrosit: 4,6-6,2 jt/mm³ (Intan Dhanuri)


3. Pasien sudah mengalami dehidrasi dikarenakan anaknya rewel, matanya cekung,
menderita demam dan mencret. Turgor kulit pasien kembali lambat dikarenakan dia
mengalami dehidrasi sedang-berat dan kulitnya kurang elastis (Feby)

4. Sebagian demam disebabkan oleh infeksi yang merupakan tanda terserangnya sistem
kekebalan tubuh. Demam termasuk mekanisme kekebalan tubuh. Bila demam disertai
dengan gejala diare kemungkinan besar infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Diare
itu mekanisme tubuh untuk mengerluarkan racun, virus dan bakteri. (Hasna)

5. Penyebab gastroenteritis adalah adanya virus atau bakteri yang menyerang pada sistem
pencernaan sehingga menyebabkan bertambahnya defekasi lebih dari normal. (Inas)

Penyebab gastroenteritis akut pada anak adalah masuknya virus, bakteri atau toksin,
parasit. Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel
memproduksi enterotoksin atausitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pad
dinding usus pada gastroenteritis akut. (Instiyani Rena)

6. Membran mukosa anak menjadi kering karena kekurangan cairan karena anak tidak
mau minum (Intan novi).
Karena sering defekasi (Hasna).
Karena kondisi suhu tubuh pasien meningkat (Dedi)

7. Melakukan pemeriksaan pengukuran suhu tubuh (Intan Dhanuri)

Pemeriksaan widal (Dedi)

Pemeriksaan laboraturium (Feby)

8. Iya. Karena diberikannya cairan tersebut akan membantu kebutuhan cairan pasien
yang didalam cairan tersebut mengandung zat-zat elektrolit atau nutrisi yang
terkandung dalam makanan. (Intan Dhanuri dan Dedi)

9. Jika pasien terus mengalami demam, mencret dan tidak mau makan dan minum
kemungkinan akan terjadi:

 Kekurangan cairan
 Kejang
 BB turun
 Kematian (Dedi)
10. Terjadi dehidrasi berlebihan dan terjadi infeksi didalam saluran pencernaan (Dedi)

Adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuhnya. (Hasna)

D. Formulating Lerning Issues (Learning Objective)


1. Pengertian gastroenteritis (Intan Kusuma)
2. Tanda dan gejala (Intan Novi)
3. Etiologi dari gas (Hasna)
4. Mekanisme terjadinya diare (Inas)
5. Cara pencegahan (Intan Dhanuri)
6. Komplikasi (Feby)
7. Manifestasi klinis (Dedi)
8. Pathway (Intan Kusuma)
9. Askep (Bayu)

E. Self study
1. Pengertian gastroenteritis
- Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang
ditandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkajn dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
(Cecily, Betz; 2002) (Intan Dhanuri)

- Menurut Hippocrates gastroenteritis adalah pengeluaran tinja yang tidak normal.


(Intan Novi)
2. Tanda diare :

a. Buang air besar encer dan sering

b. Kram perut

c. Nyeri perut

d. Demam

e. Darah dalam tinja

f. Kembung
Gejala umum diare yang dapat dirasakan:

1. Rasa sakit dan perih pada perut atau lambung

2. Rasa mulas yang sering terjadi

3. Buang air besar terus menerus

4. Kondisi feses yang lembek dan encer

5. Muncul rasa pegal

6. Dehidrasi

7. Tubuh terasa sangat lemas (Behrman, kliegman dan Aruin) (Inas Nuha)

3. Etiologi Gastroentritis Akut


A. Faktor Infeksi
a. Infeksi Internal adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak , infeksi internal meliputi :
1) Infeksi bakteri
Vibrio E, Salmonella,Shigella,Campylobacter, Yersinia,Aeromonas,dan
sebagainya.
2) Infeksi virus
Entrovirus (Virus ECHO), Coxsakie, Poliomyelitis, Rotavirus,
Adenovirus,Astovirus dan sebagainya.
3) Infeksi Parasit
Cacing, Protozoa , dan Jamur.
b. Infeksi parenatal
Yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti tonsilitis,
Brochopheumani dan Encefalitis.
B. Faktor Malabsorbsi
a. Metabolisme karbohidrat ,disakarida (Intoleran laktosa, maltosa) pada bayi
dan anak yang tersering adalah intoleran laktosa.
b. Malabsorbi lemak dan protein.
C. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun dan alergi makanan.
D. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu,air minum tercemar bakteri dan tangan yang kotor.
E. Faktor Psikologi
Rasa cemas dan takut dapat menyebabkan diare kerena dapat merangsang
peningkatan pristaltik usus. (Hasna Mufida)
4. Mekanisme terjadinya diare
- Bagaimana prosedur terjadinya diare? Diare timbul dampak ganguan nan ada pada
dalam tubuh gangguan osmotic, gangguan sekresi dan gangguan gerak usus. Hal
ini akan dibahs secara mendalam satu persatu. Gangguan osmotic terjadi sebab
makanan atau zat nan terdapat dalam makanan tak bisa diserap oleh tubuh dan
menyebabkan tekanan osmotic.Tekanan osmotic ini terjadi pada rongga usus, dan
apabila tekanan osmotic ini meninggi maka elektrolit dan air akan bergeser, hal ini
menyebabkan isi rongga usus menjadi hiperbola dan tentu saja merangsang usus
buat mengeluarkan suatu hal nan tak menjadi porsinya. Hal ini lah nan memicu
terjadinya diare. Gangguan sekresi terjadi dampak adanya hal nan mengganggu
pada dinding usus, misalnya racun, racun akan merangsang dinding usus dan
berlanjut terjadi peningkatan air ke rongga usus, usus penuh dan terjadi
diare.Yang terakhir ialah gangguan gerak usus, gerakan hiperperistaltik pada usus
akan menyebabkan usus kurang optimal dalam menyerap makanan sehingga
terjadi diare. Setelah kita mengetahui prosedur terjadinya diare pada anak, maka
setelah ini akan dibahas mengenai diagnose dan klasifikasi diare. (Dedi)
- Mekanisme terjadinya diare
a. Virus
Beberapa jenis virus, seperti rotavirus berkembang di epitel vili usus halus
yang kemudian menyebabkan kerusakan epitel dan pemendekan vili.
Hilangnya vili yang mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara
oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus
mensekresi air dan elektrolit. Enzim disakaridase juga dapat berkurang
sehingga absorbsi disakarida, termasuk laktosa, berkurang. Penyembuhan
terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel matang.
b. Bakteri
Penempelan di mukosa. Bakteri yang berkembang biak di usus halus
menempel di mukosa untuk menghindar dari penyapuan, melalui pili atau
fimbria yang melekat pada reseptor permukaan usus. Misalnya, pada E. coli
enterotoksigenik dan V. cholera 0.1. Penempelan bakter di mukosa
dihubungkan juga dengan pengurangan kapasitas penyerapan atau
menyebabkan peningkatan sekresi cairan. Toksin. E. coli enterotoksigenik dan
V. cholera 0.1 mengeluarkan toksin yang menghambat fungsi sel epitel.
Toksin ini mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan meningkatkan sekresi
klorida melalui kripta, yang mengakibatkan sekresi air dan elektrolit.
Penyembuhan terjadi bila sel sakit digantikan oleh sel sehat dalam 2-4 hari.
Invasi mukosa. Shigella, C. jejuni, E. coli enteroinvasif, dan Salmonella dapat
menyebabkan diare berdarah melalui invasi dan perusakan epitel mukosa,
yang sebagian besar terjadi di kolon dan ileum distal. Invasi dapat diikuti
dengan pembentukan mikroabses dan ulkus superfisial sehingga dapat
ditemukan sel darah merah dan sel darah putih atau tampak darah dalam tinja.
Toksin yang dihasilkan dapat merusak jaringan dan memicu sekresi air dan
elektrolit.

c. Protozoa
Penempelan mukosa. G. lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel
usus halus dan menyebabkan pemendekan vili. Invasi mukosa. E. histolitica
menginvasi epitel mukosa kolon dan ileum, menyebabkan mikroabses dan
ulkus. Sekitar 90% infeksi disebabkan oleh strain yang tidak ganas sehingga
tidak terjadi invasi mukosa, meskipun dapat ditemukan kista amoeba dan
trofozoit dalam tinja. (Bayu)

5. - Upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit gastroenteritis


adalah dengan pemberian vaksin rotavirus, di mana rotavirus itu tersendiri
sangat sering menyebabkan penyakit ini. Selain itu hal lain yang dapat
dilakukan ialah dengan meningkatkan kebersihan diri dengan menggunakan
air bersih ataupun melaksanakan kebiasaan mencuci tangan dan juga
memperhatikan kebersihan makanan karena makanan merupakan salah satu
sumber penularan virus yang menyebabkan gastroenterintis. (WGO, 2012)
(Istiyani Rena)
- Cara pencegahan diare:
a. Pemberian ASI eksklusif(pemberian makanan berupa ASI saja pada
bayi umur 4-6 bulan)

b. Menghindari penggunaan susu botol


c. Perbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
(untuk mengurangi paparan ASI dan perkembangbiakan bakteri)

d. Penggunaan air bersih untuk minum

e. Mencuci tangan baik sesudah buang air besar dan membuang feses bayi
sebelum menyiapkan makanan atau saat makan

f. Membuang feses(termasuk feses bayi) secara benar.(Xue, 2008). (Inas


Nuha)

6. (Feby)
7. - Manifestasi Klinik Gatroenteritis
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat.
Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan
mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
timbul lecet karena sering defekasi dan terjadi makin lama makin asam sebagai
akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
diabsorbsi oleh usus selama diare.Gejala muntah dapat timbul sebelum/sesudah
diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai
tampak yaitu berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
besar manjadi cekung (pada bayi). Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit
tampak kering.Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi
:
1) Dehidrasi ringan : kehilangan cairan kurang dari 5% berat badana. Haus, sadar,
gelisah, ubun-ubun normalb. TD normal, RR normal dan nadi normal, status
mental normalc. Turgor normald. Mukosa sedikit keringe. Urin sedikit
mengurang
2) Dehidrasi sedang : kehilangan cairan antara 5-9 % berat badana. Haus
meningkat.b. Nadi cepat dan lemah, TD normal, RR cepat.c. Turgor menurun.
d. Membran mukosa kering.e. Ubun-ubun normal.f. Setatus mental normal
sampai lesu.g. Keluaran urin mengurang
3) Dehidrasi berat : kehilangan cairan lebih dari 10 % berat badana. Kesadaran
menurun, lemas, takikardi, ektremitas dingin.b. Nadi capat dan halus kadang
takteraba, TD menurun.c. Haus meningkat.d. Keluaran urin tidak ada.e. Ubun-
ubun cekung.Referensi : (Ngastiyah, 1997;Nelson, 2000) (Intan Kusuma)

- Manifestasi klinis gastroenteritis


1. Konsistensi feses cair dan frekuensi defekasi semakin sering
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada, mungkin tidak)
4. Kram abdomen, fenesmus
5. Membran mukosa kering
6. Fontanel cekung
7. BB turun
8. Malaise (Cecily L. Betz.) (Intan Novi)
- Manifestasi klinis gastroenteritis
a. Nyeri perut ( abdominal discomfort )
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba )
i. Diare
j. Demam
k. Membran mukosa mulut dan bibir kering
l. Lemah
m. Fontanel Cekung (Dedi)

8. Patofisiologi diare
Diare dapat dibagi menurut patofisiologinya, meskipun dapat pula terjadi
mekanisme yang tumpang-tindih.
Diare osmotik. Terjadi bila terdapat zat terlarut yang tidak diserap dengan
baik. Hal ini membuat konsentrasi zat terlarut di dalam lumen usus lebih tinggi,
yang kemudian mengganggu absorbsi air melalui retensi air ke dalam lumen usus.
Infeksi dapat menyebabkan kerusakan pada sel epitel usus sehingga terjadi
malabsorbsi, yang tampak sebagai diare dengan komponen osmotik. Misalnya,
rotavirus dan shigella. Rotavirus secara selektif menginvasi enterosit matur
sehingga terjadi gangguan kapasitas absorbsi. Sementara itu, shigella
menghasilkan toksin shiga, yang dapat menyebabkan destruksi sel vili yang
berujung pada malabsorbsi dan diare.
Jika larutan yang sulit diabsorbsi bersifat isotonik, air dan zat terlarut akan lewat
tanpa diabsorbsi dan menyebabkan diare, misalnya pada magnesium sulfat,
laktosa, glukosa. Jika larutan yang sulit diabsorbsi bersifat hipertonik, air dan
elektrolit akan pindah dari carian ekstraseluler ke lumen usus hingga osmolaritas
isi usus sama dengan cairan ekstraseluler dan darah. Proses ini akan
meningkatkan volume tinja dan menyebabkan dehidrasi serta hipernatremia.
Diare sekretorik. Terdapat sekresi aktif air ke lumen usus, misalnya pada
infeksi kolera. Selain itu, diare sekretorik dapat terjadi oleh penyebab non-infeksi,
yang melibatkan peptida gastrointestinal, seperti vasoactive intestinal peptide dan
gastrin. Substansi tertentu, seperti asam empedu, asam lemak, laksatif, dan
kondisi kongenital (diare klorida kongenital), dapat pula menyebabkan diare
sekretorik.
Infeksi bakteri berat pada saluran gastrointestinal menghasilkan diare
oleh toksin. Misalnya, enterotoksin (C. perfringens, C. difficile) dan toksin-mirip-
shiga (E. coli, S.aureus, Shigella). Enterotoksin viral dari rotavirus, yaitu
glikoprotein non-struktural (NSP4) menyebabkan sekresi klorida transepitelial
yang bergantung pada kalsium oleh sel kripta usus.
Diare oleh gangguan motilitas. Gangguan motilitas jarang menyebabkan
diare akit. Perubahan motilitas dapat mengganggu absorbsi. Hipomotilitas, atau
gangguan peristaltik berat menyebabkan stasis yang kemudian disertai inflamasi,
pertumbuhan berlebih bakteri, dekonjugasi sekunder asam empedu, dan
malabsorbsi. Sebaliknya, hipermotilitas, seperti iritasi kolon bayi, dapat
menyebabkan waktu absorbsi inadekuat yang berujung pada diare.
Inflamasi. Terjadi destruksi sel vili dan/atau disfungsi transporter yang
mengakibatkan hilangnya cairan dan elektrolit. Dapat pula terjadi eksudasi
mukus, protein, dan darah ke lumen usus.
Penyebab tersering dari diare inflamatorik adalah infeksi. Proses awal dari
infeksi akut adalah ingesti organisme yang diikuti kolonisasi pada epitel usus dan
perlekatan pada enterosit. Berikutnya terdapat dua jalur, yaitu invasi mukosa atau
produksi enterotoksin. Patogen seperti V. cholera menyebabkan diare sekretorik
dengan inflamasi minimal, sementara patogen lain (misalnya, salmonella dan C.
difficile) menyebabkan respon inflamasi, dan patogen lain (shigella) memiliki
kedua komponen.4,5

9. Diagnosa yang muncul:


a. Diare berhubungan dengan faktor-faktor infeksi, makanan dan psikologi
b. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare
c. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi
I.DATA FOKUS

DO: - BB 8,5 kg
- PB 70 cm
- Suhu 38° C
- Nadi 92 kali/menit
- RR 24 kali/menit
- TD 110/70 mmHg
- Turgor kulit kembali lambat
- Kulit kering
- Membran mukosa kering
- Mata cekung
- Kesadaran composmentis
- Anak rewel
- Tidak ada darah dalam feses
- HB: 12,2 g/dL
- HT: 35%
- Trombosit: 210.000/mm3
- Leukosit: 9.500/µL
DS: - Orang tua mengatakan bahwa anak menderita demam
- orang tua mengatakan mencret-mencret mulai dua hari yang lalu dengan freksuensi 8
kali dalam sehari
- sulit disuruh makan dan minum
ANALISA DATA

N Data Fokus Etiologi Diagnosa Keperawatan


O
1. Ds: Gastroentestinal Diare (0013)
-Oran tua mengatakan inflamasi
bahwa anak mencret
,mencret mulai dua hari
yang lalu dengan
frekuensi 8 kali dalam
seharai Kehilangan volume Kekurangan volume cairan
Do : cairan aktif (0027)
-TD 110/70 mmHg
-Turgor kulit kembali
lambat
-Membran mukosa
kering
-Kulit kering
Suhu 38c

II. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diare berhubungan dengan gastrointestinal inflamasi yang ditandai dengan:
Ds: Orang tua mengatakan bahwa anak mencret mencret mulai dua hari yang lalu
dengan freksuensi 8 kali dalam sehari
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif
yang ditandai dengan:
Do: - TD 110/70 mmHg
- Turgor kulit kembali lambat
- Membran mukosa kering
- Kulit kering
- Suhu 38°C

IV .INTERVENSI

No DIGNOSA TUJUAN RENCANA RASIONALISASI


INTERVENSI
1 Ds: Setelah dilakukan NIC:Diare managemen 1.Untuk
-Oran tua tindakan (0460) mengetahui
mengatakan keperawatan selama 1. Cek Feses, feses,apakah
bahwa anak 2x24 jam di apakah terjadi terjadinya diare
mencret harapkan pasien: diare secara terus secara terus
,mencret mulai NOC: Fluid Balance menerus. menerus
dua hari yang (0601) 2. Berikan obat anti 2.Supaya
lalu dengan -Turgor kulit (skala: diare jika mengurangi diare
frekuensi 8 kali 3) diperlukan. 3.Suapaya
dalam seharai -Membran mukosa 3. Instruksikan memudahkan
Do : lembab (skala:4) pasien atau pemeriksaan feses
-TD 110/70 -Lembut, bola mata keluarga untuk 4.Untuk
mmHg cekung (skala:4) mengecek warna, mengetahui nutrisi
-Turgor kulit volume, yang masuk dalam
kembali lambat frekuensi dan tubuh
-Membran konsistensi dari 5.Untuk
mukosa kering feses. megurangi
-Kulit kering 4. Mengevaluasi terjadinya diare
Suhu 38c nutrisi yang 6.Untuk
masuk dalam memudahkan
tubuh. penyembuhan
5. Berikan makanan penyakit diare
rendah serat, 7.Untuk
tinggi protein dan memudahkan
tinggi kalori, jika mengetahui
diperlukan. perkembangan
6. Hindari diare
penggunaan 8.Untuk
laktacit. mengetahui
7. Memonitor tanda perkembangan
dan gejala dari turgor kulit pasien
diare 9.Supaya
8. Mengamati memudahkan
turgor kulit berkonsultasi
secara teratur dengan dokter jika
9. Berkonsultasi gejala tanda dari
dengan dokter diare bertambah
jika gejala tanda 10.Untuk
dari diare mengurangi
bertambah. terjadinya diare
10. Memantau
persiapan
makanan yang
aman.

V.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TANGGAL/J IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN AM
1. Ds: Senin,31 1. Mengecek Feses, S: orang tua
-Oran tua oktober 2016 apakah terjadi diare pasien
mengatakan bahwa Pukul 08.wib secara terus menerus. mengatakan
anak mencret 21.00 wib 2. Memberikan obat anaknya masih
,mencret mulai dua anti diare jika merasakan
hari yang lalu diperlukan. mulas pada saat
dengan frekuensi 8 3. Menginstruksikan bab dan masih
kali dalam seharai Piket pagi pasien atau keluarga diare
Do : untuk mengecek O:
-TD 110/70 mmHg warna, volume, -TD 110/70
-Turgor kulit frekuensi dan mmHg
kembali lambat konsistensi dari -Turgor kulit
-Membran mukosa feses. kembali lambat
kering 4. Mengevaluasi nutrisi -Membran
-Kulit kering yang masuk dalam mukosa kering
Suhu 38c tubuh. -Kulit kering
5. Memberikan Suhu 36,5c
makanan rendah A:
serat, tinggi protein Diare
dan tinggi kalori, jika berhubungan
diperlukan. Gastroentestinal
6. Menghindari inflamasi belum
penggunaan laktacit. teratasi.
7. Memonitor tanda dan P:Lanjutkan
gejala dari diare 1.berikan obat
8. Mengamati turgor anti diare jika di
kulit secara teratur perlukan
9. Mengkonsultasikan 2.pantau
dengan dokter jika persiapan
gejala tanda dari makanan yang
diare bertambah. aman.
10. Memantau persiapan 3.monitor
makanan yang aman. makanan atau
cairan yang
masuk dan
menghiutung
jumlah kalori
4.monitorrespon
pasien terhadap
terapi elektrolit
yang di tentuian.
5..konsultasikan
dengan dokter
jika tanda dan
gejala dari
volume cairan
bertambah.
6.monitor status
n
Tdd

Nama terang

N DIAGNOSA TANGGAL/J IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN AM
1. Senin,31 S: orang tua
Ds: oktober 2016 1. Memberikan obat pasien
-Oran tua Pukul anti diare jika mengtakan
mengatakan bahwa 02.00wib diperlukan. anaknya masih
anak mencret 21.00 wib 2. Mengevaluasi nutrisi diare dan
,mencret mulai dua yang masuk dalam frekuensi bab 3
hari yang lalu tubuh. x1 berbentuk
dengan frekuensi 8 3. Memberikan encer
kali dalam seharai makanan rendah O:
Do : serat, tinggi protein -feses encer
-TD 110/70 mmHg Piket siang dan tinggi kalori, jika -TD 100/70
-Turgor kulit diperlukan. mmHg
kembali lambat 4. Menghindari -Turgor kulit
-Membran mukosa penggunaan laktacit. kembali lambat
kering 5. Memonitor tanda dan -Membran
-Kulit kering gejala dari diare mukosa kering
Suhu 38c 6. Mengamati turgor Suhu 36c
kulit secara teratur A:Diare
7. Mengkonsultasikan berhubungan
dengan dokter jika Gastroentestina
gejala tanda dari linflamasi
diare bertambah. belum teratasi.
P:Lanjutkan
1..berikan obat
anti diare jika
di perlukan
2..monito
rrespon pasien
terhadap terapi
elektrolit yang
di tentuian.
4.konsultasikan
dengan dokter
jika tanda dan
gejala dari
volume cairan
bertambah.

Tdd

Nama terang
N DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI
O KEPERAWATAN /JAM
1. Senin,31 S:orang tua pasien
Ds: oktober 1. Memberikan obat mengatakan anaknya
-Oran tua 2016 anti diare jika masih diare dan
mengatakan bahwa Pukul diperlukan babnya sedikit tetapi
anak mencret 21.00wib 2. Mengevaluasi sering dan berbentuk
,mencret mulai dua 08.00 wib nutrisi yang masuk encer
hari yang lalu dalam tubuh. O:
dengan frekuensi 8 3. Memberikan -feses encer dan
kali dalam seharai makanan rendah feses sedikit
Do : Piket serat, tinggi protein -TD 110/60 mmHg
-TD 110/70 mmHg malem dan tinggi kalori, -Turgor kulit
-Turgor kulit jika diperlukan. kembali lambat
kembali lambat 4. Menghindari -Membran mukosa
-Membran mukosa penggunaan kering
kering laktacit. -Kulit kering
-Kulit kering 5. Memonitor tanda -Suhu 37,5c
Suhu 38c dan gejala dari A:Diare
diare berhubungan
6. Mengamati turgor Gastroentestinalinfla
kulit secara teratur masi belum teratasi.
7. Mengkonsultasikan P:Lanjutkan
dengan dokter jika 1.berikan obat anti
gejala tanda dari diare jika diperlukan.
diare bertambah. 2.evaluasi nutrisi
yang masuk dalam
tubuh.
3.monitor tanda dan
gejala dari diare
4..konsultasikan
dengan dokter jika gejala
tanda dari diare bertambah.

Tdd

Nama terang

N DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN /JAM
1 selasa,1 S:
Ds: november 1. Memberikan obat Oran tua
-Oran tua 2016 anti diare jika mengatakan bahwa
mengatakan bahwa Pukul diperlukan. anak mencret ,sudah
anak mencret 08.00wib 2. Menginstruksikan berkurang dan BAB
,mencret mulai dua 02.00 wib pasien atau 3x sehari tetapi
hari yang lalu keluarga untuk masih lunak.
dengan frekuensi 8 mengecek warna, O:
kali dalam seharai volume, frekuensi -TD 100/70 mmHg
Do : Piket pagi dan konsistensi Suhu 38c
-TD 110/70 mmHg dari feses. A:
-Turgor kulit 3. Mengevaluasi Diare berhubungan
kembali lambat nutrisi yang masuk Gastroentestinalinfla
-Membran mukosa dalam tubuh. masi belum teratasi
kering 4. Memberikan P:lanjutkan
-Kulit kering makanan rendah 1.berikan obat anti
Suhu 38c serat, tinggi protein diare jika diperlukan
dan tinggi kalori, 2.evaluasi nutrisi
jika diperlukan. yang masuk dalam
5. Menghindari tubuh.
penggunaan 3.konsultasikan
laktacit dengan dokter jika
6. Mengkonsultasikan gejala tanda dari
dengan dokter jika diare bertambah.
gejala tanda dari
diare bertambah.
Tdd

Nama terang

N DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN /JAM
Selasa,1 S:
Ds: november 1. Memberikan obat Oran tua mengatakan
-Oran tua 2016 anti diare jika bahwa anak
mengatakan bahwa Pukul diperlukan.. mencret ,sudah
anak mencret 02.00wib 2. Mengevaluasi berkurang
,mencret mulai dua 21.00 wib nutrisi yang masuk O:
hari yang lalu dalam tubuh. -TD 100/70 mmHg
dengan frekuensi 8 3. Memberikan Suhu 38c
kali dalam seharai makanan rendah A:
Do : Piket siang serat, tinggi protein Diare berhubungan
-TD 110/70 mmHg dan tinggi kalori, Gastroentestinalinfla
-Turgor kulit jika diperlukan. masi belum teratasi
kembali lambat 4. Menghindari P:lanjutkan
-Membran mukosa penggunaan 1.berikan obat anti
kering laktacit. diare jika diperlukan
-Kulit kering 5. Memonitor tanda 2.konsultasikan
Suhu 38c dan gejala dari dengan dokter jika
diare gejala tanda dari
6. Mengkonsultasikan diare bertambah.
dengan dokter jika
gejala tanda dari
diare bertambah.

N DIAGNOSA TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN /JAM
Selasa,1 S:
Ds: november 1. Memberikan obat Oran tua mengatakan
-Oran tua 2016 anti diare jika bahwa anak tidak
mengatakan bahwa Pukul diperlukan. mencret lagi tetapi
anak mencret 21.00wib 2. Mengevaluasi fesenya masih lunak.
,mencret mulai dua 08.00 wib nutrisi yang masuk O:
hari yang lalu dalam tubuh. -TD 100/70 mmH
dengan frekuensi 8 3. Memberikan Suhu 38c
kali dalam seharai makanan rendah -Tampak sudah
Do : Piket serat, tinggi protein mencret lagi dan
-TD 110/70 mmHg malam dan tinggi kalori, feses masih terlihat
-Turgor kulit jika diperlukan. lunak
kembali lambat 4. Menghindari A:Diare berhubungan
-Membran mukosa penggunaan Gastroentestinalinfla
kering laktacit. masi sudah teratasi
-Kulit kering 5. Memonitor tanda sebagian
Suhu 38c dan gejala dari P:lanjutkan
diare 1.berikan obat anti
6. Mengkonsultasikan diare jika diperlukan
dengan dokter jika 2.konsultasikan
gejala tanda dari dengan dokter jika
diare bertambah. gejala tanda dari
diare bertambah.

Tdd

Nama terang

Anda mungkin juga menyukai