Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

KEPERAWATAN AGREGAT KOMUNITAS


KONSEP KESEHATAN SEKOLAH

Dosen Pengampu: Netty Mawarda Hatmanti, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :
Kelompok 3
Mardliyah 1130222045
Melinda Dwi Mega Selvia 11302220
Purniawan 1130222040
Uswatun Khasanah 1130222069
Wahyu Muzzayin Ningsih 1130222075

PROGRAM STUDI RPL S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat serta karunia–Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Agregat Komunitas yang menjadi salah satu mata kuliah wajib di
Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Mata kuliah Keperawatan Agregat Komunitas ini merupakan mata kuliah
yang mempelajari tentang kehidupan masyarakat dalam kelompok umum atau
khusus dalam kehidupan. Penulis yakin bahwa tanpa adanya bantuan dari semua
pihak, maka tugas ini tidak akan dapat selesai dengan baik. Semoga sumbangsih
yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah SWT, dan
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
untuk bahan perbaikan penulis makalah ini.

Surabaya, 20 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Konsep Keperawatan Kesehatan Sekolah.................................................... 3
1. Definisi Keperawatan Kesehatan Sekolah............................................... 3
2. Peran dan Fungsi Keperawatan Sekolah.................................................. 4
3. Ciri Sekolah yang dapat Meningkatkan Kesehatan dan
Mempromosikan Kesehatan.................................................................... 5
4. Cara Melaksanakan Pendidikan Kesehatan............................................. 6
5. Peran Sekolah Dalam Meningkatkan Kesehatan..................................... 8
B. Asuhan Keperawatan Kesehatan Sekolah.................................................... 8
C. Program Usaha Kesehatan Sekolah............................................................. 31
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 15
A. Kesimpulan.................................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu
faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia.
Sumberdaya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya
saing manusia. Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan di Indonesia,
yakni Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan sejumlah misi, strategi, pokok-
pokok program serta program-programnya. Salah satu program yang
dimaksud adalah Program Usaha Kesehatan Sekolah. UU No. 23 tahun 1992
pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa Usaha Kesehatan Sekolah
wajib di selenggarakan di sekolah dimana salah satu program unggulannya
adalah program Dokter Kecil. (Depkes RI, 2008).
Anak usia sekolah merupakan aset dan tumpuan bagi masa depan
bangsa. Mereka merupakan sasaran yang strategis Seminar Nasional FMIPA
UNDIKSHA III Tahun 2013 186 untuk pelaksanaan program kesehatan.
Selain merupakan kelompok terbesar yaitu 30 % dari jumlah penduduk
Indonesia, kelompok anak usia sekolah juga mudah dijangkau karena
terorganisir dengan baik (Depkes RI, 2008). Namun, anak usia sekolah juga
merupakan kelompok umur yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak yang positif
bagi perkembangan anak. Sekolah seharusnya memiliki kepedulian terhadap
kesehatan anak didiknya, termasuk memberikan pengertian mengenai
kesehatan itu sendiri, sehingga siswa dapat membiasakan dirinya untuk hidup
sehat. Mengingat begitu pentingnya arti kesehatan dalam kehidupan serta
begitu eratnya lingkungan sekolah dengan kehidupan anak yang sedang
berada dalam masa pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya perawatan
kesehatan sekolah dengan memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas
maupun perawat yang terlibat langsung di sekolah tersebut. yang sangat
berbeda dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan banyak
permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas kesehatan anak
dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,
gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian presentasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar
tersebut membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh
karena itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak
dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di
sekolah, salah satunya melalui UKS. Oleh karena itu kami tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai peran UKS dalam anak yang sehat.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum makalah ini adalah mampu menjelaskan tentang
konsep keperawatan kesehatan sekolah.
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan tentang konsep keperawatan kesehatan sekolah
b. Menjelaskan tentang Asuhan keperawatan kesehatan sekolah
c. Menjelaskan tentang program usaha kesehatan sekolah
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Konsep Keperawatan Kesehatan Sekolah


1. Definisi Keperawatan Kesehatan Sekolah
Usaha kesehatan sekolah adalah upaya terpadu lintas program dan
lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih bagi peserta didik
serta warga sekolah. (Depkes RI, 2011).
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta
didik (usia sekolah) yang merupakan hal penting dalam meningkatkan
kualitas fisik penduduk (Setiawan & Hidayat, 2017).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan upaya satuan
pendidikan dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan serta
meningkatkan kemampuan hidup sehat, dengan penerapan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta derajat kesehatan peserta didik
melalui pelaksanaan Trias UKS antara lain pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, pembinaan lingkungan sekolah sehat
(Kemendikbud, 2023).

Dapat disimpulkan bahwa UKS adalah usaha Kesehatan sekolah


yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar lingkungan
sekolah yang sasarannya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah
lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis serta optimal menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.

Pelayanan keperawatan ditingkat sekolah merupakan suatu


pendídikan pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan
pendidikan seks. Adapun pelayanan kesehatan di sekolah yang
diutamakan antara lain :
a. Peningkatan kesehatan (promotif)
Dilaksanakan melalui kegiatan intra kurikuler dan penyuluhan
kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan disekolah,
Contohnya :
1) Kegiatan penyuluhan gizi
2) Kesehatan pribadi,
3) Penyakit menular
4) Cara menggosok gigi yang benar
5) Cara mengukur tinggi dan berat badan
6) Cara memeriksa ketajaman penglihatan.
b. Pencegahan (preventif)
Dilaksanakan melalaui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh,
contohnya :
1) Imunisasi oleh petugas puskesmas
2) Pemberantasan sarang nyamuk
3) Pengobatan sederhana oleh dokter kecil
4) Kegiatan penjaringan kesehatan bagi siswa kelas I yang baru
masuk dan pemeriksaan berkala setiap 6 bulan bagi seluruh
siswa.
c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
Dilakukan melalui kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan
akibat proses penyakit dan untuk meningkatkan kemamapuan pesert
didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi normal.
Kegiatannya:
1) Pengobatan ringan untuk mengurangi derita sakit
2) Pertolongan pertama di sekolah serta rujukan medik ke
puskesmas.
3) Kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang
membahayakan nyawa dan kasus penyakit khusus.
2. Peran dan Fungsi Keperawatan Sekolah
Adapun peran perawat kesehatan sekolah menurut Effendy 1998
antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai pelaksana askep di sekolah, perawat mempunyai peran:
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisis data serta
perumusan dan prioritas masalah.
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pemina
Usaha Kesehatan di Sekolah (TPUKS).
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang disusun.
4) Menilai dan memantau kegiatan UKS.
5) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS
Perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas menjadi salah
seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai
seorang koordinator UKS I tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan
ditunjuk sebagai koordinator makan pengelolaan pelaksanaan UKS
menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim
pengelola UKS.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan
Peranan perawat kesehatan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan dapat dilakukan secara langsung melalui penyuluhan
kesehatan yang bersifat umum dan klasikal atau tidak langsung
sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik
perseorangan.
Adapun fungsi perawat kesehatan sekolah antara lain :
a. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada
di sekolah.
b. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik sekolah.
c. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain.
3. Ciri Sekolah yang dapat Meningkatkan Kesehatan dan Mempromosikan
Kesehatan
Menurut WHO (DEPKES, 2008) ada 6 ciri utama sekolah yang
dapat mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, antara lain:
a. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat.
b. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman,
meliputi:
1) Sanitasi dan air yang cukup.
2) Bebas dari pengaruh negative.
3) Pekarangan sekolah yang aman.
4) Dukungan masyarakat yang sepenuhnya.
5) Bebas dari segala macam bentuk kekerasan.
6) Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling
percaya
c. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
1) Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku
peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat
mengembangkan berbagai keterampilan hidup yang mendukung
kesehatan fisik, mental dan sosial.
2) Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru
maupun orangtua
d. Memberikan akses untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan di
sekolah, yaitu :
1) Kerjasama dengan Puskesmas setempat.
2) Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan
sederhana.
3) Adanya program-program makanan bergizi dengan
memperhatikan keamanan makanan
e. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan
dan meningkatkan kesehatan, yaitu :
1) Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat
sekolah.
2) Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil
untuk seluruh siswa.
3) Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan
f. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan :
1) Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi.
2) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
4. Cara Melaksanakan Pendidikan Kesehatan
a. Tujuan pendidikan kesehatan
1) Memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan
2) Memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
3) Memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan
perawatan kesehatan
4) Memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku
hidup sehat, peserta didik tumbuh kembang secara harmonis
5) Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit
6) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
7) Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal.
b. Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah
1) Cara penyajian
Pendidikan lebih menekankan peran aktif peserta didik
melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan,
permainan, dan penugasan.
2) Cara penanaman kebiasaan
Penugasan untuk melalukan cara hidup sehat sehari-hari dan
pengamatan terus menerus oleh guru dan kepala sekolah.
c. Materi pendidikan kesehatan di sekolah
1) Demam berdarah
2) Flu burung
3) Pelayanan gizi
4) Kesehatan gigi dan mulut
5) Pengelolaan sampah
6) Pengelolaan tinja
7) Sarana pembuangan limbah
8) Pengelolaan air bersih
9) Penyediaan air bersih, air dan sanitasinya
10) Pegenalan pada penyakit menular dan pencegahannya.
Khusus untuk peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
1) Kesehatan reproduksi
2) Bahaya rokok
3) Deteksi dini penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman
keras, dan bahan-bahan yang berbahaya serta zat adiktif
(NAPZA) dan HIV/AIDS.
5. Peran Sekolah Dalam Meningkatkan Kesehatan
a. Fasilitas dan program pendidikan jasmani atau olah raga memadai
dan terprogram dengan baik, di sekolah dan di lingkungan
masyarakat sekitar.
b. Menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik.
c. Upaya yang dilakukan menciptakan lingkungan Sekolah Sehat
(Health Promoting School/HPS) melalui UKS.
B. Asuhan Keperawatan Kesehatan Sekolah
Asuhan keperawatan anak sekolah adalah salah satu spesialisasi dari
keperawatan komunitas atau Comunity Health Nursing (CHN) yang bertujuan
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah dengan keperawatan
sebagai salurannya. Asuhan keperawatan sekolah pada umumnya sama
dengan asuhan keperawatan pada sasaran lainnya meliputi meliputi
pengkajian status kesehatan anak sekolah, perumusan diagnose keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan
melibatkan kader UKS, guru pada institusi pendidikan, anak sekolah dan
orang tua dan kepala sekolah.
1. Pengkajian
Pengkajian pada keperawatan agregat komunitas anak sekolah
menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data inti
komunitas dan sub sisitem.
a. Data Inti Komunitas terdiri dari:
1) Demografi: meliputi jumlah siswa keseluruhan di suatu
sekolah menurut jenis kelamin dan golongan umur
2) Status Perkawinan
3) Nilai, kepercayaan dan agama
b. Data sub system terdiri dari:
1) Lingkungan Fisik (Halaman, kebun sekolah, bangunan
sekolah : meja, papan tulis, kursi, lantai, kebersihan,
ventilasi, penerangan, kebisingan, papan tuilis, kepadatan),
Sumber air minum, Pembuangan Air Limbah (PAL),
Jamban Keluarga, Tempat cucu tangan, kebersihan kamar
mandi dan penampungan air, pembuangan sampah, pagar
sekolah, dan lain-lain.
2) Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial: terdapat
pelayanan kesehatan (UKS) untuk siswa beristirahat dan
pemeriksaan fisik bagi siswa yang sakit. Selain itu terdapat
ruang bimbingan konseling (BK) untuk konsultasi siswa.
3) Ekonomi: meliputi jenis pekerjaan orang tua siswa dalam
mencari nafkah.
4) Keamanan dan transportasi: meliputi kebiasaan siswa
dalam yang dapat mengancam kesehatan dan jenis
transportasi yang digunakan siswa.
5) Politik dan pemerintahan: meliputi keikutsertaan anak
dalam kegiatan organisasi sekolah dan kebijakan
pemerintah terhadap masalah yang dengan anak usia
sekolah.
6) Komunikasi: meliputi media apa yang digunakan oleh
warga sekolah dalam memperoleh informasi.
7) Pendidikan: apakah ada sarana pendidikan yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat.
8) Rekreasi: meliputi tempat apa yang sering dimanfaatkan
anak saat waktu liburan dan fasilitas sekolah yang dapat
dimanfaatkan anak dalam pengembangan bakatnya.
c. Persepsi
Persepsi dari masyarakat dan keluarga mengenai permasalahan
kesehatan anak. Bisa karena rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat ataupun kurangnyapengetahuan tentang suatu
permasalahan yang ada di setting sekolah.

2. Analisa Data
Data yang telah terkumpul dari hasil pengkajian inti, subsistem dan
persepsi komunitas dengan berbagai metode pengumpulan data
selanjutnya dilakukan analisis untuk mendapatkan rumusan diagnosa
keperawatan komunitas.

3. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Kesehatan komunitas berhubungan dengan keterbatasan
sumber daya
b. Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakcukupan sumber daya
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
pemilihan gaya hidup tidak sehat
d. Manejemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
kurang pengetahuan, kurang dukungan sosial, ketidakcukupan
petunjuk untuk bertindak
f. Kesiapan Peningkatan Koping Komunitas
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Defisit Kesehatan Tujuan: L.12109 Pengembangan
komunitas Status kesehatan Kesehatan Masyarakat
berhubungan dengan komunitas meningkat (I.14548)
keterbatasan sumber Kriteria Hasil:
Observasi
daya (D.0110) 1. Ketersedian
program promosi  Identifikasi masalah
Kesehatan atau isu Kesehatan
meningkat dan prioritasnya
2. Ketersediaan  Identifikasi potensi
program proteksi atau aset dalam
Kesehatan masyarakat terkait isu
meningkat yang dihadapi
3. Partisipasi dalam  Identifikasi kekuatan
program Kesehatan dan partner dalam
komunitas pengembangan
meningkat Kesehatan
4. Keikutsertaan  Identifikasi
asuransi/jaminan pemimpin/tokoh
Kesehatan dalam masyarakat
meningkat
Terapeutik
5. Kepatuhan terhadap
standar Kesehatan  Berikan kesempatan
lingkungan kepada setiap anggota
meningkat masyarakat untuk
6. Sistem surveilens berpartisipasi sesuai
Kesehatan aset yang dimiliki
meningkat  Libatkan anggota
7. Pemantauan standar masyarakat untuk
Kesehatan meningkatkan
komunitas kesadaran terhadap
meningkat isu dan masalah
8. Angka kejadian Kesehatan yang
cidera menurun dihadapi
9. Angka kriminalitas  Libatkan masyarakat
menurun dalam musyawarah
untuk mendefinisikan
isu Kesehatan dan
mengembangkan
rencana kerja
 Libatkan masyarakat
dalam proses
perencanaan dan
implementasi serta
revisinya
 Libatkan anggota
masyarakat dalam
mengembangkan
jaringan Kesehatan
 Pertahankan
komunikasi yang
terbuka dengan
anggota masyarakat
dan pihak-pihak yang
terlibat
 Perkuat komunikasi
antara individu dan
kelompok untuk
bermusyawarah
terkait daya Tarik
yang sama
 Fasilitasi struktur
organisasi untuk
meningkatkan
kemampuan
berkomunikasi dan
bernegosiasi
 Kembangkan strategi
dalam manajemen
konflik
 Persatukan anggota
masyarakat dengan
cita-cita komunitas
yang sama
 Bangun komitmen
antar anggota
masyarakat
 Kembangkan
mekanisme
keterlibatan tatanan
lokal, regional bahkan
nasional terkait isu
Kesehatan komunitas
Promosi perilaku upaya
kesehatan dalam
Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia
(I.12472)

Observasi

 Identifikasi perilaku
upaya Kesehatan yang
dapat ditingkatkan
Terapeutik

 Berikan lingkungan
yang mendukung
Kesehatan
 Orientasi pelayanan
Kesehatan yang dapat
dimanfaatkan
Edukasi

 Anjurkan persalinan
ditolong oleh tenaga
kesehatan
 Anjurkan memberi
bayi ASI eksklusif
 Anjurkan menimbang
balita setiap bulan
 Anjurkan
menggunakan air
bersih
 Anjurkan mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun
 Anjurkan
menggunakan jamban
sehat
 Anjurkan
memberantas jentik di
rumah seminggu
sekali
 Anjurkan makan
sayur dan buah setiap
hari
 Anjurkan melakukan
aktivitas fisik setiap
hari
 Anjurkan tidak
merokok di dalam
rumah

2 Pemeliharaan Tujuan: Edukasi kesehatan


Kesehatan tidak efektif Pemeliharaan (I.12383)
berhubungan dengan kesehatan meningkat
Observasi
ketidakcukupan L.12106
 Identifikasi kesiapan
sumber daya Kriteria Hasil:
dan kemampuan
1. Menunjukkan menerima informasi
perilaku adaptif  Identifikasi faktor-
meningkat faktor yang dapat
2. Menunjukkan meningkatkan dan
pemahaman perilaku menurunkan motivasi
sehat meningkat perilaku hidup bersih
3. Kemampuan dan sehat
menjalankan
Terapeutik
perilaku sehat
meeningka  Sediakan materi dan
media Pendidikan
Kesehatan
 Jadwalkan Pendidikan
Kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi

 Jelaskan faktor risiko


yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan
 Ajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat

Kontrak perilaku
positif (I.09282)

Observasi

 Identifikasi
kemampuan mental
dan kognitif untuk
membuat kontrak
 Identifikasi cara dan
sumber daya terbaik
untuk mencapai
tujuan
 Identifikasi hambatan
dalam menerapkan
perilaku positif
 Monitor pelaksanaan
perilaku
ketidaksesuaian dan
kurang komitmen
untuk memenuhi
kontrak
Terapeutik

 Ciptakan lingkungan
yang terbuka untuk
membuat kontrak
perilaku
 Fasilitasi pembuatan
kontrak tertulis
 Diskusikan perilaku
Kesehatan yang ingin
diubah
 Diskusikan tujuan
positif jangka pendek
dan jangka Panjang
yang realistis dan
dapat dicapai
 Diskusikan
pengembangan
rencana perilaku
positif
 Diskusikan cara
mengamati perilaku
(mis: tabel kemajuan
perilaku)
 Diskusikan
penghargaan yang
diinginkan Ketika
tujuan tercapai, jika
perlu
 Diskusikan
konsekuensi atau
sanksi tidak
memenuhi kontrak
 Tetapkan batas waktu
yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan
Tindakan yang
realistis
 Fasilitasi meninjau
ulang kontrak dan
tujuan, jika perlu
 Pastikan kontrak
ditandatangani oleh
semua pihak yang
terlibat, jika perlu
 Libatkan keluarga
dalam proses kontrak,
jika perlu
Edukasi

 Anjurkan menuliskan
tujuan sendiri, jika
perlu

Penentuan tujuan
bersama (I.12464).

Observasi

 Identifikasi tujuan-
tujuan yang akan
dicapai
 Identifikasi cara
mencapai tujuan
secara konstruktif
Terapeutik

 Nyatakan tujuan
dengan kalimat positif
dan jelas
 Tetapkan skala
pencapaian tujuan,
jika perlu
 Fasilitasi memecah
tujuan kompleks
menjadi langkah kecil
yang mudah
dilakukan
 Berikan batasan pada
peran perawat dan
pasien secara jelas
 Diskusikan sumber
daya yang ada untuk
memenuhi tujuan
 Diskusikan
pengembangan
rencana untuk
memenuhi tujuan
 Prioritaskan aktivitas
yang dapat membantu
pencapaian tujuan
 fasilitasi dalam
mengidentifikasi hasil
yang diharapkan
untuk setiap tujuan
 Tetapkan batas waktu
yang realistis
 Diskusikan indikator
pengukuran untuk
setiap tujuan (mis:
perilaku)
 Tetapkan evaluasi
secara periodik untuk
menilai kemajuan
sesuai tujuan
 HItung skor
pencapaian tujuan
 Modifikasi rencana
jika tujuan tidak
tercapai
Edukasi

 Anjurkan mengenal
masalah yang dialami
 Anjurkan
mengembangkan
harapan realistis
 Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan dan
kemampuan sendiri
 Anjurkan
mengidentifikasi nilai
dan sistem
kepercayaan saat
menetapkan tujuan
 Anjurkan
mengidentifikasi
tujuan realistis dan
dapat dicapai

Promosi perilaku upaya


kesehatan (I.12472)

Observasi

 Identifikasi perilaku
upaya Kesehatan yang
dapat ditingkatkan
Terapeutik

 Berikan lingkungan
yang mendukung
Kesehatan
 Orientasi pelayanan
Kesehatan yang dapat
dimanfaatkan
Edukasi

 Anjurkan
menggunakan air
bersih
 Anjurkan mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun
 Anjurkan
menggunakan jamban
sehat
 Anjurkan
memberantas jentik di
sekolah seminggu
sekali
 Anjurkan makan
sayur dan buah setiap
hari
 Anjurkan melakukan
aktivitas fisik setiap
hari

3 Perilaku kesehatan Tujuan: Promosi perilaku upaya


cenderung beresiko Perilaku Kesehatan kesehatan (I.12472)
berhubungan dengan membaik (L.12107)
Observasi
pemilihan gaya hidup Kriteria hasil:
 Identifikasi perilaku
tidak sehat 1. Penerimaan
upaya Kesehatan yang
terhadap perubahan
dapat ditingkatkan
status Kesehatan
meningkat Terapeutik
2. Kemampuan
melakukan  Berikan lingkungan
Tindakan yang mendukung
pencegahan masalah Kesehatan
Kesehatan  Orientasi pelayanan
meningkat Kesehatan yang dapat
3. Kemampuan dimanfaatkan
peningkatan
Edukasi
Kesehatan
meningkat  Anjurkan
menggunakan air
bersih
 Anjurkan mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun
 Anjurkan
menggunakan jamban
sehat
 Anjurkan
memberantas jentik di
sekolah seminggu
sekali
 Anjurkan makan
sayur dan buah setiap
hari
 Anjurkan melakukan
aktivitas fisik setiap
hari

4 Manejemen kesehatan Tujuan: Dukungan pengambilan


tidak efektif Manajemen kesehatan keputusan (I.09265)
berhubungan dengan L.12104
kurang pengetahuan, Kriteria Hasil:
Observasi
kurang dukungan 1. Melakukan tindakan
untuk mengurangi  Identifikasi persepsi
sosial, ketidakcukupan
faktor risiko mengenai masalah dan
petunjuk untuk meningkat informasi yang memicu
2. Menerapkan konflik
bertindak
program perawatan
Terapeutik
meningkat
3. Aktivitas hidup  Fasilitasi
sehari-hari efektif mengklarifikasi nilai
memenuhi tujuan dan harapan yang
kesehatan membantu membuat
meningkat pilihan
4. Verbalisasi kesulitan  Diskusikan kelebihan
dalam menjalani dan kekurangan dari
program setiap solusi
perawatan/pengobat  Fasilitasi melihat
an menurun situasi secara realistic
 Motivasi
mengungkapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
 Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaboratif
 Hormati hak pasien
untuk menerima atau
menolak informasi
 Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada
orang lain, jika perlu
 Fasilitasi hubungan
antara pasien,
keluarga, dan tenaga
Kesehatan lainnya
Edukasi

 Jelaskan alternatif
solusi secara jelas
 Berikan informasi
yang diminta pasien
Kolaborasi

 Kolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain
dalam memfasilitasi
pengambilan
keputusan

Dukungan tanggung
jawab pada diri
(I.09277)

Observasi

 Identifikasi persepsi
tentang masalah
Kesehatan
 Monitor pelaksanaan
tanggung jawab

Terapeutik

 Berikan kesempatan
merasakan memiliki
tanggung jawab
 Tingkatkan rasa
tanggung jawab atas
perilaku sendiri
 Hindari berdebat atau
tawar menawar
tentang perannya di
ruang perawatan
 Berikan penguatan
dan umpan balik
positif jika
melaksanakan
tanggung jawab atau
mengubah perilaku
Edukasi

 Diskusikan tanggung
jawab terhadap
profesi pemberi
asuhan
 Diskusikan
konsekuensi tidak
melaksanakan
tanggung jawab

Edukasi kesehatan
(I.12383)
Observasi

 Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi
 Identifikasi faktor-
faktor yang dapat
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih
dan sehat
Terapeutik

 Sediakan materi dan


media Pendidikan
Kesehatan
 Jadwalkan Pendidikan
Kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi

 Jelaskan faktor risiko


yang dapat
mempengaruhi
Kesehatan
 Ajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat

Pelibatan keluarga
(I.14525)
Observasi

 Identifikasi kesiapan
keluarga untuk terlibat
dalam perawatan
Terapeutik

 Ciptakan hubungan
terapeutik pasien
dengan keluarga
dalam perawatan
 Diskusikan cara
perawatan di rumah
(mis: kelompok,
perawatan di rumah,
atau rumah singgah)
 Motivasi keluarga
mengembangkan
aspek positif rencana
perawatan
 Fasilitasi keluarga
membuat keputusan
perawatan
Edukasi

 Jelaskan kondisi
pasien kepada
keluarga
 Informasikan tingkat
ketergantungan pasien
kepada keluarga
 Informasikan harapan
pasien kepada
keluarga
 Anjurkan keluarga
bersikap asertif dalam
perawatan
 Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan

5 Kesiapan Peningkatan Tujuan: Dukungan kelompok


Koping Komunitas Status koping (I.09258)
komunitas membaik
Observasi
L.09089
 Identifikasi masalah
Kriteria Hasil:
yang sebenarnya
1. Keberdayaan dialami kelompok
komunitas  Identifikasi kelompok
meningkat memiliki masalah
2. Perencanaan yang sama
komunitas  Identifikasi hambatan
meningkat menghadiri sesi
3. Pemecahan masalah kelompok (mis:
komunitas stigma, cemas, tidak
meningkat aman)
4. Sumber daya  Identifikasi aturan dan
komunitas norma yang perlu di
meningkat modifikasi pada sesi
5. Partisipasi selanjutnya, jika perlu
masyarakat
meningkat Terapeutik
6. Insiden masalah
 Siapkan lingkungan
Kesehatan dalam
terapeutik dan rileks
komunitas menurun
 Bentuk kelompok
dengan pengalaman
dan masalah yang
sama
 Mulai sesi kelompok
dengan mengenalkan
semua anggota
kelompok dan terapis
 Mulai dengan
percakapan ringan,
berbagi informasi
tentang diri masing-
masing dan alasan
terlibat dalam
kelompok
 Buat aturan dan
norma dalam
kelompok, terutama
kerahasiaan dalam
kelompok
 Sepakati jumlah sesi
yang diperlukan
dalam kelompok
 Bangun rasa tanggung
jawab dalam
kelompok
 Diskusikan
penyelesaian masalah
dalam kelompok
 Berikan kesempatan
individu untuk
berhenti sejenak saat
merasa distres akibat
topik tertentu sampai
mampu berpartisipasi
Kembali
 Berikan kesempatan
istirahat di setiap sesi
untuk memfasilitasi
percakapan individual
dalam kelompok
 Berikan kesempatan
saling mendukung
dalam kelompok
terkait masalah dan
penyelesaian masalah
 Berikan kesempatan
kelompok
menyimpulkan
masalah, penyelesaian
masalah dan
dukungan yang
diperlukan untuk
setiap anggota
kelompok
 Hindari percakapan
ofensif, tidak
sensitive, seksual atau
humor yang tidak
perlu/tidak pada
tempatnya
 Sediakan media untuk
kebutuhan
berkomunikasi di luar
kelompok (mis: email,
telepon, SMS, WA)
 Lakukan refleksi
manfaat dukungan
kelompok pada setiap
awal dan akhir
pertemuan
 Akhiri kegiatan sesuai
sesi yang disepakati
Edukasi

 Anjurkan anggota
kelompok
mendengarkan dan
memberi dukungan
saat mendiskusikan
masalah dan perasaan
 Anjurkan bersikap
jujur dalam
menceritakan
perasaan dan masalah
 Anjurkan setiap
anggota kelompok
mengemukakan
ketidakpuasan,
keluhan, kritik dalam
kelompok dengan cara
santun
 Anjurkan kelompok
untuk menuntaskan
ketidakpuasan,
keluhan, dan kritik
 Ajarkan relaksasi
pada setiap sesi, jika
perlu

Promosi sistem
pendukung (I.09313)

Observasi

 Identifikasi respon
psikologis terhadap
situasi dan ketersedian
sistem pendukung
 Identifikasi sumber
daya untuk
ketersediaan pengasuh
 Monitor situasi
keluarga saat ini dan
sistem pendukung
Terapeutik

 Berikan dukungan dan


caring dalam
pelayanan
 Motivasi
berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan
masyarakat
 Motivasi membina
hubungan dengan
pihak yang memiliki
kebutuhan yang sama
 Libatkan keluarga,
orang penting, dan
teman dalam
perawatan
Edukasi

 Jelaskan hambatan
pada sistem
pendukung
 Informasikan jaringan
sosial yang tersedia
 Informasikan tingkat
sistem pendukung
(mis: keluarga, teman,
dan masyarakat)
 Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan
Kolaborasi

 Rujuk ke kelompok
swadaya
 Kolaborasi dengan
program pencegahan
atau pengobatan
berbasis masyarakat,
jika perlu

5. Implementasi Keperawatan

6. Perawat bertanggung
jawab untuk
melaksanakan
tindakan yang telah
di
7. rencanakan.
8. Perawat bertanggung
jawab untuk
melaksanakan
tindakan yang telah
di
9. rencanakan.
Suatu tindakan perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan.
6. Evaluasi Keperawatan
Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah di
lakukan intervensi. Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah
dilakukan intervensi keperawatan

C. Program Usaha Kesehatan Sekolah


Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin
melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok
(trias) UKS (Depkes RI, 2003). Penjelasan mengenai trias UKS adalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang, dan sehat
baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini
maupun di masa yang mendatang.
Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), pendidikan kesehatan
ditekankan pada sikap dan perilaku hidup sehat. Hal ini dengan
definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan tentang apa yang harus
dicapai oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu,
kompetensi yang dituntut pada pendidikan kesehatan diharapkan dapat
terefleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pendidikan Kesehatan antara lain adalah:
a. Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,
termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
prinsip hidup sehat.
c. Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan.
d. Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang
sesuai dengan syarat kesehatan.
e. Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hariPeserta didik dapat memiliki
pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan
yang seimbang.
f. Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan
dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
g. Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari
luar.
h. Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhadap penyakit.
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat
tercapai secara optimal,dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan perindividual peserta
didik.
b. Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta
didik.
c. Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
d. Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya ahli
teknologi.
e. Memperhatikan kebutuhan pendidikan pembangunan nasional.
f. Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Pelayanan Kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah
adalah :
a. Kegiatan peningkatan (promotif)
Latihan keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan
pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan,
Contoh: kader kesehatan sekolah, olahraga, kesenian, berkebun dan
lomba.
b. Kegiatan pencegahan (preventif)
Memelihara kesehatan bersifat umum dan khusus, penjaringan
kesehatan bagi anak, monitoring peserta didik, melakukan usaha
pencegahan penyakit menular.
c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif)
Mendiagnosa dini terhadap suatu penyakit, melakukan pengobatan
terhadap penyakit, imunisasi, melaksanakan P3K dan tindakan rujukan
ke puskesmas serta pemberian makanan tambahan anak sekolah
(Delawati, 2007)

Adapun tujuan pelayanan kesehatan antara lain :


a. Tujuan Umum
Meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga
masyarakat sekolah secara optimal.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk hidup sehat
2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit
dan mencegah terjadinya penyakit,kelainan,dan cacat.
3) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan, pengambilan fungsi, dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
berfungsi optimal
4) Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental,
sosial,maupun lingkungan.

Adapun tempat melaksanakan pelayanan kesehatan antara lain :


a. Di sekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan
ekstrakulikuler.
b. Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter
praktik) yang ada di sekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan.
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan
lingkungan sekolah,lingkungan keluarga, masyarakat sekitar,dan unsur-
unsur penunjang.

Program pembinaan lingkungan sekolah antara lain :


a. Lingkungan fisik sekolah
1) Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.
2) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.
3) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
4) Pemeliharaan kamar mandi,wc,kakus,urinoar.
5) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,ruang
perpustakaan, ruang laboratorium,dan tempat ibadah.
6) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah(termasuk penghijauan sekolah).
7) Pengadaan danpemeliharaan warung atau kantin sekolah.
8) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.
b. Lingkungan mental dan sikap
Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat di
lakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan (wiyata mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan konsep
ketahanan sekolah,sehingga tercipta suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.
c. Pembinaan lingkungan keluarga
Pembinaan lingkungan keluarga bertujuan untuk:
1) Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal-hal
yang berhubungan dengan kesehatan;
2) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik
dalam pelaksanaan hidup sehat.
3) Pembinaan lingkungan keluarga dapat di lakukan antara lain
dengan:
4) Kunjungan rumah yang di laksanankan oleh petugas UKS;
5) Ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah bekerja
sama dengan dewan sekolah atau di padukan dengan kegiatan di
masyarakat dengan koordinasi LKMD.

d. Pembinaan masyarakat sekitar


1) Pembinaan di lakukan dengan cara pendekatan
kemasyarakatan,dapat di lakukan oleh kepala sekolah atau
madrasah dan pondok pesantren,guru, ataupun pembina
UKS.misalnya dengan membina hubungan baik atau kerja sama
dengan masyarakat,LKMD atau dewan kelurahan, ketua RT/RW,
dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya.
2) Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan pentingnya
arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang sehat. Untuk itu, masyarakat bisa di undang
kesekolah,.pembicara dapat di mintakan dari
puskesmas,pemerintah daerah setempat, dan narasumber lainnya
seperti swadaya masyarakat.
3) Penyuluhan masa baik secara tatap muka maupun melalui media
cetak dan audio visual.
4) Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah atau madrasah dan
pondok pesantren.
e. Program pembinaan unsur penunjang
Program pembinaan unsur penunjang meliputi pembinaan
ketenagaan dan pembinaan sarana serta prasarana yang mendukung
usaha kesehatan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai