Anda di halaman 1dari 98

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU

KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL PADA REMAJA


DI DESA SAMPIRAN KECAMATAN TALUN
KABUPATEN CIREBON
TAHUN2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh:

HILMAN RIZQI
CKR0180238

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU


KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL PADA REMAJA
DI DESA SAMPIRAN KECAMATAN TALUN
KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

Skripsi ini telah diujikan oleh Tim Penguji


Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Pada Tanggal Agustus 2022

Penguji I Penguji II Penguji III

Ns. H. Asmadi, S,Kep., M.Kep., Sp.Kom Ns. Ronny Suhada F, S.Kep., M.Kep. Ns. Reni Fatmawati, S.Kep.
NIP. 1975.0814.200501.1.002 NIK. 841228201003034 NIK.9312082014128

Mengetahui,

Ketua STIKes Kuningan Ketua Program Studi


S1 Ilmu Keperawatan

Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H Ns. Neneng Aria N, S.Kep., M.Kep
NIK.700805200908026 NIK. 8110201010040

i
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU


KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL PADA REMAJA
DI DESA SAMPIRAN KECAMATAN TALUN
KABUPATEN CIREBON
TAHUN2022

Diajukan oleh :

Hilman Rizqi

CKR0180238

Cirebon, September 2022

Telah disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Ronny Suhada F, S.Kep., M.Kep. Ns. Reni Fatmawati, S.Kep.


NIK. 841228201003034 NIK.9312082014128

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hilman Rizqi

NIM : CKR0180238

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 27Februari 1999

Jenjang : Sarjana

Program Studi : S1 Keperawatan

Institusi : STIKes Kuningan

Menyatakan bahwa penelitian yang berjudul “hubungan antara pola asuh

orang tua dengan perilaku mengkonsumsi konsumsi minuman alkohol pada

remaja di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebontahun 2022” bukan

milik orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk

kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan ini saya

buat dengan sebenar-benarnya, apabila pernyataan ini tidak benar saya bersedia

mendapatkan sanksi akademis.

Cirebon, September 2022

Hilman Rizqi

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik, dan hidayah serta kemudahan dalam mengerjakan dan

menyelesaikan skripsi ini. Penulis persembahkan skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tua penulis, yaitu bapak Aziz Syahroni dan ibu Narsiti yang

telah mendidik dan memberikan kasih sayang kepada penulis dari kecil

sampai dewasa. Terimakasih banyak karena telah memberikan dukungan,

baik secara psikologis, spiritual, dan material sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

2. Kakak serta adik penulis yang telah memberikan dorongan semangat dan

doa kepada penulis.

3. Teman satu Angkatan tahun 2018 serta teman satu kelompok bimbingan

skripsi, yang telah memberikan bantuan serta semangat sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

4. Sahabat penulis, yaitu Sofyan, Dwi, Taufik, Agy, Tegar, Ruwandi, Yogi,

Adit, dan aa jaka kantin yang telah membantu dan memberikan semangat

kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Dosen dan Staff STIKes Kuningan, khususnya dosen dan Staff Kampus 2

STIKes Kuningan terima kasih telah mendidik penulis dari awal sampai

akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT

atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang

Tua dengan Perilaku Konsumsi Minuman Alkohol pada Remaja di Desa Sampiran

Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon Tahun 2022”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan sarjana pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kuningan. Proposal ini dapat selesaikan berkat bimbingan dari dosen

dan kerjasama semua pihak, untuk itu dengan kerendahan hati yang tulus, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes, AIFO., selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan.

2. Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp, M.H., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kuningan.

3. Ns. Neneng Aaria Nengsih, S. Kep, M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.

4. Ns. Ronny Suhada F, S.Kep., M.Kep., selaku Pembimbing I yang penuh

kesabaran telah meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan

v
proposal penelitian ini, telah memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ns. Reni Fatmawati,S.Kep., selaku Pembimbing II yang telah memberikan

ilmu, motivasi, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes Kuningan,

sahabat-sahabatku, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan, saran,

dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Keluargaku terutama Orang Tua, Kakak, dan Adikku yang telah

memberikan do’a, dorongan, semangat dan telah menyediakan fasilitas

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

dari segi teknik penulisan maupun teori. Untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk bahan perbaikan

dimasa yang akan datang.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Cirebon, September 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR BAGAN................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1. Tujuan Umum.......................................................................................6
2. Tujuan Khusus......................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1. Manfaat Teoritis....................................................................................6
2. Manfaat Praktis.....................................................................................7
1.5 Keaslian Penelitian....................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10
2.1 Konsep Pola Asuh...................................................................................10
1. Pengertian Pola Asuh..........................................................................10
2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua........................................................11
3. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua Pada Anak..........12
4. Penyimpangan Yang Dapat Terjadi Pola Asuh Orang Tua................16
2.2 Konsep Minuman Alkohol......................................................................17
1. Pengertian Minuman Alkohol.............................................................17
2. Penyebab Seseorang Minum Alkohol.................................................19
3. Dampak Negatif dari Minuman Alkohol............................................20
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Alkohol ...21
5. Pengonsumsi Minuman Beralkohol....................................................23
2.3 Kerangka Teori........................................................................................25

vii
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS..........................................................................................23
3.1 Kerangka Konsep....................................................................................23
3.2 Definisi Operasional................................................................................27
3.3 Hipotesis..................................................................................................28
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..........................................................29
4.1 Jenis dan Desain Penelitian.....................................................................29
4.2 Variabel Penelitian..................................................................................29
1. Variabel Bebas....................................................................................29
2. Variabel Terikat..................................................................................30
4.3 Populasi dan Sampel...............................................................................30
1. Populasi...............................................................................................30
2. Sampel Penelitian................................................................................31
4.4 Instrumen Penelitian................................................................................34
1. Kuesioner............................................................................................35
2. Uji Validasi.........................................................................................35
3. Uji Reliabilitas....................................................................................36
4.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................37
1. Sifat dan Sumber Data........................................................................37
2. Teknik Pengumpulan Data..................................................................38
4.6 Pengolahan dan Analisa Data..................................................................40
1. Pengolahan Data..................................................................................40
2. Analisa Data........................................................................................43
4.7 Etika Penelitian........................................................................................44
1. Informed Consent (Lembar persetujuan)............................................45
2. Prinsip Anonimity (Tanpa Nama).......................................................45
3. Confidentyallity (Kerahasiaan)............................................................45
4. Justice (Keadilan)................................................................................46
5. Beneficience (Berbuat baik) dan Non Maleficience (Tidak Merugikan)
.............................................................................................................46
6. Integritas Keilmuan.............................................................................46
7. Prinsip keperacayaan dan tanggung jawab.........................................47
8. Prinsip keterbukaan.............................................................................47
9. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat.............47

viii
4.8 Waktu, Lokasi dan Jadwal Penelitian......................................................47
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................48
5.1 Hasil Penelitian........................................................................................48
1. Gambaran Umum Penelitian...............................................................48
5.2 Hasil Analisis..........................................................................................48
1. Analisis Univariat................................................................................48
2. Analisis Bivariat..................................................................................50
5.3 Pembahasan.............................................................................................51
1. Gambaran Pengetahuan Mengenai Pola Asuh Orang Tua..................51
2. Gambaran Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja........................52
5.4 Keterbatasan Penelitian...........................................................................56
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...................................................................57
6.1 Simpulan.................................................................................................57
6.2 Saran........................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................59
LAMPIRAN..........................................................................................................62

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian................................................................................7


Tabel 3.2 Definisi Operasional............................................................................24
Tabel 4.1 Data Populasi Remaja di Desa Sampiran Kec. Talun Kab. Cirebon
per Blok................................................................................................28
Tabel 4.2 Data Sampel Remaja di Desa Sampiran Kec. Talun Kab. Cirebon
per Blok................................................................................................29
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua.....................................47
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja. . .47
Tabel 5.3 Tabulasi Silang Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku
konsumsi alkohol pada remaja di Desa Sampiran Kecamatan
Talun Kabupaten Cirebon Tahun 2022............................................48

x
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................24


Bagan 3.1 Kerangka Konsep..................................................................................23

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat PermohonanIzin Studi Pendahuluan Dinkes............................62


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan Desa..............................63
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden........................................64
Lampiran 4 Lembar Persetuan Menjadi Responden.............................................65
Lampiran 5 Lembar Kuesioner.............................................................................66
Lampiran 6 Lembar Kuesioner.............................................................................69
Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian Dinkes.........................................71
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian Desa............................................72
Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan Penelitian.....................................................73
Lampiran 10 HASIL SPSS....................................................................................76
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup.......................................................................78

xii
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan masa perkembangan dari anak-anak hingga

menuju dewasa, masa ini harus lebih diperhatikan oleh orang tua.

Kenakalan pada remaja merupakan semua perbuatan yang tidak sesuai dari

nilai dan norma yang dapat menimbulkan keonaran dalam masyarakat (Arif,

2016).

Seorang remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu

ingin mencoba hal baru tidak jarang mereka mencoba hal-hal yang negatif

seperti merokok, konsumsi alkohol serta terjerumus dalam narkoba dan seks

bebas. Alkohol adalah salah satu obat psikoaktif yang saling sering

disalahgunakan atau dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja. Konsumsi

alkohol di usia muda digambarkan sebagai faktor resiko untuk kecanduan

alkohol kemudian hari (Binder, 2017).

Perubahan zaman memberi pengaruh besar terhadap kehidupan sosial

remaja, salah satu dampak yang cukup nyata ialah penyalahgunaan alkohol.

Konsumsi alkohol pada remaja didasari berbagai faktor seperti pergaulan, di

era modernisasi ini ketika remaja tidak dapat membentengi diri akan mudah

bagi mereka masuk dalam pergaulan yang salah. Konsumsi alkohol pada

remaja tidak terjadi begitu saja adanya faktor pendorong seperti ajakan

teman, rasa solidaritas membuat remaja terus mengkonsumsinya (Riskiyani


2

et al., 2017).

Berbagai faktor penarik seperti pergaulan menjadi pencetus konsumsi

alkohol pada remaja, di zaman modern ini pergaulan bebas mengakibatkan

penyalahgunaan di kalangan remaja, hal tersebut dijadikan sebuah budaya

yang mereka banggakan (Mukrimin, Hos, 2017).Ajakan teman pada

lingkungan tersebut berperan besar dalam membentuk perilaku remaja,

didukung tingginya rasa solidaritas membuat remaja terus mengkonsumsi

alkohol (Lette et al., 2016).

Pada saat ini remaja mengangap dengan mengkonsumsi minuman

keras keyakinan diri hendak meningkat dari yang awal mulanya pemalu jadi

pemberani, anak muda berpikiran kalau seluruh permasalahan hendak

teratasi dengan mengkonsumsi minuman keras, minuman keras ini bisa

perbanyak sahabat, namun dengan kenyataannya mengkonsumsi minuman

keras ini bisa mengganggu proses metode berpikir serta menjadikan dirinya

tidak siuman (Idris Irma, 2019). Perilaku konsumsi minuman beralkohol

saat ini merupakan masalah yang cukup berkembang di dunia dan

menunjukan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, sebagai

timbul bentuk-bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian, geng-geng remaja,

perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja (Solina,

2018).

Pada tahun 2018 Eropa menjadi Negara dengan jumlah konsumsi

alkohol terbanyak didunia sebesar 449.304 jiwa. Total konsumsi alkohol per

kapita diperkirakan meningkat di separuh wilayah WHO hingga tahun 2025.


3

Peningkatan tertinggi terjadi di wilayah Asia Tenggara dengan peningkatan

2,2 liter di India, sebagai representasi populasi terbesar. Peningkatan juga

diperkirakan terjadi di Indonesia dan Thailand sebagai representasi populasi

terbesar kedua dan keempat (WHO, 2018). Di Indonesia, proporsi konsumsi

minuman beralkohol pada penduduk > 10 tahun yaitu 3,3% dengan lima

Provinsi tertinggi di atas 10% yaitu: Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur

(NTT), Bali, Gorontalo dan Maluku (Balitbangkes, 2019). Peningkatan

konsumsi alkohol juga terjadi di Indonesia, provinsi Sulawesi Utara menjadi

penyumbang konsumsi alkohol terbanyak sebesar 16% (Riskesdas, 2018).

Rata-rata penduduk di Negara ini, untuk mereka yang telah berumur lebih

dari 15 tahun mengkonsumsi 15,8 liter alkohol, disertakan dengan alkohol

murni per tahun (Kumara, 2017).

Dampak negatif alkohol bagi kesehatan yaitu menyebabkan kerusakan

saraf, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, ketidaknyamanan dalam

tubuh, kenaikan berat badan, mengganggu sistem metabolisme tubuh, sistem

reproduksi, fungsi hati, menurunkan kecerdasan, dan memperpendek usia

seseorang (Kemenkes RI, 2018).

Berdasarkan data dari World Health Organization, diperkirakan saat

ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia lebih dari setengah populasi

global (57%) berusia 15 tahun keatas dengan angka ketergantungan yang

beragam disetiap negara. Data tahun 2018, tercatat lebih dari 3 juta orang

diseluruh dunia meninggal setiap tahun akibat alkohol (WHO, 2018). Setiap

tahun terdapat sekitar 1,35 juta orang meninggal di dunia karena kecelakaan
4

lalu lintas (WHO, 2020). Indonesia adalah tertinggi kelima didunia jumlah

kematian akibat kecelakaan lalu lintastahun 2016, yaitu sebanyak 31.282

orang (WHO, 2018). Menurut Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik

Indonesia (Korlantas POLRI), selama kurun waktu 2014-2018, jumlah

kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 3,30% per

tahun (Badan Pusat Statistik, 2019). Salah satu perilaku berisiko ketika

mengemudi adalah mengonsumsi minuman beralkohol. Perilaku

mengonsumsi minuman beralkohol meningkatkan risiko kecelakaan lalu

lintas (Pan American Health Organization , 2018).

Kenakalanremaja juga dipengaruhi oleh pengasuhan orang tua. Pola

asuh pada orang tua berpengaruh pada perkembangan emosional remaja,

orang tua harus dapat menyesuaikan tindakan dan pola asuh yang baik agar

perkembangan emosional remaja semakin optimal. Pola asuh orang tua ialah

pola perilaku yang diterapkan pada anak yang bersifat relative konsisten

dari waktu kewaktu. Pola asuh pada remaja ini dapat dilakukan oleh anak

dari segi negatif maupun positif (Fitri&Sasmita, 2019).

Pola asuh merupakan interaksi orang tua dengan anak-anaknya. Sikap

orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah

maupun hukuman, cara orang tua menunjukan otoritasnya dan juga cara

orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak (Habibi,

2018). Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak yaitu

bagaimana cara, sikap, atau perilaku orang tua saat, memberikan perhatian

dan kasih sayang serta menunjukan sikap dan perilaku baik sehingga
5

dijadikan contoh bagi anaknya(Madyawati, 2017).

Terdapat empat macam pola asuh orang tua, yaitu : pola asuh

demokratis, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh

demokratis (Purwanto,2017).

Lingkungan masyarakat yang letaknya berdekatan dengan area tempat

hiburan malam menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kenakalan

pada remaja, sehingga tempat hiburan malam juga perlu diteliti karena

lokasi ini merupakan tempat yang beresiko untuk timbulnya kenakalan

remaja (Dzulfiqar & Paselle, 2017).

Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di Masyarakat desa

Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon pada tanggal 10 Juni 2022,

peneliti mewawancarai 10 orang remaja. Didapatkan bahwa 3 remaja yang

mengkonsumsi alkohol mengatakan bahwa kurang nya perhatian dan

pengawasan orang tua sehingga mabok atau mengkonsumsi alkohol sudah

menjadi kebiasaan remaja tersebut, sedangkan 4 remaja mengakatan

mengonsumsi alhokol hanya ikut-ikutan saja, karena faktor lingkungan yang

memaksa seperti ketika ada acara hajatan dan ketika teman sebaya yang

baru pulang merantau tanpa sepengetahuan orang tua alias diam-diam.

Adapun 3 remaja lain nya tidak mengkonsumsi alkohol dikarenakan tidak

diperbolehkan orang tua nya, bergaul dengan siapapun tapi perbuatan yang

tidak baik jangan ditiru.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Konsumsi


6

Minuman Alkohol pada Remaja di Desa Sampiran tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di latar belakang diatas yang

telah disampaikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

Ingin mengetahui pola asuh orang tua dengan perilaku mengkonsumsi

konsumsi minuman alkohol pada remaja di Desa Sampiran Kecamatan

Talun Kabupaten Cirebon.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Ingin mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan

perilaku mengkonsumsi konsumsi minuman alkohol pada remaja di

Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu :

a. Untuk melihat pola asuh orang tua pada remaja.

b. Untuk mengetahui penyebab kebiasaan mengkonsumsi

minuman alkohol pada remaja di Desa Sampiran.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

menambah ilmu dalam mengembangkan ilmu keperawatan yaitu ilmu

keperawatan komunitas, agar masyarakat khususnya di Desa

Sampiran dapat meningkatkan pengetahuan tentang pola asuh orang


7

tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Penelitian ini dapat menjadi referensi tentang pola asuh orang

tua dan perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja di

Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.

b. Bagi Program Studi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi serta

menambah wawasan keilmuan mahasiswa bagi Program Studi

Keperawatan.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


NO. Penelitian
1. Judul Hubungan Peran Orang Tua dengan Perilaku Konsumsi
Minuman Alkohol Pada Remaja Laki-Laki di Desa Grising
Kecamatan Grising Kabupaten Batang
Peneliti Solina, Triana Arisdiani, Yuni Puji Widyastuti (2017)
Subjek Seluruh remaja laki-laki di Desa Gringsing Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang.
Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Korelatif
dengan pendekatan Cross sectional. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling
Hasil Berdasarkan hasil analisis hubungan antara peran orang tua
dengan perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja
diperoleh bahwa sebanyak 77 (51,3%) remaja sebagai peminum
beralkohol dengan peran orang tua yang cukup dan kurang,
sebanyak 43 (28,7) remaja sebagai peminum alkohol dengan
peran orang tua yang baik sedangkan remaja yang bukan
peminum beralkohol memiliki peran orang tua cukup dan kurang
sebanyak 21 (14,0%) remaja dan remaja bukan peminum
beralkohol tetapi peran orang tua baik sebanyak 9 (6,0%)
remaja. Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,669 makadapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran orang
tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol para remaja
8

laki-laki. Hasil penelitian didapatkan nilai OR sebesar 0,767


dengan batas bawah 0,323 dan batas atas 1,823 pada interval
confidence 95%. Dari hasil statistik tersebut menunjukkan
bahwa OR < 1 yaitu 0,767 yang artinya peran orang tua cukup
dan kurang berpeluang sebesar 0,767 kali terjadinya perilaku
konsumsi minum alkohol pada remaja dibandingkan peran orang
tua baik.
2. Judul Hubungan Persepsi Pola Asuh Orang Tua dan Kenakalan
Remaja Pada Remaja di RW 06 Kelurahan Samoja Kecamatan
Batununggal Kota Bandung.
Peneliti Evi SrinurHastuti , Astri Firdasannah (2018)
Subjek Seluruh usia remaja RW 06 yaitu dari usia 12 – 21 tahun yang
tercatat dalam data RW sebagai remaja yang pernah melakukan
kenakalan atau terlibat dalam salah satu genk motor yaitu
berjumlah 65 orang.
Metode Metode yang digunakan adalah korelasional untuk melihat
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.
Hasil Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi pola asuh
orang tua dan kenakalan remajaRW 06 Kelurahan Samoja
Kecamatan Batununggal Kota Bandung. Hal ini menunjukan
bahwa bentuk kenakalan remaja yang dilakukan, yaitu status
offenses ataupun indeks offenses berhubungan dengan tinggi
atau rendahnya aspek pola asuh orang tua yang dipersepsikan
oleh remaja. Sedangkan untuk uji korelasi antara aspek-aspek
persepsi pola asuh orang tua dan kenakalan remaja, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
persepsi pola asuh orang tua aspek parental control dan
kenakalan remaja RW 06 Kelurahan Samoja Kecamatan
Batununggal Kota Bandung. Hal ini membuktikan bahwadari
semua aspek pola asuh orang tuayang berhubungan dengan
bentuk perilaku kenakalan remaja ialah aspek kontrol atau aturan
yang diberikan oleh orang tua terhadap remaja.
3. Judul Motivasi Sosial Konsumsi Alkohol Pada Remaja Social
Motivation for Adolescent Alcohol Consumption.
Peneliti Yudisa Diaz, Lina NurulHidayati,EstiAndarini (2020).
Subjek Partisipan yang dipilih sesuai criteria inklusi sebanyak 10 orang.
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif,
partisipan berjumlah 10 orang yang dipilih sesuai kriteria inklusi
menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data
menggunakan wawancara semi terstruktur.
Hasil Pada penelitian didapatkan total partisan sebanyak 10 orang
yang bersedia dilakukan wawancara mendalam. Pemilihan
partisipan menggunakan teknik snowball sampling dengan
kriteria inklusi yang sudah di sepakati. Masuk dalam komunitas
melalui salah satu partisipan sekaligus menjadi partisipan
9

pertama, penetapan partisipan selanjutnya pada penelitian ini


didapat dari informasi yang diberikan partisipan sebelumnya.
Kekayaan data yang diperoleh dengan melakukan kaji berulang
pada setiap akhir wawancara dan mengadakan pertemuan yang
dijadwalkan berulang.

Berdasarkan keaslian penelitian yang telah dijelaskan pada tabel

penelitian diatas, perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah :

1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Solina, Triana

Arisdiani, Yuni Puji Widiastuti (2017), fokus penelitiannya pada

seluruh remaja laki-laki di Desa Gringsing Kecamatan Grising

Kabupaten Batang. Sedangkan pada penelitian ini lebih berfokus pada

seluruh remaja laki-laki maupun perempuan di Desa Sampiran

Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.

2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya adalah pada penelitian yang dilakukan Evi Srinur Hastuti,

Astri Firdasannah (2018), menggunakan Variabel Kenakalan Remaja

Pada Remaja sebagai variabel terikat. Sedangkan pada penelitian ini

menggunakan Variabel Perlaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja.

3. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya adalah pada penelitian ini yang dilakukan Yudisa Diaz,

Lina Nurul Hidayati, Esti Andriani (2020), menggunakan Variabel

Motivasi Sosial sebagai Variabel Bebas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pola Asuh

1. Pengertian Pola Asuh

Pola asuh merupakan interaksi orang tua dengan anak-anaknya.

Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,

hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukan otoritasnya dan

juga cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap

anak (Habibi, 2018).

Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak

yaitu bagaimana cara, sikap, atau perilaku orang tua saat, memberikan

perhatian dan kasih sayang serta menunjukan sikap dan perilaku baik

sehingga dijadikan contoh bagi anaknya(Madyawati, 2017).

Orang tua adalah pemimpin, tugas orang tua tidak hanya

sebagai pemimpin dalam sebuah keluarga. Akan tetapi lebih jauh dari

itu, orang tua di tuntut untuk mempunyai kemampuan dalam

menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak.

Oleh karena itu orang tua harus membuka diri untuk belajar

memahami dunia anak dengan segala kerumitannya (Murdoko, 2017).

Dapat di maknai bahwa pola asuh orang tua adalah suatu

keseluruhan interaksi antara orang tua dan anak, dimana orang tua

bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku.


11

Cara orang tua bertindak sebagai suatu aktifitas kompleks yang

melibatkan banyak perilaku spesifik secara individu atau bersama

sama sebagai rangkaian usaha aktif untuk mengarahkan anaknya.

2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua

a. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah jenis pola asuh yang

memperioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu

mengendalikan mereka. Perilaku ini bersikap rasional selalu

mendasari tindakannnya pada rasio atau pemikiran. Orang tua

ini bertipe realastis (bersifat wajar) terhadap kemampuan anak.

Orang tua ini memberikan kebebasan kepada anak untuk

memilih dan melakukan suatu tindakan dan berpendekatan

hangat kepada anak (Madyawati, 2017).

Pola asuh demokratis merupakan orang tua cenderung

menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding

dirinya. Pola asuh ini menempatkan musyawarah sebagai pilar

dalam memecahkan berbagai persoalan anak, mendukung

dengan penuh kesadaran, dan berkomunikasi dengan baik

(Habibi, 2018).

b. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang menetapkan

standar yang harus dituruti, biasanya diikuti dengan ancaman.

Yaitu cenderung memaksa, memerintah, dan menghukum.


12

Orang tua tipe ini tidak mengenal kompromi dan dalam

komunikasi biasanya bersifat satu arah dan memerlukan umpan

balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya

(Madyawati, 2017).

Dampak pada anak dalam tipe ini anak merasa tidak

bahagia, ketakutan, Anak merasa tertekan dan penurut. Anak

tidak mampu mengendalikan diri, kurang berpikir dan kurang

kreatif (Habibi, 2018).

c. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang memberikan

kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu cenderung

tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang

dalam bahaya. Orang tua tipe ini sering hangat sehingga sering

disukai oleh anak (Madyawati, 2017).

3. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua Pada Anak

Setiap orang mempunyai kisah sejarah sendiri dan latar

belakang yang sering sangat jauh berbeda. Perbedaan ini sangat

memungkinkan terjadinya pola asuh yang berbeda kepada anak.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu:

a. Faktor sosial ekonomi

Lingkungan sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial

anak dari orang tua yang sosial ekonominya rendah cenderung

tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.


13

b. Pendidikan orang tua

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan terhadap

anak didik oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Latar

belakang pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pola pikir

orang tua dan akan berpengaruh pada harapan orang tuanya

kepada anaknya.

c. Nilai agama yang dianut oleh orang tuanya

Nilai-nilai agama juga menjadi hal penting yang

ditanamkan orang tua sehingga lembaga keagamaan turut

berperan juga.

d. Kepribadian

Dalam mengasuh anak, orang tua tidak hanya

mengomunikasikan fakta, melainkan membantu menumbuh

kembangkan kepribadian anak. Pendapat tersebut berdasar pada

teori humanistik yang menitik beratkan pendidikan artinya anak

perlu mendapat perhatian dalam membangun sistem pendidikan.

Jika anak telah menunjukkan gejala-gejala yang kurang baik,

berarti mereka sudah tidak menunjukkan niat belajar yang

sesungguhnya.

e. Jumlah pemilikan anak

Jumlah anak yang memengaruhi pola asuh yang

diterapkan para orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam

keluarga, orang tua tidak begitu menerapkan pola pengasuhan


14

secara maksimal karena perhatian dan waktunya terbagi antara

anak satu dan lainnya (Madyawati, 2017).

Sedangkan menurut Hurlock dalam Herna, (2018) faktor-faktor

yang memengaruhi polaa suh orang tua adalah :

a. Kesamaan dengan disiplin yang digunakan orang tua

Jika orang tua memberikan pola asuh yang baik maka di

tetapkan juga pada anak mereka, namun sebaliknya jika kurang

sesuai maka akan digunakan cara berlawanan.

b. Penyesuaian dengan cara yang di setujui kelompok

Semua orang tua lebih di pengaruhi oleh apa yang

anggota kelompok mereka dianggap sebagai cara terbaik, dari

pada pendirian mereka sendiri.

c. Usia orang tua

Orang tua yang lebih muda cenderung mengurangi

kendali ketika anak beranjak dewasa.

d. Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua mempengaruhi bagaimana orang tua

menerima informasi yang baru. Mereka lebih cenderung

terbuka`dan mau menerapkannya.

e. Jenis kelamin

Wanita lebih mengerti anak dan kebutuhannya

dibandingkan pria dan mereka cenderung kurang otoriter.


15

f. Status sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi sangat memengaruhi pola asuh

yang di lakukan oleh masyarakat, rata-rata keluarga dengan

sosial ekonomi yang cukup baik akan memilih pola asuh yang

sesuai dengan perkembangan anak. Untuk anak-anak yang

hidup dalam kemiskinan, watak yang terbentuk akan lebih keras

karena faktor lain telah di temukan memiliki dampak ada

perkembangan anak.

g. Konsep mengenai peran orang dewasa

Orang tua yang mepertahankan konsep tradisional

cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua yang telah

menganut konsep modern.

h. Jenis kelamin anak

Orang tua akan lebih keras terhadap anak perempuandari

pada anak laki-lakinya.

i. Usia anak

Pola asuh otoriter digunakan untuk anak kecil, karena

tidak mengerti penjelasan sehingga mereka memusatkan

perhatian pada pengendalian yang otoriter.

j. Situasi

Sikap menantang, dan agresi kemungkinan lebih

mendorong pengendalian yang otorier.


16

k. Pengasuh pendamping

Orang tua terutama ibu yang bekerja di luar rumah dan

memiliki lebih banyak waktu diluar rumah, seringkali

memercayakan pengasuhan anak kepada nenek, tante atau

keluarga dekat lain. Bila tidak ada keluarga tersebut maka

biasanya anak di percayakan pada pembantu.

l. Budaya

Orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh

masyarakat dan mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut

dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan.

Oleh karena itu kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak

juga mempengaruhi orang tua dalam memberikan pola asuh

pada anaknya.

4. Penyimpangan Yang Dapat Terjadi Pola Asuh Orang Tua

Bila di kaji lebih jauh lagi, penyimpangan pola asuh orang tua

dalam mendidik anak cukup banyak. Misalnya memakai cara-cara yang

tidak bijaksana. Orang tua menganggap memarahi, menghardik,

mencela, atau memberikan hukuman fisik sehendak hati, cara ini

merupakan bentuk final dari pendidikan anak, padahal hal tersebut

merupakan kesalahan yang besar. Sebenarnya mendidik anak tidak

hanya cukup bermodalkan watak kebapaan atau keibuan tanpa di

dukung dengan kemampuan bagaimana cara-cara mendidik anak yang

baik (Djamarah, 2014).


17

Dalam etnik keluarga tertentu sering-sering di temukan sikap dan

perilaku orang tua yang memarahi, menghardik, mencela, atau

memberikan hukuman fisik sekehendak hati kepada anaknya jika

anaknya melakukan kesalahan. Padahal penggunaan cara-cara seperti

diatas memberikan efek negatif bagi perkembangan jiwa anak.

Demikian juga memberikan sanksi berupa pukulan (Djamarah, 2014).

Jika dirinci lebih jauh, maka kesalahan pola asuh orang tua

berkisar di seputar berikut ini yaitu:

1) Ketidaksamaan dalam menyikapi perilaku anak.

2) Selalu menuruti keinginan anak.

3) Kesalahan penempatan kasih sayang.

4) Terlalu berlebihan dalam memberikan kebebasan pada anak

(Djamarah, 2014).

Dapat di simpulkan bahwa kesalahan pola asuh yang dilakukan

oleh orang tua terhadap anaknya memberikan efek negatif terhadap

anak.

2.2 Konsep Minuman Alkohol

1. Pengertian Minuman Alkohol

Alkohol adalah senyawa kimia organik dengan karakteristik

khas terdapat gugus (-OH) yang berkaitan dengan salah satu gugus

karbon dalam rumus kimia. Sumber alkohol yang umum beredar

antara lain ethanol, methanol isropopanol, dan diethylene glikol.

Ethanol digunakan sebagai zat aditif gasoline, pelarut kosmetik dan


18

farmasi. Minuman beralkohol Ethanol berasal dari fermentasi

berbagai jenis karbohidrat dari gandum, buah-buahan, atau bunga

(Rumah & Djamil, 2018).

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan No.20 Tahun (2014)

tentang Pengendalian dan Pengawasan terhadap Pengadaan,

Peredaran, dan Penjualan minuman beralkohol, pengertian minuman

beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol atau etil alkohol

(C2H5OH) yang diproses dari bahan hasilpertanian yang mengandung

karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa

destilasi. Berdasarkan ketentuan Standar Industri Indonesia (SII) dari

KementerianPerindustrian RI, minuman berkadar alkohol di bawah

20% tidak tergolong minuman keras tetapi juga bukan minuman

ringan.

Sedangkan dalam Peraturan Kementerian Kesehatan No.86/

en.Kes/Per/IV/1977 tanggal 29 April 1977 yang mengatur produksi

dan peredaran minuman keras, yang dimaksud dengan minuman keras

adalah semua jenis minuman beralkohol tetapi bukanobat. Meliputi

tiga golongan, yaitu:

- Golongan A, dengan kadar etanol 1 sampai Dengan 5%.

- Golongan B, dengan kadar etanol dari 5 sampai Dengan 20%

- Golongan C, dengan kadar etanol lebih dari 20 Sampai dengan

55%.
19

2. Penyebab Seseorang Minum Alkohol

Menurut Maula & Yuniastuti, (2018). Ada banyak alasan yang

dikemukakan orang mengapa mereka minum alkohol,yakni:

a. Untuk mengatasi rasa sedih dan batin yang tertekan.

b. Untuk melenyapkan rasa tidak aman terhadap dirinya.

c. Untuk melenyapkan rasa rendah diri.

d. Untuk mencapai tingkat kelegaan yang santai.

e. Untuk melarikan diri dari alam yang nyata.

Penyebab lain yang dapat menimbulkan seseorang minum

alkohol adalah:

a. Akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi mayarakat

Maka akibatnya banyak dari para remaja dan orang

dewasa menganggur dan tidak ada kegiatan, mereka lebih

memilih untuk berkumpul dengan sesamanya, berjudi, sambil

ditemani minum-minuman keras tentunya.

b. Kebudayaan dan latar belakang

Orang yang pada masa kecilnya bergaul bersama dengan

pemabuk tentu akan cenderung untuk menjadi pemabuk juga.

Hal tersebut karena dalam lingkungan sosial, seseorang

cenderung untuk berusaha diterima oleh kelompok untuk

sosialnya dengan cara mengikuti perilaku dan gaya hidup

mereka.
20

c. Tidak adanya peran orang tua dan tokoh masyarakat

Sebagai kontrol sosial masalah yang terjadi adalah

banyaknya orang tua yang bukannya memberikan contoh baik,

merekamalah minum-minuman keras di depan anak-anak tanpa

memikirkan dampak yang akan timbul anak-anak yang

menyaksikan orang tua mereka minum mendapatkan nilai

bahwa seakan-akan minum-minuman keras itu adalah sesuatu

yang wajar sehingga mereka cenderung berprilaku yang sama

dengan orang tua mereka.

3. Dampak Negatif dari Minuman Alkohol

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat

dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya

berbeda-beda, tergantung dari jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Semua perasaan itu akan berangsur angsur menghilang dalam waktu 4

sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.

Kadang kadang alkohol digunakan dengan kombinasi obat-obatan

berbahaya lainnya, sehingga efeknya jadi berlipat ganda. Bila ini

terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi akan lebih buruk

lagi dan kemungkinan mengalami over dosis akan lebih besar. Bila

dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan

Ganggguan Mental Organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi

berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan

reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat.


21

Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan

perilaku, seperti misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan

kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi

sosialnya, dan terganggu pekerjaannya. Perubahan fisiologis juga

terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka merah, atau

mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen

misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan

konsentrasi (Prasetya, 2021).

Kebiasaan minum-minuman beralkohol dapat mengakibatkan:

a. Terlambatnya proses penyerapan zat gizi,

b. Hilangnya zat-zat gizi yang penting, meskipun orang tersebut

mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup,

c. Penyakit gangguan kuat, kerusakan saraf otak dan jaringan,

d. Disamping itu, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan

ketagihan dan kehilangan kendali diri. Hal ini dapat menjadi

faktor pencetus kearah tindak kriminal.

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Alkohol

Menurut Ningsih,(2019), Faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumsi alkohol adalah :

a. Faktor Individu

Rasa ingin tahu adalah kebutuhan setiap individu yang

berasal dari dalam dirinya, terutama bagi generasi muda dimana

salah satu sifatnya adalah ingin mencoba hal yang baru.


22

Rasa ingin tahu terhadap minuman keras yang mereka

dianggap sebagai sesuatu yang baru kemudian mencobanya,

akibat ingin tahu akhirnya menjadi pengkonsumsi tetap.

b. Faktor Keluarga

Banyak pengkonsumsi minum minuman keras yang

berasal dari keluarga yang tidak harmonis keluarga seharusnya

menjadi wadah untuk menikmat kebahagiaan.

c. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga sering membuat pengkonsumsi

minuman keras bertambah, karena lingkungan yang kurang baik

selalu memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengenal

sesuatu yang buruk seperti minuman keras. Sikap itulah yang

menyebabkan anak ikut-ikutan. Awalnya hanya satu orang yang

mengkonsumsi, kemudian semuanya menjadi pengkonsumsi.

d. Faktor Agama

Pendidikan agama merupakan pendidikan yang utama

yang sangat dibutuhkan bagi anak, dimana hal tersebut secara

langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan

anak. Pendidikan beragama pada anak merupakan awal

pembentukan kepribadian, baik atau buruk kepribadian anak

tergantung pada orang tua serta lingkungan yang mengasuhnya.

Jika agama atau iman seseorang kuat maka tidak akan mudah

bagi orang lain untuk mempengaruhinya.


23

e. Faktor Pendidikan

Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi sebuah

bangsa. Karena perkembangan dan kemajuan suatu bangsa

dapat diukur melalui tingkat dan kualitas pendidikan serta

tingkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

5. Pengonsumsi Minuman Beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol dikategorikan menjadi

pengguna, penyalahguna dan ketergantungan. Pengguna merupakan

individu yang mengonsumsi minuman beralkohol tidak lebih dari 14

teguk dari takaran minum setiap minggu atau 4 kali tiap bulannya.

Penyalahguna adalah konsumsi minuman beralkohol yang telah

mengacu pada kesehatan fisik dan mental walaupun pengguna

menyadari bahaya akibat mengonsumsi minuman beralkohol,

meskipun beberapa juga akan mempertimbangkan konsekuensi sosial

yang merugikan disebabkan oleh alkohol.

Ketergantungan yaitu kelompok prilaku, kognitif, dan fisiologis

fenomena yang dapat berkembang setelah berulang – ulang

mengonsumsi minuman beralkohol seperti adanya keinginan yang

kuat untuk mengonsumsi minuman beralkohol, tidak dapat

mengontrol untuk mengonsumsi minuman beralkohol meskipun

mengerti tentang konsekuensi bahayanya (Wardah, 2013). Seseorang

yang ketergantungan secara fisik terhadap alkohol, akan mengalami

gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi jumlah


24

penggunaannya. Gejala biasanya terjadi mulai 6-24 jam setelah

konsumsi yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari,

diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi, berkeringat, nyeri

kepala dan sulit tidur (World Health Organization, 2014).

Peminum alkohol secara sederhana dibagi menjadi tiga

kelompok antara lain : (Aritonang, 2012) :

1. Peminum ringan : 0,28 s/d 5,9 gram atau setara dengan minum 1

botol bir atau kurang per hari.

2. Peminum sedang : 6,2 s/d 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1

s/d 4 botol bir per hari.

3. Peminum berat : > 28 gram alkohol per hari atau setara dengan>4

botol bir sehari.


25

2.3 Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Pola Asuh Orang Tua Konsumsi Alkohol Pada


Remaja

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Pola Asuh Orang Tua : Perilaku konsumsi minuman alkohol
pada remaja :

a. Sosial Ekonomi
a. Individu
b. Pendidikan Orang Tua
b. Keluarga
c. Nilai Agama yang dianut
oleh Orang Tua c. Lingkungan

d. Kepribadian d. Agama

e. Jumlah Pemilikan Anak e. Pendidikan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua


dengan Perilaku Konsumsi Alkohol
Pada Pada Remaja

Sumber : (Madyawati, 2017), (Ningsih, 2019)


26
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan penentuan model konseptual oleh

peneliti yang akan membantu dalam menentukan arah kebijakan dalam

pelaksanaan penelitian. Model konseptual merupakan kerangka film

mengenal hubungan antar variabel variabel yang terlibat penelitian

(Badriah, 2019).Berdasarkan kerangka penelitian dan tinjauan pustaka,

maka peneliti membagi variabel yang akan diteliti menjadi 2 antara lain

variabel bebas Hubungan Antara Pola Asuh sedangkan variabel terikat yaitu

Konsumsi Alkohol Pada Remaja. Variabel yang akan diteliti digambarkan

dalam kerangka konsep sebagai berikut:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Konsumsi Alkohol
Pola Asuh Orang Tua
Pada Remaja

Keterangan :

: Variabel yang akanditeliti

: Korelasi atau penghubung


24
27

3.2 Definisi Operasional

Definisi Operasinal Adalah suatu definisi yang mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat

diamati dan benar-benar dilakukan oleh peneliti sesuai dengan variabel yang

terlibat dalam penelitian (Badriah, 2019).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Skala
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
1 Independen: Pola Asuh Orang Tua : Lembar Responden Kategori Ordinal
Kuesioner mengisi
Pola Asuh Merupakan interaksi kuesioner 1. Demokratis
Orang Tua orang tua dengan anak- : 24-48
anaknya.
2. Otoriter
Meliputi : :49-72
a. Sosial ekonomi
b. Pendidikan orang 3. Permisif
tua :73-96
c. Nilai agama yang
dianut oleh orang
tua
(Latifah, 2008)
d. Kepribadian
e. Jumlah pemilikan
anak
2 Dependen : Keadaan Lembar Responden Kategori : Ordinal
penyalahgunaan serta Kuesioner mengisikue
Konsumsi ketergantungan alkohol sioner 1. TidakPernah
Alkohol : ≤11
pada
Remaja 2. Jarang
: 12 – 16

3. Sering
: 17 – 24

(wahyu dita,
2017)
28

3.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis dapat menyatakan hubungan

apa yang akan atau ingin kita pelajari. Hipotesis juga dapat diartikan sebagai

keterangan sementara dan hubungan fenomena-fenomena yang kompleks

(Badriah, 2019).

Berdasarkan uraian dan rumusan masalah diatas, maka dapat di tarik

hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku konsumsi

alkohol pada remaja di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten

Cirebon.

2. Tidak terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku

konsumsi alkohol pada remaja di Desa Sampiran Kecamatan Talun

Kabupaten Cirebon.
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, jenis Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, jenis penelitian ini

yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat penelitian, penelitian ini bertujuan mengidentifikasi secara sistematik

dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang

tertentu (Dewi Lailatul Badriah, 2019). Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan Cross Sectional. Pendekatan Cross

Sectional yaitu pendekatan yang digunakan untuk mengetahui variabel

sebab atau risiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada obyek penelitian

diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,

2012). Pola Asuh Orang Tua merupakan variabel bebas sedangkan Perilaku

Konsumsi Alkohol merupakan variabel terikat dalam penelitian ini.

4.2 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya

mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas juga dapat

berarti variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin

diketahui.
30

Variabel ini sengaja dipilih dan dimanipulasi oleh peneliti agar

efeknya terhadap variabel lain dapat diamati dan diukur variabel

terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui

besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain. Besarnya efek tersebut

diamati dan ada tidaknya, membesar-mengecilnya, atau berubahnya

variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain

termaksud (Dewi Lailatul Badriah, 2019).

Variabel bebas dari penelitian ini adalah Pola Asuh Orang Tua

Pada Remaja di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon

Tahun 2022.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain. Besarnya

efek tersebut diamati dan ada tidaknya, membesar-mengecilnya, atau

berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada

variabel lain termaksud (Dewi Lailatul Badriah, 2019). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah Perilaku Konsumsi Alkohol Pada

Remaja di Desa Sampiran.

4.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak

dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi,

kelompok subyek tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik


31

bersama yang membedakannya dari kelompok subyek yang lain. Ciri

tersebut dapat meliputi, ciri lokasi, ciri individu, atau juga ciri karakter

tertentu (Dewi Lailatul Badriah, 2019).

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan remaja

di Desa Sampiran , yaitu berjumlah 1.598 orang.

Tabel 4.1 Data Populasi Remaja di Desa Sampiran Kec. Talun Kab. Cirebon
per Blok
No Dusun Jumlah Remaja
1 Plaosan 385
2 Kaligandu 467
3 Benjaran 333
4 Sampiran 308
5 Sijopak 105
Total 1.598

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi, karena ia merupakan

bagian dari populasi tentulah ia memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh

populasinya. Teknik pengambilan sampel dari populasi disebut

sampling (Dewi Lailatul Badriah, 2019). Teknik pengambilan sampel

yang digunakan pada penelitian ini yaitu probability sampling dengan

sampel random sampling. Probability sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel sedangkan sampel random sampling adalah pengambilan

anggota dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa


32

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Dewi Lailatul

Badriah, 2019).

Untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi maka

pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin. Perhitungan

pengambilan rumus sampel menggunakan rumus Slovin sebagai

berikut:

N
n=
1+ N (d)2

Keterangan:

n = besarnya sampel

N = besarnya populasi

d = level of error

Berdasarkan rumus diatas, maka didapatkan hasil sampel yang

akan digunakan dalam penelitian yaitu :

1.598
n=
1+ 1.598(10 %)²

1.598
n=
1+ 1.598(0,01)

1.598
n=
1+ 15,98

1.598
n=
16,98
33

n=94,11 dibulatkan menjadi 94 sampel.

Tabel 4.2 Data Sampel Remaja di Desa Sampiran Kec. Talun Kab. Cirebon
per Blok
No. Blok Perhitungan Sampel Jumlah Sampel
1. Plaosan 385 23
× 94
1.598
2. Kaligandu 467 27
×94
1.598
3. Benjaran 333 20
× 94
1.598
4. Sampiran 308 18
× 94
1.598
5. Sijopak 105 6
× 94
1.598
94
Total

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya,

maka sebelum pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi,

maupun kriteria eksklusi. Dalam penelitian ini dipilih sampel yang

memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan

diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria inklusi dalam penelitian ini,

yaitu:

1) Remaja di Desa Sampiran.


34

2) Orang Tua yang memiliki remaja.

3) Tinggal serumah dengan orang tua.

4) Bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai

sebab (Nursalam, 2017).

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Remaja yang menolak untuk berpartisipasi dalam mengisi

kuesioner.

2) Remaja yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat didefinisikan sebagai alat pengumpulan

data yang telah baku atau alat pengumpul data yang memiliki standar

validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid dan reliabel, akan sangat

menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Suatu instrumen selain

memliki norma validitas dan reliabilitas, juga harus memiliki nilai

objektivitas dan prosedur baku untuk penggunaannya (Dewi Lailatul

Badriah, 2019).

Jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

kuisioner atau angket, kuisioner atau angket merupakan suatu bentuk


35

instrumen pengumpul data yang sangat fleksibel, terperinci, lengkap, dan

relatif mudah digunakan (Dewi Laelatul Badriah, 2019).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat instrument penelitian

berupa kuesioner dua variabel.

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu bentuk instrument pengumpul data

yang sangat fleksibel, terperinci, lengkap, dan relative mudah

digunakan. Kuesioner sering disebut juga sebagai daftar pertanyaan

atau angket. Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner adalah

data yang kita kategorikan sebagai data faktual. Oleh karena itu,

reliabilitas hasilnya sangat tergantung pada subyek penelitian sebagai

responden (Dewi Lailatul Badriah, 2019).

a. Kuesioner pengukuran variabel bebas Pola Asuh Orang Tua

Pernyataan untuk variabel Pola Asuh Orang Tua

terdiridari 24 pernyataan,yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak

setuju, Setuju, dan Sangat Setuju.

b. Pengukuran variabel terikat Perilaku Konsumsi Alkohol

Pertanyaan untuk variabel Perilaku Konsumsi Alkohol

terdiri dari 11 pernyataan, yaitu Tidak dan Ya.

2. Uji Validasi

Validitas berasal dari kata validity, yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu

data. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner


36

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (kuesioner)

dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-

masing variabel dengan skor totalnya.

Jenis uji validitas yang akan digunakan ini diukur dengan

korelasi Rank Spearman Test yaitu dengan menganalisis korelasi

bermakna (Heriana, 2015).

Dalam penelititan ini kuesioner mengenai Pola Asuh Orang Tua

mengadopsi dari penelitian (Latifah, 2008).

Serta untuk Konsumsi Alkohol mengadopsi dari penelitian

(Wahyu Dita, 2017).

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang

sama. Uji Cronbach's Alpha yang nilainya akan dibandingkan dengan

nilai koefisien reliabilitas minimal yang dapat diterima. Jika nilai

Cronbach's Alpha ≥ 0.6, maka instrumen penelitian tersebut reliabel.

Jika nilai Cronbach's Alpha ≤ 0.6, maka instrumen penelitian tersebut

tidak reliabel(Heriana, 2015).

Dalam penelititan ini kuesioner mengenai Pola Asuh Orang Tua

mengadopsi dari penelitian (Latifah, 2008).


37

Sedangkan untuk Konsumsi Alkohol mengadopsi dari penelitian

(Wahyu Dita, 2017).

4.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Sifat dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dan

subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber

informasi yang dicari. Data primer juga dapat diartikan sebagai

suatu prosedur dan teknik untuk mengumpulkan sebuah data

yang berupa: tes lapangan, interview, angket/kuesioner, atau

observasi (Dewi Lailatul Badriah, 2019).

Data primer pada penelitian ini diperoleh langsung dari

responden dengan membagikan lembar kuesioner yang

diberikan oleh peneliti yang berisi mengenai biodata responden,

beserta pernyataan yang berkaitan dengan variabel dalam

penelitian tersebut.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah datayang diperoleh pihak lain, tidak

langsung diperoleh peneliti oleh subyek penelitiannya. Data


38

sekunder biasanya berbentuk data dokumentasi atau data laporan

yang tersedia (Dewi Lailatul Badriah, 2019).

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari pihak

Desa berupa data jumlah keseluruhan remaja.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan

kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang

diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2017).

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan lembar kuesioner tentang pola asuh orang tua

terhadap konsumsi alkohol pada remaja yang dibagikan langsung

kepada responden untuk mengumpulkan sebuah data yang diperlukan.

Adapun rincian proses penelitian dalam pengumpulan data

penelitian ini, yaitu:

a. Proses Persiapan

1) Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian dan

hasil pengukuran.

2) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk

pengukuran.

3) Survei pendahuluan ketempat penelitian untuk melihat

kondisi tempat penelitian, dan kriteria responden

penelitian secara langsung.


39

4) Pengurusan ijin studi pendahuluan Program Studi S1

Keperawatan di Kampus 2 STIKKu RS.Ciremai.

5) Mengajukan surat permohonan izin studi pendahuluan dari

Program Studi S1 Keperawatan Kampus 2 STIKKu

RS.Ciremai.

6) Setelah izin diberikan, kemudian peneliti meminta data

yang akan diperlukan dan memilih responden sesuai

kriteria yang telah ditentukan.

7) Peneliti menentukan jumlah sampel penelitian dengan

menggunakan probability sampling dengan teknik random

sampling.

b. Proses Pengumpulan Data

1) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti memperkenalkan

diri kepada calon responden dengan menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian.

2) Peneliti menyerahkan lembar-lembar persetujuan untuk

ditandatangani oleh calon responden yang bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

3) Peneliti membuat kontrak waktu dengan responden untuk

menentukan waktu penelitian.

4) Setelah waktu penelitian sudah ditetapkan, selanjutnya

peneliti akan membagikan lembar kuesioner kepada

responden.
40

5) Setelah semua responden selesai mengisi kuesioner,

peneliti akan mengecek dan memeriksa kembali

kelengkapan data yang telah diisi oleh responden.

c. Proses Pendokumentasian

Jika semua sudah dicek dan diperiksa, peneliti mengakhiri

kontrak waktu penelitian dengan responden dan mengucapkan

terimakasih kepada responden yang telah berpartisipasi dalam

penelitian ini.

4.6 Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Makna pengolahan data penelitian yang telah diperoleh

dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian

rupa agar data tersebut dapat dibaca (readable) dan dapat ditafsirkan

(interpretable). Untuk itu dibutuhkan upaya pendukung yang

memungkinkan penafsiran dan data yang diperoleh itu tepat dan

bermakna (Dewi Lailatul Badriah, 2019).

Adapun tahapan pengolahan data dalam penelitian terdiri dari

empat tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Editing (Pengeditan Data)

Pada tahap editing peneliti melakukan pengecekan

kelengkapan isian formulir atau kuesioner apakah jawaban yang


41

ada di kuesioner sudah Lengkap (semua pertanyaan sudah terisi

jawabannya), Jelas (jawaban pertanyaan apakah tulisannya

cukup jelas terbaca), Relevan (jawaban yang tertulis apakah

relevan atau sesuai dengan pertanyaannya), dan Konsisten

(beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten).

b. Coding (Pengkodean Data)

Pada tahap ini merupakan tahap kegiatan mengubah data

berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan

(memberi kode). Kegunaan dari Coding adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat

pada saat entri atau memasukkan data. Pemberian kode pada

penelitian ini adalah:

a. Variabel Pola Asuh Orang Tua : STS, TS, S dan SS

b. Variabel Konsumsi Alkohol : Tidak danYa

c. Processing (Proses Data)

Pada tahap ini peneliti memperoleh data dengan cara

melakukan entry data dari masing-masing responden kedalam

program komputer. Data dimasukkan sesuai nomor responden,

kemudian dimasukkan kedalam program komputer dalam

bentuk angka sesuai dengan hasil penelitian yang telah

ditentukan ketika coding. Salah satu paket program yang akan

digunakan untuk entry data adalah paket program SPSS for

Windows.
42

d. Tabulating

Pada tahap ini peneliti melakukan proses

mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian,

kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap

pertanyaan yang sudah diberinilai hasilnya dijumlahkan dan

diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan pada kuesioner.

a. Pola Asuh Orang Tua

Skor yang diperoleh responden


Pola asuh orang tua = x100%
Total skor maksimal

1) Demokratis,bila jawaban:24-48

2) Otoriter,bila jawaban:49-72

3) Permisif,bila jawaban:73-96

b. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol

Skor yang diperoleh responden


Kebiasaan Mengkonsumsi alkohol = x100%
Total skor maksimal

1) Tidak Pernah,bila jawaban : ≤8%

2) Jarang,bila jawaban : 9–16%

3) Tinggi, bila jawaban` : 17–24%


43

e. Cleaning (Pembersihan Data)

Pada tahap ini merupakan tahapan terakhir untuk

pengolahan data. Peneliti melakukan kegiatan pengecekan

kembali data yang telah dimasukkan, setelah dipastikan tidak

ada kesalahan maka dilakukan tahap selanjutnya, yaitu analisa

data sesuai dengan jenis data dan tidak ada data yang missing.

Setelah data dinyatakan tidak ada permasalahan, selanjutnya

akan dilakukan analisa data, yaitu analisa univariat maupun

analisa bivariat.

2. Analisa Data

a. Analisa univariat

Analisis univariat adalah hal yang dilakukan terhadap tiap

variabel dan hasil penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini

menghasilkan distribusi dari presentasi dari tiap variabel (Dewi

Lailatul Badriah, 2019).

Analisis univariat bertujuan menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yang

disajikan dalam bentuk distribusi dan persentase dari tiap

variable.

b. Analisa bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan satu sama lain, dapat dalam kedudukan


44

yang sejajar (pada pendekatan komparasi) dan kedudukan yang

merupakan sebab akibat (eksperimentasi). Analisis dilakukan

dengan uji statistik Rank Spearman Test untuk melihat

hubungan antara dua variabel independen dengan variabel

dependen yang keduanya berbentuk kategori dan skala ordinal

Adapun rumus Rank Spearman Test adalah sebagai

berikut:

6 ∑ bi 2
ρ=1− +…
n ( n −1 )
2

Keterangan:

P : Koefisien korelasi

N : Banyaknya ukuran sampel

6 ∑ bi
2
: Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel x dengan

variabely

Penggunaaan uji Rank Spearmen didasarkan karena

variabel bebas dan variabel terikat memiliki skala data jenis

skala ordinal. Apabila nilai p ≤ α (0,05) maka hasil terdapat

hubungan yang bermakna, dan apabila p ≥ α (0,05) maka

hasilnya tidak terdapat hubungan yang bermakna.

4.7 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin

kepada responden untuk melakukan penelitian dengan memperhatikan etika


45

penelitian. Etika penelitian merupakan perilaku atau perlakuan peneliti

terhadap subyek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi

masyarakat (Sugiyono, 2019).

Adapun etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:

1. Informed Consent (Lembar persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Masyarakat yang akan dijadikan responden

penelitian bisa menandatangani lembar persetujuan yang telah

disediakan. Peneliti diharuskan menjelaskan kepada responden dengan

bahasa yang mudah dimengerti sebelum masyarakat menandatangani

lembar informed consent.

2. Prinsip Anonimity (Tanpa Nama)

Prinsip anonimity yaitu tidak menuliskan nama responden pada

lembar pengumpulan data dan hanya menuliskan kode atau inisial

pada lembar instrumen. Subjek penelitian mempunyai hak untuk

mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan selama penelitian

akan disimpan dan dijaga kerahasiannya. Hal ini dilakukan dengan

cara tidak menggunakan identitasnya selama pengambilan data.

3. Confidentyallity (Kerahasiaan)
46

Confidentyallity yaitu kerahasiaannya informasi yang

dikumpulkan telah dijamin kerahasiaannya dengan tidak

mempublikasikan identitas responden. Melainkan hanya data hasil

penelitian yang terdapat pada lembar instrumen yang dibagikan dan

hasil pengkajian tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan

dalam hasil riset.

4. Justice (Keadilan)

Prinsip ini menekan setiap orang layak mendapatkan sesuatu

sesuai dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian

yang seimbang.

5. Beneficience (Berbuat baik) dan Non Maleficience (Tidak Merugikan)

Prinsip ini menegaskan bahwa kewajiban peneliti untuk

berbuat baik, mengusahakan manfaat semaksimal mungkin, dan

meminimalkan kerugian bagi setiap orang yang terlibat dalam

penelitian. Sebagai contoh jika ada resiko harus yang wajar

(Reasonalble), dengan desain penelitian yang ilmiah, peneliti

mempunyai kemampuan melaksanakan dengan baik dan diikuti

dengan prinsip Do no harm (tidak merugikan).

6. Integritas Keilmuan

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki

kewajiban etis untuk menjaga integritas keilmuan dengan menghargai

kejujuran, kecermatan, ketelitian, publikasi, penerapan dan


47

keterbukaan dalam penelitian. Peneliti wajib berpegang teguh pada

komitmennya untuk menjungjung tinggi objektifitas dan kebenaran.

7. Prinsip keperacayaan dan tanggung jawab

Prinsip wajib membangun kepercayaan dengan mitra peneliti,

partisipan penelitian dan semua yang terlibat dalam penelitian. Prinsip

ini juga menegaskan bahwa peneliti perlu menyadari tanggung jawab

profesional dan keilmuannya terhadap masyarakat dan terhadap

komunitas ia bekerja.

8. Prinsip keterbukaan

Prinsip yang dimaksudkan iyalah bahwa peneliti harus terbuka

terhadap partisipan prihal deskripsi dan tujuan penelitian serta rincian

keterlibatan partisipan. Peneliti tidak boleh menyembunyikan tujuan

penelitian dari partisipan penelitian.

9. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat

Prinsip ini menegaskan bahwa manusia adalah pribadi yang

memiliki kehendak bebas dan kemampuan untuk bertanggung jawab

atas keputusan yang diambil.


48

4.8 Waktu, Lokasi dan JadwalPenelitian

Waktu penelitian telah dilakukan pada bulan september tahun 2022.

Lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Sampiran. Jadwal penelitian

terlampir.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil dan pembahasan penelitian

tentang “HubunganPola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Konsumsi Minuman

Alkohol Pada Remaja Di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon

Tahun 2022”. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 September sampai dengan

16 September 2022, rancangan penelitian menggunakan cross sectional dengan

jumlah sampel 94 responden dengan variabel random sampling. Hasil penelitian

ini disajikan dalam dua bagian data, yaitu data analisis univariat dan data analisis

bivariat.

5.2 Hasil Analisis

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi dan frekuensi dari

variable penelitian untuk mendapatkan gambaran variable bebas dan variable

terikat.
50

a. Gambaran Pola Asuh Orang Tua

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua

No. Pola Asuh Frekuensi Persentase


(%)
1 PERMISIF 72 76.6
2 DEMOKRATIS 18 19.1
3 OTORITER 4 4.3
Total 94 100
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, diketahui dari 94 responden yang diteliti Pola

Asuh Orang Tua permisif hampir seluruhnya sebanyak 72 responden (76,6%).

Adapun responden yang pola asuh orang tua demokratis sebnyak 18 responden

(19,1%), serta responden dengan pola asuh orang tua yang otoriter sebanyak 4

responden (4,3%).

b. Gambaran Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja


Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja

No. Konsumsi Alkohol Frekuensi Persentase(%)


1 TIDAK PERNAH 43 45.7
2 JARANG 37 39.4
3 SERING 14 14.9
Total 94 100
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, diketahui dari 94 responden yang diteliti

hampir setengah dari responden dengan Perilaku tidak pernah Konsumsi Alkohol

sebanyak 43 responden (45,7%).Adapun responden yang Perilaku jarang

Konsumsi Alkohol sebanyak 37 responden (39,4%), serta responden dengan

Perilaku sering Konsumsi Alkohol sebanyak 4 responden (4,3%).


51

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan pola asuh

orang tua dengan perilaku konsumsi alkohol pada remaja di Desa Sampiran

Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon Tahun 2022. Uji statistik yang digunakan

adalah Rank Spearman Test. Berikut ini hasil analisa data dengan menggunakan

SPSS.

a. HubunganPola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Konsumsi Alkohol

Pada Remaja Di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon

Tahun 2022.

Tabel 5.3 Tabulasi Silang Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku
konsumsi alkohol pada remaja di Desa Sampiran Kecamatan Talun
Kabupaten Cirebon Tahun 2022
Peilaku kebiasaan mengkonsumsi
Pola Asuh Alkohol Total p-value (rho)

Tidak pernah Jarang Sering

N % N % N % F %

Permisif 39 54,2 32 44,4 1 1,4 72 100

Demokratis 4 22,2 5 27,8 9 50 18 100 0,000 0,510

Otoriter 0 0 0 0 4 100 4 100

Total 43 45,7 37 39,4 14 14,9 94 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 72 responden yang

memiliki pola asuh permisifyang terbanyak Sebagian besar tidak pernah


52

mengkonsumsi alcoholsebanyak 39 orang (54,2%), sedangkan dari 18

respondenyang memiliki pola asuh demokratis yang terbanyak setengah dari

responden9 orang (50%), adapun 4 responden dengan pola asuh otoriter tersebut

memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol (100%). Berdasarkan analisis Rank

Spearman Test didapatkan nilai p = 0,000 (<0,05) artinya terdapat hubungan

antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja Di

Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon Tahun 2022.

5.3 Pembahasan

1. Gambaran Pengetahuan Mengenai Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan tabel 5.1 hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui dari 94

responden yang diteliti hampir seluruhnya memiliki pola asuh orang tua permisif

sebanyak 72 responden (76,6%),adapun responden yang pola asuh orang tua

demokratis sebanyak 18 responden (19,1%), serta responden dengan pola asuh

orang tua yang otoriter sebanyak 4 responden (4,3%). Hal ini sejalan dengan

penelitian Wahyu dita (2020),dengan hasil pola asuh orang tua pada remaja laki-

laki di Desa Tamba’an Kecamatan Camplong Kabupaten Sampang hampir

setengahnya demokratis sebanyak 47 (48 %).Pola asuh merupakan pola interaksi

antara orang tua dan anak yaitu bagaimana cara, sikap, atau perilaku orang tua

saat, memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukan sikap dan perilaku

baik sehingga dijadikan contoh bagi anaknya (Madyawati, 2017).

Beberapa hal yang peneliti ketahui dari 4 responden dengan pola asuh

orang tua yang otoriter dikarenakan beberapa faktor, salah satunya faktor

pendidikan orang tua tersebut yang dapat mempengaruhi pola asuhnya.


53

Peneliti lebih mendalami orang tua dari 4 responden tersebut sehingga

mendapatkan fakta terkait pendidikan orang tua tersebut bahwa pola asuh yag

mereka lalukan adalah pola asuh yang otoriter. Pola asuh ini cenderung

menetapkan standar yang mutlak yang harus dipatuhi oleh anak, biasanya

dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tuadengan pola asuh otoriter ini

cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila anak tidak mau

melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, makaorang tua itu tidak segan-

segan untuk memberikan hukuman kepada anak (Baumrind, 1967 dalam

Muslimah, 2015)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh solina (2018), Peran

orang tua pada remaja laki-laki diDesa Gringsing Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang sebagian besar cukupyaitu sebanyak 95 responden (63,3%).

Menurut asumsi peneliti berdasarkan pemaparan diatas, diketahui dari 94

responden yang ditelitiPola Asuh Orang Tua permisif hampir seluruhnya

sebanyak 72 responden (76,6%) disebabkan karena Pola Asuh diwilayah Desa

Sampiran mayoritas orang tua memberikan pola asuh permisif , dimana pola asuh

permisif cenderung tidak menegur anaknya dalam melakukan sesuatu.

2. Gambaran Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, diketahui dari 94 responden yang diteliti

hampir setengah dari responden dengan Perilaku tidak pernah Konsumsi Alkohol

sebanyak 43 responden (45,7%). Adapun responden dengan perilaku jarang

mengkonsumsi alcohol sebanyak 37 responden (39,4), serta responden dengan

perilaku sering mengkonsumsi alcohol sebanyak 14 responden (14,9%).


54

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh wahyu dita (2017),

dengan hasil Kebiasaan mengkonsumsi alkohol hampir setengahnya tidak pernah

sebanyak47 (48%) pada remaja laki-laki di Desa Tamba’an Kecamatan Camplong

Kabupaten Sampang. berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi A

(2018) di Asrama Putra Papua Kota Malang didapatkan hasil kurang dari separuh

18 orangresponden (41,9%) kebiasaan mengkonsumsi minuman keras (alkohol)

sedang. Faktor yang mempengaruhi remaja konsumsi alkohol yaitu faktor

lingkungan sosial yang terdiri dari keingintahuan yang tinggi untuk mencoba

mengkonsumsi alkohol, kesempatan yang ada untuk berkumpul dengan

temanteman sebaya sehingga mengkonsumsi alkohol, broken home dimana

terdapat permasalahan dalam keluarga, sarana dan prasarana yang mendukung

dimana remaja dengan mudah mendapatkan minuman keras. Sedangkan faktor

kepribadian karena remaja tidak percaya diri dalam pergaulan sehingga untuk

meningkatkan kepercayaan diri remaja mengkonsumsi minum keras dan

emosional remaja masih labil dalam pergaulan sehingga mudah dipengaruhi

teman untuk mengkonsumsi alkohol (Djajoesman, 2009).

Menurut asumsi peneliti berdasarkan pemaparan diatas remaja yang jarang

mengkonsumsi alkohol disebabkan karena menghargai temannya ketika sedang

berkumpul. Dan remaja yang sering mengkonsumsi alkohol di sebabkan karena

mengkonsumsi alkohol sudah menjadi kebiasaan saat berkumpul dengan teman-

temannya dan untuk menghilangkan capeknya dalam seharian bekerja.


55

3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Konsumsi Alkohol

Pada Remaja Di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon

Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dijelaskan bahwa dari 72 responden yang

memiliki pola asuh permisif yang terbanyak Sebagian besar tidak pernah

mengkonsumsi alcohol sebanyak 39 orang (54,2%), sedangkan dari 18 responden

yang memiliki pola asuh demokratis yang terbanyak setengah dari responden 9

orang (50%), adapun 4 responden dengan pola asuh otoriter tersebut memiliki

kebiasaan mengkonsumsi alkohol (100%). Berdasarkan analisis Rank Spearman

Test didapatkan nilai p = 0,000 (<0,05) artinya terdapat hubungan antara Pola

Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Konsumsi Alkohol Pada Remaja Di Desa

Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon Tahun 2022.

Peneliti mendapatkan 9 responden memiliki pola asuh demokratis dengan

perilaku sering mengkonsumsi alcohol, yang dapat dapat dijelaskan bahwa

kejadian tersebut bisa saja terjadi karena beberapa faktor berdasarkan penelitian

yang dilakukan seperti kecenderungan remaja yang suka ikut-ikutan teman nya,

dan tidak memberitahu orang tua Ketika ia salah, ada waktunya demokratisk

ketika membicarakan hal-hal lain tapi bukan tentang konsumsi alkohol. Serta

peneliti tertarik pada 1 responden memiliki pola asuh permisif dengan perilaku

sering mengkonsumsi alkohol, seperti yang diketahui bahwa pola asuh permisif

Membiarkan anak berleha-leha tanpa batasan, tidak banyak menetapkan aturan

terhadap anak justru tidak banyak yang sering mengkonsumsi alkohol, namun ada

32 responden yang jarang mengkonsumsi alkohol dikarenakan penasaran saja,


56

setelah itu tidak mencoba lagi, dan yang sering ditemukan yang jarang

mengkonsumsi alcohol tersebut karena ajakan teman saja.

Adanya pola asuh orang tua yang otoriter juga dapat membuat perilaku

remaja dalam mengkonsumsi alcohol sangat besar seperti hasil penelitan yang

dilakukan peneliti terdapat 4 responden dengan pola asuh otoriter tersebut

memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol, karena adanya faktor orang tua

menggunakan rasa takut anak sebagai sumber kontrol utama. Ketika anak

melanggar aturan, alih-alih memberikan perhatian, mereka justru akan bereaksi

dengan amarah dan kasar.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Frihastuti Y.D (2012)

Terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku minum minuman keras

pada remaja laki-laki di desa Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta

2012. Dibuktikan dari hasil analisis dengan uji Kendal Tau, diperoleh nilai

koefisien Kendal Tau sebesar 0,520 dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Solina (2018) dengan hasil Tidak ada

hubungan peran orang tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol pada

remaja laki-laki di Desa Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang

dengan p value 0,669.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti berasumsi bahwa pola asuh orang

tua memegang peranan penting dalam perilaku konsumsi alkohol pada remaja.

Pola asuh orang tua yang baik maka akan membuat perilaku anak menjadi baik,

begitupun sebaliknya , pola asuh orang tua yang tidak baik maka akan membuat

perilaku anak menjadi tidak baik.


57

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengenai Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku

konsumsi alkohol pada remaja di desa sampiran kecamatan talun kabupaten

cirebon tahun 2022, memliki beberapa keterbatasan penelitian diantaranya yaitu:

1. Dalam proses penelitian didapat kendala pengambilan data karena ada yang

tidak berada di rumahnya waktu pagi dan sore, mayoritas responden berada

dirumah ketika malam hari.

2. Dalam proses mengerjakan skripsi, terdapat kendala yaitu tidak ada laptop

dikarenakan rusak. Ketika ingin mengerjakan skripsi, harus meminjam

laptop kepada teman.


BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

oleh peneliti tentang “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku

Konsumsi Alkoho pada Remaja di Desa Sampiran Kecamatan Talun Kabupaten

Cirebon Tahun 2022” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran pola asuh orang tua, sebagian besar responden memiliki pola

asuh permisif sebanyak 72 responden (76,6%).

2. Gambaranperilaku kebiasaan mengkonsumsi alcohol, hampir setengah dari

responden tidak mengkonsumsi alcohol sebanyak 43 responden (45,7%).

3. Terdapat Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Konsumsi

Minuman Alkohol Pada Remaja Di Desa Sampiran Kecamatan Talun

Kabupaten Cirebon Tahun 2022 dengan nilai p = 0,000 (<0,05) dan nilai rho

= 0,510artinya kekuatan korelasinya sedangsemakin tidak baiknya pola asuh

orang tua maka semakin sering juga peluang remaja mengkonsumsi alkohol.

6.2 Saran

1. Bagi Remaja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan

pengetahuan mengenai pola asuh orang tua dengan kebiasaan remaja dalam

mengkonsumsi alkohol.
58

2. Bagi Program Studi S1 Keperawatan Kampus 2 STIKKu di RS

Ciremai

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan

literatur di perpustakaan Program Studi Keperawatan Kampus 2 STIKKu dan

dapat menjadi sumber inspirasi bagi pihak yang membutuhkan untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Agar lebih baik, peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih

lanjut dengan melibatkan variabel lain yang berhubungan dengan pol asuh. Untuk

mengetahui kebiasaan remaja dalam mengkonsumsi alcohol.

4. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai adanya

pengetahuan berpengaruh dengan pola asuh orang tua sehingga dapat juga

meengurangi banyaknya remaja yang mengkonsumsi alcohol, jadi dapat

membantu dalam mengurangi kejadian remaja mengkonsumsi alcohol.


DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. I. S. (2016). Hubungan Pola Asuh Permisif Dengan Kenakalan Remaja.


E-Journal UNESA,2(1), 1-15.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. (2019). Hasil Utama Riset
Kesehatan Dasar 2018.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Transportasi tahun 2018. Jakarta :BPS.
Badriah, Dewi Laelatul. (2019). Metedologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan.
Multazam.
Badriah, Dewi Lailatul. (2019). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan (8th
ed.). Multazam.
Binder, C. (2017). Does acute alcohol intoxication cause transaminase elevations
in children and adolescents?
D. I., Zulfiqar, J., Fitriah, N., & Paselle, E. (2017). Analsis Kebijakan Penutupan
Lokalisasi, 2(1), 1199–1212.http://jurnal.ar.mian.fisip-unmul.ac.id.pdf.
Fitri, A., Neherta, M., & Sasmita, H. (2019). Mental Emosional Remaja Di
Sekolah Menengah Kejuruan ( Smk )Swasta Se Kota Padang Panjang Tahun
2018, 2(2), 68–72.http://www.jurnal.univrab.ac.id.pdf, diperoleh padatanggal
12 Januari 2019.
Habibi, M. (2018). Analisis kebutuhan anak usia dini buku ajar S1 paud. CV Budi
utama. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=7vlRDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA153&dq=Habibi,+M+.,
+2018.+Analisis+kebutuhan+anak+usia+dini+buku+ajar+S1+paud.
+Penerbit+CV++Budi+utama+:
+Yogyakarta.&ots=LIwtcGZgDL&sig=NG14LN4Y5Lx824UW2aWasTkIP
TA&redir_esc=y#v=onepag
Heriana, C. (2015). Manajemen Pengolahan Data Kesehatan (1st ed.). Refika
Aditama.
Hurlock dalam Herna. (2018). Hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit
makan anak usia prasekolah (3-5 tahun) di TK hanna blindow kota
gunungsitoli.
Kumara. (2017). Konsumen Alkohol Terbesar di Dunia.
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/28/konsumen
Lette, A. R., Ratnawati, A. T., & Swasti, I. K. (2016). Perilaku minum sopi pada
remaja di Kecamatan Sopi drinking behavior among adolescents in Kupang.
Berita Kedokteran Masyarakat. Journal of Community Medicine and Public
Health. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Indonesia., 32(7), 237–244.
https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/26094/20639
60

Losa, J. Tassik, F. C. M. & Purwanto, A. (2017). Peranan Orang Tua Dalam


Mengatasi Kenakalan Remaja Akibat Meminum Alkhohol Cap Tikus ( Studi
Kasus di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara
)” http://www.media.neliti.com.pdf.
Madyawati, L. (2017). Strategi perkembangan bahasa pada anak. Kencana.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=r-
pADwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA2&dq=Madyawati,+L+.,
+2016.+Strategi+perkembangan+bahasa+pada+anak.+Penerbit+Kencana+:+
+Jakarta.&ots=a95KgUEi1T&sig=WrF_Pi5PWW6WBeN2ssAD8QyCR9o&
redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Maula, L. K., & Yuniarti, A. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Penyalahgunaan dan Adiksi Alkohol Pada Remaja di Kabupaten Pati. Public
Health Perspective Journal, 2(2).
Mukrimin, Hos, J. and J. (2017). Dampak Minuman Keras di Kalangan Remaja di
Desa Langara Iwawo Kecamatan Wawoni Barat Kabupaten Konawe
Kepulauan. 10.33772/jns.v1i1.9521.
Murdoko, H. W. (2017). Parenting with leadership ( peran orang tua dalam
mengoptimalkan dan memberdayakan potensi anak ). Elex media
komputindo. https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=I-
M8DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Murdoko,+H.+W.,
+2017.+Parenting+with+leadership+(+peran+orang+tua+dalam+
+mengoptimalkan+dan+memberdayakan+potensi+anak+).Penerbit+Elex+me
dia++komputindo+:+Jakarta.&ots=-UrRnEuxyK&
Ningsih, T. W. (2019).Penyalaugunaan Minuman Beralkohol Dalam Lingkup
Remaja.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Ed. Rev). PT. Rineka
Cipta.
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan : pendekatan praktis
= edisi 4 (4th ed.). Jakarta. Salemba Medika.
Pan American Health Organization. (2018).Drinking and Driving. PAHO
Publication.
Prasetya, G. A. U. (2021).Dampak mengonsumsi alkouol dan bahaya merokok.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas Penyakit Tidak Menular.
Riskiyani, S., Jannah, M., & Rahman, A. (2017). Aspek Sosial Budaya Pada
Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak) Di Kabupaten Toraja Utara/ The
Social Culture Aspect Of Alcohol (Tuak) Used In North Toraja. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia The Indonesian Journal of Public Healtha,
11(2), 76–85. https://media.neliti.com/media/publications/212692-none.pdf
61

Sayekti, S., & Sunaryanti, H. (2016). Relationship The Parenting Pattern And The
Juvenile Delinquency At State Senior Secondary School 8 Surakarta, 3(2).
http://e-journal.ijmsbm.org.pdf.
Solina. 2018. Hubungan Peran Orang Tua Dengan Perilaku Mengkonsumsi
Minuman Alkohol Pada Remaja Laki-Laki. Jurnal Keperawatan, vol.6 nomor
1.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.
World Health Organization. (2018). 'Global Status Report on Alkohol and Health
2018'. Geneva: WHO.
World Health Organization. (2018). 'Global Status Report on Alcohol and Health-
2014'. ISBN 97892 4 069276 3. WHO Library Cataloguing-in-publication
Data.
World Health Organization. (2018). 'Global Status Report on Road Safety 2018:
Summary'. Tersedia dihttps: //extranet.who.int/roadsafety/death-on-
theroads/#alkohol.
World Health Organization. (2020). 'Road Traffic Injuries' tersedia di
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/road-traffic-injuries.
62

LAMPIRAN
63

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan Dinkes

SURAT PERMOHONAN
IZIN STUDI PENDAHULUAN DINKES
64

Lampiran 2Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan Desa

SURAT PERMOHONAN
IZIN STUDI PENDAHULUAN DESA
65

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Saudara/i ....,

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama: Hilman Rizqi

NIM : CKR0180238

Adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan tingkat akhir (semester 8)

di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan. Berkenaan sedang melakukan

penelitian untuk menyusun skripsi. Mohon kesediaan Saudara/Saudari untuk

menjadi responden dalam penelitian saya. Saya menjamin kerahasiaan informasi

yang diberikan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Cirebon, September 2022


Hormat Saya

Hilman Rizqi
66

Lampiran 4 Lembar Persetuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Agama :

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud, tujuan dan manfaat dari

penelitian ini saya berpartisipasi menjadi responden penelitian. Untuk itu secara

suka rela saya menyatakan bersedia menjadi responden/subjek penelitian tersebut.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan.

Saya memahami keikutsertaan ini memberikan manfaat dan akan terjaga

kerahasiaannya.

Cirebon, September 2022

Responden
67

Lampiran 5 Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU
KONSUMSI ALKOHOL PADA REMAJA DI DESA SAMPIRAN
KECAMATAN TALUN KABUPATEN CIREBON

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan.
2. Jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya.
3. Apabila terdapat pernyataan yang tidak dimengerti dapat menanyakannya
kepada pihak kami.
4. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom di bawah ini, sesua dengan apa yang
anda rasakan.
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

1. Data Umum
Nama (inisial) :

Umur :

Pendidikan : SD SMP SMA PT

Pekerjaan : PETANI PNS BURUH

Jumlah penghasilan/bulan : < 500.000 500.000 – 1 jt

1 jt – 2 jt > 2 jt
68

2. Data Pola Asuh Orang Tua

No. Pertanyaan STS TS S SS

Pola Asuh Otoriter


1. Orang tua tidak memberi kebebasan kepada anak
untuk berperilaku seperti yang diinginkan
2. Orang tua membuat aturan- aturan yang harus di
turuti anak.
3. Orang tua akan menghukum dengan hukuman fisik,
apabila aturan-aturan yang dibuat dilanggar.
4. Orang tua dengan keras melarang anak untuk bergaul
dengan orang-orang yang tidak sukai.
5. Orang tua akan melontarkan kata-kata yang
menyakitkan hati jika anak mengecewakan
6. Orang tua dengan suara keras, menyuruh anak untuk
melakukan suatu pekerjaan
7. Orang tua akan mengalihkan topik pembicaraan
pada masalah lain, jika menurut anak terlalu ingin
tahu masalah pribadi
8. Orang tua mengharuskan anak untuk segera
menghentikan apa yang mereka perbuat jika hal
tersebut bertentangan dengan hal yang saya tidak
kehendaki
Pola Asuh Permisif
9. Orang tua mengajarkan kepada anak segera minta
maaf jika melakukan kesalahan
10. Orang tua memberi kesempatan kepada setiap anak
untuk menentukan tempat berlibur yang mereka
inginkan untuk selanjutnya kami rundingkan bersama
11. Orang tua akan memberikan hadiah jika nilai ujian
mereka meningkat
12. Orang tua tidak melarang anak untuk bergaul dengan
teman lawan jenisnya dengan batas yang sewajarnya
13. Orang tua memberikan kepercayaan kepada anak
untuk menentukan cita citanya dengan memberi
berbagai pandangan
14. Orang tua membagi tugas untuk setiap anak tanpa
mengganggu waktu belajar dan waktu bermain
mereka
15. Orang tua akan menasehati anak jika melakukan
pelanggaran
16. Orang tua selalu mengajarkan kepada anak agar taat
beribadah dan mau mengikuti kegiatan sosial
69

Pola Asuh Demokratis


17. Orang tua memberikan kebebasan penuh kepada
anak untuk bergaul dengan siapa saja yang mereka
suka
18. Orang tua memberikan kepercayaan penuh kepada
anak untuk menentukan cita-citanya tanpa melihat
bakat dan talenta anak
19. Orang tua memberi kebebasan penuh untuk
menggunakan uang yang mereka miliki
20. Orang tua lebih sering berada di luar rumah dengan
berbagai kegiatan yang dikerjakan
21. Orang tua tidak mengajarkan hal-hal yang bersifat
religi kepada anak
22. Orang tua tidak akan marah jika anak anak pulang
larut malam dan tidak akan menanyakan mengapa
anak pulang larut malam
23. Orang tua tidak tahu apa yang diperbuat anak jika
berada diluar rumah
24. Orang tua tidak mengajarkan kepada anak cara untuk
mengerjakan suatu pekerjaan rumah
Lampiran 6 Lembar Kuesioner

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU
KONSUMSI ALKOHOL PADA REMAJA DI DESA SAMPIRAN
KECAMATAN TALUN KABUPATEN CIREBON

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan.
2. Jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya.
3. Apabila terdapat pernyataan yang tidak dimengerti dapat menanyakannya
kepada pihak kami.
4. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom di bawah ini, sesuai dengan apa yang
anda rasakan.

A. Data Umum
Nama (inisial) :

Umur :

Pendidikan SMP SMA PT

B. Data Tingkat Kebiasaan Remaja Mengkonsumsi Alkohol

No. Pertanyaan Tida Ya

1. Apakah anda mengkonsumsi alkohol lebih dari 3 botol setiap


hari ?
2. Apakah anda memngkonsumsi alkohol lebih dari 3 botol
dalam seminggu ?
3. Apakah anda minum-minum alkohol karena ajakan teman ?
4. Apakah anda lebih senang bermain dengan teman-teman
yang mengkonsumsi alkohol ?
5. Apakah anda meminum-minuman alkohol karena hanya
ingin coba-coba atau ingin merasakan minuman alkohol ?
6. Apakah anda minum-minuman alkohol karena tidak ada
71

kasih sayang dari orang tua ?


7. Apakah anda melawan orang tua apabila dilarang
mengkonsumsi alkohol ?
8. Apakah dalam keluarga anda ada yang mengkonsumsi
alkohol ?
9. Apakah anda pernah melakukan tindak kriminal untuk
membeli alkohol ?
10. Apakah anda minum alkohol untuk mengurangi stres ?
11. Apakah anda sering emosi apabila tidak mengkonsumsi
alkohol ?
12. Apakah anda memakai uang saku untuk membeli alkohol ?
13. Apakah minuman alkohol dapat menyebabkan menyebabkan
kerusakan otak ?
14. Apakah minuman alkohol dapat menyebabkan insomnia,
depresi, dan gangguan kejiwaan ?
15. Apakah minuman alkohol dapat menyebabkan kerusakan
hati, kanker, penyakit jantung dan saraf ?
16. Apakah minuman alkohol dengan jumlah berlebihan dapat
meningkatkan kadar kolestrol dalam darah ?
17. Apakah mengkonsumsi minuman alkohol dapat merusak
daya ingat ?
18. Apakah mengkonsumsi minuman alkohol dapat merusak
hubungan sosial dengan orang lain ?
19. Apakah mengkonsumsi minuman alkohol setiap hari akan
mempercepat kerusakan jantung ?
20. Apakah peminum alkohol mempunyai emosi yang labil yaitu
gampang marah, mudah tersinggung ataupun sedih ?
21. Apakah mengkonsumsi minuman alkohol yang berlebihan,
dapat menyebabkan kekerasan?
22. Apakah mengkonsumsi minuman keras dapat menurunkan
kemampuan belajar dan berfikir ?
23. Apakah minuman yang mengandung alkohol dapat
menyebabkan kecanduan ?
24. Apakah minuman yang mengandung alkohol dapat
menyebabkan berkurangnya kesadaran dan dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas saat berkendara ?
72

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian Dinkes

SURAT PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN DINKES


73

Lampiran 8 Surat PermohonanIzin Penelitian Desa

SURAT PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN DESA


74

Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

DOKUMENTASI

KEGIATAN PENELITIAN
75
76
77
78

Lampiran 10 HASIL SPSS

HASIL SPSS
DISTRIBUSI FREKUENSI POLA ASUH ORANG TUA

POLA ASUH
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PERMISIF 72 76.6 76.6 76.6
DEMOKRATIS 18 19.1 19.1 95.7
OTORITER 4 4.3 4.3 100.0
Total 94 100.0 100.0

DISTRIBUSI FREKUENSI PERILAKU KONSUMSI MINUMAN

ALKOHOL PADA REMAJA

PERILAKU KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 43 45.7 45.7 45.7
JARANG 37 39.4 39.4 85.1
SERING 14 14.9 14.9 100.0
Total 94 100.0 100.0
79

TABULASI SILANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN


PERILAKU KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL PADA REMAJA DI
DESA SAMPIRAN KECAMATAN TALUN KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2022

POLA ASUH *KONSUMSI ALKOHOL Crosstabulation


KONSUMSI ALKOHOL
TIDAK PERNAH JARANG SERING Total
POLAASUH PERMISIF Count 39 32 1 72
% within POLAASUH 54.2% 44.4% 1.4% 100.0%
% within ALKOHOL 90.7% 86.5% 7.1% 76.6%
% of Total 41.5% 34.0% 1.1% 76.6%
DEMOKRATIS Count 4 5 9 18
% within POLAASUH 22.2% 27.8% 50.0% 100.0%
% within ALKOHOL 9.3% 13.5% 64.3% 19.1%
% of Total 4.3% 5.3% 9.6% 19.1%
OTORITER Count 0 0 4 4
% within POLAASUH 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%
% within ALKOHOL 0.0% 0.0% 28.6% 4.3%
% of Total 0.0% 0.0% 4.3% 4.3%
Total Count 43 37 14 94
% within POLAASUH 45.7% 39.4% 14.9% 100.0%
% within ALKOHOL 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 45.7% 39.4% 14.9% 100.0%
80

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hilman Rizqi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 27Februari 1999

Agama : Islam

Alamat :Jl. Raya Kaligandu No.65 RT.002/003

Ds.Sampiran Kec.Talun Kode Pos

45171 Kab.Cirebon Jawa Barat

Email : hlmnrzq@gmail.com

No. Hp : 083122615218

Hobi : Futsal
81

Motto Hidup : Uang memang tak menjamin kebahagiaan


Seseorang. Tapi kalau tak punya uang,
kebahagiaanmu lebih tak terjamin lagi.

Riwayat Pendidikan : 1. SDN 2 Sampiran

2. MTs Al Wasliyah

3. SMA Negeri 1 Beber

5. S1 Keperawatan STIKKu

Anda mungkin juga menyukai