Oleh :
NIA MANDASARI
NIM : 201503079
i
SKRIPSI
Oleh :
NIA MANDASARI
NIM : 201503079
2019
ii
HALAMAN PERNYATAAN
iii
26
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : niyamanda10@gmail.com
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul “Hubungan Jarak Septic Tank Dengan Jumlah Kandungan Bakteri
Escherichia Coli Dalam Sumur Gali Di Desa Klitih Kecamatan Plandaan
Kabupaten Jombang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini:
vii
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Berkat Rahmat Nya telah
memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu dan pikiran sehingga mampu
menyelesaikan karya kecilku ini. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada
kemudahan. Seiring rasa syukurku dengan segala kerendahan hati dan
mengharapkan ridhoMu Ya Allah. Kupersembahkan karya kecil ini keharibaan
yang tercinta, terima kasih untuk :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat, Taufik serta
HidayahNya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan karya ini
dengan Baik.
2. Bapak Sugeng Ayah terhebat sekaligus motivator dalam hidupku dan
Ibunda Wartini sebagai tanda bakti, hormat, serta rasa terimakasih yang
tiada terhingga apa yang Saya peroleh hari ini belum mampu membayar
setetes keringat dan air mata Bapak & Ibu. Serta keluarga besarku yang
telah memberi dukungan mental maupun material.
3. Untuk Ibu Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat serta jajaran dosen dan
karyawan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih yang sebesar-
besarnya atas segala dukungan yang telah diberikan.
4. Untuk dosen pembimbing Bapak H. Edy Bachrun, S.KM.,M.Kes dan
Bapak Drs. Eddy Wasito, SH., M.Si serta penguji ku Bapak Zaenal
Abidin, S.K.M., M.Kes (Epid) terimakasih atas kesabarannya dalam
bimbingan dan ilmunya yang melahirkan coretan terindah sehingga saya
mampu menyelesaikan karya kecil ini dengan baik.
5. Untuk seluruh Perangkat dan warga Desa Klitih Kecamatan Plandaan
Kabupaten Jombang terimakasih atas bantuan dan antusiasnya dalam
penelitian yang telah saya lakukan.
6. Untuk teman-teman Kesmas Stikes BHM angkatan 2015 terimakasih
banyak atas segala dukungan, motivasi, kritik dan saran sehingga
tersusunlah skripsi yang telah kita lalui bersama ini dengan lancar.
ix
7. Untuk sahabat-sahabatku yang sama-sama berjuang dan selalu saling
memberi semangat satu sama lain : Leny, Cynthia, Yurinta, Riza, dan
Ngesti.
8. Achmad Reynaldo Maldini seseorang yang istimewa dengan terus
memberi semangat dan mendoakan yang terbaik.
9. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya karya kecilku ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuannya.
x
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
2019
ABSTRAK
Nia Mandasari
xi
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
2019
ABSTRACT
Nia Mandasari
The standard for making septic tank is based on Minister of Public Works
and Public Housing Regulation Number 27 of 2016 which states the distance of
wells with pollutant sources in 10 m. Water pollution by Escherichia coli is a
condition where the entry of Escherichia coli in water can cause serious
poisoning in humans because generally these bacteria are found in the human
intestine and are regulated in Regulatio of the Minister of Health Number 32 of
2017.
The purpose of this research was to knew the relationship of the distance
septic tank with amount content of Escherchia coli in wells. This research used
analytic survey method with cross sectional design. The sample selection used
simple random sampling with 30 samples of wells and the statistic analysis used
Chi square.
The results showed that the measurement of septic tank distance to wells
that did not meet the requirements (<10 m) amounted to 18 (60%) and the
distance of the septic tank to wells that met the requirements (10 m) amounted to
12 (40%), for amount Escherichia Coli who fulfilled the requirements amounted
to 8 (26.7%) and did not meet the requirements amounted 22 (73.3%). The results
of statistical analysis using the Chi Square test because there are 2 expectation
values of less than 5, it is known that the distance of the septic tank to the well (p
value 0.003) has a relationship to the presence of Escherichia Coli.
Based on the study result, recommendation was if building wells must
calculate the distance of the septic tank and other factors such as soil conditions,
the location of the wells must be higher than the septic tank and the location of the
well instead of the former landfill.
xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan................................................................................................. i
Abstrak ........................................................................................................... xi
xiii
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 3
xiv
2.5 Landasan Teori ..................................................................................... 30
PENELITIAN. ................................................................................. 35
xv
4.7.2 Waktu Penelitian ......................................................................... 50
xvi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 65
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Gambaran Jarak Septic tank Dengan Sumur Gali Di Desa Klitih
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Madiun
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kab. Jombang
xx
DAFTAR SINGKATAN
DO : Dissolved Oxygen
xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup, dan kebersihan
air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Air juga merupakan
keperluan lainnya. Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga yang berupa air bersih adalah dengan memanfaatkan air permukaan
banyak masyarakat yang tidak memiliki sumber air bersih. Salah satu penyebab
Dirjen PPM PLP Departemen Kesehatan RI air bersih adalah air yang digunakan
Berdasarkan data Puskesmas Plandaan kejadian diare naik turun dari 2011 hingga
2019, salah satu penyebab dari penyakit diare adalah kontaminasi bakteri
Escherichia coli pada sumber air bersih. Warga yang bertempat tinggal di Desa
Klitih sebagian besar masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih
1
untuk keperluan sehari-hari. Faktor yang menyebabkan kualitas air sumur kurang
baik yaitu jarak septic tank dengan sumur yang kurang dari 10 meter, sehingga air
sumur gali tercemar oleh tinja yang mengandung bakteri Eschercia coli serta
dapat mengakibatkan kualitas air sumur tidak sesuai lagi dengan standar
peruntukannya sebagai sumber air bersih. Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan di Dusun Waimahu, Negeri Lahuhalat tahun 2018, hasil uji
laboratorium dari 8 sampel yang diambil ada 2 sampel air yang melebihi batas
memenuhi syarat dan yang ditinjau dari jarak sumur dengan sumber pencemar
terdapat 2 sampel yang kandungan Escherichia coli melebihi nilai ambang batas
dengan jarak sumur dari sumber pencemar yaitu <10 m (Jan Raymond, Bellytra &
gali memiliki jarak yang dekat dengan sumber pencemar seperti septic tank dan
kandang hewan ternak, lokasi rumah juga berada dekat sungai. Dilihat dari hasil
gali. Maka dari itu, masyarakat perlu memperhatikan jarak minimal 10 meter
antara sumur dengan jamban yang dapat menimbulkan air sumur terkontaminasi
feses. Jika air sumur masih digunakan untuk minum sebaiknya masak air sampai
mendidih. Penyuluhan dan juga pelatihan mengenai perlindungan air dengan cara
desinfeksi air sumur menggunakan kaporit. Hal ini diperlukan untuk menjaga
tersedianya air bersih yang aman dan layak serta dapat menjaga kesehatan
masyarakat.
2
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang tersebut diatas, maka perlu
jumlah kandungan bakteri Escherichia coli dalam air sumur gali di Desa Klitih
Dari uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah ada hubungan jarak septic tank terhadap jumlah kandungan
bakteri Escherichia coli dalam air sumur gali di Desa Klitih Kecamatan Plandaan
Kabupaten Jombang’’?
Escherichia coli pada sumur gali di Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten
1.3.2.1 Mengidentifikasi jarak septic tank dengan sumur gali di Desa Klitih
3
1.3.2.3 Menganalisis hubungan jarak septic tank dengan kandungan bakteri
Kabupaten Jombang.
Penelitian ini digunakan untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat guna
penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama duduk
keputusan.
Bagi institusi dalam hal ini STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan dan juga bahan acuan untuk
jarak yang perlu diperhatikan antara sumber pencemar seperti septic tank dengan
4
sumur gali yang menjadi sumber air yang mengandung bakteri Escherichia coli
Keaslian dari penelitian ini dapat diketahui dari penelitian serupa dengan
5
Peneliti / Judul Desain Varibel Hasil
No
Tahun Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
Desa Hubungan jarak
Talumopatu sumur dengan
Kecamatan sungai terhadap
Mootilango bakteriologis air
Kabupaten sumur
Gorontalo
3. Nurmala Pengaruh jarak Observasi Variabel bebas 1. Tidak ada
Febriyan Septic tank dan onal Cross : Jarak Septic Hubungan jarak
ti kondisi fisik sectional tank dan Septic tank
Radjak sumur terhadap Regresi Kondisi Fisik terhadap
(2013) keberadaan Linier sumur keberadaan bakteri
bakteri Sederhana Variabel Escherichia coli
Escherichia coli terikat : pada sumur gali
pada sumur gali Bakteri 2. Terdapat
di Desa Escherichia Hubungan kondisi
Molohu, coli fisik sumur
Kecamatan terhadap
Tolangohula keberadaan bakteri
Kabupaten Escherichia coli
Gorontalo pada sumur gali
1. Responden dalam penelitian ini adalah sumur gali yang dimiliki warga Desa
kebutuhan sehari-hari.
2. Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil pengukuran jarak sumber
pencemar (septic tank) terhadap sumur gali serta data uji laboratorium
kandungan bakteri Escherichia Coli dalam sumur gali dan penelitian ini
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Septic tank ialah suatu ruangan kedap air terdiri dari satu atau beberapa
kompartemen yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga
dengan kecepatan aliran yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi
larut air dan gas (SNI 2398, 2017). Sedangkan menurut Chandra (2012) septic
tank merupakan cara dalam pembuangan ekskreta untuk rumah tangga maupun
lembaga yang memiliki persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki
disarankan sama sekali untuk membuang feses ke badan air. Pembuangan feses
yang sehat melalui sarana jamban sehat yang higienis. Dikatakan sehat karena
menggunakan bowl type leher angsa dan ditampung dalam septic tank. Tipe leher
angsa ini dapat menghambat bau yang keluar dari septic tank karena tertutup air
7
Septic tank diaplikasikan untuk mengolah limbah cair rumah tangga skala
individual. Septic tank terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan suatu
saringan yang diisi kerikil atau pecahan batu untuk menguraikan limbah.
Penguraian zat organik dalam limbah cair atau feses dikerjakan oleh kuman
anaerobik. Bak pengendap umumnya terdiri dari dua ruangan, yang pertama
berfungsi sebagai bak pengendap pertama, pengurai lumpur (sludge digestion) dan
dan penampung lumpur yang tak terendapkan di ruang pertama dan luapan air dari
bak pengendap dialirkan ke media saringan dengan arah aliran dari bawah ke atas.
Dalam Suyono 2010 Proses dekomposisi yang terjadi pada septic tank
1. Proses kimiawi
Pada proses ini terjadi penghancuran feses dan mereduksi zat padat 60-70%
menjadi lumpur (sludge) dan mengendap di dasar tangki. Zat-zat yang tidak
hancur termasuk lemak dan busa akan terapung dan membentuk lapisan yang
akan menutupi permukaan air, lapisan ini disebut scum. Pada kondisi ini
terjadi keadaan anaerob (tidak ada Hubungan udara). Hal ini akan
8
meningkatkan aktivitas bakteri anaerob dan bakteri fakultatif anaerob untuk
2. Proses Biologis
aktivitas bakteri anaerob untuk menghancurkan sludge dan scum dengan hasil
meningkatnya jumlah cairan dan gas serta pengurangan bahan padat (sludge).
Akibat positif yang terjadi adalah dengan tidak cepat punahnya septic tank
dihasilkan dapat diambil langsung dengan aman dan dapat digunakan untuk
pupuk tanaman.
Dalam penentuan Jarak septic tank perlu diperhatikan jarak antara septic
tank dengan keadaan disekitarnya. Standar jarak septic tank dengan bangunan
adalah minimal 1,5 meter sedangkan jarak septic tank dengan sumur atau sumber
air bersih adalah minimal 10 meter (Mundiatun, 2018). Pencemaran air tanah oleh
bakteri dari sumber pencemar dapat mencapai jarak 10 meter searah aliran air
tanah. Untuk hal tersebut maka pembuatan sumur pompa atau sumur gali harus
Dalam Suyono 2010 Septic tank yang dibuat harus memenuhi syarat
9
1. Dinding harus terbuat dari bahan kedap air.
3. Dapat menampung feses dengan volume sekitar 100 liter / orang / hari.
4. Waktu bertahan air limbah dalam tangki (detention period) minimal 24 jam.
4 tahun.
7. Pipa influent lebih tinggi kurang lebih 2,5 cm daripada pipa effluent.
8. Harus ada pipa udara untuk membuang gas hasil proses dekomposisi.
10. Jangan sekali-sekali membuang cairan antiseptic ke septic tank (lisol, karbol
Fungsi septic tank adalah sebagai penampungan air limbah & proses
penghancuran kotoran – kotoran yang masuk, air limbah ini akan mengalir ke
rembesan/ sumur peresapan yang jaraknya tidak jauh dari septic tank, begitu juga
dengan cara di bor minimal berdiameter 0,5 inci. Pipa resapan dibuat dengan
batu dan ijuk. Ujung pipa resapan bermuara pada bak penampungan dan
diletakkan pada level tertentu sehingga tercipta ruang udara antara beton penutup
bak penampungan dengan permukaan air. Luapan air tidak akan memenuhi bak
penampungan karena sudah terlebih dahulu mengalir ke luar melalui pipa resapan
(Rudiyanto, 2007).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan konstruksi septic tank :
1. Septic tank
dari ketersediaan lahan, jika digunakan untuk pemakaian lebih dari 5 (lima)
rumah bidang resapan yang diperlukan akan memerlukan lahan yang cukup
luas, untuk mengatasi kebutuhan lahan yang luas ini di bangun suatu filter
a) Jumlah pemakai.
11
c) Asumsi jumlah kotoran manusia/tahun yang masuk dan diolah septic tank.
Ukuran dan volume tangki septik tidak dipengaruhi oleh jenis tanah, daya
serap tanah, maupun tinggi muka air tanah. Air yang keluar dari septic tank masih
a) Kontruksi dan ukuran tergantung tinggi muka air tanah dan jenis tanah.
mendapatkan aliran air limbah dari septic tank. Konstruksi rembesan terdiri dari
kemudian dipasangkan krikil atau split dipasangkan lagi ijuk diatasnya diberi
pasangan batu karang yang berongga diberi ijuk lagi dan pasir kembali dan
memudahkan penyebaran air limbah yang mengalir dari septic tank ke rembesan.
Jika akan memasang sumur pompa atau jet pump agar dipasang lebih dari 10 m2
dari penempatan septic tank dan rembesan, untuk menghindari infiltrasi air limbah
mempergunakan rumus yang digunakan untuk septic tank yang hanya untuk
12
pembuangan faecalien (faeces + urine) saja, tetapi menggunakan rumus tersendiri.
a. Jika jumlah pengairan sehari tidak melebihi 2000 L, besar septic tank
minimum 3m3.
b. Bila jumlah pengairan sehari lebih dari 2000 L, tetapi kurang atau paling
banyak 6000 L maka besar septic tank adalah 1,5 x jumlah pengairan sehari.
c. Untuk pengairan yang melebihi 6000 L maka besar septic tank adalah 4500 L
a. Besarnya ruang pencerna = waktu bertahan air selama 2 hari = 2 hari x 6 orang
c. Jumlah volume tangki = 1.200 liter + 900 liter = 2.100 liter = 2,1 m3
Menurut WHO (2018) bakteri Escherichia coli adalah bakteri yang biasa
ditemukan di usus manusia dan hewan berdarah panas. Escherichia coli adalah
bakteri yang biasanya merupakan bagian penting dari saluran pencernaan manusia
dan hewan yang sehat. Sedangkan menurut Irianto (2014) Escherichia coli
13
merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia, suatu
Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan
hidup secara normal didalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu
disebut juga koliform fekal. Bakteri koliform lainnya berasal dari hewan dan
memfermentasi laktose dan memproduksi asam dan gas pada suhu 37 o C atupun
suhu 44.5 + 0.5oC dalam waktu 48 jam. Sifat ini digunakan untuk membedakan
membentuk gas dari laktose pada suhu 44.5+0.5 oC. Escherichia coli adalah
Namun, ada beberapa jenis Escherichia coli yang berbahaya dan bisa
menyebabkan penyakit. Jenis infeksi Escherichia coli yang paling umum yang
menghasilkan racun yang dikenal dengan Shiga-toxin. Gejala infeksi pada kuman
ini termasuk diare berair atau berdarah, demam, kram perut, mual, dan muntah.
mengalami masalah parah dengan Escherichia coli O157 termasuk gagal ginjal
dan bahkan bisa meninggal akibat infeksi Escherichia coli O157 (CDC, 2015).
14
2.2.2 Jenis-jenis Bakteri Escherichia Coli
melekat pada sel mukosa yang kecil. Faktor yang diperantarai secara
adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga kronik.
terjadi pada manusia, kelinci, anjing, kucing dan kuda. Seperti ETEC, EPEC
etiologi adalah berbeda. EPEC sedikit fimbria, ST dan LT toksin, tetapi EPEC
menggunakan adhesin yang untuk mengikat inang sel usus. Sel EPEC
yang spesifik untuk menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.
15
Diare tanpa disertai demam ini terjadi pada manusia, babi, domba, kambing,
kuda, anjing, dan sapi. ETEC menggunakan fimbrial adhesi (penonjolan dari
dinding sel bakteri) untuk mengikat sel – sel enterocit di usus halus. ETEC
LTenterotoksin sama pada struktur dan fungsi toksin kolera hanya lebih kecil,
dan cairan sekresi berikutnya ke lumen usus. ETEC strains tidak invasive dan
suatu sel hijau dari monyet hijau Afrika. Terdapat sedikitnya dua bentuk
diare yang berat dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit akibat
Banyak kasus EHEC dapat dicegah dengan memasak daging sampai matang.
menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. Diare ini
16
e. Escherichia Coli Enteroagregatif (EAEC)
Bakteri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel manusia. EAEC
(Soemarno, 2000).
15-30 menit pada lingkungan yang ideal, dapat bertahan hidup dan berkembang
biak dengan cara memanfaatkan makanan terlarut dalam air dan hidup pada feses.
Dalam jumlah sedikit, ia bisa masuk ke tubuh manusia lewat kontak dengan
Juga bisa meracuni tubuh lewat sayuran yang tercemar. Mereka yang terkena
langsung akan menderita diare berat. Dari dehidrasi, mual, muntah, bahkan bisa
kebersihan dan sanitasi lingkungan. Air dan makanan harus dimasak hingga
sebelum makan. Sebab kuman itu hidup di lingkungan yang kotor, baik di air, alat
Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Dokter Abu Tholib Aman, menjelaskan bahwa
Escherichia Coli adalah bakteri berbentuk batang. Pada umumnya, bakteri ini
dapat bergerak aktif. Hanya sebagian kecil yang tidak bisa bergerak. Ia
17
menyebutkan, Escherichia Coli terutama jenis enterohaemorrhagic bisa
menyebabkan gagal ginjal dan merusak dinding pembuluh darah. Ini terjadi
karena bakteri itu memproduksi racun verocytotoxin. Bila memasuki sel tubuh,
Setelah diserap usus, racun itu masuk ke aliran darah. Di dalam darah, ia
merusak sel endotel yang terletak di dinding pembuluh darah. Pembuluh darah
kecil juga dapat dirusak. Inilah mengapa Escherichia Coli bisa mengakibatkan
produksi sitokin dan cemokin. Racun-racun ini juga dikeluarkan Escherichia Coli.
Terjadi peradangan ginjal yang antara lain, ditandai dengan penurunan jumlah
Penderita akan mengalami gagal ginjal akut. Menurut Dokter Abu Tholib,
Harmani Kalim, kardiolog di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, juga
jantung. Patogen itu dapat menimbulkan plak pada pembuluh darah koroner di
18
2.3 Sumur Gali
Sumur gali (dug well) termasuk sumur dangkal paling sederhana yang
dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman lapisan air tanah pertama
dengan tingkat kedalaman 1-10 meter dari permukaan tanah (Suyono, 2010).
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melaui
kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena
lantainya yang tidak kedap air maupun dekat dengan sumber pencemar (Entjang,
2000).
Sumur gali terbuka adalah sumur gali yang bentuk konstruksinya terbuka
terdapat dinding, terbuat dari beton, bibir, lantai, serta teknik pengambilan
19
Gambar 2.3 Sumur Gali Terbuka
Sumur gali tertutup adalah sumur gali yang bentuk konstruksinya tertutup dan
teknik pengambilan airnya menggunakan pompa baik itu pompa tangan atau
20
Pembuatannya sana dengan sumur gali tanpa pompa hanya disini air
pengotoran lebih sedikit karena sumur selalu tertutup. Pompa yang dipergunakan
1. Harus diperkirakan dulu apakah di dalam tanah ini ada sumbernya atau adanya
2. Harus diteliti dulu apakah tanah di bawahnya adalah tanah asli, artinya bukan
bekas timbunan sampah, rawa dan lainnya atau bekas sumur yang ditimbun.
3. Radius jarak 10 meter dari titik penggalian harus bebas dari sumber pencemar
(septic tank), Radius 100 meter harus bebas dari sumber pencemar kimiawi.
berbahaya atau tidak dan apakah oksigen di dalamnya masih cukup. Caranya
penggali keluar dari lubang, bila tetap menyala berarti kondisi aman, namun
apabila mati berarti kandungan oksigennya kurang cukup dan mungkin ada
5. Harus diteliti dulu apakah lapisan tanah dan batuan yang ada dalam tanah
tersebut bukan tipe tanah atau lapisan kapur gamping yang mudah retak /
21
runtuh.
6. Dinding sumur harus cukup kuat tidak mudah runtuh dan 3 meter dari
7. Pada bagian atas / bibir sumur diberi dinding kedap air dan ditutup untuk
mengeruhkan air juga terjadi pencemaran dari tangan serta pencemaran akibat
9. Setelah selesai penggalian dan mendapatkan air yang cukup, segera dilakukan
10. Sebelum digunakan agar air di dalam sumur tersebut setelah dikuras,
didesinfeksi dulu.
22
berbeda pula terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali.
b. Kandang ternak juga termasuk dalam fasilitas yang dimiliki untuk rumah
ternak dari sengatan matahari, basah karena hujan, tiupan angin yang
kencang dan suhu dingin pada malam hari. Selain itu juga memudahkan
23
kandang yang perlu diperhatikan seperti jarak antara rumah dengan
c. Sungai adalah sistem pengaliran air mulai dari mata air sampai muara,
dengan dibatasi kana dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis
a.) Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
24
d.) Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,
letaknya di dalam atau luar rumah yang terdapat setumpuk limbah yang
seperti, aliran air limbah dari tempat sampah tidak boleh mencemari tanah
Pola pencemaran air tanah oleh bakteri mencapai jarak 10 meter. Pembuatan
sumur gali yang berjarak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar,
mempunyai resiko tercemarnya air sumur oleh perembesan air dari sumber
3. Bakteriologis
Bakteri atau virus dalam air yang dapat menular ke manusia sebagian besar
berasal dari feses dan urine. Untuk mengetahui pencemaran feses tersebut
bakteri atau virus tidak mudah karena harus menggunakan peralatan khusus
dan memerlukan waktu, sedangkan bakteri dalam feses yang relatif lebih
mudah ditemukan adalah bakteri jenis Coli padahal bakteri ini umumnya tidak
patogen karena berada dalam perut manusia, kecuali ada beberapa bakteri
25
(EHEC) yang patogen. Untuk mengatasi masalah penegakan diagnosis
pencemaran air oleh bakteri atau virus dalam air maka ditetapkan bakteri Coli
sebagai indikatornya, artinya apabila ditemukan adanya Coli dalam air, maka
patut diduga air tersebut tercemar feses sehingga dugaan selanjutnya adalah
kemungkinan ada bakteri atau virus lain dalam air tersebut (Suyono, 2010).
yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya tapi harus dilihat dari segi-segi yang
merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam
ditularkan melalui perantara air (water-borne disease). Oleh karena itu, sumber air
26
menginginkan agar sumber air minum terhindar dari pengotoran, sehingga perlu
diperhatikan jarak sumber air minum dengan kakus (septic tank), lubang galian
sampah, lubang galian untuk air limbah, dan sumber-sumber pengotor lainnya.
Jarak tersebut tergantung dari keadaan tanah dan kemiringannya. Pada umumnya,
jarak sumber air minum dengan beberapa sumber pengotor termasuk tempat
penampungan akhir kotoran (feses) tidak kurang dari 10 meter dan diusahakan
Penyediaan kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk
untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai
(Notoatmodjo, 2011).
1. Syarat Kuantitatif
Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung
yaitu untuk mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter,
kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu
27
2. Syarat Kualitatif
kualitas air.
a. Parameter mikrobiologis
Sumber air yang ada di alam pada umumnya mangandung bakteri. Jumlah dan
Bakteri atau virus dalam air yang dapat menular ke manusia sebagian
besar berasal dari feses manusia dan urine. Sebagai penunjuk bahwa air telah
dikotori feses manusia adalah adanya bakteri Escherichia coli karena bakteri ini
selalu terdapat dalam feses manusia baik yang berasal dari orang sakit maupun
sehat. Juga karena tidak mungkin menyediakan air rumah tangga yang steril, maka
air boleh mengandung bakteri tanah yang saprophytis (tidak patogen) dalam batas
kewajiban bagi setiap petugas kesehatan untuk dapat melakukan pemeriksaan air.
Pada umumnya pemeriksaan tersebut dapat dilakukan secara rutin (terutama untuk
air ledeng) ataupun secara tiba-tiba, misalnya pada wabah kolera. Tujuan dari
28
pemeriksaan ini, pada umumnya berkisar pada pengukuran bakteri (pemeriksaan
bakteriologis).
karena itu harus dilakukan pengambilan sampel air jika ingin memeriksa kuman
atupun bakteri yang terdapat di dalam air. Salah satu cara pengambilan sampel air
pada air sumur yaitu, pertama-tama sediakan botol yang telah diikat dengan tali
pada mulutnya yang cukup bersih (bebas dari kuman penyakit). Kemudian
turunkanlah botol tersebut ke dalam sumur sampai kira-kira satu meter dibawah
permukaan air. Ingatlah dalam menurunkan botol sama sekali tidak boleh
menyentuh dinding atau bagian sumur lainnya. Angkatlah botol dengan segera,
kemudian bakarlah mulut botol tersebut, lalu tutup dengan penyumbat botol yang
pengambilan, nama yang mengambil serta untuk pemeriksaan apa air tersebut
1996).
jumlah bakteri Escherichia coli adalah 0 CFU/100 ml dan tidak memenuhi syarat
jika lebih dari 0 CFU/100 ml. Namun untuk memeriksa adanya bakteri atau virus
tidak mudah karena harus menggunakan peralatan khusus dan memerlukan waktu,
sedangkan bakteri dalam feses yang relatif lebih mudah ditemukan adalah bakteri
jenis Coli padahal bakteri ini umumnya tidak patogen karena berada dalam perut
manusia, kecuali ada beberapa bakteri seperti Escherichia coli jenis 0157 dan
29
Enterohaemorrhagic Escherichia Coli (EHEC) yang patogen. Untuk mengatasi
masalah penegakan diagnosis pencemaran air oleh bakteri atau virus dalam air
adanya Coli dalam air, maka patut diduga air tersebut tercemar feses sehingga
dugaan selanjutnya adalah kemungkinan ada bakteri atau virus lain dalam air
antara tiga faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan
Environment. Hal ini dikarenakan perubahan pada salah satu faktor atau
Host adalah populasi atau organisme yang memiliki resiko untuk sakit.
Element host ini sangat penting dalam proses terjadinya penyakit ataupun
dari aspek sosial ekonomi budaya, keturunan, lokasi geografis, dan lainnya.
Host juga akan sangat menentukan kualitas lingkungan yang ada dengan cara-
30
cara perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan taraf pengetahuan, sikap, dan
penyakit dan tergantung pada karakteristik tersebut yaitu umur, jenis kelamin,
ras, dan genetik. Host dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Klitih
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Agent
dapat berupa benda hidup, energi, dan lain sebagainya, yang dalam jumlah
1.) Agent biologis, yaitu virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa dan metazoa.
2.) Agent nutrisi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan
lainnya.
3.) Agent fisik, yaitu panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya dan
kebisingan.
Agent atau penyebab penyakit dalam penelitian ini adalah agent biologis yaitu
bakteri Escherichia coli yang terkandung dalam air sumur gali di Desa Klitih
31
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang.
3. Environment (lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar diri host, baik benda mati,
benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan,
rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain. Lingkungan fisik ini berinteraksi
secara konstan dengan manusia sepanjang waktu dan sepanjang masa serta
bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang dapat berfungsi sebagai
32
sosial dan politik. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui
berbagai media seperti radio, TV, pers, seni, literatur, cerita, lagu dan
Faktor lingkungan yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu lingkungan
fisik seperti air, air sumur gali di Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten
Jombang yang jaraknya tidak memenuhi standar minimal yaitu ≤ 10m dari
Host:
Manusia
Agent: Enviroment:
Bakteri Escherichia 1. Jarak Sumber Pencemar
coli 2. Jenis Sumber Pencemar
33
manusia atau masyarakat di Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
yang masih menggunakan sumber air bersih dari sumur gali untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Agent dalam penelitian ini adalah agent biologis yaitu
bakteri Escherichia Coli yang kemungkinan terkandung dalam air sumur gali
yang dapat tercemar dari sumber pencemar. Sumber pencemar dalam penelitian
ini adalah septic tank yang mana menjadi bagian dari faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi kualitas air sumur gali. Selain sumber pencemar, di dalam
faktor lingkungan terdapat jarak sumber pencemar yaitu harus ≤ 10 m, jika jarak
tank) > 10 m kemungkinan air tidak akan tercemar oleh bakteri Escherichia Coli
34
BAB III
Terhadap Jumlah Kandungan Bakteri Escherichia coli Dalam Sumur Gali Di Desa
dibawah ini :
Kandungan Bakteri
Jarak Septic tank
Escherichia coli
Air Sumur Gali
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak Diteliti
= Berhubungan
35
Kerangka konsep/kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran pada
(Saryono, 2011). Kerangka konsep terdiri dari variabel independen (bebas) dan
Escherichia coli pada sumur gali yang ada di rumah warga dan masih digunakan
Kabupaten Jombang.
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
kali, pada satu saat (Chandra, 2005). Dalam penelitian ini variabel dependen dan
independen akan diamati pada waktu yang sama. Penelitian kuantitatif yaitu
penelitian dengan memperoleh data berbentuk angka atau data kualitatif yang
Escherichia coli dalam sumur gali di Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten
Jombang. Dengan cara melakukan pengukuran jarak sumur gali dengan sumber
pencemar yaitu septic tank dan melakukan uji laboratorium kandungan bakteri
Escherichia coli pada sumur gali. Penelitian dilakukan pada sampel untuk
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang
orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
37
karakteristik / sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu (Notoatmodjo, 2011).
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur gali yang ada di Desa
4.2.2 Sampel
Sampel dapat diartikan sebagai sebagian dari populasi yang dengan cara
sampel dalam penelitian ini ada 30 sumur. Untuk menentukan jumlah sampel
yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan rumus lemeshow (1997) (Suyatno,
2010):
N Z 21 / 2 P (1 P)
n
( N 1)d 2 Z 2 1 / 2 P(1 p)
145 .3,84.0,50.0,50
n
144 .0,025 3,84.0,50.0,50
139,2
n
4,56
n 30
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
38
d = derajat penyimpangan
Sampel dalam penelitian ini adalah rumah yang memiliki sumur gali dan septic
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(notoatmodjo,2012).
Kabupaten Jombang.
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
sampel.
39
4.3 Teknik Sampling
dari pengambilan sampel secara acak sederhana adalah bahwa setiap anggota
setiap unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
menjadi dua cara, yaitu dengan mengundi anggota populasi (lottery technique)
atau dengan menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number).
2. Kemudian masing – masing anggota populasi diberi nomor dan nama pemilik
3. Kertas – kertas kecil yang sudah diberi nomor dan nama pemilik sumur gali
kemudian digulung
4. Kertas yang sudah digulung dimasukkan kedalam suatu wadah (kotak atau
kaleng) yang dapat digunakan untuk mengundi sehingga tersusun secara acak
40
6. Kemudian peneliti mencatat angka dan nama pemilik sumur dari kertas yang
satu persatu keluar kemudian di kembalikan lagi kedalam wadah untuk diundi
Sampel
30 Sumur Gali di Desa Klitih, Kecamatan
Plandaan, Kabupaten Jombang
Metodologi Penelitian
Simple random sampling
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan observasi alat pengukur jarak yang dicatat dalam lembar
pengukur jarak dan Neraca, Autoklaf, Inkubator, Tabung reaksi, Tabung durham, Pipet
mohr 10 ml, Erlenmeyer, labu takar, pembakaran spirtus, cawan petri, botol kaca sebagai
alat uji laboratorium
Pengolahan data
Editing, scoring, tabulating, cleaning
Analisis Data
Uji chi square menggunakan SPSS
41
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
penelitian ini variabel yang diteliti adalah variabel independen dan variabel
dependen.
1. Variabel independen
Variabel independen adalah suatu variabel yang jika berada pada suatu
2011). Independent variable atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah
2. Variabel dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah suatu variabel yang jika berada
pada suatu peristiwa bersifat dipengaruhi oleh variabel bebas. (Azwar &
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoadmodjo, 2012).
42
Tabel 4.1 Definisi Operasional
Variabel Independen
Jarak Pengukuran jarak Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Meteran Ordinal 0 = Tidak memenuhi
Septic tank Septic tank dengan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2016 syarat jika < 10 m
dengan sumber air bersih 1 = Memenuhi syarat
sumur yang digunakan Jarak sumur dengan sumber pengotoran >10 jika ≥10 m
sehari-hari oleh meter
masyarakat
43
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono,
2011). Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan uji laboratorium
kandungan bakteri Escherichia coli dalam air sumur gali yang akan diuji di UPTD
1. Check list : daftar pengecek, berisi subjek dan identitas dari sasaran
pengamatan.
Dalam pengambilan sampel air sumur gali berdasarkan SNI 6989.58 tahun
3. Sampel air mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada sisa
44
Jenis alat pengambilan air sumur gali salah satunya terdiri dari botol gelas
dan stainless steel yang ujung atasnya dapat di buka tutup dan terikat tali keatas
sedangkan ujung bawah tertutup dan dilengkapi pemberat di bawah. Berikut ini
contoh :
1. Terbuat dari bahan atau plastik polietilen (PE) atau polipropilen (PP) atau
45
Persiapan wadah sampel, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
sampel air.
3. Jenis wadah sampel air dan tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung
3. Bila peralatannya terbuat dari bahan non logam, maka cuci dengan asam
sampel air.
sebagai berikut :
tertentu.
46
4.6.3 Cara Uji Bakteri Escherichia coli
(MPN) dengan acuan APHA9221 B-2005. Alat yang digunakan adalah Neraca,
Erlenmeyer, labu takar, pembakaran spirtus, cawan petri, botol kaca. Sedangkan
bahan yang diperlukan adalah Sampel air sumur gali, Aquades, DFD Free
Chlorin, EMB agar (Eosin Metylen Blue), Briliant Green Lactose Bile Broth
Berikut ini adalah prinsip dan cara kerja dalam analisa mikrobiologi:
1. Escherichia coli
Metode hitungan cawan adalah salah satu metode yang dapat digunkan
untuk menguji kualitas air bersih. Metode hitungan cawan merupakan metode
yang paling sensitif untuk menentukan jasad renik, dengan prinsip jika sel jasad
renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium maka jasad renik tersebut
akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan
Metylen Blue), media agar EMB bila terdapat bakteri Escherichia coli jika positif
akan terbentuk warna hijau terang pada media agar EMB (Eosin Metylen Blue).
47
1. Pembuatan media Escherichia coli
a. Media Escherichia coli ditimbang 3,75 gram media EMB (Eosin Metylen
aquades.
dan sumbat tersebut harus sedemikian kuat sehingga dapat dicabut dari
2. Sterilisasi
Berikut ini adalah cara kerja sterilisasi alat dan media pada analisa
mikrobiologi.
2) Tuangkan alkohol kedalam botol dan kocok agar botol terkena alkohol
secara merata.
b. Alat
48
2) Lalu dibungkus dengan kertas (untuk pipet dan pinggan petri)
c. Media
Escherichia coli :
sinambung.
f. Dituangkan media EMB dalam cawan petri yang sudah terdapat sampel
49
h. Melakukan pengamatan yaitu dengan cara melihat warna yang di
timbulkan oleh bakteri tersebut jika berwarna hijau metalik berarti positif
2014).
kearah utara yang bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu
mayoritas penduduk yang masih menggunakan air pada sumur gali untuk
Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret – Juli dengan rincian seperti
50
Tabel 4.2 Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Pelaksanaan
1. Data Primer
antara sumur gali dengan sumber pencemar yaitu septic tank dan
sumur gali.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa Klitih berupa data jumlah
51
4.8.2 Pengumpulan Data
untuk mengetahui ukuran jarak sumber pencemar (Septic tank) dengan sumur gali
oleh peneliti secara langsung. Dan melakukan uji laboratorium kandungan bakteri
1. Editing
data yang diperoleh atau dikumpulkan, editing dapat dilakukan pada tahap
gali terhadap sumber pencemar yaitu septic tank dan data hasil uji
2. Skoring
menggunakan skala data rasio. Oleh karena itu hasil pengukuran jarak dan uji
laboratorium diberi skor 0 bila tidak memenuhi syarat dan skor 1 bila
memenuhi syarat.
52
3. Tabulating
kedalam bentuk tabel, agar mudah dipahami. Pada penelitian ini tabel berisi
tentang hasil pengukuran jarak sumur gali dengan sumber pencemar yaitu
septic tank dan tabel hasil laboratorium kandungan Escherichia coli pada
sumur gali.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
harus dilakukan dengan teliti yaitu pada penelitian ini dilakukan pengecekan
hasil data pengukuran jarak sumur gali dengan sumber pencemar yaitu septic
tank yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat serta hasil
syarat dan tidak memenuhi syarat agar data dapat diolah dengan mesin
53
dilakukan pada penelitian ini adalah menggambarkan baik variabel bebas dalam
penelitian yaitu jarak sumber pencemar (Septic tank), dan karakteristik responden.
Untuk analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan jarak
sumber pencemar (septic tank) dengan kandungan bakteri Escherichia coli. Uji
statistik dalam penelitian ini menggunakan chi square digunakan untuk mencari
hubungan dan tidak dapat untuk melihat seberapa besar hubungannya (Sujarweni,
2012). Syarat di mana chi square dapat digunakan yaitu (Bardosono, 2016):
2. Semua frekuesi harapan > 5. Boleh frekuesi harapan < 5 asalkan maksimal
20% dari jumlah sel. Untuk tabel 2x2 tidak boleh satupun frekuesi harapan <5.
3. Untuk tabel 2x2 gunakan Chi Square dengan korelasi Yates (Chi Square with
continuity correction).
4. Bila tabel 2x2 dan ada nilai E < 20% maka uji yang dipakai adalah Fisher’s
Exact Test.
1. Jika nilai sig > 0,05 maka hipotesis penelitian (H0) diterima, sedangkan H1
ditolak.
2. Jika nilai sig ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian (H0) ditolak, sedangkan H1
diterima.
54
BAB V
Desa Klitih salah satu dari 14 desa yang ada di Kecamatan Plandaan yang
terletak kurang lebih 6 km kearah Barat dari Kecamatan Plandaan, Desa Klitih
jumlah Kepala Keluarga : 1204 dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
55
Di Desa Klitih terdapat 145 sumur gali yang masih digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Sebagian besar letak sumur gali
berdekatan dengan septic tank sehingga kemungkinan air sumur gali tercemar
oleh feses. Selain dari jaraknya yang berdekatan antara septic tank dengan sumur
gali, jenis tanah di Desa Klitih termasuk tanah berkapur yang mana mudah retak
atau runtuh sehingga air mudah tercemar dan kondisi tanah di Desa Klitih
bergelombang sehingga penentuan letak septic tank dengan sumur gali sulit, yang
arah aliran air tanah serta kepadatan rumah di Desa Klitih juga beberapa
berdekatan sehingga letak sumur gali tidak berdekatan dengan septic tank yang
dimiliki oleh orang yang sama melainkan lebih dekat dengan septic tank milik
tetangga.
1. Perempuan 9 30%
2. Laki-laki 21 70%
Total 30 100%
56
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu
Dalam penelitian ini, jarak antara Septic tank dengan sumur gali
Rakyat Nomor 27 tahun 2006 yang menyatakan jarak sumur dengan sumber
Tabel 5.2 Gambaran Jarak Septic tank dengan Sumur Gali di Desa Klitih
Kecamatan Plandaan Tahun 2019
Jarak Septictank F (%)
Tidak Memenuhi Syarat 18 60%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2019
Dari tabel diatas diketahui sebagian besar jarak Septic tank dengan
Jumlah bakteri Escherichia coli pada sumur gali diperoleh dari hasil
57
Jombang (LabKesDa Jombang) dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 32 Tahun 2017. Gambaran jumlah bakteri Escherichia coli pada sumur
Total 30 100%
Sumber: Data Primer 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 30 sampel air sumur gali sebagian
Escherichia Coli
air bersih sumur gali di Desa Klitih Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
58
Tabel 5.4 Hubungan Jarak Septic tank terhadap kandungan bakteri Escherichia
coli pada Sumur Gali di Desa Klitih Kecamatan Plandaan Tahun 2019
Kandungan Bakteri
Escherichia coli P
Jarak Septic tank Tidak
dengan Sumur Gali Memenuhi Memenuhi Jumlah RP 95 % P.Value
Syarat Syarat (CI)
N % N % %
Tidak Memenuhi
Syarat 17 94,4 1 5,6 18 100
Pada tabel 5.4 menunjukkan hasil analisis Hubungan antara jarak Septic
tank dengan kandungan bakteri Escherichia coli dalam air sumur gali, sumur gali
yang memiliki jarak tidak memenuhi syarat (< 10 meter) terdapat 17 (94,4%)
yang memiliki jarak memenuhi syarat (≥ 10 meter) terdapat 5 (41,7%) sumur gali
analisis diperoleh nilai P = 0,003 (p-value< 0,05) sehingga dapat disimpulkan ada
Hubungan antara jarak septic tank dengan kandungan bakteri Escherichia coli.
Dari hasil analisis didapatkan nilai RP sebesar 2,267 (95% CI: 1,150-4,469).
Dilihat dari hasil RP, maka sumur gali yang memiliki jarak dengan septic tank <
10 meter memiliki resiko tercemar bakteri Escherichia coli 2,267 kali lebih besar
dibandingkan sumur gali yang memiliki jarak dengan septic tank memenuhi syarat
(≥ 10 meter).
59
5.4 Pembahasan
septic tank yang dapat mempengaruhi kandungan bakteri Escherichia coli pada
pengolahan data. Setelah data diolah maka penulis akan membahas mengenai
Hubungan jarak septic tank terhadap kandungan bakteri Escherichia coli di Desa
Berdasarkan tabel 5.2 hasil penelitian Septic tank yang berjarak < 10
meter dari sumur gali berjumlah 18 (60%). Kurangnya lahan sehingga lokasi dari
Septic tank yang berada di belakang rumah dan tidak jauh dari jamban
jarak Septic tank dengan sumur gali < 10 m atau tidak memenuhi syarat dapat
Jarak Septic tank dengan sumur gali yang tidak memenuhi syarat (< 10
meter) dapat menjadi faktor adanya kandungan bakteri Escherichia coli. Untuk
menghindari dari kandungan bakteri Escherichia coli pada sumur gali yang tidak
memenuhi syarat yaitu > 0 CFU/100ml dapat dilakukan dengan pengadaan IPAL
60
5.4.2 Kandungan Bakteri Escherichia coli
terdapat 22 (73,3%) sumur gali dengan kandungan bakteri Escherichia coli tidak
memenuhi syarat (>0 CFU/100ml). Adanya bakteri Escherichia coli pada sumur
gali disebabkan karena jarak sumber pencemar yaitu septic tank memiliki jarak <
10 meter dan terdapat faktor pendukung yaitu sumber pencemar seperti kandang
yang beberapa memiliki jarak <10 meter. Sedangkan 8 (26,7%) sumur gali
- >1600 CFU/100ml. Rata-rata jumlah bakteri yang ada dalam air bersih yang
tercemar yaitu 712 CFU/100ml. Sedangkan jumlah tertinggi yaitu > 1600
coli pada air sumur gali menunjukkan adanya hubungan antara jarak sumber
memungkinkan yaitu limbah rumah tangga, sampah, tinja, dan kandang ternak.
Kota Tangerang Selatan dengan variabel yang diteliti dan memiliki hubungan
dengan jumlah bakteri Escherichia coli adalah kondisi fisik sumur gali. Fecal
coliform seperti Escherichia coli dan juga bakteri Fecal coliform lain yang secara
61
alami ditemukan didalam tanah. Bakteri Fecal coliform ada diusus binatang
berdarah panas dan manusia, dan ditemukan dalam limbah fisik, kotoran hewan,
dan alami didalam tanah yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia.
Apabila air yang terkontaminasi dengan organisme ini digunakan secara terus
menerus dalam jangka waktu yang panjang maka dapat menyebabkan penyakit
pencernaan termasuk diare dan mual, bahkan mengakibatkan kematian. Efek ini
lebih parah dan mungkin mengancam nyawa untuk bayi, anak-anak, orangtua
pada sumur gali dapat disebabkan jarak sumur gali dengan sumber pencemar < 10
meter. Air sumur yang terdapat kandungan bakteri Escherichia coli menunjukkan
adanya pencemaran oleh tinja. Sebaiknya jika air sumur gali masih digunakan
sebagai air minum maka sebaiknya masak air sampai mendidih. Penyelenggaraan
Escherichia Coli
Dari hasil penelitian mengenai jarak Septic tank dengan sumur gali
terdapat 22 (73,3%) sumur gali yang tidak memenuhi syarat (<10 m) jaraknya
dengan Septic tank dan 8 (26,7%) memiliki jarak antara sumur gali dengan Septic
Dari sumur gali dengan jarak yang tidak memenuhi syarat ada 17 (94,4%)
sumur gali dengan kandungan bakteri Escherichia coli yang tidak memenuhi
62
syarat. Berdasarkan hasil observasi letak sumur gali dan septic tank yang juga
berada di belakang dan tidak jauh dari jamban dapat mengakibatkan jarak dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lilis
Amaliah (2017), jarak Septic tank dengan sumur gali menunjukkan hasil uji
statistik dengan p value = 0,014. Hasil p value < 0,05 menunjukkan ada
hubungan antara jarak Septic tank dengan sumur gali terhadap kandungan bakteri
Escherichia coli.
Jarak sumur gali dengan Septic tank tidak memenuhi syarat tetapi tidak
antara sumur gali dengan Septic tank memenuhi syarat tetapi masih ada
kandungan bakteri Escherichia coli memenuhi syarat. Sumur gali yang berjarak
dengan Septic tank sudah memenuhi syarat tapi masih ada kandungan bakteri
Escherichia coli dapat dikarenakan letak tanah antara septic tank lebih tinggi
dibandingkan sumur gali, dan selain itu pencemaran juga dapat berasal dari letak
sumur gali berdekatan dengan kandang ternak atau berdekatan dengan sungai.
nilai harapan kurang dari 5 sehingga menggunakan uji fisher exact, didapatkan
nilai p value 0,003 < 0,05 dengan nilai RP 2,264 (95% CI : 1,150-4,469) yang
berarti ada Hubungan jarak Septic tank dengan sumur gali terhadap kandungan
Jombang. Dengan nilai RP sebesar 2,264 maka jarak Septic tank dengan sumur
63
yang tidak memenuhi syarat beresiko 2,264 kali lebih besar dibandingkan dengan
sumur gali yang memiliki jarak memenuhi syarat dengan Septic tank.
dengan p value 0,000 < 0,05 yang menunjukkan adanya hubungan secara
pada sumur gali. Menurut Kusjuliadi (2010) pencemaran air dapat terjadi akibat
pembuangan kotoran rumah tangga terhadap air disekitarnya. Kemudian air sisa
bakteri terhadap air yang ada di tanah dapat mencapai jarak 10 meter searah
dengan aliran air tanah, jika jarak septic tank kurang dari 10 meter maka dapat
sumur gali dikarenakan jarak Septic tank dengan sumur gali tidak memenuhi
syarat yaitu kurang dari 10 meter. Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan
yaitu perbaikan septic tank menjadi kedap air atau dibuat menjadi satu yaitu
septic tank komunal, menjaga kebersihan sekitar sumur, mencegah air sumur
tidak kembali lagi ke dalam sumur, dan upaya pembangunan SPAL (Sanitasi
64
BAB VI
6.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan jumlah sampel yang ada, rata-rata jarak septic tank terhadap
bakteri Escherichia coli pada sumur gali (p value 0,003) dengan nilai RP =
6.2. Saran
1. Bagi Masyarakat
a. perbaikan septic tank menjadi kedap air atau dibuat menjadi satu yaitu
65
d. Melakukan upaya pembangunan SPAL (Sanitasi Pembuangan Air
Limbah).
variabel lain yang berkaitan dengan penyebab adanya bakteri pada sumur
pemakai, kedalaman permukaan air tanah dan perilaku dari pemilik sumur
gali.
66
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, Lilis. 2017. Analisis Hubungan faktor sanitasi sumur gali terhadap
indeks Fecal coliform di Desa sentul kecamatan kragilan kabupaten
serang: Universitas Islam Negeri Syarif Hiyadatullah
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Fardiaz, Srikandi. 2012. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
67
Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Medis (Medical Microbiology). Bandung:
Alfabeta
68
Suyatno. 2010. Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan Masyarakat :
Semarang
69
LAMPIRAN
70
Lampiran 1. Lembar Observasi Penelitian
71
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
72
Lampiran 2. Surat Pengantar Penelitian dari STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
73
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kab. Jombang
74
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian Dari Desa Klitih
75
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian di Lapangan
76
Gambar : Pengambilan Sampel Air Sumur Gali Oleh Petugas Puskesmas Plandaan
77
Gambar : Uji Laboratorium
78
Lampiran 6. Output SPSS
79
80
Lampiran 7. Jadwal Penyusunan Proposal dan Skripsi
Tahun 2019
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Konsul proposal
dan revisi
3 Ujian proposal
skripsi
4 Revisi proposal
skripsi
5 Pengambilan
sampel dan
penelitian skripsi
6 Konsul skripsi
7 Ujian seminar
hasil
8 Revisi
81
Lampiran 8. Lembar Bimbingan
82
Lampiran 9. Lembar Revisi
83
84