Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian
(ISK) adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai
kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna (Soegijanto, 2005).
Infeksi Saluran Kencing (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat terjadi
pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita
lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Nurharis Huda ; 2009).
Kesimpulan dari pengertian tentang penyakit infeksi saluran kemih di atas yaitu
dapat disimpulkan infeksi saluran kemih adalah penyakit yang bertumbuhnya kuman di
saluran kemih yang dapat menyerang lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan
laki-laki dan juga tidak memandang umur karena bisa menyerang semua umur baik anak-
anak, usia remaja, dewasa dan lansia. Kebiasaan menahan buang air kecil, kurang minum
air putih dan (air kencing susah keluar dan sedikit).

B. Klasifikasi
Jenis Infeksi Saluran Kemih, antara lain:

a) Kandung kemih (sistitis)


b) uretra (uretritis)
c) prostat (prostatitis)
d) ginjal (pielonefritis)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:
1. ISK uncomplicated (simple)
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak
baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial
kandung kemih.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab
sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam
antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
1. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko
uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung
kencing menetap dan prostatitis.
2. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.
3. Gangguan daya tahan tubuh
4. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus
spp yang memproduksi urease.

C. Etiologi
1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan Infeksi Saluran Kencing :
 E. coli 90% menyebabkan ISK Uncomplicated
 Pseudomnas, prosteus, Klebsiella : penyebab ISK Complicated
 Enterobacter, staphylococus epidemis, enterococus ,dan lain –lain .
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut antara lain :
 Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan
kandung kemih yang kurang efektif.
 Mobilisasi yang menurun
 Nutrisi yang kurang baik
 Sistem imunitas yang menurun, baik selular maupun humoral
 Adanyahambatan pada aliran urin
 Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
3. Secara khusus, etiologi ISK berdasarkan jenisnya
a. Sistis
- Disebabkan oleh bakteri dari vagina yang berpindah dari uretra ke
kandung kemih.
- Wanita yang menderita isk setelah melakukan hubungan intim,
dikarenakan uretra yang cidera.
- Vistula vesikovaginal (hubungan abnormal antara kandung kemih dan
vagina )
- Akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama penbedahan
b. Urethritis
- Penyebab bisa berupa bakteri, jamur atau virus yang berasal dari usus
besar sampai ke vagina melalui anus.
- Nesseria gonorrhoea penyebab gonore, bakteri yang masuk ke vagina atau
penis pada saat melakukan hubungan seksual.
- Paling sering disebabkan oleh gonococus
c. Prostattitis
Disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di akibatkan oleh urin yang tertahan
pada kandung kemih sehingga menjalar dan terjadilah radang pada prostat

D. Manifestasi
1. Anyang-anyangatan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah dicoba untuk
berkemih, namun tidak ada air kencing yang keluar
2. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air kencing bisa berwarna
putih, coklat atau kemerahan, dan baunya sangat menyengat
3. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang kemerahan bila ada darah
4. Nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa infeksi sudah mencapai
ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah belakang rusuk, mual dan muntah)
6. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh, dapat
memicu terjadinya kanker pada kandung kemih.
7. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau anoreksia
E. Patofisiologi

Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas dari mikroorganisme

atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam

saluran kemih dan berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran

kemih melalui cara : 1) ascending, 2) hematogen seperti pada penularan M.

tubercolis atau S aureus, 3) limfogen, dan 4) langsung dari organ sekitarnya yang

sebelumnya telah terinfeksi. Sebagianbesar mikro-organisme memasuki saluran

kemih melalui cara asending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman

yang berasal dari floral normal usus dan hidup secara komensal di dalam introitus

vagina, prepisum kemih melalui uretra-prostrat-vas deferens-testis (pada pria)-buli-

buli-ureter, dan sampai ke ginjal.

Terjadi infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan antara

mikroorganisme penyebab infeksi (uroptogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih

sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahankan tubuh

dari host yang menurun atau karena virulensi agent meningkat (Purnomo, 2011).

F. Komplikasi
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu : gagal
ginjal akut, urosepsis, nekrosis papilla ginjal, terbentuknya batu saluran kemih, supurasi
atau pembentukan abses, dan granuloma.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Wong (2008), jenis-jenis pemeriksaan diagnostic pada infeksi saluran kemih
(ISK) yaitu :

1. Biopsi gijal : Pengambilan jaringan ginjal dengan teknik terbuka atau perkutan

untuk pemeriksaan dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop cahaya,


electron, atau imunofluresen.

2. Pemeriksaan USG ginjal atau kandung kemih : Transmisi gelombang ultrasonic

melalui parenkim ginjal, di sepanjang saluran ureter dan di daerah kandung

kemih.

3. Pemeriksaan USG (skrotum) : Transmisi gelombang ultrasonic melewati isi

skrotum dan testis.

4. Computed tomography (CT) : Pemeriksaan dengan sinar-X pancaran sempit dan

analisis computer akan menghasilkan rekonstruksi area yang tepat.

5. Pemerikaan kultur dan sensitivitas urine : Pengumpulan specimen steril

6. Pemeriksaan urinalisasi dapat di temukan protenuria, leukosituria, (Leukosit

>5/LPB), Hematuria (eritrosit >5/LPB).

H. Penatalaksaan Medis

Menurut ikatan dokter Indonesia IDI (2011), beberapa penatalaksaan medis

mengenai infeksi saluran kemih (ISK) antara lain :

1. Medikamentosa

Penyebab tersering ISK ialah Escherichia coli. Sebelum ada hasil

biakan urin dan uji kepekaan, antibiotik diberikan secara empiric selama

7-10 hari untuk eradikasi infeksi akut. Jenis antibiotik dan dosis dapat

dilihat pada lampiran. Anak yang mengalami dehidrasi, muntah, atau tidak

dapat minum oral, berusia satu bulan atau kurang, atau dicurigai

mengalami urosepsis sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi dan

terapi antibiotik intravena.


2. Bedah

Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang

ditemukan.

3. Suportif

Selain pemberian antibiotik, penderita ISK perlu mendapat asupan

cairan yang cukup, perawatan hygiene daerah perineum dan periuretra,

serta pencegahan konstipasi.

4. Pemantauan Terapi

Pengobatan fase akut di mulai, gejala ISK umumnya menghilang.

Bila belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain.

Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang dilakukan 3 hari setelah

pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 1 bulan

dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotic sesuai hasil uji

kepekaan.

5. Tumbuh kembang

ISK simpleks umumnya tidak mengganggu proses tumbuh

kembang, sedangkan ISK kompleks bila disertai dengan gagal ginjal

kronik akan mempengaruhi proses tumbuh kembang.

I. Pengkajian Keperawatan
1. Data Biografi.
i. Identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku atau
bangsa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk
rumah sakit, tanggal pengkajian,catatan kedatangan.
ii. Keluarga terdekat yang dapaat dihubungi yaitu nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan sumber informasi, beserta nomor
telpon.
2. Riwayat kesehatan atau perawatan.
a. Keluhan utama/ alasan masuk rumah sakit. Biasanya klien mengeluhkan nyeri
pada saat miksi, pasien juga mengeluh sering buang air kecil berulang ulang
(anyang-anyangan) terbangun untuk miksi pada malam hari, perasaan ingin
miksi yang sangat mendesak.
b. Riwayat kesehatan sekarang
a. pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama, dan harus
mengedan.
b. Pasien mengeluh sering bak berulang.
c. Pasien mengeluh sering miksi di malam hari
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Apakah pasien pernah menderita infeksi saluran kencing sebelumnya, dan
apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan keluhan yang
sama.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Mungkin diantara keluarga pasien sebelumnya ada yang pernah menderita
penyakit yang sama dengan penyakit pasien sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan.
Meliputi pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, pola nutrisi dan
metabolisme, pola eliminasi, pola aktivitas dan latihan, pola istirahat dan tidur,
pola kongnitif dan persepsi, persepsi diri dan konsep diri, pola peran hubungan,
pola seksual dan reproduksi, pola koping dan toleransi stress, keyakinan dan
kepercayaan.
4. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Pada waktu mlakukan inspeksi keadaan umum pasien mengalami tanda-
tanda penurunan mental seperti neuropati perifer, Pada waktu palpasi adanya
nyeri tekan pada bagian kandung kemih.
J. Diagnosa yang sering muncul
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Eliminasi Urin
3. Hipertermi
4. Intoleransi Aktivitas
5. Defisit Pengetahuan

K. Intervensi
A. Nyeri Akut ( Intervensi Utama : Manajemen Nyeri)
Tindakan :
O:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri

T:

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( mis.


TENS, hypnosis, akupresur, terapi/music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur

E:

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

K:

- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

B. Gangguan Eliminasi Urin (Intervensi Utama : Manajemen Eliminasi Urine)


Tindakan :
O:
- Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine
- Identifikasi factor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
- Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan
warna)
T:

- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih


- Batasi asupan cairan,jika perlu

E:

- Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemihan


- Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
- Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

K:

- Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu

C. Hipertermia (Intervensi Utama : Manajemen Hipertermia)


Tindakan :
O:
- Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
panas, penggunaan incubator)
- Monitor suhu tubuh
- Monitor haluaran urine

T:

- Sediakan lingkungan yang dingin


- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)

E:

- Anjukan tirah baring

K:

- Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

D. Intoleransi Aktivitas (Intervensi Utama : Manajemen Energi)


Tindakan :
O:
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

T:

- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya, suara,


kunjungan)
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

E:

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

K:

- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

E. Defisit Pengetahuan (Intervensi Utama : Edukasi kesehatan)


Tindakan :
O : Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
T : Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
E : Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
K;-
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/17000839/laporan_pendahuluan_pasien_dengan_isk

http://repository.ump.ac.id/2489/3/MIA%20WULANDARI%20BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/28995187/ASKEP_INFEKSI_SALURAN_KEMIH_ISK

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.(2017).Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta.
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.(2019).Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta.
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.(2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta.
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai