Oleh :
Yudistira Nur Yoga
NIM R.20.01.057
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
3.1 Kerangka konsep penelitian …………………………………..……...23
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Definisi Operasional …..…………………………………..……...26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan individu
yang memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik meningkat
dari 27% pada tahun 2015 menjadi 36,3% pada tahun 2016 dan 38,7% pada tahun
2017. Data Kemenkes RI (2018) menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) baik diharapkan mencapai 80% pada tahun 2019 (Kemenkes RI,
2016).
Menurut data dari Kemenkes RI (2018), konsumsi makanan sehat tetap rendah.
83,5% penduduk telah mengurangi konsumsi sayur atau buah, 87,3% terus
tangan secara benar pada tahun 2013 yaitu 47,0% dibandingkan tahun 2007 yaitu
23,2%. Demikian pula dengan perilaku BAB benar terjadi peningkatan 71%
menjadi 82,6% pada tahun 2013. Peningkatan tertinggi berperilaku cuci tangan
benar terjadi dengan besar kenaikan 35,0% (20,6% pada tahun 2007 menjadi
2
benar terjadi hanya sebesar 14,8%. Untuk perilaku benar dalam menyikat gigi
berkaitan dengan faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat tinggal, ditemukan
sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun
mandi sore, (76,6%). Menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya 2,3 %. Untuk itu Peran
orang tua, lingkungan, dan guru sangat berpengaruh terhadap perilaku peserta
didik, terutama pada usia anak-anak hingga remaja. Orang tua membantu
sehingga pendidik dan peserta didik dapat bekerja sama dengan baik, dan peserta
didik akan merasa lebih termotivasi untuk terus tumbuh dan belajar secara
optimal. Peserta didik yang sehat, baik jasmani maupun rohani, akan membantu
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan
sekolah yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus ditanamkan
sejak kecil dan terus diterapkan hingga dewasa. Karena anak-anak di tahun kedua
sekolah dasar masih sangat muda, mereka membutuhkan bantuan dari orang-
orang di sekitar mereka, seperti orang tua, guru, dan teman (Sari et al., 2016). Hal
ini sesuai dengan Pasal 79 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
hidup yang lebih baik dan sehat sehingga siswa dapat belajar, tumbuh, dan
3
berkembang dengan baik dan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah
atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
untuk menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan
jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas
jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya (Proverawati
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis, karena pada usia
tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Selain rentan terhadap
masalah kesehatan, anak usia sekolah juga berada pada kondisi yang sangat peka
sehat. Pada umumnya, anak-anak seusia ini juga memiliki sifat selalu ingin
menyampaikan apa yang di terima dan diketahuinya dari orang lain ( Nadia,2012).
Anak usia sekolah juga merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai nilai
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mempromosikannya baik dalam
sekolah, keluarga maupun masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari
strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat
sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan dalam upaya
optimalisasi tumbuh kembang anak sekolah dengan upaya promotif dan preventif
(BPS, 2015).
Saat ini setiap sekolah tentu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
dalam program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah dapat dimulai dari hal yang
sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun
adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah berbagai macam penyakit infeksi,
sebab ada beberapa penyakit penyebab kematian yang dapat dicegah dengan cuci
tangan yang benar. Seperti penyakit diare dan ISPA yang sering menjadi penyebab
kematian anak-anak. Demikian juga penyakit hepatitis, tipes dan flu burung
(Kemenkes RI, 3 2015). Meningkatnya perilaku cuci tangan yang benar (cuci
tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun), setelah buang air
besar, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan maka perilaku ini
bahwa 55% sekolah yang disurvei memiliki peraturan tentang pangan jajanan
anak sekolah (PJAS), dan 42% sekolah tidak memilikinya. Sebagian besar
peraturan (95%) dibuat oleh sekolah, tetapi ada juga yang dibuat oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten atau Kota atau Dinas Kesehatan. Sebagian besar peraturan
(PJAS) (65,7%), dan kantin sekolah (57,0%). 80% anak sekolah mengkonsumsi
makanan jajanan di lingkungan sekolah, baik dari penjaga maupun dari orang-
orang di sekitar kantin sekolah. frekuensi makanan ringan lebih dari 11 kali
perminggu (66%).
pada anak dan remaja diakibatkan oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yang masih sangat kurang menunjukkan persentase perokok tinggi (60%) berada
pada kelompok usia remaja (10-19 tahun) sekitar (40%) penduduk yang berusia
10 tahun keatas mengalami obesitas karena aktivitas fisik yang kurang. Penyakit
ISPA dan diare masih menduduki peringkat keatas dari sepuluh besar penyakit
yang diderita pada anak akibat faktor lingkungan dan makanan yang tidak sehat
serta tidak terjaga (82%). Bila perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini tidak
dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang tidak 4 diinginkan
laporan Dinas Kesehatan Aceh tahun 2018, sekolah yang telah melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hanya 45%, rendahnya cakupan ini
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kurang baik yaitu penyakit diare, dimana
kasus penyakit diare di tahun 2017 jumlah penderita diare sebanyak 80.826
penderita dan terjadi penurunan di tahun 2018 menjadi 72.203 penderita (Dinkes
Aceh, 2018)
Data yang diperoleh di sekolah dasar negeri sindang tahun 2023 bahwa jumlah
30 orang). Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah dasar negeri 1
6
Sindang bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak-anak masih
kurang baik, seperti mencuci tangan tidak menggunakan sabun, konsumsi jajanan
tidak sehat, dan perilaku membuang sampah yang buruk. Adapun perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) sekolah yang masih kurang baik seperti penggunaan
jamban sekolah yang masih belum memenuhi syarat, dan kurangnya ketersediaan
air bersih, hasil dari wawancara dengan salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri
sekolah salah satunya adalah tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
observasi awal yang dilakukan penelitian dengan 8 indikator perilaku hidup bersih
bersih dan sehat (PHBS) pada beberapa anak-anak di sekolah dasar negeri 1
anak-anak yang belum mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
anak-anak yang mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat seperti bakso goreng, mie
instan, dan makanan siap saji yang dijual di kantin sekolah, jamban yang tersedia
di sekolah belum memenuhi syarat jamban bersih dan sehat, dikarenakan kondisi
jamban yang kurang bersih dan jumlah jamban yang belum memadai, masih
hygiene seperti masih adanya anak-anak yang kukunya panjang dan kotor,
bahwa masih terdapat anak-anak yang belum memahami tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Hasil observasi awal menunjukkan bahwa masih ada
ditemukan sampah yang berserakan, kondisi kelas yang kurang rapi (meja dan
kursi berantakan) dan masih adanya anak-anak yang memiliki perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) kurang baik, dikarenakan peran guru yang masih kurang
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti
tertarik ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti
tertarik ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan
C. Tujuan Penelitian
8
1. Secara umum dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 6 Padang
Sambian
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik umum responden meliputi umur, jenis
kelamin, dan kelas di lingkungan Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang
b. Untuk mengidentifikasi Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti:
a. Pengembangan kurikulum:
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi prodi keperawatan
dalam mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan
dalam pendidikan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak.Hal ini
akan membantu mempersiapkan calon perawat yang memiliki pemahaman dan
keterampilan dalam pendidikan kesehatan kepada anak-anak.
pendidikan yang lebih efektif, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih
sehat dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara optimal.
Dengan demikian, penelitian ini memiliki manfaat yang signifikan bagi peneliti,
Prodi Keperawatan, dan SD Negeri Sindang dalam hal kontribusi pengetahuan,
pengembangan keterampilan, peningkatan kualitas pendidikan, dan kontribusi
pada masyarakat.
2. Aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Penelitian ini akan meliputi
berbagai aspek perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas 6, seperti
pengetahuan tentang sanitasi, kebiasaan mencuci tangan, pengelolaan
limbah, konsumsi makanan sehat, dan perilaku kesehatan lainnya yang
relevan.
3. Lokasi Penelitian: Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri Sindang,
Indramayu, Jawa Barat. Fokus penelitian pada sekolah ini dipilih karena
adanya tantangan dalam bidang sanitasi dan kesehatan di daerah tersebut.
11
Penting untuk dicatat bahwa ruang lingkup penelitian ini terbatas pada siswa kelas
6 di SD Negeri Sindang, Indramayu, dan tidak mencakup siswa dari sekolah dasar
lainnya di daerah tersebut.
12
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
A. Perilaku
lingkungan sekitarnya. Hal ini meliputi tindakan, tingkah laku, sikap, dan
banyak lagi. Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti keyakinan,
nilai-nilai, motivasi, dan emosi individu, serta faktor eksternal seperti budaya,
(2011).
Perilaku yang baik atau positif adalah perilaku yang sesuai dengan norma sosial,
etika, dan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Ini mencakup hal-hal
seperti sopan santun, kerjasama, kejujuran, empati, dan tanggung jawab. Perilaku
yang baik cenderung menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis dengan
orang lain, serta memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan
sekitar.
Di sisi lain, perilaku buruk atau negatif adalah perilaku yang bertentangan dengan
norma sosial, etika, dan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Ini meliputi
ketegangan, dan memiliki dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Di sisi
lain, perilaku buruk atau negatif adalah perilaku yang bertentangan dengan norma
13
sosial, etika, dan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Ini meliputi perilaku
dan memiliki dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Berikut adalah
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir
menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur,
dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya
Menurut Dinas Kesehatan RI Perilaku hidup bersih dan sehat adalah PHBS adalah
segala tindakan kesehatan yang dilakukan secara sadar oleh individu dan keluarga,
dengan tujuan untuk dapat mengurus kesehatan mereka sendiri, serta berperan
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan suatu sikap dan tindakan yang
kebiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan pola hidup
15
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup bersih dan sehat secara
mandiri, baik pada individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan, dengan tujuan
kesehatan, 2014).
mengelola limbah dengan baik, mengonsumsi makanan yang aman dan bergizi,
serta menjaga kesehatan pribadi melalui aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya untuk
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
antara lain:
- Menjaga kebersihan sanitasi, termasuk akses yang baik ke air bersih dan fasilitas
makanan.
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, atau
- Menjaga jarak fisik dengan orang lain, terutama jika ada penyakit menular yang
sedang beredar.
- Menggunakan masker wajah jika berada di tempat umum atau jika kesulitan
dan pengajaran memiliki peran penting dalam membentuk perilaku yang positif,
individu.
Berikut adalah beberapa contoh jenis perilaku hidup bersih dan sehat:
kesehatan kulit
penyakit
12. Tidur yang cukup dan menjaga kualitas tidur yang baik
Perilaku hidup bersih dan sehat ini penting untuk menjaga kesehatan diri sendiri
Perilaku bersih dan sehat memiliki berbagai manfaat yang positif bagi individu
dan masyarakat secara umum. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perilaku
dapat mencegah penyakit dan menjaga tubuh tetap sehat. Perilaku mencuci
tangan yang baik, menjaga kebersihan makanan, dan rutin berolahraga dapat
2. Meningkatkan daya tahan tubuh: Perilaku bersih dan sehat seperti menjaga
secara teratur dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat
lingkungan sekitar. Hal ini berdampak positif pada kualitas udara, air, dan
kebersihan diri, menjaga rutinitas tidur yang sehat, dan menghindari kebiasaan
6. Menjaga tampilan dan citra diri: Melalui perilaku bersih dan sehat, Anda dapat
menjaga penampilan fisik yang baik. Kebersihan diri yang teratur, perawatan
kulit, dan pola makan yang sehat dapat membantu menjaga kulit bersih, rambut
sehat, dan postur tubuh yang baik. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri
dan sehat, kita dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih
terkendali, dan kesehatan individu yang baik akan memberikan dampak positif
8. Penerapan perilaku bersih dan sehat tidak hanya memberikan manfaat bagi
Karakteristik siswa sekolah dasar dapat bervariasi secara individu, namun ada
beberapa ciri umum yang sering ditemukan pada mereka. Berikut adalah beberapa
1. Perkembangan fisik: Siswa sekolah dasar berada pada fase perkembangan yang
aktif, di mana mereka memiliki energi yang tinggi dan kebutuhan fisik yang
aturan sosial. Mereka mungkin masih belajar mengelola emosi mereka dengan
4. Motivasi dan minat: Siswa sekolah dasar sering memiliki minat yang kuat
dalam berbagai topik dan kegiatan. Mereka dapat memperlihatkan minat yang
21
tinggi pada subjek tertentu, seperti olahraga, seni, musik, atau sains. Siswa
yang termotivasi dengan baik cenderung lebih berprestasi dan antusias dalam
belajar.
keputusan. Orang dewasa, seperti guru dan orang tua, berperan penting dalam
akademik.
6. Rasa ingin tahu yang tinggi: Siswa sekolah dasar cenderung memiliki rasa
ingin tahu yang besar. Mereka sering mengajukan pertanyaan dan ingin
memahami dunia di sekitar mereka. Ini adalah kesempatan yang baik bagi guru
dan orang tua untuk merangsang rasa ingin tahu mereka dan mendorong
eksplorasi pengetahuan.
dan tanggung jawab. Guru dan orang tua dapat membantu mereka memahami
hari.
Karakteristik siswa sekolah dasar dapat bervariasi dalam setiap individu, dan perlu
diingat bahwa setiap siswa adalah unik dengan kebutuhan dan kemampuan yang
berbeda.
22
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu gambaran atau model yang digunakan untuk
menjadi suatu model yang dapat diuji . Dengan demikian, kerangka konsep
merupakan suatu alat yang penting dalam melakukan penelitian dan kajian
ilmiah. (Sugiyono,2017)
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perilaku hidup bersih
dan sehat pada siswa kelas 6 sd negeri 1 dengan sub variabel usia, jenis kelamin,
Gambar 3.1
Kerangka konsep penelititan
Pengetahuan siswa
Kelas VI tentang
Perilaku hidup bersih Baik
Siswa kelas berdasarkan : Cukup
VI SD Negri 1 8 Indikator Perilaku Hidup Kurang
sindang Bersih dan Sehat Di Sekolah
1. Mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan
menggunakan sabun
2. Mengonsumsi jajanan sehat
di kantin sekolah
3. Membuang sampah pada
tempatnya
4. Menggunakan jamban yang
bersih dan sehat
5. Olahraga yang teratur dan
terukur
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Tidak merokok di sekolah
8. Menimbang berat badan
Keterangan:
B. Definisi Operasional
atau variabel tertentu Definisi operasional ini rumusannya didasarkan pada sifat-
sifat atau hal-hal yang dapat diamati, sehingga variabel dapat diukur, Definisi
operasional dapat menentukan, menilai, atau mengukur suatu variabel yang akan
digunakan untuk penelitian Selain itu, definisi operasional juga dapat menjadi
panduan bagi peneliti untuk mengukur, menentukan, atau menilai suatu variabel
tersebut dengan cara merumuskan kata-kata yang bersifat operasional Tujuan dan
variabel,
25
data, dan memudahkan dalam analisis data Definisi operasional juga harus
penting, dan definisi operasional harus membuat tugas yang akan dilakukan
menjadi jelas dan mudah Cara terbaik untuk menguji definisi operasional adalah
dengan meminta seseorang yang berbeda untuk mengamatinya. (Johnson, B., &
Tabel 3.1
Definisi Operasional
cara alat
no Variabel definisi ukur ukur hasil ukur skala
sub
variabel Operasional
variabel:
1. perilaku kemampuan diukur alat Kuesioner Interval
hidup pengetahuan dengan kuisioner terdiri dari
bersih siswa sd kelas kuisioner berupa 15
dan VI dalam lembar pertanyaan
sehat menjawab kuisioner dan
pertanyaan pilihan
akan perilaku jawaban.
hidup bersih Nilai
dan sehat yang Baik :75
pernah Cukup:
diterapkan 50-70
sebelumnya Kurang:
Adapun 20- 50
indikator dari
Perilaku hidup
bersih dan
sehat (PHBS)
adalah
mencuci
tangan dengan
air yang
mengalir dan
menggunakan
sabun,
mengkonsumsi
jajanan
warung atau
kantin sekolah,
menggunakan
jamban bersih
dan sehat,
olahraga
teratur,
memberantas
jentik nyamuk,
27
tidak merokok
di sekolah,
menimbang
berat badan
dan mengukur
tinggi badan
setiap bulan,
dan
membuang
sampah pada
tempatnya.
alat
no Variabel definisi cara ukur ukur hasil ukur skala
sub
variabel operasional
sub variabel
2 Usia Umur atau Diukur alat 1. < rata-rata Ordinal
lamanya dengan kuisioner mean/median
hidup yang kuisioner 2. ≥ rata-rata
dihitung karakteristik mean/median
sejak lahir responden
28
sampai
dengan
waktu
penelitian
dan
dinyatakan
dengan
tahun
3 Jenis Pembagian Diukur alat 1. Laki-laki nominal
kelamin duajenis dengan kuisioner 2.Perempuan
kelamin kuisioner
manusia karakteristik
yang responden
ditemukan
secara
biologis
yang
melekat
pada jenis
kelamin
tertentu
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
saat ini atau fenomena berdasarkan fakta empiris dilapangan (Nursalam, 2013),
dilakukan pada satu titik waktu (at one point in time) dimana fenomena yang
diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data. Penelitian ini tidak
hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang
1. Populasi
target penelitian. Populasi ini terdiri dari individu atau unit yang
juga dapat dijelaskan sebagai total jumlah individu atau unit yang
2. Sampel
merupakan bagian dari sumber data dalam penelitian Sampel diambil dari
adalah 90 dan guru adalah 10. Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari
N
n=
1 + N (d²)
90
n=
1 + 90 (0,1²)
n = 47,3
N= 10% * 47
N = 4,7 = 5 (dibulatkan)
Total sampel
3. Kriteria sampling
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2023 di SDN 1 Sindang
D. Etika Penelitian
menjadi fokus pengamatan dan manusia sebagai peneliti bertanggung jawab untuk
1. Hak untuk Menentukan Diri Sendiri Responden memiliki hak untuk secara
tanpa adanya tekanan atau sanksi. Hal ini didasarkan pada persetujuan
4. Hak atas Perlakuan Adil Selama penelitian dilakukan, peneliti tidak akan
pemilihan responden. Jika ada hal yang tidak dipahami oleh responden,
Dengan demikian, hak dan kewajiban responden dalam penelitian ini mencakup
hak untuk menentukan diri sendiri, privasi, anonimitas dan kerahasiaan, serta
perlakuan yang adil. Peneliti harus menjaga dan menghormati hak-hak ini sesuai
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
(Nursalam, 2012).
Adapun alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Bagian A
Berisi karakteristik responden yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin,
2. Bagian B
1. Mencuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih adalah
teratur, membersihkan gigi dan lidah secara rutin, serta merapikan rambut.
tempatnya merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan
35
4. Makan Makanan Sehat: Memiliki pola makan yang seimbang dan bergizi
6. Istirahat yang Cukup: Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidur yang
8. Menggosok Gigi dengan bersih 2 kali dalam sehari pagi dan malam
1. Uji Validitas
36
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
sejauh mana hasil pengukuran itu konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, denga menggunakan alat ukur yang sama
negeri 1 Sindang Adapun rumus (df = n-2), dengan tingkst kesalahan 5%.
Pertanyaan
yang tidak valid akan dihapus. Syarat umum instrumen penelitian adalah sebagai
berikut:
data dilakukan uji validitas dan reliabilitas, uji instrumen akan dilakukan
2. Uji Reabilitas
dapat dipercaua atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini
37
b. Bila Cronbarch Alpha < 0,6, maka pertanyaan variabel tidak reliabel
3. Peneliti mendapatkan surat balasan izin studi pendahuluan dari kepala sekolah
9. Peneliti mencatat data siswa sesuai kriteria inklusi dan eklusi kemudian
perilaku bersih dengan check list pada item benar atau salah
11. Peneliti telah mendapatkan data terkait gambaran perilaku hidup bersih dan
H. Pengolahan Data
analisis data dilakukan melalui pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa
1. Editing
perbaikan isi formular atau kuesioner yang telah di isi. Dalam penelitian ini yang
dilakukan oleh peneliti adalah memeriksa kembali data responden yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah kuesioner sudah selesai diisi oleh
responden. Pada saat peneliti menemukan jawaban kuesioner yang tidak lengkap,
2. Coding
39
Pengkodean data adalah proses mengubah data yang terbentuk kalimat menjadi
angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Peneliti memberikan kode untuk setiap
coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau
bilangan. Pengkodean ini sangat penting untuk dilakukan jika pengolahan data
untuk perempuan. b) Berdasarkan umur, (1) untuk umur 8-9 tahun, (2) untuk
umur 9-10 tahun, 40 (3) untuk 10-11 umur tahun, (4) untuk umur 11-12 tahun. 2)
Pada Pernyataan Dalam Kuesioner Pernyataan pada semua nomor, (1) untuk tidak
pernah, (2) untuk jarang, (3) untuk kadang - kadang, (4) untuk sering, (5) untuk
selalu. 3) Pada Kategori Yang Diperoleh Responden: Pada kategori perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar diberikan kode (1) untuk
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar baik, kode (2)
untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar cukup,
kode (3) untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar
kurang.
3. Data entry
40
microsoft excel
4. Tabulating
oleh program komputer statistik kemudian dimasukan dalam tabel yang disajikan.
5. Analisa Data
akan digunakan adalah analisis univariat. Analisis univariat adalah penyajian data
(Notoatmodjo, 2012)
univariat. Data yang di analisis pada penelitian ini satu variabel yaitu phbs yang
diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert sering kali dikenal dengan
Likert tahun 1932. Likert scale digunakan untuk mengukur attitude dimentions
Data yang sudah di olah kemudian dianalisa dengan analisis statistik deskriptif
yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data
41
secara ilmiah dalam bentuk tabel atau data yang sudah di olah kemudian dianalisa
dengan analisis statistik deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan
menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel. Data
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada masing-masing responden yang
skor penilaian dengan menggunakan skala likert, Untuk pernyataan positif pada
tiap pernyataan apabila di jawab selalu (SL) diberikan skor 5, sering (SR)
diberikan skor 4, kadang - kadang (KK) diberikan skor 3, jarang (J) diberikan skor
2, tidak pernah (TP) diberikan skor 1. Sedangkan pada tiap pernyataan bernilai
negatif, apabila di jawab tidak pernah (TP) diberikan skor 5, kadang –kadang
(KK) diberikan skor 4, jarang (JR) diberikan skor 3, sering (S) diberikan skor 2,
dan selalu (SL) diberikan skor 1. Nilai maksimum jika responden menjawab
diberikan bobot itu dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi dikali
Rumus:
SP
N= X 100
SM
Keterangan:
42
N = Nilai Responden
Sm = Skor maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Budi, A., & Susanti, R. (2019). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam
Dinkes. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2016, Semarang: Dinas
Johnson, A., & Brown, K. (2018). The Impact of Clean and Healthy Behavior.
Kemenkes, RI. (2016, January). Perilaku hidup bersih dan sehat. Retrieved
Masyarakat: http://promkes.kemkes.go.id/phbs
Maryuni, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta, Info Media.
44
perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa sdn 13 seberang padangutara tahun
Cipta.
Proverawati A dan Rahmawati E, 2012. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Yogyakarta : NuhaMedika
management-elementary-schools
Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (cet. 26).
Alfabeta.
45
https://www.unep.org/resources/publication/healthy-environment-healthy-people
Lampiran
Pilihan jawaban :
sampah anorganik.
sekolah.