1. ISK bawah
Perempuan (sistitis : presentase klinis infeksi kandung kemih
disertai bacteriuria bermakna )
Sindrom Uretra Akut (SUA): presentase klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis
bakterialis
2. ISK atas
Piolonefritis akut (PNA): proses infeksi parenkim ginjal yang
disebabkan infeksi bakteri
Piolonefritis kronis (PNK) : kemungkinan akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
b. Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti : usia, gender, prevelensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur
saluran kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan
usia :
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK , antara lain :
Escherichia Colli ; 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)
Pseudomonas, proteus, penyebab ISK complicated
2. Prevelensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
Sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif
Mobilitas menurun
Nutrisi yang kurang baik.
Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral.
Adanya hambatan pada aliran urin.
Hilangnya efek baktericid dari sekresi prostat
c. Patofisiologi
Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya:
d. Manifestasi Klinis
1. Rasa ingin buang air kecil lagi meski sudah dicoba untuk berkemih namun
tidak ada air kemih yang keluar
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencingnya bisa berwarna
putih, cokelat atau kemerahan dan baunya sangat menyengat
3. Warna air seni kental/pekat seperti air teh kadang kemerahan bila ada
darah.
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil yang dapat menandakan infeksi telah mencapai
ginjal ( diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau
muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-
sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
7. Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau
sepsis berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah, mencret,
anoreksia, problem minum dan sianosis (kebiruan)
8. Pada bayi gejalanya berupa demam, BB sukar naik atau anoreksia.
9. Pada anak besar gejalanya lebih khas seperti sakit waktu kencing,
frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau pinggang, mengompol dan
bau kencing menyengat.
e. Pemeriksaan penunjang
1. Analisa urin rutin, mikroskop urin segar tanpa pudar, kultur urin, serta
jumlah kuman
2. Infestigasi lanjutan harus berdasarkan indikasi klinis:
Utltrasonogram (USG)
Radiografi; foto polos perut, pielografi IV, micturating cytogram
Isotop scanning
f. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
- Istirahat
- Diet; perbanyak Vit A dan C untuk mempertahankan epitel saluran
kemih.
2. Farmakologi
- Antibiotic sesuai kultur, bila hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotic antara lain : cefatoxim, ceftriaxone,kotrimaxsazol,
trimetroprim, fluroquinolon, amoxcilin, doksisklin, aminoglikosid.
- Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau
kombinasi penisilin dengan aminoglikosida.
- Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksilin, nitrofurontoin atau
sefalosporin.
g. Komplikasi
c. Kelahiran prematur dan bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah,
jika dialami oleh wanita hamil.
h. Pencegahan
1. Perbanyak minum air putih (8/10 gelas /hari)
2. Segera buang air kecil jika keinginan itu timbul
3. Basuh arah kemaluan dari arah depan kebelakang
4. Hindari konsumsi minuman berakohol
5. Jalani hidup bersih dengan mencuci bagian anus dan genetalia sekurang-
kurangnya sekali sehari
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (mis, infeksi, iskemia,
neoplasma )
2. Gangguan eliminasi urine b.d infeksi saluran kemih
3. Retensi urine b.d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada
kandung kemih
4. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif ditandai
dengan mual dan muntah
5. Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme dan proses penyakit
c. Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (mis, infeksi, iskemia,
neoplasma )
Tujuan : - kepuasan klien : manajemen nyeri
Kriteria Hasil :
a. Nyeri terkontrol
b. Informasi diberikan untuk mengelolah obat-obatan
Intervensi :
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, frekuensi, kualitas
2. Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan
3. Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
4. Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan dukungan
5. Dorong pasien untuk menggunakan obat-obatan penurunan
nyeri yang adekuat
2. Gangguan eliminasi urine b.d infeksi saluran kemih
Tujuan : - disfungsi pada eliminasi urin
Kriteria Hasil :
a. Kandung kemih kosong secara penuh
b. Intake cairan dalam kadar normal
Intervensi :
Intervensi
Intervensi
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA