Anda di halaman 1dari 9

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN SIKAP PENGETAHUAN DAN PRAKTEK SISWA SEKOLAH


DASAR TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI SD
GMIT KUANFATU

OLEH:

EDMON JULDAIMON KASE

2007010048

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

Tahun 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya saya
bisa menyelesaikan TOR Judul penelitian sebagai langkah awal dalam penulisan tugas akhir
pada Prodi IKM. Adapun judul penelitian yang saya ambil yakni “GAMBARAN SIKAP
PENGETAHUAN DAN PRAKTEK SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP
PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI SD GMIT KUANFATU

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Prodi IKM yang telah memberikan saya
kesempatan lebih awal untuk mengusulkan rencana judul penelitian saya.Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada orang –orang yang hasil karyanya saya gunakan sebagai
sumber referensi dalam penuliasan latar belakang dan permasalahan, terima kasih juga
kepada orang –orang yang ikut membantu saya untuk data data sekunder yang saya butuhkan
dalam latar belakang dan masalah yang saya jadikkan bahan peneliatian.

Saya sangat menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan
TOR ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun saya harapkan demi perbaikan
TOR ini agar ke depannya saya dapat memperbaiki dan menulis dengan lebih baik lagi..

Kupang Februari 2023

Penulis

Edmon Juldaimon Kase

ii
DAFTAR ISI

Cover…………......................................................................................................…………...i

Kata Pengantar......................................................................................................…………...ii

DAFTAR ISI......................................................................................................…..iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................…...1

1.1. Latar Belakang...........................................................................……..1

1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................4

1.3. Tujuan Penelitian........................................................................…...4

1.4. Manfaat Penelitian........................................................................…...5

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yakni: lingkungan,


perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Karena itu upaya untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat harus ditujukan pada
keempat faktor utama tersebut secara bersama-sama (Notoatmodjo, 2007).” Dalam teori
Bloom ini dijelaskan bahwa perilaku merupakan faktor terbesar yang bisa
mempengaruhi kesehatan khususnya perubahan kesehatan siswa.. Salah satu cara untuk
membuat serta merubah perilaku seseorang yakni pendidikan ,baik formal maupun non
formal. Dengan pengetahuan dan pembelajaran kesehatan di sekolah diharapkan bisa
merubah prilaku hidup sehat siswa dari yang buruk menjadi lebih baik. Salah satu tujuan
pendidikan formal di sekolah adalah pendidikan jasmani yang merupakan mata pelajaran
yang wajib yang harus diikuti oleh para siswa. Menyimak hal tersebut, pendidikan
jasmani dan kesehatan olahraga yang diajarkan disekolah memiliki peranan penting yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga yang terpilih yang dilakukan secara
sistematis.

Adapun Komponen-komponen pembelajaran kesehatan sekolah menurut


Organisasi Kesehatan Dunia WHO yakni:

1. Penerapan Kebijakan Kesehatan Pimpinan sekolah bersama-sama dengan guru dapat


membuat kebijakan-kebijakan sekolah yang terkait dengan kesehatan. Kebijakan
sekolah ini kemudian dituangkan dalam peraturan sekolah dan disosialisasikan kepada
semua warga komunitas sekolah, terutama para murid.
2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan dan pengobatan sederhana disekolah
Sekolah adalah suatu komunitas yang anggotanya sebagaian besar anakanak. Dalam
dinamika interaksi antara mereka dan aktivitas mereka lebih beresiko dibandingkan
dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, di sekolah harus tersedia fasilitas atau sarana
dan prasarana kesehatan dan kebersihan yang pokok.

1
3. Tersedianya lingkungan sehat Kebiasaan atau prilaku sehat ini akan mudah terjadi
apabila didukung oleh lingkungan yang sehat pula. Lingkungan yang sehat ini
mencangkup:
a. Semua ruangan sekolah harus cukup ventilasi dan cukup pencahayaan
b. Tersedianya air bersih
c. Tersedianya tempat pembuangan air kecil/besar yang memadai
d. Tersedianya bak sampah disetiap ruangan kelas maupun teras
4. Partisipasi orang tua murid dan masyarakat Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat atau komunitas, terutama masyarakat dimana sekolah itu berada. Oleh
sebab itu pengembangan kesehatan di sekolah adalah merupakan bagian dari
pengembangan kesehatan masyarakat, yang berarti memerlukan partisipasi dari
masyarakat terutama orang tua murid.
Tujuan pendidikan kesehatan di sekolah diharapkan mampu memberikan
pemahaman dan meningkatkan kesadaran peserta didik akan pentingnya kesehatan dan
pendidikan keterampilan hidup sehat di sekolah diharapkan mampu menumbuhkan sikap
dan terampil dalam melaksanakan hidup sehat baik fisik, mental, sosial, emosional,
maupun spiritual. Didalam pembelajaran pendidikan jasmani, pembelajaran kesehatan
sekolah merupakan salah satu usaha yang bertujuan agar anak didik dapat memiliki
kebiasaan hidup sehat, melalui proses perubahan tingkah lakunya seharihari di sekolah
dengan bimbingan guru dan kepala sekolah. Pendidikan kesehatan sekolah dikenal
dengan kegiatan usaha kesehatan sekolah (UKS), dalam kurikulum diperkuat dengan
pengajaran olahraga dan kesehatan (Yogi Ginanjar Jaya Giri, 2016). Peningkatan
kesehatan anak usia sekolah dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif harus
didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha
kesehatan sekolah (UKS) menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai derajat
kesehatan anak yang setinggitingginya. UKS bukan hanya dilaksanakan di indonesia,
tetapi di laksanakan diseluruh dunia.

Masalah kesehatan perilaku pada anak sekolah sangat erat kaitannya dengan
hygiene perseorangan serta sanitasi lingkungannya,salah satu contoh hygiene dan
sanitasi lingkungan yakni kebiasaan perilaku CTPS (cuci tangan pakai sabun).

2
Perilaku CTPS merupakan salah satu upaya sederhana dalam pencegahan penyakit
menular. CTPS merupakan perilaku sehat yang terbukti secara ilmiah dapat mencegah
penyebaran penyakit menular.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kedua tangan kita adalah salah satu jalur
utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh. Sebab, tangan adalah anggota tubuh
yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung. Penyakit-penyakit
yang umumnya timbul karena tangan yang berkuman, antara lain: diare, kolera, ISPA,
cacingan, flu, dan Hepatitis A serta penyakit kulit lainnya, CTPS perlu dibudayakan
sebagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit tidak meluas.(Menkes).

Menurut data profil kesehatan tahun 2019 jumlah kasus diare pada balita
sebanyak 11%,sedangkan untuk propinsi NTT sebanyak 9.4%,sedangkan penemuan
pneumonia pada balita sebanyak 52.9% dan untuk propinsi NTT sebanyak 28,8%.
Jumlah kematian pada balita lebih tinggi disebabkan karena penyakit menulara diare
sebanyak 314 balita (10.7%) dan tertinggi kedua karena pneumonia sebanyak 277 balita
(9.5%). Menanggapi data ini, para ahli kesehatan menyatakan, perilaku kecil yang
tampak sepele, seperti mencuci tangan dengan sabun, bisa berdampak besar  mengurangi
angka kematian yang terkait dengan penyakit diare, hingga hampir 50 persen. Menurut
WHO (2011) dalam metaanalisisnya terhadap lebih dari 30 penelitian menemukan
bahwa cuci tangan pakai sabun dapat mengurangi angka penderita diare hingga 50%.
Mencuci tangan tanpa menggunakan sabun dapat memangkas 30% angka penderita
diare, dan 43-47% apabila mencuci tangan disertai penggunaan sabun. Cuci tangan pakai
sabun juga dapat mengurangi kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sebesar
16% b. mengingat sangat pentingnya CTPS di harapakan seluruh masyarakat terutama
anak sekolah memiliki pengetahuan dan kesadaran untk melakukan CTPS dengan benar
dan di waktu yang tepat dan menjadikannya sebagai satu kebiasaan .

Tingkat pengetahuan masyarakat perkotaan dan pedesaan terkait CTPS cukup


berbeda terutama adanya regulasi tentang cara CTPS yang benar menurut WHO yang
saat ini menjadi 6 langkah CTPS. Menurut Departemen Kesehatan RI, (2009) perilaku
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada siswa sekolah dapat di pengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya Citra diri ,Status sosial ekonomi, Pengetahuan, Kebiasaan anak, Sikap
Motivasi,Pola Asuh Orang Tua, Peran Guru di Sekolah,dan Ketersediaan sanitasi yang
baik di sekolah.

3
Ketersediaan media pendidikan/informasi di sekolah. Berdasarkan observasi
awal pada sekolah dasar di wilayah Kuanfatu terdapat 7 SD yang letaknya cukup
berjauhan yang tersebar pada desa yang ada di wilayah tersebut. Beberapa sekolah
dengan kondisi sarana CTPS yang cukup baik namun ada juga sekolah dengan sarana
CTPS yang terbatas serta media promosi sekolah yang hampir tidak ada pada sekolah
tersebut. Selain itu sesuai pengamatan yang dilakukan banyak siswa siswi dengan
perilaku yang tidak hygienis seperti tidak melakukan CTPS saat makan, kondisi tangan
dan kuku yang tidak bersih. Bedasarkan latar belakang dan permsalahan tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “GAMBARAN SIKAP PENGETAHUAN
DAN PRAKTEK SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PERILAKU CUCI
TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI SD GMIT KUANFATU”

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan masalah dan latar belakang disebut diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana Gambaran Sikap Pengetahuan dan Praktek Siswa
Sekolah Dasar Terhadap Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di SD GMIT
KUANFATU
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran sikap ,pengetahuan dan praktek siswa sekolah dasar
terhadap perilaku CTPS
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran sikap siswa tentang CTPS
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa tentang CTPS
3. Untuk mengetahui gambaran praktek siswa tentang CTPS
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan kebijakan sekolah untuk meningkatkan
kualitas kesehatan siswa. Sehingga mereka bisa jadi generasi yang sehat jasmani
dan rohani dalam menciptakan anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat,
dan berprestasi.
b. Diharapakan menjadi masukan bagi institusi Dinas Kesehatan terutama
Puskesmas dalam upaya advokasi dengan institusi pendidikan terkait UKS dalam
peningkatan Promosi Kesehatan Sekolah.

4
2 Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan bisa memberikan sumbangan
pemikiran dan dasar data pengembangan ilmu pada prodi IKM terkait CTPS pada
anak sekolah

Anda mungkin juga menyukai