Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN MAGANG LIGA III BINA DESA PROGRAM

ANALISIS KAJIAN EDUKASI CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SEKOLAH DASAR


NEGERI PURWODADI KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN
NAGAN RAYA TAHUN 2022

DISUSUN

Oleh :

Lastri Fitria (1905902010016)

BINA DESA KABUPATEN ACEH BARAT


UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2022
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Magang dengan judul
“Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Siswa/I SD Purwodadi” tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulisan Laporan Tim Riset Keilmuan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada.
1. Bapak Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, SE, MBA, selaku Rektor Universitas Teuku Umar.
2. Bapak Prof. Dr. drh. Darmawi, M. Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar.
3. Bapak Fitrah Reynaldi, SKM, M. Kes selaku ketua Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Teuku Umar.
4. Ibu Teungku Nih Farisni, SKM, M.Kes selaku Ketua Koordinator Pusat Magang
Universitas Teuku Umar.
5. Ibu Yarmaliza, SKM.,M.Si selaku Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Tim Riset
Keilmuan Gampong Purwodadi.
6. Bapak T. Safrizal selaku keuchik Gampong Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya.
7. Dan kepada seluruh anggota Tim Riset Keilmuan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Angakatan III. Serta kepada semua pihak yang telah membantu berpartisipasi dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis berharap Laporan ini dapat berguna bagi pembaca agar mengetahui dan memahami
mengenai kondisi perilaku hidup sehat pada siswa/i SD Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya. Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata sempurna
baik dalam isi maupun cara penyajian, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan Laporan Tim Riset Keilmuan ini.
Meulaboh, 02 Juni 2022
Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Masalah..................................................................................................................................6
1.3 Tujuan....................................................................................................................................6
1.4 Metodologi/Langkah Kerja....................................................................................................6
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI MITRA.........................................................................8
2.1 Profil Mitra.............................................................................................................................8
2.2 Geografi...............................................................................................................................10
2.3 Demografi............................................................................................................................10
2.4 Hasil Identifikasi Masalah...................................................................................................11
BAB III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG.....................................................12
3.1 Kegiatan Penanganan Masalah............................................................................................12
3.2 Desain/ Pola/Bagan..............................................................................................................13
3.3 Kerjasama.............................................................................................................................14
3.4 Hambatan/KendalaMasalah.................................................................................................14
3.5 Kajian/Judul Karya Ilmiah...................................................................................................15
BAB IV. PENUTUP......................................................................................................................16
4.1Kesimpulan...........................................................................................................................16
4.2 Saran/Rekomendasi..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
LAMPIRAN..................................................................................................................................18

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah penduduk, mata pencaharian dan perkembangannya………………………10

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Meminta Izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan kegiatan Edukai Cuci Tangan
Pakai sabun (CTPS)…………………………………………………………............12
Gambar 2. Proses Pelaksanaan Kegiatan Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)………….13
Gambar 3. Kerja Sama dengan kepala sekolah dan guru – guru SDN Purwodadi Kecamatan
Kuala Pesisir kabupaten Nagan Raya………………………………………………14
Gambar 4. Pengantaran surat izin ke SD………………………………………………………..18
Gambar 5. Pelaksanaan kegiatan CTPS…………………………………………………………18
Gambar 6. Praktek cuci tangan pakai sabun……………………………………………………..18
Gambar 7. Foto bersama siswa/siswi SD Negeri 3 purwodadi………………………………….19
Gambar 8. Foto bersama kepala sekolah dan guru SD Negeri 3 Purwodadi……………………19

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali
pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai
fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Salah satu Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah antara lain
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun. (iwan shalahuddin, dkk,
pendidikan kesehatan pada siswa kelas 04 sdn paminggir 1 garut tentang pentingnya mencuci
tangan sebelum makan, 2019).
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah suatu perilaku yang dapat mendukung hidup
bersih dan sehat serta terhindar dari penyakit menular, salah satunya diare. Risiko anak
menderitanya diare akan menurun 40% jika selalu melakukan CTPS (UNICEF, 2020). Kasus
diare banyak menyerang anak-anak termasuk anak sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh
Utomo, dkk serta Rompas, dkk pada anak sekolah dasar (SD) di tempat yang berbeda
menemukan hubungan bermakna antara perilaku CTPS dan kejadian diare (Rimpas, Tuda dan
Ponidjan, 2013; Utoo, Alfiyanti dan Nurahman, 2013). Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
merupakan bagian dari sanitasi yang dilakukan dengan membersihkan tangan dan jemari
menggunakan air dan sabun sampai bersih (Natsir, 2018).
Pendidikan kesehatan di sekolah sangat efektif dilakukan karena sebagian besar waktu
anak-anak berada di sekolah. Selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, sekolah harus
menjadi suatu tempat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta menciptakan lingkungan yang sehat.
Mencuci tangan merupakan proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dengan
memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu
secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme (Depkes, 2010).
Tangan merupakan bagian tubuh yang lembab dan paling sering berkontak dengan kuman, cara
terbaik untuk mencegahnya adalah dengan membiasakan mencuci tangan dengan memakai sabun
(Kamarudin, 2009).

1
CPTS adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah sedikitnya 10 penyakit
seperti diare, masalah saluran napas, disentri, iritasi kulit, biang keringat, radang tenggorokan,
mata merah, jerawat, bau badan dan tifus. Mencuci tangan dengan air saja lebih umum
dilakukan, tetapi hal ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan
CTPS.Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan orang harus
mengalokasikanwaktunya lebih banyak saat mencuci tangan, tetapi penggunaan sabun menjadi
efektif karena lemak dan kotoran yang menempelakan terlepas saat tangan digosok dan
bergesek dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman
penyakit hidup. Semua jenis virus termasuk Covid19 bisa dapat aktif di luar tubuh manusia
selama berjam-jam, bahkan berhari-hari. Mereka bisa menyebar melalui droplets, seperti saat
bersin, batuk, atau saat pengidapnya berbicara.
Saat beraktivitas sehari-hari, akan sulit bagi tangan untuk menghindari virus, bakteri, atau
kuman. Penyebabnya, mata tidak mampu melihat virusnya langsung,sehingga mencuci tangan
adalah langkah terbaik untuk menghindari tertular penyakit. Segala jenis sabun dapat digunakan
untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair.
Namun sabun antiseptik/anti bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak pada publik. Jenis
sabun pun bukan merupakan hal yang penting, hal ini karena Covid19 adalah virus, jadi sabun
tangan antibakteri tidak memberi keunggulan tambahan dibandingkan jenis sabun yang lain
Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memindahkan virus dari
permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan dengan sabun (CTPS) karena ia mengandung senyawa
seperti lemak yang disebut amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang ditemukan dalam
membran virus. Ketika sabun bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun mengikatnya dan
menyebabkannya terlepas dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan diri dari kulit.
Bagaimana mencuci tangan yang benar? Yang pertama dan wajib adalah mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir. Pastikan juga Anda mencuci tangan minimal 20 detik. Anda
juga dilarang menyentuh hidung, mulut, dan mata sebelum mencuci tangan. Virus merupakan
partikel nano dengan bagian terlemah berupa lemak yang disebutlipid bilayer. Sementara sabun
melarutkan membran lemak virus sehingga bisa menghancurkan virus atau mematikannya Secara
lebih detail, virus sebenarnya terbentuk dari tiga komponen utama,yakni ribonucleicacid(RNA),
protein,dan lipid (lemak).

2
Kesehatan merupakan hal yangsangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan
yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.
Kesehatan adalah suatu kondisi perasaan yang sempurna, baik secara fisik atau mental maupun
lingkungan. Terutama dalam memegang atau menyentuh barang atau makanan Tangan
merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui
dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat
efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare. Praktek CTPS
juga dapat mencegah infeksi kulit, mata dan memudahkan kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA) Sekolah sebagai lembaga yang memiliki organisasi yang meiliki kurikulum sebagai
bentuk aktivitas yang direncanakan dan disusun dengan rapi. Pendidikan Kesehatan (PENKES)
diberikan kepada anak dengan tujuan meningkatkan kebiasan hidup sehat sehingga dapat
dipertanggung jawabkan pada diri sendiri dan lingkungannya juga ikut serta pada kegiatan
yang berhubunga dengan kesehatan. Adapun tujuan pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah
memberikan informasi mengenai prinsip hidup sehat, menumbuhkan sikap dan perilaku
hidup sehat serta membentuk kebiasaan untuk hidup sehat. Salah satu cara masuknya bakteri
dari udara maupun debu ke dalam tubuh anak yakni melaui tangan. Kotoran manusia, hewan
atau cairan tubuh (contoh: ingus) yang bersentuhan langsung dengan tangan dapat menjadi
media berpindahnya parasite seperti bakteri dan virus ke dalam tubuh manusia. Akibatnya,
banyak penyakit yang bersarang di dalam tubuh dan untuk mencegahnya melalui tindakan cuci
tangan menggunakan sabun.
Budaya cuci tangan belum diterapkan sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia. Kebiasan
yang terlihat bahwa mencuci tangan dengan sabun justru dilakukan setelah makan. Idealnya
perilaku tersebut dilakukan sebelum makan agar mengurangi bakteri pada tangan. Di Indonesia
telah digelar kembali hari cuci tangan pakai sabun pada tanggal 15 Oktober 2008 sebagai
implementasi dari paradigma baru dari program kesehatan. Mencuci tangan dengan sabun
merupakan upaya pencegahan sebagai perlindunga tubuh dari berbagai penyakit yang sifatnya
menular. Mencuci tangan dengan sabun dapat dilakukan ketika selesai BAB dan BAK, sebelum
makanan disiapkan, sebelum dan sesudah mengkonsumsi makanan, sehabis bermain pada
anak, setelah batuk atau bersin serta setelah membuang ingus Kebiasaan dalam cuci tangan
menggunakan air saja tidak dapat melindungi setiap individu dari bakteri dan virus yang
terdapat di tangan. Terlebih jika mencuci tangan tidak dibawah air mengalir. Apalagi

3
kebiasaan menggunakan dan berbagi wadah cuci tangan hal itu sama saja saling berbagi
kuman dan tetap membiarkan kuman menempel pada tangan. Kebiasaan itu harus ditinggalkan
dan dirubah menjadi yang lebih baik dengan standar prosedur melakukan cuci tangan
menggunakan sabun (Kemenkes RI, 2014).
Pentingnya membudayakan cuci tangan pakai sabun secara baik dan benar juga didukung
oleh World Health Organization (WHO) hal ini dapat terlihat dengan diperingatinya hari cuci
tangan pakai sabun sedunia setiap tanggal 15 Oktober Setiap tahun rata-rata 100 ribu anak
meninggal dunia karena Diare. WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi
angka diare hingga 47%. Penyebab utama diare adalah kurangnya perilaku hidup bersih dan
sehat dimasyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman mengenai cara mencuci tangan pakai
sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih yang mengalir. Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007, perilaku cuci tangan masyarakat Indonesia masih rendah, dananak usia
sekolah dasar, baru 17% melakukan Cuci Tangan Pakai sabun dan air bersih. Riskesdas 2013
proporsi pada umur ≥10 tahun yang melakukan cuci tangan dengan benar 46,7%. Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI (2013)Jurnal
Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas, Vol 1, 2 2018 3 menyebutkan hanya 18,5%
masyarakat Indonesia yang mencuci tangan dengan sabun di lima waktu penting.
Menurut Depkes RI(2009), penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan pakai sabun
yaitu; (1). Infeksi saluran pernapasan karena mencuci tangan dengan sabun dapat melepaskan
kuman-kusman pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan, dan
dapat menghilangkan kuman penyakit lainnya, (2). Diare karena kuman iinfeksius penyebab
diare ditularkan melalui jalur fecal-oral, sehingga mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah
penularan kuman penyakit tersebut, (3). Infeksi cacing, mata dan penyakit kulit,dimana
penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan, penggunaan
sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma,
dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
Cara CTPS yang benar adalah menggosok telapak tangan secara bersamaan,menggosok
punggung kedua tangan, jalinkan kedua telapak tangan lalu digosok-gosokkan, tautkan jari-
jari antara kedua telapak tangan secara berlawanan, gosok ibu jari secara memutar dilanjutkan
dengan daerah antara jari telunjuk dan ibu jari secara bergantian, gosok kedua pergelangan
tangan dengan arah memutar, bilas dengan air dan keringkan. Hal terpenting dalam CTPS

4
bukan berapa lama waktu mencuci tangan, tetapi cara mencuci tangannya (Kemenkes RI,
2014). Menggunakan sabun saat mencuci tangan diketahui sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit dan penularan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan merupakan agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak tidak langsung maupun kontak langsung (menggunakan permukaan lain
seperti handuk dan gelas)(Kemenkes RI, 2013). Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku cuci
tangan menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki dampak besar bagi
pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA, namun mencuci tangan masih
belum menjadi kebiasaan pada masyarakat. Tentunya hal ini masih dipengaruhi oleh banyak hal
diantaranya karena rendahnya pengetahuan, pendidikan dan kesadaran terhadap perilaku cuci
tangan pakai sabun. (Kemenkes RI, 2014) Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun
2006 menemukan baru 12 % yang melakukan CTPS setelah buang air besar, 14 % sebelum
makan, 9% setelah menceboki anak dan 6 % sebelum menyiapkan makanan.
Menggunakan sabun saat mencuci tangan diketahui sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit dan penularan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan merupakan agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak tidak langsung maupun kontak langsung (menggunakan permukaan lain seperti
handuk dan gelas) (Kemenkes RI, 2013). Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku cuci tangan
menggunakan sabun merupakan suatu upaya yang memiliki dampak besar bagi pencegahan
penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA, namun mencuci tangan masih belum
menjadi kebiasaan pada masyarakat. Tentunya hal ini masih dipengaruhi oleh banyak hal
diantaranya karena rendahnya pengetahuan, pendidikan dan kesadaran terhadap perilaku cuci
tangan pakai sabun.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka Tim Riset Keilmuan UTU melaksanakan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk “Edukasi Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun” pada siswa/i Sekolah Dasar Gampong Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten
Nagan Raya.

5
1.2 Masalah
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di lokasi terdapat siswa yang tidak mencuci
tangan menggunakan sabun sebelum makan pada air yang tidak mengalir. Selain itu terdapat
juga siswa/i mencuci tangan sebelum makan dengan air mengalir tetapi tidak menggunakan
sabun. Oleh karena itu edukasi perilaku cuci tangan pakai sabun perlu dilakukan untuk
menghindari angka kesakitan yang timbul akibat bakteri yang menempel ditangan terutama
untuk pencegahan penyebaran terjadinya berbagai penyakit pada saat ini.

1.3 Tujuan
Edukasi kesehatan disekolah diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan. Dengan demikian
anak tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran
yang berhubunga dengan kesehatan.Tujuan edukasi kesehatan disekolah dasar (SD) ini bertujuan
untuk mengubah perilaku siswa/ikearah perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan siswa/i disekolah. Kebiasaan
cuci tangan tidak timbul begitu saja, tetapi harus dibiasakan sejak kecil. Anak-anak merupakan
agen perubahan untuk memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus
mengajarkan pola hidup bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup efektif dalam memberikan
contoh terhadap orang yang lebih tua khususnya mencuci tangan yang selama ini dianggap tidak
penting Kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan
pembagian leftlet dapat meningkatkan pengetahan siswa SD mengenai CTPS.

1.4 Metodologi/Langkah Kerja


Prosedur dalam melaksanakan edukasi cuci tangan pakai sabun (CTPS) di SD Purwodadi yaitu:
1. Melakukan survey pada tanggal 21 Mei 2022 di SD Purwodadi. Survey bertujuan untuk
mengamati kondisi sekolah dan perilaku siswa/i dalam hidup bersih dan sehat.
2. Mahasiswa Tim Riset UTU meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan
kegiatan CTPS.
3. Pada tanggal 23 Mei 2022 mahasiswa Tim Riset UTU melaksanakan kegiatan edukasi pada
siswa/i kelas I SD berjumlah 30 siswa/i.
4. Edukasi dilakukan dengan menggunakan metode pemberian informasi yang disesuaikan
dengan kondisi sasaran.

6
5. Setelah melaksanakan kegiatan edukasi, mahasiswa melakukan dokumentasi dengan guru SD
kelas I dan siswa/i SD Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

7
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI MITRA

2.1 Profil Mitra


Desa Purwodadi adalah salah satu Desa yang berada diKecamatan kuala pesisir Kabupaten
Naga Raya Provinsi Aceh, Desa Purwodadi dikepalai oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh
aparat pemerintah desa, terdiri dari 5 dusun yaitu dusun sidomukti, sukaramai, sidodai, karang
anyar, sidomulyo. Secara monografi desa Purwodadi berbatasan dengan beberapa desa dengan
wilayah sebelah utara gampong jatirejo, sebelah selatan berbatasang gampong arogan, sebelah
timur berbatasan desa purwosari dan sebelah barat berbatasan dengan desa teuku ben. Desa
Purwodadi memiliki luas wilayah ± 150 Ha, dengan dihuni oleh 495 KK dan dengan jumlah
penduduk 1607 jiwa.
Desa Purwodadi Gampong Purwodadi diawali oleh pendatang dari daerah jawa yang
berasal dari Kadipaten Purwodadi, Kecamatan Barat Kabupaten Magetan Jawa Tengah yang
merupakan pekerja diperusahaan swasta yaitu PT Socfindo pada masa Belanda. Karna
banyaknya pendatang tersebut yang tidak dapat kembali keasalnya dari situlah mereka
membentuk suatu gampong dengan nama Purwodadi. Yang memiliki arti (“Purwa” dan “adi”)
yang berarti “awal yang besar/agung”. Gampong Purwodadi terbagi menjadi 5 Dusun, yaitu
Sidomukti, Sukaramai, Sidodi, Karang Anyar dan Sidomulyo. Berdasarkan data Profil Desa
Purwodadi 2021, Desa Purwodadi memiliki jarak Desa Purwodadi ke Kecamatan jarak 15 Km
20 Menit menggunakan motor, 30 menit menggunakan mobil dan 40 menit menggunakan bus.
Dari desa Purwodadi ke Kabupaten mencapai jarak 45 Km, 45 menit menggunakan motor, 45
menit menggunakan mobil dan 80 menit menggunakan bus. Dari desa Purwodadi ke Provinsi
menempuh jarak 287 Km, 5 Jam menggunakan motor, 4 jam menggunakan mobil dan 4 jam
menggunakan bus. Wilayah Desa Purwodadi secara administratif dibatasi oleh wilayah desa-desa
tetangga. Seperti Desa jatirejo, purwosari, arongan, teuku ben.
Desa Purwodadi Kecamatan kuala pesisir Kabupaten Naga Raya Provinsi Aceh, memiliki
beberapa fasilitas-fasilitas, baik fasilitas umum maupun fasilitas sosial. Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia, fasilitas umum merupakan fasilitas yang disediakan untuk kepentingan
umum, seperti jalan, TPU, dan lain-lain. Sedangkan fasilitas sosial adalah fasilitas yang
disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk masyarakat, seperti sekolah, klinik, dan tempat
ibadah. Adapun fasilitas umum dan sosial yang dimiliki Desa Purwodadi dapat dilihat fasilitas
umum yang ada di desa Purwodadi dikategorikan belum cukup lengkap. Desa Purwodadi

8
memiliki jalan aspal dengan kondisi yang kurang baik. Dimana jalan aspal tersebut terdapat
lubang dan ada sebagian jalan masih dalam kondisi berkerikil. Seluruh warga Desa Purwodadi
melakukan aktivitas sehari-hari menggunakan jalan aspal tersebut, baik yang berkendaraan roda
dua berupa motor, mobil maupun truk yang mengangkut barang. Sehingga kondisi jalan aspal
tersebut semakin hari semakin rusak. Adapun fasilitas sosial Desa Purwodadi Kantor Desa
berjumlah 1, Balai Desa berjumlah 1, Lapangan Bola berjumlah 1, Lapangan Voli berjumlah 1,
Mesjid berjumlah 1, TK berjumlah 1, SD berjumlah 1, SMP berjumlah 1, SMA berjumlah 1,
Posyandu berjumlah 1, Pos Kamling berjumlah 1, Poskesdes berjumlah 1 Pemakaman Umum
berjumlah 2.
Berdasarkan observasi di lapangan, adapun fasilitas umum dan sosial desa Purwodadi yang
cukup memadai. Namun, pada beberapa fasilitas umum yang perlu diperhatikan baik masyarakat
maupun pemerintah mengenai jalan, mengingat jalan adalah mobilitas masyarakat untuk
beraktivitas setiap hari. Sedangkan untuk fasilitas sosial yang terdapat di desa Purwodadi sendiri
ada 1 Taman Kanak-kanak yang kondisinya memprihatinkan, gedung yang sangat kecil dan
kondisinya pun kurang layak. Terlihat dari atapnya yang sudah berlubang, dan bangunannya pun
bersifat sementara.
Jumlah penduduk desa Purwodadi adalah 1.607 jiwa dengan jumlah kepala keluarga lebih
kurang sekitar 495. Akan tetapi data jumlah penduduk sebagaimana yang ditulis dalam laporan
ini masih bersifat sementara karena Pemerintah Desa sedang melakukan pendataan ulang.
Berdasarkan data sementara yang kami peroleh desa Purwodadi didominasi penduduk jenis
kelamin perempuan, hal itu disebabkan bukan hanya karena faktor kelahiran akan tetapi juga
dipengaruhi banyaknya pendatang yang masuk ke wilayah desa, dan kebanyakan diantara
mereka adalah perempuan.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan dipaparkan, Seperti yang telah dijelaskan di
awal bahwa penduduk desa Purwodadi didominasi oleh kaum perempuan dengan jumlah 817
orang, sedangkan untuk Laki-Laki sebanyak 790 orang. Persentase jumlah penduduk desa
Purwodadi sebagian besar adalah warga pendatang dan kebanyakan berasal dari Jawa. Jumlah
penduduk desa Purwodadi cenderung meningkat karena tingkat kelahiran lebih besar daripada
kematian, serta penduduk yang masuk lebih besar dari pada penduduk yang keluar, hal ini
dikarenakan pendatang dari luar desa yang masuk untuk bekerja di perusahaan perkebunan

9
kelapa sawit, hingga akhirnya menetap menjadi penduduk desa Purwodadi. penduduk terbilang
sangat tinggi. desa Purwodadi merupakan salah satu desa terkecil untuk luasan lahannya.

2.2 Geografi
Dilihat dari peta Provinsi Aceh, Kabupaten Naga Raya terletak di antara dua Pegunungan
Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur, berada di bagian timur dan berbatasan dengan:
a. Sebelah utara : Berbatasan Dengan Gampong Jatirejo
b. Sebelah timur : Berbatasan Dengan Gampong Purwosari
c. Sebelah selatan : Berbatasan Dengan Gampong Arongan
b. Sebelah barat : Berbatasan Dengan Gampong lueng Teuku Ben
Ditinjau dari letak geografis, wilayah Kabupaten Naga Raya terletak di antara
4.3697, 95.1608.

2.3 Demografi
Secara umum keadaan topografi Gampong Purwodadi merupakan dataran rata dan tidak
berbukit, dengan mayoritas lahan sebagai area perkebunan , pertanian masyarakat.
Tabel 1. Jumlah penduduk, mata pencaharian dan perkembangannya diuraikan sebagai
berikut :
Jenis
Tota Miskin Sumber
No Uraian Kelamin Total Ket
l Data
L P L P
1 Jumlah Penduduk 790 817 1.607 109 113 222 KK Gampong
2 Jumlah Penduduk Dewasa 561 576 1.137 77 102 179 Jiwa Gampong
3 Jumlah KK 393 102 495 19 78 97 KK Gampong
4 Jumlah KK yang tidak produktif - - - - - - KK Gampong
Jumlah Anak yang Putus
5 0 0 0 0 0 0 Jiwa Gampong
Sekolah
6 a. SD 70 125 195 - - - Jiwa Gampong
7 b. SMP 80 79 159 - - - Jiwa Gampong
8 c. SMA 254 199 453 - - - Jiwa Gampong
9 d. S1 57 94 151 - - - Jiwa Gampong
10 Jumlah Anak Kurang Mampu 5 2 7 5 2 7 Jiwa Gampong

10
Jumlah Manula yang perlu
11 87 96 183 87 9 183
mendapat santunan Jiwa Gampong
12 Jumlah penduduk Buta Huruf 4 9 13 4 9 13 Jiwa Gampong
Sumber: Desa Purwodadi

2.4 Hasil Identifikasi Masalah


1. Perilaku merupakan 40%. jika tidak mencuci tangan akan menimbulkan berbagai penyakit.
Salah satu tindakan preventif yang paling mudah dilakukan adalah dengan Cuci Tangan
Pakai Sabun. Mencuci tangan dengan sabun telah terbukti mengurangi timbulnya penyakit
lebih dari 40%, menjadikan mencuci tangan salah satu intervensi yang paling efektif untuk
mengurangi kematian anak. (UNICEF, 2009).
2. Studi pendahuluan didapatkan dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah di SD
Purwodadi Kabupaten Naga Raya tanggal 21 Mei 2022 didapatkan bahwa pendidikan
kesehatan tentang teknik cuci tangan yang benar dengan metode demonstrasi pernah ada,
selain itu di SD tersebut juga tersedia fasilitas seperti tempat cuci tangan, sabun dan lap.
Namun siswa-siswa tersebut masih belum melakukan cuci tangan dengan maksimal. Setelah
dilakukan penilaian langsung dengan menggunakan lembar observasi pada anak didapatkan
semua anak tersebut pengetahuan tentang mencuci tangan kurang.
3. Saat ini terdapat metode baru untuk mempromosikan cuci tangan yaitu handwashing dance.
Handwashing dance sebuah metode promosi kesehatan terkait cuci tangan yang disampaikan
lewat gerakan dan lagu. Gerakan ini menunjukkan anak-anak teknik mencuci tangan yang
benar, yaitu mencuci telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, kuku, hingga ke
pergelangan tangan. SD Purwodadi tersebut juga belum pernah ada yang mempromosikan
teknik mencuci tangan dengan metode handwashing dance.

11
BAB III. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

3.1 Kegiatan Penanganan Masalah


Kegiatan penanganan masalah yang dilakukan adalah edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) di Sekolah Dasar Purwodadi kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Menurut
penelitian yang telah dilakukan oleh Grayson et al pada tahun 2009, mencuci tangan
menggunakan sabun maupun dengan menggunakan pencuci tangan berbasis alkohol
memberikan efektifi tas dalam mengurangi konsentrasi virus pada tangan. Pada
penelitian yangdilakukan Rahim (2007), juga mengungkapkan bahwa cuci tangan
pakai sabun (CTPS) dapat mencegah infeksi cacingan (Mustika, 2011). Bila tidak
mencuci tangan menggunakan sabun, dapat menularkan infeksi pada diri sendiri terhadap
bakteri dan virus dengan memegang bagian hidung, mata dan mulut. Selain itu juga dapat
menyebarkan atau menularkan bakteri kepada orang lain. Penyakit infeksi biasanya
terjangkit melalui kontak tangan ke tangan termasuk flu dan common cold. Pada tangan
yang kurang bersih tidak hanya dapat menyebabkan ISPA dan diare tetapi juga dapat
menimbulkan penyakit terkait infeksi bakteri Salmonella dan E.coli (Lestari, 2008).
Sebagaimana pada umumnya, proses Penanganan masalah Cuci Tangan Pakai Sabun(CTPS)
meliputi tahapan sebagai berikut.
1. Tempat Kegiatan
Adapun Lokasi kegiatan adalah SDN Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir kabupaten
Nagan Raya.
2. Waktu Kegiatan
a. Tanggal 21 Mei 2022 Melakukan Survei dan meminta izin untuk melakukan kegiatan
Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada Kepala Sekolah SDN Purwodadi Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.

12
Gambar 1. Meminta Izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan kegiatan Edukai Cuci
Tangan Pakai sabun (CTPS)
b. Tanggal 23 Mei 2022 Pelaksanaan Kegiatan Edukasi Cuci Tangan pakai Sabun (CTPS) di
SDN Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan raya

Gambar 2. Proses Pelaksanaan Kegiatan Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
c. Tanggal 27 Mei 2022 Melakukan Penyusunan laporan
d. Sasaran Kegiatan
Sasaran dalam kegiatan ini adalah anak – anak kelas 1 SDN Purwodadi Kecamatan kuala
pesisir kabupaten Nagan Raya.

3.2 Desain/ Pola/Bagan

13
3.3 Kerjasama
Mahasiswa Tim Riset Keilmuan Universitas Teuku Umar bersama dengan para guru SDN
Purwodadi melakukan kerjasama dalam penanganan berbagai penyakit menular. Salah satunya
yaitu pelaksanaan perilaku hidup sehat dengan menerapkan budaya cuci tangan pakai sabun
dengan air yang mengalir. Hal ini bertujuan untuk kemudahan berjalannya kegiatan edukasi cuci
tangan pakai sabun kepada siswa/i.

Gambar 3. Kerja Sama dengan kepala sekolah dan guru – guru SDN Purwodadi Kecamatan
Kuala Pesisir kabupaten Nagan Raya.

3.4 Hambatan/KendalaMasalah
CTPS adalah kegiatan sederhana. Namun tidak semua orang yang menjadikannya
kebiasaan dan melakukannya dengan cara tepat. Biasanya hanya dilakukan sekadarnya saja tanpa
sabun atau air mengalir. Membangun kebiasaan CTPS yang baik nyatanya masih menjadi
tantangan/kendala, utama pada anak-anak. Akibat minimnya CTPS, orang-orang dilingkungan
akan dapat banyak menderita diare dan penyakit lainnya. Apalagi pada anak-anak sekolahan.
Sekolah merupakan tempat untuk tumbuh kembangnya anak-anak yang sehat, kebanyakan
waktu dihabiskan disekolah sehingga perilaku hidup sehat dapat dibimbing sehingga menjadi
karaker dalam hidupnya, termasuk menjadi kebiasaan untuk mencuci tangan dengan sabun.
Namun yang menjadi kendala atau tantangan dalam kegiatan adalah belum dijadikan prioritas
dalam program, dan karena sudah dianggap biasa maka perhatian tidak terlalu diberikan terhadap
kegiatan ini. Selain itu hambatan atau tantangan lainnya adalah kurangnya penyediaan sabun.

14
3.5 Kajian/Judul Karya Ilmiah
CTPS secara khusus tidak ada tapi biasanya berhubungan dengan perencanaan kegiatan
PHBS atau lainnya. Termasuk didalamnya untuk melakukan sosialisasi kepada sekolah. Begitu
pula dalam sekolah, CTPS bukanlah kegiatan yang khusus direncanakan berlangsung dalam
sekolah. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa kegiatan CTPS masih menjadi kegiatan yang
tidak direncanakan secara khusus, dan disisipkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan
PHBS atau kegiatan pelaksanaan kesehatan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa CTPS belum
dianggap suatu kebutuhan utama sehingga perlu dibuat perencanaan yang baik agar tercapai
tujuannya.
Dalam pelaksanaannya, CTPS sendiri seharusnya memiliki indikator keberhasilan. Jika
melihat pernyataan informan ternyata indikator tersebut berbeda-beda. Dari dinas kesehatan,
indikator keberhasilan adalah jumlah kasus diare pada anak sekolah. Hal ini dapat dilihat dari
data jumlah kesakitan murid sehingga dapat dievaluasi apa penyebabnya. Informan yang
merupakan kepala sekolah juga menyampaikan bahwa hal yang sama, walaupun tidak pernah
melakukan pengukuran secara khusus dan biasanya berdasarkan absensi biasa. Cuci tangan
menjadi kebiasaan murid sebelum dan sesudah makan, juga kegiatan lain juga menjadi indikator
keberhasilan kegiatan, namu karena pemantauan itu hanya biasa dilakukan di sekolah sehingga
tidak mutlak dapat dikatakan berhasil.
Selain kedua indikator diatas, ketersediaan fasilitas merupakan hal yang penting agar
kegiatan CTPS dapat berjalan dengan baik. Pada pelaksanaan kegiatan, diketahui bahwa
disekolah ini memiliki fasilitas cuci tangan, yaitu ketersediaan air dan wastafel.
3.6

15
BAB IV. PENUTUP

4.1Kesimpulan
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat
yang harus ditanamkan sejak dini dan menjadi kebiasaan atau budaya sehari-hari. Hal ini
mengingat bahwa kebiasaan tersebut akan membawa dampak positif kepada status kesehatan
anak-anak secara holistik, termasuk pencegahan terhadap kejadian diare. Kegiatan pengabdian
masyarakat ini diharapkan menjadi pendorong agar anak-anak sekolah dapat melakukan langkah
CTPS secara benar dan menjadikannya sebagai suatu budaya dalam kehidupannya.
4.2 Saran/Rekomendasi
Mengacu pada simpulan yang telah dikemukakan, ada beberapa saran dapat diajukan
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi guru dan dinas terkait


Agar melakukan pembinaan lebih intensif dari Dinas terkait/ Puskesmas dan Guru tentang
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) melalui program promosi kesehatan (PHBS) terutama
pemahaman tentang Cuci Tangan Pakai Sabun yang baik dan benar, dan menyediakan fasilitas
untuk Cuci Tangan Pakai Sabun.
2. Bagi Siswa

a. Siswa agar meningkatkan tindakan dalam Cuci Tangan Pakai Sabun yang baik dan benar,
untuk melakukan hal tersebut siswa perlu melakukan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
sebelum dan setelah makan dan aktivitas lainnya.

b. Tradisi yang positif bagi siswa tentang prilaku hidup bersih dan sehat perlu dipertahankan oleh
siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, (2009). Panduan Penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Sedunia.
Diakses tanggal 10 Februari 2016, dari www.depkes.go.id
iwan shalahuddin,pendidikan kesehatan pada siswa kelas 04 sdn paminggir 1 garut tentang
pentingnya mencuci tangan sebelum makan, Vol. 2, No. 2. Tahun 2019
Kemenkes RI (2013),Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas, Vol 1, No.2 ,2018
Kamaruddin, S. (2009). Hubungan Mencuci Tangan Dengan Infeksi Nosokomial RSUD
Purworejo. Medical Journal of Indonesia, Vol. 16, No. 1,pp 195-200.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun. In Pusdatin Kemenkes
RI (p. 3).
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Pembinaaan Hidup Bersih dan Sehat. Diakses
tanggal 10 Februari 2016, dari www.depkes.go.id
Natsir, M. F. (2018). Pengaruh Penyuluhan CTPS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswa
SDN 169 Bonto Parang Kabupaten Jeneponto. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.No 2,
pp1–9. http://journal.unhas.ac.id/index.php/jnik/article/view/5977
Rompas, dkk (2013), Hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan terjadinya diare
pada anak usia sekolah di SD GMIM Dua Kecamatan Tareran, diambil dari e-Journal
Keperaatan (e-Kp) Volume 1. No.1. Agustus 2013
Unicef/Who. 2009. Diarrhoea : Why Children Are Still Dying And What Can Be Done. WHO
Library Cataloging-in-Publication Data.

17
LAMPIRAN

Gambar 4. Pengantaran surat izin ke SD

Gambar 5. Pelaksanaan kegiatan CTPS

18
Gambar 6. Praktek cuci tangan pakai sabun

19
Gambar 7. Foto bersama siswa/siswi SD Negeri 3 purwodadi

20
Gambar 8. Foto bersama kepala sekolah dan guru SD Negeri 3 Purwodadi

21

Anda mungkin juga menyukai