DALAM KEBIDANAN
Steriotipe
Subordinasi
Marginalisasi
Beban ganda
1. Pemupukan dan pengendalian hama dengan teknologi baru yang dikerjakan oleh laki-
laki
2. Pemotongan padi dengan peralatan mesin yang membutuhkan tenaga dan keterampilan
laki-laki, menggantikan tangan-tangan perempuan yang dulu menggunakan ani-ani
3. Usaha konveksi yang lebih suka menyerap tenaga perempuan
4. Peluang menjadi pembantu RT lebih banyak diberikan kepada kaum perempuan
5. Banyak pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti: guru TK,
sekretaris atau perawat yang dinilai lebih rendah dibandingkan pekerjaan laki-laki yang
berdampak pada pembedaan gaji yang diterima perempuan
4. Beban Ganda
Adat lokal
Materi pendidikan formal sejak dini
Pendidikan dalam rumah
Pendidikan umum masyarakat
KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN
GENDER, KENAPA TERUS TERJADI
Gender berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia. Ada perilaku dan sikap yang berdampak negatif
terhadap status kesehatan reproduksi manusia
Ketidakadilan gender di berbagai aspek kehidupan lebih banyak dialami oleh perempuan dibandingkan
laki-laki
Kualitas kesehatan perempuan berdampak terhadap kualitas generasi/keturunan dan kondisi sosial
ekonomi dan masyarakat
Issue Gender Dalam Elemen Kesehatan
Reproduksi Esensial
PMS KB
Rendah KB Suami
Tidak dapat memilih KB
yg diinginkan
Pengambilan keputusan yg
KTD bias gender
Aborsi Ilegal
KESPRO
(Ketidakadilan dlm
REMAJA
aspek hukum)
Issue Gender Dalam Elemen Kesehatan Reproduksi Esensial
Kesehatan reproduksi mencakup hak asasi manusia tertentu yang diakui dalam dokumen
hukum dan HAM nasional dan internasional:
1.Hak pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab
jumlah dan jarak anak-anak mereka, dan untuk memiliki informasi dan sarana untuk
melakukannya
2.Hak untuk memperoleh standar tertinggi kesehatan reproduksi dan seksual
3.Hak untuk membuat keputusan yang bebas dari diskriminasi, paksaan, atau kekerasan
1. Dengan mengupayakan secara sungguh-sungguh dan terus menerus agar semua pelayanan
kesehatan menjadi “Peka Gender”
2. Jika petugas kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan bersikap “Pelayanan
Kesehatan yang Peka Gender”, misalnya dengan :
a. Memberikan pelayanan yang berkualitas yang berorientasi kepada kebutuhan klien, tanpa
perbedaan perlakuan, baik jenis kelamin maupun status sosial.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang memperhatikan kebutuhan yang berbeda antara
laki-laki dan perempuan akibat kodrat masing-masing
c. Memahami sikap laki-laki dan perempuan dalam menghadapi suatu penyakit dan sikap
masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki yang sakit
d. Memamahami perbedaan perjalanan penyakit pada laki-laki dan perempuan
e. Menyesuaikan pelayanan agar hambatan yang dihadapi oleh laki-laki dan perempuan akibat
hal tersebut diatas dapat diatasi.
Kesetaraan dan Keadilan Gender Berkaitan dengan
Keluarga Berencana
Dalam kesertaan ber-KB, termasuk dalam kasus kematian ibu dan infertilitas, kesetaraan dan
keadilan gender yang dapat diupayakan antara lain meliputi:
Suami dan istri secara bersama merencanakan jumlah dan jarak kelahiran anak dengan
mempertimbangkan faktor usia, kesehatan, kesiapan mental dan ekonomi keluarga. Dengan
pembahasan dan upaya bersama ini istri tidak diabaikan dalam menetukan kesehatan
reproduksinya.
Suami dan istri berupaya memperoleh informasi yang seimbang dan akurat tentang KB sehingga
keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, bukan salah satu pihak saja. Keputusan
bersama untuk menjadi peserta KB seyogyanya didasari oleh pengetahuan yang tepat (well-
informed) sehingga dapat memberikan pilihan yang tepat atas obat/alat/metode kontrasepsi yang
dipilih ( informed choice). Informasi yang perlu diperoleh antara lain arti dan makna KB, siapa yang
dapat menjadi peserta KB, cara atau metode dan obat kontrasepsi berikut keuntungan dan
keterbatasannya serta tempat pelayanan yang dapat dikunjungi.
Kesetaraan dan Keadilan Gender Berkaitan dengan
Keluarga Berencana
Suami dan istri secara bersama menentukan siapa yang sebaiknya menjadi peserta KB
berikut obat/metode kontrasepsi yang dipilih. Dengan kebersamaan ini tidak terjadi
pemaksaan terhadap suami atau istri melalui pertimbangan yang matang dilihat dari
berbagai aspek.
Suami dan istri menanggulangi bersama permasalahan apabila terjadi kegagalan atau
komplikasi dengan cara mengunjungi tempat pelayanan yang tersedia di lingkungan
tempat tinggal mereka. Hal ini penting artinya karena keputusan siapa yang menjadi
peserta KB, metode/alat/obat kontrasepsi serta tempat dan tenaga pelayanan yang
dipilih telah diputuskan bersama.
Suami dan istri perlu memeriksakan kesehatan secara bersama termasuk kesehatan
reproduksinya sehingga apabila terjadi kasus infertilitas dapat secara dini dicarikan jalan
keluar yang terbaik dan saling mendukung dalam pengobatan yang diperlukan, bukan
justru saling menyalahkan.
Kesetaraan dan Keadilan Gender Berkaitan dengan
Keluarga Berencana
Suami dan istri perlu mengetahui usia sehat dan terbaik untuk hamil dan melahirkan serta
mempunyai informasi yang baik tentang tanda-tanda kehamilan termasuk tanda bahaya
kehamilan yang dapat berdampak buruk untuk istri dan janin.
Suami dan istri senantiasa memperhatikan kesehatan dan asupan gizi bagi seluruh
keluarga, terutama ibu hamil serta memberikan perhatian yang memadai termasuk mental
ibu hamil mengingat bahwa kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang istimewa/luar
biasa, bukan biasa-biasa saja.
Suami dan istri mempersiapkan sarana dan kebutuhan lain untuk menghadapi persalinan
yang aman.
Kesetaraan dan Keadilan Gender Berkaitan dengan
Peningkatan Kualitas Bayi dan Anak
Bayi dan anak mampu menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan apabila
orangtua memahami sepenuhnya cara pengasuhan yang benar dan tepat sejak mereka masih
janin seperti telah disinggung dalam uraian tentang kehamilan dan persalinan untuk menghindari
kematian ibu. Peran serta tanggungjawab orangtua dan keluarga lain sangat diperlukan untuk
mencapai harapan ini dengan melakukan beberapa hal berikut :
Suami dan istri saling mendukung dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan agar tumbuh
kembang bayi dapat optimal. Ketenangan mental dan Dukungan mengurus bayi dan urusan
rumah tangga dari suami merupakan salah bentuk dukungan yang sangat bermakna bagi
kelancaran pemberian ASI.
Suami dan istri memiliki pemahaman yang sama mengenai tumbuh kembang bayi dan anak
serta memahami dengan benar cara pengasuhan tepat sesuai dengan usia perkembangan bayi
dan anak.
Kesetaraan dan Keadilan Gender Berkaitan dengan
Peningkatan Kualitas Bayi dan Anak
Apa yang harus dilakukan oleh suami istri selaku orangtua dan juga
remaja untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender bagi remaja
putri?
Tidak mendesak anak perempuannya segera menikah tanpa
memberi kesempatan mengenyam pendidikan tinggi hanya karena
tidak ingin anaknya disebut ‘tidak laku’ atau alasan ekonomi atau
ingin cepat dapat cucu sebagai penerus dan kebanggaan keluarga.
Orangtua menempatkan posisinya sebagai pengayom anak dan
memberi peluang yang sama untuk mengenyam pendidikan tinggi
sesuai minat dan kemampuan mereka, bukan dibedakan berdasar
jenis kelamin.
Orangtua wajib memahami usia yang tepat untuk menikah dan hamil
bagi anak perempuannya sehingga tidak melakukan pemaksaan
kepada anak mereka.
Kesetaraan dan Keadilan Gender Berkaitan dengan
Peningkatan Kualitas Remaja