PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan lahir
dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan
dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama
diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir
pada semua system.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus
2. Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data
3. Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum
5. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
6. Untuk mengetahui tentang Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
7. Untuk mengetahui tentang Penanganan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Neonatus
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit, tenaga kesehatan
perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnio( volume) apakah selama
kehamilan terjadi hidramnion/oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal ini penting
untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada vena/arteri,ada tali simpul?
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram),PB (45-50 cm), LK (33-35),
LD (30-33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan sindroma genetik.
b. Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus,penyakit
ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat abortus,
RH/isoimunisasi
c. Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan, preeklamsia, infeksi,
perkembangan janin terlalu besar /terganggu,diabetes gestasional,poli/oligohidramnion
d. Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan obat selama
persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur
mekonium, amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan dalam persalinan, prolapsus tapi
pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun, segaralah
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik yang
lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya
memperhatikan beberapa hal yang penting berikut ini:
a. Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup, kecuali ada tanda-tanda
jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir selama pemeriksaan
dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan
warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan abnormalitas
yang nyata.
c. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e. Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara sistematis.
g. Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut yang memang
diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan
I.Anamnesa
1.Faktor genetik (riwayat peny keturunan,kelainan bawaan)
2.Riwayat kehamilan : paritas,kelainan ,obat2an, psikologis,dll
3.Riwayat persalinan: tgl lahir,proses persalinan,trauma, ku, obat2an dll
II Pemeriksaan fisik
Penilaian mencakup :tanda vital,pengukuran pertumbuhan,penilaian sistem, penilaian umur
kehamilan
1.Keadaan umum
•Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil
•Ukuran tubuh proporsional/tidak
•Kondisi bayi aktif/lemah
•Tangisan lemah, keras, melengking ?
•Kesadaran ? Letargis, waspada atau sedasi ?
•Pucat/kuning /merah muda ?
•
2. Tanda-tanda vital
a.Pernafasan
•Hitung dg melihat gerakan abdomen/menit
•Hitung selama satu menit penuh
•Utk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam
•Utk BBl tdk stabil hitung setiap jam
•Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit
•Perhatikan apakah ada tarikan ddg dada, gerakan cuping hidung, kedalaman nafas
•Bagaimana bunyi nafas ?
Penilaian awal pernafasan saat lahi menjadi evaluasi keberhasilan transisi bayi:
1.Pernafasannya nyaman
2.Tak ada tachypnea
3.Tak ngorok
4.Tak ada lekukan dada
5.Tak ada cyanosis/pucat
b. Denyut jantung
•Diukur dg cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi selama satu menit penuh
•Pd BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam
•Pd BBl tak stabil dihitung setiap jam
•Denyut jantung normal: 120-160/menit
•Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia, hyperetermia, anemia, konsumsi obat ibu
•Bl < 100 (Bradikardi): BBl cukup bulan sedang tidur, kekurangan O2
c. Suhu tubuh
•Diukur melalui aksila, tahan 5 menit
•Normal : 36,5 - 37C
•BBl dalam incubator diukur setiap jam
•Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut pertimbangkan sepsis (tanda vital tak stabil,
perubahan glukosa dlm darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu
•Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum
d. Tekanan darah
•Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi
•Menggunakan mesin dinamap jk ada
•Normal 60-89/40-50
•Bisa meningkat saat menangis
•Akan turun saat tidur
2) Panjang badan
•Diukur dr ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi lutut dan panggul harus ekstensi penuh
•Normal : 45 – 53 cm
•Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan berat badan
3) Lingkar kepala
•Diukur saat masuk dan setiap minggu
•Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2 occipital protuberances
•Normal 33 – 38 cm
•Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang oksiput dan dahi
•Pengukuran sedikitnya sekali sehari jk bbl gangguan neurologis (perdarahan
intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)
3 Kepala
•Apakah ada benjolan, caput, haetaom ?
•Fontanel; cekung, menonjol, datar ?
•Sutura : molase ? Derajat berapa ?
•Pertumbuhan rambut ?
4. Mata
•Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak
•Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd pupil/iris à hilang
•Tanda ikterus, infeksi,
•Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada ?
•Terbuka/ menutup ?
5. Telinga
•Sejajar dengan ujung mata
•Bentuk simetris/tidak,normal/tidak
•Apakah ada pengeluaran ?
7. Leher
•Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening
•Tonick neck refleks ?
8. Dada
•Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan?
•Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama?
•Pembesaran kelenjar mammae
•Dengarkan denyut jantung dg fetoskop
9. Perut/abdomen
•Terlihat normal, tali pusat ?
•Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis?
•Suara perut: ada/tidak,hiperaktif, hipoaktif
•Dinding perut: merah,meregang,ada batas perut membuncit
•Palpasi: lembek, nyeri atau meregang
•
10. Bahu, lengan dan jari
•Simetris/tidak, jari lengkap/tidak ?
•Apakah tangan dapat digerakan secara normal,patah tulang ?
•Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl)
•R moro menetap > 4 bl :kerusakan otak
•Respon yg tdk simetris: fraktur calivula, cedera fleksus brakhialis
•
11. Genetalia
a.Laki-laki
•Scrotum tdd 2 kantung berisi testis
•Lubang penis tepat di tengah ? Panjang < 2,5 cm ?, miksi ?
b. Perempuan
•Labia mayora & minora ada ?
•Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh, akan hilang dlm 10 hari
•Miksi sdh/belum dalam 24 jam
12 Panggul
•Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping luar, dengarkan & rasakan bunyi
“klik”à kolaborasi
•Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik
2. BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal
lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu
feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji dan
bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk
padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu
formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu
perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu
tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan
terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan sulit
menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu formula. Kalau
mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaanya memang
belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya
disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau mancur,
berarti memang ada masalah pada bayi àrujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama
dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang sama
pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi
belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa lebih
dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari
bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena
memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan
baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai
banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi yang
penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belul b
a b, dan bayinya anteng – anteng saja mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B a b
pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti aspal
yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada
dalam kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah
pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya
putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan menjadi
kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan
bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
Warna feses kuning
Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh susu
yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah dan
cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi mendapatkan
ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang). Warna kuning timbul
dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam
hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila
dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan
berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar. Cairan empedu ini akan
memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan bila yang diminum susu
formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning
tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan.
3. BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi tetap
bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.
4. Tidur
o Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan
yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
o Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan –
lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang
hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima jam tidur
bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5
bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang
tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi
mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin
berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1
tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur
berkisar antara 12 – 14 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari adalah
waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya bermaiin hanya disiang
hari saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi di
tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam gendongan atau di
ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan dengan kata
kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan
dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan
seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15
dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu
prosedur ini dan coba lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s
Children Hospital).
3. Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun ke
mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat penghangat buatan di
tempat tidur bayi.
· Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut
1. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
2. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
· Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
· Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau
lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.
G. Penanganan
o Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari
pertama.
o Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
o Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan selimut sesuai
denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan
dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja
yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
o Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
o Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
o Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
o Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.
o Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-
kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi tertentu
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “NEONATUS” Selawat beriring salam penulis
kirimkan kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau
sekalian.
Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
sebesarnya.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna
perbaikan di masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Neonatus
2.1.1 Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari.
(Wafi Nur Muslihatun, 2010)
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat
bawaan) yang berat
2.1.2 Manifestasi klinis neonatus normal
Menurut Sarwono Prawiroharjo tahun 2002 :
1) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit
– 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.
2) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernapasan
cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai
15 menit.
3) Nilai apgar 7-10 (Lihat tabel Apgar Score).
4) Berat badan 2500 gram- 4000 gram.
5) Panjang badan lahir 48-52 cm.
6) Lingkar kepala 33-35cm.
7) Lingkar dada 30-38 cm.
8) Lingkar lengan atas 11 cm.
9) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
10) Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
11) Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan, bayi akan
mengengam.
12) iGenatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan).
13) Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).
14) Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.mekonium bewarna coklat
kehijauan.
15) Kesadaran
Enam keadaan tentang kesadaran pada bayi baru lahir :
o Menangis
Keadaan menangis bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif menangis.
Tangis yang normal adalah kuat dan keras/nyaring.
o Tidur nyenyak
Keadaan tidur tenang bayi jarang bergerak dan pernapasan lambat serta teratur.
o Tidur dengan gerakan mata yang tepat (REM, rapid eye movement)
Keadaan tidur REM bayi bernafas tidak teratur dan meringis serta gerakan mata yang cepat.
o Aktif - sadar
Keadaan aktif-sadar, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif dengan ekpresi wajah
tenang atau meringis.
o Tenang - sadar
Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tapi relaks. Mata terbuka dan terfokus.
o Transisional
Keadaan transisional bayi mengalami dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya.
5) Bercak mongolian
Terkadang, terdapat area bercak lebar hitam berpigmen pada bokong atau bagian bawah
bayi dengan warna kulit kuning, menghilang sekitar 1 atau 2 tahun pertama.
6) Tanda lahir (nevi)
Bersifat sementara dan permanen, akibat kelainan struktur pigmen, pembuluh darah rambut
atau jaringan lainnya.
7) Ikterik
Warna kuning pada kulit atau sklera mata disebabkan karena bilirubin berlebihan dalam
darah dan jaringan, imaturitas hepar bayi baru lahir, menghilang sekitar hari ke tujuh yang biasa
disebut ikterik neonatum.
c. Rambut dan kuku
Rambut bayi mungkin panjang dan tebal atau mungkin botak, bulu mata dan alis terdapat
sejak lahir. Kuku jarinya mungkin panjang dan cukup tajam.
d. Payudara
Payudara pada bayi laki-laki dan perempuan mungkin terlihat membesar karena banyaknya
hormon wanita dan darah ibu, kadang mensekresi colostrom.
e. Genetalia
Pada laki-laki testis normalnya turun selam kehidupan intrauterin dan telah berada pada
kantung skrotum pada saat lahir. Pada bayi perempuan labia minora dan klitorisnya mungkin
membengkak saat lahir akibat tingginya hormon wanita dalam darah ibu. Keluaran lendir putih
pada vagina kadang dengan darah (perdarahan withdrawal). Reflek yang ditemukan pada
neonatus yang normal menurut Ladewidg (2005 : 174) adalah sebagai berikut
Terdapat empat kemungkin mekanisme yang dapat menyebabkan bayi kehilangan panas
yaitu :
1. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak langsung dengan objek
yang lebih dingin (Walsh, 2007).
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan
tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).
Sebagai contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan,
memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi
baru lahir (Dewi, 2010).
2. Radiasi
Kehilangan panas melalui radiasi terjadi ketika panas dipancarkan dari bayi baru lahir keluar
dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang
mempunyai suhu berbeda).
Contohnya, membiarkan bayi baru lahir dalam ruangan ber AC tanpa pemanas, membiarkan bayi
baru lahir dalam keadaan telanjang, atau menidurkan bayi baru lahir berdekatan dengan ruangan
yang dingin (Dewi, 2010).
3. Konveksi
Konveksi terjadi saat panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang
bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).
Contohnya konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir
dekat jendela, atau membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas.
4. Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi
pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam suhu kamar 25°C, maka bayi akan kehilangan
panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang
dibentuk hanya sepersepuluhnya saja (Dewi, 2010)
c. Metabolisme
Luas permukaan tubuh nonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga metabolisme
basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua,
energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang lebih pada hari ke
enam, pemenuhan kebutuhan energy bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% didapatkan dari
karbohidrat. (Muslihatun,2010).
d. Sistem peredaran darah
Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah
bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh , maka terdapat
perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan dan penutupan duktus
arteriosus antara arteri paru dan aorta.
Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah, dimana
oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara
meningkatkan atau mengurangi resistensi.
Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi pada saat tali pusat dipotong,
resistensinya kan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena darah ke atrium
berkurang yang dapan menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun. Proses
tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang, serta saat terjadi pernapasan
pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian
oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru.
Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatnya tekanan pada atrium kanan akan terjadi
penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan kadar oksigen
dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami konstriksi
dan menutup
Perubahan lain menutupnya vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali
pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di klem dan penutupan
jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz dan Sowden dalam Aziz, 2008).
e. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium relatif lebih
besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karna jumlah
nefron masih belum sebanyak orang dewasa, keseimbangan luas permukaan glomerolus dan
volume tubulus proksimal, sertarenal Blood flow relatif kurang bila dibandingkan orang dewasa
(Muslihatun, 2010).
Pada waktu lahir, terjadi perubahan fisiologik yang menyebabkan berkurangnya cairan
ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin,
ekskresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan ekstraseluler (sebagai salah satu
penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir pada minggu minggu permulaan) (Saifuddin,
2006).
f. Keseimbangan asam basa
Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis
anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Dewi,
2010).
g. Warna kulit
Pada saat kelahiran tangan dan kaki warnanya akan kelihatan lebih gelap daripada bagian
tubuh lainnya, tetapi dengan bertambahnya umur bagian ini akan lebih merah jambu.
2.1.5 Dasar asuhan bayi baru lahir
Menurut Depkes (2010; h. 10), dalam setiap persalinan, penatalaksanaan bayi baru lahir
menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya:
1) Jaga bayi tetap hangat
2) Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu)
3) Keringkan
4) Pemantauan tanda bahaya
5) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
6) Lakukan inisiasi menyusui dini
7) Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu
dini
8) Beri salep mata antibiotika pada kedua mata
9) Pemeriksaan fisik
10) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam
setelah pemberian vitamn K1.
Dalam asuhan bayi baru lahir lakukan juga hal-hal sebagai berikut :
1. Teruskan menjaga kehangatan bayi dengan kontak kulit ibu bayi selama 1 jam pertama.
2. Anjurkan ibu untuk menyusui jika bayi sudah menunjkkan tanda ingin menyusu.
3. Jangan memberikan dot atau makanan apapun sebelum diberi ASI. Juga tidak dianjurkan untuk
memberikan air, air gula, dan susu formula.
Lakukan pemantauan terhadap bayi yang diletakkan pada dada ibu setiap 15 menit setelah 1-2
jam pertama kehidupan, untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Pernafasan : apakah merintih, terdapat retraksi dinding dada bawah/pernafasan cepat
Jika terdapat tanda kesulitan bernafas (merintih, retraksi dinding dada bawah atau nafas cepat)
maka segera lakukan rujukan
2. Kehangatan : periksa apakah kaki teraba dingin
Jika kaki terbaa dingin, pastikan suhu ruangan hangat. Tempatkan atau lanjutkan bayi untuk
kontak kulit ke kulit dengan ibunya, serta selimuti ibu dan bayi dengan selimut yang hangat.
Periksa kembali 1 jam kemudian. Bila tetap dingin, lakukan pengukuran suhu tubuh kurnag dari
36,5 0C, lakukan penatalaksanaan hipotermi.
Jika bayi lahir mati atau meninggal, lakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk memberi
dukungan pada ibu dan keluarganya.
(Depkes RI, 2008)
2.1.6 Rencana Asuhan bayi usia 2-6 hari
Perencanaan asuhan bayi usia 2-6 hari menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010 adalah :
1. Minum bayi
Beri minum segera mungkin setelah lahir yaitu dalam waktu 30 menit atau dalam 3 jam setelah
masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu.
Bila bayi di rawat dirumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.
2. BAB (Buang Air Besar)
Kotoran yang dikeluarkan oleh bayi baru lahir pada hari pertama adalah mekonium.
Mekonium adalah ekskresi gastro intestinal bayi baru lahir yang diakumulasikan dalam usus
sejak masa janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekonium adalah hijau
kehitaman, lembut, terdiri atas : mukus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak, dan
pigmen empedu. Mekonium ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir. Mekonium
dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Mekonium yang telah keluadalam waktu 24 jam
menandakan anur bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekonium tidak keluar, kemungkinan
adanya atresia ani dan megakolon.
Warna feses akan berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi
Asi feses menjadi lebih lembut, warna kuning terang, dan tidak berbau. Sedangkan bayi yang
diberi susu formula, feses akan cenderung lebih pucat dan agak berbau. Warna feses akan
cenderung kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi
sedikitnya sekali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi
lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup akan
BAB 5 kali atau lebih dalam sehari. Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB
berkurang menjadi 1 kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian susu formula akan lebih sering
BAB, tetapi cendererung lebih sering mengalami konstipasi. Jika bayi tidak BAB atau feses tidak
keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi abdomen dan bising usus.
3. Buang air kecil (BAK)
Bayi lahir akan BAK dalam 24 jam setelah lahir. Selanjutnya, bayi akan BAK 6 kali/hari.
4. Tidur
Bayi pada kehidupan pertamanya akan menghapiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi
adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pda siang hari hanya 15 % waktu digunakan
bayi dalam keadaaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa
waktu yang 85% lainnya digunakan untuk tidur.
5. Kebersihan kulit
Kulit bayi sangat sensitif. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi maka keutuhan
kulit harus dijaga.Verniks caseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan
diberikan pada saat memandikan bayi.
Untuk memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu
bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung
meningkatkan kejadian hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil
(setelah 24 jam).
6. Perawatan tali pusat
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu
masuk kuman dan bisa terjadi infeksi lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemenaktif kala
III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka
dan ditutupi kain bersih dan longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat dibawah tali
pusat. Jika tali pusat terkena kotoran, maka tali pusat harus dicucui dengan sabun dan air bersih,
kemudian dikeringkan.
Upaya untuk mencegah terjadnya infeksi pada tali pusat antara lain dengan cara sebagai berikut :
a. Mencucui tali pusat dengan bersih dan sabun
b. Menghindari membungkus tali pusat
c. Melakukan skin to skin contact
d. Pemberian ASI dini dan sering memberikan antibodi pada bayi
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Menurut Tucker et all (1998:883) pemeriksaan penunjang berupa:
1. Sample darah
2. Tali pusat
3. Pemeriksaan screening bayi baru lahir
4. Hematokrit.
2.1.8 Komplikasi
Masalah bayi baru lahir Menurut Saiffudin (2006 : 337) :
1. Asfiksia
2. Gangguan nafas
3. Hipotermi / hipertermi
4. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
5. Dehidrasi
6. Ikterus
7. Infeksi / sepsis
8. Tetanus neonatonum
9. Kejang
10. Cidera lahir
Tanda bahaya baru lahir menurut Depkes RI Tahun 2008 adalah :
1. Tidak dapat menyusu
2. Kejang
3. Mengantuk dan tidak sadar
4. Nafas cepat (>60 per menit)
5. Merintih
6. Retraksi dinding dada bawah
7. Sianosis sentral
2.1.9 Penatalaksanaan
Penanganan Bayi Baru Lahir Normal menurut Mochtar, Rustam. 1998:
1. Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut,
hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.
2. Jam lahir dicatat dengan stop-watch.
3. Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki
dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
4. Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan klem
jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.
5. Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta menggerakkan tangan
dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.
6. Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah, air
ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang membersihkannya dengan minyak kelapa
atau minyak zaitun.
7. Jangan lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.
8. Bayi ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya kemudian dicatat dalam status.
9. Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah
Blenorrhoe.
10. Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa
apakah ada femosis dan apakah descensus testiculorum telah lengkap. Di beberapa Negara barat,
pada bayi laki-laki segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.
11. Apgar Score
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan,
frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek). Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).
SKOR APGAR
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1. Denyut jantung
2. Usaha nafas
3. Tonus otot
4. Reflek
5. Warna kulit
TOTAL
Penilaian
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dlm keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera
sampai ventilasi.
Sedangkan Penanganan bayi selama dalam perjalanan ke tempat rujukan(Depkes Ri, 2008) :
1. Menjaga bayi tetap hangat dengan melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu atau orang lain
2. Selimuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada kepala bayi
3. Lindungi bayi dari sinar matahari langsung
4. Mendorong ibu menyusui selama perjalanan
5. Jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan memakan waktu lenih dari 3 jam, mintalah ibu
untuk memeras ASI dan memberikannya ke bayi dengan cangkir
2.2 Bayi
2.2.1 Pengertian
Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002). Mnurut
Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai
berikut:
a. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari
1)Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari
2)Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari
b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang
pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap
kematian.
2.2.2 Manifestasi klinis
1. Sistem Pernafasan
Saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit, membran mukosa mudah rusak dan
sensitif terhadap trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap rokok dari orang lain). Dalam
keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi
akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
2. Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambar, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki
serta perbedaan warna pada kulit.
3. Sistem Ginjal
Beban kerja ginajl dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan meningkat, kemungkinan air
kemih bayi akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda, disebabkan oleh kadar ureum
yang tidak begitu berarti.
4. Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 ml dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan.
Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim terjadi. Pada saat lahir keasaman
lambung tinggi namun pada hari ke-10 hampir tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan
terhadap terjadinya infeksi. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Jumlah enzim
amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak tercukupi sehingga bayi kesulitan dalam
mencerna lemak dan karbohidrat. Pada saat makanan masuk segera terjadi peristaltik cepat
sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan lambung.
5. Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermi dikarenakan karena belum matangnya hipotalamus yang
mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi. Seorang bayi yang mengalami
kedinginn membutuhkan kalori dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya. Hipertermi
rentan terjadi akibat berada dekat pada sumber radiasi panas, dapat juga diakibatkan karena
terjadinya infeksi.
6. Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang masuk
melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan lokalisasi infeksi masih
rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah berubah menjadi infeksi umum. Terdapat
imunoglobin utama pada bayi, yaitu IgG, IgA dan IgM.
IgG melewati barier plasenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir. IgA melindungi
terhadap infeksi saluran pernafasan, gastrointestinal dan mata. Kadar igA mencapai kadar
dewasa dalam waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI. IgM mencapai kadar dewasa pada usia 2
tahun. ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif.
7. Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sperma setelah memasuki masa pubertas. Anak perempuan
sudah mempunyai ovum dalam sel telur sejak masa bayi. Bayi perempuan dapat mengalami
(pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara, kadang disertai oleh sekresi cairan dari puting
pada hari ke 4 atau ke 5 setelah kelahiran. Hal ini hanya berlangsung sebentar.
8. Sistem muskuloskeletal
Ubun-ubun kecil dan fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8 minggu.
9. Sistem neurologi
Sistem neurologi pada bayi relatif belum matang setelah lahir. Keberadaan refleks fisiologis pada
bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuluskeletal.
10. Panca Indra
a. Indra penglihatan
Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak
tebal dalam bentuk muka manusia. Jarak fokus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang
bayi dapat melihat wajah ibunya pada saat menyusui. Pada usia 2 minggu bayi dapat
membedakan muka ibunya dari muka yang tidak dikenal. Perhatian pada warna, vaariasi dan
kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan bayi.
b. Indra penciuman
Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu terutama ASI. Dalam
beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang lain.
c. Indra pengecapan
Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat
pada rasa manis.
d. Indra pendengaran
Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan
sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara. Pada akhir bulan pertama, bayi baru lahir
lebih menyukai suara ibunya dari pada orang lain dengan merasa tenang dengan suara-suara
bernada rendah.
e. Indra peraba/sentuhan
Bayi mudah memperlihatkan reaksi terhadap berbagai hal dengan adanya beberapa refleks
fisiologis. Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan. Bayi merasa senang dengan kontak kulit ke
kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerak ayun. Bayi bereaksi terhadap
sentuhan dan adanya refleks gemgam untuk memperkuat hubungan.
2.2.3 Rencana asuhan pada bayi
Secara umum, WHO merekomendasikan bahwa, kesehatan bayi baru lahir sangat ditentukan
pelayanan kesehatan dengan prinsip sebagai berikut :
1. Persalinan bersih dan aman
2. Mulai pernafasan spontan
3. Mempertahankan suhu tubuh dengan mencegah hipotermi
4. Menyusui segera setelah lahir
5. Pencegahan dari keadaan sakit dan penyakit
Sedangkan menurut Wafi Nur Muslihatun tahun 2010, rencana disusun dan
dilaksanakanberdasarkan hasil interpretasi data yang tertulis di assasment. Dalam pemberian
asuhan primer pada bayi, bidan harus melakukan beberapa pendidikan kesehatan melalui
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), serta konseling. Bidan perlu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga tentang perawatan bayi, antara lain :
1. Pemilihan tempat tidur yang tepat
tempat tidur bayi harus hangat, diletakkan di dekat tempat tidur ibu. Tempat tidur bayi dan ibu
yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur pada satu tempat yang sama, dapat menyebabkan
kematian bayi yang tidak disengaja. Ruang perawatan bayi di bagian kebidanan di sebuah rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan, adalah tempat untuk merawat bayi bermasalah, dan
bukan tempat yang tepat bagi bayi sehat.
2. Memandikan bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan
verniks caseosa dalam tubuh bayi yang berguna stabilisasi suhu tubuh. Bayi harus tetap di jaga
kebersihannya dengan menyekanya secara lembut dan memperhatikan lipatan kulitnya. Sabun
dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun
bagi sistem saraf bayi.
3. Mengenakan pakaian bayi
Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Pakaian berlapis-lapis
tidak dibutuhkan oleh bayi. Hindari kain yang menyentuh leher, karena bisa mengakibatkan
gesekan yang mengganggu. Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam dan popok.
4. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat yang benar dengan tidak membubuhkan sesuatu pada pusar bayi. Menjaga
pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama.
5. Perawatan hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. hindari memasukkan
gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
6. Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan minyak
hangat ke dalam kanal/lubang telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam telinga.
7. Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau empat hari sekali. kuku yang
panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.
8. Kapan membawa bayi ke luar rumah
Di bawa keluar selama satu atau dua jam sehari.
9. Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi dasar. Imunisasi
BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Imunisasi hepatitis B1 sudah diberikan
segera setelah bayi lahir. Imunisasi hepatitis B2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu
setelah imunisasi hepatitis B1, yaitu pada usia 1 bulan. Imunisasi polio oral dosis awal telah
diberikan setelah lahir, sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi oral ke 2 diberikan
dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi polio oral pertama yaitu 1 bulan. Apabila
imunisasi polio diberikan dengan innactivated polio vaccine (IPV), maka diberikan pada saat
bayi berusia dua bulan nanti.
10. Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
11. Perawatan intensif
Bayi pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan membutuhkan
perawatan intensif sesuai dengan komplikasi/masalah yang menyertai bayi.
12. Perawatan lain
Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain dan pemantauan berat badan. Bayi
yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.
2.3 Balita
2.3.1 Pengertian
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak
usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).
2.3.2 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan umum
a. Kesadaran : composmetis, apatis, somnolen,sopor, koma, delirium
b. Tanda Vital : TD: normal balita : 99/65 mmHg
N : 105-110 x/menit
S : 36-37,50C
RR: 30-50 x/menit
2.Pemeriksaan kulit, kuku,rambut dan kelenjar getah bening
Pemeriksaan kulit : menilai pigmentasi, sianosis, ikterus, ekzema, pucat,dll
Pemeriksaan kuku : warna, bentuk, keadaan
Pemeriksaan rambut : menilai warna, kelebatan, distribusi, dll
Pemeriksaan kelenjar getah bening : palpasi daerah leher atau inguinal.
3.Pemeriksaan kepala dan leher
a. Kepala : lingkar kepala dan ubun-ubun
b. Wajah : kesimetrisan, paralisis wajah, pembengkakan
c. Mata : menilai visus, palpebra, kelenjar lakrimalis, sklera, kornea
d. Telinga : bentuk, besar dan posisi, membran tympani, serta fungsi
e. Hidung : menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis
f. Mulut : trismus, halitosis, edema, peradangan gusi, kelainan lidah
g. Faring : hiperemia, edema, abses dan adanya suara sesak
h. Laring : obstruksi laring disertai stridor, batuk dan suara sesak
i. Leher : Tekanan vena jungularis, massa pada leher
4.Pemeriksaan dada
a. Payudara : kelainan payudara, ginekomastia patologis, galaktore
b. Paru : Kesimetrisan, suara nafas
c. Jantung : Palpasi denyut apikal, suara, irama, dan bising jantung
d. Abdomen : Auskultasi peristaltik usus dan usus bising
e. Genetalia : Laki : bentuk dan ukuran penis, testis, kelainan, perdangan testis dan skrotum.
Perempuan : epispadia, tanda seks sekunder, pengeluaran caiaran.
f. Tulang belakang dan ekstremitas :Nyeri, dan kelaiann, gaya jalan
http://intanchiechielita.blogspot.co.id/2016/01/makalah-bayi-baru-lahir-neonatus.html
http://smartmidwifery18.blogspot.co.id/2014/11/konsep-dasar-asuhan-neonatus-bayi-dan.html