Anda di halaman 1dari 40

DOSEN : Intan Nurasri,S.Kep,Ns,M.Kep,Sp.

Kom

TUGAS
MATA KULIAH : MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN KOMUNITAS

OLEH

ASRI NIM : 2017980062

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena

dengan limpahan rahmat dan karunianya sehingga tugas Manajemen Pelayanan

Kesehatan Komunitas dengan Proposal Kota Sehat ini dapat terselesaikan dengan

tepat waktu, Salawat serta Salam kita peruntukkan kepada Baginda Rasulullah

Muhammad SAW kepada Keluarga serta Sahabat Sahabatnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari

cara penulisan maupun isi dari makalah ini, oleh karena itu kami mengaharapkan

saran dan kritikan yang sifatya membangun demi untuk kesempurnaan makalah

ini.

Semoga makalah yang kami susun ini bisa menambah wawasan dan ilmu

bagi para pembaca dan bermanfaat terutama dalam dunia keperawatan.

Makassar , Juli 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............. ...................................................................... ........


DAFTAR ISI................................................................................................... .........
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... .........
A. Latar Belakang .......................................................................... .........
B. Tujuan Umum......................................................................................
C. Tujuan Khusus.....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ .........
A. Konsep Kota Sehat .................................................................... .........
B. Konsep Keperawatan Komuniats........................................................
C. Konsep Lansia.....................................................................................
BAB III RANCANGAN PROGRAM KOTA SEHAT .............................. .........
A. Latar Belakang .......................................................................... .........
B. Tujuan..................................................................................................
C. Sasaran.................................................................................................
D. Strategi ....................................................................................... .........
E. Kegiatan...............................................................................................
F. Monev..................................................................................................
G. Budgeting............................................................................................
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... .........
A. Kesimpulan .............................................................................. .........
B. Saran................................................. ........................................ .........

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini negara kita masih menghadapi musibah baik yang sifatnya

penyakit, pencemaran, maupun bencana alam. Sebagian kejadian tersebut

telah dilalui seperti Pandemi SARS dan bencana tsunami, namun masih ada

yang perlu perhatian serius seperti polio, flu burung, demam berdarah dangue

(DBD), diare, pencemaran lingkungan dan busung lapar.

Selama lebih dari tiga dasawarsa. Indonesia telah melaksanakan berbagai

upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Pembangunan

kesehatan merupakan upaya stategis untuk memenuhi kebutuhan dasar

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

peningkatan kesadaran. kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang.' Selanjutnya setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin.

bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak mendapat pelayanan kesehatan. Mengingat hal tersebut. ditambah lagi

dengan adanya UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan, maka Presiden RI

telah mengamanatkan pembangunan yang benvawasan kesehatan melalui

Indonesia Sehat 2010, di mana intinya melakukan upaya pembangunan perlu

menempatkan kebijakan kesehatan dalam pelaksanaannya.

Departemen Kesehatan telah menyelenggarakan serangkaian reformasi di

bidang kesehatan guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan

menjadikannya lebih efisien, efektif serta terjangkau oleh masyarakat. Walau

1
sudah mencapai banyak kemajuan, tetapi keadaan kesehatan masyarakat

Indonesia masih jauli tertinggal bila dibandingkan dengan beberapa negara

tetangga. Angka kematian bayi misalnya, Indonesia berada di urutan atas di

antara negaranegara anggota ASEAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia,

baik yang di perdesaan maupun perkotaan, masih sulit mendapatkan

pelayanan kesehatan walau dalam skala minimal. Banyak hal yang menjadi

penyebabnya antara lain faktor geografi. ekonomi. sosial. dan teknis.

Sementara itu. pertumbuhan penduduk kota yang terus meningkat

menimbulkan permasalahan seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara,

perumahan dan pelayanan masyarakat yang kurang layak, kriminalitas,

kekerasan dan penggunaan obat-obat terlarang. Hal itu mengakibatkan

kualitas lingkungan berpotensi cenderung menurun. Jika hal tersebut tidak

segera dikendalikan. maka akan berdampak pada kesehatan masyarakat.

Melihat berbagai masalah tersebut maka tidak menutup kemungkinan di

masa datang berbagai masalah kesehatan akan semakin bertambah, khususnya

masalah kesehatan lingkungan akan cenderung semakin kompleks bila tidak

diimbangi oleh peningkatan sumber daya manusia (SDM), kemampuan

menyerap dan menerapkan teknologi, serta perimbangan keragaman kecepatan

laju pembangunan tiap daerah kabupaten/kota. Hal ini akan berakibat pula

pada keragaman pola penyakit penyebab kematian antar daerah.

Berbagai penanggulangan berbagai penyakit tersebut tidak mungkin

diatasi sendiri oleh Depkes, sebaliknya tidak mungkin pula sektor terkait dapat

2
membantu mengatasi hal ini tanpa sosialisasi dari pengelola program

kesehatan mengenai derajat kesehatan.

Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu : lingkungan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan, dengan demikian konsep

pembangunan yang berkelanjutan lebih mengutamakan dampak lingkungan

pada kebijakan pembangunan. Rencana peningkatan derajat kesehatan tersebut

sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No. 7 Tahun 2005 tentang rencana

pembangunan jangka menengah nasional tahun 2004 - 2009 yang merupakan

arah dari pembangunan nasional.

Dalam pelaksanaan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka

Depkes yang tugas pokok dan fungsinya telah ditetapkan dalam Perpres No. 9

Tahun 2005 diamanatkan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan

dengan fokus peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan masyarakat

yang berkualitas yang memuat antara lain 12 program pembangunan

kesehatan antara lain Program Lingkungan Sehat dan Program Penyehatan

dan Pemberantasan Penyakit.Salah satu bentuk Pelaksanaan Pembangunan

Kesehatan dalam hal ini program Lingkungan Sehat dan Pemberantasan

Penyakit, maka depkes melaksanakan ”Program Penyelenggaraan Kabupaten/

Kota Sehat”. Pada program ini Dinas kesehatan yang ada di beberapa provinsi

bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan Kabupaten/ Kota

sehat demi terciptanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

3
B. Tujuan Umum

Untuk mengetahui konsep kota sehat dengan perancangan Kota Sehat pada

agregat remaja

C. Tujuan Khusus

1. Mengetahui apa itu kota sehat.

2. Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas.

3. Mengetahui Konsep Remaja dikaitkan dengan konsep kota sehat.

4. Mengetahui program Kota Sehat yang sesuai pada agregat remaja.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kota Sehat

Pendekatan Kota Sehat pertama kali dikembangkan di Eropa oleh WHO

pada tahun 1980-an sebagai strategi menyongsong Ottawa-Charter.

Ditekankan bahwa kesehatan dapat dicapai dan berkelanjutan apabila sernua

aspek, yaitu sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya diperhatikan. Penekanan

tidak cukup pada pelayanan kesehatan, tetapi kepada seluruh aspek yang

mempengaruhi kesehatan masyarakat, baik jasmani maupun rohani. Tahun

1996, WHO menetapkan tema Hari Kesehatan Sedunia “Healthy Cities for

Better Life”. Di Indonesia, Pilot Proyek Kota Sehat pertama kali diluncurkan

di 6 kota, yaitu Kabupaten Cianjur, Kota Balikpapan, Bandar Lampung,

Pekalongan, Malang, dan Jakarta Timur, yang dicanangkan oleh Menteri

Dalam Negeri pada tanggal 26 Oktober 1998 di Jakarta. Kemudian diikuti

dengan pengembangan Kabupaten/Kota Sehat khususnya di bidang pariwisata

di delapan kota, yaitu Kawasan Anyer di Kabupaten Serang, Kawasan Batu

Raden di Kabupaten Banyumas, Kotagede di Kota Yogyakarta, Kawasan

Wisata Brastagi di Kabupaten Karo, Kawasan Pantai Senggigi di Kabupaten

Lombok Barat, Kawasan Pantai

Pada tahun berikutnya, 1 Maret 1999, konsep pembangunan berwawasan

kesehatan dicanangkan oleh Presiden BJ Habibie. Pembangunan berwawasan

kesehatan berarti setiap pembangunan yang dilakukan perlu

mempertimbangkan aspek dan dampak kesehatan. Upaya meningkatkan

5
kesehatan merupakan tanggung jawab semua sektor, masyarakat dan swasta.

Pengertian Kabupaten/Kota Sehat adalah suatu kondisi kabupaten/kota yang

bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui

terselenggaranya penerapan beberapa tatanan dengan kegiatan yang

terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah daerah. Pada tahun

1999, upaya mewujudkan Kota Sehat, meliputi tiga aspek, yaitu:

Selanjutnya peringkat kota sehat bisa ditetapkan berdasarkan nilai Indeks

Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Terdapat 24 indikator yang

masuk dalam IPKM. IPKM adalah indikator komposit yang menggambarkan

kemajuan pembangunan kesehatan yang dirumuskan dari data kesehatan

berbasis komunitas yaitu Riskesdas (riset kesehatan dasar), PSE (pendataan

sosial ekonomi) dan survei podes (potensi desa) (Triono Soendoro, 2011;

http://health.detik.com/read/2011/04/21/134659/1622759/763/ daftar-kota-

paling-sehat-dan-kurang-sehat; Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan

Menteri Kesehatan No. 34 tahun 2005).

Kota Sehat adalah suatu kondisi kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat

untuk dihuni penduduk. Penyelenggaraannya dicapai melalui penerapan

beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati

masyarakat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan Kota Sehat adalah

berbagai kegiatan untuk mewujudkan Kota Sehat, melalui pemberdayaan

masyarakat, dan forum yang difasilitasi oleh pemerintah kota. Forum adalah

wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasi.

Forum Kota Sehat berperan untuk menentukan arah, prioritas, perencanaan

6
pembangunan wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai aspek, sehingga

dapat mewujudkan wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni

oleh warganya.

Tatanan Kota Sehat dikelompokkan berdasarkan, kawasan dan

permasalahan khusus, yang terdiri dari: 1) kawasan permukiman, sarana dan

prasarana umum. 2) kawasan sarana lalu lintas tertib dan pelayanan

transportasi, 3) kawasan pertambangan sehat, 4) kawasan hutan sehat, 5)

kawasan industri dan perkantoran sehat, 6) kawasan pariwisata sehat, 7)

ketahanan pangan dan gizi, 8) kehidupan masyarakat sehat yang mandiri, dan

9) kehidupan sosial yang sehat. Tatanan dan permasalahan khusus tersebut

dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik daerah.9

Setiap Kabupaten/Kota Sehat yang memenuhi kriteria yang ditetapkan

diberikan penghargaan Swasti Saba. Perhargaan tersebut dapat

diklasifikasikan atas 3 kategori, yaitu a) penghargaan Padapa untuk taraf

pemantapan sekurang-kurangnya 2 tatanan, b) penghargaan Wiwerda untuk

taraf pembinaan memilih 3-4 tatanan, dan c) penghargaan Wistara untuk taraf

pengembangan memilih 5 tatanan.10

 Ciri-Ciri Kota Sehat

2..1 Pendekatan tergantung permasalahan yang dihadapi

2..2 Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masayarakat,

sedangkan pemerintah sebagai fasilitator

7
2..3 Mengutamakan pendekatan proses daripada target, tidak

mempunyai batas waktu, berkembang sesuai sasaran yang diinginkan

masyarakat yang dicapai secara bertahap.

2..4 Penyelenggaraan kegiatan didasarkan kesepakatan dari masyarakat

(Toma, LSM setempat) bersama Pemkab

2..5 Pendekatannya juga merupakan master plan Kota.

2..6 Pemkab merupakan partner kunci yang melaksanakan kegiatan

2..7 Kegiatan tersebut dicapai melalui proses dan komitmen pimpinan

daerah, kegiatan inovatif dari berbagai sektor yang dilakukan melalui

partisipasi masyarakat dan kerjasama

2..8 Dalam pelaksanaan kegiatan harus terintegrasi kondisi fisik,

ekonomi, dan budaya setempat

2.2 Konsep Keperawatan Komunitas

2.2.1 Definisi

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,

dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok

ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,

8
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan

sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif

serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan

rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh

melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan

fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri

dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,

keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti

pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan

(Wahyudi, 2010).

2.2.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan

dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai

berikut.

9
2.2.2.1 Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap

individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks

komunitas.

2.2.2.2 Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat

(health general community) dengan mempertimbangkan

permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat

memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

 Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;

 Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah

tersebut;

 Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;

 Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;

 Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara

kesehatan secara mandiri (self care).

2.2.3 Fungsi keperawatan komunitas

2.2.3.1 Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan

masalah klien melalui asuhan keperawatan. Agar masyarakat

mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya dibidang kesehatan.

10
2.2.3.2 Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan

peran serta masyarakat.

2.2.3.3Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan

dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan

penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat

mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.2.4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

2.2.4.1 Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya

setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor

pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,

penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.

Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar

masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering

mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya

penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika

masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual

tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit

tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan

masalah kesehatan melalui proses kelompok.

11
2.2.4.2 Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar

proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan

bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan

tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari

pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No.

23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

2.2.4.3 Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan

masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi

ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu,

kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan

asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai

persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi

dengan lebih cepat.

2.2.5 Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang

bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang

12
mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan

didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl & Roy,

1980 dalam Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model

Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini

merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas

keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress

dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat

fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah

komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).

Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada

metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty Neuman tentang

empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas

adalah:

a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari

keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari

variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,

perkembangan dan spiritual

b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau

pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien

13
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan

kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai

dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang

menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis,

aspek psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko,

cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis

pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan

dalam delapan tahapan, yaitu:

1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social

2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung

harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan

lain-lain)

3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang

mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan

masyarakat

4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa

alasan

5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan

diukur

6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada

menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam

14
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia

tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain

7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi

mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu

dalam penyembuhan sakit medisnya

8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis

dan sosial

Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas

sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan komunitas yang

mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier melalui proses

individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral dan lintas

program.

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup

kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri

dari tiga tingkat yaitu:

1) Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian

penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup

peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik.

Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik

pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup

tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen

spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu

15
memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,

penyuluhan gizi bayi dan balita.

2) Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit

lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang

mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan

sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan

puskesmas.

3) Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang

dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami

kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan

kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita

patah tulang.

Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,

berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan

pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009):

2.2.6 Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus

keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral

dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga,

16
kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit

(mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif

melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan

resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara

terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta memecahkan

masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga

dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal

mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara

kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan.

Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara

konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan

pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko

tinggi (Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan

komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam

proses keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan

komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang

dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi

17
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi,

2009).

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok

adalah (Mubarak, 2005):

Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap

dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis

sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik

individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah

pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan

ditentukan.

Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :

1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas

yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin,

pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat

timbulnya kelompok atau komunitas.

2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara

lain:

a. Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana

kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk

b. Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat

18
c. Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan

keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman

atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan

keselamatan yang tidak terjamin

d. Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah

cukup menunjang, sehingga memudahkan masyarakat

mendapatkan pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan

e. Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau

memantau gangguan yang terjadi

f. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini

dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi

g. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat

dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan

yang terkait dengan gangguan penyakit

h. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara

keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan

Upah Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya

i. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,

apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat

 Konsep Masalah pada Agregat Remaja

2..1 Definisi Remaja

Masa remaja atau masa Adolesensi adalah suatu fase perkembangan

yang dinamis dalamkehidupan seorang individu. Masa inin merupakan

19
periode transisi dari masa anak kemasa dewasa yang ditandai dengan

percepatan perkembangan fisik, mental emosional, dan sosial dan

berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Ningsih,2011).

Mengenai umur kronologis beberapa orang anak dapat dikatakan

remaja masih terdapat berbagai pendapat. Buku-buku pediatric pada

umumnya mendefinisikan remaja apabila telah mencapai umur 10-18

tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.

WHO mendefinisikan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19

tahun. Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai

kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai umur

16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri.

Menurut UU Perkawinan No.1 tahun 1974 anak dianggap sudah remaja

apabila sudah cukup matang untuk menikah yaitu 16 tahun untuk anak

perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menganggap remaja bila

sudah berusia 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus dari sekolah

Menengah. fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah

suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih

ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya mengarah kepada

kemampuan bereproduksi. Masa pubertas adalah masa transisi antara

masa anak dan dewasa, dimana terjadi suatu percepatanpertumbuhan

(growth spurt), timbul ciri-ciri xek sekunder, tercapai fertilitas dan

terjadi perubahan psikologis yang menyolok.

20
Masa remaja terbagi menjadi tiga tahapan yang masing-masing

ditandai dengan isu-isu biologis, psikologis, dan sosial, yaitu: masa

remaja awal (10-14 tahun). Menengah (5-16 tahun) dan akhir (17-20

tahun). Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan yang cepatdari

pertumbuhan dan kematangan fisik. Pada saat yang sama, penerimaan

dari kelompok sebaya sangatlah penting: bisa jalan bareng dan tidak

dipandang beda adalah motif yang mendominasi banyak perilaku sosial

pertumbuhan pubertas, timbulnya keterampilan-keterampilan yang baru,

peningkatan emosional dan psikologis dengan orang tua. Masa remaja

akhir ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai seorang dewasa,

termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan internalisasi suatu sistem

nilai pribadi. Aspek lainnya adalah aspek psikososial, kognitif aspek

medis/pelayanan kesehatan remaja (Ningsih,2011).

2..2 Masalah Kesehatan Remaja.

2..2.1Mortalitas

Sejak perang dunia II telah terjadi perubahan yang dramatis

dari penyebab kematian remaja baik dinegara maju maupun di

negara berkembang, kematian karena infeksi telah banyak

berkurang dan digantikan oleh kematian karena ruda paksa,

bunuh diri, pembunuhan dan peperangan. Dinegara sedang

berkembang, kematian maternal masih merupakan salah satu

penyebab utama kematian pada usia remaja.

21
2..2.2 Morbiditas

Masalah remaja di dunia termasuk Indonesia pada umumnya

mencakup penyakit infeksi Umum (ISPA, diare, TBC, dan

malaria), penyakit kronis (penyakit jantung, diabetes melitus,

penyakit saluran napas yang berhubungan dengan merokok),

masalah kesehatan reproduksi (kehamilan remaja, kehamilan

yang tidak diinginkan, prilaku seks diluar nikah, aborsi yang

tidak aman, penyakit menular seksual/HIV/AIDS), maswalah

gisi(anemia, defisiensi protein dan vitamin, obesitas),

kesehatan psikologik(neuritis, psikosis, kenakalan remaja,

penggunaan dan penyalahgunaan obat dan zat adiktif lainnya)

dan kecelakaan lalu lintas.

Masa remaja sering dianggap sebagai masa pencarian jati diri. Dimana

pada masa inilah terjadi pembentukan karakter sesorang termasuk karakter

bangsa pada umumnya. Remaja sering dianggap sehat-sehat saja. Akan

tetapi sesungguhnya banyak permasalahan yang berhubungan dengan

kesehatan khususnya yang mengancam remaja. Beberapa fakta tentang

remaja sebagai berikut :

 Lebih dari 1,8 juta orang berusia 15 sampai 24 meninggal setiap tahun

oleh penyebab yang sebenarnya bisa dicegah.

 Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 melahirkan setiap

tahun.

 Orang muda, 15 hingga 24 tahun, menyumbang 40% dari semua infeksi

22
HIV baru di kalangan orang dewasa di tahun 2008.

 setiap tahun, sekitar 20% dari remaja akan mengalami masalah

kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan.

 Sekitar 150 juta orang muda pengguna tembakau.

 Sekitar 565 orang muda berusia 10-29 mati setiap hari melalui kekerasan

interpersonal.

 kecelakaan lalu lintas diperkirakan menyebabkan 1000 orang muda mati

setiap hari.

Mempromosikan perililaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta melindungi

remaja dari masalah kesehatan sangat penting untuk masa depan mereka

serta masa depan Negara dan bangsa, karena merekalah yang akan kelak

meneneruskan kelanjutan bangsa ini.

Terbatasnya informasi tentang seks dari orang tua maupun kurangnya

pendidikan seks di bangku sekolah menyebabkan remaja mencari informasi

sendiri melalui media majalah, televisi dan internet. Kebanyakan informasi

itu diterima secara mentah tanpa ada yang memfilter apakah itu informasi

yang bagus atau malah informasi yang sifatnya negatif. Informasi yang salah

akan membawa berbagai dampak yang tidak diingikan serta dapat

mengakibatkan berbagai penyakit. Sering terjadi di masyarakat beberapa

masalah tentang remaja antara lain kehamilan tidak diinginkan dan aborsi,

penyalahgunaan obat-obat terlarang, perilaku seks bebas, kenakalan remaja

dan seringnya kejadian Penyakit Menular seksual di kalangan remaja.

Sejalan dengan perkembangan fisiknya yang pesat, terjadi perubahan

23
hormon dalam tubuh disertai pula beberapa masalah kesehatan. Beberapa

masalah kesehatan yang lain disamping masalah kesehatan lainnya yang

sering dihadapi oleh remaja diantaranya ;

1. Jerawat dan Penyakit Kulit lainnya

Jerawat atau yang dalam istilah medisnya disebut acne vulgaris, adalah

kelainan kulit yang ditandai peradangan kronis pada kelenjar minyak,

ditandai dengan munculnya komedo, benjolan kecil dengan ukuran

bervariasi serta kadang-kadang disertai pembentukan parut. Remaja juga

sering menderita penyakit kulit lainnya seperti scabies, jamuran,

eksim/dermatitis.

2.Kelainan Mata

Pada remaja sering dijumpai kelainan penglihatan berupa rabun jauh,

rabun dekat ataupun astigmatisma. Kelainan-kelainan ini disebabkan

oleh berkurangnya kemampuan mata untuk berakomodasi

3.Infeksi Menular seksual dan HIV/AIDS

Penyakit Menular Seksual biasanya dialami oleh remaja yang aktif

secara seksual, apakah itu sering gonta-ganti pacar/pasangan ataupun

remaja yang sering menggunakan jasa penjaja seks. Beberapa

diantaranya seperti gonore, sifilis, klamidia, herpes genitalis, kondiloma

akuminata, HIV dan lain-lain Terdapat 40% perkiraan dari semua infeksi

HIV baru di kalangan orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008

berusia 15-24 tahun.. Setiap hari, 2 500 lebih orang-orang muda

terinfeksi dan global ada lebih dari 5,7 juta orang muda yang hidup

24
dengan HIV / AIDS. Orang-orang muda perlu tahu bagaimana

melindungi diri mereka sendiri dan memiliki sarana untuk

melakukannya. Ini termasuk kondom untuk mencegah penularan

seksual dan membersihkan virus dan jarum suntik bagi mereka yang

menyuntikkan narkoba. Saat ini, hanya 30% laki-laki muda dan 19%

wanita muda memiliki pengetahuan yang komprehensif dan benar

mereka butuhkan untuk melindungi diri dari tertular virus. Akses yang

lebih baik untuk konseling dan tes HIV akan menginformasikan remaja

tentang status mereka, membantu mereka untuk mendapatkan perawatan

yang mereka butuhkan, dan menghindari penyebaran lebih lanjut virus.

Budaya dan kondisi sosial ekonomi meningkatkan kerentanan orang-

orang muda untuk infeksi HIV, strategi pencegahan HIV yang efektif

harus bertujuan untuk mengatasi faktor ini juga.

4. Kehamilan Tidak Dinginkan dan Aborsi

Kehamilan yang Tidak Diinginkan disebabkan oleh hubungan seks

pranikah serta pernikahan dini. Dampak langsungnya adalah

meningkatnya tindakan aborsi kriminal. Bila ini dilakukan pada bukan

ahli kandungan akan bisa menyebabkan pendarahan, infeksi bahkan

kematian. Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 tahun

melahirkan setiap tahun atau sekitar 11% dari semua kelahiran di

seluruh dunia. Resiko kematian dari penyebab yang berhubungan dengan

kehamilan jauh lebih tinggi untuk remaja daripada wanita yang lebih tua.

Semakin muda, remaja semakin besar risikonya. Perumusan dan

25
penegakan hukum yang menetapkan usia minimum perkawinan,

mobilisasi masyarakat untuk mendukung hukum, dan akses lebih baik

untuk informasi dan pelayanan kontrasepsi dapat menurunkan-awal

kehamilan juga. Mereka remaja yang hamil harus diberikan dengan

kualitas pemeriksaan kehamilan dan persalinan terampil.

5. Merokok

Merokok merupakan kebiasaan yang menyebabkan kenikmatan bagi

penikmatnya diain pihak juga dapat merugikan kesehatan perokok dan

orang-orang sekitarnya. Merokok dapat menyebabkan risiko tekena

penyakit saluran pernafasan, penyakit jantung koroner, stroke dan lain-

lain Sebagian besar perokok di seluruh dunia dimulai ketika mereka

remaja. Sampai saat ini tercatat 150 juta orang remaja perokok. Jumlah

ini meningkat secara global, khususnya di kalangan wanita muda.

Setengah dari para perokok akan mati prematur

6. Ketergantungan NAPZA dan Bahaya Alkohol

Akibat pergaulan negatif remaja adalah terjerumusnya mereka pada

penyalahgunaan Narkotika, zat Psikoaktif dan Zat Aditif lainnya yang

menyebabkan ketergantungan. Bahaya lainnya adalah alcohol, dimana

pengaruh alcohol menyebabkan kurangnya kesadaran dan hilangnya

control diri sehingga sering melakukan perbauatan berisiko seperti

perkelahian, kecelakaan. Ketergantungan alcohol juga dapat

menyebabkan kematian.

26
7. Malnutrisi

Banyak remaja di negara berkembang masuk kategori kekurangan gizi,

dengan risiko rentan terhadap penyakit dan kematian dini. Sebaliknya,

kelebihan berat badan dan obesitas semakin meningkat.

8.Kesehatan Mental

Sekitar 20% dari remaja akan mengalami masalah kesehatan mental,

yang paling sering depresi atau kecemasan. Risiko meningkat oleh

pengalaman kekerasan,, devaluasi penghinaan dan kemiskinan, dan

bunuh diri merupakan salah satu penyebab utama kematian pada orang

muda. Bangunan keterampilan hidup pada anak-anak dan remaja, dan

menyediakan mereka dengan dukungan psikososial di sekolah-sekolah

dan pengaturan masyarakat lainnya dapat membantu meningkatkan

kesehatan mental.

9.Kekerasan

Kekerasan adalah salah satu penyebab utama kematian di kalangan anak

muda, terutama laki-laki: 565 diperkirakan merupakan orang-orang

muda berusia 10 hingga 29 tahun meninggal setiap hari melalui

kekerasan interpersonal. Membina hubungan antara orang tua dan anak-

anak sejak awal kehidupan merupakan hal terpenting untuk mencegah

prilaku kekerasan pada remaja.

27
BAB III

RANCANGAN PROGRAM KOTA SEHAT

3.1 LATAR BELAKANG

Kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman,

aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi

ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum

kecamatan dan difasilitasi oleh sector terkait dan sinkron dengan perencanaan

masing – masing desa.

Program kota sehat pada remaja merupakan program kesehatan yang

sangat bermanfaat untuk meningkatkan kegiatan – kegiatan positif pada

remaja agar bias menyalurkan minat dan bakat pada mereka. Program ini

mengakomodasi dan mengkoordinasikan berbagai program di tingkat

Kabupaten dan Kota (dengan peran aktif masyarakat) sehingga dapat sinkron

dan menjelma menjadi daya ungkit besar terhadap kriteria sehat pada segala

sektor dan bidang. Indikator kabupaten dan kota sehat seseuai Peraturan

Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor : 34 Tahun

2005 Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang Penyelenggaraan

Kabupaten/Kota sehat

Dasar Penyelenggaran Kab / Kota Sehat

1. UU Nomor : 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah

2. UU Nomor: 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

3. UU Nomor: 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

28
4. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan Nomor :

34 Tahun 2005 Nomor : 1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang

Penyelenggaraan Kabupaten/Kota sehat

Tatanan : adalah sasaran Kabupaten Sehat yang sesuai dengan potensi dan

permasalahan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten.

Kawasan sehat : adalah kondisi wilayah tertentu yang bersih, nyaman,

aman dan sehat bagi pekerja dan masyarakat dikawasan tersebut dengan

mengoptimalkan potensi masyarakat dan pekerja, melalui pemberdayaan

pelaku pembangunan yang terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron

dengan perencanaan wilayah.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang

bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan

mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja

masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan

wilayah.

Forum Kabupaten/Kota adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan

aspirasinya dan berpatisipasi turut menentukan arah, prioritas, perencanaan

pembangunan wilayahnya yang mengintegrasikan berbagai aspek sehingga

dapat mewujutkan wilalah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni

oleh warganya.

Forum Komunikasi Desa Sehat adalah wadah bagi masyarakat di

kecamatan kabupaten untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan,

mensinkronkan dan mensimplikasikan prioritas, perencanaan antara desa satu

29
dengan desa lainnya diwilayah kecamatan yang dilakukan oleh masing-masing

Pokja Desa Sehat mewujutkan wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat

untuk dihuni warganya.

Kelompok Kerja adalah wadah bagi masyarakat di kecamatan perkotaan /

di pedesaan atau yang bergerak dibidang usaha ekonomi, sosial dan budaya

dan kesehatan untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasim kegiatan

yang disepakati mereka sehingga dapat mewujutkan wilayah yang bersih,

nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja.

3.2 TUJUAN

Tujuan Program Kabupaten Sehat pada remaja pada dasarnya adalah

tercapainya kondisi Kabupaten untuk hidup dengan bersih, nyaman, aman dan

sehat untuk dihuni dan bekerja bagi warganya dengan terlaksananya berbagai

program-program kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan

sarana dan produktifitas dan perekonomian masyarakat. Disamping itu

terkhusus pada remaja bahwa masalah – masalah kesehatan dapat di

tangulangi dengan meningkatan aktifitas dan peran serta masyarakat yang ada

didalammnya, agar tercipta suatu kondisi dimana remaja dapat meningkatkan

kesehatannya serta menjaga dari hal – hal yang dapat merusak masa depan.

Dengan adanya program kota sehat, diharapkan mampu mengajak minat

remaja dalam meningkatkan kreatifitas agar remaja tersebut tidak terjermus

kepada hal-hal yang membuat kehancuran masa depan.

30
3.3 SASARAN

3.1 Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan

kebutuhan remaja, melalui perberdayaan forum yang disepakati

masyarakat baik ditingkat Desa, Kecamatan sampai di tingkat Kabupaten.

3.2 Terbentuknya forum Remaja yang mampu menjalin kerjasama antar

masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak swasta, serta dapat

menampung aspirasi masyarakat dan kebijakan pemerintah secara

seimbang dan berkelanjutan dalam mewujutkan sinergi pembangunan

yang baik.

3.3 Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya

serta perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil,

merata dan terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber

daya di kabupaten tersebut secara mandiri.

3.4 Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi remaja untuk menigkatkan

produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu

meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih baik.

3.4 STRATEGI KEGIATAN

3.4.1Penyelenggaraan Kab./Kota Sehat diwujudkan dengan

menyelenggarakan semua program yang menjadi permasalahan di

daerah, secara bertahap, dimulai kegiatan prioritas bagi masyarakat di

sejumlah kecamatan pada sejumlah desa/kelurahan atau bidang usaha

yang bersifat sosial ekonomi dan budaya di kawasan tertentu.

31
3.4.2 Pelaksanaan Kab./Kota sehat dilaksanakan dengann menempatkan

masyarakat sebagai pelaku pembangunan dengan melelui

pembentukan Forum yang disepakati masyarakat. Dengan dukungan

pemerintah daerah dan mendapatkan fasilitasi dari sektor terkait

melalui program yang telah direncakan.

3.4.3 Setiap kabupaten/kota menetapkan kawasan potensial sebagai entry

point“ yang dimulai dengann kegiatan sederhana yang disepakati

masyarakat”, kemudian berkembang dalam suatu kawasan atau aspek

yang lebih luas, menuju kabupaten/kota sehat.

3.4.4 Penyelenggaraan Kab./kota sehat lebih mengutama kan proses dari pada

target, berjalan terus-menerus dimulai dengan kegiatan prioritas dalam

suatu tatanan kawasan dan dicapai dalam waktu yang sesuai dengan

kemampuan masyarakat dan semua stakeholder yang mendukung.

3.4.5 Kesepakatan tentang pilihan tatanan kabupaten/kota sehat dengan

kegiatan yang menjadi pilihan serta jenis dan besaran indikatornya

ditetapkan oleh forum bersama-sama dengan pemerintah daerah.

3.4.6 program-program yang belum menjadi pilihan masy. diselenggarakan

secara rutin oleh masing-masing sektor dan secara bertahap program-

program tsb disosialisasikan secara intensif kepada masy. dan sektor

terkait melalui pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh forum

kabupaten/kota sehat.

3.4.7 Pelaksanaan kegiatan kabupaten/kota sehat sepenuhnya dibiayai dan

dilaksanakan oleh daerah yang bersangkutan dan masyarakat dengan

32
menggunakan mekanisme pendekatan konsep pemberdayaan ma-

syarakat dari, oleh dan untuk masyarakat.

3.4.8 Evaluasi kegiatan kabupaten/kota sehat dilakukan oleh forum dan pokja

kota sehat bersama-sama pemerintah daerah, LSM, perguruan tinggi,

media massa selaku pelaku pembangunan.

Strategi

1. Melibatkan semua potensi yang ada di masy. dalam forum & pokja,

sebagai penggerak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada remaja.

2. Forum didampingi oleh sektor tehnis sesuai dengan potensi kawasan sehat

melakukan advokasi kepada penentu kebijakan.

3. Mengembangkan kegiatan kab./kota sehat yang sesuai dengann visi dan

misi potensi daerah dengann berbagai simbol/moto, semboyan yang

dipahami & memberikan rasa kebanggaan bagi warganya.

4. Mengembangkan informasi dan promosi yang tepat sesuai dengan kondisi

setempat baik berupa media cetak, elektronik termasuk melalui internet,

media tradisional.

5. Meningkatkan potensi ekonomi daerah/wilayah dengan kegiatan yang

menjadi kesepakatan masyarakat.

6. Menjalin kerjasama antara forum kab./kota yang melaksanakan program

kabupaten/kota sehat.

3.5 MONEV

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melakukan rapat gabungan dari

berbagai pihak yang terkait dalam pelaksananan program tersbut. Misalnya

33
monitoring dan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai terhadap

kegiatan yang telah diberikan. Evaluasi proses lebih mengarah pada

pelaksanaan yang telah dilakukan apakah sesuai dengan perancangan dan

yang diharapkan. Evaluasi hasil lebih menekankan dampak yang di peroleh

dari kegiatan tersebut dan sejau mana kemanfaatannya.

3.6 BUDGETING
Pembiayaan untuk progam kota sehat pada remaja selama 1 tahun dengan

melibatkan semua unsure yang ada di masyarakat baik pemerintah, swasta, dan

masyarakat dalam merubah paradigma sehat pada remaja yang sangat beresiko

dan rentang terhadap berbagai permasalahan kesehatan. Berikut kami tampilkan

rencana anggaran dan belanja pada program kota sehat.

Rencana Kerja Kota Sehat pada Agregat Remaja


UNSUR YG SUMBER JUMLAH
NO KEGIATAN PELAKSANA KET
TERLIBAT DANA DANA (RP)
1 Pengadaan Sarana Dikpora 1.Menteri Pemerintah 100,000,000
Olahraga Pemuda dan , swasta
Olahraga dan
2.Kepala Dinas Swadaya
Pendidikan Masayarak
dan Olahraga at
3.Dinas
Pekerjaan
Umum
4.Masyarakat
2 Pengadaan Perpustakaan 1.Dinas Pemerintah 50,000,000
Perpustakaan / Daerah Pengarsipan , swasta
taman baca bagi Daerah dan dan
remaja, baik putra Perpustakaan Swadaya
maupun putri 2.Dinas Masayarak
Pendidikan at
3.Dinas
Pekerjaan
Umum
4.Masyarakat
3 Penyuluhan / Dinkes 1. Dinas Pemerintah 50,000,000
pendampingan TIM Kesehatan , swasta

34
Kesehatan sebagai 2. Puskesmas dan
Upaya Promotif dan 3. Kepala Swadaya
Prepentif Sekolah Masayarak
4. Guru at
Sekolah
5. Institusi
Pendidikan
Kesehatan
4 Pembentukan Peer Remaja 1. Camat Swasta,Sw 25,000,000
Group 2. Kepala adya
Kelurahan
3. Kepala
Desa
4. RT/RW
5. Remaja

5 Pengadaan Gedung Dinas 1. Kepala Dinas Pemerintah 100,000,000


Kegiatan Sanggar Parawisata dan Parawisata , swasta
Seni Kebudayaan dan dan
Kebudayaan Swadaya
2. Dinas Masayarak
Pekerjaan at
Umum
3. Camat
4. Kepala
Kelurahan
5. Kepala Desa
6. Masyarakat
6 Program Green Dikpora 1. Kepala Dinas Pemerintah 50,000,000
Scool Pendidikan , swasta
2. Kepala dan
Sekolah Swadaya
3. Guru kelas Masayarak
at

35
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih,

nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan

mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung

melalui koordinasi forum kecamatan dan difasilitasi oleh sector terkait

dan sinkron dengan perencanaan masing – masing desa.

4.1.2 Ciri-Ciri Kota Sehat yaitu Pendekatan tergantung permasalahan yang

dihadapi, Berasal dari kebutuhan masyarakat, dikelola oleh

masayarakat, sedangkan pemerintah sebagai fasilitator.

4.1.3 Tatanan Kab./Kota sehat meliputi Kawasan Permukiman, Sarana dan

Prasarana Umum, Sarana Lalu Lintas Tertib & Pelayanan Transportasi,

Industri & Perkantoran yang Sehat. Pariwisata Sehat, Pertambangan

Sehat, Hutan Sehat, Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri,

Ketahanan Pangan dan Gizi , Kehidupan Sosial yang Sehat.

4.1.4 Gerakan kota sehat di tiap negara berbeda, tergantung permasalahan

yang dihadapi masing-masing, sehingga tidak dapat dibandingkan

program apa saja yang dijalankan oleh pemerintahnya, karena pasti

masalah tiap daerah berbeda.Cuma ada beberapa kesamaan konsep,

yaitu sama-sama berasal dari keinginan dan kebutuhan masyarakat,

dikelola oleh masyarakat, dan pemerintahnya berperan secara aktif

sebagai fasilitator.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Penyebab Kesakitan dan Kematian Dipengaruhi Kondisi Lingkungan dan

Perilaku http://www.depkes.go.id (diunduh tanggal 14 Juli 2018)

2. Profil Kabupaten/Kota Sehat http://digilib-ampl.net/detail/detail.php (diunduh

tanggal 14 Juli 2018)

3. Pedoman Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat ( Peraturan bersama

Menteri Dalam Negeri dan Manteri Kesehatan ). Tim Pembina Kabupaten/

Kota sehat tingkat pusat. 2005

4. Danisworo, M, 1998, Makalah Pengelolaan kualitas lingkungan dan lansekap

perkotaan di indonesia dalam menghadapi dinamika abad XXI.

5. Yunus, Hadi Sabar, (2005). Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

37

Anda mungkin juga menyukai