Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA


KELAS 6 DI SD NEGERI 1 SINDANG

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKes) Indramayu

Dosen Pengampu : Wayunah, S.Kp.,M.Kep

Oleh :
Yudistira Nur Yoga
NIM R.20.01.057

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................i


DAFTAR GAMBAR....................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 8
E. Ruang lingkup penelitian....................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12


A. Perilaku .................................................................................................. 12
B. Perilaku hidup bersih dan sehat ........................................................... 14
C. penerapan perilaku hidup bersih dan sehat ........................................... 15
D. Jenis- jenis Perilaku hidup bersih dan sehat........................................... 16
E. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat................................................. 18
F.Karakteristik siswa sekolah Dasar............................................................ 19

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 22


A. Kerangka konsep ................................................................................... 23
B. Definisi Operasional ............................................................................ 24

BAB IV METODE PENELITIAN......................................................... 29


A. Rancangan Penelitian ............................................................................. 29
B. Populasi dan sampel................................................................................ 29
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................30
D. Etika Penelitian ...................................................................................... 31
E. Alat Pengumpulan Data ......................................................................... 33
F. Uji validitas dan Uji Realibilitas............................................................. 35
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 36
H. Pengolahan Data .................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Gambar Halaman
3.1 Kerangka konsep penelitian …………………………………..……...23

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
4.1 Definisi Operasional …..…………………………………..……...26
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah tindakan yang dilakukan individu

secara pribadi, keluarga, dan masyarakat untuk mencegah masalah kesehatan

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Jumlah penduduk Indonesia

yang memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik meningkat

dari 27% pada tahun 2015 menjadi 36,3% pada tahun 2016 dan 38,7% pada tahun

2017. Data Kemenkes RI (2018) menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) baik diharapkan mencapai 80% pada tahun 2019 (Kemenkes RI,

2016).

Menurut data dari Kemenkes RI (2018), konsumsi makanan sehat tetap rendah.

83,5% penduduk telah mengurangi konsumsi sayur atau buah, 87,3% terus

mengonsumsi bumbu penyedap, dan 73,1% terus mengonsumsi makanan dan

minuman manis (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan analisis kecenderungan

secara rerata nasional, terdapat peningkatan proporsi penduduk berperilaku cuci

tangan secara benar pada tahun 2013 yaitu 47,0% dibandingkan tahun 2007 yaitu

23,2%. Demikian pula dengan perilaku BAB benar terjadi peningkatan 71%

menjadi 82,6% pada tahun 2013. Peningkatan tertinggi berperilaku cuci tangan

benar terjadi dengan besar kenaikan 35,0% (20,6% pada tahun 2007 menjadi
2

55,6% pada 2013). Peningkatan terbesar proporsi penduduk berperilaku BAB

benar terjadi hanya sebesar 14,8%. Untuk perilaku benar dalam menyikat gigi

berkaitan dengan faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat tinggal, ditemukan

sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun

mandi sore, (76,6%). Menyikat gigi dengan benar adalah setelah makan pagi dan

sebelum tidur malam, untuk Indonesia ditemukan hanya 2,3 %. Untuk itu Peran

orang tua, lingkungan, dan guru sangat berpengaruh terhadap perilaku peserta

didik, terutama pada usia anak-anak hingga remaja. Orang tua membantu

mengawasi, membina, dan mengembangkan berbagai potensi peserta didik,

sehingga pendidik dan peserta didik dapat bekerja sama dengan baik, dan peserta

didik akan merasa lebih termotivasi untuk terus tumbuh dan belajar secara

optimal. Peserta didik yang sehat, baik jasmani maupun rohani, akan membantu

kegiatan belajar berhasil (Faozy,2017). Di sekolah, Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) dimaksudkan untuk memberdayakan siswa, guru, dan komunitas di

lingkungan sekolah untuk mengetahui, ingin, dan mampu menerapkan perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan

sekolah yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus ditanamkan

sejak kecil dan terus diterapkan hingga dewasa. Karena anak-anak di tahun kedua

sekolah dasar masih sangat muda, mereka membutuhkan bantuan dari orang-

orang di sekitar mereka, seperti orang tua, guru, dan teman (Sari et al., 2016). Hal

ini sesuai dengan Pasal 79 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa tujuan kesehatan sekolah adalah

untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan

hidup yang lebih baik dan sehat sehingga siswa dapat belajar, tumbuh, dan
3

berkembang dengan baik dan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas

tinggi.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah

atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat. Ada 8 indikator yang dipakai sebagai ukuran

untuk menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan

memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan

jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas

jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur

tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya (Proverawati

dan Rahmawati, 2012).

Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis, karena pada usia

tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan. Selain rentan terhadap

masalah kesehatan, anak usia sekolah juga berada pada kondisi yang sangat peka

terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan berprilaku hidup bersih dan

sehat. Pada umumnya, anak-anak seusia ini juga memiliki sifat selalu ingin

menyampaikan apa yang di terima dan diketahuinya dari orang lain ( Nadia,2012).

Anak usia sekolah juga merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai nilai

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan mempromosikannya baik dalam

sekolah, keluarga maupun masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari

12.409 sekolah, berdasarkan jumlah tersebut sekolah merupakan tempat yang


4

strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat

sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan dalam upaya

optimalisasi tumbuh kembang anak sekolah dengan upaya promotif dan preventif

(BPS, 2015).

Saat ini setiap sekolah tentu mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam

melaksanakan program promosi kesehatan tersebut. Kegiatan yang tercakup

dalam program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat adalah mencuci tangan dengan sabun. Pelaksanaan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah dapat dimulai dari hal yang

sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. Mencuci tangan dengan sabun

adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah berbagai macam penyakit infeksi,

sebab ada beberapa penyakit penyebab kematian yang dapat dicegah dengan cuci

tangan yang benar. Seperti penyakit diare dan ISPA yang sering menjadi penyebab

kematian anak-anak. Demikian juga penyakit hepatitis, tipes dan flu burung

(Kemenkes RI, 3 2015). Meningkatnya perilaku cuci tangan yang benar (cuci

tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun), setelah buang air

besar, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan maka perilaku ini

bermanfaat untuk meningkatkan pencapaian derajat kesehatan (Maryuni,2015).

Berdasarkan Survei BPOM 2018 yang dilakukan secara nasional menunjukkan

bahwa 55% sekolah yang disurvei memiliki peraturan tentang pangan jajanan

anak sekolah (PJAS), dan 42% sekolah tidak memilikinya. Sebagian besar

peraturan (95%) dibuat oleh sekolah, tetapi ada juga yang dibuat oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten atau Kota atau Dinas Kesehatan. Sebagian besar peraturan

mengatur siswa (68,4%), kemudian mengatur makanan jajanan anak sekolah


5

(PJAS) (65,7%), dan kantin sekolah (57,0%). 80% anak sekolah mengkonsumsi

makanan jajanan di lingkungan sekolah, baik dari penjaga maupun dari orang-

orang di sekitar kantin sekolah. frekuensi makanan ringan lebih dari 11 kali

perminggu (66%).

Berdasarkan profil kesehatan tahun 2015 menyebutkan bahwa angka kesakitan

pada anak dan remaja diakibatkan oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

yang masih sangat kurang menunjukkan persentase perokok tinggi (60%) berada

pada kelompok usia remaja (10-19 tahun) sekitar (40%) penduduk yang berusia

10 tahun keatas mengalami obesitas karena aktivitas fisik yang kurang. Penyakit

ISPA dan diare masih menduduki peringkat keatas dari sepuluh besar penyakit

yang diderita pada anak akibat faktor lingkungan dan makanan yang tidak sehat

serta tidak terjaga (82%). Bila perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ini tidak

dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang tidak 4 diinginkan

yaitu munculnya berbagai penyakit lainnya (Kemenkes RI 2015). Data dari

laporan Dinas Kesehatan Aceh tahun 2018, sekolah yang telah melaksanakan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hanya 45%, rendahnya cakupan ini

berdampak juga terhadap tingginya angka kesakitan yang disebabkan oleh

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kurang baik yaitu penyakit diare, dimana

kasus penyakit diare di tahun 2017 jumlah penderita diare sebanyak 80.826

penderita dan terjadi penurunan di tahun 2018 menjadi 72.203 penderita (Dinkes

Aceh, 2018)

Data yang diperoleh di sekolah dasar negeri sindang tahun 2023 bahwa jumlah

anak-anak kelas VI sebanyak 90 orang (dimana setiap 1 kelas jumlahnya adalah

30 orang). Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah dasar negeri 1
6

Sindang bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak-anak masih

kurang baik, seperti mencuci tangan tidak menggunakan sabun, konsumsi jajanan

tidak sehat, dan perilaku membuang sampah yang buruk. Adapun perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) sekolah yang masih kurang baik seperti penggunaan

jamban sekolah yang masih belum memenuhi syarat, dan kurangnya ketersediaan

air bersih, hasil dari wawancara dengan salah satu guru di Sekolah Dasar Negeri

negeri 1 Sindang juga didapatkan bahwa petugas kesehatan setempat sering

melakukan kunjungan kesekolah untuk mengadakan pemeriksaan kesehatan

sekolah salah satunya adalah tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Adapun kunjungan terakhir kalinya pada tanggal 20 Juni 2022. Berdasarkan

observasi awal yang dilakukan penelitian dengan 8 indikator perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) di sekolah menunjukkan bahwa pelaksanaan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) pada beberapa anak-anak di sekolah dasar negeri 1

Sindang belum terlaksana dengan baik diantaranya seperti masih terdapatnya

anak-anak yang belum mencuci tangan dengan air yang mengalir dan

menggunakan sabun setelah beraktivitas dan sebelum makan, masih terdapat

anak-anak yang mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat seperti bakso goreng, mie

instan, dan makanan siap saji yang dijual di kantin sekolah, jamban yang tersedia

di sekolah belum memenuhi syarat jamban bersih dan sehat, dikarenakan kondisi

jamban yang kurang bersih dan jumlah jamban yang belum memadai, masih

terdapat anak-anak yang membuang sampah tidak pada tempatnya, 5 personal

hygiene seperti masih adanya anak-anak yang kukunya panjang dan kotor,

fasilitas di Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang kurang terjaga, serta lingkungan

sekitar Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang yang kurang terjaga kebersihannya.


7

Adapun hasil wawancara dan observasi awal terhadap anak-anak menunjukkan

bahwa masih terdapat anak-anak yang belum memahami tentang perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS). Hasil observasi awal menunjukkan bahwa masih ada

ditemukan sampah yang berserakan, kondisi kelas yang kurang rapi (meja dan

kursi berantakan) dan masih adanya anak-anak yang memiliki perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) kurang baik, dikarenakan peran guru yang masih kurang

dalam memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang dampak perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang baik.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti

tertarik ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) Pada Siswa kelas VI SD Negeri 1 Sindang”?

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan


program pendidikan yang lebih efektif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat di sekolah-sekolah dasar lainnya. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak terkait dalam mengembangkan
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat, terutama di Indramayu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti

tertarik ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) Pada Siswa kelas VI SD Negeri 1 Sindang”?

C. Tujuan Penelitian
8

1. Secara umum dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 6 Padang
Sambian
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik umum responden meliputi umur, jenis
kelamin, dan kelas di lingkungan Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang
b. Untuk mengidentifikasi Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada Murid Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang
D. Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti:

a. Kontribusi pengetahuan: Penelitian ini akan memberikan kontribusi baru


terhadap pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku hidup bersih dan sehat
pada siswa kelas 6, khususnya di SD Negeri Sindang, Indramayu. Peneliti dapat
memperluas pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup
bersih dan sehat serta mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan dalam upaya
meningkatkan perilaku tersebut.

b. Pengembangan keterampilan penelitian: Melalui pengalaman melakukan


penelitian, peneliti dapat mengembangkan keterampilan metodologi penelitian,
analisis data, dan interpretasi hasil. Hal ini akan meningkatkan kemampuan
peneliti dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas dan relevan.

c. Profil akademik: Penelitian ini dapat meningkatkan profil akademik peneliti,


terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Hasil penelitian yang
dipublikasikan dapat meningkatkan reputasi peneliti sebagai ahli dalam bidang ini
dan membuka peluang kolaborasi dengan peneliti lain serta partisipasi dalam
konferensi dan diskusi ilmiah.

2. Bagi Prodi Keperawatan:


9

a. Pengembangan kurikulum:

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi prodi keperawatan
dalam mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan
dalam pendidikan tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak.Hal ini
akan membantu mempersiapkan calon perawat yang memiliki pemahaman dan
keterampilan dalam pendidikan kesehatan kepada anak-anak.

b. Peningkatan kualitas pendidikan: Penelitian ini dapat membantu meningkatkan


kualitas pendidikan di Prodi Keperawatan dengan memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan
sehat pada siswa kelas 6. Informasi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan yang lebih baik dan mengembangkan metode pembelajaran
yang lebih efektif dalam mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada
anak-anak.

3. Bagi Sekolah Negeri:

a. Pengembangan program pendidikan: Hasil penelitian ini akan memberikan


masukan yang berharga bagi SD Negeri Sindang dalam mengembangkan program
pendidikan yang lebih efektif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat pada siswa kelas 6. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam pendidikan
perilaku hidup bersih dan sehat serta merancang program yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.

b. Peningkatan kualitas sekolah: Dengan memperbaiki pemahaman dan praktik


perilaku hidup bersih dan sehat siswa kelas 6, penelitian ini dapat membantu
meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan. Dengan adanya program
10

pendidikan yang lebih efektif, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih
sehat dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa secara optimal.

c. Kontribusi pada masyarakat: Penelitian ini juga memiliki dampak pada


masyarakat setempat, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan
kesehatan. Dengan mengedukasi siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
sekolah dapat berperan dalam membentuk generasi yang lebih sadar akan
pentingnya sanitasi dan kesehatan, sehingga berdampak positif pada masyarakat
secara keseluruhan.

Dengan demikian, penelitian ini memiliki manfaat yang signifikan bagi peneliti,
Prodi Keperawatan, dan SD Negeri Sindang dalam hal kontribusi pengetahuan,
pengembangan keterampilan, peningkatan kualitas pendidikan, dan kontribusi
pada masyarakat.

4. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian: Siswa Kelas 6 di SD Negeri Sindang, Indramayu, Jawa


Barat. Penelitian ini akan fokus pada pemahaman dan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat pada siswa kelas 6.

2. Aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat: Penelitian ini akan meliputi
berbagai aspek perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas 6, seperti
pengetahuan tentang sanitasi, kebiasaan mencuci tangan, pengelolaan
limbah, konsumsi makanan sehat, dan perilaku kesehatan lainnya yang
relevan.
3. Lokasi Penelitian: Penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri Sindang,
Indramayu, Jawa Barat. Fokus penelitian pada sekolah ini dipilih karena
adanya tantangan dalam bidang sanitasi dan kesehatan di daerah tersebut.
11

4. Metode Penelitian: Penelitian ini akan menggunakan metode survei


dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan secara khusus.
Kuesioner akan dirancang untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap,
dan praktik siswa terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

5. Sampel Penelitian: Sampel penelitian akan terdiri dari siswa kelas 6 di SD


Negeri Sindang, Indramayu. Jumlah dan cara pemilihan sampel akan
dijelaskan lebih lanjut dalam desain penelitian.

6. Analisis Data: Data yang dikumpulkan melalui kuesioner akan dianalisis


secara statistik untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan, sikap, dan
praktik siswa terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Analisis data
juga akan digunakan untuk mengidentifikasi pola dan tren yang relevan.

7. Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan


gambaran yang komprehensif mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
pada siswa kelas 6 di SD Negeri Sindang, Indramayu. Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan untuk memberikan masukan bagi pihak sekolah, guru,
orang tua, dan stakeholder terkait dalam pengembangan program
pendidikan yang lebih efektif dalam meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat siswa kelas 6

Penting untuk dicatat bahwa ruang lingkup penelitian ini terbatas pada siswa kelas
6 di SD Negeri Sindang, Indramayu, dan tidak mencakup siswa dari sekolah dasar
lainnya di daerah tersebut.
12

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

A. Perilaku

Perilaku adalah cara individu bertindak, bereaksi, atau berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya. Hal ini meliputi tindakan, tingkah laku, sikap, dan

kebiasaan seseorang. Perilaku mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari,

seperti komunikasi, penampilan, pola makan, pekerjaan, hubungan sosial, dan

banyak lagi. Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti keyakinan,

nilai-nilai, motivasi, dan emosi individu, serta faktor eksternal seperti budaya,

lingkungan sosial, norma, dan pengaruh lainnya. Skiner dalam notoatmodjo

(2011).

Perilaku yang baik atau positif adalah perilaku yang sesuai dengan norma sosial,

etika, dan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Ini mencakup hal-hal

seperti sopan santun, kerjasama, kejujuran, empati, dan tanggung jawab. Perilaku

yang baik cenderung menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis dengan

orang lain, serta memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan lingkungan

sekitar.

Di sisi lain, perilaku buruk atau negatif adalah perilaku yang bertentangan dengan

norma sosial, etika, dan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Ini meliputi

perilaku seperti kekerasan, penipuan, intimidasi, diskriminasi, dan kejahatan

lainnya. Perilaku buruk dapat merusak hubungan antarindividu, menciptakan

ketegangan, dan memiliki dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Di sisi

lain, perilaku buruk atau negatif adalah perilaku yang bertentangan dengan norma
13

sosial, etika, dan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat. Ini meliputi perilaku

seperti kekerasan, penipuan, intimidasi, diskriminasi, dan kejahatan lainnya.

Perilaku buruk dapat merusak hubungan antarindividu, menciptakan ketegangan,

dan memiliki dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Berikut adalah

beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai perilaku manusia:

1. B.F. Skinner: Salah satu tokoh dalam psikologi perilaku, Skinner

mengemukakan bahwa perilaku manusia dapat dijelaskan dan diprediksi

berdasarkan konsekuensi atau akibat dari perilaku tersebut. Menurutnya,

perilaku yang diberi penguatan positif akan cenderung terulang, sementara

perilaku yang diberi hukuman akan cenderung berkurang.

2. Sigmund Freud: Sebagai pendiri psikoanalisis, Freud menekankan

pentingnya ketidaksadaran dalam memahami perilaku manusia. Menurutnya,

perilaku manusia dipengaruhi oleh konflik antara kebutuhan-kebutuhan dan

dorongan-dorongan yang tidak disadari.

3. Albert Bandura: Bandura mengembangkan teori belajar sosial yang

menekankan pentingnya pemodelan dan observasi dalam pembentukan

perilaku. Ia berpendapat bahwa manusia belajar dari mengamati perilaku orang

lain dan kemudian meniru atau mengadopsi perilaku tersebut.

4. Jean Piaget: Piaget adalah seorang ahli dalam bidang psikologi

perkembangan. Menurutnya, perilaku manusia dipengaruhi oleh tahapan

perkembangan kognitif yang dialami individu sepanjang hidupnya. Ia

menyoroti bagaimana anak-anak mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri

melalui interaksi dengan lingkungan.


14

5. Ivan Pavlov: Pavlov terkenal dengan eksperimen kondisioning klasiknya

yang melibatkan anjing. Ia menyatakan bahwa perilaku manusia dapat

dikondisikan atau diajarkan melalui asosiasi antara stimulus tertentu dan

respons yang dihasilkan.

B. Perilaku Hidup bersih dan sehat

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai

ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu mencuci tangan dengan air mengalir

dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah,

menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur,

memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan

dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan membuang sampah pada tempatnya

(Proverawati dan Rahmawati 2012)

Menurut Dinas Kesehatan RI Perilaku hidup bersih dan sehat adalah PHBS adalah

segala tindakan kesehatan yang dilakukan secara sadar oleh individu dan keluarga,

dengan tujuan untuk dapat mengurus kesehatan mereka sendiri, serta berperan

aktif dalam kegiatan sosial masyarakat (Dinkes, 2016).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan suatu sikap dan tindakan yang

bertujuan untuk menjaga kesehatan individu dan masyarakat melalui penerapan

kebiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan pola hidup
15

sehat. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, PHBS adalah upaya

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup bersih dan sehat secara

mandiri, baik pada individu, keluarga, masyarakat, dan lingkungan, dengan tujuan

mencegah penyakit dan mencapai derajat kesehatan yang optimal. (kementerian

kesehatan, 2014).

Menurut World Health Organization (WHO), PHBS melibatkan praktik-praktik

sehari-hari seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan,

mengelola limbah dengan baik, mengonsumsi makanan yang aman dan bergizi,

serta menjaga kesehatan pribadi melalui aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan

menghindari kebiasaan merokok atau minum alkohol berlebihan.

C. Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan upaya untuk

meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat melalui perubahan perilaku

yang lebih baik terkait kebersihan dan kesehatan.

Menurut (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014), penerapan PHBS

mencakup beberapa prinsip, antara lain:

- Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

- Menjaga kebersihan lingkungan, termasuk rumah, makanan, dan air.

- Menggunakan jamban atau toilet yang baik dan benar.

- Menerapkan pola makan sehat dan bergizi.

- Mengelola sampah dengan baik.


16

WHO menekankan pentingnya PHBS dalam mencegah penyakit menular.

Beberapa langkah yang direkomendasikan oleh WHO dalam penerapan PHBS

antara lain:

- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara rutin.

- Menjaga kebersihan sanitasi, termasuk akses yang baik ke air bersih dan fasilitas

sanitasi yang aman.

- Mengelola limbah dengan benar.

- Memelihara kebersihan pribadi, seperti menjaga kebersihan gigi dan kebersihan

tubuh secara umum.

- Menerapkan praktik-praktik kebersihan dalam memasak dan menyimpan

makanan.

3. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC):

Menurut CDC, PHBS dapat membantu mencegah penyebaran penyakit. Beberapa

praktik PHBS yang direkomendasikan oleh CDC antara lain:

- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.

- Menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, atau

menggunakan siku bagian dalam jika tisu tidak tersedia.

- Rutin membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti

gagang pintu, meja, dan telepon.

- Menjaga jarak fisik dengan orang lain, terutama jika ada penyakit menular yang

sedang beredar.

- Menggunakan masker wajah jika berada di tempat umum atau jika kesulitan

menjaga jarak fisik.


17

Penerapan PHBS merupakan upaya kolaboratif antara individu, keluarga,

masyarakat, dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan

mencegah penyakit. Penting untuk mempraktikkan perilaku PHBS secara

konsisten guna memperoleh manfaat yang optimal dalam menjaga kesehatan.

D. Jenis – Jenis Perilaku Hidup Bersih Sehat

Perilaku dapat berubah dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, seperti

pengalaman hidup, pendidikan, dorongan pribadi, dan interaksi sosial. Pendidikan

dan pengajaran memiliki peran penting dalam membentuk perilaku yang positif,

dengan mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan sosial kepada

individu.

Berikut adalah beberapa contoh jenis perilaku hidup bersih dan sehat:

1. Mencuci tangan dengan sabun

2. Menggunakan tisu atau lengan saat bersin atau batuk

3. Menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari

4. Menggunakan masker saat sakit atau di tempat-tempat berisiko tertular penyakit

5. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti membersihkan rumah dan

membuang sampah pada tempatnya

6. Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, termasuk menghindari

makanan yang berbahaya atau tidak higienis

7. Rutin berolahraga dan menjaga kebugaran tubuh

8. Menjaga kebersihan pribadi, seperti mandi secara teratur dan merawat

kesehatan kulit

9. Menghindari kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan


18

10. Melakukan vaksinasi yang direkomendasikan oleh tenaga medis

11. Menghindari kontak langsung dengan hewan yang berpotensi menularkan

penyakit

12. Tidur yang cukup dan menjaga kualitas tidur yang baik

13. Mengelola stres dan menjaga kesehatan mental

14. Menghindari penyalahgunaan obat-obatan atau narkotika

15. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi penyakit atau

kondisi medis sejak dini.

Perilaku hidup bersih dan sehat ini penting untuk menjaga kesehatan diri sendiri

dan mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.

E. Manfaat Perilaku Bersih dan Sehat

Perilaku bersih dan sehat memiliki berbagai manfaat yang positif bagi individu

dan masyarakat secara umum. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari perilaku

bersih dan sehat:

1. Kesehatan pribadi: Dengan menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi, Anda

dapat mencegah penyakit dan menjaga tubuh tetap sehat. Perilaku mencuci

tangan yang baik, menjaga kebersihan makanan, dan rutin berolahraga dapat

membantu mengurangi risiko infeksi dan penyakit menular.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh: Perilaku bersih dan sehat seperti menjaga

pola makan yang seimbang, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga

secara teratur dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Hal ini membuat

tubuh lebih tahan terhadap serangan penyakit dan mempercepat proses

pemulihan jika terkena penyakit.


19

3. Menjaga kebersihan lingkungan: Dengan melakukan perilaku bersih, seperti

membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik sekali

pakai, dan menghemat air, Anda dapat membantu menjaga kebersihan

lingkungan sekitar. Hal ini berdampak positif pada kualitas udara, air, dan

tanah, serta menjaga kehidupan makhluk hidup di sekitar kita.

4. Mencegah penyebaran penyakit: Perilaku bersih dan sehat, termasuk mencuci

tangan secara rutin, menggunakan masker saat sakit atau di tempat-tempat

umum, dan menjaga jarak fisik, dapat membantu mencegah penyebaran

penyakit menular seperti flu, demam, diare, dan penyakit lainnya.

5. Menjaga keseimbangan mental: Perilaku bersih dan sehat juga berdampak

positif pada keseimbangan mental dan kesejahteraan psikologis. Mengatur

kebersihan diri, menjaga rutinitas tidur yang sehat, dan menghindari kebiasaan

buruk seperti merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat

membantu mengurangi stres, meningkatkan mood, dan meningkatkan kualitas

hidup secara keseluruhan.

6. Menjaga tampilan dan citra diri: Melalui perilaku bersih dan sehat, Anda dapat

menjaga penampilan fisik yang baik. Kebersihan diri yang teratur, perawatan

kulit, dan pola makan yang sehat dapat membantu menjaga kulit bersih, rambut

sehat, dan postur tubuh yang baik. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri

dan citra diri yang positif.

7. Membangun masyarakat yang lebih baik: Dengan menerapkan perilaku bersih

dan sehat, kita dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih

baik. Kebersihan lingkungan yang terjaga, penyebaran penyakit yang


20

terkendali, dan kesehatan individu yang baik akan memberikan dampak positif

pada kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

8. Penerapan perilaku bersih dan sehat tidak hanya memberikan manfaat bagi

individu, tetapi juga berdampak positif pada lingkungan sekitar.

F. Karakteristik siswa sekolah dasar

Karakteristik siswa sekolah dasar dapat bervariasi secara individu, namun ada

beberapa ciri umum yang sering ditemukan pada mereka. Berikut adalah beberapa

karakteristik umum siswa sekolah dasar:

1. Perkembangan fisik: Siswa sekolah dasar berada pada fase perkembangan yang

aktif, di mana mereka memiliki energi yang tinggi dan kebutuhan fisik yang

penting. Mereka mulai mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar,

seperti menulis, menggambar, berlari, melompat, dan bermain dengan baik.

2. Perkembangan sosial dan emosional: Siswa sekolah dasar sedang

mengembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka. Mereka mulai

belajar tentang kerjasama, berbagi, menghormati orang lain, dan memahami

aturan sosial. Mereka mungkin masih belajar mengelola emosi mereka dengan

baik dan membangun hubungan yang sehat dengan teman sekelas.

3. Kemampuan kognitif: Siswa sekolah dasar sedang mengalami kemajuan

signifikan dalam kemampuan kognitif mereka. Mereka mulai mengasah

keterampilan membaca, menulis, dan berhitung. Mereka dapat belajar secara

konkrit dan mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis dan analitis.

4. Motivasi dan minat: Siswa sekolah dasar sering memiliki minat yang kuat

dalam berbagai topik dan kegiatan. Mereka dapat memperlihatkan minat yang
21

tinggi pada subjek tertentu, seperti olahraga, seni, musik, atau sains. Siswa

yang termotivasi dengan baik cenderung lebih berprestasi dan antusias dalam

belajar.

5. Ketergantungan pada orang dewasa: Siswa sekolah dasar masih sangat

bergantung pada bimbingan dan dukungan orang dewasa. Mereka

membutuhkan bantuan dalam mengatur waktu, mengelola tugas, dan membuat

keputusan. Orang dewasa, seperti guru dan orang tua, berperan penting dalam

membimbing dan mengarahkan mereka dalam pengembangan pribadi dan

akademik.

6. Rasa ingin tahu yang tinggi: Siswa sekolah dasar cenderung memiliki rasa

ingin tahu yang besar. Mereka sering mengajukan pertanyaan dan ingin

memahami dunia di sekitar mereka. Ini adalah kesempatan yang baik bagi guru

dan orang tua untuk merangsang rasa ingin tahu mereka dan mendorong

eksplorasi pengetahuan.

7. Perkembangan moral: Siswa sekolah dasar sedang mengembangkan

pemahaman mereka tentang moralitas dan etika. Mereka belajar tentang

perbedaan antara benar dan salah, memahami pentingnya kejujuran, keadilan,

dan tanggung jawab. Guru dan orang tua dapat membantu mereka memahami

nilai-nilai moral yang baik dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Karakteristik siswa sekolah dasar dapat bervariasi dalam setiap individu, dan perlu

diingat bahwa setiap siswa adalah unik dengan kebutuhan dan kemampuan yang

berbeda.
22

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu gambaran atau model yang digunakan untuk

mengorganisir dan menghubungkan konsep-konsep yang terkait dalam suatu

penelitian atau kajian . Kerangka konsep membantu peneliti untuk memahami

hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan memberikan arahan dalam

merancang penelitian . Dalam kerangka konsep, konsep-konsep yang terkait

dihubungkan dengan menggunakan teori-teori yang relevan dan dikembangkan

menjadi suatu model yang dapat diuji . Dengan demikian, kerangka konsep

merupakan suatu alat yang penting dalam melakukan penelitian dan kajian

ilmiah. (Sugiyono,2017)

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perilaku hidup bersih

dan sehat pada siswa kelas 6 sd negeri 1 dengan sub variabel usia, jenis kelamin,

pengetahuan, sikap, dan praktik.


23

Gambar 3.1
Kerangka konsep penelititan

Pengetahuan siswa
Kelas VI tentang
Perilaku hidup bersih Baik
Siswa kelas berdasarkan : Cukup
VI SD Negri 1 8 Indikator Perilaku Hidup Kurang
sindang Bersih dan Sehat Di Sekolah
1. Mencuci tangan dengan air
yang mengalir dan
menggunakan sabun
2. Mengonsumsi jajanan sehat
di kantin sekolah
3. Membuang sampah pada
tempatnya
4. Menggunakan jamban yang
bersih dan sehat
5. Olahraga yang teratur dan
terukur
6. Memberantas jentik nyamuk
7. Tidak merokok di sekolah
8. Menimbang berat badan

Pada indikator PHBS di Sekolah


Di harapkan anak sekolah dasar
mampu meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat guna
menjaga kesehatan di dalam
sekolah maupun di luar
sekolah. Seperti mencuci
tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan
sabun, mengonsumsi jajanan
sehat di kantin sekolah serta
membuang sampah pada
tempatnya guna mencegah
timbulnya suatu penyakit
24

Indikator Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Di Sekolah Yang Di Teliti:
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabun
2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Membuang sampah pada tempatnya

Keterangan:

: Alur konsep : Variabel yang tidak diteliti

: Alur konsep : Variabel yang diteliti

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang memberikan penjelasan tentang variabel

atau konstrak dengan cara memberikan arti, menspesifikasikan kegiatan, atau

memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur konstrak

atau variabel tertentu Definisi operasional ini rumusannya didasarkan pada sifat-

sifat atau hal-hal yang dapat diamati, sehingga variabel dapat diukur, Definisi

operasional dapat menentukan, menilai, atau mengukur suatu variabel yang akan

digunakan untuk penelitian Selain itu, definisi operasional juga dapat menjadi

panduan bagi peneliti untuk mengukur, menentukan, atau menilai suatu variabel

tersebut dengan cara merumuskan kata-kata yang bersifat operasional Tujuan dan

manfaat dari definisi operasional adalah untuk memudahkan pengukuran suatu

variabel,
25

menghindari kesalahan dalam pengukuran, memudahkan dalam pengumpulan

data, dan memudahkan dalam analisis data Definisi operasional juga harus

didokumentasikan dan distandarisasi agar lebih baik Identifikasi karakteristik.

(gay dkk, 2019)

• Tentukan alat/instrumen pengukur.

• Jelaskan metode pengujian.

• Sebutkan kriteria keputusan.

• Dokumentasikan definisi operasional.

• Uji definisi operasional.

Menguji definisi operasional sebelum mengaplikasikannya adalah hal yang sangat

penting, dan definisi operasional harus membuat tugas yang akan dilakukan

menjadi jelas dan mudah Cara terbaik untuk menguji definisi operasional adalah

dengan meminta seseorang yang berbeda untuk mengamatinya. (Johnson, B., &

Christensen, L., 2019)


26

Tabel 3.1

Definisi Operasional

cara alat
no Variabel definisi ukur ukur hasil ukur skala
sub
variabel Operasional
variabel:
1. perilaku kemampuan diukur alat Kuesioner Interval
hidup pengetahuan dengan kuisioner terdiri dari
bersih siswa sd kelas kuisioner berupa 15
dan VI dalam lembar pertanyaan
sehat menjawab kuisioner dan
pertanyaan pilihan
akan perilaku jawaban.
hidup bersih Nilai
dan sehat yang Baik :75
pernah Cukup:
diterapkan 50-70
sebelumnya Kurang:
Adapun 20- 50
indikator dari
Perilaku hidup
bersih dan
sehat (PHBS)
adalah
mencuci
tangan dengan
air yang
mengalir dan
menggunakan
sabun,
mengkonsumsi
jajanan
warung atau
kantin sekolah,
menggunakan
jamban bersih
dan sehat,
olahraga
teratur,
memberantas
jentik nyamuk,
27

tidak merokok
di sekolah,
menimbang
berat badan
dan mengukur
tinggi badan
setiap bulan,
dan
membuang
sampah pada
tempatnya.

alat
no Variabel definisi cara ukur ukur hasil ukur skala
sub
variabel operasional
sub variabel
2 Usia Umur atau Diukur alat 1. < rata-rata Ordinal
lamanya dengan kuisioner mean/median
hidup yang kuisioner 2. ≥ rata-rata
dihitung karakteristik mean/median
sejak lahir responden
28

sampai
dengan
waktu
penelitian
dan
dinyatakan
dengan
tahun
3 Jenis Pembagian Diukur alat 1. Laki-laki nominal
kelamin duajenis dengan kuisioner 2.Perempuan
kelamin kuisioner
manusia karakteristik
yang responden
ditemukan
secara
biologis
yang
melekat
pada jenis
kelamin
tertentu

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan masalah-masalah yang terjadi


29

saat ini atau fenomena berdasarkan fakta empiris dilapangan (Nursalam, 2013),

sedangkan cross-sectional adalah penelitian dengan metode pengumpulan data

dilakukan pada satu titik waktu (at one point in time) dimana fenomena yang

diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data. Penelitian ini tidak

memberikan intervensi, melainkan hanya untuk mengetahui Gambaran perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid Sekolah Dasar Negeri 1 Sindang

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam konteks metodologi penelitian mengacu pada

keseluruhan objek atau kelompok subjek yang menjadi fokus atau

target penelitian. Populasi ini terdiri dari individu atau unit yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang relevan dengan topik

penelitian. Secara lebih umum, populasi dapat dipahami sebagai

wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek dengan

kualitas dan karakteristik yang spesifik. Dalam penelitian, populasi

juga dapat dijelaskan sebagai total jumlah individu atau unit yang

memiliki karakteristik yang sedang diteliti.(Sugiyono,2019)

2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Populasi sendiri

merupakan bagian dari sumber data dalam penelitian Sampel diambil dari

populasi untuk memperoleh data yang mewakili populasi secara

keseluruhan. Pada penelitian ini sampel yang


30

digunakan adalah semua siswa sd kelas VI yang memenuhi kriteria.

Jumlah responden yang didapatkan sesuai dengan jumlah perhitungan

responden. Selama proses penelitian tidak ada responden yang menolak

dijadikan responden. Sampel penelitian ini adalah guru dan siswa/I

kelas VI di SDN 01 SindangJumlah dari sampel siswa tersebut

adalah 90 dan guru adalah 10. Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari

10.000, dapat menggunakan rumus seperti berikut.

Rumus Perhitungan Besar Sampel

N
n=
1 + N (d²)

 n adalah ukuran sampel yang diperlukan.

 N adalah besar populasi

 D adalah tingkat ketepatan yang diinginkan = 10%.(0.1)

90
n=
1 + 90 (0,1²)

n = 47,3

Untuk menghindari terjadinya sampel Drop outatau kurang maka peneliti


menambahkan 10% dari hasil perhitungan sampel:Antisipasi Drop out

N= 10% * 47

N = 4,7 = 5 (dibulatkan)

Total sampel

N + total antisipasi dropout


47+ 5 = 52 sampel
31

Jadi n atau besar sampel nya yaitu 52

3. Kriteria sampling

Kriteria sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu

kriteria inklusi dan kiteria eksklusi.

1) Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penenlitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2016). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

pada murid kelas III-VI yang ada di sekolah dasar negeri 6

padang sambian, Denpasar Barat yang masih aktif dalam

melakukan atau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS). Pada penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 148 murid.

2) Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek

yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena

berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Murid tidak bisa berpartisipasi sebagai responden karena

ada upacara agama.


32

b) Murid menderita sakit saat berpartisipasi sebagai responden

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2023 di SDN 1 Sindang

Indramayu, Jawa Barat.

D. Etika Penelitian

Dalam penelitian kesehatan, terdapat keterkaitan yang saling tergantung antara

manusia sebagai subjek penelitian dan manusia sebagai peneliti. Keduanya

berperan penting dalam melaksanakan penelitian, di mana manusia sebagai objek

menjadi fokus pengamatan dan manusia sebagai peneliti bertanggung jawab untuk

merancang, melaksanakan, dan menganalisis penelitian tersebut dengan

memastikan etika dan keamanan subjek penelitian terjaga. (Notoatmodjo, 2012).

1. Hak untuk Menentukan Diri Sendiri Responden memiliki hak untuk secara

sukarela memutuskan apakah akan menjadi responden dalam penelitian ini

tanpa adanya tekanan atau sanksi. Hal ini didasarkan pada persetujuan

yang diberikan oleh responden melalui Informed Consent dan

menandatangani persetujuan sebagai responden.

2. Hak atas Privasi Selama penelitian berlangsung, peneliti akan menjaga

kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh responden untuk

kepentingan penelitian. Privasi responden dihormati dan dijaga.

3. Hak atas Anonimitas dan Kerahasiaan Kerahasiaan informasi dijamin oleh

peneliti dengan menggunakan inisial atau identitas yang tidak dapat


33

dihubungkan dengan responden secara langsung. Dengan demikian,

identitas responden tetap terjaga dan tidak diungkapkan.

4. Hak atas Perlakuan Adil Selama penelitian dilakukan, peneliti tidak akan

membedakan responden satu dengan yang lainnya. Setiap responden

berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan tindakan yang sama

sebelum, selama, dan setelah penelitian. Tidak ada diskriminasi dalam

pemilihan responden. Jika ada hal yang tidak dipahami oleh responden,

peneliti memberikan kesempatan bagi responden untuk bertanya.

Dengan demikian, hak dan kewajiban responden dalam penelitian ini mencakup

hak untuk menentukan diri sendiri, privasi, anonimitas dan kerahasiaan, serta

perlakuan yang adil. Peneliti harus menjaga dan menghormati hak-hak ini sesuai

dengan etika penelitian dan peraturan yang berlaku.

E. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2012).

Adapun alat atau instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini adalah:

- kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang

diteliti dengan menggunakan variasi jenis instrumen ceklis (check- list)

atau daftar centang


34

- Pengukuran kuesioner yang dibuat dalam penelitian ini berbentuk 10

- pertanyaan tentang pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat yang

pernah dan belum pernah diterapkan oleh siswa sd kelas VI

Berikut merupakan penggunaan instrumen kuisioner pada masingmasing variabel.

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian yaitu:

1. Bagian A

Berisi karakteristik responden yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin,

2. Bagian B

Berisi tentang kuisioner penerapan perilaku hidup bersih dan sehat

responden yang terdiri dari pertanyaan :

1. Mencuci Tangan: Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih adalah

tindakan penting untuk mencegah penyebaran infeksi dan penyakit. Cuci

tangan sebelum makan, setelah menggunakan toilet, setelah bersin atau

batuk, dan setelah berinteraksi dengan orang sakit.

2. Menjaga Kebersihan Diri: Menjaga kebersihan diri termasuk mandi secara

teratur, membersihkan gigi dan lidah secara rutin, serta merapikan rambut.

Perawatan diri yang baik membantu mencegah infeksi dan menjaga

kesehatan kulit, mulut, dan rambut.

3. Mengelola Sampah dengan Benar: Memilah dan membuang sampah pada

tempatnya merupakan bagian dari perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan
35

menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi polusi, kita dapat

mencegah penyebaran penyakit dan menjaga keindahan lingkungan.

4. Makan Makanan Sehat: Memiliki pola makan yang seimbang dan bergizi

adalah kunci untuk menjaga kesehatan. Mengonsumsi berbagai jenis

makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein, dan lemak

sehat, serta menghindari makanan olahan dan berlemak tinggi.

5. Berolahraga Secara Teratur: Aktivitas fisik merupakan bagian penting dari

gaya hidup sehat. Melakukan olahraga atau aktivitas fisik setidaknya 30

menit setiap hari dapat meningkatkan kebugaran, mengurangi risiko

penyakit jantung, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

6. Istirahat yang Cukup: Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidur yang

berkualitas merupakan bagian penting dari kesehatan. Tidur yang baik

membantu pemulihan fisik dan mental, serta menjaga sistem kekebalan

tubuh yang kuat.

7. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Rutin: Mengunjungi dokter

secara teratur untuk pemeriksaan kesehatan, vaksinasi, dan skrining

penting merupakan bagian dari upaya pencegahan penyakit dan menjaga

kesehatan secara keseluruhan.

8. Menggosok Gigi dengan bersih 2 kali dalam sehari pagi dan malam

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas
36

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Hal tersebut berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, denga menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2012). Uji validitas akan dilakukan pada 50 siswa kelas VI SD

negeri 1 Sindang Adapun rumus (df = n-2), dengan tingkst kesalahan 5%.

Pertanyaan

yang tidak valid akan dihapus. Syarat umum instrumen penelitian adalah sebagai

berikut:

Bila r hitung ≥ r tabel, maka pertanyaan tersebut valid

Bila r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak valid

Perhitungan uji validitas diuji dengan menggunakan program komputer.

Instrumen atau alat pengumpulan data sebelum digunakan dalam pengumpulan

data dilakukan uji validitas dan reliabilitas, uji instrumen akan dilakukan

responden pada 50 siswa kelas VI SD di SD negeri 1 Sindang . Instrumen atau

alat pengumpulan data menggunakan pengetahuan untuk mengukur tingkat

perilaku Hidup Bersih dan sehat

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur

dapat dipercaua atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini
37

untuk mengetahui reabilitas seluruh item yaitu dengan menggunakan sistem

komputer. Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbarch Alpha.

Untuk mengetahui reabilitas dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Bila Cronbarch Alpha ≥ 0,6, maka pertanyaan variabel reliabel

b. Bila Cronbarch Alpha < 0,6, maka pertanyaan variabel tidak reliabel

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Peneliti membuat proposal penelitian

2. Peneliti mengajukan surat permohonan izin studi pendahuluan dari institusi

STIKes Indramayu ke kepala sekolah SD Negeri 1 Sindang.

3. Peneliti mendapatkan surat balasan izin studi pendahuluan dari kepala sekolah

4. Peneliti mendatangi sekolah SD negeri 1 Sindang untuk memperkenalkan diri

dan menjelaskan tujuan studi pendahuluan dengan memberikan surat pengantar

studi pendahuluan ke Kepala sekolah SD Negeri 1 sindang.peneliti meminta izin

untuk melakukan studi pendahuluan.

5. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada ketua STIKes Indramayu

6. Setelah peneliti mendapatkan surat balasan dari ketua STIKes

Indramayu, kemudian peneliti mengajukan surat balasan tersebut ke bagian wali

kelas VI SD negeri 1 Sindang. Setelah diizinkan, peneliti memulai penelitian.

8. Peneliti mengumpulkan data siswa kelas VI dibimbing dengan wali kelas.


38

9. Peneliti mencatat data siswa sesuai kriteria inklusi dan eklusi kemudian

Peneliti memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan tentang penelitian serta

menanyakan siswa untuk menjadi responden. Siswa yang bersedia menjadi

responden menandatangani inform concent

10. Peneliti meminta responden untuk mengisi instrumen pengetahuan Penerapan

perilaku bersih dengan check list pada item benar atau salah

11. Peneliti telah mendapatkan data terkait gambaran perilaku hidup bersih dan

sehat kemudian peneliti mengolah data

H. Pengolahan Data

analisis data dilakukan melalui pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa

tahap yaitu editing, coding sheet, entri, dan tabulating data.

1. Editing

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isi formular atau kuesioner yang telah di isi. Dalam penelitian ini yang

dilakukan oleh peneliti adalah memeriksa kembali data responden yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dilakukan setelah kuesioner sudah selesai diisi oleh

responden. Pada saat peneliti menemukan jawaban kuesioner yang tidak lengkap,

peneliti meminta responden untuk melengkapi jawaban yang belum diisi.

2. Coding
39

Pengkodean data adalah proses mengubah data yang terbentuk kalimat menjadi

angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Peneliti memberikan kode untuk setiap

item kuesioner yang meliputi,

Setelah kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau

coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Pengkodean ini sangat penting untuk dilakukan jika pengolahan data

menggunakan komputer serta mempermudah dalam melakukan entry data.

Penelitian ini mengklasifikasikan pengkodean sebagai berikut. 1) Pada

karakteristik responden a) Berdasarkan jenis kelamin, (1) untuk laki-laki, (2)

untuk perempuan. b) Berdasarkan umur, (1) untuk umur 8-9 tahun, (2) untuk

umur 9-10 tahun, 40 (3) untuk 10-11 umur tahun, (4) untuk umur 11-12 tahun. 2)

Pada Pernyataan Dalam Kuesioner Pernyataan pada semua nomor, (1) untuk tidak

pernah, (2) untuk jarang, (3) untuk kadang - kadang, (4) untuk sering, (5) untuk

selalu. 3) Pada Kategori Yang Diperoleh Responden: Pada kategori perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar diberikan kode (1) untuk

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar baik, kode (2)

untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar cukup,

kode (3) untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada murid sekolah dasar

kurang.

3. Data entry
40

Peneliti memasukan data jawaban dari masing-masing responden yang sudah

dikode ke dalam komputer untuk melakukan analisis data dengan menggunakan

microsoft excel

4. Tabulating

Peneliti mengelompokan sesuai dengan variabel dan kategorinya guna

memudahkan dalam menganalisis. Peneliti memasukan data yang sudah diolah

oleh program komputer statistik kemudian dimasukan dalam tabel yang disajikan.

5. Analisa Data

Setelah data terkumpul semua, kemudian peneliti melakukan Analisadata, yang

akan digunakan adalah analisis univariat. Analisis univariat adalah penyajian data

dalam bentuk distribusi frekuensi untuk satu variabel dengantujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2012)

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

univariat. Data yang di analisis pada penelitian ini satu variabel yaitu phbs yang

diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert sering kali dikenal dengan

Asgree Disagree Scale, pertama kali dipublikasikan oleh Psychologist Rensis

Likert tahun 1932. Likert scale digunakan untuk mengukur attitude dimentions

(Brace, 2008 dalam Swarjana,2015).

Data yang sudah di olah kemudian dianalisa dengan analisis statistik deskriptif

yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data
41

secara ilmiah dalam bentuk tabel atau data yang sudah di olah kemudian dianalisa

dengan analisis statistik deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan

menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk tabel. Data

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan mengelompokkan dengan

karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, dan kelas kemudian menganalisis

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada masing-masing responden yang

didapatkan. Dari persentase nilai jawaban pertanyaan dari kuesioner. Dari 15

pernyataan terdiri dari 12 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Pemberian

skor penilaian dengan menggunakan skala likert, Untuk pernyataan positif pada

tiap pernyataan apabila di jawab selalu (SL) diberikan skor 5, sering (SR)

diberikan skor 4, kadang - kadang (KK) diberikan skor 3, jarang (J) diberikan skor

2, tidak pernah (TP) diberikan skor 1. Sedangkan pada tiap pernyataan bernilai

negatif, apabila di jawab tidak pernah (TP) diberikan skor 5, kadang –kadang

(KK) diberikan skor 4, jarang (JR) diberikan skor 3, sering (S) diberikan skor 2,

dan selalu (SL) diberikan skor 1. Nilai maksimum jika responden menjawab

dengan tepat 15 pernyataan adalah 50 Hasil jawaban responden yang telah

diberikan bobot itu dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor tertinggi dikali

100% (Aspuah, 2017).

Rumus:

SP
N= X 100
SM

Keterangan:
42

N = Nilai Responden

Sp = Skor yang di peroleh

Sm = Skor maksimal

Nilai yang diperoleh di bagi menjadi 3 kategori :

a. baik bila nilai akumulasi 75%

b. cukup nilai akumulasi 50-70%

c. Kurang: 20- 50%


43

DAFTAR PUSTAKA

Budi, A., & Susanti, R. (2019). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam

Mencegah Penyakit di Lingkungan Sekolah. Jurnal Pendidikan Kesehatan

Indonesia, 7(2), 119-127.

Dinkes. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2016, Semarang: Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Johnson, A., & Brown, K. (2018). The Impact of Clean and Healthy Behavior.

Journal of Health Sciences, 15(2), 45-60.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Buku Saku Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes, RI. (2014). Perilaku mencuci tangan memakai sabun dI indonesia.

Jakarta Selatan: InfoDATIN.

Kemenkes, RI. (2016, January). Perilaku hidup bersih dan sehat. Retrieved

Agustus 22, 2019, from Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat: http://promkes.kemkes.go.id/phbs

Kementrian Kesehatan RI. 2018, Profil Kesehatan Indonesia 2018.

Maryuni, A. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta, Info Media.
44

Nadia. 2012. Hubungan pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah terhadap

perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa sdn 13 seberang padangutara tahun

2012 . Universitas Andalas :

Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan Seni. Jakarta:Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

Edisi 3. Jakarta:Salemba Medika

Proverawati A dan Rahmawati E, 2012. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Yogyakarta : NuhaMedika

Smith, E. (2018). Strategies for Effective Classroom Management in Elementary

Schools. Diakses dari https://www.example.com/strategies-classroom-

management-elementary-schools

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (cet. 26).

Alfabeta.
45

United Nations Environment Programme (UNEP). (2021). Healthy Environment,

Healthy People. Available at:

https://www.unep.org/resources/publication/healthy-environment-healthy-people

World Health Organization. (2018). Guidelines for the management of conditions

specifically related to stress. Geneva: World Health Organization.

World Health Organization. (2014). Global status report on noncommunicable

diseases 2014. Geneva: World Health Organization


46

Lampiran

KUESIONER PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini sesuai dengan


pengalaman dan pengetahuan Anda. Jawablah dengan memberi tanda
centang (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban Anda.

Pilihan jawaban :

STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju


TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
R : Ragu-ragu

NO. PERTANYAAN STS TS R S SS

1. Saya mengetahui tentang PHBS (Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat).

2. Saya mengetahui tentang poin-poin yang


terkandung dalam PHBS di sekolah.

3. Saya mengetahui cara dan langkah


mencuci tangan yang baik dan benar.

4. Saya sudah bisa menerapkan cara


mencuci tangan yang baik dan benar.

5. Warga sekolah sudah mengetahui tentang


cara dan langkah mencuci tangan yang
baik dan benar.

6. Fasilitas untuk mencuci tangan (wastafel)


di sekolah sudah mendukung penerapan
cuci tangan yang baik dan benar.
47

7. Saya mengetahui syarat kamar mandi


yang sehat.

8. Saya sudah ikut membantu menjaga


kebersihan kamar mandi sekolah.

9. Warga sekolah sudah ikut membantu


menjaga kebersihan kamar mandi.

10. Tersedia fasilitas kamar mandi yang sehat


di sekolah.

11. Saya sering menemukan jentik nyamuk di


lingkungan sekolah.

12. Saya mengetahui tempat-tempat yang


biasanya menjadi tempat hidup jentik
nyamuk.

13. Saya mengetahui cara-cara memberantas


jentik nyamuk di lingkungan sekolah.

14. Sekolah mendukung pemberantasan


jentik nyamuk di lingkungan sekolah.

15. Saya mengetahui tentang macam-macam


sampah organik.

16. Saya mengetahui tentang macam-macam


48

sampah anorganik.

17. Saya sudah membuang sampah pada


tempatnya.

18. Fasilitas tempat sampah di lingkungan


sekolah sudah memadai (membedakan
tempat sampah organik dan anorganik).

19. Saya masih sering melihat sampah


berceceran di lingkungan sekolah.

20. Saya masih sering mendapati warga


sekolah membuang sampah
sembarangan di lingkungan sekolah.

21. Saya mengetahui kriteria jajanan yang


sehat.

22. Saya mengetahui kriteria kantin yang


sehat.

23. Fasilitas kantin di sekolah saya termasuk


kriteria kantin yang sehat.

24. Penjaga kantin di sekolah memahami


tentang kriteria makanan/jajan yang sehat
dan kantin yang sehat.

25. Pihak sekolah selalu turut aktif dalam


mengadakan kantin yang sehat di
49

sekolah.

26. Terdapat fasilitas Unit Kesehatan Siswa di


sekolah saya yang cukup memadai.

27. Saya turut aktif dalam menjalankan


kegiatan di Usaha Kegiatan Sekolah.

28. UKS di sekolah saya aktif dalam


mengadakan kegiatan mengukur dan
menimbang berat badan siswa secara
teratur.

29. Saya mengetahui tentang bahaya


merokok.

30. Saya pernah merokok di lingkungan


sekolah.

31. Saya pernah mendapati warga sekolah


merokok di lingkungan sekolah.

32. Ada peraturan dan sanksi yang tegas dari


pihak sekolah tentang larangan merokok
di sekolah.

33. Saya mengetahui tentang cara-cara


menghentikan merokok.

34. Saya sudah melakukan kegiatan olahraga


secara rutin (di luar mata pelajaran
olahraga di sekolah).
50

35. Saya mengetahui tentang manfaat


olahraga yang rutin.

Anda mungkin juga menyukai