Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN

FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 16 :

SISCA ARINA NIM 2115201052

SRI WIDYAS NIM


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk ini kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu ami menerima semua saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Ahhir kata kami berharap semoga makalah pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.

Serang, 16 april 2022

penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar belakang penulisan


Pemeriksaa fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk
menilai status kesehatan bayi dan untuk mengenal / menemukan kelainan yang perlu
mendapat segera. Waktu pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan sesduah saat kondisi
atau suhu tubuh bayi sudah stabil, dan setelah di lakukan pembersihan jalan nafas /
resusitasi,pembersihan badan bayi,perawatan tali pusat,24jam setelah bayi lahir , dan akan
pulang dari rumah sakit.
Bayi baru lahir mengalami beberapa perubahan sebagai bentuk adaptasi dari kehidupan
intra-uterin ke kehidupan ekstra-uterin. Perubahan yang cepat dan kompleks itu di mulai
sejak terpotongnya tali umbilicus. Ada beberapa perubahan fisiologi pada bayi baru lahir
yang dapat di ketahui dari cici-ciri umum bayi baru lahir normal. Untuk mengetahui ciri-ciri
tersebut kita melakukan pemerkisaan fisik terhadap bayi baru lahir.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang di lakukan pada bayi
setelah berada di dunia luar dengan tujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan
normal dan adanya penyimpangan / kelainan pada fisik serta ada serta tidak adanya refleks
primitif. Pemeriksaan dilakukan setelah kondisi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
Pemeriksaan bayi baru lahir memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang adekuat
sehingga dapat menimbulkan resiko yang dapat membahayakan bayi. Pada pemeriksaan ini
yang paling penting adalah cara menjaga supaya bayi tidak mengalami hipotermia dan trauma
dari tindakan yang kita lakukan .selalu lengkapi semua tindakan dengan inform consent
terlebih dulu pada ibu/bayi, apabila bayi telah di rawat gabung bersama ibunya .
Pemahanan dasar mengenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru lahir adalah
dengan melakukan pemeriksaan terhadap bayi dan menilai penampilan serta perilaku bayi ,
dengan demikian , kita dapat menentukan keadaan bayi jika tidak di lakukan pemeriksaan
untuk merencanakan asuhan yang akan di berikan kepada bayi . oleh karena bayi belum bisa
bekomunikasi seperti orang dewasa, kita menilai dari penampilan dan perilakunya.
I.2 Tujuan
Agar mahasiswa mampu mengetahui cara pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dengan
benar.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengkajian fisik bayi bayi baru lahir

Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi tentang anak dan
keluarganya dengan menggunakan semua pancaindra baik subjektif maupun objektif.
Pengakajian fisik bayi baru lahir dan perkembangannya dilakukan bersamaan pada waktu
melakukan pemeriksaan secara inspeksi maupun observasi. (Sari Wahyuni SST,2002).
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Pemeriksaan fisik BBL bertujuan
untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada
bayi dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir.Tujuan
pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan didalam uterus
ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian APGAR. Penilaian ini meliputi
appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace ( refleks atau respon terhadap
rangsang), activity ( tonus otot), dan respiratory effort ( usaha bernapas).Tahap kedua adalah
pengkajian keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi
dalam keadaan normal atau tidak mengalami penyimpangan. (Lyndon Syaputra, 2014)
Tujuan pengkajian adalah:
1.Mendapatkan hasil yang valid
2.Mengetahui keadaan fisik secara umum
3.Mengetahui kondisi normal/abnormal
Prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir antara lain adalah sebagai berikut.
a . Menginformasikan prosedur dan meminta  persetujuan orang tua
b . Mencuci tangan dan mengeringkannya, jika perlu, gunakan sarung tangan.
c . Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi
d . Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).
e . Mengidentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi
f. m e n c a t a t m i k s i d a n m e k o n i u m b a y i
g . Mengukur lingkar kepala (KL), lingkar dad a (LD), lingkar perut
(LP),lingkar lengan atas (LILA) dan panjang badan (PB); serta menimbangberat
badan bayi (BB).
h . Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Adapun aspek yang perlu dikaji:
1. Riwayat ,meliputi:
a.Persalinan(lamanya?spontan?)
b.Neonatal(mekonium? Trauma saat lahir?)
2.Keadaan umum:
a.Secara keseluruhan (perbandingan tubuh bayi secara proporsional/tidak)
b.Bagian kepala, badan dan ekstremitas(pemeriksaan ada/tidaknya kelainan)
c.Tonus otot dan tingkat aktivitas (gerakan bayi aktif/tidak)
d.Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
e.Tangis bayi (melengkung, merintih, normal)
3.Tanda-tanda vital
a. Periksa frekuensi napas dihitung  selama satu menit penuhdengan
mengamati naik/turun perut bayi. Bayi dalam keadaan tenang, laju napas normalnya 40-
60 kali permenit.
b. Periksa frekuensi jantung dengan menggunakan stetoskop dan dihitung
selama satu menit. Laju jantung normal 120-160 denyut per menit.
c. Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya 36,5-37,2˚ C diukur menggunakan
termometer.
4. Berat badan dan pengukuran panjang badan
a. berat badan. Berat badan bayi baru lahir yang normal, yaitu berkisar antara
2500-4000 gram.Diukur dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi dalam melakukan
pemeriksaan berat badan bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan hasilnya
dikurangkan dari bungkus bayi.
b.Panjang badan. Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita
pengukur,ukurlah dari ujung kepala sampai ujung tumitnya, normal panjang bayi baru
lahir berkisar antara 45-53 cm.
5.Kepala
a.Ubun-ubun. Ukuran bervariasi dan tidak ada  standar. Ubun-ubunmerupakan
titik lembut pada bagian atas kepala bayiditempat tulang tengkorak yang belum
sepenuhnya bertemu.
b.Sutura, molase. Perubahan bentuk kepala janin (molding/molase )
0 : sutura terpisah
1 : sutura (pertemuan dua tulang tengkorak) yang tepat/bersesuaian.
2 : sutura tumpah tindih tetapi dapat diperbaiki
3 : sutura tumpah tindih dan tidak dapat di perbaiki.
c.Penonjolan atau daerah cekung. Periksa adanya  kelainan baik karena trauma
persalinan (kaput suksa daneum, sefalo hematom) atau adanya cacat congenital
(hidrosefalus)
d.Ukur lingkar kepala untuk mengukur ukuranfrontal oksipitalis
k e p a l a bayi.
6. Telinga Untuk memeriksa telinga bayi, tatap wajah bayi.Bayangkan sebuahgaris melintasi
kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harusberada diatas garis ini.
7. Mata Lihat kedua mata bayi, perhatikan apakah keduamatanya tampak normal dan apakah
bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil bayi.
Normlanya, jika disinari pupil akan mengecil.
8. Hidung dan mulut Yang pertama kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan mudah
melalui hidung atau ada hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-
langit, refleks isap, dinilai dengan mengamati pada saat bayi menyusu atau dengan cara
menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan
Anda untuk merasakan isapan bayi. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti
labiopalatoskizis.
9. Leher Periksa lehernya apakah pembengkakan dan benjolan.Pastikan untuk melihat tiroid
(gumpalan didepan tenggorok bengkak).Hal ini merupakanmasalah pada bayi baru lahir.
10. Dada Pada daerah yang dipeiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas, bunyi
napas, bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop)
11.  Bahu, lengan dan tangan Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayiapakah aktif atau
tidak kemudian menghitung jumlah jari bayi.
12.Perut Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu bentuk perut bayi,lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pusat, kenudian saat bayi menangis,perdarahan pada tali pusat,
dinding perut lembek (pada saat bayi tidak menangis) dan benjolan yang terdapat pada
perut bayi.
13. Alat kelamin Hal yang perlu diperhatikan:a.Bayi laki-laki, normalnya ada
dua testis dalam skrotum. Kemudian padaujung penis terdapat lubang.b.Bayi
perempuan, normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada vagina
terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai klitoris.
14.Pinggul, tungkai dan kaki.Untuk memeriksa pinggul, pegang tungkai kakibayi. Tekan pangkal
paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan atau rasakanadakah bunyi “Klik” ketika anda
menggerakkan kakinya. Jika mendengar bunyi “klik” segera laporkan ke dokter anak untuk
dilakukan pemeriksaan lanjutan. Selanjutnya, lakukan gerakan dengan lembut setiap kaki
naik dan turun, kembali dengarkan dan rasakan suara “klik” ketika anda
menggerakkannya. Pada pemeriksaan pinggul dan kaki yang perlu diperiksa adalah
gerakan, bentuk simetris, dan panjang kedua kaki harus sama, serta jumlah jari.
15.Punggung dan anus Pada bagian ini yang diperiksa adalah pembengkakan ataupun ada
cekungan pada punggung bayi dengan cara membalikkan badan bayi dan melihat
punggungnya, kemudian jari anda menuruni punggung bayi untuk merasakan benjolan
pada tulang punggungnya. Pada anus diperiksa lubangnya apakah telah mengeluarkan
mekonium/cairan.
16.Kulit Padakulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan,keabu-abuan,
kekuning-kuningan, berminyak, dan berlendir yang berfungsi melindungi kulit bayi agar
tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia berada di dalam rahim), warna, pembengkakan
atau bercak hitam, dan tanda lahir.
Tabel 1.1 NILAI APGAR
Parameter 0 1 2
A: appereance Pucat Badan merah Seluruh tubuh
(warna kulit) muda,ekstremitas kemerah-merahan
biru
P: pulse (denyut Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
jantung)
G: grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
terhadap rangsangan mimik
)
A : avtivity (tonus Lumpuh Sekikit fleksi pada Gerakan aktif
otot) ekstremitas
R: respiration (usaha Tidak ada Lemah atau tidak Tangisan yang baik
bernafas ) teratur

 
2.2Penampilan Dan PerilakuBayi Baru Lahir
Pada waktu melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, hendaknya dilakukan secara
cermat, hati-hati dan perhatikan beberapa kondisi penampilan bayi secara keseluruhan antara
lain: keadaan umum bayi, penampilan fisik seperti warna kulit pucat atau tidak.
1. Kulit bayi
Perhatikan dengan baik kulit bayi beberapa bayi memilik beberapa
bintik dikulit mereka. Contohnya, bayi
mungkin memiliki bintik besar dan gelap dipunggung bagian bawah atau pantat. Bayi
lain mungkin memiliki bintik merah diwajah. Bintik-bintik ini tidak berbahaya,
namun bintik yang seperti bisul merahkecil kemungkinan besar merupakan tanda
infeksi.
2. W a r n a   k u l i t b a y i
Menurut Inter Mountain Care (2004),Skin color: Skin color in newbornscan vary
greatly — from a pink and white or yellowish tone to the typical redness. Even from
one moment to the next, skin color can vary depending on the activitylevel of the baby.
Of course, family characteristics and racial factors will also influence the color of your baby’s
skin. At birth, the skin of the normal newborn isreddish-purple in color and turns bright red
when the baby cries. (During the first  few days of life, the skin gradually loses
this redness.) In addition, the newborn’s hands and feet may be cool and blue. By the third
day, he may also appear slightly yellow. This condition is called jaundice. It is common in
newborns, and only occasionally requires special treatment.
(Warna kulit: Warna kulit pada bayi baru lahir bisa sangat
bervariasi-dari warna pink dan warna putih atau kekuningan
hingga kemerahan khas. Bahkan saat-saat terten warna
bisa bervariasi tergantung tingkat aktivitas
bayinya.T e n t u s a j a   k a r a k t e r i s t i k   k e l u a r g a   d a n r a s j u g a
m e r u p a k a n   f a k t o r   y a n g mempengaruhi warna kulit bayi.Saat lahir, kulit bayi
normal yang baru lahir berwaarna merang-keunguan dan berubah menjadi warna
merah terang saat bayi menangis. ( p a d a w a k t u b e b e r a p a h a r i
k e h i d u p a n , w a r n a k e m e r a h a n p a d a k u l i t bayi akan hilang secara
bertahap).Selain itu,tangan dan kaki bayi yang baru lahir m u n g k i n t e r a s a
dingin dan biru.Pada hariketiga, ia mungkin juga tampak sedikit
kuning. Kondisi ini disebut penyakit kuning.Hal ini biasa terjadi pada bayi yangbaru
lahir, dan hanya kadang-kadang membutuhkan perlakuan khusus)
Rash: Your infant’s tender and sensitive skin commonly reacts to his new
environment environment. Scattered, pinhead-sized, or somewhat larger papules
(pimples)surrounded by a mild red zone may appear in various areas of the body
when your baby is about 2 days old. These will disappear over time. The cause isunkn
own, and the rash requires no treatment.
(Ruam: Kulit lembut dan sensitif bayi biasanya beradaptasi denganlingkungan
barunya. Biasanya seukuran kepala peniti, atau agak lebih besarPapula (jerawat) yang
dikelilingi oleh zona merah sering muncul di berbagai areatubuh saat bayi yang
berumur sekitar 2 hari. Ini akan hilang seiring berjalannyawaktu. Penyebabnya tidak
diketahui, dan ruam tidak memerlukan pengobatan).(IMC,2004)
Bayi semestinya memiliki warna kulit kulit yang normal beberapa jam setelah
lahir. Karena itu bidan harus memperhatikan dengan seksama bila hal-halini terjadi:
 Warna kulit bayi masih kebiruan : jika tangan dan kaki bayi masih
berwarna kebiruan namun suhu tubuh bayi hangat, mungkin tidak ada
masalah yang serius. Beberapa bayi bahkan masih memiliki tangan dan kaki
kebiruan satu atau dua hari setelah lahir.Bibir atau wajah bayi masih terlihat
biru satu jam setelah lahir, kemungkinan bayi mengalami masalah dengan
jantung atau paru-parunya, kemungkinan dia memerlukan oksigen.
 Jika kulit bayi terlihat kekuningan kurang dari 24 jam setelah lahir bisa jadi dia
terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan medis.
 Kulit bayi terlihat pucat.Bayi terlihat pucat dan lemas kemungkinan bayi
mengalami anemia atau penyakit kesehatan lainnya.
 Kulit bayi sangat merah: bayi sangat merah mungkin tidak terjadi apa-
apa.Coba perhatikan dia selama satu minggu untuk mencari kemungkinan
penyakit kuning. Jika kulitnya mulai berubah menjadi kekuningan,napasnya
mulai cepat dan mengalami kesulitan saat menyusui segera minta bantuan
medis.
 Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam pada kulit dalam minggu-
minggu pertama. Ruam biasanya muncul di tempat kulit
bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai, dan punggung.Tetapi juga
bisa muncul di wajah.Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa
pengobatan. Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas
untuk mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan
ini,terutama pada cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi
beberapa hari, terutama di pergelangan tangan dan pergelangankaki.
 Bayi yang sebetulnya normal akan tampak kuning pada hari kedua, yangharus
diperhatikan adalah kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
 Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah
kulitnya(nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beb
erapa jaringan lemak. Pada persalinan dengan pertolongan porsep,benjolan
tertentu sering ditemukan di kepala, pipi, dan leher. Benjolan bias pecah
menembus kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan
segera sembuh.
3. Refleks
Refleks adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari
pada bayi normal, di bawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan perilaku bayi,
baik secara spontan karena adanya rangsangan atau bukan.
 Tonik neek refleks, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal,bila
di tengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.
 Rooting reflek, yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia
akan membuka mulutnya dan memringkan kepalanya ke arah datangnya jari.
 Grasping reflek, reflek yang timbul di luar kemauan? Kesadaran bayi.Contoh :
bila bayi di angkat atau di renggut secara kasar dari gendongan kemudian
seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya pada orang
yang mendekapnya.
 Startle reflek, reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti
mengejang pada lengan dan tangan dan sering di ikuti dengan tangis.
 Stapping reflek, reflek kaki secara spontan bila bayi diangkat tegak dan
kakinya satu per satu di sentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah
berjalan.
 Refleks mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan
dipipinya atau di dekat mulut, berusaha untuk menghisap.
 Refleks menghisap (suckling), yaitu aerola puting susu tertekan gusi
bayi,lidah, dan langit-langit sehingga sinus latiferus tertekan dan
mengeluarkanASI.
 Refleks menelan (swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot di
daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan
mendorong ASI ke daerah lambung. (Rukiyah, dkk, 2013)
2.3 Rencana Asuhan Yang Diberikan Pada Bayi Usia 2-6 Hari
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus di buat secara menyeluruh dan rasional
sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai keadaan bayi saat itu apakah dalam
keadaan normal/ sehat atau mengalami gangguan/ sakit.Pada bayi yang lahir dirumah sakit atau
klinik bersalin, asuhan pada bayi 2-6 hari ini juga di informasikan dan diajarkan kepada
kedua orang tuabayi, sehingga saat kembali ke rumah mereka sudah siap dan dapat
melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan pada bayi 2-6 hari
meliputi hal-hal sebagai beikut :
1. Minum
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh di konsumsi oleh bayi baru
lahir dan diberikan secara cepat/diniadalah air susu ibu (ASI), karenaASI merupakan
makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketshui mengandung zat gizi yang paling sesuai
kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on demand) atau sesuai
keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling
sedikit 4 jam), berikan ASI dari salah satu payudara sampai payudarabenar-benar
kosong, setelah kurang baru di ganti dengan payudara sebelahnya.Berikan ASI saja
(ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan. Selanjutnyapemberian ASI diberikan hingga
anak berusia 2 tahun, dengan penambahanmakanan lunak atau padat yang disebut MPASI
(makanan pendamping ASI).Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI.Tidak
saja dalam keuntunganpertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan asih
sayang antara ibudan bayi memberikan dukungan yang sangat besar terhadap
terjadinya prosespembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi
ibu.
2. BAB
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama, dan
jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan ke enam.Fesestransisi (kecil-kecil berwarna
coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga dan ke
enam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan
tinja dari pada mereka yang diberi makan kemudian. Tinja dari bayi yang disusui
ibunya berbeda dengan tinja yang di berisusu botol.Tinja dari bayi yang di susui lebih
lunak berwarna kuning emas dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.Adalah
normal bagi bayi untuk defekasisetelah diberi makan atau defekasi 1x setiap 3 sampai
4 hari.Walaupun demikiankonsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari
bayi yang minum daribotol susu berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning
pucat dan memilikibau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi.
Tinja ini akan berkurang pada minggu ke dua dari 5 atau 6 , defekasi pada
minggu kedua kehidupannya.Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan
menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih
dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1X sehari.
Setiap kali bayi BAB bersihkan bokong bayi agar tidak lecet dan mengganggu
kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotormudah mengalami lecet
sehingga nantinya bayi akan rewel. Untuk membersihkan daerah bokong, sebaiknya
memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segerakeringkan dengan handuksecara
lembut, ibu, keluarga atau bidan menolong bayisetelah BAB segera cuci tangan di
atas air mengalir dengan sabun.
3. BAK
Air seni di buang dengan cara menggosongkan kandung kemih secara refleks.
Bayi miksi sebanyak 6 kali sehari.Semakin banyak cairan yang masuk maka semakin
sering bayi miksi. (Sari Wahyuni, 2012)
Berkemih 6-10 x dengan warna urin pucat menunjukkan masukan cairanyang
cukup atau berkemih > 8 x pertanda ASI cukup.Umunya bayi cukup bulan mengeluarkan urine
sebanyak 15-16 ml/kg/hari.Untuk menjaga bayi agar tetap bersih, hangat, dan kering,
maka setelah BAK harus di ganti popoknya. (Rukiyah,2013)
4. Istirahat
Menurut Inter Mountain Care (2004) “Most—but not all—newborn babiessleep a lot.
Some sleep for as manyas 18-20 hours a day, whileothers may sleepfor only 8 hours a
day.Some babies are more active and alert, while others aremore fussy
anddemanding—or more calm and quiet.”
(Sebagian besar-tapi tidak semua-bayi yang baru lahir tidur nyenyak.Beberapa
bayi tidur sebanyak 18-20 jam sehari, sementara yang lain mungkin tidur hanya 8 jam
sehari. Beberapa bayi lebih aktif dan waspada, sementara yang lainnya lebih rewel
dan menuntut-atau lebih tenang dandiam).
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.Neonatus
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur 16 jam sehari. Pada umunya bayi mengenal malam
hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yanghangat pastikan bayi tidak
terlalu panas atau terlalu dingin (Rukiyah, 2013)
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
Pola ini dapat terlihat pada tabel berikut:
USIA LAMA TIDUR
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam

5. kebersihan
Kulit dari bayi baru lahir secara struktur dasar hampir sama dengan kulit orang
dewasa. Kulit bayi biasanya tipis, lembut dan sangat mudah terjadi trauma baik akibat
peregangan, tekanan atau bahan-bahan dengan pH yang berbeda
Kulit fetus dalam uterus di tutupi oleh verniks kaseosa yang merupakan hasil
komposisi material lemak, berwarna putih/kuning serta terbentuk karena sekresi
kelenjar sebasea dan penumpukan sel mati.
Kulit bayi mempunyai peranan penting melindungi bayi dan sangat penting
untuk menjaga kesehatan kulit bayi agar tidak muncul komplikasi atau penyakit.
Salah satu cara untuk menjaga kebersihan kulit adalah dengan memandikan bayi.
Ruangan untuk memandikan bayi harus hangat dan tidak ada tiupan angin.Mandinya bayi secara
cepat dengan air bersih dan hangat. Setelah bayi dimandikan,segera keringkan dan selimuti
kembali bayi, kemudian berikan pada ibu untuk di berikan ASI.
Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut pada saat
memandikan usahakan memandikan bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus:
1. Bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah pakai
sabun,kemudian lap dengan handuk lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian
pakaikan sampo kalau rambut kotor, kemudian di bilas lalu keringkan dengan
handuk.
2. Bagian tubuh: buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi
BAB,bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan
lembut memakai waslap yang telah di beri air dan sabun mulai dari leher,
dada,perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak
mandi yang telah di isi dengan air hangat ± 37 derajat celcius.
3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan
minyak keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dad, perut, dan punggung
jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudianbayi dibungkus agar
hangat dan dekapkan pada tubuh ibu.
6. Keamanan
All children are born with a natural curiosity about the environment around
them They explore this environment by putting everything into their mouths. As they begin to crawl,
walk, and climb, this curiosity increases and sodoes the risk for poisoning. Many poisonings occur
while a parent is using a product  — such as a cleaning solution or paint. The child may start to
play with thecleaning bucket or paint cat.(IMC,2004)
(Semua anak-anak lahir dengan rasa ingin tahu yang alami tentang lingkungan
sekitar mereka.Mereka menjelajahi lingkungan dengan memasukkan semuanya ke
dalam mulut. Saat mereka mulai merangkak, berjalan, dan mendaki,keingintahuan
ini meningkat,dengan begitu resiko keracunan sering terjadi saat orang tua
menggunakan produk-seperti larutan pembersih atau cat. Anak  mungkin
mulai bermain dengan ember pembersih atau kaleng cat)Jangan sesekali
meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian apapun pada mulut
bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak.Jangan menggunakan alat penghangat
buatan di tempat tidur bayi.
7. Tanda-tanda bahaya pada bayi
 In the Sarojninagar community of the Lucknow district of Uttar
Pradesh,northern India, the majority (70.5%) of births takeplace at home, attended
byuntrained personnel. Most of the neonates were bathed soon after birth; mothersdiscarded
colostrum and did not start breastfeeding until the third day postpartum
(Dalam komunitas Sarojninagar dariDistrik Lucknow di Uttar Pradesh,India
utara, mayoritas (70,5%)kelahiran berlangsung di rumah,di tolong oleh
tenaga yang tidak terlatih. Sebagian besar neonatus dimandikan segera
setelah lahir; Para ibu membuang kolostrum dan mulai tidak menyusui sampai hari
ketiga pasca persalinan).
“The figures below show the danger signs of the newborn.
CHT  Members should immediately refer the baby to the health facility if they
identifyany of the following danger signs”(Angka di bawah menunjukkan tanda bahayabayi baru
lahir. Anggota CHT harus segera merujuk bayi ke fasilitas kesehatan jika mereka
mengidentifikasi tanda bahaya berikut):
Feeding less or not feeding at all
 Not able to suck at the breast when the mother tries to put the baby
to thebreast several times over a few
 The babywas feeding well after bith but has stopped feeding well now.
Kurang makan atau tidak menyusui sama sekali
 Tidak mampu mengisap payudaraSaatibu mencoba untuk
menempatkanmulutbayi ke payudara beberapa beberapa kali lebih
dari beberapa jam
 Bayi sedang menyusui dengan baik Setelah bith tapi sudah berhenti
makandengan baik sekaran
Convulsion
 The baby’s arms and legs become stiff.
 The baby stops breathing and becomes blue.
 Recurring movement of a part of the body like
twitching of the mouth or blinking of the eyes
Ledakan
 Lengan dan kaki bayi menjadi kaku
 Bayi berhenti bernafas dan menjadi biru
 Pergerakan berulang dibagian tubuh seperti kedutan mulut atau kedipan mata
High or very low temperature
 Temperature is below 35.5 Celsius
 emperature is above 37.5 Celsius

Tinggi atau sangat rendah suhu


 Suhu di bawah 35,5 Celsius
 Suhu di atas 37,5 Celsius
 Local Infection
 Most common infection occurs in umbilicus, skin, and eyes.
 Pus coming out of the umbilicus and the eyes, and skin boils with pus.
 The skin where the stump is attached to is red.
Infeksi Lokal
 Infeksi yang paling umum terjadi di umbilikus, kulit, dan mata.
 Pus keluar dari umbilikus dan mata, dan kulit bernanah.
 Kulit merah.
No movement or less movement 
 The baby only moves when stimulated, or doesn’t move at all with
stimulation
Tidak ada pergerakan atau gerakan kurang
 Bayi hanya bergerak saat dirangsang, atau tidak bergerak sama
sekalidengan rangsangan
Fast or difficulty in Breathing
 “Fast breathing”: breathing rate is 60 per minute or more.
 “Chest indrawing”: the lower chest wall goes in when the child
breathesin, and the upper chest and abdomen move out.
Pernafasan sulit atau cepat
 "bernafas cepat": Tingkat pernapasan adalah 60 per menit atau lebih.
 "bernafas dalam ": dinding dada bagian bawah masuk Saat anak
bernafasdalam dan dada bagian atas dan perut bergerak keluar.
Yellow Skin
 The baby shows yellow skin on face within 24 hours after delivery
 The baby develops yellow palms and soles (more than 24 hoursold).
Kulit Kuning
 Bayi menunjukkan kulit kuning di wajah dalam waktu 24 jam
setelahnya kelahiran
 Bayi mengembangkan telapak tangan dan telapak kuning (lebih dari
24 jam).( Jurnal Annex, 2015)
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan
orangtua harus mengetahuinya seperti:
a. P e r n a p a s a n s u l i t a t a u l e b i h d a r i 6 0 x p e r m e n i t .
b. T e r l a l u   h a n g a t   ( > 3 8 ˚ C) atau terlalu dingin (<36 ˚ C)
c. Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama),  biru, pucat
atau memar
d. Hisapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah
mengantuk berlebihan
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, pernapasan sulit
f. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam,
tinja lembek/ encer,sering berwarna hijau tua, ada lendiratau
darah
g. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa
tenang, menngisterus menerus.( Rukiyah, 2013)

 
BAB III
RIVEW JURNAL TERKAIT

Jurnal penelitian terkait dengan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir

No Nama penulis Judul penelitian / TAHUN

1. Herman STIKes Yapika The relationship of family roles and

Makassar attitudes in chihld care with cases of

caput succedenum in RSUD

LABUANG BAJI, MAKASSAR CITY

IN, 2018

3.1. Pembahasan

a. Deskripsi kasus
Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuain fisiologi berupa
maturasi, adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstraurine) dan tolerasi BBL untuk dapat hidup dengan baik.Bayi baru lahir
disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine kekehidupan ekstrauterin.
Caput succedeneum merupakan penumpukan cairan serosanguineous,
subkutan dan ekstraperiosteal dengan batas yang tidak jelas.Kelainan ini
biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian mana yang
bersangkutan.Pada bagian tersebut terjadi edema sebagai akibat pengeluaran
serum dari pembuluh darah.Kelainan ini disebabkan oleh tekanan bagian
terbawah janin saat melawan dilatasi serviks.Caput succedeneum menyebar
melewati garis tengah dan sutura serta berhubungan dengan moulding tulang
kepala.Caput succedeneum biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan akan
menghilang beberapa hari setelah kelahiran. Terapi hanya berupa observasi.
Menurut Word Health Organizatio (WHO), pada tahun 2013 Angka
Kematian Bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup, AKB Negara
berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup dan AKB di Negara maju 5
per1.000 kelahiran hidup. AKB di Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup
dan Asia Barat 21 per 1.000 kelahiran hidup.Pada tahun 2013 AKB di
Indonesia mencapai 25 per 1.000 kelahiran hidup.bila dibandingkan dengan
Malaysia. Filipina dan Singapura, angka tersebut lebih besar dibandingkan
dengan angka dari Negara-negara tersebut dimana AKB Malaysia hidup.
Berdasarkan data Sulawesi Selatan yang diperoleh dari profil dinas
kesehatan pada tahun 2015 jumlah kematian bayi menjadi 1.056 bayi atau 7.23
per 1000 kelahiran hidup yang disebakan oleh beberapa faktor seperti
pertumbuhan janin yang lambat, kekuranga gizi pada janin, kelahiran
premature dan berat badan lahir rendah (BBLR) sedangkan penyebab lainnya
yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim
(hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah lahir (afiksia lahir), dan trauma persalinan
(chefalhematoma, caput succedaneum), maka masih perlu peran dari semua
pihak yang terkait dalam rangka penurunan angka tersebut sehingga target
Milinium Development Goals (MDGs) khususnya penurunan angka kematian
dapat tercapai. Pengambilan data awal yang dilakukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji Makassar didapatkan jumlah kasus bayi baru lahir
dengan caput succedeneum pada tahun 2016 sebanyak 278 bayi, pada tahun
2017 sebanyak 275 bayi, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 135 bayi.
(Ruangan Rekam Medik,RSUD Labuang Baji Makassar, 2018).
b. Metode penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik untuk mengetahui hubungan
peran dan sikap keluarga dalam perawatan anak dengan kasus caput
succedeneum dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yang
merupakan rancangan penelitian dengan melalukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor risiko/paparan
dengan penyakit.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah bayi baru lahir dengan kasus
caput succedeneum dan variable bebas adalah peran keluarga dan sikap
keluarga.
Data ini diperoleh kuesioner. Data primer adalah data yang langsung
memberikan data pada pengumpul data. Dalam penelitian ini hasilnya dapat
diperoleh dengan cara melakukan wawancara, observasi, kuesioner yang telah
di isi langsung oleh responden. sedangkan Data sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya orang lain
atau lewat dokumen. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
univariat dan bivariate dengan uji chi square.
c. Hasil pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD labuang baji Makassar
mengenai hubungan peran dan sikap keluarga dalam perawatan anak dengan
kasus caput succedeneum. menunjukkan bahwa dari responden yang memiliki
peran keluarga ya, dan caput succedeneum yang positif sebanyak 26 (92,2%)
orang, sedangkan yang memiliki perankeluarga ya tetapi caput succedeneum
yang negatif sebanyak 2 (7,1%), sedangkan pada kelompok responden yang
memili peran keluarga tidak, dan caput succedeneum yang positif sebanyak 4
(66,7%) orang, sedangkan yang memiliki peran keluarga tidak tetapi caput
succedenum yang negatif sebanyak 2 (33,3%)orang.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan antara peran keluarga dengan perawatan anak kasus caput

succedeneum.

2. Ada hubungan antara sikap keluarga dengan perawatan anak kasus caput
succedeneum
B. Saran
1. Untuk institusi.
Sebagai bahan kajian, masukan dan dasar pemikiran bagi mahasiswa
khususnya untuk penelitian lebih lanjut, guna meningkatkan kualitas
pendidikan
2. Untuk peneliti
Penelitian ini merupakan pengalaman berharga, diharapakan dapat lebih
memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti dan sebagai sumbangan
yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pembaca dan
peneiliti berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah , Ai Yeyeh dan Lia Yulianti . 2013. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita.
Jakarta : transinfo media .
Wahyuni , Sari . 2012. Asuhan neonatus , bayi dan balita menuntun belajar praktik klinik.
Jakarta : penerbit buku kedokteran EGD.
Saputra , Lyndon. 2014 . catatan ringkas asuhan neonatus bayi dan balita .
Tangerang selatan : Bina rupa aksara publisher.
Arief Zr dan Sari, 2014 neonatus dan asuhan keperawatan anak .
Yogyakarta : Nuha medika .

Anda mungkin juga menyukai