Anda di halaman 1dari 30

KONSEP GENDER DALAM

KESEHATAN REPRODUKSI
By. Mirawati Tongko
 Kesehatan Reproduksi
 Suatu keadaan kesejahteraan fisik mental dan sosial yang
utuh,bukan bebas dari penyakit atau kecacatan. Dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya.
PENGERTIAN GENDER DAN
SEKSUALITAS
 Gender  pada awalnya di ambil dari kata dalam bahasa
JINSIYYUN yang kemudian di adopsi dalam bahasa prancis dan
inggris menjadi gender.
 Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara
laki-laki dan perempuan yang dibentuk, di buat dan dikonstruksi
oleh masyarakat dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman akibat konstruksi sosial.
 Menurut WHO,1998. Gender adalah peran dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara social.
 Seksualitas (seks) adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan
secara biologis yang secara fisik melekat pada masing-masing jenis
kelamin, laki-laki dan perempuan.
 Menurut Dep Kes RI, 2002, seksualitas/ jenis kelamin adalah
karakteristik biologis-anatomis, diikuti dengan karakteristik fisiologi
tubuh, yang menentukan seseorang adalah perempuan atau laki-
laki.
 Menurut WHO, 1998, Seks adalah karakteristik genetic/ fisiologis
atau biologis seseorang yang menunjukkan apakh dia seorang laki-
laki atau perempuan.
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, perbedaan antara Gender dengan Kenis Kelamin adalah :

No. Gender Jenis Kelamin


1. Dapat berubah, contohnya peran dalam kegiatan sehari-hari, Tidak dapat berubah, contohnya alat kelamin pria
seperti banyak wanita jadi juru masak jika dirumah, tetapi jika di dan wanita
restoran
2. Dapat di pertukarkan Tidak dapat dipertukarkan, contohnya jakun pada
pria dan payudara pada wanita
3. Tergantung budaya dan kebiasaa, contohnya  di pulau jawa, pada Berlaku sepanjang masa, contohnya status
jaman penjajahan belanda kaum wanita tidak memperoleh hak pembagian pria atau perempaun
pendidikan. Setelah Indonesia merdeka wanita mempunyai
kebiasaan mengikuti pendidikan

4. Tergantung budaya setempat, contohnya pembatasan kesempatan Berlaku diman saja, contohnya di rumah, dikantor
di bidang pekerjaan terhadap wanita dikarenakan budaya setempat dan dimanapun berada, seorang pria atau wanita
antara lain diutamakan untuk menjadi perewat, guru TK, pengasuh tetap pria dan wanita
anak.
5. Bukan merupakan budaya setempat, contohnya pengaturan jumlah Merupakan kodrat Tuhan, contohnya pria
anak dalam satu keluarga mempunyai ciri-ciri utama yang berbeda dengan
cirri-ciri utama wanita, misalnya jakun dan vagiana
6. Buatan manusia, contohnya pria dan wanita berhak menjadi calon Ciptaan Tuhan, contohnya wanita bisa haid , hamil,
ketua RT,RW dan kepala desa bahkan presiden. melahirkan dan menyusui sedangkan pria tidak.
TEORI YANG BERKAITAN DENGAN
GENDER, YAITU:
a.    Teori Nurture
Rumusan yang di bentuk oleh masyarakat mengakibatkan perbedaan antara
laki-laki dan perempuan.
Kaum laki-laki dianggap sama dengan kaum kaum yang berkuasa/penindas,
sedangkan kaum perempuan sebagai kaum yang tertindas, terpedaya.

b.    Teori Nature


Paham ini memandang adanya perbedaan laki-laki dan perempuan
merupakan takdir Tuhan yang mesti diterima manusia sebagai mahluk
ciptaan-Nya.
Adanya perbedaan secara biologis merupakan pertanda perbedaan tugas dan
peran yang mana tugas dan peran tersebut ada yang dapat diganti tetapi ada
yang tidak karena takdir alamiah.
c.    Teori Equilibrium/ Keseimbangan
 Hubungan antara laki-laki dan perempuan suatu kesatuan yang
saling menyempurnakan, karena setiap laki-laki dan perempuan
memiliki kelemahan dan keutamaan masing-masing, harus saling
bekerjasama  dalam kemitraan dan keharmonisan dalam kehidupan
keluarga, masyarakat dan Negara.
 Maka semua kebijakan dan strategi pembangunan harus
dipertimbangkan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan,
kepentingan serta sejauh mana peran laki-laki dan perempuan.
 Di Indonesia secara normatif diskriminasi terhadap perempuan telah
dihapuskan berdasarkan hasil CEDAW yang telah diratifikasi dengan
Undang-Undangn Nomor 7 tahun 1984 (2).
 Namun dalam kenyataannya masih tampak adanya nilai-nilai
budaya masyarakat yang bersifat diskriminatif, sehingga
menghambat terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender
termasuk dalam bidang kesehatan.
 Dimana posisi laki-laki dan perempuan seharusnya memiliki akses
dan kontrol (keputusan atas diri sendiri), kesempatan dalam
berpartisipasi dan memperoleh manfaat yang setara di bidang
kesehatan.
 Dalam keluarga, ibu merupakan kelompok yang paling rentan dan
peka terhadap berbagai masalah kesehatan, berupa:
 kejadian kesakitan (morbiditas) dan gangguan gizi (malnutrisi), yang
seringkali berakhir dengan kecacatan (disability) atau kematian
(mortalitas). Selain memiliki fungsi reproduksi (menstruasi, hamil,
melahirkan dan menyusui), ibu juga memiliki fungsi produksi,
terutama mereka yang memiliki kesibukan untuk membantu suami
dalam mencari nafkah. Ibu memiliki resiko kesehatan dalam kerja
reproduktif dan produktifnya.
 Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dicermati dari
analisis-analisis terhadap kondisi dan posisi perempuan yang
relatif tertinggal dibanding laki-laki dalam berbagai aspek
kehidupan.
BENTUK KETIAKADILAN GENDER

 Ketidakadilan gender adalah adanya perbedaan, pengecualian


atau pembatasan yang di buat berdasarkan peran dan norma
gender  yang dikonstruksi secara sosial yang mencegah
seseorang untuk menikmati HAM secara penuh.
1. Marjinalisasi
 Proses peminggiran atau penyisihan yang mengakibatkan wanita
dalam keterpurukan. Bermacam  pekerjaan  membutuhkan
keterampilan pria yang banyak memakai tenaga sehingga wanita
tersisihkan.
 Atau sebaliknya beberapa pekerjaan yang membutuhkan ketelitian,
ketekuanan sehingga peluang kerja bagi pria tidak ada. Contohnya:
direktur banyak oleh pria, baby sister adalah wanita.
2. Sub Ordinasi
 Kedudukan salah satu jenis  kelamin di anggap lebih penting dari
pada jenis kelamin sebaliknya.
 Contohnya: persyaratan melanjutkan studi untuk istri harus ada izin
suami, dalam kepanitiaan wanita paling tinggi pada jabatan
sekretaris.
3. Pandangan Stereotipe
 Pandangan stereotype adalah penandaan atau cap yang sering
bermakna negatif.
 Contohnya: pekerjaan di rumah seperti mencuci diidentikkan
dengan pekerjaan wanita; pria sebagai pencari nafkah yang utama,
harus diperlakukan paling ismewah di dalam rumah tangga,
misalnya yang berkaitan dengan makan.
4. Kekerasan
 Segala bentuk kekerasan terhadap wanita yang akibatnya dapat
berupa kerusakan/penderitaan fisik, seksual atau psikis termasuk
ancaman seperti pemaksaan/perampasan atas kemerdekaan, baik di
tempat umum, dalam rumah tangga maupun yang dilakukan oleh
negara.
 Contohnya: suami membakar dan memukul istri, istri merendahkan
martabat suami di hadapan masyarakat.
5. Beban Kerja
 Beban kerja yang dilakukan oleh jenis kelamin tertentu lebih
banyak. Bagi wanita di rumah mempunyai beban kerja lebih besar
dari pada pria, 90% pekerjaan domestic/rumah dilakukan oleh
wanita belum lagi jika di jumlahkan dengan bekerja diluar rumah.
 BUDAYA YANG BERPENGARUH
TERHADAP GENDER
1.    Sebagian besar masyarakat banyak di anut kepercyaan yang salah
tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan akibat yang
berbahaya bagi kesehatan wanita.

2.     Setiap masyarakat mengharapkan pria dan wanita untuk berpikir,


berperasaan, dan bertindak dengan pola-pola tertentu, dengan
alasan hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita atau pria,
contohnya wanita diharapkan untuk menyipkan masakan,
membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan suami,
sedangkan pria diharapkan untuk bekerja diluar rumah untuk
memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua dan untuk
melindungi keluaraga dari ancaman (bahaya).
3.   Gender yang di hubungkan dengan jenis kelaminnya tersebut,
semuanya adalah hasil rekayasa masyarakat.
4.   Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah kedaerah lain di seluruh
dunia, tergantung pada kebiasaan, hokum dan agama yang
dianut oleh masyarakat tersebut.
5.   Peran jenis kelamin bahkan tidak sama didalam suatu masyarakat,
tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya.
6.   Peran gender di ajarkan secara turun temurun dari orang tua ke
anak-anaknya. Sejak anak-anak berusia sangat muda, orang tua
tua memperlakukan anak wanita dan pria secara berbeda,
meskipun kadang-kadang tampa mereka sadari.
ISU GENDER DALAM KESEHATAN
REPRODUKSI
 Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukan kesenjangan
pria dan wanita yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang
dicita-citakan (normative) dengan kondisi sebagaimana adanya
(objektif).
1.  Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe motherhood)
2.  Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Infeksi Menular Seksual
 Perbedaan wanita dan pria masih menyimpan beberapa masalah
dalam masyarakat. Perbedaan anatomi antara keduanya cukup
jelas.
 Akan tetapi efek yang timbul akibat perbedaan tersebut
menimbulkan perdebatan, karena ternyata perbedaan jenis kelamin
secara biologis melahirkan seperangkat konsep budaya. Interpretasi
budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang disebut
gender.
 Jenis kelamin pria dan wanita masing-masing mempunyai
keterbatasan reproduksi yang biasa disebut kodrat. Pria sebagai
penghasil sperma dan wanita sebagai tempat mengandungnya
janin.

 Pandangan sterotipe ini telah membentuk pendapat bahwa


sebenarnya wanita dan pria mempunyai akses yang sama terhadap
peluang terjadinya kehamilan. Tetapi, pemikiran tersebut terus
berkembang di masyarakat sehingga terdapat ketimpangan
hubungan gender yaitu wanita yang seharusnya memakai alat
kontrasepsi.
 Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan
kenaikan angka partisipasi pria dalam mengikuti program KB hanya
naik 0,2% per tahunnya. Dilihat dari angka pencapaian peningkatan
partisipasi pria pada tahun 1991 sebesar 0,8% (SDKI 1991). Pada
tahun 2003 sebesar 1,3 % (SDKI 2002-2003), sedangkan pada tahun
2007 sebesar 1,5 % (SDKI 2007).
 Jika dibandingkan dengan pencapaian angka partisipasi pria ber-KB
di negaraberkembang seperti di Pakistan sebanyak 5,2%;
Bangladesh sebanyak 13,9%, Nepal sebanyak 24%, Malaysia
sebanyak 16,8%  dan Jepang sebanyak 80% maka Indonesia masih
menjadi negara yang paling rendah tingkat partisipasi pria dalam
ber-KB.
STRATEGI UNTUK MENCAPAI
KESETARAAN DAN KEADILAN
GENDER.
 Menurut Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,
dikenal
Pengarus-utamaan gender (gender mainstreaming)
1.    Prinsip Pengarus-utamaan gender
a.    Pluralistic yaitu dengan dengan menerima keragaman budaya
b.    Bukan pendekatan konflik, yaitu dalam menghadapi
permasalahan tidak membedakan antara laki-laki dan
perempuan.
c.    Social dan advokasi. Memperluas  informasi bagi masyarakat
umum dan melekukan kegiatan-kegiatan untuk memperkokoh
kesetaraan dan keadilan gender.
d.    Menjunjung nilai  HAM dan demokrasi.
2.    Tujuan  Pengarus-utamaan Gender
Tujuan tercntum dalam penduan pelaksanaan Inpres No.9 tahun 2000
yaitu:
a.    Membentuk mekanisme untuk formulasi kebijakan dan program
yang responsif gender.
b.    Member perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang
mengalami marginalisasi sebagai dampak dari bias gender.
c.    Meningkatkan pemahaman dan kesadaran semua pihak, baik pihak
pemerintah maupun non pemerintahsehingga mau melakukan
tindakan yang sensitive gender di bidang masing-masing.
3.    Sasaran Pengarus-utamaan Gender
 Sasaran utama adalah organisasi pemerintah dari pusat sampai
kelapangan yang berperan dalam membuat kebijakan, program dan
kegiatan. Selain itu organisasi swasta, organisasi profesi,
keagamaan dan lain-lain dimana mereka sangat dekat dan terjun
langsung paling depan berhadapan dengan masyarakat.
SUMMARY

 Untuk tercapainya kesetaraan gender, mayarakat sebaiknya dapat


lebih menerima dan terbuka dengan adanya gender. Ketidakadilan
gender dapat dihilangkan apabila masyarakat memahami dan
mawas diri dan mengubah perilaku kearah  responsive gender dalam
setiap kegiatan.
 Dengan demikian, perlu adanya kesepakatan dalam hal pembagian
peran, sehingga pria dan wanita dapat menjadi mitra yang setara
dan seimbang dalam kehidupan di keluarga, masyarakat, dan
pemerintah.
 Terimakasih

ARIGATO GOZAIMASHITA

Anda mungkin juga menyukai