Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH METODIK KHUSUS KEBIDANAN


JOBSHEET PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

Disusun Oleh :

Aini Robbiyanthy (205401446002)


Chaerani Andinawati (205401446200)
Kianti Nurfadilah (205401446135)
Putri Oktaviani (205401446008)
Siti Hasanah Fikria (205401446007)

UNIVERSITAS NASIONAL
DIV KEBIDANAN
2020
Pemeriksaan Fisik Baru Lahir
A. Pemeriksaan Fisik BBL (Bayi Baru Lahir)
Pemeriksaan Pertama Pada Bayi Baru Lahir. Pengkajian ini dilakukan
di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi
ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud pemeriksaan ini adalah
untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan
kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus,
eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan
pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini
harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan
untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat
khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan
dan terapi selanjutnya.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap.
Pertama, pengkajian segara setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus kehidupan luar
uterus, yaitu dengan penilaian APGAR , meliputi appearance (warna kulit)
pulse (denyut jantung) grimace (refleks atau respon terhadap rangsang)
activity (tonus otot) and respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian
sudah dimulai sejak kepala tampak dengan diameter besar di vulva
(crowning). Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah pengkajian setelah
lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai
dengan hasil pemeriksaan diagnostik /penunjang lain dan catatan medik yang
menunjang.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur
perawatan bayi segera setelah lahir (immediate care off the newborn):
1. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan,
riwayat keluarga
2. Menilai skor APGAR

1
3. Melakukan resusitasi neonatus
4. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan
harus diawasi setiap hari
5. Memberikan identifikasi bayi dengan memberi kartu bertulisan nama ibu,
diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
6. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
7. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau
dalam incubator jika ada indikasi
8. Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat
intensif
9. Melakukan prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di turunkan
dari ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi
(globulin) pada bayi.
B. Prosedur pemeriksaan BBL
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain
sebagai berikut:
1. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
2. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
3. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
4. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula,
lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
5. Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
6. Mencatat miksi dan mekonium bayi
7. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan
mengukur panjang badan (BB) dan mengukur panjang badan (PB)
bayi.
8. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
9. Mendokumentasi hasil pemeriksaan

2
Tabel nilai APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All pink (seluru
(warna kulit) (seluruh blue(tubuh tubuh kemerahan)
tubuh kemerahan,ekstremitas
biru atau biru)
pucat)
Pulse(denyut Absent <100 >100
jantung) (tidak
ada)
Grimace None Grimace (sedikit Cry (reaksi
(refleks) (tidak gerakan) melawan,menangis)
bereaksi)
Grimace Limp Some fleksion of Active movement,
( tonus otot) (tidak limbs( ekstremitas limbs well flexed
bereaksi) sedikit fleksi) (gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik)
Respiratory None Slow, irregular Good, strong cry
(tonus otot) (tidak (lambat,tidak teratur) (menangis kuat)
ada)

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit,


tenaga kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnion
(volume) apakah selama kehamilan terjadi
hidramnion/oligohedramnion.
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan
jumlah korion. Hal ini penting untuk menentukan adanya kembar
identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada
vena/arteri

3
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000
gram),PB (45-50 cm), LK (33-35), LD (30-33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara
lain:
a) Factor genetik, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga
dan sindroma genetik.
b) Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes
mellitus,penyakit ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin,
riwayat penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi
c) Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan,
preeklamsia, infeksi, perkembangan janin terlalu besar /terganggu,
diabetes gestasional, poli/oligohidramnion
d) Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama,
penggunaan obat selama persalinan, gawat janin, suhu ibu
meningkat,posisi janin tidak normal, air ketuban bercampur
mekonium, amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan dalam
persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis
persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun,
segaralah melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan
pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa hendaknya memperhatikan
beberapa hal yang penting berikut ini:
a. Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup,
kecuali ada tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi
hadir selama pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi
serta sebelum melepaskan pakaian bayi, perhatikan warna kulit,
frekuensi nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi terhadap rangsangan dan
abnormalitas yang nyata.
c. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan

4
e. Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe
secara sistematis.
g. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut
yang memang diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan
C. Pemeriksaan Umum
1. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi
dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil,
mungkin terdapat retraksi dada ringan dan jika bayi berhenti nafas
secara periodic selama beberapa detik masih dalam batas normal.
2. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm
karena kulit lebih tebal.
3. Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit,
tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam
jangka waktu pendek, bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa
hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami disstres. Jika
ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
4. Suhu Aksiler
36,5 C sampai 37,5 C.
5. Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan
tangan longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada
bayi dengan letak sungsang selama masa kehamilan, akan mengalami
fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau sendi lutut ekstensi
penuh, sehingga kaki bisa dalam berbagai posisi sesuai bayi
intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi normal tanpa
kesulitan, maka tida dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi

5
harus secara spontan dan simetris disertai gerakan sendi penuh. Bayi
normal dapat sedikit gemetar.
6. Tonus otot /tingkat kesadaran
Rintang normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari
diam hingga sadar penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi
dapat dibangunkan jika diam atau sedang tidur.
7. Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh dan
pembengkakan.
8. Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak
hitam, tanda lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal,
beberapa kelainan kulit juga dapat dianggap normal. Kelainan ini
disebut milia, biasaanya terlihat pada hari pertama atau selanjuutny.
Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari
pertama juga masih dianggap normal.
9. Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan
mengkerut /mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
10. Berat badan
Normal 2500-4000 gram.
D. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
1. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput
succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi:
jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.
2. Muka
Tanda-tanda paralitis
Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata
dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.

6
3. Mata
Ukuran, bentuk, posisi (strabismus, pelebaran epicanthus)
dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak congenital, trauma,
keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, pendarahan subkonjuntifa.
4. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata
dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.
5. Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan, kebersihan.
6. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum,
bercak putih pada gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis,
trush sianosis.
7. Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan
tidorid, hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain.
8. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
9. Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan pernafasan,
auskultasi bunyi jantung dan pernafasan
10. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali
pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan
adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk
simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.
11. Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun berada dalam
skotum, orifisium uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,
hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan: labia mayora dan labia
miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium uretra, secret dan lain-lain.

7
12. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes
equinofarus/per eguinofalgus.
13. Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya dresia ani,
meconium plug sicdrom, mega colon
14. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura, kolumna vertebralis, skoliosis,
pembengkakan, spinabifi dakoma, mielomeningokel, lesung/bercak
berambut dan lain-lain
15. Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar.
16. Reflek
Berkedip, babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstrusi gallants,
moros, enck rhikting, palmar grasp, rethink, starcle, menghisap,
toniknek
17. Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA
18. Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian
bawah . bayi baru lahir normal biasanya kencing kebih dari 6 kali
perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair 6-8 kali perhari.
Di curigai diare bila frekuensi meningkat, tinja hijau, atau
mengandung lendir dan darah. Pendarahan fagin pda bayi baru lahir
dapat terjadi beberapa hari pada minggu pertama kehidupan ini di
anggap normal.
E. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
- Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
- Pemeriksaan bayi baru lahir disesuaikan dengan keadaan bayi
- Pemeriksaan awal dilakukan sesegera mungkin
- Pemeriksaan secara lengkap dilakukan bila keadaan bayi sudah stabil
(6-24 jam)

8
- Tujuan pemeriksaan adalah untuk menemukan kelainan dan
menentukan tindakan lebih lanjut
- Pemeriksaan dilakukan dihadapan orang tua/keluarga
Prinsip yg harus diperhatikan:
1. Ruangan hangat, terang, dan bersih
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
3. Gunakan APD: celemek & sarung tanagan
4. Yakinkan alat pemeriksaan bersih
5. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe: inspeksi, palpasi,
perkusi auskultasi
6. Jika ada kelainan lakukan tindakan, kolaborasi atau rujuk.
7. Lakukan pendokumentasian
Persiapan alat : Timbangan, Metlin, Stetoskop bayi, Termometer, Jam,
Tongspatel, Sarung Tangan, Tissu, Bengkok, Tali Pusat,
Cairan Klorin 0,5%
1. Anamnesa
a. Faktor genetik (riwayat penyakit keturunan, kelainan bawaan)
b. Riwayat kehamilan: paritas, kelainan, obat-obatan, psikologis.
c. Riwayat persalinan: tanggal lahir, proses persalinan, trauma, KU,
obat-obatan
2. Pemeriksaan fisik
Penilaian mencakup: tanda vital, pengukuran pertumbuhan, penilaian
sistem, penilaian umur kehamilan.
3. Keadaan umum
a. Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil.
b. Ukuran tubuh proporsional/tidak
c. Kondisi bayi aktif/lemah
d. Tangisan lemah, keras, melengking?
e. Kesadaran? Letargis, waspada atau sedasi?
f. Pucat/kuning /merah muda?

9
4. Tanda-tanda vital
a. Pernafasan
1) Hitung dengan melihat gerakan abdomen/menit
2) Hitung selama satu menit penuh
3) Untuk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam
4) Untuk BBl tdk stabil hitung setiap jam
5) Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit
6) Perhatikan apakah ada tarikan dengan dada, gerakan cuping
hidung, kedalaman nafas
7) Bagaimana bunyi nafas ?
Penilaian awal pernafasan saat lahir menjadi evaluasi keberhasilan
transisi bayi:
1) Pernafasannya nyaman
2) Tak ada tachypnea
3) Tak ngorok
4) Tak ada lekukan dada
5) Tak ada cyanosis/pucat
Penilaian pernafasan termasuk parameter berikut :
1) Warna kulit: merah muda, kebiruan, pucat, gelap, berbintik,
kuning
2) Pernafasan: ringan, ngorok, cuping hidung kembang kempis,
retraksi
3) Suara nafas: jauh, dangkal, stridor, wheezing, melemah,
seimbang/ tidak seimbang
4) Dinding dada: gerakannya simetrik atau tidak
5) Apnea/bradycardi: hitungan nafas terendah yg bisa diamati,
warna, diukur dengan oximeter dan lama episode
6) Sekresi: jumlah (sedikit, sedang, banyak)
7) Warna (putih, kuning, bening, hijau, berdarah)
8) Konsistensi : encer, kental atau mukoid

10
5. Denyut jantung
a. Diukur dengan cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi selama
satu menit penuh
b. Pada BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam
c. Pada BBl tak stabil dihitung setiap jam
d. Denyut jantung normal: 120-160/menit
e. Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia, hyperetermia,
anemia, konsumsi obat ibu
f. Bl< 100 (Bradikardi): BBL cukup bulan sedang tidur, kekurangan
Oksigen
Penialian kardiovaskuler termasuk parameter berikut :
1) Prekordium : tenang atau aktif
2) Bunyi jantung : jelas, dengan splitting dari S2
3) Ritme : Normal atau arrhytmia
4) Murmur : jelaskan jika ada
5) Pengisian kembali kapiler : Beberapa detik
6) Denyut perifer : normal, lemah atau tidak
6. Suhu tubuh
a. Diukur melalui aksila, tahan 5 menit
b. Normal : 36,5 - 37C
c. BBL dalam incubator diukur setiap jam
d. Hipotermia :BBL sakit atau BBLR, jika berlanjut pertimbangkan
sepsis (tanda vital tak stabil, perubahan glukosa dalam darah),
dehidrasi, bacteremia, epidural ibu
e. Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum
7. Tekanan darah
a. Diukur pada tangan kaki sesuai kondisi bayi
b. Menggunakan mesin dinama jika ada
c. Normal 60-89/40-50
d. Bisa meningkat saat menangis
e. Akan turun saat tidur

11
8. Pengukuran 3 komponen pertumbuhan
a. Berat badan: ditimbang setiap hari
1) BB < 2500 gr : prematur atau SGA
2) BB > 3800 gr : LGA
3) Perlu mengetahui usia kehamilan secara akurat
4) Perhatikan glikemia pada BB
5) BBL akan kehilangan 10% pada minggu pertama
6) Bl kehilangan berlebihan: kurang ASI, dehidrasi
7) Jika BB sangat berbeda dengan kemarin: timbang 2 X
8) BB akan kembali pada usia 2 minggu
9) Kenaikan BB diharapkan 30 gr/hari
9. Panjang badan
a. Diukur dari ubun-ubun sampai dengan tumit, posisi telentang,
sendi lutut dan panggul harus ekstensi penuh
b. Normal: 45 – 53 cm
c. Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan
berat badan
10. Lingkar kepala
a. Diukur saat masuk dan setiap minggu
b. Diukur: menghubungkan 4 titik: 2 frontal bosses dan 2 occipital
protuberances
c. Normal 33 – 38 cm
d. Letakan pita ukur pada bagian paling menonjol di tulang oksiput
dan dahi
e. Pengukuran sedikitnya sekali sehari jika BBL gangguan
neurologis (perdarahan intraventricular, hydrocephalus, asfiksia).
11. Kepala
a. Apakah ada benjolan, caput, haematoma?
b. Fontanel: cekung, menonjol, datar?
c. Sutura : molase? Derajat berapa?
d. Pertumbuhan rambut?

12
12. Mata
a. Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak
b. Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd
pupil/iris akan hilang
c. Tanda ikterus, infeksi?
d. Pupil simetris, reaksi lambat, cepat, tidak ada?
e. Terbuka/ menutup?
13. Telinga
a. Sejajar dengan ujung mata
b. Bentuk simetris/tidak, normal/tidak
c. Apakah ada pengeluaran?
14. Hidung dan mulut
a. Apakah bernafas spontan/cuping hidung
b. Tanda kebiruan /cyanosis
c. Tanda labio-palatoskizis
d. Refleks rooting dan sucking
15. Leher
a. Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening
b. Tonick neck refleks?
16. Dada
a. Simetris/ tidak, gerakan nafas? Kesulitan?
b. Dengarkan suara nafas, kiri & kanan sama?
c. Pembesaran kelenjar mammae
d. Dengarkan denyut jantung dengan fetoskop
17. Perut/abdomen
a. Terlihat normal, tali pusat?
b. Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis?
c. Suara perut: ada/tidak, hiperaktif, hipoaktif
d. Dinding perut: merah, meregang, ada batas perut membuncit
e. Palpasi: lembek, nyeri atau meregang
18. Bahu, lengan dan jari
a. Simetris/tidak, jari lengkap/tidak?

13
b. Apakah tangan dapat digerakan secara normal, patah tulang?
c. Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl)
d. Refleks moro menetap > 4 bl : kerusakan otak
e. Respon yang tidak simetris: fraktur calivula, cedera fleksus
brakhialis
19. Genetalia
a. Laki-laki
1) Scrotum memiliki 2 kantung berisi testis
2) Lubang penis tepat di tengah? Panjang < 2,5 cm?, miksi?
b. Perempuan
1) Labia mayora & minora ada?
2) Keluarnya cairan : putih, krem, pseudomenorh, akan hilang
dalam 10 hari
3) Miksi sudah/belum dalam 24 jam
20. Panggul
a. Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping luar,
dengarkan & rasakan bunyi “klik” lakukan kolaborasi
b. Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik
21. Punggung dan anus
a. Adakah benjolan/masa
b. Ada/tidak lubang anus, mekoneum?
22. Ektremitas bawah
a. Simetris/tidak
b. Jari lengkap/tidak?
c. Refleks babinski?
d. Gerakan aktif/lemah, simetris/tidak?
e. Kelainan bentuk?
F. Diagnosa Perawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipotermi (cold stress)
3. Resiko tinggi termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan
Kehilangan panas ke lingkungan

14
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan faktor lingkungan
Hasil akhir yang diharapkan:
1. Untuk bayi:
a. transisi dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin
b. Mempertahankan pola nafas efektif
c. Mempertahankan termoregulasi efektif
d. Tetap bebas dari infeksi
2. Untuk orang tua:
a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan tentang
aktivitas perawatan bayi
b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis BBL
c. Mendemostrasikan interaksi/perilaku yang meningkatkan fungsi
keluarga sehat
d. Memiliki kesempatan untuk meningkatkan hubungan dengan bayi
e. Mulai mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga

15
JOB SHEET

PEMERIKSAAN FISIK BBL

Nama Mata Kuliah : Metodik Khusus Kebidanan

Kode Mata Kuliah : 17640936

Waktu : 30 Menit

A. Objektif Perilaku Siswa


1. Setelah mengikuti kegiatan di lahan praktik mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan Bayi Baru Lahir dengan baik sesuai dengan daftar tilik.
2. Setelah mengikuti kegiatan di lahan prakatik mahasiswa mampu
menerapkan kegiatan pemeriksaan pada Bayi Baru Lahir
B. Referensi
1. Armini, Ni Wayan. Ni Gusti Kompiang Sriasih. Gusti Ayu Marhaeni.
2017. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: CV Andi Offset.
2. Elmeida, Ika. 2015. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Balita dan
Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media.
3. Muslihatun, Nur, Wafi. 2017. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.
Yogyakarta; Fitramaya.
4. Mutmainnah, Annisa Al. Herni Johan. Stephanie Sorta Liyod. 2017.
Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Andi
Offset.
5. Rukiyah, Ai Yeyeh, Yuilianti, Lia . 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan
Anak Balita. Jakarta. Trans Info Media.
C. Dasar Teori
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan
dalam rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru
lahir sebagai dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang
dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan
yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan waktu

16
pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi
dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah
menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri kedalah
kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi.
D. Keselamatan Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan fisik.
2. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan.
3. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti.
4. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat
dilaksanakan dengan baik.
5. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.
E. Langkah Kerja
No. Langkah Gambar
1. Melakukan inform consent:
memberi tahu dan menjelaskan
pada ibu atau keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
2. Melakukan anamnesis riwayat
dari ibu meliputi: faktor genetik,
faktor lingkungan sosial, faktor
ibu dan perinatal, faktor neonatal

3. Menyiapkan alat dan bahan


secara ergonomis
(memastikan kelengkapan alat)

17
4. Mencuci tangan dengan sabun di
bawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih, lalu
menggunakan sarung tangan
bersih
5. Menjaga suhu bayi dan
lingkungan dalam keadaan sehat
a. Gunakan lampu sorot untuk
menghangatkan bayi (jarak
lampu sorot dengan bayi + 60
cm
b. AC dan kipas angin tidak
boleh dihidupkan
6. Meletakan bayi pada tempat
yang rata/tempat tidur (upayakan
tempat untuk dilakukan
pemeriksaan aman, menghindari
bayi terjatuh), dan atur posisi
bayi dalam keadaan telentang

7. Mengkaji keadaan umum bayi


secara keseluruhan
a. Bayi cukup bulan biasanya
ditutupi oleh vernik kaseosa
b. Bibir dan kulit bayi apakah
berwarna merah muda / biru
c. Apakah Ekstremitas bayi
dapat bergerak bebas / fleksi
d. Bayi bernafas / menangis
tanpa dengkuran atau tarikan
dada

18
Pengukuran Antopometri
8. Melakukan penimbangan (berat
badan bayi):
a. Letakan kain atau kertas
pelindung dan atur skala
timbangan ke titik nol
sebelum penimbangan.
b. Hasil timbangan dikurangi
dengan berat alas dan
pembungkus bayi
c. Normal: 2500-4000 gram
9. Melakukan pengukuran panjang
badan:
a. Letakan bayi di tempat yang
datar
b. Ukur panjang bayi
menggunakan alat pengikur
panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan
c. Normal: 49-50 cm
10. Mengukur lingkar kepala
a. Cara: mengukur kepala pada
diameter terbesar yaitu
frontali- oksipitalis
b. Jika terdapat caput
suksedanium, dapat
dilakukan hari ke-2 atau ke-3
c. Normal: 33-35 cm

11. Mengukur lingkar dada

19
a. Pengukuran dilakukan dari
daerah dada ke punggung
kembali ke dada (pengukuran
dilakukan melalui kedua
putting susu)
b. Normal: 30-38 cm
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
12. Pemeriksaan suhu bayi -
Dilakukan di aksila, 5-10 menit -
Suhu normal bayi 36,5-37,5˚C

13. Pemantauan denyut jantung bayi


a. Memperhatikan keteraturan
denyut jantung bayi, hitung
frekuensinya selama 1 menit
penuh
b. Denyut jantung normal 120-
160 x/menit
14. Pemantauan pernafasan bayi
a. Menghitung pernafasan bayi
selama 1 menit penuh
b. Memantau adanya apnu dan
dengarkan suara nafas
c. Memperhatikan tarikan dada
bayi
d. Pernafas normal = 40-60
x/menit
Pemeriksaan Head To Toe
15. Melakukan pemeriksaan kepala
a. Raba sepanjang garis sutura
dan fontanel, apakah ukuran
dan tampilannya normal

20
b. Fontanel anterior harus
diraba, fontanel yang besar
dapat terjadi akibat
prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali
c. Periksa adanya tauma
kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, cephal
hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur
tulang tengkorak
d. Perhatikan adanya kelainan
kongenital seperti:
anensefali, mikrosefali
16. Melakukan pemeriksaan mata
a. Periksa jumlah, posisi atau
letak mata
b. Periksa adanya strabismus
yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna
c. Periksa adanya glaukoma
kongenital, mulanya akan
tampak sebagai pembesaran
kemudian sebagai kekeruhan
pada kornea
d. Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
e. Periksa adanya sekret pada
mata, konjungtivitis oleh

21
kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan
f. Periksa keadaan sclera,
apakah nampak gejala icterus
atau tidak
g. Kaji eyeblink reflex: refleks
gerakan seperti menutup dan
mengejapkan mata, jika bayi
terkena sinar atau hembusan
angin, matanya akan
menutupatau dia akan
mengerjapkan matanya
17. Memeriksa telinga
a. Periksa dan pastikan jumlah,
bentuk dan posisinya
(simetris atau tidak)
b. Pada bayi cukup bulan,
tulang rawan sudah matang
c. Daun telinga harus berbentuk
sempurna dengan
lengkungan yang jelas di
bagian atas
d. Perhatikan letak daun telinga,
daun telinga yang letaknya
rendah (low set ears) terdapat
pada bayi yang mengalami
sindrom tertentu
(Pierrerobin)
18. Periksa hidung
a. Kaji bentuk dan lebar hidung,
pada bayi cukup bulan

22
lebarnya harus lebih dari 2,5
cm
b. Bayi harus bernapas dengan
hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi
jalan napas akarena atresia
koana bilateral, fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
c. Periksa adanya sekret
mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis
congenital
d. Periksa adanya pernapasa
cuping hidung, jika cuping
hidung mengembang
menunjukkan adanya
gangguan pernapasan
19. Melakukan pemeriksaan bibir
dan mulut
a. Kaji bentuk bibir apakah
simetris atau tidak
b. Perhatikan daerah langit-
langit mulut dan bibir jika ada
bibir sumbing
c. Perhatikan jika ada bercak
putih pada gusi maupun
palatum
d. Kaji reflex rooting (mencari
puting susu, reflex

23
sucking/menghisap dan
reflex swallowing /menelan
20. Melakukan pemeriksaan leher
a. Leher bayi biasanya pendek
dan harus diperiksa
kesimetrisannya
b. Pergerakannya harus baik,
jika terdapat keterbatasan
pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher
c. Periksa adanya trauma leher
yang dapat menyebabkan
kerusakan pada fleksus
brakhialis
d. Melakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya
pembengkakan/pembesaran
kelenjar tyroid dan vena
jugularis
21. Melakukan periksa dada
a. Periksa kesimetrisan gerakan
dada saat bernapas,
pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan,
tarikan sternum atau
interkostal pada saat bernapas
perlu diperhatikan
b. Pada bayi cukup bulan,
puting susu sudah terbentuk
dengan baik dan tampak
simetris, cek pengeluarannya

24
c. Payudara dapat tampak
membesar tetapi ini normal
22. Memeriksa bahu, lengan, tangan
a. Kedua lengan harus sama
panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke
bawah
b. Periksa jumlah jari,
perhatikan adanyapolidaktili
atau sidaktili
c. Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang
hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
d. Periksa adanya paronisia
pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka
dan perdarahan
e. Kaji refleks moro dan
kemungkinan adanya fraktur:
bayi akan mengembangkan
tanganya ke samping dan
melebarkan jari-jarinya
kemudian menarik
tangannya kembali dengan
cepat seperti ingin memeluk
seseorang
f. Kaji refleks palmar grasping/
menggenggam: timbul bila
kita mengoreskan jari melalui

25
bagian dalam atau
meletakkan jari kita pada
telapak tangan bayi, jari-jari
bayi akan melingkar ke
dalam seolah memegangi
suatu benda dengan kuat

23. Memeriksa abdomen


a. Amati tali pusat: pada tali
pusat, terdapat 2 arteri dan 1
vena
b. Observasi abdomen,
abdomen tampak bulat dan
bergerak serentak dengan
pergerakan dada sat bernafas
c. Melakukan perabaan
abdomen untuk memeriksa
adanya massa
d. Melihat dan meraba bentuk
abdomen: raba apakah ada
massa abnormal, bentuk
perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika, bentuk
abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor
lainnya
24. Memeriksa genetalia
Bayi laki-laki:

26
a. Pada bayi laki-laki panjang
penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm
b. Periksa posisi lubang uretra
(normal berada pada ujung
penis), prepusium tidak boleh
ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
c. Skrortum harus dipalpasi
untuk memastikan jumlah
testis ada dua (bayi cukup
bulan testis sudah turun di
skrotum)
Bayi perempuan:
a. Pada bayi cukup bulan labia
mayora telah menutupi labia
minora
b. Pastikan lubang uretra
terpisah dengan lubang
vagina
c. Terkadang tampak adanya
sekret berwarna putih atau
berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl
bedding)
25. Memeriksa tungkai dan kaki
a. Periksa kesimetrisan tungkai
dan kaki
b. Periksa panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya

27
dan bandingkan, juga hitung
jumlah jari-jari kaki
c. Kedua tungkai harus dapat
bergerak bebas, kuraknya
gerakan berkaitan dengan
adanya trauma, misalnya
fraktur, kerusakan neurologis
d. Mengkaji refleks Babinski:
dengan mengusap / menekan
bagian menonjol dari dasar
jari di telapak kaki bayi
keatas dan jari-jari membuka
26. Periksa spinal/punggung
Periksa spina dengan cara
menelungkupkan bayi, cari
adanya tanda-tanda abnormalitas
seperti spina bifida,
pembengkakan, lesung atau
bercak kecil berambut yang
dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis
atau kolumna vertebra

27. Periksa anus dan rectum


a. Periksa adanya kelainan
atresia ani, kaji posisinya
b. Mekonium secara umum
keluar pada 24 jam pertama,
jika sampai 48 jam
belumkeluar kemungkinan
adanya mekonium plug

28
syndrom, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan

28. Memeriksa kulit


a. Perhatikan kondisi kulit bayi:
warna, ruam, pembengkakan,
tanda-tanda infeksi
b. Periksa adanya bercak atau
tanda lahir
c. Perhatikan adanya vernik
kaseosa
d. Perhatikan adanya lanugo,
jumlah yang banyak terdapat
pada bayi kurang bulan

29. Menjelaskan pada orang tua


hasil pemeriksaan dan
memberinya konseling
30. Merapihkan bayi dan
memberikan pada keluarganya
kembali
31. Membereskan alat dan bahan
yang telah digunakan
32. Melepas sarung tangan, lalu
mencuci tangan dengan sabun

29
dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
33. Melakukan dokumentasi
tindakan yang telah dilakukan

F. Indkator Keberhasilan
Penilaian setiap langkah kerja dengan menggunakan skala:
0 = apabila tindakan tidak dilakukan.
1 = apabila dilakukan tetapi kurang sempurna/ tidak tepat.
2 = apabila dilakukan dengan benar.
G. Evaluasi
1. Mahasiswa dapat melakukan persiapan dengan baik.
2. Mahasiswa dapat melakukan langkah-langkah pemeriksaan Bayi Baru
Lahir secara individu.
3. Mahasiswa dinilai oleh pembimbing dalam melakukan pemeriksaan Bayi
Baru Lahir langkah demi langkah dengan berpedoman dengan daftar tilik.

30
DAFTAR TILIK

PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR

Nilai
No Langkah
0 1 2
1. Melakukan inform consent: memberi tahu dan
menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang tujuan dan
prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi faktor
genetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu dan
perinatal, faktor neonatal
3. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi faktor
genetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu dan
perinatal, faktor neonatal
4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih, lalu menggunakan
sarung tangan bersih
5. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan
sehat
6. Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur
dan atur posisi bayi dalam keadaan telentang
7. Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan
a. Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernik
kaseosa
b. Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah muda
/ biru
c. Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas /
fleksi

31
d. Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran atau
tarikan dada
Pengukuran Antopometri
8. Melakukan penimbangan (berat badan)

9. Melakukan pengukuran panjang badan

10. Mengukur lingkar kepala

11. Mengukur lingkar dada

Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


12. Pemeriksaan suhu bayi

13. Pemantauan denyut jantung bayi

14. Pemantauan pernafasan bayi

Pemeriksaan Head To Toe


15. Melakukan pemeriksaan kepala

16. Melakukan pemeriksaan mata

17. Memeriksa telinga

18. Periksa hidung

19. Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut

20. Melakukan pemeriksaan leher

21. Melakukan periksa dada

22. Memeriksa bahu, lengan, tangan

23. Memeriksa abdomen

24. Memeriksa genetalia

25. Memeriksa tungkai dan kaki

26. Periksa spinal/punggung

27. Periksa anus dan rectum

32
28. Memeriksa kulit

29. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan dan


memberinya konseling
30. Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganya
kembali
31. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

32. Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengan


sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk
bersih
33. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan

33

Anda mungkin juga menyukai