Anda di halaman 1dari 134

PENGARUH PENYULUHAN KARTU BERGAMBAR

TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP


TENTANG CUCI TANGAN PAKAI
SABUN (CTPS) DI SDN O7
TELADAN KOTA
BUKITINGGI
TAHUN 2022

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

PEFRIANTI PUTRI
NIM : 1813201001

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT
DE KOCK KOTA BUKITINGGI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunianya dan shalawat beriring salam untuk Nabi

Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini

dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di

SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022”.

Dalam pembuatan skripsi ini peneliti mendapatkan bimbingan serta petunjuk

banyak dari banyak pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih kepada Ibu Shantrya Delly Susanty.S.ST.M.Kes selaku pembimbing I dan

Bapak Abdi Iswahyudi yasril,SKM,M,KM selaku Pembimbing II Selanjutnya melalui

tulisan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Evi Hasnita, S.Pd,Ns,M.Kes selaku Rektor Universitas

Fort De Kock Bukittinggi.

2. Ibu Oktavianis,S.ST,M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Fort De Kock Kota Bukitinggi

3. Bapak Nurdin SKM,MPH selaku ketua program studi Sarjana

Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi.

4. Ibu Shantrya Delly Susanty.S.ST.M.Kes selaku Pembimbing 1 yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan,

bimbingan maupun saran serta dorongan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

i
5. Bapak Abdi Iswahyudi yasril,SKM,M,KM selaku Pembimbing

2 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

pengarahan, bimbingan maupun saran serta dorongan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teristimewa untuk orang tua tercinta yang tak pernah lelah

untuk selalu mendoakan, mengupayakan dan memberikan

semua yang terbaik untuk mengiringi setiap langkahku,

terimakasih juga untuk kakak dan adikku tercinta yang selalu

mendoakan, menyemangati dan memberikan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Serta kepada sahabat terbaik dan rekan-rekan seperjuangan

dan teman- teman terbaik yang banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Untuk Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat

kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka

penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap proposal ini

dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi

pembaca.

Bukittinggi, September 2022

Pefrianti Putri

ii
FORT DE KOCK UNIVERSITY BUKITTINGGI FACULTY OF HEALTH
STUDY PROGRAM OF COMMUNITY HEALTH
Thesis, September 2022

Pefrianti Putri
1813201001

The Effect of Counseling on Picture Cards on Knowledge and Attitudes


About Handwashing with Soap (CTPS) at SDN 07 Teladan, Bukittinggi City
in 2022

VII CHAPTER+70 Pages, 8 Tables, 19 Appendices

ABSTRACT
Hand washing is an action to prevent and control diseases that are part of the
Clean and Healthy Behavior Program (PHBS) in schools. Washing hands with
soap is one of the sanitation measures by cleaning hands and fingers using water
and soap by humans to be clean and break the chain of germs. Washing hands
with soap is also known as an effort to prevent disease. This is done because
hands are often agents that carry germs. The purpose of this study was to
determine the effect of the use of picture card media on the knowledge and
attitudes of students at the Model 07 State Elementary School in the city of
Bukitinggi. The research method used in this research is quantitative research with
a pre-experimental research design with "one group pre test and post test design".
The sample in this study were students of class III at SDN 07 exemplary city of
Bukitinggi, totaling 25 people with the research technique of purposive sampling.
The results of the study obtained that the average knowledge before and after 8.54
while the average attitude before and after was 32.12 and 37.84. The results of the
Wilcoxson signed rank test obtained p = 0.000 where p <0.05 which indicates that
there is an influence of picture card media on knowledge and attitudes about hand
washing with soap in elementary school children in grade III State 07 Bukittinggi
city. The conclusion of this study shows that there is an effect of counseling on
knowledge and attitudes with the media of picture cards. And it is hoped that the
school will increase knowledge and good hand washing attitudes, schools need to
provide facilities to fulfill clean and healthy living behaviors, especially hand
washing with soap and provide health education about hand washing properly and
correctly.
Keywords: Picture Card Media Washing Hands with Soap on Knowledge and
Attitude

iii
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI FAKULTAS
KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, September 2022

Pefrianti Putri
1813201001

Pengaruh Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap Pengetahuan dan Sikap


Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022

VII BAB+70 Halaman, 8 Tabel, 19 Lampiran

ABSTRAK

Cuci tangan merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit yang


menjadi program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Mencuci
tangan pakai sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi
bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal
juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena
tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman.Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pengunaan media kartu bergambar terhadap
pengetahuan dan sikap siswa/I sekolah dasar Negeri 07 teladan kota bukitinggi.
metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian pre-eksperimental dengan “one grup pre test dan post
test design”. Sampel pada penelitian ini adalah siswa/i kelas III di SDN 07 teladan
kota bukitinggi yang berjumlah 25 orang dengan Teknik penelitian yaitu
Purposive Sampel. hasil penelitian diperoleh rata-rata pengetahuan sebelum 4,44
dan sesudah 8,54 sedangkan rata-rata sikap sebelum 32,12 dan sesudah 37,84.
Hasil uji wilcoxson signed rank test diperoleh p = 0,000 dimana p < 0,05 yang
menunjukkan ada pengaruh media kartu bergambar terhadap pengetahuan dan
sikap tentang cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar Negeri 07 teladan
kota bukitinggi di kelas III. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap dengan media kartu
bergambar. Dan diharapakan kepada pihak sekolah agar meningkatkan
pengetahuan dan sikap cuci tangan yang baik, sekolah perlu menyediakan fasilitas
untuk memenuhi perilaku hidup bersih dan sehat khususnya cuci tangan pakai
sabun serta memberikan pendidikan kesehatan tentang cuci tangan secara baik dan
benar.
Kata Kunci : Media Kartu Bergambar Cuci Tangan Pakai Sabun
Terhadap Pengetahuan dan Sikap

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... v
DAFTAR SKEMA .............................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 9
E. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 13


A. Cuci Tangan Pakai Sabun ............................................................................................ 13
1. Pengertian Cuci Tangan ........................................................................................ 13
2. Manfaat Cuci Tangan ........................................................................................... 13
3. Alasan Harus Mencuci Tangan Pakai Air Bersih Dan Sabun .............................. 14
4. Bahaya Tidak Mencuci Tangan ............................................................................ 14
5. Waktu Pelaksanaan ............................................................................................... 14
6. Langkah-Langkah Mencuci Tangan ..................................................................... 15
B. Pengetahuan ................................................................................................................. 17
1. Pengertian Pengetahuan ........................................................................................ 17
2. Tingkatan Pengetahuan......................................................................................... 18
C. Sikap ............................................................................................................................ 20
1. Pengertian Sikap ................................................................................................... 20
D. Kartu Bergambar ......................................................................................................... 21
1. Kartu Bergambar .................................................................................................. 21
E. Promosi Kesehatan ...................................................................................................... 22
1. Pengertian Promosi Kesehatan ............................................................................. 22
2. Tujuan Promosi Kesehatan ................................................................................... 23
3. Metode atau Teknik Promosi Kesehatan .............................................................. 23
4. Materi atau pesan .................................................................................................. 25
5. Media Promosi Kesehatan .................................................................................... 25
F. Kerangka Teori ............................................................................................................ 26

BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................................... 28


A. Kerangka Konsep ........................................................................................................ 28
B. Defenisi Operasional ................................................................................................... 29
C. Hipotesis ...................................................................................................................... 30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 32


A. Desain Penelitian ......................................................................................................... 32

iii
B. Waktu Dan Tempat Penelitian ..................................................................................... 32
C. Populasi Dan Sampel ................................................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 35
E. Instrument peneltian .................................................................................................... 35
F. Etika penelitian ............................................................................................................ 35
G. Teknik Pengolahan Data .............................................................................................. 37
H. Analisis Data................................................................................................................ 38
BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 39
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................................ 39
B. Karakteristik Responden.............................................................................................. 39
C. Analisis Univariat ........................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional (DO) ............................................................................... 37


Tabel 5.1 Karakteristik Responden .................................................................................. 39
Tabel 5.2 Rata-Rata Pengetahuan Siswa Sebelum Penyuluhan
CTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022 .................................................................................. 40
Tabel 5.3 Rata-Rata Pengetahuan Siswa Sesudah Penyuluhan
CTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022 .................................................................................. 40
Tabel 5.4 Rata-Rata Sikap Siswa Sebelum Penyuluhan
CTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022 .................................................................................. 41
Tabel 5.5 Rata-Rata Sikap Siswa Sesudah Penyuluhan
CTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022 .................................................................................. 41
Tabel 5.6 Rata-Rata Pengetahuan Siswa Sebelum Dan Sesudah
PenyuluhanCTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN
07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022 .................................................................................. 42
Tabel 5.7 Rata-Rata Sikap Siswa Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
CTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022 .................................................................................. 43

1
DAFTAR SKEMA

2.1 Skema Kerangka Teori

3.1 Skema Kerangka Konsep

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perserikatan bangsa bangsa (PBB) telah menetapkan 15

Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun. Kegiatan tersebut

memobilisasi jutaan orang di lima benua untuk mencuci tangan

pakai sabun. Semakin luas budaya mencuci tangan dengan sabun

akan membuat kontribusi signifikan untuk memenuhi target

Millenium Development Goals (MDGs) yakni mengurangi tingkat

kematian anak-anak di bawah usia lima tahun pada 2015 hingga

sekitar 70 persen. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2007),

ditemukan bahwa persentase kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai

Sabun) pada masyarakat Indonesia masih belum mencapai angka

50%. Padahal, penyediaan dana kurang lebih sebesar Rp.

30.000,00 dapat menyelamatkan masyarakat hingga 100.000 orang

dari penyakit (Depkes RI, 2017).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan

bahwa prevalensi diare berdasarkan diagnosis Nakes dan gejala

menurut provinsi pada tahun 2013-2018 meningkat dari 5% - 7%

setiap tahunnya terdapat 25,2% dari kematian anak di Indonesia

disebabkan oleh diare. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia

3
(2017), kejadian KLB diare terlihat bahwa angka CFR (Case

Fatality Rate) pada tahun 2011 sebesar 0,40%, sedangkan pada

tahun 2012-2017 angka CFR (Case Fatality Rate) kasus diare masih

4
14

cukup tinggi yaitu (≥1%). (Riskesdas, 2018).

Gerakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

merupakan ujung tombak untuk pembangunan Kesehatan dalam

rangka meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Terdapat

16 indikator PHBS salah satunya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

adalah salah satu kesehatan sanitasi dengan membersihkan tangan

dan jari-jemari menggunakan air dan sabun sehingga menjadi

bersih. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan cara yang

sederhana, mudah, dan bermanfaat untuk mencegah berbagai

penyakit penyebab kematian anak-anak. Demikian juga penyakit

Hepatitis, Tifus dan Flu Burung (Natsir, 2018).

Pencegahan penularan virus dapat dicegah dengan

menterapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti cuci

tangan dengan baik dan benar, etika batuk, serta menjaga kesehatan

dan sistem kekebalan tubuh. Pengetahuan dan pemahaman

masyarakat yang ilmiah, akurat dan dapat dipercaya dapat

membantu untuk mudah melaksanakannya dalam menekan

penyebaran Covid-19 di Indonesia. Atas dasar inilah perlu

dilakuakan kegiatan pemberian informasi untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat dalam menghadapi dan melewati

pandemik Covid-19. Mengadakan penyuluhan berbasis medis

tentang PHBS sehingga dapat mencapai semua lapisan masyarakat

dan dapat mempraktikkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari dan

menjadi contoh bagi masyarakat sekitar. satria.(2020).


15

Sustainable Development Goals (SDG’s) yaitu sebuah

dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam rangka

pembangunan dan perundingan negara-negara di dunia, salah satu

tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s) adalah menjamin

kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua

orang di segala usia. Dalam upaya menjamin kehidupan yang sehat

dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia

pemerintah melaksanakan program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat STBM (bapenas 2017)

Salah satu dari lima pilar STBM adalah cuci tangan pakai

sabun dan air mengalir. cuci tangan pakai sabun adalah salah satu

tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari

menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman. Hal ini dilakukan karena tangan

sering kali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan

patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan

kontak langsung maupun dengan kontak tidak langsung.(kemenkes

,direktorat promosi kesehatan masyarakat)

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit

infeksi yang sering diderita anak, terutama usia balita dengan angka

kejadian yang tinggi. Peran orang tua/wali murid sangat penting

dalam pencegahan penyakit ISPA pada anak. Pengabdian

masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada wali


16

murid Taman Kanak-kanak dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS)

menurut World Health Organization (WHO) untuk

mencegah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada

anak. Manfaat penelitian ini diharapkan para orang tua memiliki

pengetahuan dan terampil dalam mencegah ISPA pada anak.

Edukasi dilakukan dengan metode ceramah langsung terkait ISPA,

diskusi interaktif untuk meningkatkan pengetahuan, dan praktik

CTPS menurut WHO untuk pencegahan penyakit ISPA. Wali murid

siswa TK teredukasi tentang ISPA dan mampu mempraktikan

CTPS menurut WHO dalam mencegah penyakit ISPA.(WHO 2007)

Berdasarkan data nasional (Kementerian Kesehatan RI

tahun 2018) proporsi kebiasaan perilaku cuci tangan secara benar

untuk tahun 2017 sebesar 47,0% dengan lima provinsi terendah

dalam penerapan cuci tangan..

laporan dari seluruh Kabupaten/ Kota, pada tahun 2021

ditemukan (29,0%) data 10 penyakit terbanyak di Sumbar

diantaranya penyakit ISPA, 3 gastritis, hipertensi, rematik,penyakit

kulit alergi, influenza, penyakit kulit infeksi, diare, febris, dan

asma. Penyakit diare, ispa, penyakit kulit, dan asma merupakan

penyakit yang dapat diatasi dengan perilaku cuci tangan yang baik

dan benar, karena penyakit tersebut dipengaruhi oleh lingkungan

dan gaya hidup yang kurang sehat (Dinas Kesehatan Provinsi

Sumbar, 2021).

Kemudian menurut data dari dinas kesehatan kota


17

bukitinggi (2021) data CTPS sebesar 38,73%. hal ini menunjukan

bahwa data CTPS kota bukitinggi masih rendah dan masih banyak

di kalangan masyarakat sekitar tidak melakukan cuci tangan pakai

sabun sehingga virus bakteri tetap menempel dan bisa menyebkan

diare, ISPA dan penyakit lainnya.

Dan hasil penelitian yang dilakukan Rahmawati (2017)

didapatkan bahwa ada perbedaan pengetahuan mencuci tangan

sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan namun tidak

ada perbedaan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan pada kelompok perlakuan (Rahmawati,

2017) Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya tertarik untuk

melakukan penelitian ”Pengaruh Penyuluhan Kartu Bergambar

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang CTPS di SDN 07

Teladan Kota Bukitinggi.

Salah satu kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan

adalah informasi yang bisa didapat dari promosi kesehatan. Yang

dimaksud dengan media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah

alat bantu untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena

alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan

pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya sebagai

penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi tiga,

yakni media cetak, media elektronik dan media papan

(Notoatmodjo 2012).

Pendidikan Kesehatan pada anak usia sekolah dasar harus


18

disesuaikan dengan perkembangan pada dirinya. Salah satu media

yang tepat untuk Pendidikan Kesehatan pada anak sekolah dasar

yaitu media kartu bergambar Kartu bergambar adalah salah satu

media visual yang dapat meningkatkan pengetahuan yang

dipersepsi dan distimulus dengan menggunakan alat indera

penglihatan. (santoso, 2016)

Alasan Peneliti Menggunakan kartu bergambar yaitu kartu

bergambar mudah untuk dibawa-bawa, media kartu bergambar

sangat praktis karena siapapun bisa menggunakan media ini, mudah

diingat karena media kartu bergambar disajikan dengan pesan-

pesan pendek yang memudahkan siswa untuk mengingat pesan

tersebut, dan menyenangkan. Sedangkan, kelemahan dari kartu

bergambar yaitu gambar hanya menekan pada persepsi indra

penglihatan dan ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

(Angreany, 2017).

Menurut Penelitian Febriani (2018), terdapat 68,1% anak

usia sekolah dasar memiliki kebiasaan cuci tangan yang buruk.

Rendahnya pengetahuan anak usia sekolah tentang pentingnya cuci

tangan disebabkan kurangnya informasi dan peran serta tenaga

kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan disekolah.

Penelitian yang di lakukan oleh Tri Meilana Hasanah

tentang kartu bergambar menyatakan, Hasil uji statistic Wilcoxon

rank test didapatkan nilai p Value 0,000 .Dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan prosedur cuci


19

tangan sebelum dan sesudah Pendidikan Kesehatan dengan media

kartu bergambar pada anak sekolah dasar. (Tri Meilana Hasanah

DKK, 2019)

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ikfina Agustina

hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan kartu bergambar

dapat meningkatkan skor pengetahuan pada kelompok eksperimen

(rata-rata 3,07) lebih besar dari pada kelompok kontrol (rata-rata

1,57). Hasil analisis statistika menggunakan uji t-test bebas pada

derajat kebermaknaan 95% menghasilkan p-value =0, 013 yang

menunjukkan bahwa perbedaan peningkatan pengetahuan tersebut

signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media kartu bergambar pada penyuluhan

mempengaruhi peningkatan pengetahuan cuci tangan pakai sabun

(Ikfina Agustina DKK, 2016)

Kemudian menurut penelitian Cecilya Kustanti hasil

penelitian menggunakan metode drill bermedia flashcard. pada

penelitian ini diperoleh rata-rata nilai pretest adalah 48,57±11,82

dan rata-rata nilai posttest adalah 62,85±0,52, dengan nilai p-value

sebesar 0,000 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan praktik CTPS sebelum dan sesudah diberikan

intervensi. Oleh karena itu, strategi pemberian edukasi melalui

metode drill bermedia flashcard perlu diintegrasi dalam program

promosi kesehatan. (Cecilya Kustanti DKK 2019).

Penelitian Muh.Fajaruddin Natsir (2018) Ada perbedaan


20

antara pengetahuan responden penyuluhan PHBS tentang CTPS

sebelum penyuluhan dengan pengetahuan responden tentang

punyuluhan PHBS tentang CTPS setelah penyuluhan.

Berdasrkan survey awal Peneliti memilih lokasi di SDN

07 Teladan Kota Bukitinggi karna permasalahan yang diteliti ini

lebih menonjol terdapat di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi

Tersebut. Dan peneliti sudah melakukan wawancara dan observasi

langsung ke sekolah, dengan mewawancarai beberapa siswa kelas

1,2, dan 3. Di dapatkan di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi tidak

banyak siswa yang mencuci tangan sebelum masuk kelas atau

setelah bermain. Selain itu peneliti telah melakukan survei

pendahuluan dengan cara mewawancarai 5 orang siswa di

sekolah, Sebanyak 2 orang mengatakan bahwa sering lupa

melakukan kegiatan rutin cuci tangan sebelum masuk kelas, 2

orang mengatakan bahwa pengaruh teman sebaya / lingkungan yang

membuat mereka ikut ikutan tidak cuci tangan pakai sabun di

sekolah. 1 orang mengetahui bahwa kalau tidak cuci tangan maka

kuman yang ada di telapak tangan akan menempel di makanan

sehingga menyebabkan diare Maka dari itu peneliti tertarik untuk

memilih di lingkungan sekolah SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi.

Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran seperti kartu

bergambar dengan jumlah siswa sebanyak 302 siswa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan


21

penelitian terhadap PHBS terkait CTPS anak sekolah karena

berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) pada tahun 2006,

didapatkan bahwa pola cuci tangan pakai sabun pada masyarakat

yaitu 12% setelah buang air besar, 9% setelah membersihkan tinja

bayi dan balita, 14% sebelum makan, 7% sebelum memberi makan

bayi, dan 6% sebelum menyiapkan makanan. Berdasarkan

permasalahan diatas, penelitian ini merumuskan “Pengaruh

Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap Pengetahuan dan sikap

Tentang CTPS di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti

merumuskan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada Pengaruh

Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap Pengetahuan dan sikap

Tentang CTPS di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap Pengetahuan dan sikap

Tentang CTPS di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun

2022.

2. Tujuan Khusus

a. mengetahui rata-rata pengetahuan siswa tentang CTPS

sebelum di berikan penyuluhan dengan media Kartu

Bergambar pada siswa SDN 07 Teladan Kota Bukittinggi


22

tahun 2022.

b. mengetahui rata-rata pengetahuan siswa tentang CTPS

sesudah diberikan Penyuluhan dengan media Kartu

Bergambar pada siswa SDN 07 Teladan Kota Bukittinggi

tahun 2022.

c. mengetahui rata-rata sikap siswa tentang CTPS sebelum

diberikan Penyuluhan dengan media Kartu Bergambar

pada siswa SDN 07Teladan Kota Bukittinggi tahun 2022.

d. mengetahui rata-rata sikap siswa tentang CTPS sesudah

diberikan Penyuluhan dengan media Kartu Bergambar

pada siswa SDN 07Teladan Kota Bukittinggi tahun 2022.

e. Untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kartu

Bergambar Terhadap Pengetahuan Tentang CTPS di SDN

07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022.

f. Untuk Mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kartu

Bergambar Terhadap Sikap Tentang CTPS di SDN 07

Teladan Kota Bukitinggi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terbagi 4 (empat) yaitu manfaat bagi

tempat peneliti, bagi peneliti, institusi pendidikan, puskesmas dan

bagi peneliti lainnya.

a. Bagi Siswa/i
23

Memberikan informasi dan masukan kepada siswa/i SDN

07 Teladan Kota Bukittinggi mengenai media, promosi yang

menarik bagi siswa untuk merubah perilaku Pengaruh

Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap Pengetahuan dan sikap

Tentang CTPS di SDN 07 Teladan Kota BukitinggiTahun 2022

Sebagai bahan bacaan dan wawasan bagi anak dalam hal

pemahaman terkait cuci tangan pakai sabun guna Mencegah

penyakit.

b. Bagi Peneliti

Untuk mengembangkan dan menambah wawasan

peneliti tentang media promosi Kesehatan yang inovatif

dalam meningkatkan pengetahuan siswa serta mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang

pendidikan terutama tentang Efektifitas Penyuluhan Kartu

Bergambar Terhadap Pengetahuan dan sikap Tentang CTPS di

SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022 dan menambah

referensi bagi mahasiswa universitas fort de kock.

d. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi data dasar untuk penelitian serupa dan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan pada penelitian yang

akan datang dalam membuat penelitian yang lainnya. Peneliti


24

berikutnya dapat mengembangkan variable-variabel penelitian

disamping variable yang sudah ada.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan

Kartu Bergambar Terhadap Pengetahuan dan sikap Tentang CTPS di SDN

07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022 sampel penelitian yaitu siswa kelas

III. Sedangkan alasan peneliti menggunakan kelas III adalah siswa-siswi di

kelas tersebut dapat di ajak bekerja sama. penelitian ini menggunakan

metode Kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen dengan desain

quasi eksperimen dengan rancangan post test group desain dengan Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner dan penelitian telah dilakukan

pada bulan September. sampel penelitian ini ditentukan dengan cara

Purposive sampling tidak dipilih secara acak dari jumlah populasi dari

keseluruhan siswa 302 siswa namun sampel di ambil dari kelas 3 dengan

jumlah siswa 25 siswa. teknik pengolahan data yang digunakan Analisa

univariat/ Analisa bivariate dengan uji Wilcoxon.

Yang membedakan penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu

terletak pada variabelnya, pada penelitian ini menggunakan media kartu

bergambar terhadap pengaruh pengetahuan dan sikap anak-anak sd dalam

melakukan cuci tangan pakai sabun dan perbedaannya juga terletak pada

waktu, tempat, populasi, dan sampel yang digunakan. Persamaannya terletak

pada desain penelitian dan instrument yang digunakan peneliti.


25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan pakai sabun adalah suatu tindakan sanitasi

jari-jari pada tangan mengunakan sabun dan di aliri dengan air

bersih. Cuci tangan pakai sabun adalah proses membuang debu

dan kotoran, melalui proses dari kulit kedua tangan dengan

memakai air dan sabun, cuci tangan pakai sabun ialah cara yang

mudah, dan sangat bermanfaat supaya bisa mencegah


26

bermacam-macam penyakit penyebab kematian yaitu salah

satunya Diare (Fajaruddin,2018). CTPS atau Cuci Tangan

Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan

air bersih yang mengalir dengan mengunakan sabun

Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan Republik

indonesia (2019) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan

langkah kecil untuk memulai hidup sehat. Perilaku sederhana

ini bisa melindungi kita dari penyakit seperti diare dan saluran

pernapasan. Selain itu, Cuci Tangan Pakai Sabun juga bisa

mencegah menyebarnya penyakit infeksi.

2. Manfaat

Menurut Kemenkes (2018) manfaat dilakukannya cuci tangan

yaitu untuk :

a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan

b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kecacingan,

Penyakit kulit,Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Tangan

menjadi bersih dan penampilan lebih menarik.

3. Alasan Harus Mencuci Tangan dengan Air Bersih dan Sabun

a. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke


27

tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke

dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit

b. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh

kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih

tertinggal di tangan.

4. Bahaya Jika Tidak Mencuci Tangan

Disamping manfaat secara kesehatan yang telah

terbukti, banyak orang tidak melakukannya sesering yang

seharusnya bahkan setelah ke kamar mandi.Jika tidak mencuci

tangan memakai sabun, kita dapat menginfeksi diri kita sendiri

terhadap kuman dengan menyentuh mata, hidung dan mulut.

Dan kita juga dapat menyebarkan kuman ke orang lain dengan

menyentuh mereka atau dengan menyentuh permukaan yang

mereka sentuh juga seperti hendel pintu. Penyakit infeksi

umumnya menyebar melalui kontak tangan termasuk demam

biasa (common cold), flu dan beberapa kelainan sistem

pencernaan seperti diare. Kebersihan tangan yang kurang juga

menyebabkan penyakit terkait makanan seperti infeksi

Salmonella dan E.coli.beberapa mengalami gejala yang

mengganggu seperti mual, muntah, diare.

5. Waktu Pelaksanaan

Waktu cuci tangan menurut Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia (2017) adalah:

a. Sebelum dan setelah makan


28

b. Setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)

c. Setelah buang sampah

d. Sesudah memegang hewan

e. Setelah buang ingus

f. Setelah bermain atau olahraga.

6. Langkah-langkah Cuci Tangan

Ada 2 cara Mencuci tangan yaitu mencuci tangan dengan


Hand wash dan Hand rub :

a. Cuci Tangan Hand-Wash

Teknik mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

yang mengalir. yaitu setiap wastafel dilengkapi dengan

peralatan cuci tangan sesuai standar misalnya kran air

bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat

sampah injak tertutup yang dilapisi kantung sampah, alat

pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sabun cair

atau cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai

antiseptic. Oleh karena itu sarana serta prasarana juga

harus memadai untuk mendukung cuci tangan supaya

dapat dilakukan dengan maksimal. Prosedur Hand-wash

sebagai berikut:

1) Melepaskan semua benda yang melekat pada tangan,

seperti cincin atau jam tangan.

2) Membuka kran air lalu membasahi tangan.

3) Meletakan sabun cair ke telapak tangan secukupnya.


29

4) Melakukan gerakan tangan, yang pertama meratakan

sabundengan kedua telapak tangan.

5) Kedua punggung telapak tangan saling menumpuk

secarabergantian.

6) Bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti

gerakanmenyilang.

7) Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada

telapak tangandengan gerakan mengunci.

8) Membersihkan ibu jari secara bergantian.

9) Posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar

kedalam beralaskan telapak tangan secara bergantian.

Bilas tangan denganair yang mengalir.

10) Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.

11) Menutup kran air menggunakan siku bukan dengan

jari karena jari yang telah selesai kita cuci pada

prinsipnya bersih. Lakukan semua prosedur selama 40

– 60 detik

b. Cuci Tangan Hand-Rub

Teknik mencuci tangan ini adalah membersihkan

tangan dengan cairan berbasis alkohol, dilakukan sesuai

lima waktu. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci

tangan Hand-rub hanya cairan berbasis alkohol sebanyak 2

– 3 cc. Prosedur cuci tangan Hand-rub sebagai berikut:

1) Melepaskan semua benda yang melekat pada tangan,


30

seperti cincin atau jam tangan.

2) Cairan berbasis alkohol ke telapak tangan 2 – 3 cc.

3) Melakukan gerakan tangan mulai dari meratakan

sabun dengankedua telapak tangan.

4) Kedua punggung telapak tangan saling menumpuk

secarabergantian.

5) Bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti

gerakanmenyilang.

6) Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada

telapak tangandengan gerakan mengunci.

7) Membersihkan ibu jari secara bergantian.

8) Posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar

kedalam beralaskan telapak tangan secara bergantian.

Lakukan semua prosedur selama 20 – 30 detik.

B. Pengetahuan (KnowLedge)

1. Pengertian

Pengetahuan yaitu hasil dari tahu dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan


31

dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2018).

2. Tingkatan Pengetahuan

(Menurut Notoatmodjo, 2017.) Pengetahuan yang tercakup

dibagimenjadi 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu adalah mengingat kembali atau recall terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. cara agar bisa

mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang

dipelajari yaitu dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan supaya

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

Seseorang yang telah paham terhadap objek 16 atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, dan

menyimpulkan terhadap objek yang telah dipelajarinya.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi yang sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan


32

yaitu aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya disituasi yang lain maupun

konteks.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam kompenen-kompenen,

tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Keahlian seseorang

dapat dilihat apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas

objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan terhadap suatu kemampuan

seseorang untuk merangkum maupun meletakkan dalam

satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimilikinya. Dengan kata lain sintesis

merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formula

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat

menyusun, dapat meringkaskan, dapat merencanakan, dan

dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk


33

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

atau materi tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat.

C. Sikap (Attitude)

Sikap (attitude) berkaitan dengan suatu objek atau

sekelompok objek, tetapi sifat tidak. Sikap memberi penilaian yaitu

menerima atau menolak terhadap objek, sifat tidak (Notoatmodjo

2018)

sikap merupakan suatu reaksi atau respons yang masih

tertutup dari seseorang terhadap stimulus maupun objek. Sikap

secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu, dimana dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yang bersifat terhadap stimulus social.

Berdasarkan Newcomb yang merupakan seorang ahli

psikologis social. menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelakasanaan

motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas, tapi merupakan predisposisi tindakansuatu perilaku.

Setelah seseorang mengetahui sitimulus maupun objek,

proses selanjutnya yaitu akan menilai atau bersikap terhadap

stimulus maupun objek kesehatan. Oleh sebab itu indicator untuk

sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni:

1. Sikap terhadap sakit dan penyakit


34

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat dari

seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab

penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit.

Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Yaitu penilaian

atau pendapat dari seseorang terhadap cara memelihara dan

cara berperilaku hidup sehat. Dengan perkataan lain

pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman,

olahraga, istirahat,dan sebagainya bagi kesehatan.

2. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruh terhadap kesehatan. Misalnya pendapat terhadap air

bersih, polusi, pembuangan limbah.

D. Kartu Bergambar

1. Pengertian Kartu Bergambar

Kartu Bergambar adalah salah satu media visual yang

dapat meningkatkan pengetahuan yang di persepsi dan di

stimulus dengan menggunakan alat indera penglihatan.

(Santoso, 2016)

Menurut Angreany (2017), Adapun kelebihan dan

Kekurangan darikartu bergambar yaitu:


35

a. Kelebihan dari kartu bergambar mudah untuk

dibawa-bawa, media kartu bergambar sangat praktis

karna siapapun bisa menggunakan media ini, mudah

diingat karena media kartu bergambar disajikan

dengan pesan-pesan pendek yangmemudahkan siswa

untuk mengingat pesan tersebut, dan menyenangkan.

b. kelemahan dari kartu bergambar hanya menekan

pada persepsi indra penglihatan dan ukurannya dan

sangat terbatas untuk kelompok besar.


E. Promosi Kesehatan

1. Pengertian Promosi Kesehatan

Dalam kegiatan untuk upaya meningkatkan pengetahuan

dan sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara

menyampaikan pesan Kesehatan menggunakan Teknik

penyuluhan atau promosi Kesehatan agar meyakinkan siswa

dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi

mau dan yang tidak mampu menjadi mampu dengan

menggunakan Bahasa yang mudah dipahami serta

menggunakan alat peraga atau media (fitriani, 2011).

33
Sedangkan menurut kementrian Kesehatan Republik

Indonesia (2016) promosi Kesehatan adalah upaya supaya

meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran

dari, oleh untuk dan Bersama masyarakat, agar mereka dapat

menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang

bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan

didukung kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan.

2. Tujuan Promosi Kesehatan

a) Tercapainya perubahan perilaku

Mengubah perilaku seseorang atau masyarakat dalam

bidang Kesehatan. masyarakat mampu berperan aktif

seperti yang diharapkan, masyarakat perlu memiliki

pengetahuan yang cukup dalam bidang Kesehatan,

memiliki sikap yang positif terhadap Kesehatan serta

mempunyai kemauan dan kemampuan dalam

melaksanakan upaya-upaya Kesehatan secara mandiri.

b) Terbentuknya perilaku sehat

Penyuluhan Kesehatan yang dilakukan oleh petugas

Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan sehingga perilaku

Kesehatan masyarakat dapat meningkat.

34
3. Metode atau Teknik Promosi Kesehatan

Metode atau Teknik dalam promosi Kesehatan

merupakan suatu kombinasi antara cara dan alat bantu

ataupun media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan

promosi Kesehatan agar tercapainya perubahan perilaku.

Menurut (Notoatmodjo,2018), metode Pendidikan dan

Teknikpromosi Kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu:

a) Metode Promosi Kesehatan Individual

Metode ini digunakan apabila antara promotor Kesehatan

dan sasaran atau kliennya dapat berkomunikasi langsung

,baik bertatap muka (face to face) maupun melalui sarana

komunikasi lainnya, misalnya telepon.

b) Metode Promosi Kesehatan Kelompok

Untuk memilih metode Pendidikan yang harus diingat

yaitu besarnya kelompok sasaran serta tingkat

Pendidikan sasaran. untuk kelompok yang besar,

metodenya beda dengan kelompok kecil. Sasaran

kelompok dibedakan menjadi dua, yaitu:

c) Metode dan Teknik promosi Kesehatan untuk kelompok

kecil, disebut kelompok kecil karena terdiri dari 6-15

orang. Misalnya; diskusi kelompok, metode curahan

pendapat (brain storming), bola salju (snow ball)

bermain peran (role play) dan metode permainan

simulasi (simulation game).

35
d) Metode dan Teknik promosi Kesehatan untuk kelompok

besar karena peserta terdiri dari 15 sampai dengan 50

orang. Misalnya; ceramah, seminar dan loka karya.

c) Metode Promosi Kesehatan Massa

Metode ini cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan

Kesehatan yang di tunjukan kepada masyarakat

dikarenakan metode ini bersifat umum, dengan masuk

tidak membedakan jenis kelamin,

golongan umur, status serta pekerjaan. Metode dan

Teknik promosi Kesehatan untuk massa yang sering

digunakan adalah:

a) Ceramah umum (public speacking), misalnya

di lapangan terbuka dan tempat-tempat umum

(publicplaces).

b) Penggunaan media masa elektronik, seperti

radio dan televisi.

c) Penggunaan media cetak, seperti koran,

majalah dan buku.

d) Penggunaan media di luar ruang, misalnya;

billboard, spanduk dan umbul-umbul.

36
4. Materi atau Pesan

Menurut (Fitriani, 2011), materi atau pesan yang

disampaikan hendaknya memenuhi persyaratan berikut :

a) Menggunakan Bahasa yang mudah dimengerti

b) Materi tidak sulit dan mudah dipahami

c) Menggunakan alat peraga/media

d) Materi sesuai kebutuhan

5. Media Promosi Kesehatan

Media berasal dari Bahasa latin yang merupakan bentuk

jamak dari “Medium” dan secara garis besarnya ialah

“Perantara” ataupun “Pengantar” jadi pengertian dari media

yaitu perantara ataupun pengantar pesan dengan penerima

pesan. Alat peraga atau media didalam promosi Kesehatan

dapat menjadi alat bantu untuk kegiatan penyuluhan yang bisa

didengar, dilihat, diraba dan dirasa agar memperlancar

penyampaian informasi Kesehatan (kholid, 2014).

Notoatmodjo (2018) mengungkapkan yang dimaksud

dengan alat bantu atau media promosi Kesehatan adalah alat

yang digunakan dalam menyampaikan bahan, materi ataupun

pesan Kesehatan agar masyarakat atau seseorang bisa

memperoleh pesan maupun pengetahuan dari berbagai macam

alat bantu atau media.

37
F. KERANGKA TEORI

Pada penelitian ini menggunakan teori modifikasi laswell dan S-O-R :

Bagan 2.3 Kerangka Teori

Promotor
Kesehatan

Promosi
Kesehatan

Media kartu
Bergambar
Pengetahuan
Tentang cuci
tangan pakai sabun
Anak Sekolah
Dasar 07 Teladan
kota bukitinggi Respon tertutup.
Sikap tentang cuci
tangan pakai sabun.

Sumber : Modifikasi kerangka teori Laswell Dan S-O-R


(Effendy,2003)

38
BAB III

KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep

Konsep merupakan suatu abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak

dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan

diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variable-

variabel. Dari variable itulah konsep dapat diamati dan diukur.

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau

diukur melalui penelitian yang dimaksud (Notoatmodjo, 2017).

Kerangka konsep penelitian ini tentang Pengaruh kartu

bergambar terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun.

Skema 3.1

39
Kerangka Konsep Penelitian

Penyuluhan Dengan
Kartu Bergambar

POST
PRE Sikap CTPS
Pengetahuan CTPS sesudah di
sebelum diberikan Intervensi CTPS
berikan kartu
kartu bergambar bergambar

B. Defenisi Operasional

Defenisi Operasional adalah mengidentifikasikan variabel

secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Notoatmodjo, 2017). Defenisi Operasional penelitian ini dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

40
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara Ukur Bahan Hasil Skala
Operasional dan Alat Ukur Ukur
Ukur
1. Penyuluhan Pemberian Hasil Kartu -
dengan Penyuluhan Kuesioner Bergambar Rasio
Kartu Tentang Kuesioner
Bergambar Cuci Tangan
Pakai Sabun
dengan
menggunaka
n Media
Kartu
Bergambar
2. Pengetahua Segala sesuatu Kuesioner Kuesioner Skor Rasio
n yang diketahui dengan 10 Pengetah
atau dipahami butir uan
pertanyaan
oleh
jawaban
responden bebar/ ya
tentang diberikan :
langkah- 1 dan
langkah cara jawaban
mencuci yang salah
tangan pakai /tidak
diberi
sabun
skor:0

41
3. Sikap Sikap adalah Terdiri Kuesioner Skor sikap Rasio
respon yang dari 10
diberikan pernyataan
responden pengukura
terhadap cuci n diukur
tangan pakai dengan
sabun yaitu skala likert
sikap positif kategori
atau negative penilaian
dengan
bobot skor
pernyataan
terdiri dari
pernyataan
positif
(menduku
ng)
dengan
pilihan
jawaban: 4
: Sangat
Setuju
(SS) 3 :
Setuju
(S)
2 : Tidak
Setuju
(TS) 1 :
Sangat
tidak
setuju
(STS).

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian,

yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.

Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis

dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Notoatmodjo,

2018). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

42
Ha :Adanya pengaruh penyuluhan kartu bergambar terhadap

pengetahuan dan sikap tentang cuci tangan pakai sabun(CTPS)

di SDN 07 Teladan Kota Bukittinggi.

Ho : Tidak adanya pengaruh penyuluhan kartu bergambar terhadap

pengetahuan dan sikap tentang cuci tangan pakai sabun (CTPS)

di SDN 07 Teladan Kota Bukittinggi.

43
BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre-eksperimental

dengan “one grup pre test dan post test design” yaitu desain

penelitian yang melibatkan satu kelompok yaitu diberi pretest

sebelumnya kemudian diberi perlakuan dan diberi posttest.

Keberhasilan perlakuan ditentukan dengan membandingkan nilai

pretest dan posttest.

Pada penelitian ini menggunakan kelompok, dimana kelompok

diberikan intervensi dengan media kartu bergambar Rancangan

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pretest Posttest

01 X1 O2

01 : Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Menggunakan Kartu

Bergambar.X1: Pengetahuan

O2: Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun Menggunakan Kartu


Bergambar.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

44
Penelitian sudah dilakukan pada bulan September 2022 di SDN

07 Teladan Kota Bukittinggi Tahun 2022.

45
C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek

yang diteliti (Notoatmodjo, 2017).Populasi penelitian ini

adalah seluruh siswa SDN 07 Teladan Kota Bukittinggi dengan

jumlah 302 Siswa.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi ini. Dalam mengambil sampel

penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu

sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili

populasinya. Teknik ini biasanya disebut metode sampling atau

teknik sampling (Notoatmodjo, 2017). Teknik dari pegambilan

sampel penelitian ini yaitu Purposive Sampel . Sampel

penelitian ini adalah siswa kelas III berjumlah 25 siswa .

3. Kriteria sampel

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan

akan diteliti. Pertimbangan ilmiah harus menjadi pedoman

saat menentukan kriteria iklusi. Kriteria inklusi sebagai

berikut:

1) Siswa kelas III yang masih aktif datang ke sekolah setiap


hari.

2) Siswa yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

42
3) Siswa yang berada dilokasi penelitian saat penelitian.

4) Siswa yang bisa baca tulis.

5) Siswa yang mampu berkomunikasi (kesadaran compos


metis)
b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria karena

berbagai sebab, antara lain :

1) Siswa menolak menjadi responden.

2) Siswa yang tidak bisa baca tulis.

3) Siswa yang tidak berada dilokasi penelitian.

43
4. Prosedur Penelitian

1.perizinan penelitian

2. Dikumpulkan siswa kelas III SD yang


berjumlah 25 orang di sebuah ruangan
kelas

3. responden yang berjumlah 25 orang diberikan


pretest dengan kuesioner sebelum
diberikan promosi kesehatan dengan
kartu bergambar Setelah
diberikannya pretest tersebut maka
peneliti akan menghitung hasil dari
pretest tersebut.

4.Setelah diberikan pretest maka dilakukan intervensi promosi kesehatan


tentang cuci tangan pakai sabun sebanyak 2 kali, Kelompok diberikan
intervensi promosi kesehatan mengunakan media kartu bergmbar
dengan langkah2 cuci tangan pakai sabun

5. Setelah 3 hari diberikan intervensi setelah dilakunya


maka responden diberikan test akhir (posttest)
dengan kuesioner yang sama pada saat
pretest. Agar mengetahui nilai rata-rata tingkat
pengaruh dan sikap dengan media kartu bergambar
dengan langkah cuci tangan pada anak sekolah
dasar.

6. pengolahan data dan analisa data

7. hasil penelitian dan kesimpulan

44
D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan

menggunakan kuesioner yang dibuat dan disesuaikan dengan

data untuk penelitian dengan mengembangkan kerangka

konsep sehingga diperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan

penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data

primer, yang didapat melalui media social maupun data laporan

dari institusi kesehatan terkait.

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian merupakan suatu alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian.Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner.

F. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2017), etika penelitian adalah suatu

pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang

melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek

penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih

dahulu mengurus surat permohonan izin penelitian Ke bagian

LPPM Universitas For de Kock , dan mengajukan surat izin

meneliti ke Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bukittinggi untuk

45
meneliti di SDN 07 Teladan Kota Bukittinggi. Untuk meyakinkan

penelitian ini dilakukan uji etik pada Komite Etik di Fakultas

kesehatan. Setelah mendapatkan surat izin, peneliti mulai

melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika yang

meliputi etika penelitian.

Menurut Milton, 2018; Notoatmojo ( 2017) ada 4 prinsip

etikapenelitian :

a) Menghormati harkat dan martabat manusia

Sebagai ungkapan peneliti menghormati harkat & martabat

subjek penelitian yaitu dengan memberikan lembar persetujuan

/ inform consent kepada subjek penelitian. Setelah di berikan

penjelasan, lembar persetujuan / inform consent diberikan

kepada subjek penelitian. Jika subjek penelitian bersedia di

teliti maka subjek penelitian akan menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati

haknya.

b) Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Setiap orang berhak untuk tidak memberikan apa yang

diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu untuk menjaga

kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

memberikan inisial pada masing- masing lembar tersebut. Data

yang diperoleh akan digunakan semata-mata demi

46
perkembangan ilmu pengetahuan.

c) Justice / Keadilan & inklusivitas / keterbukaan

Dalam penelitian ini, peneliti selalu menjelaskan prosedur

penelitian dan menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dankeuntungan yang sama.

d) Memperhitungkan manfaat & kerugian yang ditimbulkan

Selama penelitian, peneliti berusaha meminimalkan dampak

yang merugikan bagi subjek penelitian dengan menjalin

komunikasi yang baik, rasa saling percaya antara peneliti dan

subjek penelitian.

G. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data

selesai, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyuntingan Data (Editing)

Merupakan kegiatan memeriksa seluruh daftar

pertanyaan yang ada pada kuesioner apakah sudah dijawab

dengan lengkap dan jelas olehresponden.

2. Pengkodean Data (Coding)

Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

penyuntingan data dengan menggunakan cara memberikan

simbol atau tanda berupa angka terhadap jawaban responden

penelitian.

3. Memasukkan Data (Entry Data)

Merupakan kegiatan memasukkan data ke computer dan

47
pengolahan.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Data yang sudah di masukkan, diperiksa kembali untuk

memastikan bahwa data tersebut telah bersih dari kesalahan,

baik kesalahan dalam pengkodean atau dalam membaca kode,

sehingga data siap dianalisa.

H. Analisis Data

Analisis dilakukan untuk mendeskripsikan, menghubungkan

dan menginterpretasikan suatu data penelitian (Notoadmojo, 2020)

1. Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui

distribusi masing- masing variabel penelitian yaitu

pengetahuan. Serta rerata hasil pengaruh pemberian edukasi

pengaruh Kartu Bergambar Terhadap CTPS Sebelum dan

Sesudah Melakukan Promosi Kesehatan Di SDN 07 Teladan

Kota Bukitinggi Tahun 2022.

2. Bivariat

Analisis bivariate ini dilakukan ada atau tidaknya

pengaruh edukasi Efektititas Kartu Bergambar Terhadap CTPS

Sebelum dan Sesudah Melakukan Promosi Kesehatan. Apabila

distribusi data tidak normal, maka di gunakan uji wilcoxon.

48
3. Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji wilcoxon sample kita uji

normalitas terlebih dahulu. Data normalitas merupakan uji

normalitas untuk mengetahui apakah data yang dibuat

terdistribusi dengan normal atau tidak (Donsu,2016). Uji

normalitas data menggunakan metode Shapiro- Wilk (jika

jumlah responden kueang dari 50). Kriteria data sampel

terdistribusi secara normal. Apabila uji normalitas didapatkan

hasil distribusi data yang normal, maka selanjutnya adalah

melakukan paired sample T-Test. paired sampel T;Test adalah

untuk menganalisis hasil-hasil dari data apakah berbeda atau

tidak.

49
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 07 Teladan Kota Bukitinggi merupakan

milik pemerintah daerah. Luas lahan sekolah adalah 1863 m2. Sedangkan

luas bangunan sekolahnya adalah 600 m2. Sekolah ini memiliki 12 ruang

kelas dan jumlah gurunya sebanyak 22 orang dengan memiliki siswa

sebanyak 302 orang. Adapun kurikulum yang dipakai di SD Negeri 07

Teladan Kota Bukitinggi mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 adalah

kurikulum 2013.

Sekolah mempunyai pekarangan yang cukup luas dan tedapat

taman-taman yang di tanami beragam bungal, lokasi SD ini terletak

dipinggir jalan, dikelilingi rumah-rumah penduduk. Meski demikian,

lingkungan alamnya sejuk dan asri, karena sekolah mengimbanginya dengan

berbagai taman bunga dan pohon-pohon.

Dilihat dari bangunan fisiknya, sekolah SD Negeri 07 teladan

terletak di jalan panorama NoA Bukitinggi, sekolah ini berdiri pada tanggal

02 januari 1952 sehingga pada saat ini berusia lebih kurang 69 tahun.

Sedangkan tanggal SK izin operasional tanggal 10 januari 1910.

a. Visi SD negeri 07 Teladan Kota Bukitinggi

Terwujudnya warga sekolah yang berkarakter, berprestasi sehat dan

peduli lingkungan.

b. Misi SD Negeri 07 Teladan Kota Bukitinggi

50
1. Mengembangkan kepribadian siswa yang berkrakter

2. Mengoptimalkan layanan pendidikan dengan memperhatikan

kebutuhan perkembangan peserta didik

3. Mengembangkan potensi setiap individu dibidang akademis, dan

non akademik

4. Mengembangkan pembelajaran berbasis TIK

5. Meningkatkan kepedulian warga sekolah terhadap kebersihan

dan kesehatan

6. Menumbuhkan budaya cinta lingkungan dengan melaksanakan

7K(ketertiban,keindahan,kebersihan,keamanan,kekeluargaan,ker

indangan dan kedisiplinan).

c. Tujuan SD negeri 07 teladan Kota bukitinggi.

1. Membangun peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada

tuhan yang maha esa dan berahlak mulia serta sehat jasmani dan

rohani.

2. Meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

3. Peserta didik memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

dan mengaktulisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Peserta didik memiliki kempuan mengepresiasikan nilai sosial

budaya daerah maupun budaya nasional.

5. Menghasilkan lulusan yang siap melanjutkan ditingkat

pendidikan lanjutan dan menjadikan peserta didik yang kreatif.

56
B. Karakteristik Responden

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas III dengan

sampel sebanyak 25 responden dapat dilihat karakteristiknya

sebagai berikut :

Tabel 5.1
Karakteristik
Responden

Karakteristik Responden F %
Laki-laki 13 52,0%
Jenis Kelamin Perempuan 12 48,0%
Jumlah 25 100%
8 tahun 9 36%
9 Tahun 15 60%
Umur 10 Tahun 1 4,0%
Jumlah 25 100%

Dilihat dari tabel 5.1 karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin dan umur diketahui bahwa dari 25

responden didapatkan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13

responden (52,0%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak

12 responden (48,0%) dengan umur sebagian besar yang

mendominasi yaitu umur 9 tahun sebanyak 15 responden

(60%) umur 8 tahun sebanyak 9 responden (36%) dan umur 10

tahun 1 responden (4,0%).

57
C. Analisis Univariat

1. Rata-Rata Pengetahuan Siswa Tentang CTPS Sebelum di


Berikan Penyuluhan Dengan Media Kartu Bergambar

Tabel 5.2
Rata-rata Pengetahuan siswa Sebelum Penyuluhan CTPS
Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun2022

Pengetahuan N Mean SD Min-Max

Pre-Test Kartu 25 4,44 1,325 2-7


Bergambar

Pada tabel 5.2 terlihat rata-rata pengetahuan siswa

sebelum penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 4,44

dengan standar deviasi 1,325. Pengetahuan terendah adalah 2

dan pengetahuan tertinggi adalah 7.

2. Rata-Rata Pengetahuan Siswa Tentang CTPS Sesudah di


Berikan Penyuluhan Dengan Kartu Bergambar

Tabel 5.3
Rata-rata Pengetahuan siswa Sesudah Penyuluhan CTPS
Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun2022

Pengetahuan N Mean SD Min-Max

Post-test Kartu 25 8,52 1,358 6-10


Bergambar

Pada tabel 5.3 terlihat rata-rata pengetahuan siswa

sesudah penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 8,52

dengan standar deviasi 1,358. Pengetahuan terendah adalah 6

dan pengetahuan tertinggi adalah 10.

58
3. Rata-Rata Sikap Siswa Tentang CTPS Sebelum di
Berikan Penyuluhan Dengan Kartu Bergambar

Tabel 5.4
Rata-rata Sikap siswa Sebelum Penyuluhan CTPS
Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan
Kota Bukittinggi Tahun 2022

Sikap N Mean SD Min-Max

Pre-test Kartu 25 32,12 2,848 27-37


Bergambar

Pada tabel 5.4 terlihat rata-rata sikap siswa sebelum

penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 32,12 dengan

standar deviasi 2,848. Sikap terendah adalah 27 dan sikap

tertinggi adalah 37.

4. Rata-Rata Sikap Siswa Tentang CTPS Sesudah di


Berikan Penyuluhan Dengan Kartu Bergambar

Tabel 5.5
Rata-rata Sikap siswa Sesudah Penyuluhan CTPS Dengan
Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan
Kota Bukittinggi Tahun 2022

Sikap N Mean SD Min-Max

Post-test Kartu 25 37,84 1,886 34-40


Bergambar

Pada tabel 5.5 terlihat rata-rata sikap siswa sesudah

penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 37,84 dengan

standar deviasi 1,886. Sikap terendah adalah 34 dan sikap

tertinggi adalah 40.

59
D. Analisis Bivariat

1. Pengaruh Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap


Pengetahuan Tentang CTPS di SDN 07 Teladan Kota
Bukitinggi Tahun 2022

Tabel 5.6
Pengaruh Pengetahuan Siswa Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan CTPS Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07
Teladan Kota BukittinggiTahun 2022

Pengetahuan p-value
Pengukuran
N Mean SD SE

Pre-Test Kartu 2 4,44 1,325 0,265


Bergambar 5
0,000

Post-Test Kartu 2 8,52 1,358 0,272


Bergambar 5

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui rata-rata pengetahuan

siswa sebelum penyuluhan dengan media kartu bergambar

adalah 4,44 dengan standar deviasi 1,325. Setelah dilakukan

penyuluhan dengan media kartu bergambar didapatkan rata-rata

pengetahuan siswa adalah 8,52 dengan standar deviasi 1,358.

Terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata pengetahuan

siswa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media kartu

bergambar dengan nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 dimana Ho

ditolak Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian penyuluhan terhadap pengetahuan siswa setelah

diberikan penyuluhan mengenai CTPS dengan media kartu

bergambar.

60
2. Pengaruh Penyuluhan Kartu Bergambar Terhadap Sikap
Tentang CTPS di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi Tahun
2022

Tabel 5.7
Pengaruh Sikap siswa Sebelum dan Sesudah Penyuluhan CTPS
Dengan Media Kartu Bergambar Di SDN 07 Teladan Kota
Bukittinggi Tahun 2022

Sikap P-Value
Pengukuran
N Mean SD SE

Pre-Test Kartu 25 32,12 2,848 0,570


Bergambar 0,000

Post-Test Kartu 25 37,84 1,886 0,377


Bergambar

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui rata-rata sikap siswa

sebelum penyuluhan dengan media kartu bergambar adalah

32,12 dengan standar deviasi 2,848. Setelah dilakukan

penyuluhan dengan media kartu bergambar didapatkan rata-rata

pengetahuan siswa adalah 37,84 dengan standar deviasi 1,886.

Terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata sikap siswa

sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media kartu

bergambar dengan nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 dimana Ho

ditolak Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian penyuluhan terhadap nilai sikap siswa setelah

diberikan penyuluhan mengenai CTPS dengan media kartu

bergambar dan dapat disimpulkan juga bahwasanya adanya

pengaruh dalam memberikan penyuluhan mengenai CTPS

dengan media kartu bergambar di SDN 07 Teladan.

61
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat

1. Rata-rata Pengetahuan Sebelum Penyuluhan CTPS dengan Media


Kartu Bergambar.

Hasil penelitian terlihat rata-rata pengetahuan siswa sebelum

penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 4,44 dengan standar

deviasi 1,325. Pengetahuan terendah adalah 2 dan pengetahuan tertinggi

adalah 7.

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman,perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan dalam

domain kognitif mempunyai tingkatan yang berbeda-beda

(notoatmodjo,2011).

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

62
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Asda (2017) di SD Muhammadiyah 14 Balayudha Palembang terdapat

perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi. Pada pre test pengetahuan didapatkan nilai median 9,00, pada

post test pengetahuan didapatkan nilai median 11,00 dengan selisih 2,00

dan Std.Deviation 0,907.

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan syahputra

(2015) yang menyatakan bahwa, didapatkan hasil dengan uji statistic

bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh kartika (2016) yang menyatakan bahwa perilaku cuci tangan pakai

sabun pada siswa sekolah dasar negeri sambiroto 01 kota semarang dengan

jumlah sampel 80 responden didapatkan hasil responden memiliki

pengetahuan yang baik mengenai cuci tangan pakai sabun sebesar 65,0%.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nikson (2014) menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil

pre test menunjukkan pengetahuan siswa kurang mengenai cuci tangan

pakai sabun yaitu 39 (58,9%) responden. Setelah dilakukaj intervensi

pendidikan kesehatan, sebagian besar responden menunjukkan hasil yang

baik pada post test yaitu 45 (63,4%) responden. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan pakai sabun.

63
Menurut asumsi peneliti dapat di lihat pengetahuan responden

setelah diberikan penyuluhan dengan Kartu Bergambar. responden dapat

memahami materi tentang cuci tangan pakai sabun, Penyajian materi

tentang yang dijabarkan pada kartu bergambar sudah cukup jelas dan juga

ditambah dengan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti kepada

responden, sehingga responden yang sebelumnya tidak pernah

mendapatkan informasi terkait tentang cuci tangan pakai sabun dapat

memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti dan memaham i isi dari

kartu bergambar yang diberikan peneliti.

Adanya pengaruh penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun

(CTPS) dengan menggunakan media kartu bergambar ini dikarenakan

responden diberikan penyuluhan memperhatikan dengan baik ketika

peneliti menjelaskan materi tentang cuci tangan pakai sabun dengan media

kartu bergambar, maka dari itu diharapkan kepada siswa/I dapat

meningkatkan pengetahuan yang telah didapatkan mengenai cuci tangan

pakai sabun agar dapat nantinya berpengaruh pada kesehatan.

2. Rata-Rata Pengetahuan Sesudah Penyuluhan CTPS dengan Media


Kartu Bergambar.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rata-rata pengetahuan

siswa sesudah penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 8,52

dengan standar deviasi 1,358. Pengetahuan terendah adalah 6 dan

pengetahuan tertinggi adalah 10.

Pengetahuan adalah fakta, kebenaran atau informasi yang diperoleh

melalui pengalaman atau pembelajaran disebut posteriori, atau melalui

introspeksi diebut priori. Pengetahuan adalah informasi yang diketahui

64
atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi

pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara

Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna (Maier,2007).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Ary Kurniawan, 2019) di SDN I Petungsewu Malang, bahwa

promosi kesehatan tentang CTPS berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan siswa dengan nilai p value 0,000 lebih kecil dari α ≤ 0,05.

Hal ini menunjukan bahwa dengan pemberian penyuluhan dengan metode

Kartu Bergambar dapat meningkatkan pegetahuan siswa tentang cuci

tangan pakai sabun. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk

tindakan seseorang, karena pengetahuan terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Pauzan dkk (2017) tentang hubungan pengetahuan dengan perilaku

cuci tangan siswa di sekolah dasar negeri kota Bandung diperoleh bahwa

responden yang berpengetahuan baik sebesar 32 (41,0%) lebih besar

dibandingkan responden berpengetahuan kurang sebesar 29 (37,2%),

sedangkan pengetahuan cukup sebesar 17 (21,8%). Didukung juga oleh

penelitian dari Mila dkk (2016) menunjukkan bahwa pengetahuan

responden lebih banyak dijumpai pada responden yang berpengetahuan

baik (65%) dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang baik

(37,5%).

65
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh ratnawati (2017) Berdasarkan hasil penelitian, nilai prosedur

mencuci tangan didapatkan nilai minimum 0 dan maksimum 4. Dengan

median 2,00, Std.deviation 1,327, dan tingkat kepercayaan 95% dengan

rentang 1,48-1,87artinya tingkat penfetahuannya masih rendah.

Menurut asumsi dapat di lihat setelah di lakukan penyuluhan dengan

media kartu bergambar responden dapat memahami materi tentang cuci

tangan pakai sabun, selain itu penyuluhan yang di lakukan sebanyak 2

kali sehingga respoden dapat memahami isi dari penyuluhan tentang cuci

tangan pakai sabun dengan media kartu bergambar tersebut, Penyajian

materi tentang cuci tangan pakai sabun yang dijabarkan pada kartu

bergambar sudah cukup jelas dan juga ditambah dengan penjelasan yang

disampaikan oleh peneliti kepada responden, sehingga responden yang

sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi terkait cuci tangan

pakai sabun dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti dan

memahami isi dari kartu bergambar yang diberikan peneliti.

Pengaruh pengetahuan siswa/i tentang cuci tangan pakai sabun di

karenakan responden memperhatikan peneliti ketika menjelaskan materi

tentang cuci tangan pakai sabun dan responden membaca kartu

bergambar yang di berikan ketika penyuluhan sedang berlangsung,

sehingga respoden yang di berikan penyuluhan dengan media kartu

bergambar lebih mamahami materi yang telah di paparkan di dalam kartu

bergambar dan penjelasan dari peneliti dan menurut peneliti,penelitian ini

berhasil karna melihat rata-rata.

66
3. Rata-rata Sikap Sebelum penyuluhan CTPS dengan Media Kartu
Bergambar.

Hasil penelitian terlihat rata-rata sikap siswa sebelum

penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 32,12 dengan standar

deviasi 2,848. Sikap terendah adalah 27 dan sikap tertinggi adalah 37.

Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang berhubungan

dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam bahasa Inggris

disebut attitude.Attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu

perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi terhadap

suatuperangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut kamus

bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap adalah

perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang

ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan

yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya

serta benar-benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-

masing. (howard,1974)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Khoiruddin (2015),

yang berjudul Tingkat Pengetahuan Berhubungan dengan Sikap Cuci

Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SDN

Ngebel Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta dengan jumlah sampel

38 responden, didapatkan hasil sebanyak 7 siswa (18,5%) siswa

mempunyai sikap baik dan 28 siswa (73,6%) mempunyai sikap dengan

kategori cukup baik.

67
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Agustina (2012) tentang pengaruh pelatihan mencuci tangan terhadap

pengaruh mencuci tangan pada siswa kelas 4 di SDN Wijirejo II Bantul

didapatkan bahwa terdapat pengaruh pelatihan mencuci tangan terhadap

perilaku mencuci tangan pada siswa kelas 4 di SDN Wijirejo II Bantul

dibuktikan dengan nilai signifikan < 0,05, untuk hasil uji t post test sebesar

3,723 (0,000<0,05), uji t observasi kelompok kontrol dengan eksperimen

sebesar 2.384 (0,020<0,05).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wulandari dan Aryana (2019) diperoleh dari Hasil uji statistik

menggunakan uji Wilcoxon yaitu p value = 0,000 ˂ α (0,05), dimana dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan secara signifikan terhadap pengetahuan,

sikap, dan tindakan CTPS sebelum dan sesudah dilakukan promosi

kesehatan melalui pemutaran video terhadap siswa kelas III dan IV SD

Negeri 1 Saba.

Menurut asumsi peneliti, terjadinya perubahan sikap siswa sebelum

diberikan promosi kesehatan, disebabkan oleh pemberian promosi

kesehatan kepada siswa untuk mengetahui cara CTPS dan penyakit yang

disebabkan oleh kuman yang ditularkan langsung dari tangan. Sikap siswa

sebelum diberikan promosi kesehatan lebih banyak bersikap negatif karena

kurangnya informasi yang diterima oleh responden tentang CTPS baik dari

pihak sekolah maupun dari petugas kesahatan salah satunya dari

Puskesmas. Dan menurut peneliti, penelitian ini dianggap berhasil karna

kemampuan siswai/I SDN 07 teladan tersebut memiliki kemampuan anak

68
dalam motorik halus dikategorikan berhasil baik. sesuai data yang sudah di

ambil sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan cuci tangan pakai sabun

dengan menggunakan kartu bergambar mendaptkan hasil sebelum yaitu

32,12 dan sesudah 37,84.

4. Rata-rata Sikap Sesudah penyuluhan CTPS dengan Media Kartu


Bergambar.
Hasil penelitian terlihat rata-rata sikap siswa sesudah

penyuluhan dengan media kartu bergambar yaitu 37,84 dengan

standar deviasi 1,886. Sikap terendah adalah 34 dan sikap tertinggi

adalah 40.

Menurut Cardno, menyatakan bahwa manifestasi sikap tidak

dapat langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu

sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Secara operasional

pengertian sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap kategori stimulus tertentu dan dalam penggunaan praktis,

sikap sering kali dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang

bersifat emosional.3 Dapat disimpulkan, sikap merupakan suatu

kesesuaian individu terhadap objek dari berbagai stimulus yang ada di

sekitar seperti sosial dan emosional. (Prof. Dr. Mar’at 2020)

Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan

(Aminudin di Kota Makasar 2018) dengan hasil persentasi sikap siswa

setelah intervensi edukasi kartu bergambar menjadi sikap negatif

menurun menjadi 27,5%, dan yang memiliki sikap positif terhadap

CTPS menjadi 72,5%. Peningkatan score sikap siswa rata-rata cukup

tinggi yaitu Mean±SD = 1,075 ± 1,347.

69
Hasil penelitian yang mendukung penelitian ini dilakukan oleh

Penelitian Wikurendra (2018), menunjukan bahwa p untuk sikap 0,000

< 0,05 dengan nilai t hitung sebesar -7,245 dan standar deviasi sebesar

7,771 yang berarti terdapat pengaruh pemberian penyuluhan terhadap

sikap tentang mencuci tangan pada siswa kelas IV di SDN Sukomoro I

dan III Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kartika

(2016) yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa Sekolah Dasar Negeri

Sambiroto 01 Kota Semarang dengan jumlah sampel 80 responden

didapatkan hasil responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai

cuci tangan pakai sabun sebesar 65,0%.

Menurut asumsi dapat dilihat setelah dilakukan penyuluhan

dengan media kartu bergambar terhadap sikap responden dapat

memahami materi tentang cuci tangan pakai sabun, selain itu

penyuluhan dilakukan sebanyak dua kali sehingga responden dapat

memahami isi dari penyuluhan tentang cuci tangan pakai sabun dengan

media kartu bergambar dan setelah dilakukan evaluasi dan analisis data

maka didaptkan semua anak dikategorikan cukup baik setelah

dilakukan penyuluhan.

70
B. Analisa Bivariat

i. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Tentang Cuci Tangan


Pakai Sabun (CTPS) dengan Media Kartu Begambar di SDN 07
Teladan Kota Bukitinggi Tahun 2022.

Hasil penelitian diketahui rata-rata pengetahuan siswa sebelum

penyuluhan dengan media kartu bergambar adalah 4,44 dengan standar

deviasi 1,325. Setelah dilakukan penyuluhan dengan media kartu

bergambar didapatkan rata-rata pengetahuan siswa adalah 8,52 dengan

standar deviasi 1,358. Terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata

pengetahuan siswa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media kartu

bergambar dengan nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 dimana Ho ditolak Ha

diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian penyuluhan

terhadap pengetahuan siswa setelah diberikan penyuluhan mengenai CTPS

dengan media kartu bergambar.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Berdasarkan pengertian ini tersirat bahwa pendidikan

kesehatan adalah suatu proses komunikasi yang terjadi dari pengirim ke

penerima pesan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat dilakukan

melalui suatu saluran tertentu atau dengan menggunakan pengantar. Jadi,

media pendidikan adalah perantara atau pengantar pesan tersebut

(Supariasa, 2012).

Menurut penelitian siti hani istiqomah DKK,(2016) Kartu bergambar

memiliki desain dengan gambar dan bentuk yang menarik serta dapat

digunakan sebagai alat baca oleh siswa. Kelebihan media ini, diantaranya

adalah mempermudah penyampaian materi, menarik perhatian siswa,

71
membantu siswa untuk cepat memahami materi dan menumbuhkan

kemampuan untuk berusaha mempelajari sendiri materi CTPS.

Penggunaan kartu bergambar dalam penyuluhan membuat siswa lebih

mandiri sekaligus dapat belajar secara berkelompok. Siswa sekolah dasar

memiliki karakteristik senang bekerja dalam kelompok dan

mempergerakkan sesuatu secara langsung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

linda widyarani (2022) Menggambarkan bahwa rerata pengetahuan

orangtua anak tunagrahita sebelum diberikan intervensi adalah

64,27±2,142 dan sesudah diberikan intervensi adalah 78,05±1,133,

artinya secara signifikan ada perbedaan pengetahuan responden tentang

bagaimana teknik dan langkah cuci tangan pakai sabun dengan air

mengalir, antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Rerata

kemampuan praktik/ketrampilan orangtua anak tunagrahita sebelum

diberikan intervensi adalah 65,09±2,202 dan sesudah diberikan intervensi

adalah adalah 78,18±0,795 (p-value 0,000), artinya secara signifikan ada

perbedaan kemampuan praktik/ketrampilan responden tentang bagaimana

teknik dan langkah cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir,

antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian astikha (2017) bahwa

media kartu bergambar mampu memberikan pengaruh perubahan

terhadap sikap dengan jumlah sampel sebanyak 103 responden didaptkan

nilai hasil median 39,00 nilai minimum 34 dan maksimum 45.

72
Menurut Asumsi peneliti adalah, peneliti menyimpulkan penyuluhan

dengan media kartu bergambar tentang cuci tangan pakai sabun yang

diberikan kepada responden berpangaruh terhadap peningakatan

pengetahuan repsonden, hal ini di sebabkan karena di media kartu

bergambar terdapat penjelasan mengenai cuci tangan pakai sabun dan di

sertai gambar bagaimana cara mencuci tangan pakai sabun dengan baik

dan benar. Peneliti melakukan pengulangan sebanyak 2 kali dan setiap

pengulangan di lakukan evaluasi berupa post test. Materi yang di jelaskan

mudah dipahami dan cukup jelas dan di bantu dengan media kartu

bergambar yang responden dapat memahami materi yang di berikan.

Tetapi walaupun pengulangan sebanyak 2 kali tetap masih adanya

pengetahuan responden yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena

ketika dilakukan penyuluhan ada beberapa responden yang sedang

berbicara dengan teman sebangkunya sehingga responden mengalihkan

perhatian nya tersebut kepada teman yang disebelahnya , sehingga ketika

dilakukan post test dengan pengisian kuisioner responden tersebut

mengisi kuisioner dengan terburu-buru.

ii. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Tentang Cuci Tangan Pakai


Sabun (CTPS) dengan Media Kartu Bergambar di SDN 07 Teladan
Kota Bukitinggi Tahun 2022.

Hasil penelitian diketahui rata-rata sikap siswa sebelum

penyuluhan dengan media kartu bergambar adalah 32,12 dengan

standar deviasi 2,848. Setelah dilakukan penyuluhan dengan media

kartu bergambar didapatkan rata-rata pengetahuan siswa adalah 37,84

dengan standar deviasi 1,886. Terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai

73
rata-rata sikap siswa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media

kartu bergambar dengan nilai p = 0,000 dimana p < 0,05 dimana Ho

ditolak Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian penyuluhan terhadap nilai sikap siswa setelah diberikan

penyulhan mengenai CTPS dengan media kartu bergambar dan dapat

disimpulkan juga bahwasanya adanya pengaruh dalam memberikan

penyuluhan mengenai CTPS dengan media kartu bergambar di SDN

07 Teladan.

Menurut penelitian Andani, (2021). Kartu bergambar dapat

meningkakan pengetahuan siswa/ I. Hal ini dapat dilihat dari adanya

peningkatan pengetahuan dari sebelum dan sesudah diberikan

penyuluhan kesehatan. Secara teori kartu bergambar sebagai media

penyuluhan yang efektif dalam upaya meningkatkan pengetahuan

anak, karena kartu brgambar merupakan media cetak yang bisa

memuat tulisan gambar, dan praktis.

Hasil penelitian ini sejalan dengan supriadi putra (2012), perhitungan

diperoleh nilai P sebesar 0,000 < 0,05. Maka hasil dalam penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh kartu bergambar terhadap

peningkatan pengetahuan. antara sebelum dan sesudah diberikan kartu

bergambar, teruji kebenarannya. Nilai rata-rata pengetahuan sebelum

diberikan kartu bergambar sebesar 18,18 dan setelah diberikan kartu

bergambar sebesar 41,64. Hasil dari uji t-berpasangan diperoleh bahwa

nilai thitung : 20,736 >. Dengan demikian disimpulkan terdapat pengaruh

kartu bergambar terhadap pengetahuan dan sikap.

74
Penelitian ini sejalan dengan Ika, dkk 2017. hasil analisa data dan

pembahasan pada penelitian ini, terdapat pengaruh pemberian kartu

bergambar terhadap sikap remaja tentang kesehatan dengan p-value =

0,000. Terdapat terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan dengan

p-value = 0,000. Penggunaan media buku saku lebih efektif dalam

meningkatkan pengetahuan remaja di SMK N 2 Kota Bengkulu Tahun

2021 dengan p-value = 0,043

Menurut Asumsi peneliti adalah, peneliti menyimpulkan penyuluhan

dengan media kartu bergambar tentang cuci tangan pakai sabun yang

diberikan kepada responden berpangaruh terhadap peningkatan sikap

repsonden, hal ini di sebabkan karena di media kartu bergambar terdapat

penjelasan mengenai cuci tangan pakai sabun dan di sertai gambar

bagaimana cara mencuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar.

Peneliti melakukan pengulangan sebanyak 2 kali dan setiap pengulangan

di lakukan evaluasi berupa post test.

C. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini tentang pengaruh promosi kesehatan cuci tangan

pakai sabun (CTPS) melalui media kartu bergambar terhadap

pengetahuan dan sikap siswa/i di SDN 07 Teladan Kota Bukitinggi

tahun 2022 masih memiliki keterbatasan diantaranya:

1. Pada penelitian ini hanya membahas pengetahuan dan sikap cuci

tangan pakai sabun, belum membahas terhadap perubahan perilaku.

Hal tersebut terkendala karena untuk mengukur perubahan perilaku

memerlukan waktu yang relatif lama sedangkan peneliti memiliki

75
keterbatasan waktu penelitian.

2. Suasana sulit dikendalikan sehingga perlu bantuan guru kelas untuk

mengawasi.

3. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal sekolah sehingga

waktu penelitian hanya terbatas pada jam istirahat saja.

4. Sarana dan prasarana untuk kegiatan cuci tangan pakai sabun

disekolah belum lengkap.

76
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata pengetahuan siswa sebelum penyuluhan CTPS

dengan media kartu bergambar di SDN 07 Bukittinggi tahun

2022 adalah 4,44.

2. Rata-rata pengetahuan siswa sesudah penyuluhan CTPS

dengan media kartu bergambar di SDN 07 Bukittinggi tahun

2022 adalah 8,52.

3. Rata-rata sikap siswa sebelum penyuluhan CTPS dengan media

kartu bergambar di SDN 07 Bukittinggi tahun 2022 adalah

32,12.

4. Rata-rata sikap siswa sesudah penyuluhan CTPS dengan media

kartu bergambar di SDN 07 Bukittinggi tahun 2022 adalah

37,84.

5. Media kartu bergambar efektif dalam meningkatkan

pengetahuan siswa tentang CTPS di SDN 07 teladan kota

bukitinggi tahun 2022 dengan p-value yang artinya Ho ditolak

Ha diterima, ada pengaruh pengetahuan sebelum dan sesudah

penyuluhan dengan media kartu bergambar

6. Media kartu bergambar efektif dalam meningkatkan sikap

siswa tentang CTPS di SDN 07 Bukittinggi tahun 2022 dengan

p- value = 0,000 yang artinya Ho ditolak Ha diterima, ada

77
pengaruh sikap sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media

kartu bergambar.

B. Saran

1. Bagi siswa/siswi

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan siswa/i

dan dapat mengaplikasikan apa yang dijelaskan peneliti kepada

siswa/i agar kedepannya mampu menerapkan gaya hidup sehat

sehingga dapat menghindari dan menurunkan angka kejadian

penyakit yang di sebabkan karena lalainya melaksanakan cuci

tangan pakai sabun.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi data dasar untuk penelitian serupa dan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan pada penelitian yang

akan datang dalam membuat penelitian yang lainnya.

Penelitian berikutnya dapat mengembangkan variabel-variabel

penelitian disamping variabel yang sudah ada.

3. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi data dasar untuk penelitian serupa dan penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti yang akan

datang.

78
13
DAFTAR PUSTAKA

(2017) panduan perencanaan pelaksanaan hari cuci tangan pakai sabun. www.depkes . go
.id akses tanggal 15 november 2013
Rikesdas.2013.Kementrian Kesehatan Indonesia. Diakses dalam :
http://www.depkes.go.id/resources/downlod/general/hasil%20Rikesdas%20
213.pdf. (Diakses pada 3 Maret 2017).
Natsir, Muh.Fajaruddin. 2018. Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Siswa SDN 169 Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin: Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan Vol.1,
Satria. (2020). Perilaku Hidup Sehat Kunci Pencegahan Virus Corona.
https://ugm.ac.id/id/newsPdf/19085-perilaku-hidup-sehat-kunci-pencegahan-
virus-corona
Bappenas. 2017. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development
Goals. Jakarta : Sekretariat SDGs Indonesia
World Health Organization (WHO). 2007. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di
fasilitas pelayanan kesehatan. 2007 Tersedia dari: URL:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69707/14/WHO_CDS_EPR_2007.6_i
nd.pdf
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. I. Health Statistics.
Dinkes povinsi sumbar 2021.penyakit ispa dipengaruhi lingkuhan.profil dinkes
Dinkes kota bukitinggi 2021.profil dinas kesehatan
Rahmawati, dkk. 2014. Perbedaan Pengetahuan Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah
Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Siswa SDN 1 Duwet Kecamatan
Wonosari Kabupaten Klaten. Di akses tanggal 23 Desember 2020. Artikel
Penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.http://eprints.ums.ac.id/32430/15/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.
Santoso, Andini. 2016. Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat
Menggunakan Media Flashcard. Jurnal Kesehatan Masyarakat Fakultas
Universita Negeri Malang.
Angreany, Femmy. 2017. Keefektifan Media Pembelajaran Flashcard Dalam Keterampilan
Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri
9 Makassar. Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.2.
Febriani, Kiki. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Dalam Pemilihan Jajan Pada Anak Usia Sekolah 7-9 Tahun Desa Ngantru
Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Jurnal Keperawatan Volume 3,
Nomor 1.
Tri MeiLana Hasanah1, Yudi Abdul Majid 2019 Rendahnya pengetahuan anak usia sekolah
tentang pentingnya cuci tangan berkaitan dengan paparan informasi dan
peran serta tenaga kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Palembang Healthcare Nursing Journal Fakultas Ilmu
Kesehatan UMTAS E-ISSN : 2655-6812, Volume 2 Nomor 1, Agustus 2019
http://journal.umtas.ac.id/index.php/healtcare
Ikfina Agustina. penyuluhan, media kartu bergambar, cuci tangan pakai sabun, murid
sekolah dasar 2016 JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3,

14
Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293
Cecilya Kustanti DKK 2019. kemampuan praktik CTPS sebelum dan sesudah diberikan
intervensi Program Studi DIII Keperawatan STIKES Notokusumo Yogyakarta
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8. (1) Pebruari 2022 ISSN. 2407-7232
Fajaruddin M. 2018. Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa
SDN 169 Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan (JNIK) Universitas Hasanuddin, Makasar. 1 (2) : 1-9.
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2019. I. Health Statistics. Pusdatin. Jakarta.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. I. Health Statistics.
Kemenkes RI. 2017. Profil kemenkes 2017
Notoadmodjo 2018. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Santoso, Andini. 2016. Peningkatan Pengetahuan Siswa Mengenai Jajanan Sehat
Menggunakan Media Flashcard. Jurnal Kesehatan Masyarakat Fakultas
Universita Negeri Malang.
Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. I. Health Statistics. Pusdatin. Jakarta.
Kholid, A. 2014. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media dan
Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo.
Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Maier,R. (2007). Knowledge Management Systems Information and Communication
Technologies for Knowledge Management. In Springer (3rd ed.).
Ary Kurniawan, dkk. (2019). Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan dan
Sikap tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kelas IV dan V SDN 1
Petungsewu. Nursing News, 4(1), 100–111.
Asda, Patria. 2017. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Perilaku Mencuci Tangan
Yang Benar Pada Siswa di SDN Kalongan Sleman Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Respati Yogyakarta 4 (3).
Pauzan, dkk. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Cuci Tangan iswa Di Sekolah
Dasar Negeri Kota Bandung. 5(1), 18-23.
Syahputra, Fajar. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan
dan Sikap Pada Siswa Kelas 4-6 di Mi Al-Hilaliyah. Jurnal Keperawatan.
Kartika, Mia. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang.
Jurnal kesehatan masyarakat (e-journal) volume 4, nomor
nikson.2014.Perubahan Dalam perilaku Kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ratnawati, Emmelia. 2017. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Khoiruddin. 2015. Tingkat Pengetahuan Berhubungan Dengan Sikap Cuci Tangan Bersih
Pakai Sabun Sebelum Dan Setelah Makan Pada Siswa SDN Ngebel
Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Jurnal Ners dan Kebidanan
Indonesia.
Wulandari, Ayu. D dan Aryana Ketut. Perbedaan Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Promosi Kesehatan Melalui Pemutaran Video
Tentang CTPS. Jurnal Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar. 9 (2) : 149
– 16P0
Prof. Dr. Mar’at 2020. menyatakan bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat
Aminudin 2018. Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa
SDN 169 Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Jurnal Nasional Ilmu
Kesehatan (JNIK) Universitas Hasanuddin, Makasar. 1 (2) :1-9.
Kartika, dkk. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Cuci Tangan Pakai

15
Sabun Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sambiroto 01 Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang. 4 (5) : 339-
346.
Siti Hani Istiqomah dkk 2016. JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3,
Banyuraden, Gamping, Sleman, DIY 55293 Sanitasi, Jurnal Kesehatan
Lingkungan, Vol.8, No.1, Agustus2016,
Linda Widyarani 2022. Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 8. (1) Pebruari 2022 ISSN. 2407-
7232 Program Studi DIII Keperawatan STIKES Notokusumo Yogyakarta
Astikha, Indhry. 2017. Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Bernyanyi Terhadap
Perubahan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Kelas 1 SD Negeri
106 Kecamatan Sako Palembang. Jurnal Keperawatan.
Supriadi putra (2012). dan Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan kartu bergambar
Perilaku Manusia.

16
DOKUMENTASI

17
Memperkenalkan diri dan tujuan ke siswa/i SDN 07 teladan kota bukitinggi

18
19
Membagikan kuesioner
Pre-Test

20
21
Membantu siswa/I menjelaskan proses mengisi kuesioner

22
23
24
25
26
Berdikusi dengan siswa

27
Proses pengumpulan kuesioner

28
Foto bersama siswa/ I kelas III SDN 07 teladan kota bukitinggi

INTERVENSI KE-1

29
30
Membagikan kartu bergambar

31
Proses penyuluhan cuci tangan pakai sabun dengan media kartu bergambar

32
Proses Tanya jawab dengan siswa/I kelas III

33
PERLAKUAN KE 2

34
35
36
POST-TEST

37
38
39
Pembagian kuesioner
POST-TEST

40
Proses diskusi dengan siswa/i

41
Proses siswa mengisi kuesioner

42
Proses pengambilan absen I

43
Tanya jawab dengan siswa/i

44
45
PENGAMBILAN ABSEN PADA
SISWA KELAS III SDN O7 TELADAN
KOTA BUKITINGGI

46
Pengambilan absen

47
Pengambilan absen

48
Proses pengambilan absen II

DOKUMENTASI FOTO BERSAMA SISWA


KELAS III SDN 07 TELADAN KOTA BUKITINGGI

49
50
51
FOTO BERSAMA KEPALA SEKOLAH
SDN 07 TELADAN KOTA BUKITINGGI

52
FOTO BERSAMA WALI KELAS III
SDN O7 TELADAN KOTA BUKITINGGI

53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68

Anda mungkin juga menyukai