PERSPEKTIF GENDER
1
TUJUAN PEMBELAJARAN
2
3
4
PENGERTIAN SEKS
6
PENGERTIAN GENDER
7
PENGERTIAN GENDER
8
KONSEP GENDER
Gender sebagai Jenis Kelamin Sosial
Perempuan
Laki-Laki
Gender
(Jenis Kelamin Sosial)
Kontekstual, bisa berubah
9
PERBEDAAN SEKS & GENDER
10
Jenis Kelamin Gender
Tidak dapat berubah, contohnya alat kelamin Dapat berubah, contohnya peran dalam
laki-laki dan perempuan kegiatan sehari-hari, seperti banyak
perempuan menjadi juru masak jika di rumah,
tetapi jika di restoran juru masak lebih banyak
laki-laki.
Berlaku sepanjang masa, contohnya status Tergantung budaya dan kebiasaan, contohnya
sebagai laki-laki atau perempuan di Jawa pada jaman penjajahan Belanda kaum
perempuan tidak memperoleh hak pendidikan.
Setelah Indonesia merdeka perempuan
mempunyai kebebasan mengikuti pendidikan
11
Jenis Kelamin Gender
Berlaku di mana saja, contohnya di rumah, Tergantung budaya setempat, contohnya
di kantor dan di manapun berada, seorang pembatasan kesempatan di bidang pekerjaan
laki-laki/perempuan tetap laki-laki dan terhadap perempuan dikarenakan budaya
perempuan setempat antara lain diutamakan untuk
menjadi perawat, guru TK, pengasuh anak
Ciptaan Tuhan, contohnya perempuan bisa Buatan manusia, contohnya laki-laki dan
haid, hamil, melahirkan dan menyusui perempuan berhak menjadi calon ketua RT,
sedang laki-laki tidak. RW, dan kepala desa bahkan presiden.
12
1. Peran Gender
Seseorang yg diharapkan oleh masyarakat untuk bertingkah dan
berperilaku menurut jenis kelaminnya (laki2 dan perempuan). Cth: perempuan
seharusnya menjadi ibu dan tinggal di rumah untuk mengurus anak, dan suami
seharusnya menjadi ayah dan mencari nafkah untuk keluarga.
Peran ekonomi dan sosial yg dipandang layak oleh masyarakat untuk
diberikan kepada laki-laki dan perempuan mis; laki-laki mencari nafkah, beban
ganda pada perempuan.
2. Kesetaraan Gender
Anggapan bahwa laki-laki dan perempuan harus mendapatkan
perlakuan sama. Kesetaraan gender saja tidak cukup, namun harus diterapkan
pula keadilan gender yaitu mempertimbangkan perbedaan kehidupan perempuan
dan laki2 serta mengakui perlunya perbedaan pendekatan untuk menghasilkan
keadilan bagi perempuan dan laki2.
13
Peran Produktif Peran Reproduktif Peran Sosial
15
ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN GENDER
16
ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN GENDER
Kesetaraan Gender:
yaitu keadaan tanpa diskriminasi sebagai akibat
dari perbedaan jenis kelamin & memperoleh
kesempatan, serta akses terhadap pelayanan.
Keadilan Gender:
adalah gambaran keseimbangan yg adil (fairness)
dalam pembagian beban tanggungjawab dan
manfaat antara laki-laki dan perempuan.
17
ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN GENDER
19
BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
• Sebagian besar masyarakat banyak menganut kepercayaan
yang salah tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan
akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita.
• Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk
berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola
tertentu dengan alasan hanya karena mereka dilahirkan
sebagai wanita/pria. Contohnya wanita diharapkan untuk
menyiapkan masakan, membawa air dan kayu bakar,
merawat anak-anak dan suami, sedangkan pria bertugas
memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta
melindungi keluarga dari ancaman. 20
BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
21
BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
• Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama di dalam suatu
masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan
umurnya, contohnya : di dalam suatu masyarakat, wanita dari
suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah
tangga, sedang wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas
tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang.
• Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke
anaknya. Sejak anak masih kecil, orang tua telah
memperlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda,
meskipun kadang tanpa mereka sadari.
22
• Diskriminasi gender adalah ketidakadilan gender
yang merupakan akibat dari adanya sistem/struktur
sosial di mana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau
perempuan) menjadi korban.
• Diskriminasi gender adalah adanya perbedaan,
pengecualian atau pembatasan yang dibuat
berdasarkan peran gender yang dikonstruksi secara
sosial yang mencegah seseorang untuk menikmati
HAM secara penuh.
DISKRIMINASI GENDER 23
BENTUK DISKRIMINASI GENDER
• Marginalisasi (peminggiran) ⇒
banyak terjadi dalam bidang
ekonomi.
• Subordinasi (penomorduaan)
• Stereotipe negatif (pelabelan/
pemberian cap negatif pada satu
kelompok atau individu)
• Beban ganda (double burden)
• Kekerasan terhadap perempuan
24
ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan
kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu adanya
kesenjangan antara kondisi yang dicita citakan dengan
kondisi sebenarnya
1. Kesehatan Ibu dan Anak
a. Ketidakmampuan perempuan dalam mengambil
keputusan (mis: kapan & di mana melahirkan?)
b. Sikap dan perilaku keluarga yg cenderung
mengutamakan laki-laki (mis: dlm pembagian
makanan).
c. Perempuan tetap dituntut bekerja.
25
ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
2. KB
a. K e s e r t a a n b e r - K B ( S a s a r a n n y a
perempuan)
b. Perempuan tdk mempunyai kekuatan
dalam menentukan kontrasepsi
26
ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
29
PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
30
• Laki-laki juga mempunyai masalah kespro.
• Perempuan rentan terhadap kekerasan
dalam rumah tangga (kekerasan domestik)
atau perlakuan kasar.
• Kespro lebih banyak dikaitkan dengan
urusan perempuan.
31
KESETARAAN GENDER & PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
32
Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap
perempuan & laki-laki.
Pemberdayaan perempuan dilakukan dalam hal:
1) pengambilan keputusan,
2) pemberdayaan secara ekonomi ⇒ memberi hak yang sama & setara
dengan laki-laki dalam hal pengambilan keputusan menyangkut
perekonomian,
3) pemberdayaan secara psikologis ⇒ perubahan cara berpikir,
4) pemberdayaan secara sosial budaya ⇒ laki-laki & perempuan bersama-
sama membicarakan persoalan ekonomi, sosial, dll,
5) pemberdayaan secara politik ⇒ peningkatan kapasitas perempuan dalam
hal pengambilan keputusan dan kepemimpinan.
33
PERAN LAKI-LAKI DALAM
KESEHATAN REPRODUKSI
35
PENGARUSUTAMAAN GENDER
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) merupakan
strategi untuk mengurangi kesenjangan gender dan mencapai
kesetaraan gender dengan cara menggunakan perspektif
gender dalam proses pembangunan.
36
DASAR HUKUM MENDUKUNG KESETARAAN
PEREMPUAN DAN LAKI DALAM PEMBANGUNAN
• UU No. 7 tahun 1984 tentang ratifikasi
CEDAW (Convention on The Elimination
Of All Forms Of Diskrimination Against
Women)
• Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000
tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
• Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN
2010-2014
• Permendagri No. 67 tahun 2010 tentang
Pedoman Implementasi PUG di Daerah
37
DIMENSI KESETARAAN
38
DIMENSI KESETARAAN
• World Conference On Women Beijing pada tahun 1995
menyepakati berbagai komitmen operasional tentang PUG
“Mainstreaming a gender perspective is the process of
assessing the implications for women and men of any
planned action, including legislation, policies or programmes,
in all areas and at all levels. It is a strategy for making
women's as well as men's concerns and experiences an
integral dimension of the design, implementation, monitoring
and evaluation of policies and programmes in all political,
economic and societal spheres so that women and men
benefit equally and inequality is not perpetuated. The ultimate
goal is to achieve gender equality”…perbaikan status dan
peranan perempuan dalam pembangunan yang dimulai dari
perumusan kebijakan, pelaksanaan, sampai dengan
menikmati hasil-hasil pembangunan (Beijing Platform for
Action).
39
DIMENSI KESETARAAN
Wujud Kesetaraan dan Keadilan
Gender dalam masyarakat dan
pemerintahan:
• Akses: Kesempatan yang sama bagi
perempuan dan laki-laki pada sumber
daya pembangunan. Contoh:
memberikan kesempatan yang sama
memperoleh informasi pendidikan dan
kesempatan untuk meningkatkan karir
bagi PNS laki-laki dan perempuan
40
DIMENSI KESETARAAN
• Partisipasi: Perempuan dan laki-laki
berpartisipasi yang sama dalam proses
pengambilan keputusan. Contoh:
memberikan peluang yang sama antara
laki-laki dan perempuan untuk ikut serta
dalam menentukan pilihan pendidikan
di dalam rumah tangga; melibatkan
calon pejabat struktural baik dari
pegawai laki-laki maupun perempuan
yang berkompetensi dan memenuhi
syarat ”Fit an Proper Test” secara
obyektif dan transparan.
41
DIMENSI KESETARAAN
• Kontrol: perempuan dan laki-laki
mempunyai kekuasaan yang sama pada
sumber daya pembangunan. Contoh:
memberikan kesempatan yang sama
bagi PNS laki-laki dan perempuan dalam
penguasaan terhadap sumber daya
(misalnya: sumberdaya materi maupun
non materi daerah) dan mempunyai
kontrol yang mandiri dalam menentukan
apakah PNS mau meningkatkan jabatan
struktural menuju jenjang yang lebih
tinggi.
42
DIMENSI KESETARAAN
• Manfaat: pembangunan harus
mempunyai manfaat yang sama
bagi perempuan dan laki-laki.
Contoh: Program pendidikan dan
latihan (Diklat) harus memberikan
manfaat yang sama bagi PNS laki-
laki dan perempuan.
43
• Istiarti, Tinuk, Djoko Nugroho, dan Sri Winarni. 2012.
Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
• Nurianti, Irma. Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif
Gender. Diakses dari http://elearning.medistra.ac.id/
pluginfile.php/375/mod_resource/content/2/10%5B1%
5D.%20SEKS%20DAN%20GENDER.pdf,
tanggal 15 Maret 2017.
44