Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN INFEKSI SALURAN KEMIH


DI RUANG PRATAMA
RS. CIREMAI KOTA CIREBON

Nama : Bachtiar Hamzah


NIM : CKR0220173

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2024
A. KONSEP PENYAKIT

1. DEFINISI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang
biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan
normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme
lain.
Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik pada pria maupun wanita dari
semua umur, dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering
menderita infeksi daripada pria. (Sudoyo Aru, dkk, 2009) .
Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan adanya infeksi yang ditandai
dengan pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri dalam saluran kemih,
meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah
bakteriuria yang bermakna (Widagdo, 2012) dalam (cempaka 2018).

2. ETIOLOGI
ISK terjadi tergantung banyak faktor seperti ; usia, gender,
prevalensi bakteriuria, dan factor predisposisi yang menyebabkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut
menurut jenis mikroorganisme dan usia: (Imvitahul Mawaddah
2018).
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti ; usia, gender,
prevalensi bakteriuria, dan factor predisposisi yang menyebabkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Berikut menurut
jenis mikroorganisme dan usia: (Imvitahul Mawaddah 2018)

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :


- Escherichia Coli : 90% penyebab ISK uncomplicated (simple)
- Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated.
- Enterobacter, Staphylococcus epididymis, enterocci, dan lain-lain.
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif.
- Mobilitas menurun
- Nutrisi yang sering kurang baik
- Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
- Adanya hambatan pada aliran darah.

3. PATOFISIOLOGI
Sebagian infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri, tetapi jamur
dan virus juga dapat menjadi penyebabnya. Infeksi bakteri tersering adalah
yang disebabkan oleh Escherecia Coli, suatu organisme yang ditemukan di
daerah anus. Organisme- organisme lain yang juga menyebabkan infeksi
saluran kemih adalah golongan proteus, klebsiella, pseudomonas enterokok
dan staphylococcus. Pada kebanyak kasus, organisme tersebut dapat
mencapai kandung kemih saja atau dapat pula merambat keatas melalui
ureter sampai ke ginjal. Organisme juga dapat sampai di ginjal melalui
aliran darah atau aliran getah bening, tetapi cara ini dianggap jarang terjadi.
Tekanan dari aliran kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat
mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sempat menyerang
mukosa. Mekanisme pertahanan lainnya adalah kerja antibakteri yang
dimiliki oleh selaput lender uretra, sifat bakterisidal dari cairan prostat pada
pria, dan sifat fagositik epitel kandung kemih. Meskipun ada mekanisme
pertahanan seperti ini, infeksi tetap mungkin terjadi dan kemungkinan ini
berkaitan dengan factor predisposisi.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat
mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan
ureter. Hal ini mengakibatkan atrofi hebat pada parenkim ginjal. Keadaan
ini disebut hidronefrosis. Di samping itu, obstruksi yang terjadi di bawah
kandung kemih sering disertai refluks vesikoureter dan infeksi pada ginjal.
Penyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal atau uretra, batu,
neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan congenital pada leher kandung
kemih dan uretra dan penyempitan uretra.
ISK sering terjadi pada wanita, salah satu penyebabnya adalah uretra
wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah
memperoleh akses ke kandung kemih. Factor lain yang berperan
meningkatkan infeksi saluran kemih pada wanita adalah kecenderungan
menahan urin, perubahan pH dan flora vulva dalam siklus menstruasi serta
iritasi kulit lubang uretra pada wanita sewaktu berhubungan kelamin. Uretra
yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel
sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita
hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh
progesterone, termasuk kandung kemih dalam ureter, sehingga mereka
cenderung menahan urin dibagian-bagian tersebut. Uterus pada kehamilan
juga dapat menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.
Factor protektif yang melawan infeksi saluran kemih pada wanita
adalah pembentukan selaput mucus yang dependen estrogen di kandung
kemih. Mucus ini memiliki fungsi sebagai antimikroba. Pada kedua jenis
kelamin, proteksi terhadap ISK terbentuk oleh sifat alami urin yang asam
dan berfungsi sebagai bahan antibakteri. Pengidap diabetes juga berisiko
mengalami ISK berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi
imun menurun dan peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik.
Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan kateter
urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi. (Nuari,
2017).

4. TANDA DAN GEJALA


Tanda Gejala Infeksi Saluran Kemih Digiulio, Mary, dkk. ( 2014).
1. Bakteriuria
2. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)
3. Hematuria
4. Nyeri punggung
5. Demam
6. Menggigil, nyeri ketika berkemih
7. Terdesak kencing (urgency), disuria
8. Frekuensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih
9. Urgensi terkait dengan iritasi otot kandung kemih

5. KOMPLIKASI
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu :

1. Pyelonefritis Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux


urethrovesikal dan jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau
kedua ginjal.

2. Gagal Ginjal Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering
berulang atau tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan
kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.

6. PENATALAKSANAAAN
Menurut M. Clevo Rendy TH, 2012, pengobatan infeksi
saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat,
membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah
infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta
angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :
1. Perawatan dapat berupa :
a. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada
kontra indikasi
b. Perubahan pola hidup diantaranya :
- Membersihkan perineum dari depan ke belakang
- Pakaian dalam dari bahan katun
- Menghindari kopi, alkohol
c. Obat-obatan
Antibiotik : Untuk menghilangkan bakteri.
- Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu.
- Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang
sama atau di ganti ) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu.
B. PENGKAJIAN

1. WAWANCARA
a. Identitas Klien
Pada klien penderita Infeksi saluran kemih dapat terjadi baik di pria
maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita dari pada pria (Sudoyo
Aru,dkk,2009).
b. Keluhan Utama
Penyakit infeksi saluran kemih Keluhan utama yang sering terjadi
pada pasien infeksi saluran kemih ,nyeri saat berkemih, sering bolak
balik kamar mandi tetapi kemih yang di keluarkan hanya sedikit.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit yang di
derita oleh klien dan mulai timbulnya keluhan yang di rasakan sampai
klien di bawa ke Rumah Sakit, dan apakah pernah memeriksakan diri
ke tempat lain selain Rumah Sakit umum serta pengobatan apa yang
pernah di berikan dan bagaimana perubahan data yang didapatkan saat
periksa.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya penyakit infeksi saluran kemih
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga
ada yang pernah mengalami sakit yang sama dengan pasien atau
penyakit yang lain yang ada di dalam keluarga.
f. Riwayat Psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.
g. Pola Fungsi Kesehatan
- Pola Persepsi
Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya
tentang pengetahuan dan penatalaksanaan infeksi saluran kemih
dengan gangguan eliminasi urine
- Pola Nutrisi
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami
penurunan akibat nafsu makan yang kurang karena mual, muntah saat
makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali
- Pola Eliminasi
Eliminasi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah
baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena
ada organisme yang masuk sehingga urine tidak lancar
- Pola Aktivitas / Istirahat
Penderita sering mengalami susah tidur, letih, lemah, karena nyeri
yang di alami.
- Nilai dan Keyakinan
Gambaran tentang penyakit infeksi saluran kemih dengan penyakit
yang d ideritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan akan
kesembuhan, tujuan dan harapan akan sakitnya.

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Sistem Pernafasan
Pernafasan normal yaitu 16-20x/menit
b. Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah
c. Sistem Neurologi
Terjadi penurunan sensori, parathesia, anastesia, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorentasi.
d. Sistem Perkemihan
Inspeksi : Pada pasien ISK , Lakukan inspeksi pada daerah meatus
( pembukaan yang dilalui urine untuk meninggalkan tubuh) apakah
terjadi adanya oliguria, dan disuria.
Palpasi : pada palpasi biasanya terjadi nyeri hebat dan distensi
Perkusi : pada perkusi terdapat nyeri tekan pada abdomen bagian
bawah abdomen dan nyeri saat berkemih
e. Sistem Pencernaan
Terdapat polifagia, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dihedrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
f. Sistem Integument
Turgor kulit menurun, kulit kering.

3. ANALISA DATA
NO. DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Nyeri Akut Agen Pencedera
Pasien mengatakan nyeri pada Fisiologis
perut bagian bawah.
DO :
Pasien tampak meringis
2. DS : Gangguan Disuria
Pasien mengatakan susah, nyeri Eliminasi Urine
dan tidak tuntas saat buang air kecil
DO :
Kandung kemih teraba penuh
3. DS : Resiko Infeksi Obstruksi Saluran
Pasien mengatakan badan terasa Kemih
panas
DO :
Pasien tampak berkeringat ( S :
39.5◦C )
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisiologis
2. Gangguan Retensi Urine berhubungan dengan Disuria
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Obstruksi Saluran Kemih
5. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
tindakan 1. Identifikasi tanda dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama gejala retensi urin penyebabnya
3x24 jam, 2. Memonitor kualitas 2. Memantau kualitas nyeri
diharapkan keluhan nyeri 3. Mengetahui daerah,
nyeri menurun 3. Identifikasi lokasi, kapan, dan berat
dengan kriteria hasil karakter, durasi, ringannya nyeri
: frekuensi dan intensitas 4. Untuk mengetahui skala
1. Keluhan nyeri nyeri nyeri yang dirasakan
menurun 4. Identifikasi skala nyeri pasien
2. Tampak Terapeutik : Terapeutik :
meringis 1. Berikan tekhnik non 1. Berikan tekhnik tarik
menurun farmakologis untuk nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri
Edukasi : pasien
1. Ajarkan tekhnik tarik Edukasi :
nafas dalam 1. Untuk mengurangi rasa
nyeri
2. Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
tindakan 1. Indentifikasi tanda dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama gejala penyebabnya
3x24 jam, 2. Indentifikasi faktor 2. Untuk Mengetahui
diharapkan pola retensi faktornya
eliminasi kembali 3. Memonitor Urin 3. Untuk mengetahui
normal dengan Terapeutik : frekuensi, konsistensi,
kriteria hasil : 1. Catat waktu dan aroma, volume, dan
1. Distensi haluaran berkemih warna urin
menurun pasien Terapeutik :
2. Berkemih tidak 2. Batasi asupan cairan 1. Untuk mengetahui waktu
tuntas menurun pasien dan haluaran berkemih
2. Agar desakan kandung
kemih menurun
3. Setelah dilakukan Terapeutik : Terapeutik :
tidakan 1. Periksa kesiapan pasien Agar pasien dapat menerima
keperawatan selama dalam menerima informasi dengan baik

3x24 jam, informasi Edukasi :


Agar kebutuhan nutrisi, cairan,
diharapkan tingkat 2. Jelaskan tanda dan
dan waktu istirahat pasien
resiko infeksi gejala infeksi
terpenuhi
pasien menurun, Edukasi :
dengan kriteria hasil 1. Anjurkan untuk
: membatasi pengunjung
1. Kebersihan 2. Anjurkan nutrisi,
tangan cairan, dan waktu
meningkat istirahat pasien
2. Kebersihan 3. Ajarkan cara mencuci
badan meningkat tangan
3. Demam
menurun
DAFTAR PUSTAKA

Cempaka (2018) .Asuhan Keperawatan Pada Klien An.S Dengan


Infeksi Saluran Kemih Di Ruangan Anak Rsud Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2018: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Perintis Padang Program Studi D III Keperawatan Tahun 2018.

Mawaddah,I (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Saluran


Kemih (Isk) Dengan Masalah Gangguan Eliminasi Urine: Program
Studi Diploma Iii Keeprawatan Sekoalh Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

Nuari, Nian Afrian. 2017. Gangguan pada Sistem Perkemihan dan


Penatalaksanaan Keperawatan. Sleman : CV Budi Utama.

Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan


Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Jogjakarta : Mediacton Publishing.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) Edisi 1 Cetakan 2.Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia (SLKI) Edisi 1 Cetakan 2.Jakarta : Dewan Pengurus
Pusat PPNI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) .
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI

Purnomo B. (2012). Dasar-Dasar Urologi. Ed. 3. Jakarta. Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai