Anda di halaman 1dari 19

MATA KULIAH PENDIDIKAN KESEHATAN

MATERI USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

OLEH
Kelompok 9:
Nama NIM
1. Oschar orison 17086451

Program studi Pendidikan jasmani Kesehatan dan Rekreasi


Jurusan Pendidikan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………… 1

BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang masalah …………………………………………………………………………... 2
Indentifikasi masalah ……………………………………………………………………………. 2
Tujuan ……………………………………………………………………………. 2

BAB II KAJIAN TEORI


A. Pengertian uks ……………………………………………………………………………… 3
B. Tujuan uks ……………………………………………………………………………… 4
C. Manfaat uks ……………………………………………………………………………… 5
D. Ruang lingkup uks ………………………………………………………………………… 6
E. Sasaran uks ………………………………………………………………………… 7
F. Sarana dan prasarana uks …………………………………………………………………. 8

BAB III
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………… 19
SARAN ………………………………………………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………… 20


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan salah
satu upaya kesehatan yang ada di sekolah. UKS dibentuk
sejak tahun 1976 dan dengan terbitnya Surat Keputusan
Bersama 4 menteri yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan
Menteri Dalam Negeri yang diperbarui pada tahun 2003
(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, 2012). Pembinaan
dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
merupakan salah satu upaya untuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan uks ?


2. Bagaimana peran uks di sekolah?

c. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang uks
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kegiatan uks
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian uks (Usaha kesehatan sekolah)

UKS adalah kependekan dari Usaha Kesehatan


Sekolah dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project di
Jakarta dan Bekasi yang merupakan kerjasama antara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan
Departemen Dalam Negeri. Usaha Kesehatan Sekolah
adalah wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar mereka.
Effendy (1998:112) dalam Azwar mengatakan bahwa
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah bagian dari
usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas
Puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah
dengan anak beserta lingkungan hidupnya. Sedangkan
menurut menurut Effendy (1998: 111) Mengatakan
bahwa Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya untuk
membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat
yang dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah. Indah
Entjang (2000: 119) mengatakan bahwa UKS adalah
usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
warga sekolah, yaitu: murid, guru, karyawan sekolah, dan
warga skolah lainnya. Kriswanto (2010: 9-10) UKS
adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan sedini
mungkin di sekolah. Dengan demikian UKS adalah Unit
kesehatan yang ada di sekolah yang befungsi
meningkatkan kesehatan warga sekolah.
Sedangkan menurut ( Departemen Kesehatan, 1982 : 15 ) bahwa
sekolah merupakan masyarakat usia muda yang perlu diperhatikan
kesehatannya agar dapat optimal pertumbuhannya, Usaha Kesehatan
Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat belajar,
tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas. Menurut Mu’rifah, dan Hardianto Wibowo

Jadi disini jelaslah bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kesehatan


Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan yang ada didalam lingkungan
sekolah maupun yang ada di sekitar lingkungan sekolah, yang sasaran
utamanya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah lainnya yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
B Tujuan uks (usaha kesehatan sekolah)

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk meningkatkan mutu


pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat, derajat kesehatan peserta didik maupun
warga belajar serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Menurut Mu’rifah dan Hardiyanto Wibowo (1992 : 131) tujuan


Usaha Kesehatan Sekolah dibedakan menjadi :
a. Tujuan Umum UKS
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat,
sehingga memungkinkan pertumbuhan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
b. Tujuan Khusus UKS
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertiggi derajat
kesehatan peserta didik, yang didalamnya mencakup : a) memiliki
pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsipprinsip hidup sehat, serta
partisipasi aktif dalam usaha peningkatan
usaha kesehatan di sekolah dan perguruan agama, di rumah tangga,
maupun lingkungan masyarakat. b) kondisi sehat, baik dalam arti fisik,
mental, maupun sosial. c) memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya.
Jadi tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan hidup sehat peserta didik
agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memiliki
pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, baik fisik, mental, maupun sosial serta memiliki daya hayat dan
daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba dan lain
sebagainya.

c. Manfaat Uks (usaha kesehatan sekolah)

1. Membentuk Perilaku Hidup Sehat

Fungsi UKS untuk membentuk perilaku hidup sehat bisa dikatakan merupakan dasar dari fungsi
UKS itu sendiri. Meskipun UKS juga dianggap "perawat" warga sekolah yang sakit namun lebih
utama ketika warga sekolah juga memiliki kesadaran akan pentingnya hidup sehat. Untuk itu
membentuk perilaku hidup sehat akan meningkatkan kualitas hidup sehat bagi warga sekolah
itu sendiri.

2. Meningkatkan Kemampuan Hidup Sehat

Ketika warga sekolah sudah memiliki kesadaran untuk berperilaku hidup sehat selanjutnya
diharapkan warga sekolah terutama peserta didik mampu meningkatkan kemampuannya untuk
hidup sehat. UKS bukan lagi merawat si sakit, tetapi menyehatkan si sakit dan meningkatkan
kesehatan yang sudah sehat.
3. Menghasilkan Derajat Kesehatan yang Optimal

Keadaan kesehatan peserta didik yang optimal akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik
itu pula. Jika kesehatan peserta didik yang didambakan sudah terwujud maka tidak perlu lagi
khawatir terhadap proses belajar mengajar yang ada di lingkup sekolah akan terganggu.

4. Meningkatkan Kesehatan Peserta Didik

Seperti yang telah dipapaprkan di atas bahwa ketika peserta didik memiliki kesehatan yang
optimal maka proses belajar mengajar juga tidak akan terganggu. Kesehatan peserta didik yang
dimaksud bukan hanya kesehatan secara fisik saja. Melainkan juga meliputi kesehatan mental
dan sosial. Kesehatan fisik penting untuk menjaga kebugaran siswa agar tetap aktif mengikuti
berbagai kegiatan di sekolah. Selain itu kesehatan mental juga memegang peranan penting agar
pola pikir dan juga mental peserta didik senantiasa termotivasi untuk hidup sehat sehingga ia
juga bersemangat mengikuti pembelajaran. Jika kesehatan fisik dan mental sudah tercapai
maka peserta didik juga dituntut untuk sehat dari segi sosial. Sehat secara sosial akan
membentuk pribadi peserta didik menjadi individu yang berjiwa sosial sehingga selalu peduli
dengan sekitarnya.

5. Menurunkan Jumlah Anak yang Sakit di Sekolah

Belakangan ditemukan banyak kasus di sekolah yang meliputi banyaknya peserta didik yang
tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar karena sakit. Diharapkan UKS mampu ikut
berperan serta untuk memberikan kesadaran agar peserta didik selalu hidup sehat juga mampu
memberikan pelayanan kesehatan agar jumlah peserta didik yang sakit juga bisa menurun.
Jumlah peserta didik yang sakit di sekolah dapat dikurangi ketika pelayanan kesehatan dari UKS
juga bisa optimal. Optimalnya pelayanan UKS bukan berarti agar si sakit betah berada di UKS,
melainkan agar si sakit itu bisa segera sembuh dan kembali mengikuti pembelajaran. Hal
tersebut tentu beimplikasi pada menurunnya jumlah peserta didik yang sakit dan optimalnya
pembelajaran di sekolah.
6. Meningkatkan Kesadaran terhadap Pengaruh Buruk Rokok, Narkotika, Alkohol, dan Obat-
obat Lain yang Berbahaya

Tidak perlu diragukan lagi bahwa anak biasanya memperoleh kebiasaan buruk dari
lingkungannya, terutama lingkungan pergaulan yang ia dapat di sekolah. Banyaknya ragam sifat
dan juga perilaku di dalam lingkup sekolah membuat seorang anak terpengaruh. seringkali ia
mengganggap bahwa itu adalah tuntutan pergaulan. Padahal tidak semua tuntutan pergaulan
bersifat positif. Sebut saja kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, juga mengonsumsi oba-
obatan terlarang seperti narkotika. Biasanya bermula dari rasa penasaran dan juga tuntutan
pergaulan, peserta didik akan mulai mengenal berbagai jenis hal-hal negatif itu kemudian
mereka akan mencoba karena penasaran. UKS harus berperan untuk mengenalkan berbagai
pengaruh buruk yang ada dalam berbagai benda yang telah disebutkan tadi sehingga peserta
didik tidak akan terbawa arus negatif pergaulan.

7. Mengontrol Kesehatan Peserta Didik

Jika berbagai fungsi UKS di atas mampu tercapai maka langkah terakhir dari fungsi UKS adalah
mengontrol kesehatan peserta didik. Dengan adanya kontrol, kesehatan yang optimal yang juga
diharapkan akan tercapai dan mampu dipertahankan sehingga proses belajar akan optimal.
Itulah beberapa fungsi UKS yang bisa saya paparkan. Selanjutnya sebagai pembaca pasti Anda
akan menemukan berbagai fungsi lain dari UKS melalui pengamatan baik terhadap warga
sekolah maupun terhadap UKS itu sendiri.

D. Ruang lingkup Uks (usaha kesehatan sekolah)

Ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tercermin dalam


tri program atau yang disebut dengan TRIAS UKS yang meliputi :

a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan
kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan
dan ketrampilan peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup dan
sehat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang
kesehatan peserta didik juga dibina dalam bidang kesehatan
lingkungan yang merupakan bagian yang sangat mempengaruhi
pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses kenaikan bagi
peserta didik maka harus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap
tahun sehingga seluruh peserta didik terpapar materi kesehatan dan
kesehatan lingkungan. (Tim Pembina UKS, 2008,33)
Pembinaan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra
kurikulum. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan
pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran
Pendidikan Jasmani saja, namunbisa juga secara integratif pada saat12
mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran
yang dilakukan disekolah atau di luar sekolah. Misalnya,
melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya
terhadap peserta didik, guru dan orang tua. Melaksanakan pelatihan
UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan.
Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program
sekolah sehat. (Tim Pembina UKS,2008,26)

b. Pelayanan Kesehatan
(Tim Pembina UKS,2008, 28-29) Pelaksanaan pelayanan
kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
1. Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Ketrampilan teknis
pemeliharan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta
didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : Kader Kesehatan
Sekolah, Olahraga, Kesehatan, Berkebun dan Lomba.
2. Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a. Pembianaan warung sekolah (Kantin)
b. Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c. Pembinaan Keteladanan berperilaku hidup sehat
3. Kegiatan Pencegahan (Preventif)
4. Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5. Penjaringan kesehatan bagi anak
6. Memonitoring / memantau peserta didik
7. Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitasi)
9. Diagnosa Dini
10. Pengobatan pada penyakit
11. P 3 K dan P 3 P
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu
unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan,
karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan
daya serap siswa dalam proses belajar mengajar maka pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui 6 K yaitu:13
Keamanan Keindahan Kebersihan Kekeluargaan Ketertiban
Kerindangan (Tim Pembina UKS 2008, 75-76)
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta
didik agar dapat menerapkan pentingnya Usaha Kesehatan Sekolah
diantaranya dengan melaksanakan kegiatan sebgai berikut:
1. Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat bersih, piket kapling, piket kelas)
2. Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah
3. Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah
di depan kelas, dipilih antara sampah organic dan anorganik
4. Mengolah sampah organik menjadi kompos
5. Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6. Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7. Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman
sekolah.
8. Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan
kesenian).

F.Sasaran Uks (Usaha kesehatan sekolah)

Sasaran Pembinaan dan Pengembangan UKS meliputi peserta didik


sebagai sasaran primer, guru pamong belajar / tutor orang tua, pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jejang sebagai
sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan
mulai dari tingkat pra sekolah / TK sampai SLTA, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok
pesantren beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan
prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan, sasaran tertier
lainnya adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat sekitar sekolah. Sekolah sebagai lembaga ( Institusi )14
pendidikan merupakan media penting untuk menyalurkan segala bentuk
pembaharuan tata cara dan kebiasaan hidup sehat, agar lebih mudah
tertanam pada anak-anak. Dengan demikian, akan dapat meberikan
pengaruh terhadap kehidupan keluarga, masyarakat sekitarnya, bahkan
masyarakat yang lebih luas lagi. Anak didik dikemudian hari diharapkan
akan memiliki sikap dan kebiasaan hidup dengan norma-nrma kesehatan
(Drajat Martianto. 2005 : 1). .
Pendidikan kesehatan di sekolah dasar melalui program UKS
mempunyai peran yang sangat efektif sebab Sekolah Dasar, sebagai
lembaga pendidikan yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air, dari
pedesaan hingga kota-kota besar. Di pandang dari segi pembiayaan
pemerintah dan harapan untuk masa depan, pelaksanaan UKS di Sekolah
Dasar adalah ekonomis. Apalagi untuk kepentingan ini masyarakat (orang
tua murid) selalu dilibatkan dalam berbagai bentuk, melalui POMG
(Persatuan Orang tua Murid dan Guru), menurut Departemen Kesehatan
(1982 : 7) bahwa peserta didik dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat
menengah termasuk perguruan tinggi beserta lingkungannya merupakan
sasaran utama dari pembinaan UKS.
Didalam pembangunan nasional, perhatian terhadap dunia anakanak tidak dapat diabaikan.
Anak-anak merupakan investment dalam
bidang tenaga kerja, sehingga pembinaan terhadap golongan ini perlu
dimulai sedini mungkin. Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan
kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara organisasi15
sekolah berada dibawah Departemen Pendidikan Nasional, secara
fungsional Departemen Kesehatan bertanggung jawab atas kesehatan anak
didik. Mengingat hal tersebut, Usaha Kesehatan Sekolah dijalankan atas
dasar titik tolak pemikiran bahwa :
a. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek.
b. Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai
kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada,
untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat sekolah : a)
mempunyai prosentase yang tinggi. b) merupakan masyarakat yang
telah terorganisir, sehingga mudah dicapai dalam rangka pelaksanaan
usaha-usaha kesehatan masyarakat, c) peka terhadap pendidikan pada
umumnya, dapat menyebarkan modernisasi (sebagai agent of change),
karena dalam taraf perkembangan dan pertumbuhan, mudah dibimbing
dan di bina. Pada masa ini adalah masa yang tepat untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat
meneruskan serta memperbaharui lingkungannya sekarang dan dimasa
yang akan datang. Masyarakat sehat yang akan dating merupakan salah
satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki anakanak pada waktu sekarang

G. Sarana dan prasarana uks ( usaha kesehatan sekolah)

Mengenai Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah


dijelaskan oleh Djonet Soetamto (1982, 122 – 123) meliputi : 1) Ruang
UKS atau klinik sekolah, 2) Alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, 3)
Alat-alat P3K, 4) Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan. Berdasarkan
kelengkapannya dapat dibagi menjadi :

a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi :

1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan.
5. Memiliki kadar Tiwisada/KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.
b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi :

1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi,
jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
6. Memiliki kader Tiwisada / KKR sebanyak 6-9 % dari jumlah siswa

c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi :

1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol)
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi,
jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Peralatan gigi dan unit gigi.
6. Contoh-contoh model organ tubuh.
7. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan
pelayanan kesehatan dan pembinaan hidup lingkungan kehidupan
sekolah.
8. Memiliki kader Tiwisada / KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya untuk membina dan mengembangkan
kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah.

B. Saran
Dengan makalah ini saya berharap agar mahasiswa mengetahui tentang usaha
kesehatan sekolah dan menerapkan nya di sekolah nant
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudjono. (1982). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pendek. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.
Anas Sudjono.(2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Adik Wibowo dkk. (1982). Kesehatan Sekolah. Jakarta. PT Citra Aditya Bakti.
Departemen Kesehatan. (1982). Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta: Percetakan
Negara.
Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Djonet Soetamto. (1982). Ilmu Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Drajat Martianto. (2005). Menjadikan UKS sebagaiupaya promosi tumbuh
kembang anak didik. Gajah Mada University Press.
F. Ardhiyanto Nugroho. (2010). Optimalisasi Pelayanan UKS di SD Negeri
SeKecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010.
Skripsi.Semarang:FIK UNNES
Kusmansuriadi. (2004). Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Usaha
Kesehatan Sekolah.
http://kewiraanempatujuh.wordpress.com.
Mu’rifah, dan Hardianto Wibowo. (1992). Pendidikan Kesehatan.
Jakarta.Depdikbud RI.
R.J Soenarjo. (2002). Usaha Kesehatan Sekolah. Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya.
Sonja Poernomo, Suharto dan Maidi Siswanto. (1978). Usaha Kesehatan Sekolah,
Jakarta, Depkes RI.
Sugiyono.(2006). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. (1997). Operasional Variabel Penelitian.Bandung: PT.
Rineka Cipta

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, 2012. Pedoman


Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah. Jakarta: Kemendikbud.
(online), (http://www.mebermutu.org/
admin/lampiran/pedoman-pembinaan-uks.pdf)
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat. Edisi Kedua. Jakarta:
Buku Kedokteran.
Entjang, Indah. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti.
Kriswanto Setyo, E. 2010. Peran guru pendidikan
jasmani dalam pelaksanaan unit kesehatan
sekolah di SMP Negeri se-Kabupaten Sleman
Yogyakarta, (Online), Vol 7, Nomor 2,
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitia
n/Erwin%20Setyo%20Kriswanto,%20S.Pd.,M.
Kes./JPJI%20Peran%20Guru%20Penjas%20thd
%20UKS.pdf, diunduh 23 Februari 2015).
Maksum, Ali. 2007. Buku Ajar Matakuliah Stastistik
Dalam Olahraga. Surabaya: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya.
Maksum, Ali. 2012. Metodologi Penelitian dalam
olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Mu’rifah, Wibowo Hardianto. 1992. Pedidikan
Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Direktorat
jendral pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. ILmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani, 2005. Pedoman
Pelatihan Pembinaan Dan Pelaksanaan UKS di
SMA/SMK dan MA. Jakarta: Depdiknas.
Sriwiyono, hadi. Hasan, Zaini, M. 2004. Metode
Penelitian Kumpulan Materi Kuliah II. Malang:
Universitas Kanjuruan Malang.
Subroto, Toto. 2000. Pemantapan Kemampuan Mengajar
(PKM). Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud
Direktorat jendral pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Tim Pembina UKS Pusat, 2007. Pedoman pembinaan
dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
Jakarta: Peningkatan Manajemen Sekolah dasar

Anda mungkin juga menyukai