Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Bayi Baru Lahir Normal

1. Pengertian bayi baru lahir normal

a. Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu,dengan berat

2500 - 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan

(Rukiyah,dkk,2012;h .2).

b. Menurut Ibrahim (1984) dalam Vivian (2010) bayi baru lahir normal

adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat

badannya 2.500 - 4.000 gram.

c. Bayi Baru Lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat antara

2500 - 4000 gram,cukup bulan,lahir langsung menangis,dan tidak ada

kelainan (cacat bawaan) yang berat. ( Rizema, Sitiatava .hal;191)

d. Bayi Baru Lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu

yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran

serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan

intrauterin kehidupan ekstrauterin. (Vivian,N, 2010 ; H. 01-02)

2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu

b. Berat badan 2.500 - 4.000 gram

c. Panjang badan 48-52 cm

12
13

d. Lingkar dada 30-38 cm

e. Lingkar kepala 33-35 cm

f. Lingkar lengan 11-12 cm

g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit

h. Pernafasan ± 40-60 x/menit

i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya terlihat

sempurna

k. Kuku agak panjang dan lemas.

l. Nilai APGAR >7

m. Gerak aktif

n. Bayi lahir langsung menangis kuat

o. Refleks rooting ( mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut ) sudah terbentuk dengan baik

p. Refleks sucking ( isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik

q. Refleks morro ( akan memeluk bila dikagetkan ) sudah terrbentuk

dengan baik.

r. Refleks Grasping ( mengenggam ) dengan baik

s. Genitalia :

1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada

skrotum dan penis yang berlubang.

2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra

yang berlubang, serta adanya labia mayora dan labia minora.


14

t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Rizema Sitiatava; hal

191).

u. Tabel Apgar Score 1.1

Tanda Skor Nila


0 1 2 i
A. Pucat Badan merah Seluruh 1
Appearance/Warna ekstremitasi tubuh
Kulit kebiruan kemerahan
P.Pulse/denyut Tidak ada < 100 >100 2
nadi/jantung denyut ( lambat, ( denyut
jantung denyut jantung
jantung kuat )
lemah )
G.Grimace/menyerin Tidak ada Menyeringai Batuk/bersi 1
gai respon/ n
reaksi
A.Activity/ tonus otot Tidak ada Ekstremitasi Gerakan 2
gerakan ( sedikit fleksi aktif
kaki dan
tangan
lumpuh )
R.Respiratory Tidak ada Pernafasan Menagis 2
pernafasan/ lemah tidak kuat
tidak ada teratur.
tangis Menangis
lemah/merinti
h
Sumber : Vivian, 2011 : h, 02 – 03
15

Interpretasi

1) Nilai 1-3 asfiksia berat

2) Nilai 4-6 asfiksia sedang

3) Nilai 7-10 asfiksia ringan ( normal )

3. Perawatan Pada Bayi Baru Lahir

Hal ini ditunjukkan terutama untuk merawat bayi baru lahir pada menit-

menit pertama kelahiran.

a. Jaga kehangatan

b. Bersihkan kebersihan jalan nafas

c. Keringkan dan tetap jaga kehangatan

d. potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun

e. Catat nilai apgar pada1 dan 5 menit pertama

f. Lakukan dengan segera pemeriksaan menyeluruh pada bayi. (Fauziah

Afroh dan Sudarti, hal 10)

Meliputi:

1) Apgar Score

Apgar Score adalah adalah sistem formal untuk menilai kebutuhan

neonatus akan bantuan medis pada beberapa menit pertama

kehidupan ( Benson, 2013; h.253 )

2) Maturitas Fisik

Bidan dapat memperkirakan bahwa bayi baru lahir cukup bulan

(SMK) akan mengalami masalah neontus paling sedikit Perawatan


16

dini bayi baru lahir untuk bayi baru lahir lewat bulan,kecil masa

kehamlan (KMK) dan besar masa kehamilan ( BMK ).

B. Tinjauan Teori Tentang Bayi Berat Lahir Rendah

1. Pengertian BBLR

a. Bayi Berat Lahir Lendah (BBLR) adalah bayi yang lahir denganberat

bada kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan

(Proverawati Atikah, 2010 ; h. 01).

b. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan

kurang dari 2.500 gram. Menurut beratnya dibedakan menjadi, bayi

berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram, bayi berat

lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000 – 1500 gram, bayi berat

ekstrim (BBLER) berat lahir < 1000 gram (Deslidel, hj, 2010 ; h.107)

c. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram ( Ai yeyeh dan Lia, 2010;

h.242)

d. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan

berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi

(Maryunani, 2013 ; h. 24)

2. Klasifikasi BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah diklasifikasikan menjadi :

a. Menurut harapan hidupnya

1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram
17

2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir 1000 –

1500 gram

b. Menurut masa gestasinya :

1) Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan

berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat

atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa

kehamilan (NKB-SMK).

2) Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami

retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil

untuk masa kehamilannya (KMK) (Proverawati, A, 2010 ; H.04)

3) Bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : Bayi yang dilahirkan

dengan umur kurang dari 37 minggu.

4) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Bayi dengan berat badan

lahir absolut < 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan.

( Maryunani,A, 2010; h 29-30 )

3. Tanda – Tanda BBLR

Tanda bayi yang lahir dengan berat badan rendah adalah sebagai

Berikut :

a. Tanda – tanda Bayi Kurang Bulan (KB) dan BBLR dengan BB 500

gram s/d < 2500 gram.

1) Kulit tipis dan mengkilap


18

2) Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan

sempurna

3) Lanugo ( rambut halus / lembut ) masih banyak ditemukan,

terutama pada punggung

4) Jaringan payudara belum terlihat, putting masih berupa titik

5) Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia Minora

6) Pada laki – laki, skrotum belum banyak lipatan, testis kadang

Belum turun

7) Rajah telapak tangan kurang dari 1 / 3 bagian atau belum terbentuk

8) Kadang disertai dengan pernapasan yang tidak teratur

9) Aktivitas dan tangisannya lemah

10) Reflekx mengisap dan menelan tidak efektif atau lemah

(Proverawati,A,2010 ; h.6)

b. Tanda – tanppda Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK)

1) Umur bayi dapat cukup, kurang atau lebih bulan, tetapi beratnya

kurang dari 2500 gram

2) Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat

3) Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis

4) Bila kurang bulan, jaringan payudara kecil, putting kecil. Bila

cukup bulan, payudara dan putting sesuai masa kehamilaan

5) Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia

minora

6) Bayi laki – laki testis mungkin telah turun


19

7) Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian

8) Mengisap cukup kuat ( Proverawati,A,2010 ; h.03)

4. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya BBLR

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur.

Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, ras, infertilitas, riwayat

kehamilan tidak baik, lahir abnormal, jarak kelahiran terlalu dekat, BBLR

pada anak sebelumnya, faktor placenta, dan lain – lain ( Fauziah, Afroh

dan Sudarti, 2010 ; h.03-04 )

BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a. Faktor ibu

1) penyakit :

a) TBC

b) Perdarahan antepartum

c) Trauma fisik dan psikologis

d) Nefritis Akut

e) Diabetes Melitus

f) Bekerja yang terlalu berat

g) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari

35 tahun

2) Usia ibu :

a) Usia < 16 tahun

b) Usia < 35 tahun

c) Yang jarak kehamilannya terlalu dekat


20

3) Keadaan sosial :

a) Golaongan sosial ekonomi rendah

b) Perkawinan Yang tidak syah

4) Sebab Lain :

1. Ibu yang perokok

2. Ibu yang peminum alkohol

3. Ibu pecandu narkotik

b. Faktor janin :

1) Hidramnion

2) Kehamilan ganda/ kembar

3) Kelainan kromoson

c. Faktor lingkungan :

1) Tempat tinggal dataran tinggi

2) Radiasi

3) Zat – zat racu

( Ai Yeyeh dan Lia, 2010 ; h.244 )

d. Berdasarkan tipe BBLR, penyebab terjadinya bayi BBLR dapat

digolongkan menjadi sebagai berikut :

1. BBLR tipe KMK, disebut oleh

a) Ibu hamil yang kekurangan nutrisi

b) Ibu memiliki hipertensi, preeklamsia, atau anemia c

c) Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu

d) Malaria kronik, penyakit kronik


21

2. BBLR tipe prematur, disebabkan oleh :

a) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,

Kehamilan kembar

b) pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya

c) Cervical imcompetence ( mulut rahim yang lemah hingga tak

mampu menahan berat bayi dalam rahim )

d) perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum

hemorrhage)

e) Ibu hamil yang sedang sakit

f) Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya

( Proverawati, A, 2010 ; h.5-7)

5. MASALAH JANGKA PENDEK YANG TERJADI PADA BBLR

Pada bayi BBLR banyak sekali resiko terjadi permasalahan pada

sistem tubuh, oleh karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian

perinatal pada bayi BBLR adalah 8 kali lebih besar dari bayi normal.

(Atikah Proverawati, 2010; h.09)

Dibawah ini adalah resiko permasalahan yang sering terjadi pada bayi

BBLR dan memerlukan perawatan khusus. Ada beberapa resiko

Permasalahan yang mungkin timbul :

b. Gangguan Metabolik :

1) Hipotermi :

Terjadi karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem

pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang


22

( Atikah Proverawati, 2010 ; h.09 )

Menurut Rizema Sitiatava , 2010 ; h. 203. Ada 4 hal yang

dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhnya

yaitu :

a) Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan

tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri.Sebab, Setelah lahir, tubuh

tidak segera dikeringkan.

b) Konduksi, yaitu kehilangan panas tubuh melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin,

seperti meja, tempat tidur, timbangan dan benda – benda

lainnya. Semua benda tersebut akan menyerap panas tubuh

bayi jika bayi diletakkan di atasnya.

c) Konveksi, yaitu kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi

Terpapar udara sekitar yang lebih dingin, seperti ruangan yang

dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara

melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.

d) Radiasi, yaitu kehilangan panas yang terjadi karena bayi Yang

ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu

tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Sebab, benda –

benda tersebut akan menyerap radiasi panas tubuh bayi

(walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

Adapun ciri – ciri bayi BBLR yang mengalami hiptermia

adalah sebagai berikut :


23

a. Suhu tubuh <320C

b. Mengantuk dan sukar dibangungkan

c. Menangis sangat lemah

d. Seluruh tubuh dingin

e. Pernafasan lambat

f. Pernapasan tidak teratur

g. Bunyi jantung lambat

h. Mengeras kaku (sklerema)

i. Tidak mau menetek, sehingga berisiko dehidras

2) Masalah pemberian ASI :

Masalah pemberian ASI pada BBLR terjadi karena ukur tubuh

bayi dengan BBLR kecil, kurang energi, lemah,lambungnya

kecil dan tidak dapat mengisap. Bayi dengan BBLR sering

mendapatkan ASI dengan dengan bantuan, membutuh kan

pemberian ASI dalam jumlah yang lebih sedikit tetapi sering.

Bayi BBLR dengan kehamilan ≥ 35 minggu dan berat lahir ≥

2000 gram umumnya biasa langsung menetek.

b. Gangguan Pernafasan Gangguan pernapasan terdiri dari :

1) Asfiksia

Bayi BBLR biasa kurang, cukup atau lebih bulan,

semuanya Berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu

lahir Sehingga asfiksia lahir. Bayi BBLR membutuhkan


24

kecepatan dan keterampilan resusitasi ( Proverawati, A, 2010 ;

h,14)

2) Paru belum berkembang

Sehingga menyebabkan bayi sesak nafas (asfiksia) pada bayi

BBLR baik kurang , cukup atau lebih bulan, semuanya

brdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu lahir

sehingga mengalami asfiksia lahir. Bayi BBLR membutuhkan

kecepatan dan keterampilan resusitasi.

6. Penatalaksanaan Pada BBLR

a. Perawatan Metode Kanguru

Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan bayi baru

lahir dengan meletakkan bayi di dada ibu ( kontak kulit ibu dan

bayi sehingga suhu tubuh bayi tetap haangat. Perawatan metode ini

sangat menguntungkan terutama untuk bayi berat lahir rendah.

Manfaat dari asuhan metode kanguru yaitu menjadikan bayi baru

lahir tetap hangat, mempercepat pengeluaran air susu ibu (ASI),

Perlindungan bayi dari infeksi, berat badan bayi cepat naik,

menjalin kasih sayang, mengurangi biaya rumah sakit karena

waktu perawatan yang pendek. ( Proverawati,A, 2010; h.31)

b. Perawatan Metode Kanguru ( PMK ) adalah suatu cara agar BBLR

terpenuhi kebutuhan khusus mereka terutama dalam mempertahankan

kehangatan suhu tubuh. ( Kementrian Kesehatan RI, 2010 ; h.46 )

c. Syarat melakukan PMK


25

1) Bayi tidak mengalami kesulitan bernafas

2) Bayi tidak mengalami kesulitan minum

3) Bayi tidak Kejang

4) Bayi tidak Diare

5) Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit

d. Pelaksanaan PMK memiliki 4 komponen :

1. Posisi

2. Nutrisi

3. Dukungan

4. Pemantauan

( Kesehatan Kementrian RI, 2010 ; h 46-47)

Metode ini berguna untuk mempercepat terjadinya kestabilan

suhu tubuh dan merangsang bayi baru lahir segera mengisap

putting payudara ibu ( Kesehatan Kementrian RI, 2010; h.47)

Ada beberapa penanganan bayi berat lahir rendah (BBLR)

menurut berat badannya, yaitu :

1) Penanganan bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) berat

lahir 1.500 – 2.500 gram

a) Penanganan Puskesmas :

1). Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari

bayi

2). Kepala bayi tertutup topi

3). Beri oksigen


26

4). Tali pusat dalam keadaan bersih

5). Beri ASI bila tidak dapat mengisap, bisa menelan

langsung dari putting bila tidak dapat menelan langsung

dirujuk.

6) Kontak kulit dengan kulit

7) Kanguru Mother Care (KMC)

8) Pemancar Panas

9) incubator.

b) Penanganan di rumah sakit :

1). Beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari

bayi

2). Kepala bayi tertutup topi

3). Berikan lingkungan yang hangat dengan cara kontak

kulit antara ibu dan bayi atau berikan pakaian dengan

kain yang hangat

4). Beri oksigen

5). Tali pusat dealam keadaan bersih.

6). Beri ASI bila tidak dapat menghisap, bisa menelan

Langsung dari puting

7). Bila tidak dapat menelan langsung dirujuk

8). Memberi minum dengan sonde / tetesan ASI

9). Bila tidak mungkin, infuse Beksitiose 10% + Bicaribonas

10). Natricus 1,5 % = 4 : 1


27

b Bayi Berat Lahir Sangat Rendah ( BBLSR ) berat lahir < 1500

gram

1) Penanganan puskesmas

a) Keringkan secepatnya dengan handuk hangat

b) Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan

hangat ( pertahankan tetap hangat )

c) Berikan lingkungan hangat denagan cara kontak kulit dan

pakaian BBLSR dengan kain hangat

d) Tetesi ASI bila dapat menelan, dan apabila tidak dapat

menelan langsung rujuk

e) Rujuk ke Rumah Sakit yang lengkap perawatannya

2) Penanganan di Rumah Sakit

a) Keringkan secepatnya dengan handuk hangat

b) Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering

dan hangat ( pertahankan tetap haangat )

c) Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit atau

pakaian BBLSR dengan kain hangat.

d) Tetesi ASI bila dapat menelan, dan apabila tidak dapat

menelan langsung dirujuk

e) Rujuk ke rumah sakit yang lengkap

f) Memberikan minum dengan sonde / tetesan ASI

g) Bila tidak mungkin Infus Beksitiose 10% + Bicaribonas

Natricus 1,5 % = 4 : 1.
28

h) Pemberian Obat (ferlin, firokid, sirup)

i) Bila masalah pada neonates pada saat lahir dan pada umur

24x lebih besar dibandingkan bayi normal.

( Fauziah, A, dan Sudarti, 2010 ; h. 117)

C. Tinjauan Umum Tentang Proses Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan, dalam

rangkain / tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan

yang berfokus pada klien. (Jannah Nurul, 2010; 193 ).

2. Proses manajemen asuhan kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang

berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan

berakhir dengan evaluasi.

Berikut langkah – langkah dalam proses penatalaksanaan menurut Varney.

a. Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian

dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi klien secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara

lain :

1) Identitas klien

2) Data biologis orang tua klien


29

3) Tinjauan status klien

4) Pemeriksaan fisik pada bayi

Bardasarkan teori dari data objektif yang ditemukan yaitu Berat

badan kurang dari 2500 gram. Pada penimbangan berat badan bayi

baru lahir di dapatkan berat bada bayi 2400 gram, putting susu samar,

lanugo kurang tampak. Hasil pemeriksaan ini ini menunjukkan bahwa

bayi mengalami berat badan lahir rendah. (Deslide,hj,2010 ; h. 107)

Bayi baru lahir kurangdari 45 cm, linkar kepala kurang dari 33

cm, lingkar dada kurang dri 30 cm. hal tersebut merupakan ciri – ciri

dari BBLR (Proverawati,A,2010 ; h.3)

b. Interpretasi Diagnosa/Masalah Aktual.

Berdasarkan teori dan hasil data objektif yang ditemukan maka

penulis menegakkan diagnosa actual yaitu bayi dengan berat badan

lahir rendah( BBLR ). Dimana ditandai dengan adanya laanugo

kurang tampak, putting susu samar – samar, berat badan 2300 gram,

panjang badan 43 cm, lingkar kepala 31 cm, lingkar dada 30 cm,

lingkar perut 30 cm, dimana ada beberapa bagian yang ditemukan jauh

dari normalnya. (Nanny, V.2010 ; h.30).

c. Merumuskan Diagnosa/Masalah potensial

Bayi berat badan lahir rendah perlu mendapat perhatian karena

dapat menyebabkan hipotermia suhu di bawah normal,suhu

tubuh,<36oc dan kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh

tubuh bayi teraba dingin, bayi sudah mengalami hipotermia sedangkan


30

(suhu 32-36oc). Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh 32oc

(Deslide,hj, 2010 ; h.123)

Pada bayi berat lahir rendah potensial mengalami hipotermia

disebabkan karena sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu

tubuh bayi baru lahir belum matang (Proverawati, A, 2010 ; h.09).

Berdasarkan data di atas yang menyatakan bahwa suhu tubuh

bayi 36,3oC menandakan bahwa bayi potensial terjadinya hipotermia

karena gejala dari hipotermia yaitu suhu badan turun sampai di

bawah 36oC (proverewati, A, 2010 ; H.19)

d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera/kolaborasi

Berdasarkan teori pada kasus dengan BBLR (berat badan lahir

rendah), apabila bayi yang lahir dengan berat badan antara 1500 – 2500

gram dalam keadaan stabil dan tidak memiliki komplikasi lain selain

BBLR, bidan dapat memberikan asuhan metode kanguru. Sedangkan

pada berat badan lahir antara 1000 – 1500 gram sebaiknya bidan

berkonsultasi dengan dokter atau merujuk (Deslide, hj, 2010 ; h.109-

110).

e. Menyupsun Rencana Asuhan

Observasi TTV dan KU bayi, dengan melakukan observasi

TTV kita dapat mengetahui perkembangan bayi dan memudahkan

untuk menentukan tindakan selanjutnya, selanjutnya kenakan

pakaian dan bungkus bayi dengan selimut bersih dan kering agar

bayi dapat terhindar dari kehilangan panas berupa konduksi dan


31

konveksi. Kemudian pastikan bayi tetap dalam keaadan hangat

agar suhu tubuh bayi tetap terjaga,kemudian kemampuan

metabolisme panas pada BBLR masih rendah sehingga perlu

diperhatikan agar tidak ada kehilangan panas badan dan dapat

dipertahankan sekitar 36oC – 37oC. Ganti pakaian bayi segera bila

basah atau kotor karena pakaian bayi yang basah akan

mempengaruhi suhu badan bayi yang mengakibatkan evaporsi.

Kemudian berikan ASI pada bayi tiap 2 jam melalui dot Dengan

melakukan pemberian ASI dapat meningkatkan ikatan kasih

sayang antara ibu dan bayi. Karena ASI mengandung zat-zat gizi

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi untuk

tumbuh kembang. Kemudian lakukan perawatan tali pusat dan

observasi tanda-tanda infeksi dengan melakukan perawatan tali

pusat dapat memberikan perlindungan terhadap bayi dari

bahaya infeksi. Selanjutnya Timbang Berat badan setiap hari

dengan melakukan penimbangan berat badan Diharapkan pada ibu

mengerti bahwa hal ini sebagai salah satu syarat untuk

mengetahui peningkatan berat badan bayi dan untuk menunjukkan

asupan kebutuhan nutrisi dan cairan terpenuhi. Dan yang terakhir

Ajarkan pada ibu perawatan metode kanguru untuk

mempertahankan suhu tubuh bayi dengan melakukan Metode

kanguru dapat membuat suhu tubuh bayi tetap normal,

mempercepat pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) dan meningkatkan


32

keberhasilan menyusui; perlindungan bayi dari infeksi, berat badan

bayi cepat naik, stimulasi dini, kasih sayang

f) Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman

Pelaksanaan tindakan diupayakan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi klien/ bayi.

g) Mengevaluasi

Kriteria evaluasi ( Maryunani, A, 2013 ; H. 193)

1) Peningkatan berat badan

2) Tidak terjadi penurunan berat badan karena berat badan bayi

kurang dari batas normal (BB : 2500 – 4000 gram ) ditandai

dengan berat badan bayi 2400 gram

3) Penghagatan bayi, yaitu dengan metode PMK ( perawatan

metode kanguru)

4) Mempertahankan suhu tubuh bayi.

5) Tanda – tanda vital dalam batas normal.

6) Proses adaptasi psikologis bayi terhadap lingkungan.

7) Ppengaturan dan pengawasan inteke nutrisi. Pencegahan

infeksi

8) Pengawasan jalan nafas.

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan

dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk

memecahkan masalah pasien/klien.

Tabel . Pendokumentasian asuhan kebidanan


33

langkah menurut
Langkah..menurut
Kompetensi SOAP
Varney (1997)
Bidan (2000)

Langkah 1: Langkah 1: Data Subyektif

Pengumpulan data Pengumpulan data Data Obyektif

Langkah 2 : Langkah 2 : Assessment/Diagno

Diagnosis/masalah Assessment/diagnosis sis

Langkah 3:

Antisipasi diagnosis

masalah potensial

Langkah 4 : Langkah 3 Rencana

Pertimbangan Rencana tindakan tindakan

perlunya 1. Konsultasi/ruj

konsultasi/rujukan uk

Langkah 5: 2. Pemeriksaan

Rencana tindakan 3. diagnostic/

Langkah 6: Langkah 4: laboratorium

Implementasi Implementasi 4. Pemberian

pengobatan

Langkah 7 Langkah 5: 5. Pendidikan

Evaluasi Evaluasi kesehatan dan

konseling

kesehatan
34

6. Follow up

pemeriksaan

D. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN

1. Peraturan KepMenkes

Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada

kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur

melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).

a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1464/ MENKES/ PER/ X/ 2010

Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.Menyikapi Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berkaitan dengan

kompetensi standar profesi bidan juga berkaitan dengan masalah izin

serta penyelenggaraan praktik bidan, pada dasarnya kompetensi bidan

terkait dengan kebidanan komunitas. Adanya disharmoni antar

bebeerapa kompetensi mengenai peran dan fungsi bidan, Permenkes

Bidan seakan dinilai tidak efektif dan efisien. Adanya disharmoni

seperti :

1) Pelayanan terhadap ibu hamil dan balita, dimana di dalam

Permenkes disebutkan bahwa pelayanan kebidanan meliputi

pelayanan kepada ibu dan bayi (28 hari) dengan kasus normal.

Sedangkan dalam praktek, posyandu merupakan salah satu tugas

bidan dimana kegiatan yang dilakukan pada saat posyandu


35

diantaranya adalah imunisasi baik pada bayi, pemantauan tumbuh

kembang balita, pemberian makanan tambahan

2) Terletak pada keterampilan dasar yang dinyatakan bahwa bidan

mempunyai kewenangan dalam melakukan pengelolaan ibu

hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di masyarakat. Pada

Permenkes dinyatakan bahwa bidan boleh memasang AKDR d

fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan suvervisi

dokter. Dalam hal ini perlunya dipertimbangkan kembali

mengenai keharusan pelayanan kebidanan yang harus dilakukan di

fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat serta mengenai

supervise dokter.

3) Keharusan bidan dalam memberikan asuhan yang bermutu

tinggi. Dalam hal ini, asuhan dapat dikatakan bermutu tinggi

apabila telah memenuhi standar pelayanan yang bermutu tinggi,

tetapi sampai saat ini belum ada standar penilaian mutu

pelayanan bidan di masyarakat.

4) Mengenai pengetahuan tambahan dan keterampilan tambahan

seharusnya tidak perlu pengetahuan dan keteramilan tambahan

sudah menjadi dasar dari keduanya.

5) Mengenai penggunaan teknologi tepat guna di pelayanan

komunitaas harus lebih terperinci secara jelas untuk menghindari

salah persepsi.
36

6) Perlu adanya penambahan komptensi bidan di komunitas seperti

halnya bidan melaksanakan dan mengkaji

karekteristik,kebudayaan dalam masyarakat serta faktor – faktor

budaya masyarakat yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.

7) Mengenai keterampilan dasar bidan yang berkaitan dengan

pelayanan di masyarakat.( http:www.kesehatanibu.depkes.go.id )

2. Kompotensi Bidan

Area kompetensi bidan di indonesia meliputi :

a. Area kompotensi 1 :Etik Legal dan Keselamatan Pasien

b. Area kompotensi 2 :komunikasi efektif

c. Area kompotensi 3 :pengembangan diri dan profesionalisme

d. Area kompotensi 4 :Landasan ilmiah praktek kebidan

e. Area kompotensi 5 :keterampilan medis dalam praktik

f. Area kompotensi 6 :promosi kesehatan dan konseling

g. Area kompotensi 7 :manajemen,kepemimpinan dan kewirausahaan

3. Standar pelayanan Kebidanan

Sesuai dengan kasus yang penulis angka standar pelayanan

Sesuai meliputi :

a. STANDAR 13 : Perawatan Bayi baru lahir

Bidan memeriksa dan bayi baru lahir untuk memastikan

pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menentukan

kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai


37

kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani

hipotermia Tujuan menilai kondisi bayi baru lahir dan

membantu terlaksananya pernafasan spontan serta mencegah

hipotermia.

Tindakan yang bisa dilakukan bidan adalah :

1) Bidan mampu memeriksa dan menilai bayi lahir dan

Menggunakan skor apgar.

2) Menolong bayi bernafas spontan dan melakukan resusitasi

bayi

3) Mengenal tanda – tanda hipotermia dan dapat melakukan

pencegahan dan penanganan: Hasil yang diharapkan standar

ini yaitu: Bayi baru lahir yang mengalami hipotermi

biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus

dilakukan adalah segera menghangatkan bayi didalam

incubator atau melalui penyinaran lampu. (Ai Yeyeh

Rukiyah dan Lia,2010 h.286 ).

Anda mungkin juga menyukai