OLEH : KELOMPOK 3
KELAS A12-B
Puja dan puji syukur kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang
berjudul “UKS” ini dapat diselesaikan tepat waktunya.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas 1 dalam menempuh pendidikan Program Studi S1
Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester
III tahun 2019, yang diampu oleh ibu Ns. Nurul Faidah, S.Kep.,M.Kes.
Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentu tidak luput dari bantuan
beberapa pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempura, oleh
karena itu segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-karya
penulis berikutnya. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.7 Peran kader Kesehatan remaja pada UKS tingkat lanjut SLTP dan SLTA ... 20
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tubuh yang sehat oleh karena itu, diperlukan suatu upaya kesehatan untuk
anak sekolah agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas
dibutuhkan pendidikan di sekolah salah satunya melalui UKS.
1.4 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui apakah yang dimaksud dengan UKS.
2. Agar dapat memahami Trias UKS di tingkat SD & tingkat lanjutan
(SLTP/SLTA).
3. Agar dapat memahami kebijakan SKB 4 menteri terkait UKS.
4. Agar dapat memahami bagaimanakah KMS remaja.
5. Agar dapat memahami rujukan kesehatan UKS.
6. Agar dapat memahami peran dokter kecil pada UKS tingkat SD.
7. Agar dapat memahami peran kader kesehatan remaja pada UKS tingkat
lanjut SLTP dan SLTA.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya. Tujuan
khusus UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup dan sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang didalamnya mencakup:
1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat serta berpartisipsi aktif didalam usaha peningkatan
kesehatan.
2) Sehat baik dalam arti fisik mental maupun social dan
3) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alcohol
(minuman keras), rokok dan sebagainya.
Sasaran UKS adalah peserta didik dari tingkat pendidikan dasar sampai
dengan tingkat pendidikan menengah (TK, SD, SMP dan SMA/SMK)
termasuk peserta didik diperguruan agama beserta lingkungannya. Sasaran
pembinaan UKS adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik
b. Pembina teknis (guru dan petugas kesehatan)
c. Pembina non teknis (pengelola pendidikan, karyawan sekolah/madrasah
d. Sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan
e. Lingkungan (lingkungan sekolah/madrasah, lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat sekitar sekolah/madrasah)
Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah
sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes RI,
2003). Penjelasan mengenai trias UKS adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa bimbingan atau
tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek
kesehatan pribadi (fisik, mental, dan social) agar kepribadiannya dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
4
(KBK), pendidikan kesehatan ditekankan pada sikap dan perilaku hidup
sehat. Hal ini sesuai dengan definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan
tentang apa yang harus dicapai oleh siswa yang mencakup aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Untuk itu, kompetensi yang dituntut pada pendidikan kesehatan
diharapkan dapar terefleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di
kehidupan sehari-hari.
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi peserta didik dapat tercapai secara
optimal, dalam pelaksaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
5
- Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
- Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehatan termasuk upaya alih
teknologi.
- Memperhatikan kebutuhan pembangunan nasional.
- Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
6
tempatnya
Mengenal cara menjaga kebersihan
alat reproduksi
Mengenal bahaya merokok bagi
kesehatan
Mengenal bahaya minuman keras
Mengenal bahaya narkoba
Mengenal cara menolak ajakan
menggunakan narkoba
Mengenal cara menolak perlakuan
pelecehan seksual
3. SMP/MTS Memahami pola makanan sehat
Memahami perlunya
keseimbangan gizi
Memahami berbagai penyakit
menular seksual
Mengenal bahaya seks bebas
Memahami berbagai penyakit
menular yang bersumber dari
lingkungan yang tidak sehat
Memahami cara menghindari
bahaya kebakaran
Memahami cara menghadapi
berbagai bencana alam
4. SMA/SMK/MA Menganalisis bahaya penggunaan
narkoba
Memahami berbagai peraturan
perundangan tentang narkoba
Menganalisis dampak seks bebas
Memahami bahaya HIV/AIDS
Memahami cara menghindari
penularan seks bebas
Memahami keamanan dan
keselamatan kerja
5. SLB Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
antara lain pola hidup aktif, cara memilih
makanan bergizi seimbang, kebersihan
gigi dan mulut, pencegahan
7
penyalahgunaan narkoba, perilaku terkait
dengan kesehatan reproduksi, perilaku anti
kekerasan.
2) Pelayanan UKS
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan disekolah adalah upaya
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap
peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah
koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan
puskesmas setempat. Pelayanan kesehatan disekolah pada dasarnya
dilaksanakan dengan kegiatan yang komprehensif, yaitu kegiatan
peningkatan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan dan latihan
keterampilan memberikan pelayanan kesehatan, kemudian kegiatan
pencegahan berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses
penyakit sedini mungkin, serta selanjutnya dalam kegiatan penyembuhan dan
pemulihan berupa kegiatan mencegah cedera atau kecacatan akibat proses
penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera
atau cacat agar dapat berfungsi optimal. Tujuan pelayanan kesehatan, yaitu:
a) Tujuan umum, yaitu meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan
seluruh waraga sekolah secara optimal.
b) Tujuan khusus, yaitu:
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan
hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat
- Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat
- Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan, pengembalian fungsi, dan peningkatan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat
berfungsi normal
- Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, social
maupun lingkungan
8
a) Disekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler
b) Dipuskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter praktik)
yang ada disekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan.
9
serta rujukan medis kepuskesmas untuk mengurangi derita sakit,
kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang membahayakan
nyawa, dan kasus penyakit khusus.
10
Pembinaan masyarakat sekitar
- Pembinaan dilakukan dengan cara pendekatan dengan cara pendekatan
kemasyarakatan, dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan pondok
pesantren, guru atauapun Pembina UKS. Misalnya dengan membina
hubungan baik atau kerjasama dengan masyarakat, LKMD atau dewan
kelurahan, ketua RT/RW dan organisasi-organisasi kemasyarakatan
lainnya.
- Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan pentingnya arti
pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang sehat.
Untuk itu, masyarakat bisa diundang ke sekolah. Pembicara dapat
dimintakan dari puskesmas, pemerintah daerah setempat, dan narasumber
lainnya seperti lembaga swadaya masyarakat.
11
kepadatan ruang kelas, jarak, papan tulis, sarana cuci tangan, kebising,
air bersih, toilet, sampah, sarana pembuangan air limbah, vektor
(pembawa penyakit), kantin sekolah, halaman, meja dan kursi.
(Widyanto, Faisalado. 2014)
12
- Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya tangkap
terhadap pengaruh buruk dari luar,
- Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari- hari
b) Pelayanan kesehatan, meliputi:
- Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
- Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala
- Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut
- Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/ pertolongan pertama pada
penyakit
- Pemberian imunisasi
- Tes kebugaran jasmani
- Pemberantasan sarang nyamuk
- Pemberian tablet tambah darah
- Pemberian obat cacing
- Pemanfaatan halaman sekolah sebagai taman obat
keluarga(TOGA)/apotekn hidup,
- Penyuluhan kesehatan dan konseling
- Pembinaan dan pengawasan kantin sehat
- Informasi gizi
- Pemulihan pasca sakit
- Rujukan kesehatan ke puskesmas/rumah sakit
c) Pembinaan lingkungan sekolah sehat, meliputi :
- Pelaksanaan kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan,
kerindangan, da kekeluargaan (7K)
- Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap
rokok, pornografi, narkotika psikotropika dan zat adktif lainnya
(NAPZA), da kekerasan
- Pembinaan kerja sama antar masyarakat sekolah. Peraturan bersama
(SKB 4 Menteri) tentang UKS mengharuskan sekolah membuat tim
pelaksana UKS/M di sekolah/ madasah ditetapkan oleh kepala sekolah/
madrasah terdiri dari unsure desa/ kelurahan, sekolah/madrasah ,
puskesmas, UPTD dinas pendidikan kecamatan, pendidik, osis, komite
seolah/madrasah dan pemangku kepentingan lain ang relevan sesuai
kebuthan.
13
KMS merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak bedasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan
jenis kelamin.Kartu menuju sehat (KMS) sudah digunakan di Indonesia sejak
tahun 1970-an, sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak dibawah umur 5
tahun (balita). Pada tahun 2010, kementrian kesehatan telah menrbitkan sebuah
peraturan menteri (PERMENKES) nomor : 155/menkes/per/2010, tentang
penggunaan kartu menuju sehat (KMS) bagi balita. Perbedaan mendasar KMS
baru dengan lama ialah, KMS baru dibedakan antara laki – laki dan perempuan,
sedangkan KMS lama tidak dibedakan, bisa digunakan untuk semua jenis
kelaminan anak.
1) Secara umum, fungsi KMS dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama,
antara lain:
a. Alat untuk memantau pertumbuhan, sebagimana penjelasan sebelumnya,
bahwa KMS memuat kurva pertumbuhan seorang anak berdasrkan jenis
kelamin, umur dan berat badan anak. Normal tidaknya perumbuhan
seorang anak dapat diketahui hanya melihat trend grafik/kurva yang
terdapat pada KMS.
b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak, salah satu informasi tambahn
yang bisa anda peroleh dari KMS adalah pelayanan keshatan yang telah
diperoleh si anak, misalnya catatan imunisasi, pemberian kapsul vitamin
a serta pemberian asi aksklusif
c. Sebagai alat edukasi, kader posyandu atau petugas kesehatan bisa
langsung memberikan edukasi kepada ibu,dengan melihat kurva
pertumbuhan si anak setelah dilakukan pengukuran berat badan.
2) Kegunaan KMS
a. Bagi orang tua balita
Jika orang tua rutin setiap bulan melakukan penimbangan di posyandu
atau disarana kesehatan lainnya, maka mereka dapat mengetahui satus
pertumbuhan anaknya dan dapat melakukan antisipasi pencegahan jka
kurva pertumbuhan sudah mulai menunjukkan penurunan. Disamping itu
orang tua juga bisa mengetahui kapan seharusnya anak mendapatkan
imunisasi atau pemberian kapsul vitamin A selanjutnya
b. Bagi kader posyandu
KMS digunakan oleh kader sebagai media untuk penyuluhan kepada ibu-
ibu balita, srta indicator untuk merujuk si anak jika kurva pertumbuhan
14
berada di bawah garis merah (BGM) untuk mendapatkan pelayanan lebih
lanjut.
c. Bagi tugas kesehatan
KMS menjadi media yang efektif dan cepat bagi petugas kesehatan untuk
mengtahui pelayanan kesehatan apa saja yang sudah didapatkan oleh si
anak, khususnya pemberian imunisasi dan kapsul vitamin A. KMS juga
bisa digunakan oleh petugas kesehatan untuk melakukan edkasi ke ibu
tentang pemberian makanan bergizi untuk meningkatkan status gizi anak.
2) Strata Pelayanan
a. Menurut Permenkes 038/1972, berdasarkan tingkat wilayah rujukan:
- Wilayah pelaksana di Kab/Kota
- Wilayah pelaksana di Propinsi
- Wilayah pelaksanaan secara nasional
b. Menurut SKN, dibagi 3 strata:
- UKP strata pertama (tingkat Dasar): BPS,BP, Praktek bersama
- UKP strata kedua (tingkat lanjutan):
a) Praktek dokter spesialis
b) BKMM
c) RS tipe C dan B Non pendidikan
c. UKP strata ketiga (tingkat unggulan):
- Praktek dokter spesialis konsultan
- RS tipe B pendidikan dan RS tipe A
15
a. Memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan
didasarkan atas tanggungjawab bersama antara semua unit pelayanan
kesehatan.
b. Agar dapat melaksanakan yankes atas dasar rujukan kesehatan, maka
unit yankes harus memenuhi persyaratan:
- Ketenagaan
- Fasilitas kesehatan dan perlengkapan fisik lainnya
2.6 Peran dokter kecil pada UKS tingkat SD
1) Pengertian
Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi criteria dan telah terlatih untuk
ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan keadaan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
2) Tujuan
Tujuan Umum : Meningkatnya partisipasi siswa dalam program UKS
Tujuan khusus :
a. Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah di rumah dan
lingkngannya
b. Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesame siswa dan orang lain
untuk hidup sehat
3) Kriteria peserta:
a. Siswa kelas 4 atau 5 sd atau MI dan belum pernah mendapatkan
pelatihan dokter kecil
b. Berprestasi sekolah
c. Berbadan sehat
d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
e. Berpenampilan bersih dan berprilaku
f. Berbudi pekerti baik dan suka menolong
g. Izin orang tua
h. Tugas dan kewajiban dokter kecil
i. Selalu bersikap dan berprilaku sehat
j. Dapat menggerakkan sesame teman – teman siswa untuk bersama – sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing – masing
k. Berusaha bagi tercapainya kesehatan Lingkungan yang baik di sekolah
maupun di rumah
l. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan
pelayanan kesehatan di sekolah
16
b. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi
c. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
d. Penyuluhan kesehatan
e. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di
sekolah, antara lain:
- Distribusi obat cacing, vitamin dan lain – lain
- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3k)
- Pertolongan pertama pada penyakit
- Pengenalan dan tanda – tanda penyakit
- Pengenalan kebersihan ruang UKS,warung sekolah dan Lingkungan
sekolah. Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah,
ruang kelas, perlengkapan,persediaan air bersih, tempat cuci, wc,
kamar mandi, tempat sampah dan saluran pembuangan termasuk
PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
f. Pencatatan dan pelaporan, antara lain buku harian dokter kecil
g. Melaporkan hal – hal kusus yang ditemuinya kepada guru UKS/kepala
sekolah/ guru yang ditunjuk.
2.7 Peran kader kesehatan remaja pada UKS tingkat lanjut SLTP dan SLTA
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela (direktorat bina peran depkes
RI).Kader kesehatan dinamaan juga promoter kesehatan desa (prokes) adalah
tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan
masyarakat (L.A. gunawan) dokter kecil dan kade kesehatan remaja adalah
peserta didik yang dipilih guru guna ikut melaksanakan sebagian usaha
pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, teman peserta didik pada
khususnya dan sekolah pada umumnya.
17
Kader kesehatan remaja atau kader UKS (pada jenjang SLTP dan SLTA )
adalah siswa memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan
sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,
teman, keluarga dan lingkungannya. Kader kesehatanremaja adalah kader
kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 1 dan 2 SLTP dan
sederajat, murid kelas 1 dan 2 SMU/SMK atau sederajat yang telah
mendapatkan pelatihan kader kesehatan remaja. Kader kesehtan remaja juga
diartikan kader yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan remaja yang mau
membantu bersama – sama memecahkan permasalahan kesehatan khususnya
pada remaja
1) Tujuan diadakannya pembentukan dokter kecil /kader kesehatan remaja
adalah
a. Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk
hidup sehat
b. Agar peserta didik dapat membina teman – temannya dan berperan
sebagai promoter dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan
terhadap diri masing – masing
c. Agar peserta didik dapat membantu guru,keluarga dan masyarakat di
sekolah dan di luar sekolah
2) Peran kader kesehatan remaja
Peran dokter kecil / KKR dalam memelihara, membantu, meningkatkan dan
melestarikan kesehatan Lingkungan sekolah sangat menentukan. Untuk itu
pihak sekolah dalam menunjuk dan menetapkan siswa yang akan jadi dokter
kecil/KKR haruslah siswa yang berprestasi disekolah, memiliki watak
pemimpin, berprilaku sehat (PHBS), bertanggung jawab dan telah mendapat
pelatihan dari petugas kesehatan (puskesmas). Karena nantinya dokter
kecil/KKR tersebut akan bertindak, berbuat dan berprilaku sehat tanpa
mengganggu perintah dari guru atau pihak sekolah dan juga akan menjadi
contoh bagi peserta didik lainnya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan umum UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah kami
kedepannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Efendi Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik Dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
20