LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Semangka
a. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman menurut Integrated Taxonomic Information
System (ITIS) semangka berikut:
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Viridaeplantae
Infrakingdom
: Streptophyta
Divisi
: Tracheophyta
Subdivisi
: Spermatophytina
Infradivisi
: Angiospermae
Kelas
: Magnoliopsida
Superordo
: Rosanae
Ordo
: Curcubitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Citrullus
Spesies
: Citrullus lanatus
(ITIS, 2014)
Sampel Semangka
Mineral
Kadar (mg/100g)
Kuning berbiji
Kalium
114,95832,7425
Natrium
1,58360,0303
Magnesium
9,29270,1591
Merah berbiji
Kalium
88,05231,0754
Natrium
0,79290,0543
Magnesium
8,57270,1222
Kalium
80,73822,8493
Natrium
0,99530,0910
Magnesium
8,11950,4650
Kalium
99,84022,4875
Natrium
1,03450,1704
Magnesium
9,87340,0780
d. Efek Farmakologis
Sitrulin dan arginin berperan dalam pembentukan urea di hati
dari amonia dan CO2 sehingga dapat meningkatkan keluarnya urin.
Kandungan kaliumnya cukup tinggi dan berperan sebagai diuretik
alami yang dapat membantu kerja jantung dan menurunkan tekanan
darah. Likopen merupakan antioksidan yang lebih unggul dari vitamin
C dan E. Asam folat mengurangi cacat pada bayi baru lahir dan
menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Biji kaya akan zat gizi
dengan kandungan minyak berwarna kuning (20-45%), protein (3040%), sitrulin, vitamin B12, dan enzim urease. Senyawa aktif
kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja ginjal dan
menjaga tekanan darah agar tetap normal (Dalimartha dan Adrian,
2013).
Secara farmakologi menunjukkan bahwa kandungan kalium pada
beberapa tanaman obat dapat memperlancar pengeluaran air seni, serta
2. Ginjal
a. Anatomi dan Fisiologi
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah
tua, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih
sebesar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125-175 gr
pada laki-laki dan 115-155 gr pada perempuan. Ginjal terletak di area
yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan
dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini merupakan organ retro
peritoneal dan terletak di antara otot-otot punggung dan peritoneum
rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar
adrenal di atasnya. Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan
ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan. Setiap ginjal diselubungi
tiga lapisan jaringan ikat, yaitu fasia renal, adalah pembungkus terluar.
Pembungkus ini mempertahankan ginjal pada struktur di sekitarnya
dan mempertahankan posisi organ. Lemak perirenal, adalah jaringan
adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini mempertahankan
posisi ginjal. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membran halus transparan
yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas
(Sloane, 2003).
10
11
Sedangkan
pada
tubulus
distal
terjadi
kembali
12
3. Diuretik
a. Definisi
Diuretik
adalah
obat
yang
dapat
menambah
kecepatan
(1) Tubuli
Proksimal
Penghambatan
reabsorbsi
Penghambatan
reabsorbsi
daerah
medula
13
menurun
(3) Duktus
Penghambatan
Koligentes
reabsorbsi
Penghambat
Tubuli Proksimal
Penghambatan
enzim
terhadap
reabsorbsi bikarbonat
karbonik
anhidrase
Tiazid
Hulu
Tubuli Penghambatan
Distal
terhadap
Diuretik
Hilir
Tubuli Penghambatan
hemat
kalium
jalan
kompetitif
atau
reabsorbsi
antagonisme
(spironolakton)
secara
langsung
Ansa
Kuat
bagian
pada
dengan
Henle Penghambatan
terhadap
tebal
4. Hidroklorotiazid
a. Farmakokinetik
Hidroklorotiazid
adalah
obat
diuretik
derivat
tiazid.
14
Obat ini terikat baik oleh sel darah merah. Obat ini terutama
terekskresi dalam urin dalam bentuk tidak berubah. Hidroklorotiazid
dapat melewati penghalang plasenta dan terdistribusi ke ASI
(Sweetman, 2009). Mula kerja hidroklorotiazid terjadi dalam 2 jam
setelah pemberian oral dengan kadar plasma tertinggi dicapai dalam 46 jam dan masa kerja 6-12 jam (Anderson et al., 2002).
b. Farmakodinamik
Efek farmakodinamik utama tiazid yaitu meningkatkan ekskresi
natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini
disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorbsi natrium dan
klorida pada tubulus contortus distal pars konvulata. Hidroklorotiazid
juga meningkatkan ekskresi ion K+, ion bikarbonat, Mg2+, phospate, dan
iodide, sedangkan ekskresi Ca2+ menurun (Anderson et al., 2002).
c. Indikasi dan Kontraindikasi
Tiazid digunakan untuk hipertensi, gagal jantung kongestif,
nefrolithiasis yang disebabkan hiperkalsuria idiopatik, dan diabetes
insipidus nefrogen (Katzung, 2005).
Penggunaan hidroklorotiazid ini tidak dianjurkan bagi orang
yang hamil, menyusui (laktasi), gagal ginjal, dan anuria, karena dapat
menyebabkan gangguan yang tidak diharapkan (Anderson et al., 2002).
d. Efek Samping
Pada pengobatan hipertensi, sebagian besar efek samping yang
paling lazim terjadi adalah deplesi kalium. Diuretik juga dapat
15
5. Ekstraksi
Ekstraksi ialah penarikan kandungan kimia yang dapat larut dalam
pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut. Hasil ekstraksi
nantinya dapat berupa sediaan ekstrak bentuk serbuk kering, kental,
maupun cair. Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zar berkhasiat
yang terdapat dalam simplisia bisa diperoleh dengan kadar yang tinggi
(Anief, 1997).
Pada penelitian ini dipilih metode ekstrasi dengan maserasi.
Maserasi
adalah
proses
pengekstrakan
simplisia
dengan
cara
16
polar
seperti
etanol,
metanol,
n-butanol,
aseton,
6. Hewan Percobaan
a. Klasifikasi Hewan
Klasifikasi hewan yang digunakan dalam percobaan menurut
ITIS (2014) sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Subkingdom
: Bilateria
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mammalia
Subkelas
: Theria
Infrakelas
: Eutheria
Ordo/Bangsa
: Rodentia
Subordo
: Myomorpha
Famili/Suku
: Muridae
Subfamili
: Murinae
17
Genus/Marga
: Rattus
Spesies/Jenis
: Rattus norvegicus
b. Karakteristik
Tikus relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas. Tikus
putih umumnya tenang dan mudah ditangani. Namun, bila
diperlakukan kasar, tikus menjadi galak dan sering menyerang si
pemegang. Kecenderungan tikus untuk berkumpul dengan sesamanya
tidak begitu besar. Aktivitasnya tidak terganggu oleh adanya manusia
di sekitarnya. Tidak seperti mencit, tikus tidak begitu bersifat
fotofobik. Suhu tubuh normal tikus 37,5 oC, laju respirasi normalnya
210 kali per menit (Harmita dan Radji, 2008).
Anatomis tikus pun mirip dengan manusia, namun yang
membedakan adalah tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi
yang tidak lazim di tempat esofagus bermuara ke dalam lubang, serta
tikus tidak memiliki kandung empedu (Mangkoewidjojo, 1988).
Tikus yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih
jantan. Tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang
lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi
dan kehamilan seperti pada tikus putih betina. Tikus putih jantan juga
mempunyai kecepatan metabolisme obat yang lebih cepat dan kondisi
biologis
tubuh
dan
lebih
stabil
dibanding
tikus
betina
18
19
B. Kerangka Pemikiran
Aquadest
Peningkatan
asupan cairan
Diuresis
(volume urin
meningkat)
Ekstrak semangka
kuning berbiji
HCT
Flavonoid
Kalium
Penghambatan
reabsorbsi Na+
dan Cl- di hulu
tubuli distal
Penghambatan
reabsorbsi air
dan natrium di
tubulus
Pertukaran
Na+ dan Cllebih aktif
Peningkatan
ekskresi Na+
dan Cl- di
tubulus distal
Reabsorbsi air
turun secara
osmotik
Reabsorbsi air
turun secara
osmotik
Diuresis
(volume urin
meningkat)
Keterangan:
: mengandung
: menyebabkan
Diuresis
(volume urin
meningkat)
20
C. Hipotesis
Ada efek diuresis ekstrak semangka kuning berbiji (Citrullus lanatus)
pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus).