Anda di halaman 1dari 11

1.

LAPORAN BULANAN KIA/KB (LB 3 - KIA / KB)


A. IBU HAMIL
1. Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1) Akses adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan
tenaga kesehatan tanpa melihat umur kehamilan, baik di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas (Posyandu, Polindes, Kunjungan rumah, Rumah Sakit Pemerintah/ Swasta dan
praktek swasta di wilayah kerja puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Rumus perhitungan Cakupan K1 akses adalah :
Jumlah kunjungan baru ibu hamil (K1) akses
X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
2. Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1) Murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan
tenaga kesehatan pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu, baik di dalam maupun di luar
gedung Puskesmas (Posyandu, Polindes, Kunjungan rumah, Rumah Sakit dan praktek swasta
di wilayah kerja puskesmas) untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar
yang ditetapkan minimal (5T), yaitu:
Timbang Berat badan dan ukur tinggi badan;
ukur Tekanan Darah,
pemberian imunisasi Tetanus Toxoid,
ukur Tinggi Fundus Uteri,
Pemberian Tablet zat besi (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan.
Rumus perhitungan Cakupan K1 Murni adalah :
Jumlah kunjungan baru ibu hamil (K1) Murni
X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
3. Kunjungan ibu hamil (K4) adalah jumlah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan ke-4
(atau lebih) baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (Posyandu, Polindes, Kunjungan
rumah, Rumah Sakit dan praktek swasta di wilayah kerja puskesmas) untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang ditetapkan minimal (5T) dengan syarat :
minimal satu kali kontak pada triwulan I,
minimal satu kali kontak pada triwulan II,
minimal 2 kali kontak pada triwulan III.
Rumus perhitungan Cakupan K4 adalah :
Jumlah kunjungan ibu hamil keempat (K4)
X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
4. Penjaringan (deteksi risiko) :
a. Penjaringan (deteksi risiko) ibu hamil oleh tenaga kesehatan adalah ditemukannya
ibu hamil berisiko/ komplikasi oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) baik didalam
gedung maupun diluar gedung.
Rumus perhitungan Cakupan adalah :
Jumlah ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh Nakes
X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
b. Penjaringan (deteksi risiko) ibu hamil oleh masyarakat adalah ditemukannya ibu
hamil berisiko/ komplikasi oleh masyarakat dan bisa dinilai oleh masyarakat (kader, paraji).
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh dukun bayi/ kader ke X 100%
tenaga kesehatan

1
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun

Catatan : Ibu Hamil yang mengalami risiko tinggi/ komplikasi (Pedoman PWS-KIA th 2004)
Risiko tinggi/ komplikasi pada kehamilan meliputi :
Hb< 8 gr % ; Tekanan darah tinggi (sistole> 140 dan diastole > 90 mmHg);
Oedema yang nyata;
Eklampsia ( keracunan kehamilan) dengan gejala kejang-kejang, tekanan darah
tinggi, kesadaran menurun ;
perdarahan per vaginum;
ketuban pecah dini;
letak lintang pada umur kehamilan >32 mingu;
letak sungsang pada primigravida;
infeksi berat/sepsis;
persalinan prematur
kehamilan ganda;
janin yang besar;
penyakit kronis pada ibu seperti jantung, paru, ginjal, dll;
riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan
Catatan (Draf SPM 2007):
- Komplikasi kebidanan yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/ atau bayi
- Komplikasi dalam kehamilan :
a. Abortus
b. Hiperemesis gravidarum
c. Perdarahan per vaginam
d. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklamsia)
e. Kehamilan lewat waktu
f. Ketuban pecah dini
- Komplikasi dalam persalinan :
a. Kelainan letak/ presentasi janin
b. Partus macet/ distosia
c. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklamsia)
d. Perdarahan pasca persalinan
e. Infeksi berat/ sepsis
f. Kontraksi dini/ persalinan prematur
g. Kehamilan ganda
- Komplikasi dalam nifas :
a. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklamsia)
b. Infeksi nifas ;
c. Perdarahan nifas

5 . Penanganan Komplikasi Obstetri (Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani) adalah jumlah


ibu hamil, bersalin dan nifas dengan risiko tinggi/ komplikasi yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar ditingkat pelayanan kesehatan dasar dan rujukan (polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, RB, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK).
Rumus Cakupan perhitungan adalah :

2
Jumlah kasus komplikasi obstetri/kebidanan (bumil, bulin, nifas) yang
ditangani disarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan X 100%
Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
6. Ibu Hamil dengan komplikasi yang tertangani/ selamat adalah jumlah ibu hamil yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dapat ditangani/ dilayani di pelayanan dasar dan
rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, RB, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK) dan
selamat
Rumus Cakupan p erhitungan adalah :
Jumlah ibu hamil yg mengalami risiko tinggi/ komplikasi yg dilayani di
pelayanan dasar & rujukan dan selamat X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
7. Ibu Hamil dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah ibu hamil yang mengalami risiko
tinggi/ komplikasi dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah ibu hamil yg mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
8. Ibu hamil dengan komplikasi ditangani tetapi meninggal adalah jumlah ibu hamil yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan kemudian meninggal baik disarana pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan.

C. IBU BERSALIN DENGAN KOMPLIKASI OBSTETRI


1. Ibu bersalin dengan komplikasi yang tertangani/ selamat adalah jumlah ibu bersalin yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dapat ditangani/ dilayani di pelayanan dasar dan
rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, RB, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK) dan
selamat
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah ibu Bersalin yg mengalami risiko tinggi/ komplikasi yg
dilayani di pelayanan dasar & rujukan dan selamat X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
2. Ibu bersalin dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah ibu bersalin yang mengalami
risiko tinggi/komplikasi dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Rumus perhitungan adalah :
Jumlah ibu Bersalin yg mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun
3. Ibu bersalin dengan komplikasi ditangani tetapi meninggal adalah jumlah ibu bersalin
yang mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan kemudian meninggal baik disarana pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan.

D. IBU NIFAS DENGAN KOMPLIKASI OBSTETRI


1. Ibu nifas dengan komplikasi yang tertangani/ selamat adalah jumlah ibu nifas yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dapat ditangani/ dilayani di pelayanan dasar dan
rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, RB, RSIA/RSB,RSU, RSU PONEK) dan
selamat
Rumus perhitungan adalah :
Jumlah ibu Nifas yg mengalami risiko tinggi/ komplikasi yg dilayani di
pelayanan dasar & rujukan dan selamat X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun

3
2. Ibu nifas dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah ibu nifas yang mengalami risiko
tinggi/komplikasi dan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah ibu Nifas yg mengalami risiko tinggi/ komplikasi dan dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap X 100%
20% Jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun

3. Ibu nifas dengan komplikasi ditangani tetapi meninggal adalah jumlah ibu nifas yang
mengalami risiko tinggi/ komplikasi yang ditangani dan kemudian meninggal baik disarana
pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan.
4. Jumlah Persalinan berdasarkan Penolong Persalinan
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten yaitu : dr SpOG, dr umum dan
bidan.
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
X 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin dalam satu tahun
b. Pertolongan persalinan oleh dukun adalah pelayanan persalinan yang ditolong oleh
dukun paraji.
Rumus Cakupan perhitungan adalah :

Jumlah ibu bersalin ditolong oleh dukun paraji


X 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin dalam satu tahun
c. Pertolongan persalinan lain-lain adalah pelayanan persalinan yang ditolong selain oleh
tenaga kesehatan kompeten dan dukun.
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah ibu bersalin ditolong oleh selain tenaga kesehatan
kompeten dan dukun X 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin dalam satu tahun

5. Jumlah Persalinan Berdasarkan Tempat Persalinan.


a. Jumlah Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan adalah jumlah persalinan yang
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti polindes/ poskesdes, pustu, puskesmas,
rumah bersalin/klinik bersalin, Bidan Praktek Swasta, Rumah Sakit.
b. Jumlah Persalinan di rumah adalah jumlah persalinan yang dilakukan rumah pasien.
c. Jumlah Persalinan di tempat lain-lain adalah jumlah persalinan yang terjadi selain di
fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah pasien (seperti di perjalanan dan lain-lain).
6. Kunjungan nifas (KF 1) adalah pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7 hari.

4
7. Kunjungan Ibu Nifas (KF Lengkap) adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan yang
berkompeten minimal 3 kali sesuai jadwal untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan ibu nifas, baik didalam maupun diluar gedung puskesmas (termasuk bidan
desa/polindes dan kunjungan rumah), termasuk pemberian vitamin A 2 kali dan persiapan KB
pasca persalinan, dengan ketentuan :
a. Kunjungan nifas (KF 1) pada masa 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7 hari.
b. Kunjungan nifas (KF 2) dalam waktu 2 minggu (8-14 hari) setelah persalinan.
c. Kunjungan nifas (KF 3) dalam waktu 6 minggu (35-42) hari setelah persalinan
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah pelayanan ibu nifas oleh tenaga kesehatan minimal 3
kali sesuai jadwal X 100%
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin dalam satu tahun
8. Jumlah kematian ibu maternal adalah Jumlah kematian ibu yang disebabkan oleh
penyebab langsung pada kehamilan, persalinan dan nifas (perdarahan, eklamsia, infeksi)
maupun tidak langsung seperti penyakit asma, penyakit jantung, dll.
a. Kematian ibu maternal karena pendarahan : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh pendarahan baik antepartum, intrapartum
maupun postpartum.
b. Kematian ibu maternal karena partus lama : Jumlah kematian ibu pada persalinan
kala II yang disebabkan karena penanganan yang tidak adekuat.
c. Kematian ibu maternal karena infeksi : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh infeksi
d. Kematian ibu maternal karena eklamsia : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh eklamsia
e. Kematian ibu maternal karena abortus : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh abortus.
f. Kematian ibu maternal karena lain-lain : Jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang disebabkan oleh keadaan maupun penyakit lainnya

D. NEONATAL, BAYI DAN ANAK BALITA


1. Kelahiran Bayi adalah jumlah semua kelahiran bayi di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu
a. BB Bayi lahir < 2.500 gram adalah jumlah bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram
b. BB Bayi lahir 2.500 gram adalah jumlah bayi yang dilahirkan dengan berat badan
lebih dari atau sama dengan 2.500 gram
2. Bayi Lahir hidup : Jumlah bayi lahir hidup baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
(termasuk bidan di desa, polindes, di rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB, Bidan
Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas)
3. Bayi Lahir Mati adalah jumlah bayi yang pada waktu dilahirkan sudah dalam keadaan mati atau
tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan (tidak terdengar detik jantung, tidak teraba denyut tali
pusat, tidak bernafas atau tidak ada gerakan).

5
4. Bayi Lahir Mati berdasarkan tempat persalinan
a. Jumlah Bayi Lahir Mati di rumah adalah bayi lahir mati yang persalinannya dilakukan di
rumah.
b. Jumlah Bayi Lahir Mati di pustu/ polindes adalah bayi lahir mati yang persalinannya
dilakukan di pustu/polindes
c. Jumlah Bayi Lahir Mati di Puskesmas adalah bayi lahir mati yang persalinannya
dilakukan di puskesmas
d. Jumlah Bayi Lahir Mati di RS/RB/BPS adalah bayi lahir mati yang persalinannya
dilakukan di RS/RB/BPS.
5. Kunjungan Neonatal hari ke 1 (KN1) adalah jumlah neonatus umur 24 jam 2 hari yang
kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
neonatal sesuai dengan standar, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas (termasuk
bidan di desa, Polindes, kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB, dan Bidan
Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas)
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
umur 24 jam 2 hari X 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi dalam satu tahun

6. Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap) adalah jumlah neonatal yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar 3 kali (KN1, KN2, KN3), dengan ketentuan :
a. Kunjungan neonatal hari ke-1 (KN 1) adalah jumlah neonatus umur 24 jam 2 hari
yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan neonatal sesuai dengan standar, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
(termasuk bidan di desa, Polindes, kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB,
dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas)
b. Kunjungan neonatal hari ke-3 (KN 2) adalah jumlah kunjungan neonatus umur 3-7 hari
yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan neonatal sesuai standar, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
(termasuk bidan di desa, Polindes, kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB,
dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas)
c. Kunjungan neonatal hari ke 8-28 (KN 3) adalah jumlah kunjungan neonatus umur 8-28
hari yang kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan
kesehatan neonatal sesuai standar, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas
(termasuk bidan di desa, Polindes, kunjungan rumah, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, RB,
dan Bidan Praktek Swasta di wilayah kerja puskesmas).
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah neonatus yang mendapatkan KN Lengkap
X 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi dalam satu tahun
7. Neonatal dengan komplikasi yang ditangani adalah jumlah neonatus dengan komplikasi
yang ditolong dan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter dan bidan) di sarana pelayanan
kesehatan dasar maupun di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah neonatus dengan komplikasi yang itangani dari satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu X 100%
Sasaran neonatus dgn komplikasi (15% dari jumlah bayi baru lahir)
Catatan : jika tidak diketahui jumlah bayi baru lahir maka sasaran neonatus dengan
komplikasi dapat dihitung dari CBR X jumlah penduduk (BPS kab/ kota)

6
8. Neonatal dengan komplikasi yang tertangani/ selamat adalah jumlah neonatus dengan
komplikasi yang dapat ditolong dan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter dan bidan) di
sarana pelayanan kesehatan dasar maupun di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan
selamat.
9. Neonatal dengan komplikasi yang dirujuk adalah jumlah neonatus dengan komplikasi yang
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
10. Neonatal dengan komplikasi yang meninggal adalah jumlah neonatus dengan komplikasi
yang ditangani dan kemudian meninggal baik di sarana pelayanan kesehatan dasar ataupun di
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
11. Kematian neonatal dini (0-7 hr) adalah jumlah kematian neonatus umur 0-7 hari, yang
disebabkan oleh komplikasi neonatus.
a. Kematian Neonatal karena BBLR adalah jumlah kematian neonatus umur 0-7 hari yang
disebabkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (< 2500 gr).
b. Kematian Neonatal karena Asphyxia adalah jumlah kematian neonatus 0-7 hari yang
disebabkan karena asphyxia (gangguan pernafasan).
c. Kematian Neonatal karena Tetanus Neonatorum adalah jumlah kematian neonatus umur 0-7
hari yang disebabkan karena penyakit tetanus neonatorum (kejang-kejang).
d. Kematian Neonatal karena infeksi adalah jumlah kematian neonatus umur 0-7 hari yang
disebabkan karena mengalami infeksi.
e. Kematian Neonatal karena masalah gangguan pemberian ASI adalah jumlah kematian
neonatus umur 0-7 hari yang disebabkan karena masalah gangguan pemberian ASI,
misalnya : tersedak, aspirasi pneumonia, dll
f. Kematian Neonatal karena masalah hematologi adalah jumlah kematian neonatus umur 0-7
hari yang disebabkan karena masalah hematologi, misalnya :kelainan rhesus, gangguan
pembekuan darah, dll
g. Kematian Neonatal karena lain-lain adalah jumlah kematian neonatus umur 0-7 hari yang
disebabkan selain penyebab diatas

12. Kematian Neonatal Lanjut (8-28 hr) adalah jumlah kematian neonatus umur 8-28 hari,
yang disebabkan oleh komplikasi neonatus.
a. Kematian Neonatal karena BBLR adalah jumlah kematian neonatus umur 8-28 hari yang
disebabkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (< 2500 gr).
b. Kematian Neonatal karena Pneumonia adalah jumlah kematian neonatus 8-28 hari yang
disebabkan karena pneumonia.
c. Kematian Neonatal karena Tetanus Neonatorum adalah jumlah kematian neonatus umur
8-28 hari yang disebabkan karena penyakit tetanus neonatorum (kejang-kejang).
d. Kematian Neonatal karena infeksi adalah jumlah kematian neonatus umur 8-28 hari yang
disebabkan karena mengalami infeksi.
e. Kematian Neonatal karena masalah gangguan pemberian ASI adalah jumlah kematian
neonatus umur 0-7 hari yang disebabkan karena masalah gangguan pemberian ASI,
misalnya : tersedak, aspirasi pneumonia, dll .
f. Kematian Neonatal karena masalah hematologi adalah jumlah kematian neonatus umur
0-7 hari yang disebabkan karena masalah hematologi, misalnya : kelainan rhesus,
gangguan pembekuan darah, dll
g. Kematian Neonatal karena lain-lain adalah Jumlah kematian neonatal umur 8-28 hari
yang disebabkan selain penyebab diatas tidak termasuk kecelakaan.

7
13. Kunjungan Bayi (29 hari 11 bulan) adalah jumlah kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan
yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar oleh dokter, bidan, perawat yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan minimal 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Pelayanan kesehatan bisa diberikan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, RB dan RS pemerintah/ swasta) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan
anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan & pemeriksaan oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan kesehatan :
Dalam keadaan sehat
Sudah diberi makanan pendamping ASI
Status imunisasi dasar lengkap
Gizi baik (BB sesuai umur, yaitu dalam warna hijau pada KMS tumbuh kembang)
Mengalami perkembangan sesuai dengan umurnya (SDIDTK)
Pemberian Vitamin A pada usia 6-12 bulan
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah bayi umur 1-12 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai
standar, minimal 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Sasaran bayi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
14. Kematian Bayi (29 hr-11 bln) adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari 11 bln
karena sebab-sebab sebagai berikut :
a. Kematian Bayi Karena Pneumonia adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari
11 bln karena Pneumonia
b. Kematian Bayi karena Diare adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari 11 bln
karena Diare.
c. Kematian Bayi karena Campak adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari 11
bln karena Campak
d. Kematian Bayi karena Tetanus adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari 11
bln karena tetanus
e. Kematian Bayi karena Kelainan Saluran Cerna adalah jumlah kematian bayi umur
antara 29 hari 11 bln karena kelainan saluran cerna, misalnya :atresia ani, obstruksi/
ileus paralitik
f. Kematian Bayi karena Kelainan Syaraf adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari
11 bln karena kelainan syaraf, misalnya : meningitis, encephalitis
g. Kematian Bayi karena lain-lain adalah jumlah kematian bayi umur antara 29 hari 11
bln yang disebabkan selain penyebab diatas tidak termasuk kecelakaan.
15. Kunjungan anak balita adalah jumlah kunjungan anak balita (12 bln - 59 bln) yang
memperoleh pemantauan pertumbuhan dan pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan
sesuai dengan standar baik di dalam gedung ataupun diluar gedung puskesmas. Pelayanan
yang berikan meliputi :
a. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak setiap bulan dan
tercatat dalam KMS/ Buku KIA
b. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik masar, motorik halus,
bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali/tahun (setiap 6 bulan)
c. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) 2 kali per tahun
Rumus Cakupan perhitungan adalah :
Jumlah anak balita (12 bln - 59 bln) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
Sasaran anak balita di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

8
E. KELUARGA BERENCANA
1. Peserta KB Akseptor Baru
a. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru dengan IUD adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD.
b. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru suntik adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan obat kontrasepsi suntik.
c. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru Pil adalah jumlah peserta KB baru yang menggunakan
obat kontrasepsi Pil.
d. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru Implant adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan alat kontrasepsi Implant.
e. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru dengan MOW adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan metode operasi wanita.
f. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru dengan MOP adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan metode operasi pria.
g. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru Kondom adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan alat kontrasepsi kondom.
h. Jumlah Peserta KB Akseptor Baru lain-lain adalah jumlah peserta KB baru yang
menggunakan metode selain cara KB di atas.
2. Peserta KB Akseptor Aktif
a. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif IUD adalah jumlah peserta KB yang hingga saat ini
masih menggunakan alat kontrasepsi IUD dan diperiksa serta dibina oleh tenaga
kesehatan.
b. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif suntik adalah jumlah peserta KB yang sampai saat ini
masih memakai alat kontrasepsi suntikan dan diperiksa serta dibina oleh tenaga
kesehatan
c. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif Pil adalah jumlah peserta KB yang sampai saat ini
masih memakai alat kontrasepsi pil dan diperiksa serta dibina oleh tenaga kesehatan
d. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif Implant adalah jumlah peserta KB yang sampai saat ini
masih memakai alat kontrasepsi implant dan diperiksa serta dibina oleh tenaga kesehatan.
e. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif MOW adalah jumlah peserta KB yang hingga saat ini
masih mempergunakan cara Metoda Operasi Wanita dan diperiksa serta dibina oleh
tenaga kesehatan.
f. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif MOP adalah jumlah peserta KB yang hingga saat ini
masih mempergunakan cara Metoda Operasi Pria dan diperiksa serta dibina oleh tenaga
kesehatan.
g. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif Kondom adalah jumlah peserta KB yang hingga saat ini
masih mempergunakan alat kontrasepsi kondom.
h. Jumlah Peserta KB Akseptor Aktif lain-lain adalah jumlah peserta KB yang hingga saat ini
masih mempergunakan alat kontrasepsi selain alat kontrasepsi di atas atau cara lain yang
dapat mencegah terjadinya konsepsi.
3. Peserta KB dengan efek samping
a. Peserta KB dengan efek samping IUD adalah jumlah akseptor yang mengalami keluhan
akibat pemakaian alat kontrasepsi IUD dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
b. Peserta KB dengan efek samping Suntik adalah jumlah akseptor yang mengalami keluhan
akibat pemakaian alat kontrasepsi Suntik dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
c. Peserta KB dengan efek samping Pil adalah jumlah akseptor yang mengalami keluhan
akibat pemakaian alat kontrasepsi Pil dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
d. Peserta KB dengan efek samping Implant adalah jumlah akseptor yang mengalami
keluhan akibat pemakaian alat kontrasepsi Implant dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
9
e. Peserta KB dengan efek samping MOW adalah jumlah akseptor yang mengalami keluhan
akibat kontrasepsi MOW dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
f. Peserta KB dengan efek samping MOP adalah jumlah akseptor yang mengalami keluhan
akibat kontrasepsi MOP dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
g. Peserta KB dengan efek samping Kondom adalah jumlah akseptor yang mengalami
keluhan akibat pemakaian alat kontrasepsi Kondom dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
h. Peserta KB dengan efek samping Metoda KB lain-lain adalah jumlah akseptor yang
mengalami keluhan akibat pemakain alat kontrasepsi selain alat kontrasepsi diatas dan
diperiksa oleh tenaga kesehatan
4. Peserta KB dengan Komplikasi
a. Peserta KB dengan komplikasi IUD adalah Jumlah akseptor yang
mengalami komplikasi akibat pemakaian alat /obat kontrasepsi dan diperiksa oleh tenaga
kesehatan
b. Peserta KB dengan komplikasi Suntik adalah Jumlah akseptor yang
mengalami komplikasi akibat pemakaian obat kontrasepsi dan diperiksa oleh tenaga
kesehatan
c. Peserta KB dengan komplikasi Pil adalah Jumlah akseptor yang
mengalami komplikasi akibat pemakaian obat kontrasepsi dan diperiksa oleh tenaga
kesehatan
d. Peserta KB dengan komplikasi Implant adalah Jumlah akseptor
yang mengalami komplikasi akibat pemakaian alat /obat kontrasepsi dan diperiksa oleh
tenaga kesehatan
e. Peserta KB dengan komplikasi MOW adalah Jumlah akseptor yang
mengalami komplikasi akibat tindakan kontrasepsi dan diperiksa oleh tenaga kesehatan
f. Peserta KB dengan komplikasi MOP adalah Jumlah akseptor yang mengalami komplikasi
akibat pemakaian tindakan kontrasepsi dan diperiksa oleh tenaga kesehatan
g. Peserta KB dengan komplikasi Kondom adalah Jumlah akseptor yang mengalami
komplikasi akibat pemakaian alat kontrasepsi dan diperiksa oleh tenaga kesehatan
h. Peserta KB dengan komplikasi Metoda KB lain-lain adalah Jumlah akseptor yang
mengalami komplikasi akibat pemakaian alat /obat kontrasepsi selain alat kontrasepsi
diatas dan diperiksa oleh tenaga kesehatan
5. Peserta KB dengan Kegagalan
a. Peserta KB dengan kegagalan IUD adalah jumlah akseptor yang masih memakai alat
kontrasepsi IUD tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
b. Peserta KB dengan kegagalan Suntik adalah jumlah akseptor yang masih memakai alat
kontrasepsi Suntik tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
c. Peserta KB dengan kegagalan Pil adalah jumlah akseptor yang masih memakai alat
kontrasepsi Pil tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
d. Peserta KB dengan kegagalan Implant adalah jumlah akseptor yang masih memakai alat
kontrasepsi Implant tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
e. Peserta KB dengan kegagalan MOW adalah jumlah akseptor dengan kontrasepsi MOW
tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
f. Peserta KB dengan kegagalan MOP adalah jumlah akseptor dengan kontrasepsi MOP
tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
g. Peserta KB dengan kegagalan Kondom adalah jumlah akseptor yang masih memakai alat
kontrasepsi Kondom tetapi terjadi kehamilan dan diperiksa oleh tenaga kesehatan.
h. Peserta KB dengan kegagalan metode kontrasepsi lain-lain adalah jumlah akseptor yang
masih memakai alat kontrasepsi metode lain selain cara diatas tetapi terjadi kehamilan dan
diperiksa oleh tenaga kesehatan.

10
2. LAPORAN BULANAN KEGIATAN PUSKESMAS (LB 4)
A. DATA SASARAN
1. Ibu hamil baru adalah Ibu hamil baru yang ditemukan bulan ini
2. Ibu Bersalin baru adalah Ibu Bersalin baru yang ditemukan bulan ini
3. Ibu nifas baru adalah Ibu nifas baru yang ditemukan bulan ini
4. Ibuu menyusui baru adalah Ibu menyusui baru yang ditemukan bulan ini
5. Neonatal baru adalah neonatal baru yang ditemukan pada bulan ini
6. Bayi < 1 tahun baru adalah bayi < 1 Thn yang ditemukan baru bulan ini
7. Bayi 6 bln baru adalah bayi 6 bln yang ditemukan baru bulan ini
8. Bayi 6 11 bln baru adalah bayi 6 -11 bln yang ditemukan baru bulan ini
9. Anak 12 23 bln baru adalah anak 12 -23 bln yang ditemukan baru bulan ini
10. Anak 24 59 bln baru adalah anak 24 69 bln yang ditemukan baru bulan ini
11. Balita 0 59 bln baru adalah balita 0 -59 bln yang ditemukan baru bulan ini
12. Anak balita 12 59 bln baru adalah anak balita 12 -59 bln yang ditemukan baru bulan
ini

11

Anda mungkin juga menyukai