PENDAHULUAN
penyakit
polio
ini
dapat
menyerang
semua
umur.(http://
www.Litbang.Depkes.go.id).
Penyakit polio adalah penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus.Agen
pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV) masuk ke tubuh
melalui mulut, menginfeksi saluran usus.Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke system saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kelumpuhan (QQ
Scarlet, 2008).
Polio sudah dikenal sejak zaman prasejarah.Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir
kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan
tongkat.Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi
pincang seumur hidupnya.
Polio termasuk penyakit menular melalui kontak antarmanusia, dapat menyebar
luas secara diam-diam karena sebagian tidak tahu kalau mereka sendiri sedang
terjangkit.Dalam World Health Assembly 1998, yang diikuti sebagian besar Negara di
dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan eradikasi polio (Erapo) tahun 2000.Artinya
dunia bebas polio pada 2000. Dalam rangka mengeliminasi polio, Depkes pada tahun
1995, 1996 dan 1997 mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional dengan mewajibkan
anak memperoleh oral polio vaccine/OPV. Polio menyerang tanpa mengenal usia,
1
namun penyakit ini lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 sampai 5
tahun (Suharjo, 2010).
Penyakit polio dapat menyerang semua kelompok umur, namun kelompok umur
yang paling rentan adalah 1-15 tahun dari semua kasus polio ( Surya, 2007 ). Penelitian
Soemiatno dalam Apriyatmoko (1999) menyebutkan bahwa 33,3 % dari kasus polio
adalah anak-anak di bawah 5 tahun. Infeksi oleh golongan enterovirus lebih banyak
terjadi pada laki-laki daripada wanita dengan perbandingan 1,5-2,5 : 1. Risiko
kelumpuhan meningkat pada usia yang lebih tinggi,terutama bila menyerang individu
lebih dari 15 tahun (Sardjito,1997). WHO memperkirakan adanya 140.000 kasus baru
dari kelumpuhan yang diakibatkan oleh poliomyelitis sejak tahun 1992 dengan jumlah
keseluruhan penderita anak yang menderita lumpuh akibat polio diperkirakan 10 sampai
20 juta orang.
Pada saat ini terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu OVP ( Oral Polio Vaccine) dan
IPV (Inactivted Polio Vaccine). Namun kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya vaksin inilah yang menjadikan penyakit polio menjadi penyakit endemik di
beberapa negara. Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan mampu menjawab
berbagai
pertanyaan
yang
muncul
di
masyarakat
tentang
polio
beserta
penanggulangannya.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan memberikan asuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Polio
Poliomielitis atau polio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus
polio, yang termasuk dalam kelompok enterovirus, famili Picornavirus (Cahyono,2010).
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide
dan larutan klor. Suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus tetapi dalam keadaan
beku masa hidupnya dapat bertahun-tahun.
Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh
melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
tinja penderita dan bisa juga dari air liur penderita. Selanjutnya virus menginfeksi usus
kemudian memasukialiran darah dan mengalir ke sistem saraf pusatyang menyebabkan
melemahnya otot dan kadang-kadang menyebabkan kelumpuhan.
Dalam World Health Assembly 1998, yang diikuti sebagian besar negara di dunia,
dibuatkesepakatanuntukmelakukan eradikasi polio (Erapo) tahun 2000. Artinya dunia
bebas polio pada tahun 2000. Dalam rangka meneliminasi polio pada tahun 2000. Dalam
rangka mengeliminasi polio, Depkes, pada tahun 1995, 1996, dan 1997 mencanangkan
Pekan
Imunisasi
Nasional,dengan
mewajibkan
anak
memperoleh
oral
polio
vaccine/OPV. Polio menyerang tanpa mengenal usia, namun penyakit ini lima puluh
persen kasus terjadi pada anak berusia 3 hingga 5 tahun.
(Widoyono, 2011).
Virus poliomyelitis tergolong dalam enterovirus yang filtrabel. Dapat diidolasi 3
strain virus tersebut yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (lansing), dan tipe 3 (Leon). Infeksi
dapat terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut, yaitu dapat dibuktikan dengan
ditemukannya 3 macam zat anti dalam serum seorang penderita. Epidemi yang luas dan
ganas biasanya disebabkan oleh virus tipe 1, epidemi yang ringan oleh tipe 3 sedangkan
tipe 2 kadang-kadang menyebabkan kasus yang sporadik (Ngastiyah,1997).
Virus ini dapat hidup dalam air untuk berbulan-bulan dan bertahun-tahun dalam
deep freeze. Dapat tahan terhadap banyak bahan kimia termasuk sulfonamida,
antibiotika (streptomisin, penisilin, kloromisetin), eter, fenol dan gliserin. Virus dapat
dimusnahkan dengan cara pengeringan atau dengan pemberian zat oksidator yang kuat
seperti peroksida atau kalium permanganat. Reservoir alamiah satu-satunya ialah
manusia, walaupun virus juga terdapat pada sampah atau lalat. Masa inkubasi biasanya
anatara 7-10 hari, tetapi kadang-kadang terdapat kasus dengan inkubasi antara 3-35 hari
(Ngastiyah,1997).
Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat
menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam
hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi
pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama
berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
Polio menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam
karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala
sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit.
Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan
atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan
keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan
virus. Virus polio adalah virus yang termasuk dalam famili Picornaviridae dan
merupakan penyebab penyakit poliomielitis. Virus ini memiliki diameter ~30 nm, tahan
pada keadaan asam (pH 3 atau lebih rendah), dan berbentuk ekosahedral. Virion
(partikel penyusun) virus polio terdiri dari empat protein kapsid yang berbeda, disebut
VP1, VP2, VP3, dan VP4. Genom (materi genetik) dari virus polio terdiri dari RNA
utas tunggal positif (+) yang berukuran 7441 nukleotida. Virus polio diklasifikasikan
menjadi tiga golongan berdasarkan sifat antigenik dari struktur protein penyusunnya.
Virus ini menyebar melalui kontaminasi tinja pada makanan ataupun pasokan air.
Untuk bereplikasi, genom virus akan masuk ke dalam sel inang melalui endositosis
sementara partikel virus lainnya dibuang. Reseptor untuk pengikatan virus ini terletak
pada epitelium usus manusia. Apabila virus ini telah berhasil menginfeksi usus maka
dapat terjadi kerusakan jaringan dan mengakibatkan diare.
klinisnya
berupa
panas
dan
jarang
melibihi
39,5
derajat
C,sakit
Gejala klinis:hamper sama dengan poliomyelitis abortif,gejala ini timbul beberapa hari
kadang-kadang diikuti masa penyembuhan sementara untuk kemudian masuk dalam
fase kedua dengan demam,nyeri otot.khas dari bentuk ini adalah adanya nyeri dan kaku
otot belakang leher,tulang tubuh dan anggota gerak.Dan gejala ini berlangsung dari 210 hari.
d).Poliomyelitis paralitik
Gejala klinisnya sama seperti poliomyelitis non paralitik.Awalnya berupa gejala abortif
diikuti dengan membaiknya keadaan selama 1-7 hari.kemudian disusun dengan
timbulnya gejala lebih berat disertai dengan tanda-tanda gangguan saraf yang terjadi
pada ekstremitas inferior yang terdapat pada femoris,tibialis anterior,peronius.
Sedangkan pada ekstermitas atas biasanya pada biseps dan triseps.
Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
1. Bentuk spinal,dapat mengenai otot leher,toraks abdomen,diafragma,dan
ekstremitasan
2. Bentuk bulbar,dapat mengenai satu atau lebih saraf cranial,gangguan pusat
pernafasan, termoregulator,dan sirkulasi
a) Saraf otak yang terkena :
1) Bagian atas (N.III N.VII) dan biasanya dapat sembuh.
2) Bagian bawah (N.IX N.XIII ) : pasase ludah di faring terganggu
sehingga terjadi pengumpulan air liur,mucus dan dapat menyebabkan
penyumbatan saluran nafas sehingga penderita memerlukan ventilator.
b) Gangguan pusat pernafasan dimana irama nafas menjadi tak teratur bahkan
dapat terjadi gagal nafas.
c) Gangguan sirkulasi dapat berupa hipertensi,kegagalan sirkulasi perifer atau
hipotensi
d) Gangguan termoregulator yang kadang-kadang terjadi hiperpireksia.
3. Bentuk bulbospinal yang merupakan gejala campuran antara bentukspinal dan
bentuk bulbur.dan gejalanya berupa : kadang ensepalitik,di sertai dengan
delirium,kesadaran menurun,tremor dan kejang.
6
2.4 Patofisiologi
Poliomyelitis dahulu merupakan penyebab utama ketidakmampuan kronis,
tetapi sejak penggunaan vaksin polio secara rutin, infeksi virus ini sekarang menjadi
jarang. Enterovirus lain, seperti virus Koksackic dan ECHO, atau virus vaksin polio
hidup, dapat juga menyebabkan infeksi akut neuron motorik dengan gejala dan tanda
yang sama dengan poliomielitis, meskipun biasanya ringan. Uji serologis untuk
antibodi tertentu dan biakan virus cairan serebrospinal adalah diagnostik.
Polio disebabkan karena Virus Polio : Family Pecornavirus, Genus virus:
Brunhilde, Lansing, dan Leon. Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan
pengeringan atau oksidan dengan masa inkubasi : 7-10-35 hari
Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan tenggorokan) atau
tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia
melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari
mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio
yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu,
oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat
lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap
formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan
beku dapat bertahan bertahun-tahun. Ketahanan virus di tanah dan air sangat
bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama
pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber
penularan.
Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari
penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau
mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.Virus
polio masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak di dalam tenggorokan dan
saluran pencernaan,diserap dan disebarkan melalui system pembuluh getah bening.
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis ).
2.5 Penatalaksanaan
2.5.1 Upaya Pencegahan
Cara pencegahan yang utama adalah dengan memberikan imunisasii polio,
meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan keluarga, serta kebersihan alat dan
bahan makanan serta minuman.
Ada beberapa langkah upaya pencegahan penyakit polio ini, di antaranya:
1. Eradikasi Polio
Dalam World Health Assembly tahun 1988 yang diikuti oleh sebagian
besar negara di seluruh penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan
Eradikasi Polio (ERAPO) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000.
Program ERAPO yang pertama dilakukan adalah dengan
melakukan
4. Mopping Up
Artinya tindakan vaksinasi massal terhadap anak usia di bawah 5 tahun
di daerah ditemukannya penderita polio tanpa melihat status imunisasi polio
sebelumnya.
Tampaknya di era globalisasi di mana mobilitas penduduk antarnegara
sangat tinggi dan cepat muncul kesulitan dalam mengendalikan penyebaran virus
ini. Selain pencegahan dengan vaksinasi polio, tentu harus disertai dengan
peningkatan sanitasi lingkungan dan sanitasi perorangan. Penggunaan jamban
8
kelumpuhan
2. Menjaga agar kelainan tidak menjadi parah.
Diantara kebutuhan
adalah :
a. Mengurangi kondisi kontraktur sendi, melenturkan urat yang kaku maupun
memendek, mengatasi otot fleksid, meningkatkan ruang gerak sendi, melatih
fungsi koordinasi dan lain-lain melalui berbagai bentuk terapi.
b. Pemberian alat bantu khusus sesuai kebutuhan seperti brace pendek, brace
c.
d.
e.
f.
g.
mencegah penyakit polio adalah dengan selalu melakukan cuci tangan bila akan
melakukan sesuatu pekerjaan seperti makan juga memperhatikan personal
hygiene dan cuci tangan yang baik.
2.5.2
Pengobatan
Seorang penderita polio akan sulit diobati. Salah satu pengobatannya adalah
dengan pemberian imunisasi sejak balita.Penderita polio dapat menular melalui
air liur / feses. Virus polio dapat tahan dengan alkohol dan lisol, tetapi peka
terhadap fermoldehida dan larutan klorin. Suhu yg tinggi dapat mematikan virus
tersebut. Namun,suhu yg rendah dapat membuat virus ini bertahan hingga
bertahun-tahun. Pemberian imunisasi polio saat balita sangat membantu
9
2.9 Prognosis
Prognosis polio bergantung pada derajat penyakitnya. Pada polio ringan dan
sedang, kebanyakan pasien sembuh sempurna dalam jangka waktu singkat. Penderita
polio spinal 50% akan sembuh sempurna, 25% mengalami disabilitas ringan, 25%
disabilitas serius dan permanen. Sebanyak 1% penderita polio berat akan mengalami
kematian.
interval 4-6 minggu. Vaksinasi polio merupakan vaksinasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak minggu.
2.11 Indikasi
Indikasi pemberian vaksinasi polio adalah remaja dan dewasa yang belum
pernah imunisasi polio, orang tua yang anaknya diimunisasi polio.
Penyakit ini dapat terjadi karena kelalaian ataupun belum mendapat imunisasi
polio yang berakibat daya tahan tubuh untuk manghadapi poliovirus (PV) menjadi
sangat lemah. Oleh sebab itu, pemberian vaksin polio pada bayi dan anak-anak sangat
12
13
Vaksin polio oral diberikan pada bayi baru lahir kemudian dilanjutkan dengan
imunisasi dasar. Untuk imunisasi dasar. Untuk imunisasi dasar, diberikan pada umur
2,4, dan 6 bulan. Pada PIN (Pekan Imunisasi Nasional) semua balita harus mendapat
imunisasi tanpa memandang status imunisasi kecuali pada penyakit dengan daya tahan
tubuh menurun (imunokompromais). Bila pemberiannya terlambat, jangan mengulang
pemberiannya dari awal tetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi sesuai dengan jadwal.
Imunisasi polio pada remaja dan dewasa diberikan pada yang belum pernah imunisasi
dan pekerjaan kontak dengan penderita polio. Bagi ibu yang anaknya diberikan OVP,
diberikan 2 tetes dengan jadwal seperti imunisasi dasar. Pemberian air susu ibu tidak
berpengaruh terhadap respon pembentukan daya tahan tubuh terhadap polio, sehingga
saat pemberian vaksin, anak tetap bisa minum ASI.
Imunisasi polio ulangan (penguat) diberikan saat masuk sekolah (5-6 tahun) dan
dosis berikutnya diberikan pada usia 15-19 tahun. Sejak tahun 2007, semua calon
jemaah haji dan umroh dibawah 15 tahun harus mendapatkan 2 tetes OPV.
14
1. Cucitangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada ibu bayi
3. Persiapkan perlengkapan imunisasi
4. Ambil vaksin polio dalam termoses
5. Atur posisi bayi dengan cara menelentangkan bayi diatas pangkuan ibu / ditempat
tidur
6. Teteskan vaksin kemulut (pipet tidak boleh menyentuh mulut) sesuai dosis yang
dianjurkan yaitu 2 tetes.
7. Cuci tangan
8. Amati dancatat reaksi yang terjadi
9. Pendokumentasian
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Anak L usia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke RS. Ibu pasien menyatakanbahwa
anaknya menagalami demam, muntah-muntah, sakit kepala, lesu, dan terjadi kram pada
otot leher, punggung, otot terasa lembek jika disentuh, ini sejak tiga hari yang lalu. Ibu
pasien merasa cemas karena anaknya belum pernah mendapatkan vaksin polio sejak
kecil. Setelah dikaji pasien mengalami kelumpuhan batang tubuh, ekstremitas bawah,
dada, dan perut, kelemahan saraf facialis, trigeminal, auditorial, dan glasofaringeal
mengalami gangguan. TD: 80/60 mmhg, N: 60 x/menit, S: 39oC, RR: 17 x/menit.
Pengkajian
1. Identias Klien
Nama
: An. L
Umur
: 3 tahun
Suku/ Bangsa
: Jawa/ Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:-
Alamat
: Gresik
2. Penanggung Jawab
Nama/ Usia
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: Tn. H/ 36 tahun
: Islam
: SMA
: Wiraswasta
: Gresik
: composmentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : TD: 80/60 mmhg
RR
: RR: 17 x/m
Suhu
: 39C
Nadi
: 60 x/m
Berat Badan
6,3
kg
Tinggi Badan
100
cm
Lingkar Kepala : 50 cm
B1 ( Breathing )
-
B2 ( Blood ) : Normal
B3 ( brain ) : Nyeri kepala
Tanda tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk
: positif
Kernig Sign
: ada
Refleks Brudzinski
: ada
Data lain
:-
Kekutan otot : 4
Turgor : baik
Refleks
18
Sensori
8. Pengkajian Psikososial
Pasien terus menangis dan kurang kooperatif. Ayah dan ibu pasien tampak cemas dan
bingung tentang kondisi anak mereka.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan sampel fesesditemukan adanya Poliovirus. Pada pemeriksaan
serumditemukan adanya peningkatan antibodi.
Etiologi
Virus masuk ke dalam tubuh
Virus Menyerang batang
kebutuhan tubuh
otak
menelan
Mual muntah
anaknya demam
Infeksi
Inflamasi
Suhu : 39o C
Masalah Keperawatan
Nutrisi kurang dari
Hipertermi
TD : 80/60 mmHg
Nadi : 60 x/m
RR : 17 x/m
19
Infeksi
Gangguan syaraf
disentuh
DO : kekuatan otot
esktermitas atas kanan/kiri
4/4, kekuatan otot ekstermitas
bawah kanan/kiri 0/0
pasien mengalami
kelumpuhan batang tubuh,
ekstremitas bawah, dada, dan
perut, kelemahan saraf
facialis, trigeminal, auditorial,
dan glasofaringeal mengalami
gangguan
DS: ibu pasien
mengunggkapkan cemas
karena anaknya sejak kecil
Polio
Anak mengalami
kelumpuhan dan gangguan
pada tubuhnya
Kurang informasi
Ansietas pada keluarga
3.3 Diagnosa
1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah
2. Hipertermi b/d proses infeksi
3. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis
4. Kecemasan pada keluarga b/d kondisi penyakit
3.4 Intervensi
20
1. Dx 1 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan
muntah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam kebutuhan nutrisi tercukupi.
Kriteria Hasil :
a. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan
b. Jumlah Hb normal (anak-anak = 11-13 gr/dl) dan albumin normal (3.5-5gr/dl)
c. Klien tampak segar, terdapat lipatan lemak dibawah kulit
d. Nafsu makan klien meningkat, porsi makan habis
Intervensi Keperawatan :
No
.
1.
Intervensi
Mandiri :
Buat perencanaan makan
dengan anak yang masuk
Rasional
Untuk memantau
dan mengetahui
pola makan anak
suhu makanan.
Dukung anggota keluarga
Menambah
masukan dan
merangsang anak
untuk makan
3.
lebih banyak
Mencukupi
adekuat
masukan
sehingga output
dan intake
4.
seimbang
Sehingga
mempermudah
proses
pencernaan
21
5.
6.
Mengetahui
perkembangan
anak
protokol)
Kolaborasi :
Diskusikan dengan ahli gizi
Menentukan diet
yang tepat pada
anak
2.
3.
4.
Intervensi
Rasional
Mandiri :
Berikan kompres mandi hangat, hindari
Dapat membantu
penggunaan alcohol.
mengurangi demam.
Suhu 38,9-41,1
menunjukkan proses
penyakit infeksius
Mengetahui perkembangan
suhu anak
dini hipertermia
Pantau suhu lingkungan, batasi atau
mempertahankan suhu
mendekati normal
5.
Kolaborasi :
Berikan antipiretik misalnya ASA (Aspirin),
Digunakan untuk
Asetaminofen,Tylenol
mengurangi demam
dengan aksi sentral nya ke
hipotalamus
Intervensi
Rasional
.
1
Mandiri :
Tentukan
aktivitas
atau
Memberikan
informasi
untuk
mengembangkan
rencana
perawatan
bagi program
2.
rehabilitasi.
Untuk menurunkan tingkat
makan
lebih
mandiri,
serta
Agar
anak
menggunakan
dapat
pergerakan
4.
energi
penggunaan
berlebihan
dan
menambah
kelemahan.
5.
Evaluasi
melakukan
kemampuan
untuk Latihan
berjalan
aman
dapat
keamanan
6.
7.
Kolaborasi :
atau
kelenturan
otot
serta
kekakuanpada persendian.
Pasien mampu memahami
polio
gerak
9.
imunitas anak
Intervensi
.
1.
Rasional
Mandiri :
Ajarkan anak tentang penggunaan
Relaksasi
teknik relaksasi.
mengurangi kecemasan.
2.
Beradaptasi
untuk
dengan persepsi
beradaptasi
dengan
stressor
atau
mengurangi
ancaman
menghambat
yang
pemenuhan
ansietas
yang
berlebihan
keluarga
mampu
terjadinya
dapat
tergantung
5.
Sediakan
informasi
yang
akurat Informasi
yang
ansietas
periode
yang
diperpanjang.
6.
Kolaborasi :
Memotivasi anak atau keluarga untuk Anak
ikut
serta
dalam
perencanaan perawatan
terlibat
dalam
dirinya
sendiri.
sekarang dapat
mengurangi kecemasan
dan dapat memberikan
umpan positif untuk
perawatan selanjutnya.
3.5 Evaluasi
1. Kebutuhan nutrisi px terpenuhi
2. Suhu tubuh px dalam batas normal (suhu normal 36,7o C - 37,6o C)
3. Keterbatasan pergerakan/gerak pada px teratasi
4. Kecemasan px berkurang
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Poliomielitis atau polio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus
polio,
yang
termasuk
dalam
kelompok
enterovirus,
famili
Picornavirus
terkontaminasi tinja penderita dan bisa juga dari air liur penderita. Selanjutnya virus
menginfeksi usus kemudian memasukialiran darah dan mengalir ke sistem saraf
pusatyang menyebabkan melemahnya otot dan kadang-kadang menyebabkan
kelumpuhan.Virus poliomyelitis tergolong dalam enterovirus yang filtrabel. Dapat
diidolasi 3 strain virus tersebut yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (lansing), dan tipe 3
(Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut. Cara pencegahan yang
utama adalah dengan memberikan imunisasii polio, meningkatkan kebersihan diri dan
lingkungan keluarga, serta kebersihan alat dan bahan makanan serta minuman.
4.2 Saran
Dengan membaca makalah mengenai vaksinasi polio,diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembelajaran mahasiswa supaya lebih mengenalmengenai penyakit
polio,dan cara perawatannyaserta vaksinasinya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahern, Nancy R dan Wilkinson, Judith M.2012.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9.Jakarta : EGC
Arvin. Behrman Kliegman. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 3. Jakarta :
EGC
Cahyono, Suharjo B. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta:
Penerbit KANISIUS
Center for Disease Control and Prevention. 2006.Epidemiology and Prevention of VaccinePreventable Disease 9th edition. Edited by : Atkinson W, hamborsly J, Mclntyre L,
Wolfe S. Washington, DC. Public Health Foundation
Dewanto, George dkk.. 2009. Panduan Praktik dan tata laksana penyakit saraf. Jakarta: EGC
Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.
Doenges, Marilynn, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta : EGC
Dowdle W, van der Avoort H, de Gourville E, Delpeyroux F, Desphande J, Hovi T, Martin J,
Pallansch, Kew O, Wolff C. 2006. Containment of poliovirus after eradication and
OPV cessation : characterizing risks to improve management. Risk Analysis. 26:
1449 1469
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan,
hlm 56. Jakarta: EGC
Hidayat, AzizAlimul. 2008. Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak, hlm 13. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. BukuSakuPratikumKeperawatanAnak. Jakarta. EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. AsuhanNeonatusBayi&Balita. Jakarta. EGC
Howard RS. 2005. Poliomyelitis and the Postpolio syndrome. BMJ. 330:1314-1318
http:// www.Litbang.Depkes.go.id
MarkA.Graber, P. P. (1996). Buku Saku Dokter Keluarga University of Lowa. Ed 3.Jakarta:
EGC
28
(2011).
Penyakit
Tropis
29
badan lemas
Sakit kepala
Hipertermi
30
Paralisis
Melemahnya
Kromatoisis
otot
sel saraf
31