Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN TUBERKULOSIS

DENGAN DIABETES MELITUS


HUBUNGAN TB DAN DM

Gangguan fungsi imun pada diabetes mellitus

DM penurunan sistem imun seluler penurunan limfosit


T dan netrofil + penurunan produksi TNF , IL-1 serta IL-6
Gangguan fungsi makrofag ROS, kemotaksis dan fagositik
menurun
Infeksi oleh basil tuberkel gangguan pada sitokin,
makrofag-monosit dan populasi sel T CD4/CD8
Glikosilasi non enzimatik gangguan fungsi mukosilier dan
neuropati otonom abnormalitas tonus basal jalan napas

reaktifitas bronkus dan bronkodilatasi


Tabel 1. Gangguan fungsi imun dan fisiologi paru penderita DM

Kelainan fungsi imunologi paru Disfungsi fisiologis paru pada DM


pada DM
Gangguan kemotaksis, perlengketan, Reaktifitas bronkial berkurang
fagositosis dan mikrobisida
polimorfonuklear
Penurunan monosit perifer dengan Penurunan elastic recoil dan volume
gangguan fagositosis paru
Buruknya fungsi transformasi sel blast Penurunan kapasitas difusi
menjadi limfosit
Cacat fungsi opsonisasi C3. Sumbatan mukus pada saluran napas
Penurunan respons ventilasi terhadap
hipoksemia

Koziel H, Koziel MJ. Pulmonary complication of diabetes mellitus. Infect Dis Clin
North Am.1995;9:65-96
HUBUNGAN TB DAN DM
Intoleransi glukosa pada tuberkulosis
Stress akut, demam, inaktifitas sekresi hormon
stres kadar gula darah
Kadar IL-1 dan TNF sekresi hormon anti
insulin
Kasus TB berat pankreatitis kronis dan kalsifikasi
defisiensi insulin absolut
Protein transporter asam lemak pada basil tuberkel
meningkatkan ambilan asam lemak rantai panjang
disregulasi homeostasis energi
DERAJAT KEPARAHAN TB-DM & HASIL
PENGOBATAN
DM beban awal mikobakteri tinggi waktu
konversi sputum lebih lama tingkat kekambuhan
Pasien TB-DM membutuhkan waktu lebih lama
untuk konversi sputum kecepatan konversi tidak
jauh berbeda, yaitu antara 2-3 bulan
TB DM : derajat keparahan penyakit yang lebih
buruk, lesi paru lebih banyak, dan perubahan paru yg
lebih besar saat penyembuhan
DM TB : kadar gula yang lebih tinggi,
kemungkinan besar untuk terjadi koma dan
mikroangiopati, gagal pengobatan dan kematian
PENATALAKSANAAN TB-DM
Interaksi OAT dengan OHO
Rifampicin inducer kuat enzim sitokrom
P450 hepar menurunkan kadar sulfonilurea
(gliklazid, gliburide, glipizide dan glimepirid)
dan biguanid

Monitoring kadar gula darah dan penyesuaian


dosis OHO
PENATALAKSANAAN TB-DM
Interaksi OAT dengan OHO
Isoniazid neuropati perifer yang dapat
memperburuk atau menyerupai neuropati diabetik

Suplemen vitamin B6 atau piridoksin selama


pengobatan TB - DM
DM gangguan farmakokinetik OAT
DM + BB yang tinggi + kadar glukosa darah
tinggi konsentrasi rifampin plasma
Nijland dkk. kadar rifampisin plasma 53%
lebih rendah pada pasien TB-DM
DM perubahan penyerapan obat oral,
penurunan ikatan protein dengan obat,
insufisiensi ginjal, perlemakan hati, gangguan
bersihan obat
Prinsip pengobatan TB-DM
1. Pengobatan tepat
2. DM dg kontrol glikemik buruk dirawat
3. Insulin kontrol gula darah
4. OHO DM ringan
5. Keseimbangan glikemik keberhasilan terapi OAT
(target GDP <120 mg% dan HbA1c <7%)
6. Monitoring ESO
7. Durasi OAT kontrol diabetes dan respon pasien
8. Penanganan komorbid, dan malnutrisi
Rasionalisasi pemberian insulin pada TB-
DM
1. Infeksi TB berat
2. Hilangnya jaringan dan fungsi pankreas pada TB
pankreas
3. Kebutuhan diet kalori dan protein yang tinggi serta
kebutuhan efek anabolik
4. Terdapat interaksi antara OHO dengan OAT
5. Terdapat penyakit hepar yang meyertai
menghambat penggunaan OHO
Penapisan
Penapisan DM pada pasien TB
Penapisan DM menyinkirkan kemungkinan
terjadinya komorbid DM
Anamnesis + fingerstick glucometer assay
metode penapisan sederhana dan ekonomis
Penapisan TB pada DM
Pemeriksaan medis teratur + foto toraks dua tahun
sekali
Usia > 40 tahun atau BB < 10% BB ideal
pemeriksaan lebih ketat
Kesimpulan
1. DM menyebabkan kerusakan pada fungsi imun dan
fisiologis paru meningkatkan risiko infeksi
maupun reaktifasi TB, memperpanjang konversi
sputum, meningkatkan risiko gagal pengobatan
2. TB GTG dan DM proses infeksi dan
kerusakan pankreas
3. Gambaran foto toraks TB-DM atipikal infiltrat
lebih luas, pada lobus bawah paru, kavitas multipel
dan efusi pleura
4. Interaksi antara OHO dan OAT insulin
5. Penapisan TB pada DM insidensi TB tinggi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai